Nunung
17.18.10087
Nama : Nunung
Nis : 17.18.10087
Kelas : XII-Keperawatan
Telah disetujui dan disahkan untuk mengikuti ujian sidang tugas akhir
PKL
Kepala sekolah
i
KATA PENGANTAR
Bismilahirohmanirohim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan
karunian-nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
instalasi keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis. Pelaksanaan 12
Agustus s.d 12 Oktober 2019
1. Drs. Ace Sace, M.M., Selaku kepala SMK Farmasi pasundan kawali
2. Titin Martini, S.Pd., Selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum
3. Irfan Fajaruddin, S.Kep., Ners., selaku pembibing sekolah dan kepala
prodi keperawatan
4. Maya Purnama Dewi S.Pd., selaku wali kelas XII Keperawatan yang
selalu memberikan motivasi kepada penulis
5. Heti Nurlatifah,S.Pd., selaku pembingbing teknik penulisan laporan
6. dr.H.Aceng Solahudin Ahmad, M.Kes., Selaku Direktur RSUD Ciamis
7. Nunung Patimah, S.Kep., Ners selaku pembibing lapangan atau Clinical
Instruktur (CI)
8. Seluruh Staff dan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
9. Seluruh Guru dan Staff TU Smk farmasi pasundan kawali
10. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung dan memberikan semangat
kepada penulis
ii
11. Sahabat seperjuangan kelas XII keperawatan dan seluruh angkatan 2018-
2020 yang sama-sama berjuang dalam menempuh pendidikan selama di
SMK Farmasi pasundan kawali.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2. VISI DAN MISI Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis ....................... 103
3. Kedudukan , Tugas, dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis 104
4. Fasilitas dan pelayanan RSUD Ciamis ................................................. 105
5. Alur pelayanan dan kunjungan RSUD Ciamis ..................................... 110
6. Tinjauan khusus Ruangan Melati ......................................................... 117
B. LAPORAN LOGBOOK REAL ............................................................... 122
BAB IV ............................................................................................................... 180
PENUTUP ........................................................................................................... 180
A. SIMPULAN ............................................................................................. 180
B. SARAN .................................................................................................... 181
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR BAGAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan sekolah merupakan sistem yang membangun
lingkungan belajar bagi peserta didik. Khususnya pada sekolah menengah
kejuruan (SMK). Praktik kerja lapangan (PKL) atau dikenal juga dengan
prakerin yang sangat berperan penting guna menyiapakan sumber daya
manusia secara terampil dengan kemampuan dan pengetahuan yang telah
diperoleh. Oleh karena itu, pihak sekolah mengadakan PKL di beberapa
instansi khusunya di bidang kesehatan, agar dapat meningkatkan mutu
lulusan SMK yang unggul dalam bidang keperawatan dan menjadi tenaga
kerja yang baik dan berkompeten dalam bidangnya.
Dalam hal ini kami selaku siswa SMK farmasi pasundan kawali
melaksanakan PKL di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis untuk
mengamati, mempelajari, dan mengaplikasikan tindakan-tindakan asuhan
keperawatan bidang kompetensi asisten keperawatan yang di lakukan oleh
tenaga kesehatan profesional di rumah sakit tersebut dan penulis
menyusun hasil PKL ini dalam bentuk laporan.
Karena pada dasarnya seorang asisten keperawat dituntut untuk
memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas maka dari itu seluruh siswa
diwajibkan untuk mengikuti kegiatan PKL untuk memenuhi salah satu
persyaratan uji kompetensi dan ujian nasional
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tinjauan umum Rumah Sakit ?
2. Bagaimana tinjauan teoritis asisten Keperawatan ?
3. Bagaimana perbandingan antara log book teori dengan log book real ?
4. Bagaimana gambaraan khusus ruang Melati ?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui tinjauan Rumah Sakit Secara Umum
b. Untuk mengetahui tinjauan teoritis asisten keperawatan secara
umum
c. Untuk membandingkan antara log book secara teoritis dengan log
book real
d. Untuk mengetahui gambaran khusus ruang melati RSUD Ciamis
2. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
a. Melatih keterampilan tindakan keperawatan yang dimiliki para
siswa sehingga dapat diaplikasikan dengan baik di dunia nyata
b. Membantu melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan pada
pasien secara tuntas dari mulai pengkajian, diagnosis, perecanaan,
implementasi, sampai evaluasi berdasarkan etika profesi
keperawatan
c. Melahirkan sikap disiplin, tanggung jawab, dapat dipercaya,serta
menumbuhkan sikap etika yang baik agar dapat berkomunikasi
dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
D. Manfaat
1. Manfaat penulisan laporan
a. Dapat membandingkan teori – teori yang telah dipelajari, dengan
realisasinya di lapangan
b. Dapat memahami tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan
baik dan benar
c. Dapat mengetahui tugas seseorang perawat dalam memberikan
pelayananan kesehatan kepada pasien
2. Manfaat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan(PKL)
a. Menjalin hubungan kerjasama dengan baik antara siswa dengan
perawat di rumah sakit
b. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai keterampilan
tindakan keperawatan
c. Mengetahui keadaan dunia kerja yang sebenarnya, serta melatih
para siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
dengan rasa percaya diri
G. Sistematika Penulisan
BAB I : Meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, mamfaat,
metode penulisan sistematika penulisan, dan waktu
pelaksanaan PKL
BAB II : Meliputi tinjauan teoritis Rumah Sakit secara umum, Tinjauan
asisten keperawatan, dan tinjauan teoritis peosedur tindakan
keperawatan yang terdiri dari 18 kompetensi
BAB III : Meliputi tinjauan Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis, dan log
book real
BAB IV : Meliputi simpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5
6
Pasal 5
Asisten tenaga kesehatan hanya dapat melakukan
pekerjaanya di fasilitas pelayanan kesehatan
Dikecualikam dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bagi asisten tenaga kefarmasian dapat juga
menjalankan pekerjaanya pada fasilitas produksi dan atau
distribusi sediaan farmasi, perbekalan kesehtan dan alat
kesehatan
Pasal 6
Setiap institusi pendidikan tenaga kesehatan wajib
melaporkan lulusan asiten tenaga kesehatan kepada dinas
kesehatan provinsi paling lamabat 3(tiga) bulan setelah
kelulusan
Pelaporan sebagaimana di maksud pada ayat (1) dilakukan
dalam rangka pemcatatan oleh dinas kesehatan
d) Bab III Tentang penyelenggaraan pekerjaan(Bagian kedua
supervisi
Pasal 7
Asisten tenaga kesehatan hanya dapat melakukan
pekerjaanya di bawah supervivi tenaga kesehatan
Supervisi oleh tenaga kesehatan sebagaimana pada ayat (1)
dilakukan secara langsung
Pelaksanaan supervisi sebagaiamana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) di tetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan
Pasal 8
Dalam rangka pelaksanaan supervisi, dinas kesehatan
kabupaten/kota menetapkan rasio antara jumlah tenaga
kesehatan yang akan melakukan supervisi dengan asisten tenaga
kesehatan yang menjalankan pekerjaan di fasilitas pelayanan
kesehatan, dengan mempertimbangkan :
14
Cairan klorin
Air sabun
Air bersih
e) 1 buah masker
f) 1 pasang hand schoon
g) Thermometer raksa
h) Troly
i) Baki
j) Stetoscop
k) Tissue
l) Sound Timer
m) Buku catatn pasien
e. Prosedur Tindakan
1) Fase Pra interaksi
a) Verifikasi data pasien
b) Mempersiapkan diri
c) Mencuci tangan
d) Mempersiapkan alat
2) Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri, dan menanyakan bahasa yang dimengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan di lakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan di lakukan
18
3) Fase Kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi pasien (pasang sampiran)
d) Gumakan APD (hand schooner,masker)
e) Atur posisi pasien (supinasi atau fowler)
f) Lakukan pemeriksaan Suhu Tubuh
g. Evaluasi
Hasil yang di harapkan dari pemeriksaan TTV yaitu suhu tubuh,
tekanan darah, respirasi,dan denyut nadi dalam keadaan normal.
Perawat mengevaluasi intervensi yang di berikan untuk menunjang
pada pemeriksaan diagnosa yang akan dilakukan.
2. Memandikan Pasien di Tempat Tidur
a. Pengertian
Memandikan pasien di tempat tidur merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri.
b. Tujuan
1) Menjaga kebrsihan tubuh
2) Menghilangkan bau badan
3) Mengurangi infeksi akibat kulit kotor
4) Memperlancar system peredaran darah,syaraf
5) merelaksasikan otot
6) Menambah kenyamanan pasien
c. Rasional Tindakan
1) Mencegah cidera yang tidak disengaja pada klien selama mandi
2) Mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat selama mandi
3) Mengurangi transmisi mikroorganisme
4) Meningkatkan arus balik vena
5) Menyediakan lingkungan bersih
6) Agar kondisi kesehatan kulit tubuh pasien dapat di ketahui
sehingga masalah-masalah yang ada dapat teratasi
d. Persiapan Klien, Alat dan Bahan
1) Persiapan klien
a) Memberitahukan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Memberiksn kesempatan kepada klien untuk melakukan
aktivitas lain
c) Memposisikan klien (supinasi)
21
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahsa yang dimengerti
c) Croschek data pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Tanyakan pada pasien apabila ingin menggunakan air hangat
atau air dingin untuk mandi
i) Menanyakan aktivitas/kebutuhan pasien sebelum dilakukan
tindakan
3) Fase Kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi klien
d) Gunakan APD (apron,handschoon,masker)
e) Atur posisi pasien
Supinasi
Untuk membersihkan daerah wajah, ekstermitas,leher dan
dada,abdomen,serta ekstermitas bawah jika posisi dorsal
recumbent tidak memungkinkan
Lateral
Untuk membersihkan daerah punggung
Dorsal recumbent
Untuk membersihkan genitalia dan ekstermitas bawah
(dengan menekuk kaki atau lutut satu persatu)
g. Evaluasi
Hasil yang di harapkan dan tindakan memandikan pasien di tempat
tidur kebersihan klien dapat terjaga sehingga tidak timbul masalah
baru dari kebersihan diri. Setelah dilakukannya tindakan tersebut,
pasien terlihat lebih segar dari sebelumnya dan pasienpun merasa
lebih nyaman.
3. Mencuci Rambut pasien di Tempat Tidur
a. Pengertian
Mencuci rambut pasien di tempat tidur adalah tindakan keperawatan
yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
untuk mencuci rambut sendiri dengan menghilangkan kotoran rambut
dari kulit kepala dengan menggunakan sampo atau sabun.
b. Tujuan
1) Memberikan perasaan senang dan segar kepada klien
2) Menjaga rambut tetap besrih,rapih,dan terpelihara
3) Merangsang peredaran darah dibawah kulit kepala
4) Membersihkan kutu atau ketombe
5) Menambah kenyamanan pasien/ membantu merelaksasikan pasien
c. Rasional tindakan
1) menghilangkan rambut kusut, sel kulit mati, dan ketombe
2) Menstimulasi sirkulasi kulit kepala
3) Memberi kenyamanan bagi klien dan memberi rasa sejuk pada
kepala
4) Mengurangi transmisi mikroorganisme
5) Mengkaji drajat kekuatan, status kulit kepala dan meningkatkan
sirkulasi darah ke kulit kepala
d. Persiapan Klien, Alat dan Bahan
1) Persiapan Klien
a) Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan di lakukan
pada pasien/ keluarga
28
o) Kom
p) Baskom yang berisi larutan desinfektan
q) Baki berpengalas
r) 2 buah nirbeken
s) Keranjang untuk handuk dan perlak kotor (jika perlu)
t) Tray instrument
u) Tissue
v) Plester (untuk membalut tongue spatel dengan kassa)
e. Prosedur tindakan
1) Fase prainteraksi
a) Verifikasi data pasien
b) Persiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
f) Kontrak waktu
g) nform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan dilakukan
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi pasien
d) Gunakan APD (masker dan hand schoon)
e) Atur posisi klien (fowler/semi fowler)
33
f) Pasang handuk pada daerah dada pasien dan perlak pada daerah
paha
g) Lakukan pengkajian pada mulut pasien dengan menggunakan
penlight dan tongue spatel yang dibalut dengan kassa. Kaji
adanya karies gigi, stomatitis, gingivitis, penggunaan gugi
palsu,glositis dan tanyakan apakah pasien mempunyai keluhan
gigi sensitive,labioskizis,atau labiopalatoskizis.
h) Lakukan pembersihan gusi,lidah serta langit-langit (palatum
i) menggunakan kassa yang sudah di basahi larutan Nacl,
kemudian kassa di lintingkan ke pinset anatomi, lakukan
pembersihan dengan cara di bulat-bulat pergerakannya (dari
belakang ke depan kemudian dari atas ke bawah, dan dari
belakang ke depan, lalu dari bawah ke atasuntuk tindakan pada
gusi).
j) Lidah di julurkan, lalu lakukan pembersihan lidah
menggunakan pinset anatomis yang dibalut kassa yang sudah di
basahi dengan Nacl. Lakukan pembersihan lidah dari pangkal
lidah ke ujung lidah.
k) Lakukan pembersihan langit-langit mulut dengan cara menekan
lidah pasien menggunakan tongue spatel, lalu bersihkan langit-
langit menggunakan pinset anatomis yang dibalut dengan kassa
dari sisi yang terjauh ke sisi yang terdekat dengan perawat.
l) Anjurkan pasien untuk berkumur menggunakan air matang
terlebih dahulu
m) Tuangkan pasta gigi ke sikat gigi terlebih dahulu,kemudian
sikat gigi pasien dari arah yang terjauh ke yang terdekat dengan
cara memutar
n) Anjurkan pasien untuk berkumur kembali
o) Berikan obat kumur, tuangkan kedalam gelas,kemudian setelah
selesai usap atau lap mulut pasien menggunakan tissue
34
h) Sabun
i) Aceton dan kapas
j) Lotion dan oil
k) Kain pel
l) Waslap
m) Baskom yang beisi larutan desinfektan 0,5%
n) Keranjang untuk kain kotor
o) Troli
e. Prosedur tindakan
1) Fase prainteraksi
a) Verivikasi data pasien
b) Persiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan makud dan tujuan tindakan yang akan di lakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan di lakukan
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
37
Sikat kuku pasien dengan sabun secar satu arah lalu bilas
dengan waslap yang sudah di basahi air
Letakkan bengkok di atas pengalas/ di bawah kaki pasien
(bengkok yang berisi larutan desinfektan 2-3%), kemudian
letakkan kaki pasien di atas bengkok tersebut satu persatu
Potong kuku pasien secar hati-hati dengan bentuk lurus dan
ujung pinggir tumpul, kemudian kikir kuku agar tidak
tajam
Ambil pengalas dari bawah kaki pasien kemudian atur
posisi pasien ke seperti semula
Rapihkan alat
Buka APD
Evaluasi terminasi sementara
Cuci tanagan
Lakukan pendokumentasian
b. Tujuan
1) Unoccupied Bed
a) Tempat tidur tertutup (Closed Bed)
Agar siap pakai sewaktu-waktu
Agar tampak slalu rapih
Memberikan perasaan senang dan nhaman pada pasien
b) Tempat tidur terbuka (Open Bed)
Dapat segera di gunakan
Dilakukan jika ada pasien yang dapat atau boleh turun
dari tempat tidur
c) Tempat tidur pasien pasca operasi (Aether Bed)
Menghangatkan pasien
Mencegah komplikasi pasca operasi
2) Occupied Bed
a) Memberikan perasaan senang pada pasien
b) Mencegah terjadinya decubitus
c) Memberikan kebersihan dan kerapihan
c. Rasional tindakan
1) Mencegah penyebaran mikroorganisme
2) Menjadikan tempat tidur rapih
40
e. Prosedur tindakan
1) Fase prainteraksi
a) Verivikasi data pasien
b) Persiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
h) Occupied Bed
c) Buka APD
d) Evaluasi tindakan
e) Mengakhiri pertemuan
f) Lakukan pendokumentasian
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan
1) Tidak terpenuhinya kebutuhan eliminasi
2) Sulit memperoleh sample pemeriksaan laboratorium
3) Mengganggu kenyamanan pasien
g. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakan membantu eliminasi urine dan
alvi pasien dapat terpenuhinya kebutuhan eliminasi pasien sehingga
pasien pun merasa nyaman serta tindakan ini dapat membantu dalam
proses pemeriksaan laboratorium
8. Tindakan Melakukan Kompres Hangat dan Kompres Dingin pada pasien
di tempat Tidur
a. Pengertian
Merupakan tindakan dengan memberikan rasa nyaman atau rasa
hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat
yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Sedangkan kompres dingin merupakan salah satu cara untuk
menurunkan rasa nyeri dengan pemberian rangasangan pada kulit
disebut stimulasi kulit.
b. Tujuan
1) Kompres Hangat
a) Memperlancar sirkulasi darah
b) Menurunkan sushu tubuh
c) Mengurangi rasa sakit
49
b) Kompres Dingin
APD
Kom berisi air biasa/ air es
Perlak dan pengalas
Waslap/ kain kassa beberapa potong
Selimut (jika perlu)
Sampiran (jika perlu)
Baki dan pengalasnya
Kirbat es dan sarungnya
Kom berisi potongan-potongan kecil es
Lap kerja
e. Prosedur Tindakan Kompres Hangat dan digin
Kompres hangat
1) Fase prainteraksi
a) Verifikasi data pasien
b) Persiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
51
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan dilakukan
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi pasien
d) Gunakan APD
e) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
f) Memasang pengalas dibawah daerah yang akan di kompres
g) Celumpkan waslap/handuk kecil kedalam air hangat
h) Peras waslap/handuk kecil agar tidak terlalu basah
i) Simpan waslap pada daerah yang akan di kompres
j) Lakukan pengompresan selama 15-30 menit
k) Untuk kompres hangat pada luka :
Buka balutan perban bila diperlukan. Kemudian buka
bekas balutan kedalam bengkok
Ambil beberapa potong kassa dengan pinset dari bak steril,
lalu masukan kedalam kom yang berisi air hangat
Kemudian ambil kassa tersebut, lalu bentangkan dan
letakkan pada area yang akan di kompres
Bila klien mentoleransi kompres hangat tersebut, lalu di
tutup/ dilapisi kain kassa kering. Selanjutnya di balut
dengan kassa perban atau kain segitiga
52
Kompres Dingin
1) Fase prainteraksi
a) verifikasi data pasien
b) persiapan diri
c) cuci tangan
d) persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck data pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan di
lakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan dilakukan
3) Fase kerja
a) Kompres Dingin Basah :
Cuci tangan
Dekatkan alat
Jaga privasi pasien
Gunakan APD
Mengatur posis pasien ke posisi senyaman mungkin
Pasang pengalas pada area yang akan di kompres
Masukkan beberapa waslap atau kain kassa kedalam air
biasa/air es lalu di peras sampai lembab
Letakkan waslap/kain kassa pada daerah yang akan di
kompres
54
d) Cuci tangan
e) Lakukan pendokumentasian
f. Dampak Terhadap KDM apabila Tidak di Lakukan
1) Kompres Hangat
a) Terganggunya rasa nyaman
b) Rasa nyeri yang timbul tidak berlangsung
2) Kompres Dingin
a) Pembengkakkan kulit
b) Gangguan rasa nyaman
c) Gangguan integritas kulit
d) Gangguan interaksi sisoal
e) Gangguan kebutuhan harga diri
g. Evaluasi
1) Kompres Hangat
Setelah di lakukan tindakan kompres hangat, di harapkan rasa
nyeri pada berkurang dan suhu tubuh pasien menurun
2) Kompres Dingin
Setelah di lakukan kompres dingin, diharapkan pasien merasa
nyaman dan pasien merasa nyeri dari lukanya menjadi ringan
setelah tindakan di lakukan
9. Tindakan Pemberian Nutrisi pada Pasien Melalui Feeding Tube atau
Naso Gastrik Tube
a. Pengertian
Memberikan makan melalui selang lambung (enteral) yaitu berupa
makanan cair adalah proses pemberian makanan melalui saluran cerna
dengan menggunakan selang NGT kea rah lambung.
Memberikan nutrisi melalui NGT adalah memberikan makan dalam
bentuk cair dan minum melalui selang atau pipa NGT kepada klien
yang tidak mampu makan secara normal. (Ellet, 2004).
b. Tujuan
56
e. Prosedur Tindakan
1) Fase prainteraksi
a) Verifikasi data psien
b) Pesiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan dilakukan
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
58
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi pasien
d) Gunakan APD
e) Mengatur posis pasien ke posisi fowler/ semi fowler
f) Pasangkan handuk dan pengalas pada daerah dada pasien
g) Lakukan pembersihan pada rongga hidung pasien dengan
menggunakn tissue
h) Periksa rongga hidung pasien dengan menggunakan penlight
untuk menentukan rongga hidung yang akan di pasang selang
NGT dan pastikan tidak ada pembesaran polip
i) Siapkan 2 helai plester yang berukuran 5 cm dan 3 cm
j) Ganti handschoon dengan handscoon steril
k) Lakukan pengukuran selang NGT dari ujung daun telinga ke
cuping hidung dan dari cuping hidung ke prosesus xipoides
l) Apabila sudah terdapat ukuran beri tanda dengan
menggunakan bolpoint
m) Klem ujung selang NGT
n) Lumasi selang NGT dengan menggunakan gel kurang lebih
10cm atau sampai tanda bolpoin
o) Tengadahkan kepala pasien, dan pasang selang NGT
p) Masukan selang NGT pada salah satu rongga hidung secara
perlahan-lahan
q) Apabila selang sudah dirasa sampai di tenggorokan fleksikan
kembali kepala pasien dan anjurkan pasien untuk melakukan
respon menelan
r) Lihat respon ( batuk/tidak, adanya perubahan warna tubuh
menjadi sianosis/kebiruan)
s) Setelah selang masuk sempurna, lakukan pemasangan plester
pada cuping hidung dengan menggunakan plester yang
berukuran 5cm
t) Lakukan pengecekan ketepatan selang NGT dengan cara :
59
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan
dilakukan
3) Fase kerja
a. Cuci tangan
b. Dekatkan alat
c. Jaga privasi pasien
d. Gunakan APD
e. Atur posisipasien (bila perlu)
f. Menutup raks clamp
g. Mencabut plabot infus yang habis
h. Memasang kembali plabot infus yang baru kebagian
spite/penetrate needle infus
i. Mengisi drip chamber sampai setengahnya dengan cara
menekannya secara perlahan
j. Memulai menghitung/ menyeting tetesan infus
perbeberapa detik dalam satu tetesan
Contoh :
64
Detik / gtt :
Waktu (1 menit = 60 detik)
gtt
= 60 detik
30 detik
= 2 detik
4) Fase Terminasi
a) Mengembalikan posisi pasien ke posisi senyaman mungkin
b) Merapihkan alat
c) Evaluasi hasil tindakan
d) Mengakhiri pertemuan/ tindakan
e) Cuci tangan
f) Lakukan pendokumentasian
b) Kalkulator
e. Prosedut Tindakan
1) Persiapan klien
a) Melakukan sesi wawancara dengan keluarga pasien dan
mengecek buku laporan
b) Menentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh
klien yang terdiri dari :
Air minum
Cairan intra vena
Obat injek
Air metabolis
Dan lain-lain
c) Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh pasien
yang terdiri dari :
IWL
IWL kenaikan suhu
Muntah
Feses
Urine
Keringat
Cairan drainase
Dan lain-lain
e) Proses perhitungan
Menghitung Intake
Air minum
Cairan intra vena
67
Obat injek
Air metabolis (5ml/kgBB/hr)
Dan lain-lain
Menghitung Output
IWL (10 ml/kgBB/hr)
IWL kenaikan suhu
Muntah (200 cc)
Feses (200 cc)
Urine
Keringat (500 ml)
Cairan drainase
Dan lain-lain
f) Menghitung kesimbangan cairana
Contoh perhitungan
Penyelesaian :
1) Input
Air metabolis =5ml/kgBB/hr
= 5x60 kg
= 300 cc/hr
Terapi RL = 1.800 cc/hr
Minum = 4 gelas/hr
= 4x220 cc
= 880 cc/hr
Cefotaxim = 3x650 mg (sediaan serbuk 1gr)
= 1gr (1000mg) + Aquabides 9 ml
= volume 1 ml + Aquabides 9 ml
= 10 ml (10 ml/1000 mg)
= 1 ml/1000 mg
= 650 mg
2) Output
Iwl = 10 ml / kg bb / hr
= 10 x 60 = 600 ml/hr
Muntah = 1 kali/hr( muntah = 200cc)
= 1x200 ml = 200 ml/hr
Urine = 300 ml/6 jam
= 300 x 4
= 1200 ml/hr
KebCairan = 10 kg x 100 ml
10 kg x 50 ml
Sisa x 20 ml
= 10 x 100 ml = 1000
10 x 50 ml = 500
40 x 20 ml = 800 +
1.300 ml/hr
69
= iwl = 2300 ml x 1
100
= 23 ml/hr
Total iwl = Iwl + iwl
= 600 ml + 23 ml
= 623 ml/hr
Jumlah intake :
Air metabolisme + RL + minum + ceftriaxon
= 300 ml + 1800 ml + 880 ml + 19,5 ml
= 2.999.5 ml/hr
Jumlah output :
Muntah + urine + total iwl
= 200 ml + 1200 ml + 623 ml
= 2.323 ml/hr
Balance cairan
BC = intake – output
= 2.99.5 – 2.023
= + 976, 5 ml/hr
e. Prosedur kerja
1) Fase prainteraksi
a) Verifikasi data psien
b) Pesiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan dilakukan
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
72
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi pasien
d) Baca obat dengan prinsip tepat obat,klien,dosis,waktu kerja,
dan tepat pendokumentasian
e) Menyiapkan obat dan memberi keterangan pada tempat
obat dengan label
f) Jelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan di lakukan
atau jelaskan cara klien untuk meminum obat
g) Bantu klien untuk memenuhinya
h) Apabila pembereian obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol, maka tuangkan jumlah yang di butuhkan kedalam
tutup botol dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul,
jangan di lepaskan pembungkusnya
i) Kaji kesulitan menelan, bila ada kesulitan jadikan tablet
dalam bentuk bubuk dan campur dengan air minum
j) Kaji denyut nadi DNA tekanan darah sebelum pemberian
obat yang membutuhkan pengkajian
k) Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat, dan
evaluasi respond terhadap obat dengan mencatat hasil
pemberian obat
4) Fase Terminasi
a) Kembalikan posisi pasien ke posisi semula
b) Rapihkan alat
c) Akhiri pertemuan
d) Cuci tangan
e) Lakukan pendokumentasian
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan
1) Terhambat Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan
2) Terhambatnya proses penyembuhan pasien
3) Dapat menimbulkan penyakit tambahan/komplikasi
4) Kerja obat yang tidak maksimal
73
g. Evaluasi
Hasil yang di harapakan adalah respon psien baik,tidak ada keluhan
apapun, dan pada saat dilakukan tindakan tidak ada kendala apapun
13. Tindakan Pemberian Obat Tetes Pada Paien
a. Pengertian
Adalah tindakan keperawatan yang meberikan obat lansung pada
daerah mata dalam sedian tetes dan salep
b. Tujuan
1) Tetes mata
a) Mengurangi/menghilangkan iritasi pada mata
b) Mencegah kekeringan pada mata
c) Mengobati gangguan pada mata
2) Tetes telinga
a) Memberikan efek terapi lokal (mengurangi
peradangan,membunuh organisme penyebab infeksi kanal
telinga eksternal)
b) Menghilangkan nyeri
c) Melunakan selumen agar mudah di ambil
3) Tetes Hidung
a) Untuk mencegah sekresi dan memfasilitasi drainase dari
hidung
b) Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
c. Rasional Tindakan
1) Untuk menghilangkan gangguan pada organ telinga,mata,dan
hidung
2) Memfasilitasi untuk pemeriksaan lanjutan
74
c. Rasional Tindakan
1) Mempercepat proses penyembuhan
2) Mencegah kekeringan pada kulit/ membran pada area tertentu
3) Mengurangi peradangan
4) Membunuh organisme penyebab infeksi pada kulit/ membrane
area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum
d. Persiapan Klien, Alat dan Bahan
1) Persiapan Klien
a) Menjelaskan tujuan pemberian obat topical
b) Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2) Persiapan Alat dan Bahan
a) Obat kulit
Obat dalam tempatnya
Pinset anatomis
Kain kassa
Tissue
Balutan
Perlak dan pengalas
Air sabun/ air hangat /NaCl
79
Tissue
Balutan
e. Prosedur Tindakan
1) Fase prainteraksi
a) Verifikasi data psien
b) Pesiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan dilakukan
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi pasien
d) Gunakan APD (masker dan handscoon)
e) Untuk pemberian obat pada mata
d) Tissue
e) Kain kassa
f) Vasline / pelicin / pelumas /gel
e. Prosedur tindakan
1) Fase pra interaksi
a) Verifikasi data klien
b) Persiapan diri
c) Cuci tanggan
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Croos chek data klien / identitas klien
d) Menanyakan kabar klien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menayakan kebutuhan eliminasi sebelum tindakan
dilakukan
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi klien
d) Gunakan APD(masker dan handscone)
e) Atur posisi klien ke posisi simps
f) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kassa
g) Oleskan pelican pada ujung obat supositoria
85
Handschoon
e. Prosedur Tindakan
1) Fase Terminasi
a) Verifikasi data psien
b) Pesiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Crosscheck identitas pasien
d) Menanyakan kabar pasien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan pasien sebelum tindakan dilakukan
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi pasien
d) Gunakan APD (masker dan handscoon)
e) Untuk pemindahan pasien dari tempat tidur
Bantu pasien ke posisi duduk di tepi tempat tidur ke
kursi roda 45 terhadap tempat tidur dan dalam posisi
terkunci
Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan
lembaga
Yakinkan pasien menggunakan sepatu stabil dan anti
selip
88
4) Fase terminasi
a) Evaluasi tindakan
b) Rapihkan alat
c) Buka APD
d) Akhiri pertemuan
e) Cuci tangan
f) Lakukan pendokumentasian
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak di lakukan
1) Pasien dapat mengalami cidera
2) Transportasi pasien dapat terganggu
3) Menimbulkan gangguan rasa nyaman
4) Tidak terpenuhinya kebutuhan interaksi sosial pasien
5) Tidak terpenuhinya terapi pasien
g. Evaluasi
Hasil yang di harapkan adalah pasien tidak mengalami cidera yang
mengakitakan timbulnya masalah baru setelah dilakukan tindakan
tersebut. Tindakan ini juga di harapkan dapat memberikan efek
terapi bagi pasien yang tirah baring
17. Tindakan Perawatan Luka Dasar
a. Pengertian
90
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi pasien
d) Gunakan APD (masker dan handscoon bersih)
e) Atur posisi pasien ( tinggikan tempat tidur dan turunkan
penghalang tempat tidur untuk bekerja di samping pasien)
f) Bentangkan perlak di bawah daerah yang akan di ganti
balutan
g) Lepaskan plester kea rah luka atau buka ikatan balutan
h) Bila balutan lengket pada luka maka basahi dengan
menggunakan kapas alcohol
i) Lepaskan plester/ kasa satu persatu, lalu buang ke kantong
plastic
j) Lepaskan sarung tangan dan ganti handschoon steril
k) Buka bak instrumen steril, dengan ytetap mempertahankan
keseterlan alat
l) Tuangkan larutan normal saline (NaCl 0,9%) ke dalam kom
steril dan tambahkan beberapa potong kassa kedalam
larutan tersebut
m) Pakai sarung tangan steril
n) Bersihkan area luka dengan menggunakan kassa yang telah
di basahi larutan normal saline dengan menggunakan pinset,
tekan kassa pada daerah depresi atau lubang
o) Kaji luka, ukur, identifikasi, tipe dan tentukan apakah ada
tanda-tanda infeksi
p) Untuk luka dengan balutan basah:
Bentangkan kassa lembab dan basah dalam lapisan
tunggal dan tempatkan di bagian atas menutupi seluruh
area luka
Kemudian tutup dengan kssa kering pada balutan ( di
atas kassa lembab yang terpasang pada luka) untuk
menahnnya
93
4) Fase Terminasi
a) Kembalikan posisi klien ke posisi semula
b) Bereskan semua peralatan dan buang materi ke dalam
wadah yang tepat (infeksius)
c) Lakukan evaluasi
94
d) Akhiri evaluasi
e) Akhiri pertemuan
f) Cuci tangan
g) Lakukan pendokumentasian
g. Evaluasi
Hasil yang di harapkan dari perawatan luka yaitu dapat
mempercepat proses penyembuhan, mengurangi/mencegah
terjadinya infeksi, luka dapat sembuh sesuai waktu yang telah di
lakukan
18. Melakukan pemberian oxygen nasal kanul dan masker pada pasien
a. Pengertian
Merupakan pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan
cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan
aliran gas oksigen sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
tubuh.
b. Tujuan
1) Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat( memadai sesuai
kebutuhan) pada jaringan
2) Untuk menurunkan kerja paru-paru
3) Untuk menurunkan kerja jantung
4) Meningkatkan ekspansi dada
5) Membantu kelancaran metabolisme
6) Mencegah hipoksia
7) Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekuensi nafas pada
penyakit paru(Aryani,2009:53)
c. Rasional tindakan
1) Memudahkan pemberian tindakanyang akan dilakukan dan
mengurngi iritasi saluran pernafasan
2) Member oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien
3) Memastikan aliran oksigen berfungsi dengan baik
4) Meningkatkan kenyaman pasien dan mengurangi terjadinya
iritasi pada mukosa hidung
5) Agar kenyamanan dan kelembapan mukosa hidung terjaga
96
e. Prosedur tindakan
1) Fase prainteraksi
a) Verifikasi data klien
b) Persiapan diri
c) Persiapan alat
97
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri
c) Cross chek data klien
d) Menanyakan kabar klien
e) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
h) Menanyakan kebutuhan klien
3) Fase kerja
a) Cuci tangan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi klien
d) Gunakan APD (masker dan handscone)
e) Atur posisi klien (fowler/semifowler/sesuai kondisi klien)
f) Cek flowmeter dan humidifier
g) Untuk pemberian oksigen melalui nasal kanul :
Hubungkan nasal kanul pada tabung oksigen
Berikan oksigen melalui nasal kanul dengan memasang
nasal kanul pada hidung pasien
Berikan intervensi sesuai dokter
Lakukan fiksasi pada derah pipi dengan menggunakan
plester
4) Fase terminasi
a) Evaluasi tindakan
b) Rapihkan alat
c) Buka APD
d) Terminasi sementara
e) Cuci tangan
f) Lakukan pendokumentasian
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan
1) Pada penderita hipoksia dapat menyebabkan distritmia dan
kematian
2) Memperparah kondisi klien
g. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakn pemberian oksigen yaitu pasien
tidak merasakan sesak nafas atau kesuliatan bernafas lagi.
19. Melakukan sterilisasi peralatan kesehatan
a. Pengertian
Merupakan tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri,jamur, parasit,dan virus) sterilisasi adalah suatu proses
pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan
semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia .
99
b. Tujuan
102
103
4) Poli mata
Dokter yang bertugas : dr. Sutrisno,Sp.M
dr. Mega Prayoga,Sp.M
Jadwal tugas : Senin, Rabu, Jum’at
5) Poli THT
Dokter yang bertugas : dr.H.Herdiana,Sp.THT
Jadwal tugas : Senin – sabtu
6) Poli Gigi
Dokter yang bertugas : drg. Asep Kemal
Pasha,Sp.KGA,MM
drg. Rita Dewi
Handayani,Sp.KG
Jadwal tugas : Senin- Sabtu
7) Poli kulit dan kelamin
Dokter yang bertugas : dr.Nur indah
Komarasari,Sp.D.V
Jadwal tugas : Senin – Kamis
8) Poli Anak
Dokter yang bertugas : dr. Hj. Suherjati, Sp.A
dr. Imelda Pinkan M, Sp.A
Jadwal tugas : Senin – Sabtu
9) Poli Dalam
Dokter yang bertugas : dr. Setyo Raharjo Sp.PD
dr. Primahati Riana Rosy,
Sp.PD
dr. Ayatullah Khomaini,
Sp.PD
Jadwal tugas : Senin – Sabtu
107
Loket
pendaftaran
Triase
IGD
Permeriksaan
Rumah sakit
yang di tuju
Apotek yaitu mengambil
obat sesuai resep dokter
Pasien pulang
Ambil nomor
antrian
Loket pendaftaran Loke pasien
umum BPJS
Mendaftar di ruang
Apotek
medis
ambil obat
Rawat inap
Poli
Kasir Loket pendaftaran
IGD
Loket pendaftaran
Pasien BPJS
IGD
Pasien pulang
22 GIZI 3 2 2 - - - 1
e) Wastapel
f) Wc
3. Ruang administrasi
a) Komputer
b) Print out
c) Meja
d) Kursi
4. Kamar 1
a) AC
b) Wastaple
c) Bed 7
d) Wc
5. Kamar 2
a. AC
b. Wastaple
c. Bed 7
d. Wc
6. Kamar 3
a) Ac
b) Wastaple
c) Bed 7
d) Wc
7. Kamar 4
a) Ac
b) Wastaple
c) Bed 7
d) Wc
119
KEPALA RUANGAN
Eti Sumiati AM.Kep
ADMINISTRASI
Iceu
TIM I TIM II
Atik,Amd.Kep
Rini,Amd.kep
121
DIREKTUR
dr.H.Aceng Solahudin
A,M.Kes
Kabid pelayanan
medis Kabid Keperawatan
drg.Asep Kemal H.Osep Kabid keuangan
Pahsa, Sp.KGA,MM. Herniadi,S.Sos.,S.Ke Drs. Sri Patimah
p.,M.Kes
Kepala seksi
pelayanan dan Kepala seksi
Kepala
tindakan medis asuhan
seksi
dr.Eri Arifah B keperawatam
anggaran
Eros
Hj.Teti
Rosmiati,S.Kep.,N
Mariani,SE
Kepala seksi ers
penunjang medis Kepala seksi
Harry pembendaharaan
Kepala seksi ektika
Ramndhan,SKM,MM verifikasi dan
dan mutu
akuntansi
keperawatan
Jojoh Kustijah
Ade Erni
Kurniati,S.Kep.,Ners,
MKM
122
2) Persipan alat
123
a) APD ( masker )
b) Bak instrument
c) Spyigmometer
d) Stetoscop
e) Thermometer digital
f) Oxsy meter (SpO2)
g) Stopwatch
e. Prosedur tindakan
1) Fase pra interaksi
a) Verifikasi data klien
b) Persiapan diri
c) Cuci tangan
d) Mempersiapkan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri
dilakukan
f) Kontrak waktu
g) Inform consent
dilakukan
124
3) Fase kerja
a) Dekatkan alat
berlawanan
cubity
sphygmanometer
arteri radialis :
radialis
Aktifkan stopwatch
alat
4) Fase terminasi
a) Lakukan evaluasi
b) Terminasi sementara
c) Buka APD
d) Cuci tanggan
e) Lakukan pendokumentasian
126
keperawatan
selanjutnya
g. Evaluasi
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan tanda – tanda vital yaitu
suhu tubuh, tekanan dalam darah, respirasi dan denyut nadi
dalam keadaan normal dan abnormal dan perawat mengevaluasi
intervensi yang di berikan untuk menunjang diagnose yang akan
dilakukan selanjutnya
2. Tindakan memandikan pasien di tempat tidur
a. Pengertian
Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
tidak mampu mandi secara mandiri,dengan cara memandikanya
di tempat tidur.
b. Tujuan
1) Menjaga kebersihan tubuh klien
2) Menghilangkan bau badan
3) Mengurangi infeksi akibat kulit kotor
4) Menambah kenyamanan klien
c. Rasional tindakan :
1) Mencegah cidera yang tidak di sengaja pada saat klien
mandi
1) Mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat setelah mandi
2) Mengurangi tranmisi mikroorganisme
3) Menyediakan lingkungan bersih
127
3) Fase kerja
a) Dekatkan alat
b) Menajaga privasi klien
c) Gunakan apd
d) Atur posisi klien
e) Berdiri di sisi klien / bagian terdekat dengan pasien
f) Pasangkan pengalas atau perlak
g) Buka pakain klien
h) Lakukan tindakan membersihkan derah wajah :
Siapakan washlap dan basahi daerah wajah klien
menggunakan air hangat
Basuh deerah mata pasien dengan menggunakan
washlap yang berbeda
Dengan usapan yang lembut dari dalam ke luar
Bilas kembali wajah klien dengan wahslap yang
sudah celupkan pada air
Keringkan wajah klien dengan handuk
i) Lakukan tindakan membersihkan daerah ekstermitas
atas:
Basahi washlap dan bersihkan daerah ekstermitas
yang terjauh terlebih dahulu
Bilas kembali daerah ekstermitas atas terjauh
Keringkan daerah ekstermitas atas klien dengan
handuk
Lalu berikan minyak kayu putih pada lengan yang
sudah di bersihkan
Lakukan hal yang sama pada ekstermitas yang
terdekat dengan perawat
j) Lakukan membersihkan derah leher dan dada :
129
g. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tinadakan memandikan pasien di
tempat tidur kebersiahan pasien tetap terjaga sehingga tiddak
timbul masalah baru akibat dari kebersihan diri, dan setelah di
lakukanya tin dakan tersebut klien terliahat lebih segar dari
sebelumnya dank lien merasa lebih nyaman
3. Mencuci rambut klien di tempat tidur
a. Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci rambut sendiri
deangan menghilangkan kotoran rambut dari kulit kepala
dengan shampoo dan sabun.
b. Tujuan
1) Memberikan perassan senang dan segar
2) Menajaga rambut tetap bersih dan rapid an terpelihara
3) Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala
4) Mebersihkan kutu dan ketombe
5) Menambah kenyamanan pasien / merelaksasikan klien
c. Rasional tindakan
1) Menghilangkan rambut kusut, sel kulit mati, dan ketombe
2) Menstimulasi sirkulasi kulit kepala
3) Member kenyaman bagi klien denagn memberikan rasa
sejuk pada klien
4) Mengurangi tranmisi mikroorganisme
5) Mengkaji derajat kekusutan, status kepala , dan
meningkatkan sirkulasi darah di bawah kulit
132
3) Fase kerja
a) Cuci tanggan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi klien
d) Gunakan APD(masker dan handscone)
e) Atur posisi klien ke posisi fowler
f) Anjurkan klien untuk mekaukan kumur-kumur terlebih
dahulu
g) Tuangkan pasta gigi pada sikat gigi lalu gosok gigi klien
dengan hati-hati dan perlahan hingga bersih
h) Bila sudah selesai anjurkan kembali klien untuk
berkumur-kumur kembali dan buang ke dalam bengkok
i) Lap dengan tisuue untuk daerah mulutnya supaya tidak
basah
j) Rapihkan alat
k) Kembalikan posisi klien ke posisi semula
l) Evuluasi
m) Terminasi sementara
n) Buka apd
o) Cuci tangan
p) Lakuakan pemdokumentasian
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan :
1) Kerusakan pada gigi
2) Menggangu kesehatan mulut
3) Mengurangi nafsu makan
4) Menyebabkan bau mulut
g. Evaluasi
Hasil yang di harapakan dari tindakan oral hygine/kebersihan
mulut klien tetap terjaga dan dapat menunjang kesehatan yang
lebih baik
137
l) Cuci tanggan
m) Lakukan pendokumentesian
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan
1) Dapat terjadi diare
2) Infeksi cacing listemi
3) Insfeksi kuku
g. Evaluasi
Evaluasi secara umum meenilai adanya kemampuan untuk
mempertahankan kebersihan kuku di tandai dengan keadaan
kuku bersih tidak ada tanda – tanda radang di sekitar kuku,
pertumbuuhan baik dan tidak ada tanda – tanda radang di
sekitar kuku, pertumbuhan baik dan tidak bau khas dari kuku
6. Menyiapkan tempat tidur klien
a. Pengertian
Tempat tidur terbuka (open bed) adalah tempat tidur yang sudah
disiapkan tanpa seprai penutup(over laken).dan occupied bed
(menyiapkan /mengganti lat tenun dengan pasien di atasnya
dengan tanpa memindahakan paisen..
b. Tujuan
1) Open bed
a) Dapat segera di gunakan
b) Dilakukan jiga ada pasien baru
c) Pada tempat tiudr pasien yang dapat atau boleh turun dari
temapat tidur
2) Occupied bed
a) Memberikan perasaan senang pada pasien
b) Mencegah terjadinya dekubitus
c) Memberikan kebersihan dan kerapihan
c. Rasional timdakan
1) Mencegah penyebaran mikroorganisme
2) Nebjadikan tempat tidur menjadi rapih
141
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Cross chek identitas klien
d) Menjelaskanan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
e) Kontarak waktu
f) Inform consent
3) Fase kerja
a) Cuci tanggan
b) Dekatkan alat
c) Jaga privasi klien
d) Gunakan apd
e) Siapkan spuit yang berukuran 50 cc dalam keadaan
terbuka
f) Lipat selang NGT
g) Dan buka penutupnya
h) Masukan spuit pada selang NGT yang masih dilipat
i) Berikan air minum dan masukan pada spuit sekitar 20 cc
untuk melumasi selang
j) Buka lipatan selang NGT dan posisikan spuit sejajar
dengan kepala pasien atau bahkan lebih tinggi, jika air
sudah mulai habis, lipat kembali selang NGT
k) Berikan nutrisi melalui selang NGT dengan memasukan
nutrisi kedalam sedikit demi sedikit sekitar 30-50 cc
terlebih dahulu
l) Buka lipatan selang da posisikan sejajar dengan kepala
pasien
m) Lipat kembali selang, berikan nutrisi sesuai intervensi
dokter
151
c. Rasional tindakan
1) Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori
yang tidak di pertahank an secara adekuat melalui oral
2) Memperbaiki kesimbangan asam basa
3) Mencegah timbulnya komplikasi yang berkaiatan dengan
pemasangan infus
4) Mempertahankan kelancaran pemberian terapy intra vena
5) Mencegah kelemahan cairan pada klien
6) Memperbaiki volume komponen – komponen darah
7) Memberikan jalan masuk unutuk pemberian obat-obatan ke
dalam tubuh
8) Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan
diistirahatkan
d. Persiapan klien, alat dan bahan
1) Persiapan klien
a) Member penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
b) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
terlebih dahulu
2) Persiapan alat dan bahan
a) Jam tangan
b) Kertas
c) Pensil dan bolpoint
d) Satu plabot infuse
e) Apd ( masker )
e. Prosedur tindakan
1) Fase prainteraksi
a) Verifikasi data pasien
b) Pesiapan diri
c) Cuci tangan
d) Persiapan alat
153
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan menanyakan bahasa yang di
mengerti
c) Croos chek data klien
d) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
e) Kontrak waktu
f) Inform consent
3) Fase kerja
a. Cuci tangan
b. Dekatkan alat
c. Jaga privasi klien
d. Atur posisi klien
e. Menutup lorer clamp
f. Mencabut kembali flabot infuse yang abis
g. Memasang kembali plabot yang baru ke bagian spoke atau
penetrate needle infus
h. Buka kembali roller clamp
i. Mengesi drip chamber sampai setengah nya dengan cara
menekanya secara peralahan
j. Mulai menghitung atau menyeting tetesan infus perberapa
detik dalam satu tetesan infus yang sudah di hitung dan
sudah sesuai dengan yang di anjurkan oleh perawat
4) Fase terminasi
a) Mengembalikan posisi klien ke semula
b) Merapihkan alat
c) Evaluasi dan mengakhiri pertemuan atau tindakan
d) Cuci tangan
e) Lakukan pendokumetasian
154
e. Prosedur tindakan
1) Persiapan klien
a) Melakukan sesi wawancara dengan keluarga pasien dan
mengecek buku laporan
b) Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh pasien
yang terdiri :
Air minum
Cairan intravenna
Obat injeks
Dan lain-lain
c) Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh pasien
yang terdiri dari :
Iwl
Iwl
Muntah
Feses
Urine
Keringat
Cairan drainase
Dan lain-lain
d) Proses perhitungan
Mengitung intake
Air metabolisme : 5m/ kg BB / hr
: 5 x 55
: 275 cc / hr
Minum = 200 / 6jam = 200 x 4 = 800 cc/hr
Obat injeks
Citikolin = 2 x 1 amp ( 250 mg / 2 ml)
2 ml = 250 mg
157
1 ml = 125 mg
2 𝑚𝑙 250 𝑚𝑔
=
1 𝑚𝑙 𝑥
𝑚𝑔
= 125 𝑚𝑔 × 𝑥 = 250 𝑚𝑙
𝑚𝑔
250
𝑥= 𝑚𝑙
125 mg
= 2 ml
Ranitidine = 2 x 1 amp ( 50 mg / 2ml )
50 𝑚𝑔 50 𝑚𝑔
= =
2 𝑚𝑙 𝑥
50 𝑚𝑔 × 𝑥 = 50 mg × 2 ml
𝑚𝑔
50 mg × x = 100
𝑚𝑙
𝑚𝑔
50 𝑚𝑔 × 𝑥 = 100
𝑚𝑙
𝑚𝑔
100
𝑥= 𝑚𝑙
50 𝑚𝑔
= 2 ml
Ceftriaxon = 2 x 1 gr
1 gr = 100 𝑚𝑔
1 𝑚𝑙 = 100 mg
10 𝑚𝑙 = 1 𝑔𝑟
100 𝑚𝑙
2 × 100 𝑚𝑔 =
100 𝑚𝑔
= 10 𝑚𝑙
= 2 × 10 𝑚𝑙
= 20 𝑚𝑙
158
= 10 × 55 = 550 𝑚𝑙/ℎ𝑟
= 2 × 200 𝑚𝑙 = 400 𝑚𝑙
10 kg x 50 ml = 500
35 kg x 20 ml = 700 +
2200 ml/hr
Total output
550 ml + 400 ml + 1200 ml + 200 ml
= 2350 ml/hr
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan
1) Kurangnya informasi mengenai kondisi pasien
2) Keseimbangan caiaran pasien tidak dapat diketahui
3) Menyebabkan kelebihan intake dan output
4) Terapi selanjutnya tidak dapat digunakan
159
g. Evaluasi
Hasil yang di harapkan dapat menjadi bahan acuan untuk
intervensi selanjutnya dan dapat di perlukan untuk memenuhi
kebutuhan cairan pasien.
12. Melakukan pemberian obat per oral pada pasien
a. Pengertian
Melakukan pemberian obat per oral adalah tindakan pemberian
obat yang di masukan melalui mulut.
b. Tujuan
1) Menyediakan obat yang memiliki efektif local atau sistemik
melalui saluran gastrointestinal
2) Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit dan jaringan
3) Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan nyeri
4) Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek
samping dari obat tersebut dapat segera di atasi
5) Untuk memudahkan dalam pemberian obat
c. Rasional tindakan
1) Memastikan klien mengkonsumsi obat secara teratur
2) Mengetahui respon klien secara langsung terhadap obat yang
diberikan
3) Mengetahui kondisi klien atau keadaan saluran pencernaan
atas klien
d. Persiapan klien, Alat dan Bahan
1) Persiapan klien
a) Menjelaskan prosedur yang dilakukan yang akan
dilakukan, agar klien dapat menyiapkan diri terlebih
dahulu
160
3) Fase kerja
a) Dekatkan alat
b) Jaga privasi klien
c) Atur posisi klien sesuai tindakan yang akan dilakukan
d) Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan tissue
e) Berikan obat sesuai dengan indikasi klien dan cara
pemakaianya seperti mengoleskan dengan menggambil
plesan dengan menggunakan kassa
4) Fase terminasi
a) Kembalikan posisi klien ke posisi semula
b) Rapihkan alat
c) Evaluasi
d) Akhiri pertemuan
e) Buka apd dan cuci tanggan
f) Lakukan pendokumentasian
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan
1) Dapat memperparah kondisi klien
2) Menghambat proses penyembuhan klien
g. Evaluasi
Setelah di berikan obat topical local pada daerah kulit di
harapkan gangguan atau masalah yang ada dapat teratasi serta
dapat memperoleh hasil yang baik dan dapat menunjang
kesembuhan pada klien
166
4) Fase terminasi
a) Rapihkan alat
b) Evaluasi tindakan
c) Akhiri pertemuan
d) Buka apd
e) Cuci tanggan
f) Lakukan pendokumentasian
f. Dampak terhadap KDM apabila tidak dilakukan
1) Pasien dapat menglami cidera
2) Menimbulkan gangguan rasa Nyaman
3) Tranportasi klien dapat terganggu
4) Tidak terpenuhinya kebutuhan interaksi social
5) Tidak terpenuhinya terapi lanjutan
g. Evaluasi
Hasil yang di harapakan dari tindakan pemindahan klien ke
blangkar/kursi roda dan sebaliknya yaitu pasien tidak
mengalami cidera yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah
baru, tindakan ini juga diharapkan dapat memberikan efek terapi
bagi pasien yang tirah baring
17. Melakukan tindakan perawatan luka dasar pada klien
a. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan luka dasar pada klien adalah
tinndakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan
dengan tujuan mencegah infeksi silang( masuk melalui luka)
dan mempercepat proses penyembuhan luka ( Delrma
firdasi,2013)
b. Tujuan
1) Melindungi luka dari trauma mekanik
2) Mengemobilisasikan luka
3) Mengobservasi drainase
172
Gunting plester
e. Prosedur tindakan
1) Fase pra interaksi
a) Verifikasi data klien
b) Persiapan diri
c) Cuci tanggan
d) Persiapan alat
2) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Memperkenalkan diri dan Crooschek data klien
c) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
d) Kontrak waktu
e) Inform consent
3) Fase kerja
a) Dekatkan alat
b) Jaga privasi klien
c) Gunakan apd( masker dan handscone bersih)
d) Atur posisi klien ( tinggikan daerah luka yang akan di
bersihkan)
e) Lepaskan plester dan buka ikatan balutan
f) Bila balutan lengket pada luka basahi dengan air NaCL
0,9% atau kapas alcohol
g) Lepaskan plester dan kassa satu persatu lalu buang ke
tempat sampah / kantong plsatik
h) Lepaskan sarung tanggan dan ganti dengan handscone
steril
i) Buka bak sterlil dan tetap mempertahankan
keseterilannya
j) Lalu guyur beberapa potong kassa dengan larutan NaCl
0,9 %
174
b. Tujuan
1) Menyiapakan peralatan kesehatan dalam keadaan siap pakai
2) Mencegah cepat merusaknya peralatan
3) Mencegah terjadinya infeksi
4) Menetapkan peralatan sudah steril dan aman digunakan
c. Rasional tindakan
1) Mencegah terjadinya infeksi yang di sebabkan peralatan
steril
2) Menjaga peralatan tetap steril
d. Persiapan alat dan bahan
1) APD ( apron,masker,dan handscone)
2) Alat kesehatan yang akan di sterilkan
3) Stelirisator sesuai kebutuhan
4) Lap
e. Prosedur tindakan
Fase kerja
1) Cuci tangan
2) Gunakan APD( apron, masker, dan handscone)
3) Dekatkan alat yang akan di sterilkan
4) Persiapan alat yang akan di sterilkan dan masukan dalam
mesin pencucian terlebih dahulu
5) Tekan tombol power dan tunggu sampai selesai
6) Setelah selesai, ambil peralatan tersebut dan masukan ke
alat pengering kemudian tunggu sampai selesai sampai
kesehatan kering
7) Setelah kering, bungkus alat kesehatan bungkus alat
kesehatan tersebut dan berikan label/tanda
8) Masukan peralatan kesehatan yang telah di bungkus ke
dalam stelirisator
9) Tekan tombol power pada stelirisator kemudian tunggu
sampai selesai
179
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas bahwa rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan
diri
Perbandingan antara Log Book Real dan Log Book Teori adalah
B. SARAN
1. Saran untuk rumah sakit
keluarga pasien
Pengertian Rumah Sakit Menurut WHO dan UU No.44 Tahun 2009. Tersedia :
http://repository
usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4833/chapter%201.1.pdf?/sequence=4&isal
lowed=y
http://sfhmetro.com/peran-fungsi-dan-tugas-asisten-perawat/
1. Data Pribadi
Nama : Nunung
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
2. Riwayat Pendidikan
2017/2020