PENDAHULUAN
Piston adalah bagian utama dalam mesin berupa sumbat geser yang terpasang didalam
sebuah silinder mesin yang bekerja secara bolak-balik menjadi gerak angular/berputar yang
digerakkan oleh adanya expand gas/pembakaran dan mengubah energy panas menjadi energy
gerak. piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil
pembakaran pada ruang bakar. piston terhubung ke poros engkol (crankshaft), melalui
setang piston (connecting rod).
Material piston harus terbentuk dari material bahan yang baik, ringan, tahan terhadap
panas temperatur dan tekanan tinggi. Sebagaimana diketahui, komponen-komponen engine
bekerja dan parts-partsnya saling bergesekan. Ada loss po!er yang terjadi akibat gesekan
tersebut. Piston yang lebih ringan meminimalisir gesekan yang terjadi dan menyebabkan loss
power semakin sedikit dan tentunya berimbas pada tingkat responsifitas perform engine itu
sendiri.
Konsekuensinya, piston yang lebih ringan membutuhkan material bahan yang lebih
memiliki ketahanan. sehingga walaupun dibuat lebih ringan (biasanya dengan cara
memperpendek tinggi piston) maka piston tidak cepat mengalami keausan sebagaimana
material standar piston umumnya. Umumnya material yang dipilih adalah campuran
aluminum (alluminum alloy). Piston merupakan salah satu komponenen penting didalam
sebuah silnder pembakaran, maka kepresisiandimensi piston berpengaruh dalam proses
pembakaran. Dari hasil pembakaran didalam silinder mesin maka diperoleh hasil pembakaran
untuk menggerakanmesin. Oleh karena itu kualitas dimensi merupakan unsur utama yang
harus diperhatikan.untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan material dengan komposisi
yang seimbang antara lain besi, alumunium, magnesium, dll serta proses produksi yang
mendukung.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi piston
2. Analisa kondisi kerja piston
3. Deskripsi kerja dan fungsi komponen pada piston
4. Proses pembuatan piston
5. Gambar komponen
1.4 Tujuan
Pada potongan atas piston akan mendapatkan energi panas yang lebih tinggi dari pada
potongan bawahnya ketika piston tersebut bekerja. Oleh alasannya yaitu itu, potongan atas
piston akan lebih cepat memuai dari pada potongan bawah piston sehingga untuk
menghindari diameter potongan atas piston lebih besar dari pada diameter potongan bawah
piston ketika piston beroperasi maka dibuatlah perbedaan diameter piston antara potongan
atas dan potongan bawah ketika piston masih dalam keadaan dingin, yaitu diameter atas
dibentuk lebih kecil dari pada diameter bawah piston.
Bahan dasar yang dipakai untuk piston pada dasarnya ada dua macam material utama
yaitu paduan aluminium dan besituang kelabu. Material piston umumnya terbuat dari bahan
yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu
(aluminium alloy). Dikarenakan bahan tersebut memiliki muaian yang lebih besar
dibandingkan dengan rumahnya (cylinder blok). hal tersebut harus diantisipasi dengan
clearence cylinder blok dan piston (selisih diameter piston dengan diameter cylinder blok).
Fungsi utama piston adalah mentransmisikan energi hasil pembakaran. Dan bebrapa
fungsi lainnya adalah:
1. Menghisap, mengkopresi gas baru dan membuang gas sisa hasil pembakaran
2. Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada setang piston/seher.
Adalah bagian teratas dari piston yaan berfungsi sebagai penahan benturan
akibat proses pembakaran. Kepala piston harus memiliki kekuatan yang bagus untuk
menahan beban yang ditimbulkan tekanan ledakan didalam silindir mesin. Dan diharapkan
penghamburan panas pembakaran kedinding silinder secepat mungkin supaya aliran panas
menyebar keseluruh ruang bakar. Untuk itu kepala piston dibuat flat pada mahkota piston
supaya beban terdistribusi seragam pada intensitas maksimum tekanan gas.
Perhitungan ketebalan kepala piston didasarkan pada besarnya tegangan yang berkaitan
dengan tekanan fluida, sehingga ketebalan kepala piston dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut (Trimble 1989):
3𝑝𝐷²
𝑡₁ = √
16𝑠
Keterangan :
p = Tekanan (Psi)
D = diameter silinder (inchi)
s = tegangan yang diijinkan (Psi)
𝑡₁ = ketebalan kepala piston (inchi)
Dengan formulasi yang lain, perhitungan ketebalan kepala silinder dapat didekati
dengan persamaan sebagai berikut
t₁ = 0,032D + 0,06
Grovee atau alur piston yang digunakan sebagai dudukan ring piston dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Jarak antara kepala piston dengan alur pertama (t land) seperti pada Gambar dibawah
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:
Keterangan:
t land 1 = jarak antara kepala piston dengan alur pertama (inchi)
t1 = ketebalan kepala piston (inchi)
Jarak antara kepala piston dengan alur pertama (t land) seperti pada Gambar dibawah
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:
h2 = h1 atau < h
Gambar 2.3 Jarak antara t land dengan alur ring
Skirt piston berfungsi untuk menyangga piston pada silinder supaya kebisingan yang
terjadi ketika piston bergerak di dalam silinder dapat diredam. Ketebalan maksimum skirt
piston dapat didapatkan dihitung dengan persamaan berikut ini:
t3 = 0.03 D + h1 + 4.5
Dari semua perhitungan diatas dapat dibuat desain piston dan ditemukan dimensi pada
bagian-bagian piston Gambar berikut:
a. Head Piston
Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring
kompresi berfungsi untuk pemampatan Volume dalam silinder serta menghapus oli pada
dinding silinder. Kemampuan kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan
performa mesin menurun ring oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta
melumasi parts dalam ruang silinder. ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena
pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.
Berfungsi sebagai bagian gesek antara piston dan liner atau dinding silinder. Ukuran
dan ke-presisian badan piston sangat berpengaruh pada proses pembakaran. Pada badan
piston juga terdapat lubang yang disebut pin hole yang memiliki fungsi sebagai tempat pin
yang menghubungkan setang piston dan poros engkol.
Piston bergerak lurus bolak - balik didalam silinder bersama ring piston. Piston bisa
bergerak turun naik karena ada proses langkah tenaga sehingga piston bisa turun naik.
kemudian dari energi gerak piston turun naik kemudian dirubah menjadi energi putar dengan
adanya stang piston kemudian diteruskan ke poros engkol (Crank Shaft ).
Bahan pembuatan piston adalah almunium karena sifatnya yang ringan. Tetapi
almunium murni terlalu lembek dan mempunyai pemuaian yang tinggi untuk di jadikan
piston. Maka dari itu piston dicampur dengan beberapa logan lain agar lebih kuat. Apa saja
bahan yang biasanya menjadi bahan campuran almunium dalam pembuatan piston,
1. Silikon, makin tinggi kadar silikon maka makin kecil pemuaian akibatpanas dan
gesekan tetapi makin sulit dalam pembuatannya.
2. Tembaga, lebih tahan terhadap karat dan kemampuan penyaluranpanas lebih baik.
3. Nikel, memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperaturtinggi, tingkat
pemuaian rendah dan tahan terhadap karat
Cetakan pasir basah merupakan cetakan yang banyak digunakan dan paling murah.
Kata “basah” dalam cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung
air atau lembab ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu.
Komposisi :
· Pasir (80-90) %.
· Bentonit (10-15) %.
· Air (4-5) %.
· Bahan penolong /grafit (2-3) %
b. Pembuatan pola
Pola bisa dikatakan sebuah tiruan benda kerja yang akan diproduksi dengan teknik
pengecoran, dengan toleransi atau suaian ukuran sesuai perhitungan pengecoran. Dalam
pembuatan pola harus diperhitungkan hal hal seperti berikut:
Penyusutan
Tirus
Distorsi
Kelonggaran
c. Pembuatan inti
Inti terbuat dari pasir yang berguna untuk membuat lubang penuh atau sebagian pada
benda cor. Inti harus memiliki kekuatan yang memadai dan juga mempunya polaritas.
Inti juga harus mempunyai permukaan yang halus dan tahan panas.
2. Proses Peleburan
Logam yang kita lebur adalah logam alumunium ADC 12 yang dimasukan kedalam
tungku yang kemudian dipanaskan menggunakan burner. Titik cair dari alumunium murni +
670C. Tetapi alumunium jika dipadukan oleh unsur paduan maka titik cairnya akan
bertambah. Unsur-unsur paduan yang biasanya dipakai sebagai paduan aluminium adalah
silikon, tembaga, magnesium, saat penambahan logam campuran lainya dapat ditambahkan
dalam bentuk elemental. Untuk menghemat waktu peleburan dan mengurangi kehilangan
karena oksidasi, lebih baik memotong logam menjadi kecilyang kemudian dipanaskan.
3. Proses Tapping
Yaitu proses penuangan logam cair dari tungku ke dalam ladel yang dilakukan setelah
logam alumunium mencair dan telah ditaburi flux pada permukaan alumunium agar gas
hydrogen tidak dapat masuk ke dalam alumunium cair.
4. Proses Pouring
Proses pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladel ke dalam cetakan. Dalam
proses penuangan logam cair ke dalam cetakan ini tidak boleh terputus sampai cetakan pasir
tersebut benar-benar penuh oleh logam cair dan jika ada sisa, logam cair tersebut dituang ke
dalam wadah yang telah dipersiapkan dan sudah dicouting. Setelah selesai penuangan, logam
cair tersebut tunggu sampai membeku dengan waktu ± 30 menit.
5. Pembongkaran cetakan
Setelah logam cair membeku dalam cetakan, baut penyambung antara cup dan drag di
buka, kemudian cup dan drag kita pisahkan, cup diangkat bersama coran dan menyingkirkan
pasir dari cup, drag dan coran dengan cara memukul pasir tersebut menggunakan palu.
Setelah terpisah, coran kita angkat kemudian cawan turun dan penambah dipisahkan dari
coran dan akhirnya sirip-sirip dipangkas serta permukaan coran dibersihkan.
Proses pemeriksaan produk coran terdiri dari beberapa proses pemeriksaan yaitu :
a. Pemeriksaan rupa
Pemeriksaan rupa/fisik
Pemeriksaan dimensi
b. Pemeriksaan cacat dalam
Pemeriksaan ketukan
Pemeriksaan penetrasi (dye-penetrant)
Pemeriksaan magnafluks (magnetic-particle)
Pemeriksaan supersonic (ultrasonic)
Pemeriksaan radiografi (radiografi)
c. Pemeriksaan material
Pengujian kekerasan
Pengujian analisa kimia (spektrometri, EDS)
Pengujian struktur mikro dan struktur makro
7. Proses pemesinan
Setelah proses pemeriksaan selesai dan dipilih benda coran dengan hasil yang baik,
selanjutnya benda kerja tersebut dilakukan proses pemesinan menggunakan mesin milling
dan mesin turning setelah proses pemesinan kemudian dilakukan proses pengamplasan
sampai halus.
3.1. Kesimpulan
Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin
pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil
pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft), melalui setang
piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan
tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy).
Intinya piston haruslah terbentuk dari material bahan yang baik, ringan, tahan
terhadap panas temperatur dan tekanan tinggi. Kenapa piston yang ringan adalah piston yang
lebih baik? sebagaimana diketahui, komponen-komponen engine bekerja dan parts-partsnya
saling bergesekan. ada loss power yang terjadi akibat gesekan tersebut. Piston yang lebih
ringan meminimalisir gesekan yang terjadi dan menyebabkan loss power semakin sedikit dan
tentunya berimbas pada tingkat responsifitas perform engine itu sendiri.
Konsekuensinya, piston yang lebih ringan membutuhkan material bahan yang lebih
memiliki ketahanan. sehingga walaupun dibuat lebih ringan (biasanya dengan cara
memperpendek tinggi piston) maka piston tidak cepat mengalamikeausan sebagaimana
material standar piston umumnya. Umumnya material yang dipilih adalah campuran
aluminum (alluminum alloy), tapi tahukah apa beda material bahan piston ringan dan piston
standar?
Hypereutectic alloy adalah campuran aluminum yang memiliki komposisi silicon
dengan rentang range lebih dari 12%. Piston standar umumnya menggunakan material
Hypoeutectic alloy, campuran aluminum yang memiliki komposisi silicon dengan rentang
dibawah 10%. atau menggunakan material leutectic alloy, yang berkomposisi silicon antara
10-12%.
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Torak
2. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/06/pengecoran-pembuatan-piston/
3. http://motorplus.otomotifnet.com/read/2011/10/03/323954/33/12/Nih-Proses-
Pembuatan-Cast-Piston-dan-Forging-Piston
4. http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2010/11/26/piston-perform-engine-dan-
sepeda-motor-plus-programmodul-servis-321940.html
5. https://html2-f.scribdassets.com/66y9xzg5vk51k7wz/images/15-9bf9cea242.jpg