Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI TEKNIK OTOMOTIF Judul Dampak Lingkungan

Oleh: Kelompok 11

Yapto Cahyadi Yusuf Syahrul Wally Saddam Maulana Arief

(D21109316) (D21109318) (D21109323)

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Daftar Isi

A. Pembakaran Bensin B. Polusi Kendaraan Bermotor C. Akibat Polusi Asap Kendaraan Bermotor Terhadap Kesehatan D. Sejarah European Emmision Standard (EURO) E. Euro di Indonesia F. Uji Emisi Di Indonesia G. Teknologi Mesin Standard EURO

A. Pembakaran Bensin Bensin adalah senyawa hidrokarbon yang berisi hidrogen dan atom karbon. Pada mesin yang "beres", oksigen akan mengubah semua hidrogen dalam bahan bakar ini menjadi air dan mengubah semua karbon menjadi karbon dioksida. Kenyataannya, proses pembakaran ini tidak selamanya berlangsung sempurna. Akibatnya mesin mobil mengeluarkan beberapa jenis polutan berbahaya, seperti hidrokarbon (HC), oksida nitrogen (NOx), karbon monoksida (CO), oksida belerang (SOx), partikel debu halus (PM10) dan yang paling berbahaya adalah timbal (Pb). (sumber: http://lembagakonsumen.org/2012/05/bensin-tanpa-timbalkonsumen-untungatau-buntung/)

B. Polusi Kendaraan Bermotor Asap Polusi Kendaraan Bermotor adalah masuknya bahan-bahan pencemar kedalam udara yang dapat mengakibatkan rendahnya bahkan rusaknya fungsi udara. (Arifin, 2009 : 32). Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhana bahkan rusaknya fungsi udara. (Wikipedia, 2010). Kandungan polusi asap kendaraan bermotor. Kandungan asap kendaraan bermotor yang berbahaya pada manusia ada enam, yaitu : 1. CO ( Carbon Monoxida ) Tidak berwarna, tidak beraroma dan tidak mudah larut dalam air. Perbandingan berat terhadap udara (1 Atm C) 0.967, didalam udara bila diberikan api akan terbakar

dengan mengeluarkan asap biru dan menjadi CO2 (Carbon Dioxide). Berasal dari kendaraan bermotor 93%, power generator 7% terutama tempat sumbernya adalah pada kendaraan disaat idling. (Arifin, 2009 : 37). Karbon Monoksida dibuat manusia karena pembakaran tidak sempurna bensin dalam mobil, pembakaran diperindustrian, pembangkit listrik, pemanas rumah, pembakaran di pertanian dan sebagainya (Sastrawijaya, 2009 : 200). 2. HC (Hydro Carbon) Merupakan ikatan kimia dari karbon (C) dan Hydrogen (H). Bentuk kimianya dibagi menjadi Parafine, Naftaline, Olefine dan Aromatic N2O karena tidak aktif, tidak menjadi persoalan. Sumber penyebabnya diantaranya kendaraan bermotor 57%, penyulingan minyak dan generator power 43% sumber utamanya adalah gas buang dari kendaraan atau macam-macam alat pembakaran dan lain-lainnya. Seperti Refinering oil (Pengilangan minyak) karena pemakaian pelarut. (Arifin, 2009 : 38). Senyawa ini hanya mengandung unsur hydrogen dan karbon. Semacam senyawa yang termasuk hidrokarbon. Hidrokarbon yang dihasilkan manusia hanya sebesar 15%, yang termasuk sumber hidrokarbon hasil manuisia adalah proses perindustrian, penguapan pelarut organik, dan pembakaran sampah (Sastrwijaya, 2009 : 206).
3.

NOx Terutama berbentuk NO, NO2, dan N2O, NOx merupakan zat gas yang tidak berwarna, tidak berbau, sukar larut dalam air, didalam udara Karena gesekan akan menjadi NO2, NO2 zat gas berwarna agak agak kemerahan dan sedikit berbau, mudah larut dalam air bereaksi dengan air menjadi asam Nitrit atau Nitrat. Sumber timbulnya adalah gas buang dari mobil, gas-gas yang timbul dari pabrik kimia serta gas las yang timbul dari bermacam-macam alat-alat pembakaran. Sumber penyebab berasal dari

kendaraan bermotor 39%, pabrik, generator dan penyulingan minyak 61%. (Arifin, 2009 : 38). Nitrogen oksida merupakan pencemar, sekitar 10% pencemar udara setiap tahun adalah nitrogen oksida. Ada delapan kemungkinan hasil reaksi bila nitrogen bereaksi dengan oksigen. Yang jumlahnya cukuop banyak hanya tiga yaitu N2O, NO dan NO2. Yang tersangkut dalam pencemaran udara hanya NO dan NO 2 (Sastrawijaya, 2009 : 203). 4. Partikulat Berbentuk partikel debu yang sangat kecil ( 0.01m) yang terbentuk dari senyawa-senyawa carbon dan bahankimia lain dalam proses pembakaran. Sumber penyebab diantaranya kendaraan bermotor (diesel) 50%, pabrik, generator pembangkit dan pemanas 50%. (Arifin, 2009 : 39) 5. Sulfur Dioksida Gas jernih tidak berwarna ini merupakan bagian dari pencemar udara, kadarnya sampai 18%. Gas ini baunya menyengat dan amat membahayakan manusia. Kedalam daur ulang belerang termasuk SO 2, H2S dan H2SO4. Asam ini dan garamnya merupakan aerosol, yakni suspensi cairan atau padatan dalam gas Sastrawijaya, 2009 : 196). Pengaruh kadar SO2 yang melebihi batas yang diperbolehkan akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Gas SO 2 dapat menyebabkan iritasi dan lebih dari 95% gas SO2 akan terhirup selama proses pernapasan. Polutan ini sangat korosif terhadap metal, karena menyebabkan hujan asam. Sumber penyebab diantaranya kendaraan bermotor (diesel) 1%, pabrik, generator, pemanas 99%. (Arifin, 2009 : 39). 6. Timah Hitam ( Pb )

Kandungan timah hitam (Pb) dalam debu diudara umumnya merupakan hasil pembakaran bahan bakar minyak yang mengandung Tetra Ethyl Lead (TEL) yang ditambahkan guna meningkatkan nilai oktan bahan bakar. Dari spesifikasi bahan bakar minyak yang diproduksi di Indonesia, bensin premium mengandung TEL maksimal 2,5 ml/gallon atau 0,7 gr Pb/lt. intoksikasi akibat Pb, diklasifikasikan pada keracunan khronik Pb dimana para penderita yang terpapar secara terus menerus menyebabkan Pb yang terhirup akan terakumulasi dalam tubuh sampai suatu tingkat tertentu sehingga memberikan tanda-tanda keracunan. (Arifin, 2009 : 40). (sumber: http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-polusiasap-kendaraan-bermotor.html)

C. Akibat Polusi Asap Kendaraan Bermotor Terhadap Kesehatan 1. CO (Carbon Monoxida) Akibat yang ditimbulkan diantaranya adalah akan bercampur dengan Hemogloben yang terdapat dalam darah menjadi Carbon Oxyda Hemogloben (CO Hb). Dengan bertambahnya COHb, fungsi pengaliran oksigen dalam darah akan terhalang. Didalam bila terdapat COHb 5% (dalam udara CO 40 ppm) akan menimbulkan keracunan dalam darah. (Arifin, 2009 : 38). Akibat lain yang dapat ditimbulkan CO dalam waktu setengah jam 1300 ppm dapat menyebabkan kematian. Menghisap gas yang keluar dari knalpot dari ruang garasi tertutup telah banyak menyebabkan kematian (Sastrawijaya, 2009 : 200). 2. HC (Hydro Carbon) Akibat yang ditimbulkan bila kepekatan HC-nya bertambah tinggi akan merusak sistim pernapasan manusia (tenggorokan) terutama yang beracun adalah benzene dan Tourene. Hidro Carbon aktif seperti susunan (Olefine dan sebagainya) akan

menyebabkan Photo Chemical Smoke (smoke yang dimaksud di sini adalah suatu kumpulan gugusan antara CO, HC dan N2 yang bila terkena sinar matahari akan menimbulkan mata pedih). Dari jenis Aromatic ada juga yang menyebabkan timbulnya kanker. (Arifin, 2009 : 38).
3.

NO2 Akibat yang ditimbulkan NO2 akan membuat sakit (merangsang) hidung dan

tenggorokkan. (konsentrasi 10-30 ppm) sebagai gabungan dan zat Nitrogen menyebabkan problem utama timbulnya Photo chemical smoke. (Arifin, 2009 : 39). Akibat lain yang dapat ditimbulkan NO2 yaitu merusak tubuh manusia, NO yang bereaksi dengan oksigen membentu NO2, jika NO2 bertemu uap air di udara atau dalam tubuh manusia akan terbentuk segera HNO3 yang amat merusak tubuh. Karena itulah NO2 terasa pedih jika mengenai mata, hidung, saluran nafas, dan jantung. Konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian (Sastrawijaya, 2009 : 204). 4. Partikulat Akibat yang ditimbulkan mengendap dalam sel lapisan paru-paru sehingga

kerjanya terganggu dan menimbulkan warna hitam dalam paru-paru. (Arifin, 2009 : 39). 5. Sulfur Dioksida

Tabel 2 Pengaruh SO2 Terhadap Manusia Konsentrasi (ppm) 3-5 8-12 20 20 20 50-100 400-500
Efek Terhadap Manusia

Bau Iritasi saluran pernapasan Iritasi pada mata Batuk Maksimum konsentrasi pernapasan yang lama Maksimum pemaparan 30 menit Berbahaya, pada waktu yang singkat

Selain itu akibat lain yang ditimbulkan diantaranya iritasi sistim membrane pernapasan dan peradangan saluran nafas, yang selanjutnya menyebabkan bronchitis. (Arifin, 2009 : 40). SO2 dengan kadar 6 bpj juga dapat mengakibatkan kelumpuhan dan merusak organ pernapasa (Sastrawijaya, 2009 : 199). 6. Timah Hitam atau Pb Akibat yang ditimbulkan bau yang menggangu penciuman. Asap kotor mengganggu penglihatan. Keracunan Pb pada tingkat awal menyebabkan mudah marah, lesu, nafsu makan turun, lemah otot dan sembelit. Tingkat tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, lambung dan kehamilan tidak normal. (Arifin, 2009 : 41). Akibat lain yang dapat ditimbulkan oleh Pb yaitu dapat mempengaruhi system saraf pusat. Ciri-ciri keracunan Pb ialah pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemi, sukar tidur, lemah dan keguguran. Bahaya paling besar ialah terhadap sel darah merah. Pb dapat mengyubah ukuran dan bentuk sel darah merah ini (Sastrawijaya, 2009 : 209). Ada kolerasi antara jumlah antara debu timbale dengan penyakit jantung. Keracunan Pb yang akut adalah pingsan dan mati. Timbale merupakan racun yang bersifat kumulatif (Sastrawijaya, 2009 : 210). Pb juga dapat mempengaruhi beberapa system dalam tubuh seperti system hemopoietik, system saraf pusat dan tepi, system ginjal, system gastro-intestinal, system kardiovaskuler, system reproduksi dan system endokrin Darmono, 2008 : 140). (sumber: http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-polusiasap-kendaraan-bermotor.html)

D. Sejarah European Emmision Standard (EURO) European Emmision Standard (EURO) adalah Menentukan batas yang dapat diterima untuk emisi gas buang kendaraan baru yang dijual di Uni Eropa. EURO mengatur tentang gas buang kendaraan yaitu nitrogen Oksida (NO
x),

hidrokarbon total (THC), non-metana karbon(NMHC), karbon monoksida (CO) dan partikel (PM) Standar emisi EURO bisa kita definisikan sebagai Standar gas buang kendaraan versi eropa. Namun sekarang Standar EURO dijadikan standar internasional untuk standar gas buang kendaraan diseluruh Indonesia. Semua gas-gas pencemar yang mengandung karbon, nitrogen, sulfur, timbal, dan juga ozon dapat menimbulkan gangguan pernapasan, kanker, menurunkan tingkat kecerdasan, hingga mengakibatkan kematian. Partikel halus yang dilepaskan kendaraan diesel (compression ignition engine), misalnya, akan mengendap lebih lama dalam paruparu dan menjadi faktor pemicu timbulnya kanker.
Agar gas-gas beracun itu tidak menelan lebih banyak korban, berbagai upaya

dilakukan di banyak negara. Salah satunya dengan menerapkan teknologi otomotif modern yang menghasilkan emisi gas buang pada tingkat minimal. Untuk mendorong dikembangkannya teknologi kendaraan bermotor ramah lingkungan oleh industri otomotif di dunia, diperkenalkan standar Euro tahun 1991. Pada tahun 1988, Eropa yang merintis penggunaan bahan bakar rendah sulfur pada kendaraan bermesin diesel dan menerapkan standar emisi ketat dan dapat menekan emisi partikel (partikel matter/ PM) hingga 50 persen pada tahun 1988. Dengan penerapan Euro 1 tiga tahun kemudian-dilanjutkan Euro 2 pada tahun 1996-terjadi penurunan emisi menjadi 30 persen.

Tingkat emisi partikel berhasil diturunkan lagi menjadi di bawah 20 persen tahun 2000 dengan menerapkan standar Euro 3. Tahun depan Eropa akan mengintroduksi Euro 4 dengan target emisi partikel menjadi di bawah 10 persen. Keberhasilan negara-negara Eropa tentu saja mendorong banyak negara untuk mengikuti jejak Eropa menerapkan standar emisi yang sama. Di kawasan Asia Tenggara, Vietnam bahkan telah memberlakukan standar Euro 1 tahun 1998 dan Filipina tahun 2003. Singapura dan Thailand sudah lebih dulu menerapkan standar itu tahun 1993, disusul Malaysia tahun 1997.

(Sumber: http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=2988&coid=1&caid=56&gid=5)

E. Euro Di Indonesia Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Tanwir Y Mukawi, Deputi V Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Sumber Non Institusi Kementerian Lingkungan Hidup, inisiatif untuk mengikuti standar Euro sebenarnya telah dilontarkan KLH sejak 1999, namun terbentur banyak kendala, antara lain belum siapnya industri otomotif dan produsen BBM, dalam hal ini Pertamina, untuk memasok BBM tanpa timbal. Pemerintah tahun lalu berencana mengeluarkan ketentuan baru tentang uji emisi kendaraan bermotor baru Euro I dengan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup akhir tahun 2002. Namun, rencana itu baru terlaksana September lalu. Hal ini karena alotnya pembahasan dengan departemen dan asosiasi terkait, dalam hal ini Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Indonesia), AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), dan LSM, di antaranya MEB (Mitra Emisi Bersih). Sebelum keluar, ketetapan standar emisi kendaraan baru ini bahkan sempat tertahan hingga lima tahun karena belum ada kesepakatan antara Departemen Perhubungan dan Kementerian Lingkungan Hidup. Keterlambatan ini, ujar Tanwir, selain karena masalah pembagian kewenangan antara dua instansi terkait itu, keterbatasan kemampuan produksi industri kendaraan memenuhi standar baru itu, daya beli masyarakat yang rendah untuk membeli kendaraan berstandar Euro-umumnya merupakan kendaraan bermesin injection yang relatif mahal dibanding mesin karburator-menjadi kendala lain. Pertamina pun sebagai satu-satunya produsen BBM belum mampu memproduksi BBM tanpa timbal. Selama BBM yang dijual di Indonesia masih mengandung timbal, maka kendaraan baru yang dilengkapi dengan katalitik konverter, yaitu alat untuk mereduksi emisi gas

beracun-seperti yang dipersyaratkan dalam standar Euro-tidak dapat digunakan. Katalitik konverter pada kendaraan itu dalam waktu beberapa bulan akan rusak. KETERTINGGALAN Indonesia kini diatasi dengan memberlakukan standar Euro 2, sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 141 Tahun 2003 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang diproduksi, dengan mengacu pada standar UN-ECE (United Nations-Economic Commisson for Europe). Kepmen tersebut merupakan tindak lanjut PP No 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Saat ini, dengan berlakunya AFTA, adopsi standar internasional merupakan keharusan bagi negara ASEAN. Harmonisasi regulasi global ini akan memberikan keuntungan bagi semua pihak, baik industri maupun masyarakat konsumen. Bagi industri otomotif, penetapan standar ini akan meningkatkan daya saing dengan industri di kawasan ASEAN. Pemberlakuan standar Euro 2 September lalu di Indonesia melompat dua tingkat dari target semula. Semula dengan dikeluarkannya kepmen tersebut, yang menurut rencana akhir tahun 2002, maka pada tahap pertama mobil baru yang diproduksi tahun 2003 harus mengikuti standar mendekati Euro 1 (2003-2005), tahap II pemberlakuan standar Euro 1 (2005-2008), dan tahap III penerapan standar Euro 2. Kepmen No 141 yang ditandatangani Menteri LH 23 September itu menyebutkan semua kendaraan bermotor tipe baru yang diproduksi di Indonesia mulai Januari 2005 harus memenuhi standar emisi kendaraan Euro 2. Ketentuan yang sama ditujukan bagi sepeda motor empat langkah, yang akan diberlakukan 1 Juli 2006. Bagi kendaraan roda empat yang sedang diproduksi (current production) dan sepeda motor dua langkah ketentuan tersebut akan mulai diberlakukan 1 Januari 2007.

"Dengan demikian, pemberlakuan Euro 2 pada 2005 merupakan percepatan tiga tahun dari rencana semula," ujar Ridwan D Tamin, Asisten Deputi Menteri LH urusan Emisi Kendaraan. Sesuai dengan ketentuan standar baru, pengujian emisi kendaraan bermotor yang baru harus disahkan oleh Kementerian LH, sedangkan kendaraan keluaran sebelum tahun 2003 selama ini disahkan oleh Departemen Perhubungan. Penerapan ketentuan ini dilaksanakan bersama dengan Departemen Perhubungan karena dikaitkan dengan uji laik jalan. Menurut Tanwir, untuk menurunkan emisi gas buang kendaraan bermotor, KLH akan mengembangkan program pengendalian emisi kendaraan sebagai lanjutan dikeluarkannya kepmen tersebut, yaitu Program Mandatory Disclosure of Automotive Emissions. Dalam program ini pihak industri saat promosi juga diwajibkan mengumumkan hasil pengujian emisi gas buang kendaraan yang diproduksi di media cetak dan elektronik. Penetapan uji emisi kendaraan bermotor ini sejalan dengan penghapusan bensin tanpa timbal secara nasional pada tahun 2005. (Sumber: http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=2988&coid=1&caid=56&gid=5) Pada umumnya kendaraan (mobil berbahan bakar bensin) dapat dibagi 3 kategori: 1. 2. 3. System Carburator (Carb) System Elektronic Fuel Injection (EFI) System Catalyst (Cat)

Dibawah ini adalah emisi gas buang standard EURO: 1. Emisi CO (Carbon monoxide) Mesin Carb 1,5- 3,5 % EFI 0,5- 1,5 %

Cat 0,0- 0,2 % Catatan: CO makin kecil, bensin makin irit. CO mengenai campuran bensin dengan udara. 2. Emisi HC (Hydro carbon) Mesin Carb 200 - 400 % ppm EFI 50- 200 % ppm Cat 0 - 50 % ppm Catatan : HC makin kecil , pembakaran makin sempurna. HC mengenai proses pembakaran yg menyisakan lebih atau sedikit bahan bakar mentah (gas yg tdk terbakar setelah gagal pengapian) yg terbuang. 3. Emisi CO2 (Carbondioxide) Mesin Carb 12 - 15 % EFI 12 - 16 % Cat 12 - 17 % Catatan : CO2 makin tinggi, semakin sempurna pembakaran, makin bagus akselerasinya. CO2 mengenai efisiensi pembakaran & kinerja mesin. Kalau kadar CO2 rendah menandakan kerak di blok mesin sdh pekat, kudu overhaul engine. Ingat rumus kimia : C2H18 (bensin) + O2 (udara) >>> CO2 (gas lemas) + H2O (air). Indikasi knalpot mengeluarkan air, itu berarti kinerja mesin & pembakarannya masih baik. 4. Emisi O2 (Oxygen) Mesin Carb 0,5 - 2 % EFI 0,5 - 2 % Cat 0 % Catatan : O2 makin tinggi menandakan knalpot ada masalah, baik itu bocor atau

mampet. O2 mengenai gas buang yg mengindikasikan pembakaran miskin (lean combustion) atau sebaliknya. Standard Indonesia (sumber pemprov DKI 2006) : Mesin Carb Max CO 3,5 % Max HC 800 % ppm Mesin EFI Max CO 2,5 % Max HC 500 % ppm (Sumber: http://www.shnews.co/otomotif/detile-876-mengenal-standar-gas-buangkendaraan-euro.html)

F. Uji Emisi di Indonesia Selain untuk meningkatkan kesadaran para pemilik kendaraan, uji emisi ini juga untuk meminimalisir tingkat polusi yang terus terjadi,katanya. Uji emisi mobil dinas ini kata Saripudin, berdasar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, ditetapkan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar premium dengan tahun pembuatan dibawah 2007 adalah 4,5 persen dengan CO dan 1.200 ppm untuk HC. Sementara untuk kendaraan berbahan bakar premium tahun pembuatan diatas 2007, ambang batasnya 1,5 untuk CO dan 200 ppm untuk HC. Sedangkan kendaraan dengan tahun pembuatan diatas 2007 yang menggunakan bahan bakar solar, memiliki standarisasi ambang batas dilihat berdasarkan kapasitas. Misalnya untuk mobil dengan tonase kurang dari 3,5 ton yang dibuat dibawah 2010 standarnya 70 persen,pungkasnya. (Leh) (Sumber: http://kuningannews.com/index.php/kuningan/tentang/politik-danpemerintahan/7314-polusi-mulai-meningkat-ratusan-mobil-dinas-di-uji-emisi.html)

G. Teknologi Mesin Standard EURO Motor Injeksi irit penyumbang besar terjadinya udara sehat di lingkungan kita. belakangan ini penerapan standart emisi gas buang Euro 3 dengan menggalakkan pemroduksi secara besar motor berteknologi injeksi sangat di dukung pecinta lingkungan / green peace dan pemerhati kesehatan lingkungan. udara sehat sangatlah penting bagi kelangsungan ekosistem di dunia. seperti kita tahu udara kotor yang terkandung di beberapa kota besar di dunia sudah mencapai titik rawan dengan tidak di dukung paru paru kota pengurai gas beracun yang beredar di atmosphir ( awan sekitar). Motor Matic Injeksi Irit Harga Murah merupakan salah satu upaya para produsen sepeda motor di negara asia dan indonesia. faktanya isu tentang penyumbang terbesar polusi udara adalah adanya gas buang akhir yang keluar dari gas kendaraan bermotor, dalam hal ini kendaraan roda 2 adalah di gunakan paling banyak di negara berkembang, untuk kendaraan roda empat sebenarnya sudah di berlakukan beberapa pengujian emisi standart euro 2, 3, dan sudah banyak mobil ( mobil keluaran terbaru) yang menggunakan system injeksi, tapi masih banyak juga mobil yang tidak lolos / mungkin kalau di test emisi standart euro 2, 3 tidak lolos uji. masih banyak berkeliaran di jalan jalan. Kendaran Motor berteknologi karburator bisa jadi salah satu penyebab penyumbang polusi, tapi nyatanya biasanya kendaraan berkaburator itu lebih kuat di tenaga, makanya masih di pakai. walaupun sedikit boros dalam penggunaan bahan bakar (bensin). masih jadi andalan para pengendara roda 2. Pengalihan teknologi ke Motor Injeksi Irit Harga Murah mulai di lakukan secara serius oleh pemrintah, makanya para produsen motor juga meminta untuk di keluarkan/ suplai Bahan bakar / bensin yang cocok sesuai untuk Motor Matic Injeksi Irit Harga Murah ini supaya mesin tidak cepat rusak sewaktu masih garansi. sebagai contoh produsen Motor serius menggarap produksi untuk motor matic yang berteknologi injeksi

irit

yang

irit

bahan

bakar,

ramah

lingkungan

dan

minim

polusi.

Mari budayakan hidup sehat dini dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan untuk melestarikan kesehatan udara dari sekarang, supaya generasi mendatang/ anak cucu kita juga masih bisa merasakan udara sehat yang minim polusi. (Sumber: http://hidupsehattip.blogspot.com/2012/07/motor-injeksi-irit-penyumbangudara.html)

Mengurangi polusi bisa menciptakan Udara sehat di indonesia, dengan motor irit standar emisi Euro 3 di harapkan tingkat gas beracun yang di keluarkan oleh sepeda motor berbahan bensin ini jadi berkurang. seperti pada logika teori pembakaran pada motor, pengabutan dan pembakaran yang tidak sempurna bisa mengakibatkan pemborosan bahan bakar dan terciptanya gas beracun yang berbahaya yang di keluarkan dari asap kenalpot kendaraan kita. Sebenarnya di indonesia sudah di terapkan Emisi Euro 2 sudah sejak lama. Standar emisi EURO mulai di berlakukan pada tahun 1992. Tahun 1996 standar emisi EURO 2 diperkenalkan dengan sasaran kendaraan jenis bus dan truk (mobil). Standarisasi EURO dijalankan dengan penuh ketelitian dan dilakukan secara bertahap. Jika standarisasi ini dijalankan secara sembarangan bisa kita bayangkan betapa rusaknya kualitas udara kita saat ini. Indonesia saat ini sudah menerapkan EURO 3, tapi masih banyak kendaraan pribadi atau umum yang masih dengan standar emisi EURO 1. Standar emisi ini sangat berperan sekali dalam kelestarian lingkungan khususnya kualitas udara. kenapa masih di langgar? di mungkinkan karena peraturan dan sanksi dari pemerintah yang kurang tegas, serta kesadaran/pengetahuan pengguna yang kurang. Pemberlakuan standart emisi EURO 3 akan memberikan keuntungan bagi semua pihak, baik masyarakat, konsumen otomotif, maupun pemerintah dan industri. Bagi

konsumen, jelas penggunaan standar Euro 3 akan menjadikan kendaraan motor hemat bahan bakar berbasis motor injeksi irit . dengan emisi gas buang makin sedikit, sehingga lebih ramah lingkungan dan udara sehat. otomatis akan berdampak ongkos belanja bahan bakar jadi berkurang dan beban biaya kesehatan akibat penurunan kualitas udara. seperti dapat dilihat pengguna motor / jumlah kendaraan makin banyak, terjadi peningkatan pemanasan global, yang dipicu oleh tidak terkendalinya gas buang yang disemburkan milyaran kendaraan tersebut. Maka standar emisi Motor irit hemat bahan bakar ini sangat penting sekali, hal yang mempengaruhi gas buang juga adalah kualitas bahan bakar yang kita produksi (dalam hal ini bensin bersubsidi premium). BBM yang diproduksi di Indonesia sendiri hanya mempunyai kualitas standar emisi EURO 2. Untuk itulah Indonesia belum meningkatkan standar emisi ke EURO 4. Produsen sepeda motor di indonesia harus siap menerapkan standar emisi Euro 3, selama pemerintah mampu menyediakan bahan bakar yang sesuai. "Secara teknologi kami tidak ada masalah. Tinggal tunggu bagaimana kesiapan pemerintah," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, Menurut Gunadi, saat ini seluruh motor yang diproduksi di Indonesia sudah menggunakan standar emisi Euro 2. biasa sepeda motor masih memakai sistem karburator. Pabrikan tinggal menyiapkan tambahan investasi untuk memproduksi mesin yang sesuai dengan Euro 3. "Yang penting ada keseimbangan antara mesin dan bensin, sehingga tidak memicu kerusakan," kata Gunadi. Dia menyatakan, produsen motor domestik kini juga mulai gencar memasang sistem injeksi, seperti di Yamaha Vixion, Honda Supra PGM, dan Honda Revo A/T, Honda Vario Matic, Yamaha Matic Mio J, Mio Matic FINO.rata rata motor matic yang di genjot dalam penjualannya.

Sistem Motor Matic Injeksi Irit Harga Murah dapat menghasilkan mesin yang irit bahan bakar jika dikombinasikan dengan sistem elektronik yang baik, hanya saja teknologi injeksi masih mahal lantaran populasinya masih sedikit. "Sekarang ini kami fokus mengembangkan mesin kecil tapi memiliki tenaga besar. Trennya sekarang seperti ini," kata Gunadi. Tapi ada juga Motor Matic Injeksi Irit Harga Murah - Yamaha Mio j yang harganya tergolong murah 12 jutaan. hayo kita mulai pikirkan kesehatan udara di sekitar kita. (Sumber: http://hidupsehattip.blogspot.com/2012/07/udara-sehat-dengan-motor-iritstandar.html)

Anda mungkin juga menyukai