( JURUSAN FARMASI)
Disusun Oleh:
Nadiya (21.01.021)
UNGGULAN HUSADA
BANJARMASIN
LAPORAN PRAKTIK
DI
BANJARMASIN
Disetujui oleh
Mengetahui
Kepala
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan banyak
kesempatan ,sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan praktik kerja lapangan
ini dengan tepat waktunya. Penyelesaian laporan pengantar praktek kerja
lapangan ini tidak lepas dari bantuan dan doa dari keluarga, rekan, relasi,dan
teman yang telah mendukung dan meluangkan waktu untuk ikut berpartisipasi.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua kami dan keluarga yang selalu memberikan semangat,
motivasi, kasih sayang dan materil dalam menyelesaikan laporan ini
2. Ibu Popong Nurapipah,S.Fram. ,Apt. Selaku kepala sekolah SMK Unggulan
Husada Banjarmasin
3. Ibu Nor Aida, S.Fram.,Apt Selaku Apoteker di Puskesmas Kayu Tangi
4. Ibu Apt. Siti Rahimah S.Farm. Selaku pembimbing praktik dari sekolah
yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta nasehat-nasehat
yang telah diberikan sehingga menambah wawasan kami mengenai ruang
lingkup kefarmasian dan dapat menyelesaikan laporan ini.
5. Ibu Nor Aida S.Fram.,Apt selaku pembimbing praktik kerja lapangan yang
telah memberikan bimbingan, pengetahuan dan pembelajaran serta
nasehat-nasehat yang telah diberikan sehingga menambah wawasan
kami mengenai kefarmasian dan kami akhirnya mendapatkan
menyelesaikan laporan ini.
6. Ibu Masyriah selaku Asisten Apotker Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin
yang telah mnemberikan banyak ilmu pengetahuan sehinga dapat
menambah wawasan kami.
7. Ibu khairiyani Selaku Asisten Apoteker Puskesmas Kayu Tangi
Banjarmasin yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan sehingga
dapat menambah wawasan kami.
8. Kaka Muhammad Iqbal selaku Asisten Apoteker Puskesmas Kayu Tangi
Banjarmasin yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan sehingga
dapat menambah wawasan kami.
ii
9. Seluruh karyawan/karyawani di Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin yang
telah berbagi ilmu pengetahuan sehingga menambah wawasan kami.
10. Dan Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan dan
penyelesaian laporan praktik kerja lapangan
Semoga laporan prakrik kerja lapangan ini bermanfaat bagi yang
membacanya. Kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila
selama menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan ini telah melakukan
kesalahan karena kami juga tidak lepas dari kekhilafan dan kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penyusun sangat mengharapakan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua atas
perhatian, dukungan, bantuan, serta kerjasama dari pembaca kami
ucapkan terimakasih.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................
BAB I PANDAHULUAN
A. Puskesmas……………………………………………....................................
B. Pengelolaan Obat di Puskesmas.................................................
C. Pharmaceutical care………………………………………………………………...
BAB IV PEMBAHASAN.
iv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................,..............................................
B. Saran..................................................................................................
DAPFTAR PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. LPLPO………………………………………………………………………………
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur diwilayah
kerja Puskesmas Kayu Tangi……………………………………………………………….
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sarana kesehatan puskesmas , farmasi merupakan salah satu faktor
penting dalam menunjang pelayanan kesehatan. Profesi Farmasi saat ini
telah mengalami perkembangan yaitu dari orientasi pada obat berubah
menjadi orientasi pada pasien bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi farmasi dalam pekerjaan kefarmasiaan untuk mencapai
juan akhir yaitu peningkatan kualitas hidup pasien.
Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa
didik untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui pendidikan dikelas, laboratorium maupun lapangan
untuk mencapai pengalaman belajar, pada tatanan yang nyata dan
komprehensif sehingga siswa dapat lebih siap dan mandiri, maka
dilaksanankan pengantar praktek kerja lapangan pada siswa SMK
Unggulan Husada. Dengan adanya pengantar praktik kerja lapangan para
sisawa dapat mengetahui langsung kondisi pada saat di dunia pekerjaan.
2
1. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelangaraan progam kesehatan
masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek adminstrasi,
teknis maupun sosial budaya
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan
pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, PBF,
Apotek dan penyuluhan obat masyarakat.
3. Mengemabangkan dan memantapkan sikap etis profesionalisme dan
nasional yang di perliahtkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja
sesuai bidangnya.
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk masyarakat diri
pada suasana lingkungan kerja sebenarnya.
3
d. Sebagai salah satu bentuk pendidikan yang berupa pengalaman
belajar secara nyata dan berkomperehensif yang sangat penting
dan bermanfaat bagi siswa untuk mencapai suatu keberhasilan
pendidikan, sehingga nantinya siswa dapat lebih siap dan mendiri
dalam menghadapi dunia kerja.
e. Meningkatkan rasa percaya dari untuk menjadi TTK profesional
2. Bagi Pihak Instansi:
Dengan dilaksanakannya PKL ini pihak sekolah akan memperoleh
masukan dari siswa guna memperbaiki dan mengemabangkan
kesesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.
3. Bagi Pihak Puskesmas:
Dengan adanya PKL, pihak puskesmas dapat membentuk
calon Asisten yang berpotensi dan lebih berkualitas.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2. Visi dan misi Puskesmas
Misi :
3. Fungsi Puskesmas
6
c. Upaya peningkatan gizi
d. Kesehatan lingkungan
e. Pencegahan dan pemberantas penyakit menular
f. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
g. Kesehatan sekolah
h. Kesehatan olahraga
i. Perawatan kesehatan masyarakat
j. Kesehatan kerja
k. Kesehatan gigi dan mulut
l. Kesehatan jiwa
m. Kesehatan mata
n. Laboratorium sederhana
o. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan
p. Kesehatan lanjut usia
q. Pembinaan pengobatan tradisional
r. Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Setiap kegiatan pokok Puskesmas
dilaksanakan dengan pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat
desa.
7
C. Setiap akhir bulan menyampaikan laporan pemakaian obat dan
perbekalan kesehatan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
setempat
D. Bersama tim perencanaan obat terpadu membahas rencana kebutuhan
Puskesmas
E. Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
F. Melaporkan dan mengirimkan kembali semua jenis obat rusak/kadaluarsa
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
G. Melaporkan kejadian obat dan perbekalan kesehatan yang hilang kepada
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
A. Kepala puskesmas
8
B. Petugas gudang obat Puskesmas
Memelihara dan menyimpan resep obat secara tertib dan menyimpan dan
memelihara obat yang ada di kamar obat dll.
A. Perencanaan
9
penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi periode sebelumnya, data mutasi
Sediaan Farmasi, dan rencana pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi
juga harus mengacu pada Daftar Obat esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan
yang ada di Puskesmas.
B. Pengadaan
Untuk pengadaan, pada awalnya dibuat oleh apoteker berupa LPLPO yang
kemudian ditandatangani oleh kepala Puskesmas yang bersangkutan LPLPO
dibuat sebanyak 3 rangkap, 1 lembar untuk dinas kesehatan setempat, 1 untuk
gudang Farmasi, 1 untuk sumber arsip LPLPO dikirimkan setiap akhir bulan dan
permintaan barang akan diterima pada setiap awal bulan adapun macam-macam
permintaan obat :
10
1) Permintaan rutin, dilakukan sesuai jadwal yang telah disusun oleh dinas
kesehatan untuk masing-masing Puskesmas.
C. Kebutuhan meningkat
D. Menghindari kekosongan penanganan
E. Kejadian luar biasa (KLB)
F. Obat rusak dan kadaluarsa
11
Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi dokumen LPLPO,
ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat
mengajukan keberatan.
12
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.
2. Puskesmas Pembantu;
3. Puskesmas Keliling;
4. Posyandu; dan
5. Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan
dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian
Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan
pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan Obat
sesuai dengan kebutuhan (floor stock).
F. Pelayanan
13
G. Pelaporan dan pencatatan
Kejadian Obat hilang dapat terjadi karena adanya peristiwa pencurian obat
dari tempat penyimpanan oleh pihak yang tidak punya tanggung jawab. Obat
juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya
ditemukan kurang dari catatan sisa stock pada kertas stok yang bersangkutan.
Pengujian silang antara jumlah obat dalam penyimpanannya dengan catatan sisa
stok pada kartu stock perlu dilakukan secara berkala, paling tidak 3 bulan sekali.
Pengujian harus dilakukan oleh kepala Puskesmas.
14
Untuk menangani kejadian Obat hilang, perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
15
obat rusak atau kadaluarsa yang diterimanya dari satuan kerja
lainnya, ditambah dengan obat rusak atau kadaluarsa dalam gudang
kepala Puskesmas.
F. Kepala Puskesmas selanjutnya melaporkan dan mengirimkan kembali
obat rusak dan kadaluarsa kepada kepala gudang farmasi
kabupaten/kota, untuk kemudian dibuatkan berita acara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
16
C) pemusnahan obat
C. Pharmaceutical Care
17
apoteker pada pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien dengan
tujuan mencapai hasil yang ditetapkan yang memperbaiki kualitas hidup pasien.
Termasuk keputusan untuk tidak menggunakan terapi obat, pertimbangan
pemilihan obat, dosis, rute, dan metode pemberian, pemantauan terapi obat dan
pemberian informasi dan konseling pada pasien.
5. Merawat penyakit
6. Menghilangkan atau menurunkan gejala
7. Menghambat atau mempengaruhi proses penyakit
8. Mencegah penyakit atau gejala
Berdasarkan hasil kongres who di new Delhi 1988 maka pada tahun 1990
badan dunia di bidang kesehatan tersebut
mengakui/merekomendasikan/menetapkan kemampuan untuk di sehari
tanggung jawab kepada farmasis yang secara garis besar adalah sebagai berikut
(anonim, 1990).
18
f. Mampu menjaga keharmonisan hubungan antara fungsi pelayanan medik
dengan pelayanan farmasi.
Apoteker berperan utama dalam meningkatkan keselamatan dan
efektivitas penggunaan obat. Dengan demikian dalam penjabaran misi
utama apoteker dalam hal keselamatan pasien adalah memastikan
bahwa semua pasien mendapatkan pengobatan yang optimal. Hal ini
telah dikuatkan dengan berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa
kontribusi apoteker dapat menurunkan medication errors.
Dengan demikian apoteker bertanggung jawab langsung pada pasien
tentang biaya, kualitas, hasil pelayanan kefarmasian.
19
pharmaceutical care. Tanggung jawab apoteker dalam ruang lingkup
pharmaceutical care adalah sebagai berikut:
C. Menjamin bahwa tujuan terapi dapat digunakan baik untuk pasien. Praktisi
pharmaceutical Care pertanggungjawab untuk memantau kondisi pasien untuk
memastikan bahwa pengobatan mencapai hasil yang diinginkan.
D. Tanggung jawab ini dipenuhi oleh merawat setiap pasien sebagai individu
dengan cara yang menguntungkan pasien, bahaya meminimalkan, dan jujur, adil,
dan etis.
G. Ini adalah tanggung jawab perawatan praktisi farmasi untuk menahan rekan
jawab untuk menerapkan standar yang sama kinerja profesional. Keberhasilan
praktek akan tergantung pada hal itu.
20
H. Melakukan yang terbaik untuk pasien. Dalam segala kasus, tidak membuat
kesalahan. Mengatakan yang sebenarnya pada pasien ber fair setia. Mengakui
bahwa pasien lah yang menentukan keputusan selalu menjaga privasi pasien.
21
BAB III
TINJAUAN UMUM
Luas wilayah kerja Puskesmas Kayu Tangi terdiri dari 2 kelurahan yaitu
kelurahan Sungai Miai dan Antasan kecil Timur, dengan luas 2,31KM² dan
luas 16,52KM dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 25.555 jiwa. Wilayah
kerja Puskesmas Kayu Tangi. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kayu
Tangi adalah sebagai berikut.
1. Kelurahan Sungai Miai
Sebelah Utara :Kelurahan Alalak Utara,Kabupaten Barito kuala
Sebelah Selatan : Kelurahan Pasar Lama
Sebelah Barat :Kelurahan pangeran
Sebelah Timur : Kelurahan Antasan Keci Timur&pasar Lama
2. Kelurahan Antasan kecil Timur
Sebelah Utara :Kelurahan Sungai Miai
Sebelah Selatan :Sungai Martapura
Sebelah barat : Kelurahan Sungai Miai & Pasar Lama
Sebelah Timur : Kelurahan Sungai Mufti
22
C. Ketenagaan farmasi Puskesmas
23
D. Sarana dan Prasarana
24
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Perencanaan
a. Kunjungan meningkat
3. Penerimaan
25
Jika obat yang datang sesuai dengan dengan LPLPO, maka LPLPO
ditandatangani oleh penerima dan kepala Puskesmas Kayu Tangi dan
selanjutnya obat akan dimasukan kedalam gudang dan dicatat dalam kartu
stok.
4. Penyimpanan
Sistem penyimpanan obat pada Puskesmas Kayu Tangi yaitu FIFO (First In
First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Tetapi sistem FEFO lebih
dominan, karena obat yang datang dari IFK masa Expired tidak menentu
terkadang masa Expirednya Panjang dan terkadang masa Expirednya pendek.
Obat disimpan sesuai jenis dan berdasarkan bentuk sediaan
(injeksi,salep,tablet,sirup,dan lain-lainnya) dan diletakan didalam rak
sehingga tidak bersentuhan langsung dengan lantai.Untuk obat psikotropika
dan narkotika disimpan dalam lemari khusus penyimpanan psikotropika dan
narkotika sipisah sesuai jenis masing-masing.
Untuk penyimpanan obat JKN dan APBD disimpan dalm lemari yang berbeda
sesuai kategorinya masing-masing. Pada setiap penerimaan dan pengeluaran
(pemakaian) Obat, TTK harus mencatat pada kartu stok yang telah tersedia.
Jika ada obat yang kadaluarsa dapat dikirim lagi ke Gudang Farmasi untuk
dimusnahkan dengan menggunakan berita acara yang telah dibuat oleh
petugas Ruang Farmasi dipuskemas.
5. pendistibusian
26
habis pakai REAGEN yang telah dibuat oleh unit pelayanan kesehatan
tersebut, sedangkan untuk pencatatan dilakukan pada buku pemakaian
oobat harian dan kartu stok. Kegiatan pendistribusian sedian farmasi dan
alat kesehatan pada unit pelayanan kesehatan tidak menggunakan LPLPO
tetapi menggunakan buku permintaan obat.
27
Banjarmasin.Untuk resep narkotik dan psikotropik dicatat pada buku
tersendiri akan di beri tanda / garis merah, disimpan di tempat terpisah
dari resep yang lain. Untuk menjamin keamanan dan kemudahan dalam
pelaporan narkotik dan psikotropika ditulis dikartu stok barang yang
disimpan di lemari penyimpanan yang memuat tanggal, nomor resep,
nama dokter, nama dan alamat pasien.
1. Pencatatan perhari
2. pencatatan berkala
28
Dari hasil pencatatn hariain dan berkala tersebut selanjutnya dibuat laporan
pemakaian obat selama 1 bulan dengan menggunakan LPLPO yang sekaligus
merupakan lembar permintaan obat yang ditujukan ke Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin melalui Gudang Farmasi Kota Banjarmasin.Laporan ini juga
digunakan sebagai saran pertanggung jawaban oleh Puskesmas Kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota melalui Gudang farmasi. Laporan
tahunan LPLPO dibuat berdasarkan laporan bulanan yakni merekap data yang
ada pada setiap laporan bulananya yang berupa LPLPO mulai dari awal tahun.
Sedangkan untuk stok opname dilakukan setiap sebulan sekali yang nantinya
dimasukan dalam pembuatan LPLPO.
Pemakaian obat psikotropika dan Narkotika dikamar obat/Ruang
Farmasi Puskesmas Kayu Tangi Banjarmasin dicatat menggunakan buku
khusus. Adapun pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika
dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan
arsip untuk puskesmas.
Obat yang hilang atau kadaluwarsa, maka pelaporan ditunjukan ke
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan gudang Farmasi Kota Banjarmasin.
Adapun pencatatan dan pelaporan yang dilakukan:
a) Buku pencatatan obat pemakaian harian/ buku register harian
b) Buku rekapan obat bulanan
c) Buku pelaporan narkotik dan psikotropika
d) Pelaporan narkotik dan psikotropika
e) Buku kunjungan pasien
f) Buku monitoring dan peresepan
g) Kartu stok
h) Lembar LPLPO
29
B. Kegiatan pelayanan
1. Pelayanan resep
2. Penyuluhan Kesehatan
30
dipahami. Media merupakan salah satu saran yang penting dalam
penyuluhan kesehatan seperti media cetak, media elektronik dan media luar
ruangan.
3. Pembinaan dan Monitoring Pengobatan Pasien dengan Kasus Penyakit
Tertentu.
Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan secara berkala yang perlu
dilakukan lebih lanjut terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelayanan
kefarmasian sedangkan evaluasi merupakan proses penilaian kinerja
pelayanan kefarmasian itu sendiri. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan
dengan memantau seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian mulai dari
pelayanan kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas.
31
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pada akhir laporan ini saya selaku penulis menyampaikan bahwa PKL di
Puskesmas Kayu Tangi sangat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu
yang berguna. Dengan PKL disini bahwa saya akhirnya bisa membandingkan
langsung ilmu yang saya dapat disekolah dengan apa yang ada di puskesmas.
Siswa juga lebih tahu tentang pengelolaan dan pembekalan farmasi yang ada
di Puskesmas Kayu Tangi dapat menambah wawasan yang bermanfaat bagi kami
semua.
Setelah menjalani pengantar PKL di Puskesmas Kayu Tangi ini maka dapat
saya simpulkan bahwa:
32
4. Pengadaan resep obat dilakukan setiap sebulan sekali sesuai laporan
pemakaian dan permintaan obay LPLPO dan menyimpaan resep dengan
selama 5 tahun.
5. Semua pembekalan farmasi digudang puskesmas disimpan dan disusun
berdasarkan system kombinasi anytara FIFO (First in First Out) dan FEFO
(First Expired First Out).
6. Ruang farmasi puskesmas kayu tangi mendistribusikan obat dan juga alat
Kesehatan untuk pustu,pusbindu, posyandu balita,posyandu
lansia,puskesmas keliling ,dan puskesdes, KIA, Tindakan,
33
Saran:
34
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,Jakarta
Depkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Kefarmasian di Puskesmas. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta
35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. LPLPO
36
Lampiran 2. LPLPO JKN
37
Lampiran 3. Contoh resep umum dan resep JKN
38
Lampiran 4. Contoh etiket Biru dan Putih
39
Lampiran 5. Kartu stok
40
Lampiran 6. Narkotika dan Psikotropika
41
Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Tangi
42
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur diwilayah
kerja Puskesmas Kayu Tangi
43
DAFTAR GAMBAR
44
Gambar 2. Ruang Farmasi puskesmas kayu tangi
45
Gambar 3. Saat pelayanan di puskesmas kayu tangi
46
Gambar 4. Ruang tunggu pengambilan obat
47
Gambar 5. Tempat penyimpanan obat di gudang
48
Gambar 6. Sediaan Yang Harus Disimpan pada Suhu Khusus (Kulkas)
49
Gambar 7. Tempat penyimpanan vaksin
50
Gambar 8. Tempat Penyimpanan Narkotika Dan Psikotropika
51
Gambar 9. Tempat Penyimpanan Arsip, Laporan,Dan Catatan
52
Gambar 10. Melakukan Pembuatan Obat Puyer
53
Gambar 11. Melakukan kegiatan pencatatan penerimaan obat dari IFK
54
Gambar 12. Kegiatan Pembagian obat cacing
55
Gambar 13. Kegiatan melakukan pelayanan di pustu
56
Gambar 14. Kegiatan mengambil vaksin di Instalasi Farmasi Banjarmasin
57
Gambar 15. Kegiatan penyuluhan diposyandu
58
Gambar 16. Mengikuti Kegiatan penyuluhan promkes
59
Gambar 17. Mengikuti kegiaatan homecare pasien TB
60
Gambar 18. Kegiatan melakukan stok opname
61
Gambar 19. Melakukan pembersihan kulkas vaksin
62
63