Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI KLINIK UMUM MITRA HUSADA MAGETAN
TANGGAL 14 JUNI 2021 SAMPAI 07 AGUSTUS 2021

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian
Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS)

Disusun :
Ririn Sity Alfiah
NIS :

SMK BERLIAN NUSANTARA


KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
Jalan Raya Parang Ds. Balegondo Kec. Ngariboyo Kab. Magetan
Kode Pos 63361 Telp. (0351) 891184

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini telah disetujui untuk diajukan sebagai tindakan teoritis kasus
kelolaan keperawatan dengan diagnose GEA (Gastroenteritis) di KLINIK MITRA HUSADA
MAGETAN untuk memenuhi tugas individu kompetensi Asisten Keperawatan SMK
BERLIAN NUSANTARA MAGETAN.

Disetujui,

Hari : ....................................................
Tanggal : ....................................................
Stase : ....................................................

Siswa,

(RIRIN. S. A.)

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

(devi hariyanti pramita S.Kep., Ns). (YAYUK. R. S. KEP.)

Kepala Ruangan

(SUPRIYANTO S.Pd.)
.
2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapakan syukur alhamdullilah atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan pelaksanaan
PKL di KLINIK MITRA HUSADA MAGETAN dapat terselesaikan dengan baik. Laporan
ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian
laporan ini, terutama kepada :
1. Bapak Supriyanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK BERLIAN NUSANTARA
2. Ibu Yayuk, selaku pembimbing di KLINIK MITRA HUSADA
3. Ibu Dwi dan Bapak Agung, selaku pembimbing sekolah
4. Guru guru SMK BERLIAN NUSANTARA
5. Karyawan/Pegawai KLINIK UMUM MITRA HUSADA MAGETAN
6. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional
(UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Akademik 2021 / 2022 serta sebagai bukti
bahwa telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penulis
harapkan. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Magetan, 31 Juli 2021


Penyusun,

( RIRIN. S. A.)

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................ i
Lembar Pengesahan................................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Daftar Isi..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 5
A. Latar Belakang........................................................................................... 5
B. Ruang Lingkup.......................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 6
A. DEFINISI GASTROENTERITIS............................................................. 6
B. ETIOLOGI GASTROENTERITIS........................................................... 6
C. EPIDEMIOLOGI GASTROENTERITIS................................................. 6
D. FAKTOR RESIKO GASTROENTERITIS............................................... 7
E. PATOFISIOLOGI GASTROENTERITIS................................................ 7
F. MANIFESTASI KLINIS DAN
DIAGNOSIS GASTROENTERITIS........................................................ 9
G. PENATALAKSANAAN GASTROENTERITIS..................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 12
B. Saran ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN
2. TUJUAN DAN MANFAAT

B. Ruang Lingkup
1. Waktu Pelaksanaan PKL dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2021 sampai tanggal 7
Agustus 2021
2. Tempat Pelaksanaan di KLINIK MITRA HUSADA MAGETAN
3. Tujuan
a. Tujuan Pelaksanaan PKL Melalui pendekatan pembelajaran ini peserta PKL
diharapkan :
 Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
 Memiliki tingkat kompetensi standart sesuai yang dipersyaratkan oleh dunia
kerja.
 Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis,
kewirauusahaan dan produktif.
 Dapat menyerap perkembangan tehnologi dan budaya kerja untuk kepentingan
pengembangan diri.
b. Tujuan Pembuatan Laporan :
 Sebagai salah satu bentuk latihan , dalam menghadapi Uji Kompetensi pada
akhir proses pembelajaran.
 Sebagai salah satu tugas yang diisyaratkan untuk menempuh Ujian Akhir
Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN).
 Menambah wawasan tentang penulisan karya ilmiah.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI GASTROENTERITIS
Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi dari membran mukosa saluran
pencernaan yaitu di lambung, usus halus dan atau usus besar. Gastroenteritis ditandai
dengan gejala utamanya yaitu diare, muntah, mual dan kadang disertai dengan demam
dan nyeri abdomen (Beers H . et al . 2003).
Sekiranya tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kehilangan cairan (dehidrasi)
dan gangguan keseimbangan elektrolit sehingga dapat menyebabkan kematian terutama
pada anak. Kebanyakan kasus gastroenteritis bersifat infeksius, namun dapat juga terjadi
akibat konsumsi obat-obatan dan bahan-bahan toksik. Penularan gastroenteritis dapat
melalui rute fekal-oral dari orang ke orang atau melalui air dan makanan yang
terkontaminasi.
Menurut Depkes Ri (2005), diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi
(buang air besar) lebih dari 3 kali sehari ,disertai dengan perubahan konsisten tinja
(menjadi cair) dengan atau tanpa darah maupun lender. Diare akut diberi batasan sebagai
meningkatnya kekerapan, bertambah cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang
dikeluarkan dan berlangsung tidak lebih dari 2 minggu (14 hari). Apabila diare
berlangsung lebih dari 14 hari maka hal tersebut dikatakan sebagai diare kronik.

B. ETIOLOGI GASTROENTERITIS
Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines 2005, etiologi
diare akut dibagi menjadi 4 penyebab : Bakteri, Virus, Parasit dan Non infeksi. Pada diare
akut lebih dari 90 % disebabkan oleh infeksi disertai dengan mual, muntah, demam dan
nyeri pada abdomen. Sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh pengobatan intoksikasi,
iskemia dan kondisi lain. Pada diare kronis biasanya disebabkan non infeksi. Berdasarkan
data Depkes RI tahun 2000, Penyebab diare akut adalah shigella, salmonella,
campylobacter, E.coli dan Entamoeba histolytica. Sedangkan pada anak, infeksi rotavirus
merupakan penyebab tersering dengan presentase sekitar 40-60 %.

C. EPIDEMIOLOGI GASTROENTERITIS
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara
berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi.

6
Survei mordibitas yang dilakukan oleh Subdit diare, Departemen kesehatan dari tahun
2000 sampai dengan 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR
(Incidence Rate) penyakit diare 301 / 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /
1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 / 1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi
411 / 1000 penduduk Berdasarkan SDKI tahun 2002 didapatkan insidens diare sebesar
11%, 55% dari dari kejadian diare terjadi pada golongan balita dengan angka kematian
diare pada balita sebesar 2,5 per 1000 balita. Berdasarkan data Riskesdas 2013, insiden
da period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5 % dan
7,0 % . Kejadian Luar Biasa ( KLB ) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR yang
masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133
orang. Kematian 239 orang ( CFR 2,94 % ). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan
dengan jumlah kasus 5.756 orang ,dengan kematian 100 orang (CFR 1,74 % ).
Sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204
dengan kematian 73 orang ( CFR 1,64 % ) dengan penyebab utama kematian akibat diare
adalah tata laksana yang tidak tepat baik dirumah maupun di sarana kesehatan.

D. FAKTOR RESIKO GASTROENTERITIS


Secara Epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya diare
akut pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.) Baru saja berpergian ke daerah tropis, Negara berkembang, kelompok perdamaian
dan sering berkemah.
2.) Makanan atau keadaan makanan yang tidak biasa : makanan laut dan Shell fish,
terutama yang mentah, restoran fast food, tempat piknik.
3.) Homoseksual , pekerja seks, pengguna obat intravena, resiko infeksi HIV / AIDS.
4.) Baru saja menggunakan obat anti mikroba pada institusi kejiwaandan rumah sakit.

E. PATOFISIOLOGI GASTROENTERITIS
Diare disebabkan oleh satu atau lebih dari patofisiologi sebagai berikut :
a. Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotic. Diare tipe ini
disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang
disebabkan oleh obat2an / zat kimia yang hiperosmotik ( Mg SO4, Mg COH2 )
malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada difisiensi
disakaridase, malabsorpsi glukosa / galaktosa.
b. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretonik. Diare tipe ini
disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya
7
absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan
volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun
dilakukan puasa makan / minum. Penyebab dari diare tipe ini anatar lain karena
efek enteroksin pada infeksi vibrio cholera, atau escherichiacoli, sereksi ileum
(Gangguan absorpsi garam empedu) dan efek obat laksatif (Diotyl sodium
sulfaksuksinat dll).
c. Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak. Diare tipe ini didapatkan pada
gangguan pembentukan / produksi empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan
hati.
d. Defek sistem pertukaran anion / transport elektrolit aktif di enterosit. Diare tipe ini
disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+ dan air yang
abnormal.
e. Motilitas dan waktu transit usus abnormal. Hipermotilitas dan iregularitas motilitas
usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Penyebab
gangguan motilitas antara lain : Diabetes Meilitus, Pasca Vagotami, Hipertiroid.
f. Gangguan permeabilitas usus. Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang
abnormal disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus
halus .
g. Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamortorik. Diare tipe ini disebabkan
adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi
mucus yang berlebihan.
h. Infeksi dinding usus disebut diare infeksi. Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab
tersering dari diare, dari sudut kelainan usus ,diare oleh bakteri dibagi atas non
invasif ( tidak merusak mukosa ) dan invasive ( merusak mukosa ). Bakteri non
invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut,
yang disebut diare toksigenik . Contoh diare toksigenik adalah kolera ,Enterotoksin
yang dihasilkan kuman vibrio cholera merupakan protein yang dapat menempel
pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosine monofosfat siklik ( AMF siklik )
di dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion,
bikarbonat dan kation natrium dan kalium. Mekanisme absorpsi ion natrium
melalui mekanisme pompa natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion klorida
diikuti ion bikarbonat, air, natrium, ion kalium dapat dikompensasi oleh
meningginya absorpsi ion natrium diiringi oleh air. Ion kalium dan ion bikarbonat
dan klorida. Kompensasi ini dapat dicapai dengan pemberian larutan glukosa yang
di absorpsi secara aktif oleh dinding sel usus. Penularan Gastroenteritis bisa melalui
8
fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran
pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

F. MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS GASTROENTERITIS


Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dalam menganamnesis pasien diare akut perlu ditanyakan
mengenai onset, lama gejala, frekuensi, serta kuantitas, dan karakteristik, feses. Feses
dapat mengandung darah atau mukus. Adanya demam merupakan temuan diagnostik
yang penting karena menandakan adanya infeksi bakteri invasif virus enterik atau suatu
patogen sitotoksik seperti C.difficile dan E.hitolytica.
Adanya feses yang berdarah mengarahkan kemungkinan infeksi oleh patogen invasif
dan yang melepaskan sitotoksin.Infeksi EHEC bila tidak terdapat leukosit pada feses,
serta bukan infeksi virus atau bakteri yang melepaskan enterotoksin.Muntah yang sering
terjadi pada diare yang disebabkan oleh infeksi virus / toksin bakteri misalnya, S.eureus,
Tenesmus merupakan penanda dari diare inflamasi walaupun demikian, tidaklah mudah
untuk mengenali patogen spesifik. Penyebab diare hanya berdasarkan gambaran klinisnya
semata karena beberapa patogen dapat menunjukkan gambaran klinis yang sama.
Untuk mengidentfikasi penyebab diare diperlukan juga data tambahan mengenai
masa inkubasi, riwayat perjalanan sebelumnya, riwayat mengkonsumsi makanan tertentu.
risiko perjalanan, penggunaan antibiotik dalam 2 bulan terakhir, riwayat perawatan,
binatang peliharaan, serta risiko terinfeksi HIV waktu timbulnya gejala setelah paparan
terhadap makanan yang dicurigai juga dapat mengarahkan penyebab infeksi, seperti
berikut ini :
 Gejala yang timbul dalam waktu <6 jam kemungkinan disebabkan oleh toksin bakteri
staphylococcus aureus atau Bacillus Cereus.
 Gejala yang timbul sesudah 6-24 jam kemungkinan disebabkan oleh toksin bakteri
Clostridium Perfringes / Bacillus cereus.
 Gejala yang timbul lebih dari 16-72 jam mengarahkan infeksi oleh virus, terutama bila
muntah merupakan gejala yang paling prominen atau kontaminasi bacterial dari
makanan oleh enterotoxigenic / enterohemorrhagic E.coli, norovirus, vibrio,
salmonella, shigella, campylobacter, Yersinia, glardia, cyclospora, atau
cryptosporidium. Berbagai patogen spesifik dapat menimbulkan diare akut.

9
G. PENATALAKSANAAN GASTROENTERITIS
Dalam penanganan diare terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan,
diantaranya : pencegahan, rehidrasi, diet, obat antidiare dan antibiotika.
1. Pencegahan
Menurut dinas kesehatan tahun 2004, terdapat 3 cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah diare terutama pada anak yaitu :
a. Minumlah air yang direbus hingga mendidih dan makanan yang sudah dimasak
hingga matang.
b. Susuilah / beri ASI anak amda selama mungkin, disamping makanan lainnya yang
dapat diberikan sesuai dengan umur si kecil agar jika anak sudah besar memiliki
daya tahan tubuh yang kuat.
c. Tetaplah memberikan Asi walaupun anak anda menderita diare.
2. Rehidrasi
Hal utama yang perlu ditangani pada pasien Gastroenteritis adalah dehidrasi.
Kebanyakan kasus gastroenteritis yang menyebabkan kematian adalah disebabkan
hidrasi yang tidak ditangani secepatnya. Upaya Rehidrasi oral (URO) merupakan cara
administrasi cairan secara oral untuk mencegah atau mengkoreksi dehidrasi yang
merupakan komplikasi diare. Dengan adanya URO dapat menurunkan biaya dan
meningkatkan efikasi terapi gastroenteritis akut. Oralit dengan osmolaritas yang
rendah berhubungan dengan penurunan gejala muntah, BAB yang cair serta
menurunkan kebutuhann pasien akan pemberian cairan intravena dibandingkan dengan
oralit standar. Cairan URS – WHO juga direkomendasikan sebagai cairan rehidrasi
pada dewasa dan anak dengan kolera. Dinilai terlebih dahulu derajat dehidrasi pasien.
Prinsip dalam menentukan jumlah cairan harus disesuaikan dengan jumlah cairan yang
keluar dari tubuh. Terdapat beberapa macam perhitungan kehilangan cairan.
1. B . J .Plasma dengan rumus : 0,001
2. Metode pierce berdasarkan klinis
- Dehidrasi Ringan : 5 % X BB (KG)
- Dehidrasi Sedang : 8 % X BB (KG)
- Dehidrasi Berat : 10 %X BB(KG)
3. Metode Daldiyono berdasarkan skor

10
3. Diet
Pasien dengan gastroenteritis akut dianjurkan minum-minuman sari buah, teh,
makanan yang mudah dicerna seperti pisang, nasi, dan sup, kecuali pasien muntah
hebat. Pemberian makanan sebaiknya diberikan setelah 4 jam URO atau cairan
intravena. Susu sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi lactase transien yang
disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan alcohol harus
dihindarkan karena akan meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
4. Obat Antidiare
Penggunaan obat antidiare tidak membunuh kausa dari diare, pada anak,
penggunaan obat anitidak memiliki manfaat secara klinis. Beberapa obat yang dapat
digunakan diantaranya :
 Oralit
 Probiotik
 Karbon aktif (Orang dewasa 2-4 tablet diminum sebanyak 3-4 kali dalam sehari)
 Loperamide untuk orang dewasa 2 tablet setiap 1-2 jam .maksimal konsumsi t16
tablet dalam sehari.
5. Anti biotika
Kebanyakan pasien memiliki gejala penyakit yang ringan self limited disease
karena virus atau bakteri noninvasif, sehingga pengobatan empiris tidak dianjurkan
pada semua pasien diare.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi yang memberikan peluang
kepada perserta, mengalami proses belajar melalui berkerja langsung pada perkerjaan
sesungguhnya. Dengan adanya PKL, penulis dapat merasakan bagaimana pelaksaan
praktek, langsung di lingkungan dunia kerja yang langsung dibimbing oleh pihak
institusi pasangan.
Bahkan kami dapat mengukur sejauh, mana penguasaan ilmu yang didapatkan di
sekolah, sesuai kondisi pandemi seperti ini banyak. Materi yang tidak dipahami

11
siswa karena pembelajaran melalui daring dengan adanya PKL, siswa bisa
mengetahui dan memahami. Materi pembalajaran serta bisa praktek secara langsung.

B. Saran
Sekolah hendanya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa sebelum, praktik di
lapangan
Adanya kerjasama yang baik antar sekolah dengan lahan praktik, sehingga terjadi
sikronisasi materi yang diajarkan di sekolah dan proses pembimbing.

DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id › fil...PDF
Hasil web
PBL GASTROENTERITIS AKUT - Universitas Udayana di akses 14 Juli 14.35

12

Anda mungkin juga menyukai