Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN PRAKTIK KERJA INSTANSI

DI KLINIK ESENSIA
3 Juli s.d. 26 Agustus 2017
Laporan Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ulangan
Akhir Semester Gasal

Disusun oleh :
1. Ferina Nur Aini (2820/F)
2. Namira Sheilla Aprilia (2794/F)
3. Rida Yatul Ari Fadlina (2897/F)
4. Sekar Milinia Riyanti (2867/F)

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NUSAPUTERA 2
SEMARANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan pada :


hari :
tanggal :

Kepala Instansi Farmasi Klinik Esensia Pembimbing Prakerin

Ungsari Rizki Eka Purwanto, M.Sc., Apt. Novita Dwi Rahayu, S.Pd.
SIPA : 449.1/155/DPM-PTSP/SIPA/IV/2017

Mengetahui

Direktur Klinik Esensia Kepala SMK Nusaputera 2

dr. Yanuar Ardani, M.Kes. Linda Susilawati, S.Pd.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik
Kerja Instansi di Klinik Esensia pada tanggal 3 Juli s/d 26 Agustus 2017. Prakerin
ini dilaksanakan oleh siswa SMK Nusaputera 2 Semarang Kompetensi Keahlian
Farmasi sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Ulangan Akhir Semester
Gasal. Pelaksanaan Prakerin ini bertujuan untuk menerapkan dan membandingkan
teori yang telah kami peroleh selama belajar di sekolah dengan lapangan kerja
khususnya di Klinik Esensia. Prakerin ini dapat memberikan ilmu pengetahuan
dan pengalaman bagi kami dalam mengelola dan mempelajari pelayanan
kefarmasian di klinik. Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang
diperoleh selama melakukan Praktik Kerja Instansi, serta data-data dan keterangan
dari pembimbing.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Linda Susilawati, S.Pd. selaku kepala sekolah SMK Nusaputera 2 yang
telah mendukung pelaksanaan program Praktik Kerja Instansi ini.
2. dr. Yanuar Ardani dan dr. Ingga Ifada selaku pemilik Klinik Esensia yang
telah menyediakan sarana dan tempat untuk kami Praktik Kerja Instansi.
3. Ibu Ungsari Rizki Eka Purwanto, M.Sc., Apt. selaku Apoteker
Penanggungjawab Farmasi Klinik Esensia yang telah membimbing kami
selama Praktik Kerja Instansi.
4. Ibu Novita Dwi Rahayu, S.Pd. selaku guru pembimbing Praktik Kerja Instansi
SMK Nusaputera 2 yang membimbing kami dalam mempersiapkan diri untuk
melaksanakan Prakerin.
5. Ibu Immamulatifah, S.Si, Apt. selaku Kepala Kompetensi Jurusan Farmasi
SMK Nusaputera 2.
5. Panitia Prakerin SMK Nusaputera 2.
6. Staf dan karyawan Klinik Esensia Semarang.

ii
iii

7. Orang tua, teman-teman serta pihak-pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu yang telah membantu kami.
Kami berharap semoga pengetahuan yang kami peroleh selama prakerin di
Klinik Esensia dapat bermanfaat dan menjadi bekal untuk pengabdian profesi di
masyarakat dan dunia kerja.
Dalam menyusun laporan ini kami sudah berusaha sebaik mungkin, namun
masih terdapat banyak kekurangan. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat
dan menjadi bahan referensi bagi peserta didik yang akan datang.

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Instansi ............................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Instansi .................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 5
KLINIK ESENSIA SEMARANG .......................................................................... 5
A. Lokasi dan Bangunan ..................................................................................... 5
B. Sejarah Pendirian ............................................................................................ 6
C. Pengertian, Tugas Pokok dan Fungsi Klinik .................................................. 6
1. Pengertian Klinik ......................................................................................... 6
2. Tugas Pokok Klinik ..................................................................................... 7
3. Fungsi Klinik ............................................................................................... 8
D. Jenis Pelayanan ............................................................................................... 8
E. Struktur Organisasi ......................................................................................... 9
F. Pembagian Jam Kerja .................................................................................. 11
G. Fasilitas ......................................................................................................... 11
1. Ruang Perawatan ....................................................................................... 11
2. Fasilitas Penunjang .................................................................................... 12

iv
v

BAB III ................................................................................................................. 13


PENGELOLAAN KLINIK ................................................................................... 13
A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi .................................................................. 13
1. Perencanaan ............................................................................................... 13
2. Pengadaan dan Pemesanan ........................................................................ 14
3. Penerimaan................................................................................................. 14
4. Penyimpanan .............................................................................................. 15
5. Pelaporan ................................................................................................... 16
B. Pelayanan Obat ............................................................................................. 19
1. Pelayanan Non Resep ................................................................................ 19
2. Pelayanan Obat dengan Resep ................................................................... 25
C. Administrasi .................................................................................................. 26
BAB IV ................................................................................................................. 27
PENUTUP ............................................................................................................. 27
A. Simpulan ....................................................................................................... 27
B. Saran ............................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
LAMPIRAN .......................................................................................................... 30
DAFTAR LAMPIRAN

1.Etiket
a. Etiket putih untuk sediaan tablet/kaplet/kapsul
b. Etiket putih untuk sediaan sirup
c. Etiket biru
2. Copy Resep
3. Kartu Stok
4. Contoh R/ Dokter
5. Surat Pesanan
6. Faktur
7. Bukti Pembayaran (Kwitansi)
8. Nota
9. Ruang Farmasi
a. Sediaan Sirup
b. Sediaan Tablet/Kaplet/Kapsul
c. Sediaan Injeksi
d. Sediaan Salep
e. Gudang Obat
f. Gudang Alkes
10. Stok Rawat Inap
11. Ruang Pendaftaran Pasien
12. Ruang Tunggu
13. Ruang Dokter Umum
14. Ruang Dokter Umum II
15. Ruang Dokter Gigi
16. Ruang Tindakan
17. Ruang Rawat Inap Kelas I
18. Ruang Rawat Inap Kelas II

vi
vii

19. Mushola
20. Pendampingan Pemberian Obat
a. Ferina
b. Namira
c. Rida
d. Sekar
21. Foto Bersama Karyawan Klinik Esensia
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Instansi


Praktik Kerja Instansi (PRAKERIN) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan kegiatan dari sekolah yang memadukan secara sistematik
dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program
pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia
kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian
profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu
ilmu pengetahuan, teknik, dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat
dipelajari dalam kegiatan di sekolah, akan tetapi hal itu dapat dikuasai
melalui proses pengerjaan langsung pada bidang profesi itu sendiri.
Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem
Ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional
tersebut, sehingga para siswa yang dapat melaksanakan pendidikan
tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus
mempelajari pada dunia industri. Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem
Ganda, hal ini kita tidak akan bisa langsung terjun ke dunia industri
dikarenakan kita belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja.
Beberapa peraturan dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Instansi
(PRAKERIN) beserta keputusan dari Menteri. Adapun peraturan Praktik
Kerja Instansi (PRAKERIN) tersebut ada dibawah ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Tercantum pada UU No.2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
yaitu untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang.

1
2

2. Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah


yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai
anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan
pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta
kebudayaan.
3. Peraturan pemerintah No.39 tahun 1992 tentang peran serta
masyarakat dalam Pendidikan Nasional.
4. Keputusan Menteri No.0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang
berisi bahwa "Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui
dua jalur yaitu Pendidikan didalam Sekolah dan Pendidikan diluar
Sekolah". Di dalam lampiran keputusan MENDIKBUD tentang
kurikulum 1994 SMKTA yaitu dalam dokumen landasan, program dan
pembangunan kurikulum 1994 SMKTA, disebutkan bahwa
peningkatan mutu dan relevasi Pendidikan Menengah Kejuruan
diarahkan untuk mengembangkan suatu sistem yang utuh dan mantap
sehingga terdapat kesinambungan antara dunia Pendidikan dan Dunia
Kerja.
Praktik Kerja Instansi dimaksudkan untuk mendekatkan siswa kepada
tuntutan kerja/industri, yang sekaligus diharapkan mampu memberikan
umpan balik kepada pihak dunia usaha/industri, maupun sekolah sebagai
lembaga pelaksana pendidikan formal, sehingga diperoleh gambaran yang
lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan SMK yang sesuai kebutuhan
pasar kerja di dunia usaha/industri, menambah wawasan siswa, memenuhi
standar kefarmasian yang telah diterapkan dalam dunia kerja, serta
masukan-masukan yang berarti bagi pengembangan mutu pendidikan
khususnya di SMK Nusaputera 2 Semarang.
3

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Instansi


1. Tujuan Praktik Kerja Instansi
Praktik Kerja Instansi yang dilaksanakan siswa SMK Nusaputera 2
Semarang di Klinik Esensia dengan tujuan sebagai berikut :
a. Menghasilkan tenaga yang mempunyai keahlian profesional
yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja.
b. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan pasien, keluarga
pasien, dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Dapat memiliki sikap yang baik dalam pelayanan kefarmasian.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan
pengalaman kerja yang nyata dan langsung dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan farmasi klinik,
PBF, gudang farmasi, ruang farmasi, dan penyuluhan obat
kepada masyarakat.
e. Memperoleh link and match antara sekolah dan dunia kerja.
f. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas.
g. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki
serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan SMK.
h. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
i. Diperoleh tamatan yang memiliki profil kemampuan yang
sesuai dengan bidang keahlian, yaitu farmasi.
2. Manfaat Praktik Kerja Instansi
Manfaat Praktik Kerja Instansi yang dilaksanakan siswa SMK
Nusaputera 2 Semarang di Klinik Esensia adalah :
a. Siswa mampu memahami dan mengembangkan pengetahuan
yang diperoleh di sekolah dan diterapkan di lapangan kerja
dengan mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki.
4

b. Siswa menjadi lebih terampil dalam melakukan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat.
c. Siswa memperoleh pengalaman mengenai berbagai hal yang
belum pernah didapatkan di sekolah sehingga siswa dapat
mengetahui bagaimana dalam dunia kerja yang sebenarnya.
d. Siswa tidak ragu lagi dengan kemampuan yang dimilikinya
karena telah membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai.
BAB II
KLINIK ESENSIA SEMARANG

A. Lokasi dan Bangunan


Lokasi : Klinik Esensia Semarang
Alamat : Jalan Wolter Monginsidi No 40 Pedurungan Tengah, Pedurungan
Semarang
Bangunan : Klinik Esensia memiliki 2 lantai. Lantai 1 digunakan untuk
ruang rawat inap, tindakan, dokter umum, dokter gigi, ruang farmasi,
laboratorium, pendaftaran, mushola, dan ruang tunngu. Lantai 2 digunakan
untuk kantor, ruang jaga dokter, ruang rapat, dan ruang makan karyawan.
Gambar :

5
6

B. Sejarah Pendirian
Klinik ESENSIA didirikan pada tanggal 8 Agustus 2013 sebagai Klinik
Pratama. Pada tanggal 5 Juni 2015 menjadi Klinik Pratama Rawat Jalan &
Rawat Inap Esensia. Sejak berdiri selama 3 tahun, Klinik Esensia sudah
kurang lebih melayani pelayanan rawat jalan 17.100 pasien, pelayanan
kesehatan gigi 2.800 pasien dan rawat inap kurang lebih 708 pasien.
C. Pengertian, Tugas Pokok dan Fungsi Klinik
1. Pengertian Klinik
Menurut UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Klinik termasuk salah satu
fasilitas kesehatan yang diharapkan mampu menjadi mitra pemerintah
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut
Permenkes No 28 tahun 2011 dijelaskan bahwa Klinik adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan
dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis yang dimaksud
adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
Pelayanan kesehatan pada sebuah klinik dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik
Pratama dan Klinik Utama. Kedua macam klinik ini dapat
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat.
7

a. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan


medik dasar.
b. Klinik Utama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan
medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Sifat
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bisa berupa rawat jalan,
one day care, rawat inap dan home care.
2. Tugas Pokok Klinik
a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang
diberikan;
b. Memberikan pelayanan yang efektif, aman, bermutu, dan
non- diskriminasi dengan mengutamakan kepentingan
terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional;
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai
dengan kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka
terlebih dahulu atau mendahulukan kepentingan finansial;
d. Memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
(informed consent);
e. Menyelenggarakan rekam medis (disinilah pentingnya
penggunaan aplikasi untuk klinik digunakan, untuk
memudahkan pencatatan dan pencarian sejarah sakit dari pasien
yang berkunjung ke klinik)
f. Melaksanakan sistem rujukan dengan tepat;
g. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan;
h. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
i. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
hak dan kewajiban pasien;
j. Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
8

k. Melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan yang berlaku;
l. Melaksanakan fungsi sosial;
m. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan;
n. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal klinik; dan
o. Memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai kawasan
tanpa rokok. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik).
3. Fungsi Klinik
Fungsi dari Klinik antara lain menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan kesehatan tersebut dapat dilaksanakan dalam bentuk rawat
jalan, one day care, rawat inap dan/atau home care. Klinik juga dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 jam dimana klinik tersebut
harus menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain sesuai
kebutuhan pelayanan kesehatan yang setiap saat berada di klinik.
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/Menkes/Per/I/2011).
D. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan di Klinik Esensia Semarang ada 2, yaitu :
1. Rawat Jalan
a. Dokter Umum
Saat ini melayani Rawat Jalan pemeriksaan dokter umum meliputi:
1. Konsultasi Dokter Umum
2. Tindakan Medis
3. Nebulizer
4. Paket Fisioterapi
5. Khitan
6. Suntik Imunisasi & Suntik KB
7. Pemeriksaan USG Kandungan
8. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium, dll
9

b. Dokter Gigi
Klinik Esensia juga melayani kesehatan dan pengobatan gigi.
Untuk dokter gigi malayani :
1. Konsultasi Dokter Gigi
2. Tindakan Medis
3. Pemeriksaan Kesehatan Gigi
4. Pemasangan Gigi Tiruan
5. Pemasangan Breket, dll
2. Rawat Inap
Klinik esensia memiliki pelayanan rawat inap dengan memberikan
alternatif pilihan ruang rawat inap bagi pasien dengan fasilitas dan
pelayanan prima yang mengedepankan kenyamanan dan keselamatan
pasien.
E. Struktur Organisasi
1. Dokter Penanggung jawab : dr. Yanuar Ardani, M. Kes
2. Dokter Pelaksana Harian :
a. Dokter Umum :
1. dr. Ingga Ifada
2. dr. Vian
3. dr. Septin
4. dr. Winny
5. dr. Andreas
6. dr. David
7. dr. Annisa
b. Dokter Gigi :
1. drg. Christina Mahardika
2. drg. Villianti E.F.R
3. drg. Nella Keumala Hayati
10

3. Dokter Mitra :
a. dr. Santi, Sp. Rad
b. dr. Yohanes Dona Christi
c. dr. Anita Rahayu Wijayanti
4. Administrasi dan Bagian Umum :
a. Dwi Sulistiyowati, S.E
b. Ridha Widhiningtyas, Amd. Rad
5. Koordinator Perawat Umum :
a. Ruri Mantika, S. Kep
b. Nur Pramitasari, S. Kep
6. Anggota Perawat Umum :
a. Siti Ulfah, Amd. Kep
b. Ine Nova Ayu, Amd. Kep
c. Febria Eka Cahya, S. Kep
d. Finna Ariyana, Amd. Kep
e. Ully Damayanti, Amd. Kep
f. Dwi Kurniasih, Amd.Kep
7. Koordinator Perawat Gigi : Yoestika Sari, Amd. Kep
8. Koordinator Analis Kesehatan : Sri Wahyu Budi Utami, Amd. A.K
9. Anggota Analis Kesehatan :
a. Mafrukha Arbi Z, Amd. A.K
b. Ginayuh Lintang, Amd. A.K
c. Adelia Novianingtiyas
10. Apoteker Penanggungjawab Farmasi : Ungsari Rizki Eka Purwanto,
M.Sc., Apt.
11. Asisten Apoteker Farmasi : Yuliana Nurchasanah, S. Farm
12. Juru Ahli Gizi :
a. Sri Nurhayati
13. Cleaning Service :
a. Ibu Musnaini
b. Sunarko
11

c. Rukan
14. Keamanan :
a. Pak Sugiyanto
b. Pak Munawar
c. Pak Edi
d. Mas Ahmad
e. Mas Huri
F. Pembagian Jam Kerja
1. Jadwal Praktik Dokter :
a. Dokter Vian : Senin-Sabtu : 07.00 17.00 WIB
b. Dokter Ingga : Senin-Sabtu : 17.00 21.00 WIB
c. Dokter Jaga : Setiap Hari : 21.00 07.00 WIB
2. Jadwal Karyawan
a. Shift Pagi : 07.00 14.00 WIB
b. Shift Siang : 14.00 21.00 WIB
c. Shift Malam : 21.00 07.00 WIB
G. Fasilitas
1. Ruang Perawatan
a. Rawat Inap I
1. Dilengkapi TV LCD
2. AC (Air Conditioner) Untuk menjaga kelembaban udara
ruangan
3. Kamar mandi dalam yang bersih
4. Almari pakaian
5. 2 Tempat Tidur
b. Rawat Inap II
1. Dilengkapi TV LCD
2. AC (Air Conditioner) Untuk menjaga kelembaban udara
ruangan
3. Kamar mandi dalam yang bersih
4. Almari pakaian
12

5. 4 Tempat Tidur
2. Fasilitas Penunjang
a. Farmasi 24 Jam
1. Pengkajian Resep
2. Dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Konseling
5. Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (home pharmacy care)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
b. Laboratorium
1. MCU (Medical Check Up), yaitu pemeriksaan kesehatan secara
menyeluruh.
2. Cek Kolesterol
3. Cek Asam Urat
4. Cek GDS (Gula Darah Sewaktu)
5. Cek Darah Rutin
6. Cek Golongan Darah
BAB III
PENGELOLAAN KLINIK

A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, distribusi, operasional dan pembuatan obat, serta pemusnahan
perbekalan farmasi yang rusak, kadaluarsa atau ditarik dari peredaran. Tahap
pengelolaan perbekalan farmasi adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah salah satu fungsi manajemen yang penting. Oleh
karena itu perencanaan memegang peranan yang strategis untuk keberhasilan
pelayanan klinik. Agar proses perencaan perbekalan farmasi yang ada di
Klinik Esensia menjadi lebih efektif dan efisien maka harus memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut :
a. Pemilihan pemasok, yang harus diperhatikan antara lain :
1. Legalitas pemasok (PBF);
2. Service, yang meliputi : ketepatan waktu, barang yang dikirim,
ada atau tidak adanya diskon, layanan obat ED, dan tenggang
waktu penagihan;
3. Kualitas obat dan perbekalan farmasi lain;
4. Ketersediaan obat yang dibutuhkan; dan
5. Harga obat.
b. Ketersediaan barang atau perbekalan farmasi yang harus diperhatikan
antara lain : sisa stok, rata-rata pemakaian obat dalam satu periode
pemesanan, frekuensi pemakaian, waktu tunggu pemesanan, pemilihan
metode perencanaan (metode konsumsi, epidemiologi, kombinasi, Just in
Time).

13
14

2. Pengadaan dan Pemesanan


Pengadaan adalah proses tindak lanjut dari perencanaan yang telah
dibuat. Pengadaan dilakukan untuk mengetahui persediaan yang
dibutuhkan Klinik Esensia untuk melayani pasien. Pengadaan perbekalan
farmasi dan alkes dilakukan setelah perencanaan disetujui. Persediaan
yang habis dapat dilihat di gudang atau Kartu Stock Gudang Obat,
sehingga jika barang habis dapat dilakukan pemesanan. Persiapan
pengadaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data barang-barang
yang akan dipesan dari komputer karena sudah terprogam dalam system
komputerisasi klinik, termasuk obat-obat baru yang ditawarkan supplier.
Pemesanan dapat dilakukan jika persediaan barang habis, yang dapat
dilihat dalam komputer. Pemesanan dapat dilakukan langsung ke PBF
melalui telepon maupun dipesan melalui salesman yang datang ke apotek.
Untuk obat psikotropika, seperti diazepam, dan prekursor farmasi, seperti
Phenilpropanolamin HCl harus menggunakan Surat Pesanan saat
memesan. Pemesanan obat di Klinik Esensia dilakukan setiap hari kamis.
Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP). SP
minimal dibuat dua lembar. 1 lembar untuk PBF dan 1 lembar untuk arsip
Klinik Esensia, dan ditandatangani oleh Apoteker Penanggungjawab
Farmasi. Surat pesanan pembelian narkotika dibuat 4 (empat) lembar
(untuk PBF Kimia Farma, Dinas Kesehatan Profinsi, BPOM, dan Arsip
apotek). Narkotika (satu SP hanya untuk satu jenis obat), Psikotropika
(satu SP bisa untuk lebih dari satu macam obat).
3. Penerimaan
Setelah menerima barang kiriman, penerima barang atau tenaga teknis
kefarmasian harus mencocokkan barang dengan faktur dan SP (Surat
Pesanan) lembar kedua mengenai jumlah, nama obat, ED, no batch, harga
satuan, dan perhitungan harga. Setelah barang yang datang sesuai dengan
faktur dan surat pesanan, lalu tugas teknis kefarmasian memberikan tanda
tangan dan stampel pada faktur.
15

Lalu, obat ditata dalam gudang dan ditulis di kartu stok. Setiap hari
sabtu obat akan dicek apakah obat yang dipesan beserta harganya sesuai
atau tidak oleh Apotek Penanggungjawab Farmasi. Setelah itu diinput ke
komputer.
Apabila ada obat yang mendekati ED (Expire Date), maka harus dicatat
dalam buku tersendiri dan urutan tanggalnya diurutkan oleh tenaga teknis
kefarmasian.
Selanjutnya dilakukan pencatatan dengan cara dicatat dalam buku
penerimaan faktur, setelah faktur selesai diinput dengan rincian sebagai
berikut: nama PBF, nama obat, nomer batch, tanggal ED, jumlah harga
satuan, potongan harga, jumlah harga, nomor urut, dan tanggal
penerimaan. ED obat dicatat dalam buku ED obat. Apabila ada obat yang
tidak sesuai, Tenaga Teknis Kefarmasian akan mengembalikan obat
tersebut kepada Pedagang Besar Farmasi atau biasanya disebut dengan
retur.
Untuk teknis pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau kredit,
tergantung dari jenis obat serta perjanjian dengan pihak distributor. Enkaso
biasanya dilakukan setiap hari senin. Untuk obat narkotika harus dibayar
secara COD (Cash On Delivery). Pembayaran dilakukan jika sudah jatuh
tempo dan faktur dikumpulkan tiap debitur. Masing-masing dibuatkan
bukti kas keluar serta cek dan giro, kemudian diserahkan kebagian
keuangan untuk ditandatangani sebelum dibayar kepada supplier.
4. Penyimpanan
Setelah dilakukan pengadaan dan pemesanan, langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah penyimpanan. Penyimpanan adalah suatu kegiatan
yang menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan
yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan yang dapat merusak mutu obat.
Klinik Esensia memiliki perlengkapan dan alat penyimpanan
perbekalan farmasi, seperti : lemari dan rak penyimpanan obat, lemari
pendingin untuk menjamin mutu perbekalan farmasi tersebut.
16

Penyusunan dan penyimpanan obat dilakukan berdasarkan:


a. Kelas terapetik (farmakologis),
b. Alfabetis,
c. FIFO (First In First Out),
d. FEFO (first Exspire First Out),
e. Bentuk sediaan.
Sediaan tablet diletakkan di lemari tablet, sediaan sirup
diletakkan di lemari sirup, narkotika dan psikotropika
diletakkan di lemari narkotika dan psikotropika.
f. Suhu produk
1.Suhu kamar : 15-30C
2.Suhu sejuk : 8-15C
3.Suhu dingin : tidak lebih dari 8C
4.Suhu kulkas : 2-8C
5.Suhu freezer : -20 s/d -10C
g. Berdasarkan kelembapan ruangan, berkisar 45-75%
Tujuan penyimpanan obat adalah :
a. Memelihara mutu obat
b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
c. Menjaga kelangsungan persediaan
d. Memudahkan pencarian obat
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Bahan yang mudah terbakar sebaiknya disimpan terpisah dari bahan
yang lainnya;
b. Narkotika disimpan dalam lemari khusus; dan
c. Obat-obatan yang memerlukan kondisi tertentu, seperti insulin,
vaksin, disimpan dalam lemari pendingin.
5. Pelaporan
a. Pengarsipan
Pada kegiatan pengarsipan resep, dilakukan supaya suatu saat
pasien yang membutuhkan data mengenai resep pasien secara
17

mendesak, maka pihak Klinik Esensia sudah menyediakan data


tersebut yang dibutuhkan oleh pasien yang bersangkutan.
Selain mengarsipkan resep, Klinik Esensia juga melakukan
pengarsipan faktur-faktur pembelian dari distributor dan pengarsipan
Surat Pesanan.
b. Pelaporan dan pemusnahan obat narkotika
Undang Undang Nomor 22, Tahun 1997, Pasal 11 Ayat 2,
menyatakan bahwa importer, eksportir, pabrik obat, pabrik farmasi,
PBF, apotek rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter,
lembaga ilmu pengetahuan, wajib membuat, menyampaikan pelaporan
berkala pada setiap bulannya, dan paling lambat dilaporkan tanggal 10
bulan berikutnya. Laporan ini dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan ke BPOM Provinsi setempat, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan sebagai arsip di apotek yang bersangkutan.
Pemusnahan obat narkotika Pada pasal 9 Permenkes RI Nomor
28/Menkes/Per/1978, disebutkan bahwa Apoteker Pengelola Apotek
(APA) dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadaluarsa, atau
tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan bagi pelayanan kesehatan
dan atau untuk pengembangan. Apoteker atau dokter yang
memusnahkan narkotika harus membuat berita acara pemusnahan
narkotika, yang memuat :
1. Tempat dan waktu (jam, hari, dan tahun);
2. Nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik
narkotika;
3. Nama, jenis, dan jumlah narkotika yang dimusnahkan;
4. Cara memusnahkan; dan
5. Tanda tangan dan identitas lengkap penanggungjawab apotek
dan saksi-saksi pemusnahan.
Kemudian berita acara tersebut dikirimkan kepada Kepala
Dinas Kesehatan RI, BPOM setempat, dan Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten, dan Dinas Kesehatan Provinsi.
18

c. Pelaporan dan pemusnahan obat psikotropika


Apotek wajib membuat dan meminta catatan kegiatan yang
berhubungan dengan psikotropika secara berkala sesuai dengan Undang
Undang Nomor 5 Tahun 1997, Pasal 33 Ayat 1, dan Pasal 34, Tentang
Psikotropika. Laporan tersebut dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan ke BPOM Provinsi setempat, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan sebagai arsip. Dan dilaporkan maksimal pada
tanggal 10 pada bulan berikutnya. Pemusnahan obat psikotropika Menurut
pasal 53 Undang Undang Nomor 5 tahun 1997, tentang psikotropika,
pemusnahan psikotropika dilakukan apabila :
1. Berhubungan dengan tindak pidana;
2. Kadaluarsa; dan
3. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan
dan atau pengembangan ilmu kesehatan.
Pemusnahan psikotropika dilakukan oleh orang atau badan yang
bertanggungjawab atas produksi dan peredaran psikotropika yang
langsung disaksikan oleh pejabat yang berwenang dan membuat berita
acara pemusnahan, yang memuat :
1. Hari, tanggal, bulan, dan tahun;
2. Nama pemegang izin khusus (APA/Dokter);
3. Nama saksi (satu orang dari pemerintah dan satu orang dari badan atau
instansi yang bersangkutan);
4. Nama dan jumlah psikotropika yang dimusnahkan;
5. Cara pemusnahan; dan
6. Tanda tangan penanggung jawab apotek/pemegang izin khusus/dokter
pemilik psikotropika dan saksi-saksi.
19

B. Pelayanan Obat
1. Pelayanan Non Resep
Pelayanan Obat Non Resep merupakan pelayanan kepada pasien yang
ingin melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Obat
untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep
dokter yang meliputi :
a. Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat wajib apotek terdiri dari kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran
cerna, obat mulut serta tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang
mempengaruhi sistem neuromuskular, anti parasit dan obat kulit topikal.
Berikut adalah contoh dari obat wajib apotek :
1. Obat Wajib Apotek (OWA) No.1
No Kelas Terapi Nama Obat Jumlah Tiap Jenis Obat
Per Pasien
1. Oral Tunggal 1 siklus
Kontrasepsi Linestrenol

Kombinasi
Etinidiol diasetat mestranol
Norgestrel etinil estradiol
Linestrenol etinil estradiol
2. Obat Saluran
a. Antacid + sedativ/spasmodik Maksimal 20 tablet
Cerna Al Hidroksida, Mg
Trisilikat+Papaverin HCl,
Klordiazepoksida
Mg.Trisilikat,
Al,Hidroksida+Papaverin
HCl,Klordiazepoksida+Daizepam+
Sodium bikarbonat
20

b. Antispasmodik Maksimal 20 tablet


Papaverin/Hiosin butil
bromide/Atropin SO4/ekstrak
beladon.
c. Antispasmodik Maksimal 20 tablet
Metronidazole, Fenpiverinium
bromide
Hyosine N-butil bromide,dipyrone
d. Laksan Maksimal 3 supp.
Bisakodil Supp
3. Obat Mulut dana. Hexetidine Maksimal 1 botol
Tenggorokan b. Triamcinolone acetonide Maksimal 1 tube
4. Obat Saluran Obat Asma
Nafas Aminofillin supp Maksimal 3 supp
Ketotifen Maksimal 10 tablet
Terbutalin SO4 Maksimal 20 tablet
Salbutamol Inhaler 1 tabung
5. Obat yang a. Analgetik
memepngaruhi Metampiron Maksimal 20 tablet
sistem Asam Mefenamat Maksimal 20 tablet
neuromuskular
b. Antihistamin
Mebhidrolin Maksimal 20 tablet
Dimenthinden maleat Maksimal 20 tablet

6. Antiparasit Obat Cacing


Mebendazol Maksimal 6 tablet
21

7. Obat Topikal Antibiotik


Kulit Tetrasiklin Maksimal 1 tube
Kloramfenikol Maksimal 1 tube

Kortikosteroid
Hidrokortison Maksimal 1 tube
Betametason Maksimal 1 tube

Antiseptik Lokal
Heksaklorofone Maksimal 1 botol

Antifungi
Mikonazole Maksimal 1 tube
Nistatin Maksimal 1 tube
Ekonazole Maksimal 1 tube

Anestesi Lokal
Lidokain Maksimal 1 tube

Enzim antiradang topikal kombinasi


Heparinoid/Haparin Na dengan
Hialuronidase ester nikotinat Maksimal 1 tube

Pemucat Kulit
Hidroquinon
Maksimal 1 tube
22

2. Obat Wajib Apotek (OWA) No.2


NAMA OBAT JUMLAH TIAP JENIS OBAT
PER PASIEN
Albendazol tab 200mg, 6 tab
tab 400mg, 3 tab
Bacitracin 1 tube
Benorilate 10 tablet
Bismuth subcitrate 10 tablet
Carbinoxamin 10 tablet
Clindamicin 1 tube
Dexametason 1 tube
Dexpanthenol 1 tube
Diclofenac 1 tube
Diponium 10 tablet
Fenoterol 1 tabung
Flumetason 1 tube
Hydrocortison butyrate 1 tube
Ibuprofen tab 400 mg, 10 tab
tab 600 mg, 10 tab
Isoconazol 1 tube
Ketokonazole kadar <2%
krim 1 tube
scalp sol. 1 btl
Levamizole tab 50 mg, 3 tab
Methylprednisolon 1 tube
Niclosamide tab 500mg, 4 tab
Noretisteron 1 siklus
Omeprazole 7 tab
Oxiconazole kadar<2%
23

Pipazetate sirup 1 botol


Piratiasin Kloroteofilin 10 tablet
Pirenzepine 20 tablet
Piroxicam 1 tube
Polymixin B Sulfate 1 tube
Prednisolon 1 tube
Scopolamin 10 tablet
Silver Sulfadiazin 1 tube
Sucralfate 20 tablet
Sulfasalazine 20 tablet
Tioconazole 1 tube
Urea 1 tube

3. Obat Wajib Apotek (OWA) No.3


NAMA OBAT JUMLAH TIAP JENIS OBAT
PER PASIEN
Alopurinol maks 10 tab 100mg
Asam Azeleat maks 1 tube 5g
Asam Fusidat maks 1 tube 5g
Diklofenak natrium maks 10 tab 25mg
Famotidin maks 10 tab 20mg/40mg
Gentamisin maks 1 tube 5 gr atau botol 5 ml
Kloramfenikol (Obat Mata) maks 1 tube 5 gr atau botol 5ml
Kloramfenikol (Obat Telinga) maks 1 botol 5ml
Mequitazin maks 10 tab atau botol 60ml
Motretinida maks 1 tube 5g
Orsiprenalin maks 1 tube inhaler
Piroksikam maks 10 tab 10mg
Prometazin teoklat maks 10 tab atau botol 60ml
24

Ranitidin maks 10 tab 150mg


Setirizin maks 10 tab
Siproheptadin maks 10 tab
Tolsiklat maks 1 tube 5g
Tretinoin maks 1 tube 5g
Klemastin Maks 10 tablet
Obat TBC Kategori I, II, III Satu pake

b. Obat Bebas Terbatas


Berikut adalah obat bebas terbatas yang dijual di farmasi Klinik Esensia :
1. Teofilin 12. Zinc Sulphate
2. Pseudoefedrin HCl 13. Pirantel pamoat
3. Asam asetilsalisil 14. Policresulen
4. Ephedrin HCl 15. Na Lauryl Sulfate
5. Dimenhydrinate 16. Ibuprofen
6. Dextromethorphan HBr 17. Bromhexin
7. Guaifenesin HCl 18. Noscapine
8. Phenylephrine 19. Tripolidin HCl
9. Attapulgite 20. Ammonium Chloride
10. Mebendazole 21. Sodium citrate
11. Succus liquritae
c. Obat Bebas
Berikut adalah obat bebas terbatas yang dijual di farmasi Klinik Esensia :
1. Parasetamol 9. Zat besi
2. Coffein 10. Bisacodyl
3. Multivitamin 11. Aluminium Hidroksida
4. Vitamin C 12. Magnesium Hidroksida
5. Asam mefenamat 13. Simetikon
6. Dequalinium Chloride 14. Attapulgite
7. Fradiomycin 15. Pectin
8. Gramicidin 16. Docusate Sodium
25

Prosedur penjualan obat bebas atau obat yang dibeli tanpa resep dokter
mempunyai aturan yang berbeda dengan penjualan obat menggunakan resep
dokter, adapun prosedur penjualan obat bebas adalah setiap pembelian obat
bebas diberikan tanda bukti transaksi penjualan berupa nota rangkap. 1
lembar untuk pembeli dan 1 lembar untuk arsip klinik.
2. Pelayanan Obat dengan Resep
Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab APA (Apoteker
Penanggungjawab Farmasi). Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat
yang ditulis dalam resep dengan obat lain. Dalam hal pasien tidak mampu
menebus obat yang ditulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan
dokter untuk pemilihan obat yang lebih terjangkau.
Pelayanan resep didahului proses skrinning resep yang meliputi
pemeriksaan kelengkapan resep, keabsahan dan tinjauan kerasionalan obat.
Resep yang lengkap harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter,
tempat dan tanggal resep, tanda R/ pada bagian kiri untuk tiap penulisan
resep, nama obat dan jumlahnya, kadang-kadang cara pembuatan atau
keterangan lain (iter, prn, cito) yang dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien,
serta tanda tangan atau paraf dokter. Tinjauan kerasionalan obat meliputi
pemeriksaan dosis, frekuensi pemberian, adanya medikasi rangkap, interaksi
obat, karakteristik penderita atau kondisi penyakit yang menyebabkan pasien
menjadi kontraindikasi dengan obat yang diberikan.
Di Klinik Esensia, pelayanan obat dengan resep rawat jalan meliputi alur
berikut :
a. Dokter memberikan resep.
b. Apoteker/AA/TTK membaca resep tersebut.
c. Apoteker/AA/TTK mengambil obat di lemari obat lalu diletakkan di
keranjang obat.
d. Apoteker/AA/TTK mengentry obat tersebut di komputer beserta jasa
konsultasi dokter, tindakan, laboratorium, dan lainnya.
e. Apoteker/AA/TTK menginformasikan kepada pasien tentang total
biayanya.
26

f. Apoteker/AA/TTK meracik obat (jika ada resep obat racikan)


g. Apoteker/AA/TTK menulis etiket.
h. Apoteker/AA/TTK memasukkan obat dalam plastic klip.
g. Apoteker/AA/TTK mendampingi dokter untuk melakukan Pelayanan
Informasi Obat kepada pasien.
Pelayanan obat di Klinik Esensia dengan resep rawat inap meliputi alur
berikut :
a. Apoteker/AA/TTK menerima resep.
b. Apoteker/AA/TTK menyiapkan obat lalu diletakkan di keranjang.
c. Apoteker/AA/TTK meracik obat (jika ada obat racikan).
d. Apoteker/AA/TTK menulis etiket.
e. Apoteker/AA/TTK memasukkan obat ke plastik klip.
f. Apoteker/AA/TTK menyerahkan obat tersebut kepada perawat.
C. Administrasi
Perhitungan penjualan dilakukan oleh karyawan Klinik Esensia. Saat menghitung
pendapatan, dilakukan oleh 2 orang karyawan (perawat/Asisten Apoteker). Dalam
1 hari dilakukan 3 kali perhitungan pendapatan yaitu pada shift pagi, shift siang,
dan shift malam. Keesokan harinya akan dicek dan dihitung kembali oleh bagian
administrasi Klinik Esensia.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah kami menjalankan kegiatan Praktik Kerja Instansi di Klinik Esensia
Semarang, kami mendapat banyak ilmu dan informasi yang belum pernah
didapatkan dalam teori pelajaran, sehingga dapat kami simpulkan bahwa :
1. Sistem yang sudah terkomputerisasi ini membantu karyawan klinik dalam
menjalankan transaksi jual beli obat di Klinik Esensia Semarang. Sistem ini
membantu karyawan klinik dalam mempersiapkan pelaporan pada setiap
bulannya, sehingga memperkecil kesalahan dalam penginputan data obat, dan
sistem pelaporan yang lebih efisien dan akurat.
2. Setiap pengambilan alkes untuk mengisi stok alkes rawat inap harus dicatat di
kartu stok.
3. Apabila pihak dari laboratorium Klinik Esensia mengambil alkes di gudang
alkes harus mengisi form pengajuan terlebih dahulu.
4. Karyawan dituntut untuk bekerja lebih cepat, benar, tepat, dan ramah.
5. Operasional dan pelayanan kepada pasien diberikan secara maksimal oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian, perawat, analis kesehatan.
B. Saran
1. Pelayanan di Klinik Esensia sudah sangat baik, tetapi menurut kami perlu
menambah Tenaga Teknis Kefarmasian karena banyak resep yang datang tidak
seimbang dengan jumlah Tenaga Teknis Kefarmasian. Apalagi pada saat malam
hari banyak pasien yang periksa. Perawat juga turun tangan untuk membantu
menyiapkan obat.
2. Penyimpanan perbekalan farmasi di gudang obat sudah cukup baik dengan
adanya pembedaan antara obat generik, obat paten, obat sirup, antibiotik tablet,
antibiotik sirup, salep, injeksi, tetes mata, tetes telinga, nebulizer, alkes. Namun,
terkadang obat belum tertata dengan rapi karena almari gudang obat tidak

27
28

memadai untuk menampung stok obat. Akan lebih baik jika ada penambahan
almari gudang obat. Hal ini dapat mempermudah pencarian obat untuk mengisi
stok di almari obat.
3. Untuk menghindari kesalahan dalam menginputkan data, maka diperlukan
operator yang baik.
4. Upayakan dalam setiap bulannya melakukan back up data. Selain sebagai arsip
juga agar bila terjadi error pada aplikasi memudahkan operator dalam
mengembalikan data.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011


Tentang Klinik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang
Klinik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411 /Menkes/Per/III/
2010 Tentang Laboratorium Klinik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DEPKES RI, Ditjen
POM

29
LAMPIRAN
1. Etiket
a. .Etiket putih untuk sediaan tablet/kaplet/kapsul

b. Etiket putih untuk sediaan sirup

c. Etiket biru

30
31

2. Copy Resep
32

3. Kartu Stok
a. Kartu stok sediaan tablet, sirup, injeksi, salep, tetes mata, tetes
telinga, suppositoria, dan nebul
33

b. Kartu stok sediaan infus


34

4. Contoh R/ dokter
35

5. Surat Pesanan
a. Surat Pesanan Obat
36

b. Surat Pesanan Prekursor


37

c. Surat Pesanan Psikotropika


38

6. Faktur
39

7. Bukti pembayaran (kwitansi)


40

8. Nota
41

9. Ruang Farmasi
42

a. Sediaan Sirup

b. Sediaan Tablet/Kaplet/Kapsul
43

1. Obat Antibiotik

2.Obat Kolesterol, Obat Gula, Obat TBC


44

3. Obat Lambung dan Mual

4. Obat Tensi dan Jantung


45

5. Obat Alergi/Gatal, Obat Saraf/Neurotropik, Obat Perdarahan/Wasir, Obat KB

6. Obat Pilek, Obat Demam, Obat Radang


46

7. Obat Batuk dan Sesak

8. Vitamin/Tambah Darah
47

9. Obat Nyeri

10. Obat Diare, Obat Saluran Kemih


48

11. Vitamin, Obat Panas, Obat Batuk, Pemanis

c. Sediaan Injeksi

d. Sediaan Salep
49

e. Obat dan vaksin yang diletakkan di lemari pendingin


50

f. Lemari Narkotika dan Psikotropika

g. Gudang Obat
1. Sedian Tablet
51

2. Sediaan Sirup
52

3. Sediaan Antibiotik Tablet

4. Sediaan Antibiotik Sirup


53

5. Sediaan Injeksi

6. Sediaan Antibiotik Injeksi

7. Sediaan Salep, Tetes Mata, Tetes Telinga


54

8. OTC

9. Sediaan Nebul, Obat Kumur

10. Sediaan Alkes


55

h. Meja untuk meracik obat

i. Meja untuk mengentry


56

10. Stok Rawat Inap


57

11. Ruang Pendaftaran Pasien


58

12. Ruang Tunggu Pasien


59

13. Ruang Dokter Umum I


60
61

14. Ruang Dokter Umum II


62

15. Ruang Dokter Gigi


63
64

16. Ruang Tindakan


65

17. Ruang Rawat Inap Kelas 1


66

18. Ruang Rawat Inap Kelas II


67

19. Mushola
68

20. Pendampingan Pemberian Obat


a. Ferina
69

b. Namira
70

c. Rida
71

d. Sekar
72

21. Foto Bersama Karyawan Klinik Esensia

Anda mungkin juga menyukai