Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

UPT PUSKESMAS TUMPANG

AMOXICILLIN SEBAGAI OBAT ANTIBIOTIK

Disusun Oleh:

Nama : Septia Ayu Ardina

NIS/ NISN : 1506/284.072

Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis Dan Komunitas

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MULTIMEDIA TUMPANG

Jl. Melati 16 Malangsuko Tumpang

Jl. Kamboja 01 Malangsuko Tumpang

Tahun 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Judul : Amoxicillin sebagai obat antibiotik

Yang telah dilaksanakan oleh siswa

Nama : Septia Ayu Ardina

NIS/NISN : 1506/284.072

Program Keahlian : Farmasi Klinis Dan Komunitas

Ditulis sebagai syarat kenaikan kelas dan mengikuti Ujian Nasional

Menyetujui,

Pembimbing Sekolah, Pembimbing DU/DI,

Adelia Ratna Sari S.Pd. Wasiatul Ulum S.Farm.Apt

NIP. 19820828201002022
Kepala Program Keahlian Pimpinan DU/DI

Adelia Ratna Sari S.Pd Dr. Titis Ari Respatilah

NIP. 3507134605730002

Mengetahui,

Kepala SMK Multimedia Tumpang

Agung Priambodo,S.S.M.Pd

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan di Puskesmas
Tumpang. Laporan ini di buat berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
siswa selama berada di dunia industri. Laporan ini disusun sebagai
pertanggungjawaban siswa selama PKL dan berfungsi sebagai acuan dalam ujian
yang dilaksanakan setelah siswa melaksanakan praktik di dunia industri.

Pelaksanaan PKL dapat berjalan dengan lancar karena adanya dukungan kerja
sama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Agung Priambodo,S.S .M.Pd. selaku kepala SMK Multimedia


Tumpang.
2. Ibu Adelia Ratna Sari S.Pd selaku Ketua Program Keahlian Farmasi.
3. Dr. Titis Ari Respatilah selaku Pimpinan Puskesmas Tumpang.
4. Ibu Adelia Ratna Sari S.Pd selaku guru pembimbing selama pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan.
5. Wasiatul Ulum. S.Farm.Apt selaku pembimbing pada Puskesmas
Tumpang.
6. Dewan guru atas bimbingannya selama penulis belajar di SMK
Multimedia Tumpang.
7. Seluruh karyawan SMK Multimedia Tumpang.
8. Teman-teman yang membantu terselesainya laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.

Penulis menyadari akan kekurangan-kekurangan dalam pembuatan laporan


ini yang harus dibenahi, karena itu penulis mengharapkan masukan kritik kritik
dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini di masa
mendatang. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan

ii
kekurangan. Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Malang, 05 Juli 2023

Penulis,

(Septia Ayu Ardina)

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktik Industri ............................................................................. 3
C. Manfaat Praktik Industri ........................................................................... 4
BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN ......................................................... 5
A. Sejarah Puskesmas Tumpang .................................................................... 5
B. Struktur Organisasi Puskesmas Tumpang ................................................ 9
C. Kedudukan dan Letak Puskesmas Tumpang ............................................ 10
D. Prosedur Pelayanan Puskesmas Tumpang ................................................ 10
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK ........................................................... 14
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik ................................................... 14
B. Kegiatan Kompetensi Keahlian ................................................................ 15
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Praktik ........................ 16
D. Laporan Kegiatan Harian (terlampir) ....................................................... 17
BAB IV KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 18
A. Pengertian Antibiotik ................................................................................ 18
B. Definisi Amoxicillin ................................................................................. 20
BAB V ANALISIS RESEP .............................................................................. 25
A. Pengertian Resep ....................................................................................... 25
B. Jenis-jenis Resep ....................................................................................... 25
C. Kelengkapan Resep ................................................................................... 25
D. Contoh Resep ............................................................................................ 26
E. Singkatan Bahasa Latin ............................................................................. 29
F. KIE Yang Diberikan Kepada Pasien .......................................................... 29

iv
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 32
A. Kesimpulan ............................................................................................... 32
B. Saran .......................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34
LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan
bermutu, hidup dalam lingkungan sehat dan memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
(Kemenkes RI 2019).
Menurut Penmenkes tentang Puskesmas tahun 2019, Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya yaitu
salah satu kegiatanya menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaa masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

1
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas berperan penting dalam
penjaminan mutu, manfaat, keamanan serta khasiat sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai. Selain itu Pelayanan Kefarmasian bertujuan
untuk melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (Kemenkes RI 2006).
Pelayanan Kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari
orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian.
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, Apoteker/Asisten
Apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung
dengan pasien ( Kemenkes RI 2006).
Pendidikan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam salah
satu upaya untuk mensukseskan pembangunan nasional. Kesehatan
merupakan hal yang mendasar dalam manusia yang harus tetap terpelihara
guna menjadikan manusia sehat. Dengan sumber daya manusia yang
berkualitas mska akan semakin meningkatkan pula daya saing bangsa
tersebut dalam persaingan global saat ini. Dalam kaitan ini pendidikan
tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan
yang bermutu yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan
perubahan, pertumbuhan dan pembangunan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi yang
memenuhi kualitas tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan terutama
proses belajar mengajar harus ditingkatkan secara terus menerus. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada
peserta didik adalah mengikutsertakan mahasiswa dalam Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Hal ini dipilih karena PKL dianggap cara terbaik untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama
mengikuti pendidikan.

2
Oleh karena itu dilaksanakannya PKL untuk dapat menambah
pengetahuan di bidang Pekerjaan Kefarmasian, pengalaman serta sikap
profesional dalam melakukan suatu bidang pekerjaan. Kegiatan PKL juga

dapat menjadi sarana pengetahuan di bidang Pekerjaan Kefarmasian,


pengalaman serta sikap profesional dalam melakukan suatu bidang
pekerjaan. Kegiatan PKL juga dapat menjadi sarana pengenalan lapangan
kerja bagi siswa farmasi secara langsung karena secara langsung dapat
melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang
ada di masyarakat, sehingga hal tersebut menjadi orientasi bagi siswa
farmasi sebelum langsung bekerja di masyarakat.

Salah satu obat yang ada di Puskesmas Tumpang sebagai tempat


Praktik Kerja lapangan (PKL) saat ini adalah obat amoxicillin. Obat ini
digunakan untuk obat antibiotik, dan penyakit ini tergolong dalam 15
penyakit terbanyak di Puskesmas Tumpang.

B. TUJUAN PRAKTIK INDUSTRI


1. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh siswa.
2. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profesional yang
diperlukan siswa untuk memasuki dunia usaha.
3. Meningkatkan daya kreasi dan produktivitas terhadap siswa
sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha
yang sesungguhnya.
4. Melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara
profesional di dunia usaha yang sesungguhnya.

3
5. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat membangun diri
sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

C. MANFAAT PRAKTIK INDUSTRI


1. Mengetahui cara menerima resep digital, cara mengerjakannya, dan
menyerahkan obat kepada pasien.
2. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai pekerjaan
kefarmasian di Puskesmas.
3. Melatih kedisiplinan, inisiatif, tanggung jawab, motivasi kerja,
kemampuan bekerja sama, dan etika dalam lingkungan kerja.
4. Bisa meracik dan mempersiapkan obat, memberi label dan
menyerahkan pada pasien
5. Memberi keuntungan pada pihak sekolah dan siswa-siswi itu
sendiri, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolah di dapat di
dunia usaha/dunia industri.

4
BAB II

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. SEJARAH PUSKESMAS TUMPANG

Gambar 2.1 Puskesmas Tumpang

Puskesmas Tumpang berdiri pada tahun 1960 yang bernama Poliklinik


Rakyat. Lokasi pada waktu itu di Desa Kebonsari Kecamatan Tumpang
dengan jumlah karyawan 2 perawat dan 2 bidan yang dikepalai oleh Dr.
Harsono (1960-1963). Pada tahun 1961 Poliklinik Rakyat dipindahkan ke
Jl. Setyawan atau di gedung Puskesmas Tumpang sebelah selatan yang
sekarang. Jumlah TT ada 5, ruang BP, kaber, TU, dan jumlah karyawan
bertambah kurang lebih 12 orang. Sedangkan BKIA ada di Desa
Ledoksari.
Pada tahun 1963-1987 Puskesmas Tumpang dipimpin Dr. Sujarwo.
Nama Puskesmas Tumpang pada waktu itu adalah Puskesmas Pembina
Tumpang yang meliputi 4 wilayah yaitu Tumpang, Poncokusumo, Pakis,
dan Jabung. Jumlah karyawan kurang lebih 32 orang. Lokasi Puskesmas
Tumpang pada waktu itu masih berada di gedung sebelah selatan. Pada
tahun 1987 Puskesmas Tumpang memperoleh bangunan bekas kantor
sekolah dan sebuah gedung tempat sepeda di area tanah kantor Kawedanan

5
Tumpang yang sekarang digunakan sebagai gedung Puskesmas Tumpang
sebelah utara. Sebelumnya gedung ini milik masyarakat yang diperoleh

dari dana masyarakat. Tanah yang digunakan untuk area Puskesmas lebih
dari 1,3 hektar. Jumlah TT ada 10, ruang BP, ruang poli gigi, ruang KIA,
UGD, dan dapur. Untuk BKIA masih tetap di Desa Ledoksari dengan
jumlah TT 10, kamar periksa KIA 1, dan kamar KB 1.
Pada tahun 1987-1995 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr.
Purtjahtjo. BKIA yang berada di Desa Ledoksari dipindahkan ke Gedung
Puskesmas Tumpang sebelah selatan (1989). Jumlah TT menjadi 30,
sedangkan ruang yang lain tetap. Pada tahun 1990, BKIA dipindahkan ke
Gedung Puskesmas Tumpang sebelah utara. Sedangkan ruang
laboratorium yang sebelumnya berada di dibelakang, dipindahkan ke
Gedung Puskesmas Tumpang sebelah selatan. Pada masa kepemimpinan
beliau Puskesmas Tumpang mendapat sertifikat Puskesmas Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED).
Tahun 2003-2006 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr. Tutik
Satrijawati. Peresmian Gedung baru yang dijadikan Puskesmas ideal
dilakukan pada tahun 2002 oleh Bapak Bupati Sujud Pribadi . Pada tahun
2005 Puskesmas Tumpang menjadi juara II Puskesmas Pelayanan Prima
Tingkat Bakorwil.
Tahun 2006-2011 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr. Sri Ratna
Murti P. Program beliau merehap Poliklinik rawat jalan yang semuanya
dipindahkan di Gedung sebelah selatan. Pada masa kepemimpinan beliau,
pada tahun 2007 dijalin kerjasama dengan SMF Mata RS. dr. Saiful Anwar
Malang atau Universitas Brawijaya sehingga terbentuknya poli mata di
Puskesmas Tumpang. Pada masa kepemimpinan beliau juga, Puskesmas
Tumpang mendapat sertifikat ISO pada tahun 2009. Selain itu pada masa
kepemimpinan beliau Puskesmas Tumpang mendapat bantuan dari

6
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan adanya poli kandungan oleh
dokter spesialis obstetric dan ginekologi yang dilaksanakan setiap hari

Rabu serta pelayanan poli anak oleh dokter spesialis anak yang
dilaksanakan setiap hari Selasa. Pada akhir kepemimpinan beliau sejak
bulan Januari tahun 2011 Puskesmas Tumpang menjadi Puskesmas rawat
inap plus dengan tenaga tambahan 1 dokter umum.
Tahun 2011-2012 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr. Bambang
Budi Prasetya. Pada masa kepemimpinan beliau, Puskesmas Tumpang
mencetuskan inovasi berupa Pelayanan Inovasi Obat (PIO). PIO sendiri
merupakan Pelayanan Inovasi Obat oleh Farmasi (Apoteker). Bentuk
kegiatanya adalah dengan menyediakan dan memberikan informasi kepada
pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain untuk menunjang ketersediaan dan
penggunaan obat rasional. Dengan begitu kepatuhan pasien dalam
penggunaan obat bisa meningkat sehingga memaksimalkan efek terapi dan
meminimalkan efek terapi dan meminimalkan efek samping obat. Pada
tahun 2012 Puskesmas Tumpang memberikan pelayanan jarum suntik
steril untuk pengguna narkoba suntik. Pada masa kepemimpinan Dr.
Bambang Budi Prasetya, Puskesmas Tumpang sebagai Puskesmas pemberi
Pelayanan Publik Terbaik nomor 2 Se-Jawa Timur.
Pada tahun 2012-2019 Puskesmas Tumpang dipimpin oleh Dr. Sri
Juliati. Pada masa kepemimpinan beliau, sejak bulan Januari tahun 2012
dibentuk poli IMS, dan sejak bulan Oktober 2013 dibentuk poli VCT dan
PITC. Pada bulan Januari 2013 layanan jarum suntik steril dipindahkan ke
Puskesmas Turen. Pada masa kepemimpinan beliau, pelayanan dokter
spesialis anak ditiadakan karena dokter spesialis anak yang bertugas
dibutuhkan di RSUD Kanjuruhan. Dan sejak bulan Juli tahun 2013
pelayanan dokter spesialis kandungan juga ditiadakan karena dokter
spesialis kandungan yang bertugas di butuhkan di RSUD Lawang.
Sekarang juga ada pelayanan poli mata yang diadakan setiap hari Selasa

7
dan Kamis yang bekerja sama dengan PPDS Mata dan Rumah Sakit Saiful
Anwar.

Tahun 2019 bulan September sampai Desember di Puskesmas


Tumpang sementara dipimpin oleh Dr. Anita Rini. Pada bulan Januari
2020 sampai Desember 2021 dipimpin oleh Dr. Titis Ari Respatilah. Pada
bulan Januari 2020 sampai Desember 2022 dipimpin oleh dr. Didik
Sulistyanto. Pada masa kepemimpinan beliau ruang bangsal A di sekat
untuk didirikan ruang isolasi khusus untuk transit pasien positif covid 19
untuk menunggu mendapatkan rumah sakit rujukan, dan dibagian ruang
oksigen sentral untuk di alirkan ke ruang isolasi. Tahun 2023 Januari
sampai Maret di Puskesmas Tumpang sementara dipimpin oleh dr. Heni.
Pada bulan April 2023 sampai sekarang di Puskesmas Tumpang sementara
dipimpin oleh dr. Titis Ari Respatilah.

8
9
B. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TUMPANG

Tabel 2.1 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Tumpang

10
C. KEDUDUKAN DAN LETAK PUSKESMAS TUMPANG

Gambar 2.2 Peta Puskesmas Tumpang


 Puskesmas Tumpang berada di Jalan Setiawan No 227, Tumpang, Kec.
Tumpang, Kota Malang, Jawa Timur 65156, Indonesia.
 Puskesmas Tumpang (Rawat Jalan) Organisasi Pelayanan Sosial Jl.
Setiawan No. 227
 Uptd Puskesmas Tumpang Pusat Kesehatan Masyarakat Jl. Setiawan No.
227
 Buka 24 jam

D. PROSEDUR PELAYANAN
Menurut KEPMEN PAN No 26 tahun 2004 Tentang Petunjuk Teknis
Transparansi Dan Akuntabilitas. Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, menjelaskan bahwa Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses
atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan
adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh
dalam rangka penyelesaian sesuatu pelayanan.

11
1. Prosedur Pelayanan Rawat Inap
1. Pasien/Keluarga melakukan pendaftaran sesuai persyaratan pelayanan.
2. Petugas UGD mengantar pasien ke Ruang Rawat Inap.
3. Petugas rawat inap melakukan asuhan medis dan keperawatan selama
perawatan.
4. Pemeriksaan penunjang tambahan bila diperlukan.
5. Penyelesaian administrasi.
6. Pasien pulang/dirujuk.

2. Prosedur Pelayanan Rawat Jalan


1.MENDAFTARKAN IDENTITAS PASIEN DI RUANG LOKET
Pengunjung harus mendaftarkan diri di loket agar tercatat dalam
kartu kunjungan pasien, dengan menunjukan kartu identitas (KTP,
Askes, Jamkesmas) yang masih berlaku.
2. MENUNGGU GILIRAN PANGGILAN DI RUANG TUNGGU
Silahkan menuju ruang tunggu Puskesmas, menanti giliran panggilan
pelayanan yang diperlukan.
3. MENUJU RUANG PERIKSA PELAYANAN RAWAT JALAN
Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan
langsung menuju tempat pemeriksaan dokter (poli umum atau poli
gigi) sesuai keluhan yang dialaminya.
4. MENGAMBIL RESEP OBAT DI RUANG APOTEK
Pengunjung yang mendapatkan resep obat, setelah diperiksa dokter,
dimohon menunggu dengan sabar, pelayanan obat yang bisa ditebus
langsung di ruangan apotek puskesmas.
5. MENINGGALKAN RUANGAN PUSKESMAS
Para pengunjung mengecek kembali perlengkapan yang dibawa dan
diwajibkan selalu berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan
keasrihan ruangan pelayanan dan halaman puskesmas.

12
3. Prosedur Pelayanan Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi kepada
Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan resep adalah
proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus
harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat sampai
dengan penyerahan obat kepada pasien. Pelayanan resep dilakukan
sebagai berikut:
1. PENERIMAAN RESEP
Setelah menerima resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu:
nama dokter, Surat Izin Praktek (SIP), paraf dokter, tanggal, penulisan
resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien, umur
pasien, dan jenis kelamin pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan,
dosis, potensi, stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan
kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada
resep atau obatnya tidak tersedia.
2. PERACIKAN OBAT
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
menggunakan alat, dengan memperhatikan nama obat, dan keadaan
fisik obat.
b. Peracikan obat.
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket
warna biru untuk obat luar, serta menempelkan label “kocok
dahulu” pada sediaan obat bentuk larutan.
d. Memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk

13
obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang
salah.
3. PENYERAHAN OBAT
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat.
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya kurang stabil.
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat, dll.
4. PELAYANAN INFORMASI OBAT
Pelayanan informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat,
etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan
obat yang rasional oleh pasien.

14
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIK


1. Waktu pelaksanaan PKL dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2023 sampai
dengan 22 September 2023.
Jadwal pelaksanaan PKL sebagai berikut:
No Hari Waktu

1 Senin s/d Kamis 07.30 - 13.00 WIB

2 Jum’at 07.30 - 11.00 WIB

3 Sabtu 07.30 - 12.00 WIB


Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan PKL

2. Tempat Pelaksanaan PKL di Puskesmas Tumpang Jalan Setiawan No 227,


Ledoksari, Tumpang, Kec. Tumpang, Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Dengan meliputi 3 tempat : Ruang obat, Gudang obat, dan UGD.

Gambar 3.1 Ruang obat Gambar 3.2 Gudang obat

15
Gambar 3.3 Gudang obat Gambar 3.4 UGD

B. KEGIATAN KEAHLIAN KOMPETENSI


1. Mencatat kebutuhan sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan
Perbekalan Kesehatan:
a. Memeriksa ketersediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan
Perbekalan Kesehatan.
b. Memeriksa ketersediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan
Perbekalan Kesehatan yang mendekati waktu kadaluarsa.
2. Menerima sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan Perbekalan
Kesehatan:
a. Menerima sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan Perbekalan
Kesehatan dan memeriksa kesesuaian pesanan.
b. Memeriksa keadaan fisik sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas
dan Perbekalan Kesehatan.
3. Menyimpan sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan Perbekalan
Kesehatan:
a. Menyimpan sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan
Perbekalan Kesehatan sesuai golonganya.
b. Menyimpan sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan
Perbekalan Kesehatan sesuai bentuk sediaanya.
c. Menyimpan sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas dan perbekalan
kesehatan sesuai sifat fisika dan kimia berdasarkan informasi dan
dan kemasan.
d. Menulis tanggal Expired Date di kemasan obat tersimpan.

16
e. Melakukan penyimpanan dengan metode Fifo dan Fefo.
4. Melakukan administrasi dokumen sediaan Farmasi Klinis dan
Komunitas dan perbekalan kesehatan:
a. Melakukan pengelompokan SBBK ( Surat Bukti Barang Keluar )
dan resep.
b. Menyiapkan, mengisi dan menyimpan kartu stok.
5. Melaksanakan prosedur penerimaan dan penilaian resep:
a. Mampu membaca dan menilai kelengkapan resep.
6. Melaksanakan proses peracikan sediaan Farmasi Klinis dan
Komunitas:
a. Menyiapkan/mengambil sediaan Farmasi Klinis dan Komunitas.
b. Meracik sediaan farmasi Klinis dan Komunitas di bawah
pengawasan Apoteker dan mengemasnya.
7. Menulis etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan Farmasi
Farmasi Klinis dan Komunitas.
8. Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan
kesehatan.
9. Melaksanakan prosedur penyerahan obat dan berkomunikasi dengan
dengan pasien (memberikan KIE).

C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PELAKSANAAN


PRAKTIK
a. Faktor Pendukung
1. Hubungan kerja yang terjalin baik dengan para pegawai, sehingga
terdapat kesulitan dapat terselesaikan dengan baik.
2. Banyak karyawan yang membantu baik di apotek, UGD/Ranap,
maupun di gudang obat.
3. Ruangan yang cukup luas dan nyaman.
b. Faktor Penghambat
Kendala yang dihadapi yaitu, dikarenakan obat yang berada di
tempat PKL kebanyakan obat generik karena berdasarkan peraturan

17
obat untuk Puskesmas yaitu obat generik, sehingga siswa tidak
mendapat pengetahuan lebih tentang obat paten. Dan sering terjadi
keterbatasan beberapa jenis obat.

D. LAPORAN KEGIATAN HARIAN (terlampir)

18
BAB IV
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah golongan senyawa antimikroba yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia pada organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri.[1] Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan
dengan pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi, termasuk bahan antibakteri
paling penting.[2][3] Antibiotik bekerja dengan mematikan atau menghalangi
pertumbuhan populasi bakteri. Sejumlah antibiotik juga memiliki aktivitas
antiprotozoa[4][5] tetapi antibiotik tidak efektif melawan virus.[6] Dalam
bioteknologi dan rekayasa genetika, antibiotik juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman.[butuh rujukan] Antibiotik bekerja seperti
pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja
targetnya adalah molekul bakteri. Antibiotik berbeda dengan disinfektan dalam
hal cara kerjanya, yaitu disinfektan membunuh kuman dengan menciptakan
lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.[butuh rujukan]
Tidak seperti pengobatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun
seperti strychnine, antibiotik dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit
tanpa melukai inangnya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus,
jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam
efektivitasnya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotik yang
membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya
lebih luas. Efektivitasnya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan
antibiotik mencapai lokasi tersebut.[butuh rujukan]
Antibiotik oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotik
intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik
kadang kala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep

19
Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan mekanisme kerja senyawa
tersebut dan struktur kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotik[1] dilihat dari
target atau mekanisme kerjanya:
 Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan penisilin,
polipeptida, dan sefalosporin, misalnya ampisilin, penisilin G;
 Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan kuinolon, misalnya
rifampisin, aktinomisin D, asam nalidiksat;
 Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari
golongan makrolida, aminoglikosida, dan tetrasiklin, misalnya gentamisin,
kloramfenikol, kanamisin, streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin,
eritromisin, azitromisin;
 Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomisin, valinomisin;
 Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,
misalnya oligomisin, tunikamisin; dan
 Antimetabolit, misalnya azaserin.
Antibiotik umumnya bekerja sangat spesifik pada suatu proses pada bakteri,
sehingga jika terjadi mutasi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri
yang 'kebal'. Itulah sebabnya, pemberian antibiotik biasanya diberikan dalam
dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu tertentu
sesuai petunjuk dokter, agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang
'tidak lengkap' dapat membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal'.
Oleh karena itu, seseorang diarahkan untuk menghabiskan satu dosis
lengkap antibiotik walaupun kondisi sudah tampak membaik meski baru
menghabiskan setengah pengobatan. Bakteri tertentu pada orang tertentu kadang-
kadang sulit disembuhkan, karena bakteri tersebut bisa jadi sudah mengalami
resistensi terhadap beberapa antibiotik tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Kultur di Laboratorium Klinik terhadap berbagai sampel (misal air seni, darah,
tinja, dahak, ingus dan lain-lain) untuk mengetahui jenis bakterinya dan juga
antibiotik apa yang masih mempan terhadap bakteri tersebut. Pada infeksi saluran
kemih kadang-kadang dijumpai lebih dari satu bakteri sekaligus.

20
B. Definisi Amoxicillin

Secara kimiawi, amoxicillin adalah asam (28.5R,6R)-6- [[(2R)-2- Amino-2-


(4-hidroksifenil) asetil] amino]- 3,3-dimetil- 7- okso-4-tia – 1 –aza – bisiklo
[3.2.0]heptan-2- karboksilat (Kaur et al., 2011).
Amoxicillin merupakan suatu antibiotik semisintetik penicillin yang
memiliki cincin β-laktam memiliki aktivitas sebagai anti bakteri yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang rentan. Amoxicillin termasuk
antibiotic spektrum luas dan memiliki bioavailabilitas oral yang tinggi,
dengan puncak konsentrasi plasma dalam waktu 12 jam, sehingga
pengkonsumsiannya sering diberikan kepada anak-anak dan juga orang
dewasa. Antibiotik amoxicilin ini juga dapat digunakan pada terapi
pneumonia dan penyakit lain, termasuk infeksi bakteri pada telinga,
tenggorokan, sinus, kulit, saluran kemih, abdomen dan darah (Sudjadi dan
Rohman, 2012).
Menurut Siswandono dalam Eugelella (2016), amoxicillin adalah antibiotik
dengan spektrum luas yang digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran
napas, saluran empedu dan saluran seni, gonorhe, gastroenteris, meningitis, dan
infeksi karena salmonella sp, seperti demam tipoid. Amoxicillin merupakan
turunan penicillin yang tahan asam, tapi tidak tahan dengan penisilinase.
Amoxicillin sebagai turunan dari penisilin semi sintetik yang stabil dalam
suasana asam lambung.
Amoxicillin diabsorpsi secara cepat dan baik pada saluran pencernaan, tidak
bergantung pada makanan yang ada. Amoxicillin terutama diekskresikan dengan
bentuk yang tidak berubah dalanm urin. Ekskresi amoxicillin dihambat pada saat

21
pemberiannya bersama probenesid, sehingga memperpanjang efek terapi.
Amoxicillin mempunyai spektrum yang sama dengan apisilin. Beberapa
keuntungan amoxicillin dibandingkan ampisilin adalah absorbs obat di saluran
cerna lebih sempurna, sehingga kadar darah yang terkandung dala plasma dan
saluran seni lebih tinggi. Efek terapi Bacillus dysentery amoxicillin lebih rendah
dibandingkan dengan ampisilin karena lebih banyak obatyang dapat diabsorbsi di
saluran cerna (Siswandono, 2000).
a. Indikasi Obat Amoxicillin
Amoxicilin merupakan antibiotik yang berfungsi untuk membunuhbakteri
dalam tubuh. Pada dasarnya, Amoxicilin tidak membunuh bakteri secara
langsung. Mekanisme kerja Amoxicilin ialah mencegah pertumbuhan bakteri
dengan merusak lapisan tubuh sel bakteri. Lapisan tersebut berfungsi untuk
melindungi tubuh bakteri dan mencegah agar tubuh bakteri tidak hancur. Jika
lapisan tersebut dihancurkan maka bakteri akan mati. Amoxicilin sangat ampuh
untuk membunuh beberapa bakteri seperti H. Influenzae, N. Gonorrhoea, E.
Coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.
Penyakit yang dapat disembuhkan oleh Amoxicilin adalah infeksi pada telinga
tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis,
pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa
digunakan untuk mengobati gonorrhea.
b. Kontraindikasi Obat Amoxicillin
Riwayat alergi, anafilaksis, atau reaksi kulit serius seperti sindrom
Stevens-Johnson akibat amoxicillin merupaka kontraindikasi diberikan
amoxicillin. Bahkan reaksi-reaksi ini mungkin dapat menyebabkan silang
dengan sefalosporin atau carbapenem.
c. Komposisi Obat Amoxicillin
Tiap kaplet mengandung Amoxicillin trihydrate yang setara dengan
Amoxicillin 500 mg.
d. Cara Kerja Obat Amoxicillin
Amoxicillin termasuk antibiotik beta-laktam golongan Aminopenisilin.
Meknisme kerjanya yaitu menghambat Sintesis atau merusak Dinding Sel

22
Bakteri. Antibiotik betalaktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri,
dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu
heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
Selain mempunyai aktivitas terhadap bakteri Gram-positif, juga mencakup
mikroorganisme Gram-negatif, seperti Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, dan Proteus mirabilis.
Obat-obat ini sering diberikan bersama inhibitor betalaktamase (asam
klavulanat. Sulbaktam, tazobaktam) untuk mencegah hidrolisis oleh beta-
laktamase yang semakin banyak ditemukan pada bakteri gram negatif ini
(Kemenkes RI, 2011).
e. Dosis dan Pemakaian Obat Amoxicillin
Disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi:
• Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20 kg : 250 – 500 mg tiap 8
jam.
• Anak-anak dengan berat badan < 20 kg :– 40 mg/kg BB sehari dalam dosis
bagi tiap 8 jam.
• Untuk penderita dengan gangguan ginjal, perlu dilakukan pengurangan
dosis. Pada penderita yang menerima dialisa Peritoneal, dosis maksimum
yang dianjurkan 500 mg/ hari.
• Gonokokus urethritis : Amoxicillin 3 g sebagai dosis tunggal.

f. Pencegahan dan Peringatan Obat Amoxicillin


1. Pencegahan:
Amoxicillin juga mesti diperhatikan konsumsinya pada:
• Pasien dengan mononucleosis karena bisa meningkatkan risiko ruam
parah.
• Pasien diabates, sebab, amoxicillin bisa menghasilkan reaksi positif
palsu saat cek gula darah lewat urine.
• Orang dengan penyakit ginjal dan ibu hamil atau menyusui mesti
berkonsultasi dengan dokter lebih dulu.

23
2. Peringatan:
• Hati-hati pemberian obat ini pada penderita leukemia limphatik,
karena kepekaan terhadap rash kulit yang disebabkan Amoxicillin.
• Dapat menyebabkan terjadinya colitis yang berat.
• Sebelum pengobatan dengan Amoxicillin harus dilakukan
pemeriksaan reaksi kepekaan terhadap Penicillin.
• Amoxicillin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan
menyusui.
• Pengobatan dengan Amoxicillin dalam jangka waktu lama harus
disertai dengan pemeriksaan terhadap fungsi ginjal, hati, dan darah.
• Dapat menimbulkan super infeksi (biasanya penyebabnya
• Enterobacterium, Pseudomonas, S.aureus, Candida). Bila
terjadi hal tersebut, hentikan pengobatan dan diberikan alternatif lain.
• Untuk penderita dengan gagal fungsi ginjal, monitor tingkat plasma
dan urine harus dilakukan. Dilakukan penyesuaian dosis.
• Jangan digunakan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada
tulang sendi karena Amoxicillin oral tidak menembus ke dalam cairan
serebrospinal atau sinorial.

g. Efek Samping Obat Amoxicillin


Ada beberapa efek samping yang bisa muncul setelah menggunakan
amoxicillin, yaitu perubahan rasa pada lidah, mual atau muntah, sakit kepala,
diare, dan ruam.

h. Kemungkinan terjadi Overdosis Obat Amoxicillin


Mengonsumsi amoksisilin lebih banyak dari yang diresepkan dokter
dapat menyebabkan efek samping yang serius. Overdosis amoksisilin
dapat menyebabkan gagal ginjal. Gejala masalah ginjal dapat meliputi
buang air kecil lebih sedikit dari biasanya, bengkak di kaki bagian bawah atau
bagian tubuh mana pun, kebingungan, sesak napas, dan kelelahan (energi
rendah).

24
i. Interaksi Obat Amoxicillin
Ada beberapa interaksi yang dapat terjadi, bila menggunakan amoxillin
bersamaan dengan obat lain, yaitu:
• Meningkatnya risiko perdarahan, bila digunakan bersama obat pengencer
darah.
• Meningkatnya risiko alergi obat, bila dikombinasikan dengan allopurinol.
• Meningkatnya efek samping amoxillin, bila dikombinasikan dengan
probenecid.
• Menurunnya efektivitas amoxillin, bila digunakan bersama antibiotik lain,
seperti tetracycline, sulfonamida, makrolid, atau chloramphenicol.

j. Penyimpanan Obat Amoxicillin


Simpan pada suhu kamar yang jauh dari cahaya dan kelembaban. Jangan
simpan di kamar mandi. Jauhkan semua obat dari jangkauan anak-anak dan hewan
peliharaan. Jangan menyiram obat ke toilet atau menuangkannya ke saluran
pembuangan kecuali diinstruksikan untuk melakukannya.

25
BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISIS RESEP

A. Pengertian Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan
menyerahkannya kepada pasien. (Syamsani, H. A. 2017). Menurut Permenkes No.
72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian, resep adalah permintaan
tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker baik dalam bentuk paper
maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien yang
sesuai peraturan yang berlaku.

B. Jenis-jenis Resep
a. Formula officinalis adalah resep yang tercantum dalam buku farmakope
atau buku lainnya dan merupakan standar (resep standar).
b. Formula magistralis adalah resep yang ditulis oleh dokter atau dikenal
juga dengan istilah resep racikan.
c. Formula spesialistis adalah resep yang ditulis dengan formula ini
merupakan obat paten atau generik bermerek dari pabrik obat.

C. Kelengkapan Resep
a. Nama, alamat tempat praktik, nomor izin praktik dokter, dokter gigi,
dokter hewan.
b. Kota dan tanggal penulisan resep (Inscriptio).
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (Invocatio),
d. Nama setiap obat dan komposisinya (Praescriptio/Ordonatio).
e. Aturan pemakaian obat yang tertulis (Signatura).
f. Tanda tangan atau parah dari dokter dokter gigi dokter hewan yang
menjelaskan konsep tersebut (Subscriptio).
g. Nama, umur, dan alamat pasien (Pro).

26
h. Tanda seru atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis
maksimal.

D. Contoh Resep
a. Resep 1

Gambar 5.1 Resep 1

No Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada


1 Nama dan alamat dokter penulis resep ✓
2 Surat ijin praktik dokter penulis resep ✓
3 Tanggal penulisan resep (Inscriptio) ✓

4 Tanda R/ setiap penulisan resep (Invocatio) ✓

Nama setiap obat dan komposisinya


5 ✓
(Praescripto/Ordonatio)

6 Aturan pakai obat (Signatura) ✓

7 Tanda tangan / paraf dokter penulis resep ✓

8 Nama, alamat, umur pasien (Pro) ✓

Tabel 5.1 Kelengkapan Resep

27
Keterangan:
Tidak adanya Surat Ijin Praktik (SIP) dokter di resep karena di Puskesmas
Tumpang bersifat internal, karena hanya digunkan di dalam wilayah Puskesmas
Tumpang saja.
b. Resep 2

Gambar 5.2 Resep 2

No Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada


1 Nama dan alamat dokter penulis resep ✓
2 Surat ijin praktik dokter penulis resep ✓

3 Tanggal penulisan resep (Inscriptio) ✓

4 Tanda R/ setiap penulisan resep (Invocatio) ✓

Nama setiap obat dan komposisinya


5 ✓
(Praescripto/Ordonatio)

6 Aturan pakai obat (Signatura) ✓

7 Tanda tangan / paraf dokter penulis resep ✓

8 Nama, alamat, umur pasien (Pro) ✓


Tabel 5.2 Kelengkapan Resep

28
Keterangan:
Tidak adanya Surat Ijin Praktik (SIP) dokter di resep karena di
Puskesmas Tumpang bersifat internal, karena hanya digunkan di
dalam wilayah Puskesmas Tumpang saja.
b. Resep 3

Gambar 5.3 Resep 3

No Kelengkapan Resep Ada Tidak Ada


1 Nama dan alamat dokter penulis resep ✓
2 Surat ijin praktik dokter penulis resep ✓
3 Tanggal penulisan resep (Inscriptio) ✓

4 Tanda R/ setiap penulisan resep (Invocatio) ✓

Nama setiap obat dan komposisinya


5 ✓
(Praescripto/Ordonatio)

6 Aturan pakai obat (Signatura) ✓

7 Tanda tangan / paraf dokter penulis resep ✓

8 Nama, alamat, umur pasien (Pro) ✓

Tabel 5.3 Kelengkapan Resep

29
Keterangan:
Tidak adanya Surat Ijin Praktik (SIP) dokter di resep karena di Puskesmas
Tumpang bersifat internal, karena hanya digunkan di dalam wilayah Puskesmas
Tumpang saja.

E. Singkatan Bahasa Latin


Bahasa latin adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan resep obat.
Bahasa latin tidak hanya digunakan untuk menuliskan nama-nama obat termasuk
petunjuk-petunjuk aturan pemakaian obat yang pada umumnya ditulis berupa
singktan. Singkatan bahasa latin yang ada di resep 1 - 3 adalah:
a. R/ : recipe : ambilah
b. no : numero : sejumlah
c. s : signa : tandai
d. dd : de die : sehari

F. KIE Yang Diberikan Kepada Pasien


a. Resep 1
1. Sulfas Ferosus
a) Cara pakai : 2 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : untuk mengatasi anemia megaloblastik.
c) Efek samping : mual, muntah, dan konstipasi.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, dalam wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya dan kelembaban.

2. Amoxicillin
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : mengatasi infeksi bakteri.
c) Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, ruam.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar yang jauh dari cahaya dan
kelembaban.

30
e) Harus sampai habis.
3. Asam Mafenamat
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : meredakan nyeri dan peradangan.
c) Efek samping : perut kembung, diare, muntah, pusing.
d) Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30° C dan
terlindung dari cahaya matahari.

4. Vitamin A 200.000 IU
a) Cara pakai : 1 kali sehari 1 kapsul sesudah makan.
b) Indikasi : Pengobatan dan pencegahan kekurangan vitamin A,
menjaga kesehatan mata.
c) Efek samping : demam, muntah, sakit kepala, sakit perut, kulit kulit
kering, bibir pecah-pecah.
d) Penyimpanan : Simpan pada tempat sejuk dan kering, terhindar dari
cahaya matahari langsung.

b. Resep 2
1. Amoxicillin
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : mengatasi infeksi bakteri.
c) Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, ruam.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar yang jauh dari cahaya dan
kelembaban.
e) Harus sampai habis.

2. Ibuprofen
a) Cara pakai : 2 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : meredakan nyeri, demam, dan radang sendi.
c) Efek samping : perut kembung, mual, muntah, pusing, sakit
kepala, diare.

31
d) Penyimpanan : Simpan pada tempat sejuk dan kering,
terhindar dari cahaya matahari langsung.
3. Antasida
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sebelum makan.
b) Indikasi : meredakan sakit maag dan asam lambung.
c) Efek samping : mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar yang jauh dari
e) cahaya dan kelembaban.

c. Resep 3
1. Metronidazole
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : mengobati infeksi bakteri dan infeksi parasit.
c) Efek samping : mual, muntah, sembelit, sakit kepala.
d) Penyimpanan : Simpan pada tempat sejuk dan kering, terhindar dari
cahaya matahari langsung.
e) Harus sampai habis.
2. Amoxicillin
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : mengatasi infeksi bakteri.
c) Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, ruam.
d) Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar yang jauh dari cahaya dan
kelembaban.
e) Harus sampai habis.
3. Asam Mefenamat
a) Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet sesudah makan.
b) Indikasi : meredakan nyeri dan peradangan.
c) Efek samping : perut kembung, diare, muntah, pusing.
d) Penyimpanan : simpan pada suhu dibawah 30° C dan terlindung dari
cahaya matahari.

32
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Keberadaan Puskesmas Tumpang sebagai unit pelayanan kesehatan dasar
sangat diperlukan dan membantu masyarakat untuk mengakses pelayanan
kesehatan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
2. Sistem pengelolaan obat yang dilakukan di Puskesmas Tumpang yakni sistem
dropping, dimana pengelolaan tersebut telah sesuai prosedur meliputi
perencanaan, pengadaan/permintaan, penerimaan dan penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan, serta monitoring dan
evaluasi.
3. Puskesmas Tumpang melayani pasien BPJS dan Umum.
4. Pelayanan Puskesmas Tumpang sudah sangat baik, dari penerimaan resep
sampai penyerahan obat kepada pasien. Jika obat yang telah diresepkan
tidak tersedia, maka pihak Apotek akan membuatkan salinan resep untuk
ditebus di Apotek lain.
5. Pengadaan obat di Puskesmas Tumpang dari IFK sesuai dengan permintaan
yang tercantum dalam LPLPO.

B. Saran
Saran untuk institus pendidikan:
1. Terus memberikan ilmu yang bermanfaat kepada siswa-siswi.
2. Sebaiknya siswa diberi pemantapan materi 2-3 minggu sebelum
pemberangkatan PKL.
3. Meningkatkan kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak Puskesmas
agar bisa menjalankan silaturahmi yang baik.

33
Saran untuk Puskesmas Tumpang:
1. Meningkatan pelayanan kepada pasien agar semakin baik lagi.
2. Menjaga kekompakan dan kerjasama sesama staf Puskesmas antara dokter
umum, dokter gigi, perawat, apoteker, dan staf lainya.
3. Meningkatkan keragaman obat agar pemintaan pasien terpenuhi.
4. Meningkatkan keramahan kepada pasien yang berkunjung atau berobatdi
Puskesmas Tumpang.
5. Selalu senyum kepada pasien atau staf lainya.

34
DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Puskesmas Tumpang


https://isuuu.com/malang/docs/blud-kab-malang/30
Alamat Puskesmas Tumpang di Malang Raya
https://lewatmana.com/lokasi/45453/puskesmas-tumpang/
Prosedur Puskesmas Tumpang
https://www.scribd.com/document/343203813/STANDAR-PELAYANAN-
PUBLIK-UPTD-PUSKESMAS-TUMOANG-docx
Antibiotik
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Antibiotik
Amoxicillin
https://iik.ac.id/blog/kenali-manfaat-dan-efek-samping-amoxicilin/

35
LAMPIRAN

Gambar 8.1 Gambar 8.2


Melayani permintaan obat Membuat sediaan puyer
melalui resep dokter

Gambar 8.3 Gambar 8.4


Membaca resep digital Menyocokan jumlah obat
dengan kartu steling

36
Gambar 8.5 Gambar 8.6
Menambah stok alat kesehatan Memasukan jumlah pemasukan obat

Gambar 8.7 Gambar 8.8


KIE kepada pasien Melayani permintaan obat di
Gudang Obat

37
Gambar 8.9 Gambar 8.10
Merekap resep Menulis etiket obat

38

Anda mungkin juga menyukai