Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Desain meubel termasuk dalam kategori desain fungsional,yaitu desain
yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia.
Membuat desain meubel diperlukan persyaratan dan prinsip yang
berorientasi pada seluruh anatomi dan ukuran manusia, keadaan jasmani
,cara bergerak, bersikap dan tuntutan selera manusia.
Manusia secara keseluruhan,dengan beragam kegiatan, dengan berbagai
tuntutannya. Keinginan duduk dengan santai, keinginan kerja dengan baik
dan tidak lesu, keinginan akan keindahan, keselamatan, dalam pekerjaan,
keinginan praktis. Semua ini harus dipenuhi secara sistematis. Maka
diperlukan pemikiran konseptual agar desain dapat memenuhi permintaan
pemakainya.
Kata meubel dalam bahasa inggris diterjemahkan menjadi furniture.
Istilah ”meubel” digunakan karna sifat bergeraknya atau mobilitasnya
sebagai barang lepas didalam ruangan. Pengertian meubel secara umum
adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, yang berguna bagi kegiatan
hidup manusia.
1.2. Perumusan Masalah
Biasanya alasan orang untuk membeli produk mebel didasarkan atas
fungsi praktis danestetis. Fungsi praktis berkaitan dengan kegunaan produk
mebel tersebut untuk ruang. Sementara itu, fungsi estetis berkaitan dengan
sejauh mana sebuah produk mebel mampu menunjang keindahan hunian.
Semakin baik, menarik, serta sesuai dengan konsep ruang, salah satu benda
mebel yang sudah banyak dikenal dan banyak beredar dipasaran adalah
kursi.
Dari latar belakang dan pembatasan masalah dapat dirumuskan suatu
permasalahanya itu sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat desain yang baik dari produk meja single yang
sumber inspirasinya dari pemesan?

1
2. Bagaimana membuat sebuah karya mebel meja single yang memiliki
konsep unik yang belum pernah ada di pasaran mebel saat ini?
3. Bagaimana membuat set produk meja single yang tak hanya
fungsional, tetapi memiliki nilai estetika yang baik?
4. Bagaimana proses produksimeja single dari bentuk pemesan?

1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai
harus dengan sesuai apa yang menjadi pokok pembahasan. Tujuan tersebut
antara lain sebagai berikut:
1. Menambah ragam desain produk mebel khususnya meja single.
2. Menciptakan suatu produk mebel yang mempunyai nilai orisinalitas
yang baik.
3. Mampu menciptakan produk kreatif dan mampu diterima masyarakat
luas.
4. Sebagai syarat memenuhi tugas teknik furniture.
1.4. Manfaat Pembuatan
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai
harus dengan sesuai apa yang menjadi pokok pembahasan. Tujuan tersebut
antara lain sebagai berikut:
1. Menambah ragam desain produk mebel khususnya meja single.
2. Menciptakan suatu produk mebel yang mempunyai nilai orisinalitas
yang baik.
3. Mampu menciptakan produk kreatif dan mampu diterima masyarakat
luas. Sebagai syarat memenuhi tugas teknik furniture .

2
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengenalan Bahan


Kayu merupakan bahan meubel yang banyak disukai orang atas
pertimbangan estetika maupun kekuatannya. Dari aspek kekuatan, kayu
cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau
beton. Kayu mudah dikerjakan-disambung dengan alat yang relatif
sederhana. Kayu merupakan bahan konstruksi yang dapat diperbaharui dan
bahan bangunan yang ramah lingkungan.
Kayu mempunyai beberapa kegunaan bagi kehidupan manusia,
salah satunya adalah dijadikan sebagai bahan meubel dalam pembuatan
suatu barang. Kayu banyak digunakan dalam pembuatan meubel
sederhana dan dalam konstruksi meja untuk belajar. Digunakannya kayu
untuk meubel disebabkan karena kayu mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan bahan lain seperti baja, antaran lain karena kayu mempunyai
berat volume yang lebih ringan, harga yang lebih murah, mudah diperoleh
terutama di Indonesia yang masih mempunyai kawasan hutan yang luas,
dan dapat memberikan kenampakan luar yang indah.
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang.
Diperkirakan pada abad abad yang akan datang kayu masih akan selalu
dibutuhkan. Dari segi manfaat bagi kehidupan manusia, kayu dinilai
mempunyai sifat sifat utama yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan
manusia.
Sifat sifat utama bahan meubel kayu dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kayu merupakan kekayaan alam yang tidak akan habis habisnya jika
dikelola/diusahakan dengan baik.
2. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan
barang lain.
3. Kayu mempunyai sifat sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan
lain buatan manusia. Misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet,
tahan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau
sejajar seratnya dan berbagai sifat lainya.

3
Jenis jenis kayu yang digunakan pada umumnya disesuaikan
dengan fungsi dari komponen meubel yang bersangkutan. Dimana
komponen meubel adalah bagian bagian yang menyusun sebuah
komponen bangunan, seperti meja, kursi, pintu, jendela, lemari, dan lain
lain. (Abdurachman; 1980, Barly dan Abdurrohim; 1982).
Konstruksi kayu memiliki kegunaan antara lain :
1. Sebagai konstruksi berat. Misal : jembatan dan bangunan gedung
tinggi
2. Sebagai konstruksi sedang. Misal : bangunan rumah tinggal
3. Konstruksi komponen bangunan. Misal : kusen pintu, kusen jendela,
daun pintu, jendela, dan kuda-kuda
4. Konstruksi komponen bangunan. Misal : meja, lemari, kursi, dan lain-
lain
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan
konstruksi kayu antara lain :
a. Industri bangunan;
b. Teknologi kayu dan bahan-bahan;
c. Alat-alat pengokoh;
d. Pengetahuan alat-alat perkakas dan peralatan mesin;
e. Sambungan-sambungan kayu;
f. Konstruksi rangka kaki dan rangka meja;
g. Finishing.
Sebagai pengetahuan dasar, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guna kesuksesan dalam pelaksanaan industri bangunan bagi
ahli teknik antara lain:
a. Pemahaman bahan-bahan bangunan yang digunakan;
b. Pengetahuan praktis tentang konstruksi;
c. Pengetahuan tentang pelaksanaan;
d. Kemampuan dalam perencanaan;
e. Menguasai berbagai peralatan yang diperdagangkan di pasaran.

4
Kayu untuk keperluan meubel mempunyai sifat yang menguntungkan
dan merugikan yaitu :

 Keuntungan kayu antara lain :


a. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh listrik
danbahan kimia;
b. Kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah;
c. Mudah dalam pengerjaan;
d. Mudah didapat dalam waktu yang relatif singkat;
e. Murah dan dapat mudah diganti;
f. Kayu dapat meredam getaran;
g. Tidak menghantarkan panas dan listrik;
h. Kayu lebih elastis dibanding material lain;
i. Setelah dibongkar dapat digunakan kembali;
j. Mempunyai tekstur yang bagus.
 Kerugian-kerugian kayu antara lain :
a. Kurang homogen;
b. Dapat memuai dan menyusut;
c. Mudah terbakar;
d. Perawatannya lebih sulit;
e. Mudah lapuk karena serangga;
f. Mudah dimakan rayap;
g. Hidrokospis (mudah menyerap air dan mudah melepas air);
h. Bersifat kurang awet dalam keadaan tertentu;
i. Mempunyai cacat-cacat kayu;
j. Kekuatan kayu tidak seragam walaupun dari jenis pohon yang
sama.
2.2 Klasifikasi Kayu
Material Kayu merupakan salah satu bahan konstruksi yang
mempunyai berat jenis ringan dan proses pengerjaannya dapat dilakukan
dengan mudah dan peralatan yang sederhana. Sebagai bahan dari alam,
kayu dapat terurai secara sempurna sehingga tidak ada istilah limbah pada
konstruksi kayu. Untuk mengetahui kualitas kayu secara visual sudah

5
sejak lama dipergunakan oleh masyarakat kita. Beberapa parameter visual
yang dapat diamati pada kayu dan berhubungan erat dengan kekuatan
adalah lebar cincin tahunan, kemiringan serat, mata kayu, keberadaan
jamur atau serangga perusak kayu, dan retak. Apabila si pengamat tidak
mempunyai keahlian dan pengalaman, maka pemilihan kelas kuat kayu
akan lama dan hasilnyapun menjadi tidak reliable (mengandung banyak
keraguan) untuk itu dilakukan pemilahan dengan menggunakan pengujian
sifat mekanik untuk mengetahui kekuatan lentur, kekuatan tarik, dan
kekuatan tekan.
1. Kelas berdasarkan keawetan
Kelas awet kayu adalah kemampuan daya tahan kayu tehadap
situasi tertentu. Berikut adalah tabel kelas awet kayu :

Kelas awet I II III IV V

a. Selalu berhubungan 8 5 3 Sangat


Sangat pendek
dengan tanah lembab tahun tahun tahun pendek
b. Hanya terbuka terhadap
angin dan iklim tetapi 20 15 10 Beberapa
Sangat pendek
dilindungi terhadap air tahun tahun tahun tahun
dan kelemasan.
c. Di bawah atap tidak
Tak Tak
terkena dengan tanah Sanga Beberapa
terbat terbat pendek
lembab dan dilindungi t lama tahun
as as
terhadap kelemasan
d. Seperti c, tetapi Tak Tak Tak
terpelihara dengan baik, terbat terbat terbat 20 tahun 20 tahun
dicat as as as
e.Serangan oleh rayap Agak
Tidak Jarang Sangat cepat Sangat cepat
cepat

6
2. Kelas berdasarkan kekuatan atau kelas kuat
Kelas kuat ditentukan oleh :
a. Berat jeins kering udara kayu tersebut
b. Keteguhan lentur mutlak kayu tersebut
c. Keteguhan tekan mutlak kayu tersebut
3. Kelas berdasarkan berat kayu atau kelas berat
Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu
benda ditentukan oleh massa dan volume tertentu.

No. Kelas Berat Berat Jenis


lebih berat dari 0,90
a. Sangat berat

0,75 – 0,90
b. Berat

0,69 – 0,75
c. Agak berat

lebih kecil dari 0,65


d. Ringan

Jenis-jenis kayu yang terkenal dalam perdagangan :


1. Kayu jati
Warnanya coklat muda jika sudah lama terkena cahaya dan udara,
warnanya menjadi sawo matang. Banyak digunakan untuk perabotan
rumah tangga dan komponen bangunan.
2. Merbau
Warnanya coklat muda dan jika telah lama akan menjadi coklat
tua. Banyak digunakan untuk bangunan di luar dan atap karena kuat,tahan
terhadap rayap serta pengembangan dan penyusutan kecil.
3. Rasamala
Warnanya merah dan coklat kehitam-hitaman. Banyak digunakan
untuk rangka atap, balok, loteng, dan tiang-tiang. Kayu ini tahan terhadap
rayap dan jika terlindungi iklim tidak menyebabkan banyak perubahan
kadar lengas terhadap bubuk.

7
2.3 Bahan-Bahan
A. Bahan Baku
 Kayu
B. Bahan Pendukung
 Paku
 Ampelas
C. Bahan Finishing
 Sirlak
 Sirlak Jengki
 Tepung Dempul
 Tiner
 Lem Kayu
 Oker
D. Bahan Tambahan
 Bambu

2.4 Daftar Harga Bahan


A. Bahan Pendukung
NO Nama Bahan Volume Harga Satuan Total Harga
1. Paku ¼ kg 17.000/kg 4.500
2. Ampelas no. 240 1 meter 10.000/m 10.000
Jumlah 14.500

B. Bahan Finishing
No Nama Bahan Volume Harga Satuan Total Harga
1. Sirlak India 1 ons 80.000/kg 18.000
2. Sirlak Jangki 1 ons 60.000/kg 6.000
3. Tepung Dempul ½ kg 3.000/kg 1.500
4. Lem Kayu ¼ bungkus 13.000/Bks 3.250
5. Tiner ½ kaleng 25.000/Klg 12.500
6. Spertus 1 liter 13.000 13.000
7. Oker 1 ons 3.000 3.000
Jumlah 57.250

8
2.5 Ukuran Cutting List
A. Kotor

Ukuran ( m ) Harga/
NO Nama Jumlah Volume Harga
L T P kubik
1. Kaki 0.06 0.03 0.70 4 0.00504 2.500.000 12.600
Ambang
Samping
2. 0.06 0.03 0.60 2 0.00216 2.500.000 5.400
Bawah
Meja
Ambang
3. Samping 0.10 0.02 0.50 2 0.002 2.500.000 5.000
Atas Meja
Palang Atas
4. Depan 0.10 0.02 0.62 1 0.00124 2.500.000 3.100
Meja
Palang Atas
5. Belakang 0.03 0.02 0.62 1 0.000372 2.500.000 930
Meja
6. Pijakan 0.06 0.03 0.62 1 0.001116 2.500.000 2.790
7. Top Atas 0.20 0.02 0.62 1 0.00248 2.500.000 6.200
8. Tebeng 0.18 0.02 0.62 1 0.002232 2.500.000 5.580
Jumlah 13 0.01664 41.600

9
B. Bersih

Ukuran ( cm )
NO Nama Jumlah
L T P
1. Kaki 6 3 68 4
Ambang Samping Bawah
2. 6 3 56 2
Meja
3. Ambang Samping Atas Meja 10 2 48 2
4. Palang Atas Depan Meja 10 2 60 1
5. Palang Atas Belakang Meja 3 2 60 1
6. Pijakan 6 3 60 1
7. Top Atas 20 2 60 3
8. Tebeng 18 2 60 1

2.6 Rencana Anggaran Biaya


NO Nama Bahan Volume Harga Jumlah Ket
1. Kayu 0.01664 2.000.000 41.600
2. Bahan - 14.500 14.500
Pendukung
3. Kebutuhan - 57.250 57.250
Finishing
4. Listrik - 20.000 20.000
5. Upah Kerja - 80.000 80.000
Jumlah 213.350

Pph/Ppn = 11.5%
= 11.5 x 213.350 = 24.535
100
Keuntungan 10%
= 10 x 213.350 = 21.335
100
Total Harga Jual
213.350 + 24.535 + 21.335 = 259.220
Karena untuk harga penawaran, maka menjadi Rp. 270.000-‘

10
BAB III
TEKNIK DAN METODE PEMBUATAN
3.1.Cara Pembuatan
Adapun langkah langkahnya yaitu:

A. Membuat Kaki Meja


1. siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.

2. Kemudian potong kayu dengan menggunakan mesin panel saw dengan


ukuran kotor.

3. Kemudian ratakan kedua bagian kayu tersebut bagian tebal dan bagian
lebar dengan menggunakan mesin ketam perata.

11
4. Jika bagian kayu terlalu lebar atau tebal sebaiknya serempet dengan
menggunakan mesin panel saw.

5. Setelah di iris/belah di mesin panel saw kemudian masuk kebagian


pengetaman dengan ukran bersih tebal 3 cm dan lebar 6 cm (4 buah)
pakai mesin penebal.

6. Setelah itu kembali lagi ke mesin panel saw untuk memotong bersih
dengan ukuran 68cm

7. Setelah itu bawa bahan tersebut ke mesin bor dan posisi pengeboran
hasus posisi di tengah tengah jadi kesamping kanan 1cm ke samping
kiri 1cm dan untuk di bor dengan ukuran lubang bor lebar 1cm dan
panjang 68 cm dan sisakan 1cm dari atas untuk pembuatan spat pen.

12
B. Membuat Ambang Samping Bawah Meja
1. siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
2. Kemudian potong kayu dengan menggunakan mesin panel saw dengan
ukuran kotor
3. Kemudian ratakan kedua bagian kayu tersebut bagian tebal dan bagian
lebar dengan menggunakan mesin ketam perata
4. Jika bagian kayu terlalu lebar atau tebal sebaiknya iris/belah dengan
menggunakan mesin panel saw
5. Setelah di serempet di mesin panel saw kemudian masuk kebagian
pengetaman dengan ukran bersih tebal 3 cm dan lebar 6 cm (2 buah)
6. Setelah itu kembali lagi ke mesin panel saw untuk memotong bersih
dengan ukuran 56 cm
7. Setelah itu ptong kedua sisi kayu dengan tebal masing masing 1cm
tersebut untuk membuat pen kira kira ukuan pen 3 cm (sesuaikan
dengan lubang pen).

C. Membuat Ambang Samping Atas Meja


1. siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
2. Kemudian potong kayu dengan menggunakan mesin panel saw dengan
ukuran kotor.
3. Kemudian ratakan kedua bagian kayu tersebut bagian tebal dan bagian
lebar dengan menggunakan mesin ketam perata.
4. kemudian masuk kebagian pengetaman dengan ukuran bersih tebal 2
cm dan lebar 10 cm (2 buah)..
5. Setelah itu kembali lagi ke mesin panel saw untuk memotong bersih
dengan ukuran 48 cm.

D. Membuat Palang Atas Depan Meja


1. siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
2. Kemudian potong kayu dengan menggunakan mesin panel saw dengan
ukuran kotor.

13
3. Kemudian ratakan kedua bagian kayu tersebut bagian tebal dan bagian
lebar dengan menggunakan mesin ketam perata.
4. kemudian masuk kebagian pengetaman dengan ukuran bersih tebal 2
cm dan lebar 11 cm (1 buah).
5. Setelah itu kembali lagi ke mesin panel saw untuk memotong bersih
dengan ukuran 60 cm.

E. Membuat Palang Atas Belakang Meja (Kayu Solid)


1. siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
2. Kemudian potong kayu dengan menggunakan mesin panel saw dengan
ukuran kotor.
3. Kemudian ratakan kedua bagian kayu tersebut bagian tebal dan bagian
lebar dengan menggunakan mesin ketam perata.
4. kemudian masuk kebagian pengetaman dengan ukuran bersih tebal 2
cm dan lebar 3 (1 buah)
5. Setelah itu kembali lagi ke mesin panel saw untuk memotong bersih
dengan ukuran 60cm.

F. Membuat Palang Pijakan


1. siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
2. Kemudian potong kayu dengan menggunakan mesin panel saw dengan
ukuran kotor.
3. Kemudian ratakan kedua bagian kayu tersebut bagian tebal dan bagian
lebar dengan menggunakan mesin ketam perata.
4. kemudian masuk kebagian pengetaman dengan ukuran bersih tebal 3
cm dan lebar 6 cm (1 buah).
5. Setelah itu kembali lagi ke mesin panel saw untuk memotong bersih
dengan ukuran 60 cm.

G. Membuat Top Atas (Kayu Solid)


1. siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.

14
2. Kemudian potong kayu dengan menggunakan mesin panel saw dengan
ukuran kotor.
3. Kemudian ratakan kedua bagian kayu tersebut bagian tebal dan bagian
lebar dengan menggunakan mesin ketam perata.
4. kemudian masuk kebagian pengetaman dengan ukuran bersih tebal 2
cm dan lebar 20 cm (3 buah).
5. Setelah itu kembali lagi ke mesin panel saw untuk memotong bersih
dengan ukuran 60 cm.

H. Tebeng
1. Siapkan bahan dan alat yang di butuhkan.
2. Kemudian potong kayu dengan menggunakan mesin panel saw dengan
ukuran kotor.
3. Kemudian ratakan kedua bagian kayu tersebut bagian tebal dan bagian
lebar dengan menggunakan mesin ketam perata.
4. Kemudian masuk kebagian pengetaman dengan ukuran bersih tebal 2
cm (1 buah).
5. Lalu belah lebar kayu di mesin panel saw dengan ukuran bersih 18 cm.
6. Setelah itu masih di mesin panel saw lagi untuk memotong bersih
dengan ukuran 60 cm.

I. Perakitan
Setelah semua pembahanan selesai sekarang berlanjut kepada perakitan,
dengan cara yaitu :
1. Rakit bagian kaki telebih dulu sambungkan pen bagian ambang bawah
dan ambang atas meja lalu beri lem kayu secukupnya, kemudian Bor
dengan mesin Bor. Setelah itun ratakan dengan kemiringan 45derajat,
pasang keduanya dan licin menggunakan ampelas.
2. Lanjut pada langkah selanjutnya yaitu memasang bagian palang atas
depan meja dan palang atas belakang meja dengan cara yang sama
yaitu memakai lem, dan licin juga bagian palang, dan langsung saja
pasangkan top atas hingga rapih.

15
3. Lalu kita lanjutkan ke pemasangan tebeng di bagian depan meja.
4. Setelah semuanya terpasang, ratakan bagian atas dengan
menggunakan mesin Sugu, untuk lebih baik nya lagi hampelas
kembali permukaannya.
5. Masuk pada tahap selanjutnya yaitu pendempulan, setelah itu masuk
ada tahap pengimra –an pada bagian ini sebaiknya harus benar – benar
rata. Setelah tahap ini hampelas kembali kemudian sirlak meja dan
dilakukan sampai 3 kali agar hasilnnya maksimal.
3.2. Gambar Sketsa Meja Single

3.3. Tampak Meja Single


A. Tampak Samping

16
B. Tampak Depan

C. Tampak Belakang

D. Tampak Atas

17
3.4.Detail Meja Single
A. Detail A

B. Detail B

C. Detail C

18
D. Detail D

E. Detail E

19
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Dari apa yang telah saya kerjakan dan saya tinjau, pembuatan
meja single ini memerlukan kesabaran dalam pengerjaanya, tingkat
kesulitan yang didapat adalah saat pengetaman, karena dibutukan
kehati-hatian yang sangat tinggi.

Keseluruhan pembuatan meja single ini tidak memerlukan


teknik yang tinggi, jadi bisa lebih memaksimalkan dalam hal kuantitas
meja, tapi tanpa melupakan kualitas barang tersebut.

4.2.Saran

Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan


baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka Saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar Saya dapat memperbaiki Makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Muhammad Fauzil. 2017. Perlengkapan Pembuatan Meja.


Bandung: Mizania
L. Whitten, Jeffrey, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman.
2018. Metode Desain dan Pembuatan Meja Single. Yogyakarta:
0Penerbit Andi
Khalis Umil. 2017. Laporan Prakerin. Laporan. Dalam: Laporan Hasil
Prakerin, di SMKN 13 Garut, 18 September.

21

Anda mungkin juga menyukai