Disusun Oleh:
Tahun 2023
HALAMAN PENGESAHAN
NIS/NISN : 1506/284.072
Menyetujui,
NIP. 19820828201002022
Kepala Program Keahlian Pimpinan DU/DI
NIP. 3507134605730002
Mengetahui,
Agung Priambodo,S.S.M.Pd
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan di Puskesmas
Tumpang. Laporan ini di buat berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
siswa selama berada di dunia industri. Laporan ini disusun sebagai
pertanggungjawaban siswa selama PKL dan berfungsi sebagai acuan dalam ujian
yang dilaksanakan setelah siswa melaksanakan praktik di dunia industri.
Pelaksanaan PKL dapat berjalan dengan lancar karena adanya dukungan kerja
sama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
ii
kekurangan. Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik Industri ............................................................................. 3
C. Manfaat Praktik Industri ........................................................................... 4
BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN ......................................................... 5
A. Sejarah Puskesmas Tumpang .................................................................... 5
B. Struktur Organisasi Puskesmas Tumpang ................................................ 9
C. Kedudukan dan Letak Puskesmas Tumpang ............................................ 10
D. Prosedur Pelayanan Puskesmas Tumpang ................................................ 10
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK ........................................................... 14
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik ................................................... 14
B. Kegiatan Kompetensi Keahlian ................................................................ 15
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Praktik ........................ 16
D. Laporan Kegiatan Harian (terlampir) ....................................................... 17
BAB IV KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 18
A. Pengertian Antibiotik ................................................................................ 18
B. Definisi Amoxicillin ................................................................................. 20
BAB V ANALISIS RESEP .............................................................................. 25
A. Pengertian Resep ....................................................................................... 25
B. Jenis-jenis Resep ....................................................................................... 25
C. Kelengkapan Resep ................................................................................... 25
D. Contoh Resep ............................................................................................ 26
E. Singkatan Bahasa Latin ............................................................................. 29
F. KIE Yang Diberikan Kepada Pasien .......................................................... 29
iv
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 32
A. Kesimpulan ............................................................................................... 32
B. Saran .......................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan
bermutu, hidup dalam lingkungan sehat dan memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
(Kemenkes RI 2019).
Menurut Penmenkes tentang Puskesmas tahun 2019, Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya yaitu
salah satu kegiatanya menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaa masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
1
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas berperan penting dalam
penjaminan mutu, manfaat, keamanan serta khasiat sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai. Selain itu Pelayanan Kefarmasian bertujuan
untuk melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (Kemenkes RI 2006).
Pelayanan Kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari
orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian.
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, Apoteker/Asisten
Apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung
dengan pasien ( Kemenkes RI 2006).
Pendidikan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam salah
satu upaya untuk mensukseskan pembangunan nasional. Kesehatan
merupakan hal yang mendasar dalam manusia yang harus tetap terpelihara
guna menjadikan manusia sehat. Dengan sumber daya manusia yang
berkualitas mska akan semakin meningkatkan pula daya saing bangsa
tersebut dalam persaingan global saat ini. Dalam kaitan ini pendidikan
tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan
yang bermutu yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan
perubahan, pertumbuhan dan pembangunan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi yang
memenuhi kualitas tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan terutama
proses belajar mengajar harus ditingkatkan secara terus menerus. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada
peserta didik adalah mengikutsertakan mahasiswa dalam Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Hal ini dipilih karena PKL dianggap cara terbaik untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama
mengikuti pendidikan.
2
Oleh karena itu dilaksanakannya PKL untuk dapat menambah
pengetahuan di bidang Pekerjaan Kefarmasian, pengalaman serta sikap
profesional dalam melakukan suatu bidang pekerjaan. Kegiatan PKL juga
3
5. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat membangun diri
sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
5
Tumpang yang sekarang digunakan sebagai gedung Puskesmas Tumpang
sebelah utara. Sebelumnya gedung ini milik masyarakat yang diperoleh
dari dana masyarakat. Tanah yang digunakan untuk area Puskesmas lebih
dari 1,3 hektar. Jumlah TT ada 10, ruang BP, ruang poli gigi, ruang KIA,
UGD, dan dapur. Untuk BKIA masih tetap di Desa Ledoksari dengan
jumlah TT 10, kamar periksa KIA 1, dan kamar KB 1.
Pada tahun 1987-1995 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr.
Purtjahtjo. BKIA yang berada di Desa Ledoksari dipindahkan ke Gedung
Puskesmas Tumpang sebelah selatan (1989). Jumlah TT menjadi 30,
sedangkan ruang yang lain tetap. Pada tahun 1990, BKIA dipindahkan ke
Gedung Puskesmas Tumpang sebelah utara. Sedangkan ruang
laboratorium yang sebelumnya berada di dibelakang, dipindahkan ke
Gedung Puskesmas Tumpang sebelah selatan. Pada masa kepemimpinan
beliau Puskesmas Tumpang mendapat sertifikat Puskesmas Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED).
Tahun 2003-2006 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr. Tutik
Satrijawati. Peresmian Gedung baru yang dijadikan Puskesmas ideal
dilakukan pada tahun 2002 oleh Bapak Bupati Sujud Pribadi . Pada tahun
2005 Puskesmas Tumpang menjadi juara II Puskesmas Pelayanan Prima
Tingkat Bakorwil.
Tahun 2006-2011 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr. Sri Ratna
Murti P. Program beliau merehap Poliklinik rawat jalan yang semuanya
dipindahkan di Gedung sebelah selatan. Pada masa kepemimpinan beliau,
pada tahun 2007 dijalin kerjasama dengan SMF Mata RS. dr. Saiful Anwar
Malang atau Universitas Brawijaya sehingga terbentuknya poli mata di
Puskesmas Tumpang. Pada masa kepemimpinan beliau juga, Puskesmas
Tumpang mendapat sertifikat ISO pada tahun 2009. Selain itu pada masa
kepemimpinan beliau Puskesmas Tumpang mendapat bantuan dari
6
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan adanya poli kandungan oleh
dokter spesialis obstetric dan ginekologi yang dilaksanakan setiap hari
Rabu serta pelayanan poli anak oleh dokter spesialis anak yang
dilaksanakan setiap hari Selasa. Pada akhir kepemimpinan beliau sejak
bulan Januari tahun 2011 Puskesmas Tumpang menjadi Puskesmas rawat
inap plus dengan tenaga tambahan 1 dokter umum.
Tahun 2011-2012 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr. Bambang
Budi Prasetya. Pada masa kepemimpinan beliau, Puskesmas Tumpang
mencetuskan inovasi berupa Pelayanan Inovasi Obat (PIO). PIO sendiri
merupakan Pelayanan Inovasi Obat oleh Farmasi (Apoteker). Bentuk
kegiatanya adalah dengan menyediakan dan memberikan informasi kepada
pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain untuk menunjang ketersediaan dan
penggunaan obat rasional. Dengan begitu kepatuhan pasien dalam
penggunaan obat bisa meningkat sehingga memaksimalkan efek terapi dan
meminimalkan efek terapi dan meminimalkan efek samping obat. Pada
tahun 2012 Puskesmas Tumpang memberikan pelayanan jarum suntik
steril untuk pengguna narkoba suntik. Pada masa kepemimpinan Dr.
Bambang Budi Prasetya, Puskesmas Tumpang sebagai Puskesmas pemberi
Pelayanan Publik Terbaik nomor 2 Se-Jawa Timur.
Pada tahun 2012-2019 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr. Sri
Juliati. Pada masa kepemimpinan beliau, sejak bulan Januari tahun 2012
dibentuk poli IMS, dan sejak bulan Oktober 2013 dibentuk poli VCT dan
PITC. Pada bulan Januari 2013 layanan jarum suntik steril dipindahkan ke
Puskesmas Turen. Pada masa kepemimpinan beliau, pelayanan dokter
spesialis anak ditiadakan karena dokter spesialis anak yang bertugas
dibutuhkan di RSUD Kanjuruhan. Dan sejak bulan Juli tahun 2013
pelayanan dokter spesialis kandungan juga ditiadakan karena dokter
spesialis kandungan yang bertugas di butuhkan di RSUD Lawang.
Sekarang juga ada pelayanan poli mata yang diadakan setiap hari Selasa
7
dan Kamis yang bekerja sama dengan PPDS Mata dan Rumah Sakit Saiful
Anwar.
8
9
B. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TUMPANG
10
C. KEDUDUKAN DAN LETAK PUSKESMAS TUMPANG
D. PROSEDUR PELAYANAN
Menurut KEPMEN PAN No 26 tahun 2004 Tentang Petunjuk Teknis
Transparansi Dan Akuntabilitas. Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, menjelaskan bahwa Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses
atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan
adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh
dalam rangka penyelesaian sesuatu pelayanan.
11
1. Prosedur Pelayanan Rawat Inap
1. Pasien/Keluarga melakukan pendaftaran sesuai persyaratan pelayanan.
2. Petugas UGD mengantar pasien ke Ruang Rawat Inap.
3. Petugas rawat inap melakukan asuhan medis dan keperawatan selama
perawatan.
4. Pemeriksaan penunjang tambahan bila diperlukan.
5. Penyelesaian administrasi.
6. Pasien pulang/dirujuk.
12
3. Prosedur Pelayanan Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi kepada
Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan resep adalah
proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus
harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat sampai
dengan penyerahan obat kepada pasien. Pelayanan resep dilakukan
sebagai berikut:
1. PENERIMAAN RESEP
Setelah menerima resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu:
nama dokter, Surat Izin Praktek (SIP), paraf dokter, tanggal, penulisan
resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien, umur
pasien, dan jenis kelamin pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan,
dosis, potensi, stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan
kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada
resep atau obatnya tidak tersedia.
2. PERACIKAN OBAT
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
menggunakan alat, dengan memperhatikan nama obat, dan keadaan
fisik obat.
b. Peracikan obat.
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket
warna biru untuk obat luar, serta menempelkan label “kocok
dahulu” pada sediaan obat bentuk larutan.
d. Memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk
13
obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang
salah.
3. PENYERAHAN OBAT
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat.
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya kurang stabil.
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat, dll.
4. PELAYANAN INFORMASI OBAT
Pelayanan informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat,
etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan
obat yang rasional oleh pasien.
14
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK
15
Gambar 3.3 Gudang obat Gambar 3.4 UGD
16
e. Melakukan penyimpanan dengan metode Fifo dan Fefo.
4. Melakukan administrasi dokumen sediaan Farmasi Klinis dan
Komunitas dan perbekalan kesehatan:
a. Melakukan pengelompokan SBBK ( Surat Bukti Barang Keluar )
dan resep.
b. Menyiapkan, mengisi dan menyimpan kartu stok.
5. Melaksanakan prosedur penerimaan dan penilaian resep:
a. Mampu membaca dan menilai kelengkapan resep.
6. Melaksanakan proses peracikan sediaan Farmasi Klinis dan
Komunitas:
a. Menyiapkan/mengambil sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas.
b. Meracik sediaan farmasi Klinis dan Komunitas di bawah
pengawasan Apoteker dan mengemasnya.
7. Menulis etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan Farmasi
Farmasi Klinis dan Komunitas.
8. Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan
kesehatan.
9. Melaksanakan prosedur penyerahan obat dan berkomunikasi dengan
dengan pasien (memberikan KIE).
17
obat untuk Puskesmas yaitu obat generik, sehingga siswa tidak
mendapat pengetahuan lebih tentang obat paten. Dan sering terjadi
keterbatasan beberapa jenis obat.
18
BAB IV
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah golongan senyawa antimikroba yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia pada organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri.[1] Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan
dengan pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi, termasuk bahan antibakteri
paling penting.[2][3] Antibiotik bekerja dengan mematikan atau menghalangi
pertumbuhan populasi bakteri. Sejumlah antibiotik juga memiliki aktivitas
antiprotozoa[4][5] tetapi antibiotik tidak efektif melawan virus.[6] Dalam
bioteknologi dan rekayasa genetika, antibiotik juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman.[butuh rujukan] Antibiotik bekerja seperti
pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja
targetnya adalah molekul bakteri. Antibiotik berbeda dengan disinfektan dalam
hal cara kerjanya, yaitu disinfektan membunuh kuman dengan menciptakan
lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.[butuh rujukan]
Tidak seperti pengobatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun
seperti strychnine, antibiotik dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit
tanpa melukai inangnya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus,
jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam
efektivitasnya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotik yang
membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya
lebih luas. Efektivitasnya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan
antibiotik mencapai lokasi tersebut.[butuh rujukan]
Antibiotik oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotik
intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik
kadang kala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep
19
Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan mekanisme kerja senyawa
tersebut dan struktur kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotik[1] dilihat dari
target atau mekanisme kerjanya:
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan penisilin,
polipeptida, dan sefalosporin, misalnya ampisilin, penisilin G;
Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan kuinolon, misalnya
rifampisin, aktinomisin D, asam nalidiksat;
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari
golongan makrolida, aminoglikosida, dan tetrasiklin, misalnya gentamisin,
kloramfenikol, kanamisin, streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin,
eritromisin, azitromisin;
Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomisin, valinomisin;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,
misalnya oligomisin, tunikamisin; dan
Antimetabolit, misalnya azaserin.
Antibiotik umumnya bekerja sangat spesifik pada suatu proses pada bakteri,
sehingga jika terjadi mutasi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri
yang 'kebal'. Itulah sebabnya, pemberian antibiotik biasanya diberikan dalam
dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu tertentu
sesuai petunjuk dokter, agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang
'tidak lengkap' dapat membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal'.
Oleh karena itu, seseorang diarahkan untuk menghabiskan satu dosis
lengkap antibiotik walaupun kondisi sudah tampak membaik meski baru
menghabiskan setengah pengobatan. Bakteri tertentu pada orang tertentu kadang-
kadang sulit disembuhkan, karena bakteri tersebut bisa jadi sudah mengalami
resistensi terhadap beberapa antibiotik tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Kultur di Laboratorium Klinik terhadap berbagai sampel (misal air seni, darah,
tinja, dahak, ingus dan lain-lain) untuk mengetahui jenis bakterinya dan juga
antibiotik apa yang masih mempan terhadap bakteri tersebut. Pada infeksi saluran
kemih kadang-kadang dijumpai lebih dari satu bakteri sekaligus.
20
B. Definisi Amoxicillin
21
pemberiannya bersama probenesid, sehingga memperpanjang efek terapi.
Amoxicillin mempunyai spektrum yang sama dengan apisilin. Beberapa
keuntungan amoxicillin dibandingkan ampisilin adalah absorbs obat di saluran
cerna lebih sempurna, sehingga kadar darah yang terkandung dala plasma dan
saluran seni lebih tinggi. Efek terapi Bacillus dysentery amoxicillin lebih rendah
dibandingkan dengan ampisilin karena lebih banyak obatyang dapat diabsorbsi di
saluran cerna (Siswandono, 2000).
a. Indikasi Obat Amoxicillin
Amoxicilin merupakan antibiotik yang berfungsi untuk membunuhbakteri
dalam tubuh. Pada dasarnya, Amoxicilin tidak membunuh bakteri secara
langsung. Mekanisme kerja Amoxicilin ialah mencegah pertumbuhan bakteri
dengan merusak lapisan tubuh sel bakteri. Lapisan tersebut berfungsi untuk
melindungi tubuh bakteri dan mencegah agar tubuh bakteri tidak hancur. Jika
lapisan tersebut dihancurkan maka bakteri akan mati. Amoxicilin sangat ampuh
untuk membunuh beberapa bakteri seperti H. Influenzae, N. Gonorrhoea, E.
Coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.
Penyakit yang dapat disembuhkan oleh Amoxicilin adalah infeksi pada telinga
tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis,
pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa
digunakan untuk mengobati gonorrhea.
b. Kontraindikasi Obat Amoxicillin
Riwayat alergi, anafilaksis, atau reaksi kulit serius seperti sindrom
Stevens-Johnson akibat amoxicillin merupaka kontraindikasi diberikan
amoxicillin. Bahkan reaksi-reaksi ini mungkin dapat menyebabkan silang
dengan sefalosporin atau carbapenem.
c. Komposisi Obat Amoxicillin
Tiap kaplet mengandung Amoxicillin trihydrate yang setara dengan
Amoxicillin 500 mg.
d. Cara Kerja Obat Amoxicillin
Amoxicillin termasuk antibiotik beta-laktam golongan Aminopenisilin.
Meknisme kerjanya yaitu menghambat Sintesis atau merusak Dinding Sel
22
Bakteri. Antibiotik betalaktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri,
dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu
heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
Selain mempunyai aktivitas terhadap bakteri Gram-positif, juga mencakup
mikroorganisme Gram-negatif, seperti Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, dan Proteus mirabilis.
Obat-obat ini sering diberikan bersama inhibitor betalaktamase (asam
klavulanat. Sulbaktam, tazobaktam) untuk mencegah hidrolisis oleh beta-
laktamase yang semakin banyak ditemukan pada bakteri gram negatif ini
(Kemenkes RI, 2011).
e. Dosis dan Pemakaian Obat Amoxicillin
Disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi:
• Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20 kg : 250 – 500 mg tiap 8
jam.
• Anak-anak dengan berat badan < 20 kg :– 40 mg/kg BB sehari dalam dosis
bagi tiap 8 jam.
• Untuk penderita dengan gangguan ginjal, perlu dilakukan pengurangan
dosis. Pada penderita yang menerima dialisa Peritoneal, dosis maksimum
yang dianjurkan 500 mg/ hari.
• Gonokokus urethritis : Amoxicillin 3 g sebagai dosis tunggal.
23
2. Peringatan:
• Hati-hati pemberian obat ini pada penderita leukemia limphatik,
karena kepekaan terhadap rash kulit yang disebabkan Amoxicillin.
• Dapat menyebabkan terjadinya colitis yang berat.
• Sebelum pengobatan dengan Amoxicillin harus dilakukan
pemeriksaan reaksi kepekaan terhadap Penicillin.
• Amoxicillin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan
menyusui.
• Pengobatan dengan Amoxicillin dalam jangka waktu lama harus
disertai dengan pemeriksaan terhadap fungsi ginjal, hati, dan darah.
• Dapat menimbulkan super infeksi (biasanya penyebabnya
• Enterobacterium, Pseudomonas, S.aureus, Candida). Bila
terjadi hal tersebut, hentikan pengobatan dan diberikan alternatif lain.
• Untuk penderita dengan gagal fungsi ginjal, monitor tingkat plasma
dan urine harus dilakukan. Dilakukan penyesuaian dosis.
• Jangan digunakan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada
tulang sendi karena Amoxicillin oral tidak menembus ke dalam cairan
serebrospinal atau sinorial.
24
i. Interaksi Obat Amoxicillin
Ada beberapa interaksi yang dapat terjadi, bila menggunakan amoxillin
bersamaan dengan obat lain, yaitu:
• Meningkatnya risiko perdarahan, bila digunakan bersama obat pengencer
darah.
• Meningkatnya risiko alergi obat, bila dikombinasikan dengan allopurinol.
• Meningkatnya efek samping amoxillin, bila dikombinasikan dengan
probenecid.
• Menurunnya efektivitas amoxillin, bila digunakan bersama antibiotik lain,
seperti tetracycline, sulfonamida, makrolid, atau chloramphenicol.
25
BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISIS RESEP
A. Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan
menyerahkannya kepada pasien. (Syamsani, H. A. 2017). Menurut Permenkes No.
72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian, resep adalah permintaan
tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker baik dalam bentuk paper
maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien yang
sesuai peraturan yang berlaku.
B. Jenis-jenis Resep
a. Formula officinalis adalah resep yang tercantum dalam buku farmakope
atau buku lainnya dan merupakan standar (resep standar).
b. Formula magistralis adalah resep yang ditulis oleh dokter atau dikenal
juga dengan istilah resep racikan.
c. Formula spesialistis adalah resep yang ditulis dengan formula ini
merupakan obat paten atau generik bermerek dari pabrik obat.
C. Kelengkapan Resep
a. Nama, alamat tempat praktik, nomor izin praktik dokter, dokter gigi,
dokter hewan.
b. Kota dan tanggal penulisan resep (Inscriptio).
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (Invocatio),
d. Nama setiap obat dan komposisinya (Praescriptio/Ordonatio).
e. Aturan pemakaian obat yang tertulis (Signatura).
f. Tanda tangan atau parah dari dokter dokter gigi dokter hewan yang
menjelaskan konsep tersebut (Subscriptio).
g. Nama, umur, dan alamat pasien (Pro).
26
h. Tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis
maksimal.
D. Contoh Resep
a. Resep 1
27
Keterangan:
Tidak adanya Surat Ijin Praktik (SIP) dokter di resep karena di Puskesmas
Tumpang bersifat internal, karena hanya digunkan di dalam wilayah Puskesmas
Tumpang saja.
b. Resep 2
28
Keterangan:
Tidak adanya Surat Ijin Praktik (SIP) dokter di resep karena di
Puskesmas Tumpang bersifat internal, karena hanya digunkan di
dalam wilayah Puskesmas Tumpang saja.
b. Resep 3
29
Keterangan:
Tidak adanya Surat Ijin Praktik (SIP) dokter di resep karena di Puskesmas
Tumpang bersifat internal, karena hanya digunkan di dalam wilayah Puskesmas
Tumpang saja.
2. Amoxicillin
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : mengatasi infeksi bakteri.
c) Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, ruam.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar yang jauh dari cahaya dan
kelembaban.
30
e) Harus sampai habis.
3. Asam Mafenamat
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : meredakan nyeri dan peradangan.
c) Efek samping : perut kembung, diare, muntah, pusing.
d) Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30° C dan
terlindung dari cahaya matahari.
4. Vitamin A 200.000 IU
a) Cara pakai : 1 kali sehari 1 kapsul sesudah makan.
b) Indikasi : Pengobatan dan pencegahan kekurangan vitamin A,
menjaga kesehatan mata.
c) Efek samping : demam, muntah, sakit kepala, sakit perut, kulit kulit
kering, bibir pecah-pecah.
d) Penyimpanan : Simpan pada tempat sejuk dan kering, terhindar dari
cahaya matahari langsung.
b. Resep 2
1. Amoxicillin
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : mengatasi infeksi bakteri.
c) Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, ruam.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar yang jauh dari cahaya dan
kelembaban.
e) Harus sampai habis.
2. Ibuprofen
a) Cara pakai : 2 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : meredakan nyeri, demam, dan radang sendi.
c) Efek samping : perut kembung, mual, muntah, pusing, sakit
kepala, diare.
31
d) Penyimpanan : Simpan pada tempat sejuk dan kering,
terhindar dari cahaya matahari langsung.
3. Antasida
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sebelum makan.
b) Indikasi : meredakan sakit maag dan asam lambung.
c) Efek samping : mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar yang jauh dari
e) cahaya dan kelembaban.
c. Resep 3
1. Metronidazole
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : mengobati infeksi bakteri dan infeksi parasit.
c) Efek samping : mual, muntah, sembelit, sakit kepala.
d) Penyimpanan : Simpan pada tempat sejuk dan kering, terhindar dari
cahaya matahari langsung.
e) Harus sampai habis.
2. Amoxicillin
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : mengatasi infeksi bakteri.
c) Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, ruam.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar yang jauh dari cahaya dan
kelembaban.
e) Harus sampai habis.
3. Asam Mefenamat
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : meredakan nyeri dan peradangan.
c) Efek samping : perut kembung, diare, muntah, pusing.
d) Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30° C dan terlindung dari
cahaya matahari.
32
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Keberadaan Puskesmas Tumpang sebagai unit pelayanan kesehatan dasar
sangat diperlukan dan membantu masyarakat untuk mengakses pelayanan
kesehatan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
2. Sistem pengelolaan obat yang dilakukan di Puskesmas Tumpang yakni sistem
dropping, dimana pengelolaan tersebut telah sesuai prosedur meliputi
perencanaan, pengadaan/permintaan, penerimaan dan penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan, serta monitoring dan
evaluasi.
3. Puskesmas Tumpang melayani pasien BPJS dan Umum.
4. Pelayanan Puskesmas Tumpang sudah sangat baik, dari penerimaan resep
sampai penyerahan obat kepada pasien. Jika obat yang telah diresepkan
tidak tersedia, maka pihak Apotek akan membuatkan salinan resep untuk
ditebus di Apotek lain.
5. Pengadaan obat di Puskesmas Tumpang dari IFK sesuai dengan permintaan
yang tercantum dalam LPLPO.
B. Saran
Saran untuk institus pendidikan:
1. Terus memberikan ilmu yang bermanfaat kepada siswa-siswi.
2. Sebaiknya siswa diberi pemantapan materi 2-3 minggu sebelum
pemberangkatan PKL.
3. Meningkatkan kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak Puskesmas
agar bisa menjalankan silaturahmi yang baik.
33
Saran untuk Puskesmas Tumpang:
1. Meningkatan pelayanan kepada pasien agar semakin baik lagi.
2. Menjaga kekompakan dan kerjasama sesama staf Puskesmas antara dokter
umum, dokter gigi, perawat, apoteker, dan staf lainya.
3. Meningkatkan keragaman obat agar pemintaan pasien terpenuhi.
4. Meningkatkan keramahan kepada pasien yang berkunjung atau berobatdi
Puskesmas Tumpang.
5. Selalu senyum kepada pasien atau staf lainya.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
36
Gambar 8.5 Gambar 8.6
Menambah stok alat kesehatan Memasukan jumlah pemasukan obat
37
Gambar 8.9 Gambar 8.10
Merekap resep Menulis etiket obat
38