DI KLINIK ESENSIA
3 Juli s.d. 26 Agustus 2017
Laporan Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ulangan
Akhir Semester Gasal
Disusun oleh :
1. Ferina Nur Aini (2820/F)
2. Namira Sheilla Aprilia (2794/F)
3. Rida Yatul Ari Fadlina (2897/F)
4. Sekar Milinia Riyanti (2867/F)
Ungsari Rizki Eka Purwanto, M.Sc., Apt. Novita Dwi Rahayu, S.Pd.
SIPA : 449.1/155/DPM-PTSP/SIPA/IV/2017
Mengetahui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik
Kerja Instansi di Klinik Esensia pada tanggal 3 Juli s/d 26 Agustus 2017. Prakerin
ini dilaksanakan oleh siswa SMK Nusaputera 2 Semarang Kompetensi Keahlian
Farmasi sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Ulangan Akhir Semester
Gasal. Pelaksanaan Prakerin ini bertujuan untuk menerapkan dan membandingkan
teori yang telah kami peroleh selama belajar di sekolah dengan lapangan kerja
khususnya di Klinik Esensia. Prakerin ini dapat memberikan ilmu pengetahuan
dan pengalaman bagi kami dalam mengelola dan mempelajari pelayanan
kefarmasian di klinik. Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang
diperoleh selama melakukan Praktik Kerja Instansi, serta data-data dan keterangan
dari pembimbing.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Linda Susilawati, S.Pd. selaku kepala sekolah SMK Nusaputera 2 yang
telah mendukung pelaksanaan program Praktik Kerja Instansi ini.
2. dr. Yanuar Ardani dan dr. Ingga Ifada selaku pemilik Klinik Esensia yang
telah menyediakan sarana dan tempat untuk kami Praktik Kerja Instansi.
3. Ibu Ungsari Rizki Eka Purwanto, M.Sc., Apt. selaku Apoteker
Penanggungjawab Farmasi Klinik Esensia yang telah membimbing kami
selama Praktik Kerja Instansi.
4. Ibu Novita Dwi Rahayu, S.Pd. selaku guru pembimbing Praktik Kerja Instansi
SMK Nusaputera 2 yang membimbing kami dalam mempersiapkan diri untuk
melaksanakan Prakerin.
5. Ibu Immamulatifah, S.Si, Apt. selaku Kepala Kompetensi Jurusan Farmasi
SMK Nusaputera 2.
5. Panitia Prakerin SMK Nusaputera 2.
6. Staf dan karyawan Klinik Esensia Semarang.
ii
iii
7. Orang tua, teman-teman serta pihak-pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu yang telah membantu kami.
Kami berharap semoga pengetahuan yang kami peroleh selama prakerin di
Klinik Esensia dapat bermanfaat dan menjadi bekal untuk pengabdian profesi di
masyarakat dan dunia kerja.
Dalam menyusun laporan ini kami sudah berusaha sebaik mungkin, namun
masih terdapat banyak kekurangan. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat
dan menjadi bahan referensi bagi peserta didik yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
iv
v
1.Etiket
a. Etiket putih untuk sediaan tablet/kaplet/kapsul
b. Etiket putih untuk sediaan sirup
c. Etiket biru
2. Copy Resep
3. Kartu Stok
4. Contoh R/ Dokter
5. Surat Pesanan
6. Faktur
7. Bukti Pembayaran (Kwitansi)
8. Nota
9. Ruang Farmasi
a. Sediaan Sirup
b. Sediaan Tablet/Kaplet/Kapsul
c. Sediaan Injeksi
d. Sediaan Salep
e. Gudang Obat
f. Gudang Alkes
10. Stok Rawat Inap
11. Ruang Pendaftaran Pasien
12. Ruang Tunggu
13. Ruang Dokter Umum
14. Ruang Dokter Umum II
15. Ruang Dokter Gigi
16. Ruang Tindakan
17. Ruang Rawat Inap Kelas I
18. Ruang Rawat Inap Kelas II
vi
vii
19. Mushola
20. Pendampingan Pemberian Obat
a. Ferina
b. Namira
c. Rida
d. Sekar
21. Foto Bersama Karyawan Klinik Esensia
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
5
6
B. Sejarah Pendirian
Klinik ESENSIA didirikan pada tanggal 8 Agustus 2013 sebagai Klinik
Pratama. Pada tanggal 5 Juni 2015 menjadi Klinik Pratama Rawat Jalan &
Rawat Inap Esensia. Sejak berdiri selama 3 tahun, Klinik Esensia sudah
kurang lebih melayani pelayanan rawat jalan 17.100 pasien, pelayanan
kesehatan gigi 2.800 pasien dan rawat inap kurang lebih 708 pasien.
C. Pengertian, Tugas Pokok dan Fungsi Klinik
1. Pengertian Klinik
Menurut UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Klinik termasuk salah satu
fasilitas kesehatan yang diharapkan mampu menjadi mitra pemerintah
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut
Permenkes No 28 tahun 2011 dijelaskan bahwa Klinik adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan
dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis yang dimaksud
adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
Pelayanan kesehatan pada sebuah klinik dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi Klinik
Pratama dan Klinik Utama. Kedua macam klinik ini dapat
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat.
7
b. Dokter Gigi
Klinik Esensia juga melayani kesehatan dan pengobatan gigi.
Untuk dokter gigi malayani :
1. Konsultasi Dokter Gigi
2. Tindakan Medis
3. Pemeriksaan Kesehatan Gigi
4. Pemasangan Gigi Tiruan
5. Pemasangan Breket, dll
2. Rawat Inap
Klinik esensia memiliki pelayanan rawat inap dengan memberikan
alternatif pilihan ruang rawat inap bagi pasien dengan fasilitas dan
pelayanan prima yang mengedepankan kenyamanan dan keselamatan
pasien.
E. Struktur Organisasi
1. Dokter Penanggung jawab : dr. Yanuar Ardani, M. Kes
2. Dokter Pelaksana Harian :
a. Dokter Umum :
1. dr. Ingga Ifada
2. dr. Vian
3. dr. Septin
4. dr. Winny
5. dr. Andreas
6. dr. David
7. dr. Annisa
b. Dokter Gigi :
1. drg. Christina Mahardika
2. drg. Villianti E.F.R
3. drg. Nella Keumala Hayati
10
3. Dokter Mitra :
a. dr. Santi, Sp. Rad
b. dr. Yohanes Dona Christi
c. dr. Anita Rahayu Wijayanti
4. Administrasi dan Bagian Umum :
a. Dwi Sulistiyowati, S.E
b. Ridha Widhiningtyas, Amd. Rad
5. Koordinator Perawat Umum :
a. Ruri Mantika, S. Kep
b. Nur Pramitasari, S. Kep
6. Anggota Perawat Umum :
a. Siti Ulfah, Amd. Kep
b. Ine Nova Ayu, Amd. Kep
c. Febria Eka Cahya, S. Kep
d. Finna Ariyana, Amd. Kep
e. Ully Damayanti, Amd. Kep
f. Dwi Kurniasih, Amd.Kep
7. Koordinator Perawat Gigi : Yoestika Sari, Amd. Kep
8. Koordinator Analis Kesehatan : Sri Wahyu Budi Utami, Amd. A.K
9. Anggota Analis Kesehatan :
a. Mafrukha Arbi Z, Amd. A.K
b. Ginayuh Lintang, Amd. A.K
c. Adelia Novianingtiyas
10. Apoteker Penanggungjawab Farmasi : Ungsari Rizki Eka Purwanto,
M.Sc., Apt.
11. Asisten Apoteker Farmasi : Yuliana Nurchasanah, S. Farm
12. Juru Ahli Gizi :
a. Sri Nurhayati
13. Cleaning Service :
a. Ibu Musnaini
b. Sunarko
11
c. Rukan
14. Keamanan :
a. Pak Sugiyanto
b. Pak Munawar
c. Pak Edi
d. Mas Ahmad
e. Mas Huri
F. Pembagian Jam Kerja
1. Jadwal Praktik Dokter :
a. Dokter Vian : Senin-Sabtu : 07.00 17.00 WIB
b. Dokter Ingga : Senin-Sabtu : 17.00 21.00 WIB
c. Dokter Jaga : Setiap Hari : 21.00 07.00 WIB
2. Jadwal Karyawan
a. Shift Pagi : 07.00 14.00 WIB
b. Shift Siang : 14.00 21.00 WIB
c. Shift Malam : 21.00 07.00 WIB
G. Fasilitas
1. Ruang Perawatan
a. Rawat Inap I
1. Dilengkapi TV LCD
2. AC (Air Conditioner) Untuk menjaga kelembaban udara
ruangan
3. Kamar mandi dalam yang bersih
4. Almari pakaian
5. 2 Tempat Tidur
b. Rawat Inap II
1. Dilengkapi TV LCD
2. AC (Air Conditioner) Untuk menjaga kelembaban udara
ruangan
3. Kamar mandi dalam yang bersih
4. Almari pakaian
12
5. 4 Tempat Tidur
2. Fasilitas Penunjang
a. Farmasi 24 Jam
1. Pengkajian Resep
2. Dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Konseling
5. Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (home pharmacy care)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
b. Laboratorium
1. MCU (Medical Check Up), yaitu pemeriksaan kesehatan secara
menyeluruh.
2. Cek Kolesterol
3. Cek Asam Urat
4. Cek GDS (Gula Darah Sewaktu)
5. Cek Darah Rutin
6. Cek Golongan Darah
BAB III
PENGELOLAAN KLINIK
13
14
Lalu, obat ditata dalam gudang dan ditulis di kartu stok. Setiap hari
sabtu obat akan dicek apakah obat yang dipesan beserta harganya sesuai
atau tidak oleh Apotek Penanggungjawab Farmasi. Setelah itu diinput ke
komputer.
Apabila ada obat yang mendekati ED (Expire Date), maka harus dicatat
dalam buku tersendiri dan urutan tanggalnya diurutkan oleh tenaga teknis
kefarmasian.
Selanjutnya dilakukan pencatatan dengan cara dicatat dalam buku
penerimaan faktur, setelah faktur selesai diinput dengan rincian sebagai
berikut: nama PBF, nama obat, nomer batch, tanggal ED, jumlah harga
satuan, potongan harga, jumlah harga, nomor urut, dan tanggal
penerimaan. ED obat dicatat dalam buku ED obat. Apabila ada obat yang
tidak sesuai, Tenaga Teknis Kefarmasian akan mengembalikan obat
tersebut kepada Pedagang Besar Farmasi atau biasanya disebut dengan
retur.
Untuk teknis pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau kredit,
tergantung dari jenis obat serta perjanjian dengan pihak distributor. Enkaso
biasanya dilakukan setiap hari senin. Untuk obat narkotika harus dibayar
secara COD (Cash On Delivery). Pembayaran dilakukan jika sudah jatuh
tempo dan faktur dikumpulkan tiap debitur. Masing-masing dibuatkan
bukti kas keluar serta cek dan giro, kemudian diserahkan kebagian
keuangan untuk ditandatangani sebelum dibayar kepada supplier.
4. Penyimpanan
Setelah dilakukan pengadaan dan pemesanan, langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah penyimpanan. Penyimpanan adalah suatu kegiatan
yang menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan
yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan yang dapat merusak mutu obat.
Klinik Esensia memiliki perlengkapan dan alat penyimpanan
perbekalan farmasi, seperti : lemari dan rak penyimpanan obat, lemari
pendingin untuk menjamin mutu perbekalan farmasi tersebut.
16
B. Pelayanan Obat
1. Pelayanan Non Resep
Pelayanan Obat Non Resep merupakan pelayanan kepada pasien yang
ingin melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Obat
untuk swamedikasi meliputi obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep
dokter yang meliputi :
a. Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat wajib apotek terdiri dari kelas terapi oral kontrasepsi, obat saluran
cerna, obat mulut serta tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang
mempengaruhi sistem neuromuskular, anti parasit dan obat kulit topikal.
Berikut adalah contoh dari obat wajib apotek :
1. Obat Wajib Apotek (OWA) No.1
No Kelas Terapi Nama Obat Jumlah Tiap Jenis Obat
Per Pasien
1. Oral Tunggal 1 siklus
Kontrasepsi Linestrenol
Kombinasi
Etinidiol diasetat mestranol
Norgestrel etinil estradiol
Linestrenol etinil estradiol
2. Obat Saluran
a. Antacid + sedativ/spasmodik Maksimal 20 tablet
Cerna Al Hidroksida, Mg
Trisilikat+Papaverin HCl,
Klordiazepoksida
Mg.Trisilikat,
Al,Hidroksida+Papaverin
HCl,Klordiazepoksida+Daizepam+
Sodium bikarbonat
20
Kortikosteroid
Hidrokortison Maksimal 1 tube
Betametason Maksimal 1 tube
Antiseptik Lokal
Heksaklorofone Maksimal 1 botol
Antifungi
Mikonazole Maksimal 1 tube
Nistatin Maksimal 1 tube
Ekonazole Maksimal 1 tube
Anestesi Lokal
Lidokain Maksimal 1 tube
Pemucat Kulit
Hidroquinon
Maksimal 1 tube
22
Prosedur penjualan obat bebas atau obat yang dibeli tanpa resep dokter
mempunyai aturan yang berbeda dengan penjualan obat menggunakan resep
dokter, adapun prosedur penjualan obat bebas adalah setiap pembelian obat
bebas diberikan tanda bukti transaksi penjualan berupa nota rangkap. 1
lembar untuk pembeli dan 1 lembar untuk arsip klinik.
2. Pelayanan Obat dengan Resep
Pelayanan resep sepenuhnya tanggung jawab APA (Apoteker
Penanggungjawab Farmasi). Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat
yang ditulis dalam resep dengan obat lain. Dalam hal pasien tidak mampu
menebus obat yang ditulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan
dokter untuk pemilihan obat yang lebih terjangkau.
Pelayanan resep didahului proses skrinning resep yang meliputi
pemeriksaan kelengkapan resep, keabsahan dan tinjauan kerasionalan obat.
Resep yang lengkap harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter,
tempat dan tanggal resep, tanda R/ pada bagian kiri untuk tiap penulisan
resep, nama obat dan jumlahnya, kadang-kadang cara pembuatan atau
keterangan lain (iter, prn, cito) yang dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien,
serta tanda tangan atau paraf dokter. Tinjauan kerasionalan obat meliputi
pemeriksaan dosis, frekuensi pemberian, adanya medikasi rangkap, interaksi
obat, karakteristik penderita atau kondisi penyakit yang menyebabkan pasien
menjadi kontraindikasi dengan obat yang diberikan.
Di Klinik Esensia, pelayanan obat dengan resep rawat jalan meliputi alur
berikut :
a. Dokter memberikan resep.
b. Apoteker/AA/TTK membaca resep tersebut.
c. Apoteker/AA/TTK mengambil obat di lemari obat lalu diletakkan di
keranjang obat.
d. Apoteker/AA/TTK mengentry obat tersebut di komputer beserta jasa
konsultasi dokter, tindakan, laboratorium, dan lainnya.
e. Apoteker/AA/TTK menginformasikan kepada pasien tentang total
biayanya.
26
A. Simpulan
Setelah kami menjalankan kegiatan Praktik Kerja Instansi di Klinik Esensia
Semarang, kami mendapat banyak ilmu dan informasi yang belum pernah
didapatkan dalam teori pelajaran, sehingga dapat kami simpulkan bahwa :
1. Sistem yang sudah terkomputerisasi ini membantu karyawan klinik dalam
menjalankan transaksi jual beli obat di Klinik Esensia Semarang. Sistem ini
membantu karyawan klinik dalam mempersiapkan pelaporan pada setiap
bulannya, sehingga memperkecil kesalahan dalam penginputan data obat, dan
sistem pelaporan yang lebih efisien dan akurat.
2. Setiap pengambilan alkes untuk mengisi stok alkes rawat inap harus dicatat di
kartu stok.
3. Apabila pihak dari laboratorium Klinik Esensia mengambil alkes di gudang
alkes harus mengisi form pengajuan terlebih dahulu.
4. Karyawan dituntut untuk bekerja lebih cepat, benar, tepat, dan ramah.
5. Operasional dan pelayanan kepada pasien diberikan secara maksimal oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian, perawat, analis kesehatan.
B. Saran
1. Pelayanan di Klinik Esensia sudah sangat baik, tetapi menurut kami perlu
menambah Tenaga Teknis Kefarmasian karena banyak resep yang datang tidak
seimbang dengan jumlah Tenaga Teknis Kefarmasian. Apalagi pada saat malam
hari banyak pasien yang periksa. Perawat juga turun tangan untuk membantu
menyiapkan obat.
2. Penyimpanan perbekalan farmasi di gudang obat sudah cukup baik dengan
adanya pembedaan antara obat generik, obat paten, obat sirup, antibiotik tablet,
antibiotik sirup, salep, injeksi, tetes mata, tetes telinga, nebulizer, alkes. Namun,
terkadang obat belum tertata dengan rapi karena almari gudang obat tidak
27
28
memadai untuk menampung stok obat. Akan lebih baik jika ada penambahan
almari gudang obat. Hal ini dapat mempermudah pencarian obat untuk mengisi
stok di almari obat.
3. Untuk menghindari kesalahan dalam menginputkan data, maka diperlukan
operator yang baik.
4. Upayakan dalam setiap bulannya melakukan back up data. Selain sebagai arsip
juga agar bila terjadi error pada aplikasi memudahkan operator dalam
mengembalikan data.
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
1. Etiket
a. .Etiket putih untuk sediaan tablet/kaplet/kapsul
c. Etiket biru
30
31
2. Copy Resep
32
3. Kartu Stok
a. Kartu stok sediaan tablet, sirup, injeksi, salep, tetes mata, tetes
telinga, suppositoria, dan nebul
33
4. Contoh R/ dokter
35
5. Surat Pesanan
a. Surat Pesanan Obat
36
6. Faktur
39
8. Nota
41
9. Ruang Farmasi
42
a. Sediaan Sirup
b. Sediaan Tablet/Kaplet/Kapsul
43
1. Obat Antibiotik
8. Vitamin/Tambah Darah
47
9. Obat Nyeri
c. Sediaan Injeksi
d. Sediaan Salep
49
g. Gudang Obat
1. Sedian Tablet
51
2. Sediaan Sirup
52
5. Sediaan Injeksi
8. OTC
19. Mushola
68
b. Namira
70
c. Rida
71
d. Sekar
72