Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Piston adalah bagian utama dalam mesin berupa sumbat geser yang terpasang didalam
sebuah silinder mesin yang bekerja secara bolak-balik menjadi gerak angular/berputar yang
digerakkan oleh adanya expand gas/pembakaran dan mengubah energy panas menjadi energy
gerak. piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil
pembakaran pada ruang bakar. piston terhubung ke poros engkol (crankshaft), melalui
setang piston (connecting rod).

Material piston harus terbentuk dari material bahan yang baik, ringan, tahan terhadap
panas temperatur dan tekanan tinggi. Sebagaimana diketahui, komponen-komponen engine
bekerja dan parts-partsnya saling bergesekan. Ada loss po!er yang terjadi akibat gesekan
tersebut. Piston yang lebih ringan meminimalisir gesekan yang terjadi dan menyebabkan loss
power semakin sedikit dan tentunya berimbas pada tingkat responsifitas perform engine itu
sendiri.

Konsekuensinya, piston yang lebih ringan membutuhkan material bahan yang lebih
memiliki ketahanan. sehingga walaupun dibuat lebih ringan (biasanya dengan cara
memperpendek tinggi piston) maka piston tidak cepat mengalami keausan sebagaimana
material standar piston umumnya. Umumnya material yang dipilih adalah campuran
aluminum (alluminum alloy). Piston merupakan salah satu komponenen penting didalam
sebuah silnder pembakaran, maka kepresisiandimensi piston berpengaruh dalam proses
pembakaran. Dari hasil pembakaran didalam silinder mesin maka diperoleh hasil pembakaran
untuk menggerakanmesin. Oleh karena itu kualitas dimensi merupakan unsur utama yang
harus diperhatikan.untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan material dengan komposisi
yang seimbang antara lain besi, alumunium, magnesium, dll serta proses produksi yang
mendukung.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu piston ?


2. Apa fungsi dari piston ?
3. Bagaimana bentuk dan apa saja bagian-bagian dari piston ?
4. Bagaimana cara kerja dan kondisi kerja piston ?
5. Bagaimana proses pembuatan piston ?

1.3 Batasan Masalah

1. Definisi piston
2. Analisa kondisi kerja piston
3. Deskripsi kerja dan fungsi komponen pada piston
4. Proses pembuatan piston
5. Gambar komponen

1.4 Tujuan

1. Mengetahui definisi piston


2. Mengetahui fungsi dari piston
3. Mengetahui bentuk dan bagian dari piston
4. Mengetahui cara kerja piston pada mesin.
5. Mengetahui kondisi kerja piston
6. Mengetahui proses pembauatan piston
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Piston

Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder


mesin pembakaran dalam silinder hidraulik, pneumatik, dan silinder pompa. Piston pada
mesin juga dikenal dengan istilah torak / seher adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran
dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran
pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft), melalui batang piston
(connecting rod).

Pada potongan atas piston akan mendapatkan energi panas yang lebih tinggi dari pada
potongan bawahnya ketika piston tersebut bekerja. Oleh alasannya yaitu itu, potongan atas
piston akan lebih cepat memuai dari pada potongan bawah piston sehingga untuk
menghindari diameter potongan atas piston lebih besar dari pada diameter potongan bawah
piston ketika piston beroperasi maka dibuatlah perbedaan diameter piston antara potongan
atas dan potongan bawah ketika piston masih dalam keadaan dingin, yaitu diameter atas
dibentuk lebih kecil dari pada diameter bawah piston.

Bahan dasar yang dipakai untuk piston pada dasarnya ada dua macam material utama
yaitu paduan aluminium dan besituang kelabu. Material piston umumnya terbuat dari bahan
yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu
(aluminium alloy). Dikarenakan bahan tersebut memiliki muaian yang lebih besar
dibandingkan dengan rumahnya (cylinder blok). hal tersebut harus diantisipasi dengan
clearence cylinder blok dan piston (selisih diameter piston dengan diameter cylinder blok).

2.2 Fungsi Piston

Fungsi utama piston adalah mentransmisikan energi hasil pembakaran. Dan bebrapa
fungsi lainnya adalah:

1. Menghisap, mengkopresi gas baru dan membuang gas sisa hasil pembakaran

2. Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada setang piston/seher.

3. Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2tak.


2.3 Bentuk dan Bagian-bagian Piston

1. Kepala piston (piston crown)

Adalah bagian teratas dari piston yaan berfungsi sebagai penahan benturan
akibat proses pembakaran. Kepala piston harus memiliki kekuatan yang bagus untuk
menahan beban yang ditimbulkan tekanan ledakan didalam silindir mesin. Dan diharapkan
penghamburan panas pembakaran kedinding silinder secepat mungkin supaya aliran panas
menyebar keseluruh ruang bakar. Untuk itu kepala piston dibuat flat pada mahkota piston
supaya beban terdistribusi seragam pada intensitas maksimum tekanan gas.

 Desain ketebalan kepala piston

Perhitungan ketebalan kepala piston didasarkan pada besarnya tegangan yang berkaitan
dengan tekanan fluida, sehingga ketebalan kepala piston dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut (Trimble 1989):

3𝑝𝐷²
𝑡₁ = √
16𝑠

Keterangan :
p = Tekanan (Psi)
D = diameter silinder (inchi)
s = tegangan yang diijinkan (Psi)
𝑡₁ = ketebalan kepala piston (inchi)

Dengan formulasi yang lain, perhitungan ketebalan kepala silinder dapat didekati
dengan persamaan sebagai berikut

t₁ = 0,032D + 0,06

Gambar 2.1 Ketebalan kepala piston


 Desain kedalaman alur ring piston (h1)

Grovee atau alur piston yang digunakan sebagai dudukan ring piston dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

h1 = 0.7 tr atau h1 = 1.0 tr


keterangan :
h1 = kedalaman alur ring piston (inchi)
tr = ketebalan radial alur ring piston (inchi)

 Desain jarak antara kepala piston dengan alur pertama (t land 1)

Jarak antara kepala piston dengan alur pertama (t land) seperti pada Gambar dibawah
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:

t land 1 = 1.0 t1 atau t land = 1.2 t1

Keterangan:
t land 1 = jarak antara kepala piston dengan alur pertama (inchi)
t1 = ketebalan kepala piston (inchi)

Gambar 2.2 ketinggian t land kepala piston (piston head)

 Desain jarak antara kepala piston dengan alur pertama (t land 1)

Jarak antara kepala piston dengan alur pertama (t land) seperti pada Gambar dibawah
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:

h2 = h1 atau < h
Gambar 2.3 Jarak antara t land dengan alur ring

 Desain ketebalan maksimum pada skirt piston (t3)

Skirt piston berfungsi untuk menyangga piston pada silinder supaya kebisingan yang
terjadi ketika piston bergerak di dalam silinder dapat diredam. Ketebalan maksimum skirt
piston dapat didapatkan dihitung dengan persamaan berikut ini:

t3 = 0.03 D + h1 + 4.5

Dari semua perhitungan diatas dapat dibuat desain piston dan ditemukan dimensi pada
bagian-bagian piston Gambar berikut:

Gambar 2.4 Ukuran piston dari perhitungan


 Kepala piston dibagi atas 2 bagian yaitu:

a. Head Piston

Piston-piston diproduksi dalam empat macam tipe umum mahkota diantaranya:


1. Rata
2. Bentuk kubah
3. Bentuk berlubang cekung/konkav
4. Bentuk berlubang rata

Gambar 2.5 Macam-macam bentuk head piston

b. All Ring Group atau ring piston.

Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring
kompresi berfungsi untuk pemampatan Volume dalam silinder serta menghapus oli pada
dinding silinder. Kemampuan kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan
performa mesin menurun ring oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta
melumasi parts dalam ruang silinder. ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena
pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.

Gambar 2.6 Ring piston


2. Badan Piston

Berfungsi sebagai bagian gesek antara piston dan liner atau dinding silinder. Ukuran
dan ke-presisian badan piston sangat berpengaruh pada proses pembakaran. Pada badan
piston juga terdapat lubang yang disebut pin hole yang memiliki fungsi sebagai tempat pin
yang menghubungkan setang piston dan poros engkol.

3. Kaki Piston / piston skirt

Berfungsi sebagai penyeimbang gerakan piston pada liner silinder.

Gambar 2.5 Komponen-komponen piston

2.5. Cara kerja piston

Piston bergerak lurus bolak - balik didalam silinder bersama ring piston. Piston bisa
bergerak turun naik karena ada proses langkah tenaga sehingga piston bisa turun naik.
kemudian dari energi gerak piston turun naik kemudian dirubah menjadi energi putar dengan
adanya stang piston kemudian diteruskan ke poros engkol (Crank Shaft ).

2.5 Kondisi Kerja Piston

 Piston mempunyai pembebanan tugas yang berat, antara lain:

1. Menerima tekanan dan temperatur gas pembuangan yang tinggi.

2. Menerima gaya percepatan yang tinggi.

3. Menerima gaya gesek dan gaya samping


 Karena tugasnya yang berat, piston harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Kuat terhadap tekanan tinggi.

2. Tahan terhadap temperatur tinggi.

3. Tahan terhadap gesekan

4. Mempunyai koefisien muai panas yang kecil

5. Mempunyai bobot yang ringan

2.4 Composisi Material

Bahan pembuatan piston adalah almunium karena sifatnya yang ringan. Tetapi
almunium murni terlalu lembek dan mempunyai pemuaian yang tinggi untuk di jadikan
piston. Maka dari itu piston dicampur dengan beberapa logan lain agar lebih kuat. Apa saja
bahan yang biasanya menjadi bahan campuran almunium dalam pembuatan piston,

1. Silikon, makin tinggi kadar silikon maka makin kecil pemuaian akibatpanas dan
gesekan tetapi makin sulit dalam pembuatannya.
2. Tembaga, lebih tahan terhadap karat dan kemampuan penyaluranpanas lebih baik.
3. Nikel, memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperaturtinggi, tingkat
pemuaian rendah dan tahan terhadap karat

2.6 Proses Pembuatan Piston (Cast piston)

1. Proses menyiapkan cetakan

a. Pembuatan cetakan pasir

Cetakan pasir basah merupakan cetakan yang banyak digunakan dan paling murah.
Kata “basah” dalam cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung
air atau lembab ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu.

Komposisi :
· Pasir (80-90) %.
· Bentonit (10-15) %.
· Air (4-5) %.
· Bahan penolong /grafit (2-3) %
b. Pembuatan pola
Pola bisa dikatakan sebuah tiruan benda kerja yang akan diproduksi dengan teknik
pengecoran, dengan toleransi atau suaian ukuran sesuai perhitungan pengecoran. Dalam
pembuatan pola harus diperhitungkan hal hal seperti berikut:
 Penyusutan
 Tirus
 Distorsi
 Kelonggaran
c. Pembuatan inti
Inti terbuat dari pasir yang berguna untuk membuat lubang penuh atau sebagian pada
benda cor. Inti harus memiliki kekuatan yang memadai dan juga mempunya polaritas.
Inti juga harus mempunyai permukaan yang halus dan tahan panas.

Gambar 2.6 Inti cetakan pasir

2. Proses Peleburan

Logam yang kita lebur adalah logam alumunium ADC 12 yang dimasukan kedalam
tungku yang kemudian dipanaskan menggunakan burner. Titik cair dari alumunium murni +
670C. Tetapi alumunium jika dipadukan oleh unsur paduan maka titik cairnya akan
bertambah. Unsur-unsur paduan yang biasanya dipakai sebagai paduan aluminium adalah
silikon, tembaga, magnesium, saat penambahan logam campuran lainya dapat ditambahkan
dalam bentuk elemental. Untuk menghemat waktu peleburan dan mengurangi kehilangan
karena oksidasi, lebih baik memotong logam menjadi kecilyang kemudian dipanaskan.

3. Proses Tapping

Yaitu proses penuangan logam cair dari tungku ke dalam ladel yang dilakukan setelah
logam alumunium mencair dan telah ditaburi flux pada permukaan alumunium agar gas
hydrogen tidak dapat masuk ke dalam alumunium cair.
4. Proses Pouring

Proses pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladel ke dalam cetakan. Dalam
proses penuangan logam cair ke dalam cetakan ini tidak boleh terputus sampai cetakan pasir
tersebut benar-benar penuh oleh logam cair dan jika ada sisa, logam cair tersebut dituang ke
dalam wadah yang telah dipersiapkan dan sudah dicouting. Setelah selesai penuangan, logam
cair tersebut tunggu sampai membeku dengan waktu ± 30 menit.

5. Pembongkaran cetakan

Setelah logam cair membeku dalam cetakan, baut penyambung antara cup dan drag di
buka, kemudian cup dan drag kita pisahkan, cup diangkat bersama coran dan menyingkirkan
pasir dari cup, drag dan coran dengan cara memukul pasir tersebut menggunakan palu.
Setelah terpisah, coran kita angkat kemudian cawan turun dan penambah dipisahkan dari
coran dan akhirnya sirip-sirip dipangkas serta permukaan coran dibersihkan.

Gambar 2.7 Hasil Cetakan

6. Pemeriksaan (quality control)

Proses pemeriksaan produk coran terdiri dari beberapa proses pemeriksaan yaitu :

a. Pemeriksaan rupa
 Pemeriksaan rupa/fisik
 Pemeriksaan dimensi
b. Pemeriksaan cacat dalam
 Pemeriksaan ketukan
 Pemeriksaan penetrasi (dye-penetrant)
 Pemeriksaan magnafluks (magnetic-particle)
 Pemeriksaan supersonic (ultrasonic)
 Pemeriksaan radiografi (radiografi)
c. Pemeriksaan material
 Pengujian kekerasan
 Pengujian analisa kimia (spektrometri, EDS)
 Pengujian struktur mikro dan struktur makro

7. Proses pemesinan
Setelah proses pemeriksaan selesai dan dipilih benda coran dengan hasil yang baik,
selanjutnya benda kerja tersebut dilakukan proses pemesinan menggunakan mesin milling
dan mesin turning setelah proses pemesinan kemudian dilakukan proses pengamplasan
sampai halus.

Gambar 2.8 Proses pemesinan

8. Pemeriksaan terakhir dan Packing


Setelah melakukan proses penghalusan maka dilakukan pemeriksaan terakhir baik dari
dimensinya dan juga kondisi fisiknya.apabila sudah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya
standar maka siap untuk di bungkus selanjutnya di distribusikan.

Gambar 2.9 Proses pemeriksaan dan packing


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder


mesin pembakaran dalam silinder hidrolik,pneumatik dan silinder pompa.

Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil
pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft), melalui setang
piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan
tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy).

Piston merupakan salah satu komponenen penting didalam sebuah


silnder pembakaran, maka kepresisian dimensi piston berpengaruh dalam
proses pembakaran. Dari hasil pembakaran didalam silinder mesin maka diperoleh
hasil pembakaran untuk menggerakan mesin. Oleh karena itu kualitas dimensi merupakan
unsur utama yang harus diperhatikan. untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan
material dengan komposisi yang seimbang antara lain besi, alumunium, magnesium, dll.
Serta proses produksi yang mendukung.

Intinya piston haruslah terbentuk dari material bahan yang baik, ringan, tahan
terhadap panas temperatur dan tekanan tinggi. Kenapa piston yang ringan adalah piston yang
lebih baik? sebagaimana diketahui, komponen-komponen engine bekerja dan parts-partsnya
saling bergesekan. ada loss power yang terjadi akibat gesekan tersebut. Piston yang lebih
ringan meminimalisir gesekan yang terjadi dan menyebabkan loss power semakin sedikit dan
tentunya berimbas pada tingkat responsifitas perform engine itu sendiri.

Konsekuensinya, piston yang lebih ringan membutuhkan material bahan yang lebih
memiliki ketahanan. sehingga walaupun dibuat lebih ringan (biasanya dengan cara
memperpendek tinggi piston) maka piston tidak cepat mengalamikeausan sebagaimana
material standar piston umumnya. Umumnya material yang dipilih adalah campuran
aluminum (alluminum alloy), tapi tahukah apa beda material bahan piston ringan dan piston
standar?
Hypereutectic alloy adalah campuran aluminum yang memiliki komposisi silicon
dengan rentang range lebih dari 12%. Piston standar umumnya menggunakan material
Hypoeutectic alloy, campuran aluminum yang memiliki komposisi silicon dengan rentang
dibawah 10%. atau menggunakan material leutectic alloy, yang berkomposisi silicon antara
10-12%.

Hypereutectic alloy memiliki titik yield strength (batas kemampuan maksimum


material untuk mengalami pertambahan panjang sebelum material tersebut mengalami
fracture/ patah) yang lebih besar sehingga lebih tahan terhadap tekanan. serta memiliki
ketahanan terhadap temperature yang lebih tinggi sehingga walau dibuat lebih ringan
ketahanannya tetap lebih tinggi dari pada piston standar bermaterial lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Torak
2. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/06/pengecoran-pembuatan-piston/
3. http://motorplus.otomotifnet.com/read/2011/10/03/323954/33/12/Nih-Proses-
Pembuatan-Cast-Piston-dan-Forging-Piston
4. http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2010/11/26/piston-perform-engine-dan-
sepeda-motor-plus-programmodul-servis-321940.html
5. https://html2-f.scribdassets.com/66y9xzg5vk51k7wz/images/15-9bf9cea242.jpg

Anda mungkin juga menyukai