Anda di halaman 1dari 33

Overhaul

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Motor Bensin merupakan motor pembakaran dalam (Internal Combustion
Engine), dimana motor bakar yang proses pembakarannya terletak didalam motor itu
sendiri. Pembakaran pada motor bensin dihasilkan oleh adanya bahan bakar, udara
bersih serta adanya panas.

Motor Bensin umumnya mempunyai beberapa konstruksi utama diantaranya


adalah torak, batang torak, poros engkol, katup, pompa bahan bakar bertekanan tinggi
dan mekanisme penggerak lainnya. Daya yang dihasilkan Motor Bensin diperoleh
melalui pembakaran bahan bakar yang terjadi didalam silinder. Hal ini menyebabkan
gerakan translasi torak didalam silinder yang dihubungkan dengan poros engkol pada
bantalannya melalui batang penghubung (Conneting Rod). Untuk menjamin
performance kerjanya Motor Bensin setabil ada berbagai faktor yang harus
diperhatikan, terutama parameter-parameter yang saling mempengaruhi, disamping
tindakan pemeliharaan, perawatan ataupun perbaikan bila terjadi kerusakan pada
bagian-bagian yang mengalami kerusakan. Dalam pengoperasiannya, sering kita
jumpai perubahan daya motor yang dihasilkan, temperatur pembakaran, tekanan
kompresi dan sebaginya, terutama pada motor-motor yang sudah lama dioperasikan.
Faktor mesin yang sudah tua dan sudah lama jadi banyak kerusakan atau
perbaikan yang harus dilakukan, karena itu penting kita tahu tentang sistem atau
komponen-komponen apa saja yang ada pada motor bensin. Dalam Makalah ini akan
kami bahas tentang Torak atau Piston dan Sistem Pelumasan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini antara lain adalah
sebagai berikut.

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


a) Jelaskan Kontruksi dari Piston atau Torak?
b) Sebutkan macam-macam Piston atau Torak?
c) Jelaskan Kelengkapan dari Piston atau Totak?
d) Jelaskan Perbaikan terhadap Piston atau Torak?

1
Overhaul

e) Jelaskan Sistem Pelumasan motor bensin?


f) Jelaskan macam-macam pompa, dan sistem pelumasan?
g) Jelaksan apa yang dimaksud PCV?
h) Sebutkan filter oli dalam sistem pelumasan?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah memberikan pemahaman
kepada kita semua tentang Overhaul. Dimana overhaul sekarang ini merupakan hal
yang tidak asing lagi bagi kita sebagai warga teknik mesin.

Selain itu, juga banyak lagi keuntungan yang akan kita peroleh dari pembahasan
mengenai overhaul ini. Yang pada intinya diharapkan agar pengetahuan kita nantinya
akan berguna kelak bagi semua kalangan.

Secara terperinci, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

a) Mahasiswa belajar tentang piston dan sistem pelumasan


b) Memberikan pemahaman teori piston dan sistem pelumasan
c) Memberikan informasi daripada piston dan sistem pelumasan itu sendiri
d) Memberikan wawasan bagaimana perbaikan piston dan sistem pelumasan
e) Memberikan wawasan dan pengalaman mengenai piston dan sistem pelumasan
f) Mahasiswa dituntut aktif mengembangkan materi sendiri, tidak dari dosen
g) Selain itu, mahasiswa dilatih dan dikenalkan pembelajaran berbasis internet dan
tidak tatap muka didalam kelas, sehinga akan memberikan manfaat dan
wawasan baru bagi mahasiswa.

2
Overhaul

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Piston atau Torak


A. Pengertian
Piston adalah sebuah komponen dari mesin yang utama. Pada piston yang
bergerak terjadilah langkah hisap yang terjadi karena vakum pada slinder, kompresi
karena piston memampatkan udara, menerima tenaga yang dihasilkan dari pembakaran
untuk di diteruskan pada mekanisme kebatang piston dan engkol, serta mendorong gas
sisa untuk di buang menuju atmosfir.

Piston terbuat dari paduan alumunium karena ringan dan radiasi panas yang
baik. Piston terbuat dari paduan alumunium atau besi tuang atau dari keramik. Pada sisi
luat bagian atas dibuat dua sampai empat alur untuk penempatan ring torak dan ring oli.

Gambar 1. Penampang Torak

Fungsi Dari torak adalah mengisap, mengkompresi dan memikuk tekanan hasil
pembakaran serta menyalurkannya ke poros engkol melalui batang torak dan sebagi
pendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder serta sebagai penyekat antara ruang
engkol dengan silinder. Torak pada motor 2 tak juga berfungsi sebagai katup/pengatur
dalam proses pembilasan.

B. Macam-macam Piston atau Torak

Bila dilihat dari jenisnya torak dibagi menjadi empat macam, yaitu:

a) Split piston

Pada piston tipe ini terdapat alur dibagian luar yang segaris dengan lubang pin

3
Overhaul

piston. Pada jenis ini untuk mengimbangi pemuaian pada bagian badan torak
dibuat alur yang berbentu T atau U, sehingga pada saat torak memuai arah
pemuaian akan mengisi celah tersebut dan torak tidak akan bertambah
diameternya

Gambar 2. Split Piston

b) Slipper piston

Piston tipe ini memiliki coakan pada bagian bawah badan piston. Adapun tujuan
pembuatan coakan ini adalah untuk memperendek langkah piston sehingga
dapat dihasilkan mesin dengan perbandingan kompresi yang tinggi serta dengan
ketinggian mesin yang lebih pendek.

Gambar 3. Slipper Piston

c) Authothermic piston

Pada piston ini terdapat sebuah kawat baja yang berupa ring, yang mana kawat
ini berfungsi untuk menyerap panas pada bagian kepala piston, sehingga
pemuaian yang berlebihan pada piston dapat dihindari.

Gambar 4. Authothermic Piston

4
Overhaul

d) Oval piston

Piston jenis ini memiliki bentuk oval , sehingga ketika mesin telah hidup dan
panas mesin sudah mulai mencapai suhu kerja, maka piston ini akan mengalami
perubahan sehingga menjadi bulat benar. Pembuatan bagian oval ini lah yang
akan menyerap panas di piston agar tidak terjadi pemuaian piston yang
berlebihan sehingga piston dapat terkancing atau menggesek dinding silinder
blok.

Gambar 5. Oval Piston

C. Kelengkapan torak
Kelengkapan yang mendukung tentang torak antara lain :
a) Ring kompresi
b) Pin torak
c) Batang torak

a) Ring piston/ ring kompresi

Ring piston berfungsi untuk menahan gas kompresi yang kemungkinan bocor
melalui celah piston dengan silinder teruama pada kondisi mesin dingin. Ring piston di
letakan pada ulir piston yang terdapat pada luar piston. Biasanya terdapat 3 ring pada
piston, yang pertama dan kedua ring kompresi untuk menahan gas di atas piston tidak
masuk ke bwah piston. Untuk ring yang ke 3 dibwah sendiri adalah ring oli yang
berfungsi untuk memberikan pelumasan pada piston, Dinding silinder dan pin torak.
Pegas torak (piston ring) dipasang dalam alur ring pada torak. Diameter luar ring torak
sedikit lebih besar dibanding dengan torak itu sendiri. Ketika terpasang pada torak,
karena pegas torak sifatnya elastis menyebabkan mengembang, sehingga menutup
dengan rapat pada dinding silinder. Pegas torak terbuat dari bahan yang dapat bertahan
lama. Umumnya dibuat dari baja tuang spesial, yang tidak akan merusak dinding
silinder.

5
Overhaul

Gambar 6. Ring Piston

Fungsi ring torak adalah :

 Menghindari kebocoran gas (terutama saat kompresi dan ekpansi).


 Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam
ruang baka /silinder (ring penghapus oli).
 Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder.

Persyaratan yang harus dimiliki ring torak adalah :

o Tahan terhadap keausan


o Mempunyai sifat luncur yang baik.
o Sifat pemegasan/defleksi baik.
o Pemegasan tidak berubah meskipun terkena temperatur tinggi.

Ring torak akan mengembang bila dipanaskan, sama halnya dengan torak.
Dengan alasan ini ring torak dipotong pada satu tempat dan celahnya diposisikan
sebelah kiri ketika terpasang di dalam silinder. Celah ini disebut celah ujung pegas (ring
end gap). Besarnya celah ini bermacam-macam tergantung pada jenis mesin, dan
umumnya antara 0,2-0,5 mm pada temperatur ruangan.

6
Overhaul

Gambar 7. Ring end gap

Macam-macam ring torak :

a. Ring Kompresi
 Saat torak melakukan langkah isap

Torak bergerak ke bawah (TMB), ring berada pada bagian atas alur karena
adanya gesekan dengan sinder sehingga tekanan diatas torak menjadi turun dan gas baru
akan teisap masuk dalam silinder.

 Saat torak melakukan langkah kompresi

Torak bergerak keatas, ring berada bagian bawah alur karena adanya gesekan
dengan silinder dan tekanan gas makin besar karena adanya penyempitan ruangan.

 Saat torak melakukan langkah usaha

Torak didorong oleh tekanan pembakaran yang sangat tinggi, sedang ring
bergesekan dengan dinding silinder akibatnya ring berada pada bagian tengah alurnya.
Pada saat ini kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol sangat besar.

 Saat torak melakukan langkah buang

Torak bergerak ke TMA ring kompresi berada pada bagian bawah alur karena
adanya gesekan sehingga gas terdorong keluar silinder melalui katub buang.

7
Overhaul

b. Ring Pengontrol Oli

Fungsinya adalah untuk mengikis oli yang berlebihan pada dinding silinder dan
hanya menyisakan lapisan tipis saja untuk pelumasan agar tidak mudah aus dan gesekan
kecil.

Gambar 8. Ring pengontrol oli

Cara kerja ring pengontrol oli

Saat torak bergerak dari TMB ke TMA, maka pada dinding silinder akan di
penuhi dengan oli yang sangat banya dari percikan maupun semprotan poros engkol,
maka saat torak bergerak dari TMA ke TMB ring oli ini akan mengikis dan menyisakan
oli tipis saja pada dinding silindernya untuk pelumasan ring kompresi. Sedang
kelebihan oli akan kembali ke karter dan sebagian akan masuk ke bagian dalam torak
melalui lubang pada alur ring oli untuk melumasi pena torak dan batang torak.

Tipe-tipe Ring Pengontrol Oli :

1. Tipe Integral

Tipe integral ini, pegas olinya dilengkapi dengan beberapa lubang untuk
pengembalian oli. Lubang-lubang oli ini menembus lubang pada alur ring torak.
Kelebihan oli yang dikikis oleh ring ini masuk ke dalam lubang ini dan kembali ke
dalam torak.

8
Overhaul

Gambar 9. Ring pengontrol oli Tipe Integral

2. Tipe three-piece

Ring pengontrol oli tipe three piece ini terdiri dari side rail yang fungsinya untuk
mengikis kelebihan oli, dan ekspander yang mendorong side rail dan menekan pada
dinding silinder dan ring groove. Tipe three piece ini fungsinya sama dengan tipe
integral.

Gambar 10. Ring pengontrol oli Tipe three-piece

9
Overhaul

b) Pena torak

Fungsi dari pena torak adalah sebagai pemindah gaya dalam hubungan antara
torak dengan batang torak. Bahan dari pena torak biasanya terbuat dari baja nikel.

Diameter pena torak dibuat lebih besar dengan tujuan agar bidang geseknya
lebih besar dan tahan terhadap keausan, serta bagian dalamnya dibuat lubang agar bobot
dari pena torak menjadi lebih kecil sehingga memudahkan untuk bergerakknya torak.

Gambar 11. Pena Torak

Pengikatan pena torak

Agar pena torak tidak keluar dari ptorak maka harus ada yang menjamin
/mengikat sehingga pena torak dapat berfungsi dengan baik dan tidak merusak
komponen lainnya.

Jenis pengikatan antara torak dengan prna torak ada beberapa macam

 Pengikatan mati dengan baut (Fixed type)

Pena torak diikat dengan baut yang ada pada bushing torak, gesekan yang terjadi

10
Overhaul

hanya antara pena torak bagian tengah dengan ujung batang torak.

Gambar 12. Pengikatan mati dengan baut (Fixed type)

 Pengikatan dengan klem (Semi Floating Type)

Jenis ini pena torak di klem terhadap batang toraknya, gesekan yang terjadi
hanya pada ujung pena torak dengan bushing torak.

Gambar 13. Pengikatan dengan klem (Semi Floating Type)


 Jenis mengambang (Full Floating Type)

Jenis ini untuk menjamin pena torak menggunakan cincin penjamin di ujung
pena torak dan cincin tersebut diletakkan pada bushing torak. Gesekan yang terjadi
antara pena torak ada pada keseluruhan, yaitu pada ujung pena torak dan bushing serta

11
Overhaul

pada batang torak dengan pena toraknya.

Gambar 14. Jenis mengambang (Full Floating Type)

c) Batang torak

Fungsi batang torak adal untuk memindahkan gaya dari torak keporos
engkol atau sebaliknya serta merubah arak gerakan lurus bolak-balik torak menjadi
gerakan putar poros engkol.

Beban yang diterima batang torak adalah: beban tarik, beban tekan dan beban
tekukkan serta beban puntiran. Oleh karena itu, batang torak harus dibuat seringan
mungkin agar massa kelembamannya kecil, dan tahan terhadap tekukkan, tekanan
maupun puntiran dengan demikian biasanya konstruksi batang torak dibuat dengan
profik “I“, karena bentuk ini mempunyai kekuatan yang tinggi dan stabil serta bobotnya
relative kecil.

Gambar 15. Profil Batang Torak

12
Overhaul

D. Pemeriksaan dan Pengukuran Torak dan Kelengkapannya

Pada bahasan ini kami akan menerangkan cara memeriksa dan mengukur torak
beserta kelengkapannya agar kita paham betul terhadap materi yang di bahas ini.

I. Pemeriksaan Dan Pengukuran Torak, Ring Torak dan Pena torak

Pemeriksaan secara visual dapat dilihat antara lain: torak terbakar, retak atau
pecah, kekocakan batang torak dengan penanya serta keausan/bekas gesekan torak.

 Pengukuran yang perlu dilakukan


a) Celah alur ring torak

Untuk mengukur celah ini gunakan feeler gauge dengan cara :

1. Lepas ring torak dari alurnya


2. Bersihkan alur dan ring toraknya
3. Masukkan ring pada alurnya dengan posisi lingkaran diluar piston
4. Ukur celah dengan feelergauge yang dapat masuk
5. Besarnya tebal feeler gauge adalah sama dengan celah ring torak
6. Lakukan pengukuran pada semua ring torak

Gambar 16. Pengukuran Celah Ring Torak

Lakukan pemeriksaan celah ujung pegas ring piston.

13
Overhaul

Besarnya celah pada umumnya adalah 0,2 – 0,5 mm pada temperatur ruangan, dan
diukur pada 10 mm dan 120 mm dari atas silinder.

Gambar 17. Contoh Pengukuran Gap Ring Piston

b) Pengukuran celah torak dengan lubang silinder

Alat yang digunakan adalah micrometer dan silinder bore gauge dengan
kelengkapannya.

 Cara melakukan pengukuran adalah :


1. Ukur diameter torak dengan micrometer yang sudah dikalibrasi.
2. Ukur lubang silinder dengan silinder bore gauge sesuai dengan urutan
pengukuran yang benar.
3. Bandingkan kedua pengukuran (selisih) adalah merupan celah antara dinding
silinder dengan toraknya.
4. Celah ini bila terlalu besar akan berakibat kebocoran gas yang masuk ke ruang
engkol banyak dan untuk perbaikannya torak dan silinder harus disesuaikan
(diganti toraknya).

14
Overhaul

Gambar 18. Pengukuran celah torak dengan lubang silinder

c) Pemeriksaan Celah Bushing Torak dengan Pena torak

Dengan menggunakan micrometer luar dan dalam maka ukur dimeter bagian
dalam bushing dan ukur diameter luar pena torak pada bagian yang bergesekan dengan
bushing. Besarnya selisih pengukuran adalah sama dengan besarnya celah antara
bushing torak dengan pena torak. Bila celah terlalu longgar maka akan terjadi suara
yang kasar saat mesin bekerja.

II. Pemeriksaan Dan Pengukuran Batang Torak


a) Pengukuran Kepuntiran dan Kebengkokkan Batang Torak

Alat yang digunakan adalah Conecting Rod Aligner dan Feeler Gauge.

 Cara pengukuran
1. Pasang batang torak pada Connecting Rod Aligner (diameter pena engkol
disesuaiakan).
2. Letakkan pelurus pada pena torak dengan posisi yang benar
3. Tempelkan sensor pada dinding alat.
4. Lihat sensor lainnya yang masih ada celahnya dan ukur dengan menggunakan
feeler gauge.
5. Bila celah itu pada sensor bagian atas berarti adalah kebengkokkan.
6. Dan bila celah tersebut pada sensor bagian kiri atau kanan berarti celah tersaebut
adalah kepuntirannya.

15
Overhaul

b) Pengukuran celah bantalan batang torak

Untuk mengukur celah bantalan gunakan plastic gauge dan cara pengukurannya
sama persis dengan saat mengukur celah bantalan poros engkol

c) Pengukuran celah samping batang torak

Alat yang digunakan adalah Dial Indicator, dan cara pengukurannya sama
persisi saat mengukur celah samping poros engkol.

2.2 Sistem Pelumasan

A. Pengertian
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang
kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit
dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar
torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari
pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan
kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah:

· Menyerap dan memindahkan panas.


· Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan
tidak bocor dari ruang pembakaran.
· Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian
yang bergerak.

Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling


melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan. Mesin
terdiri dari banyak komponen yang bergerak dan bersentuhan satu sama lainnya
seperti Crankshaft, connecting rod, dan komponen mekanisme katup. Pada saat mesin
bekerja, gesekan antar komponen yang saling bersinggungan membuat mesin
kehilangan tenaga, dan keausan dari komponen, bahkan mesin dapat berhenti
beroperasi. Oleh karena itu, fungsi minyak pelumas adalah mencegah kontak langsung
antara dua logam yang bergesekan.

16
Overhaul

B. Prinsip Kerja

Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang
digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros
engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian
dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu
setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa
sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli
atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek
saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun
sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep,
didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur
jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung
bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir
ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-
dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter
(crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case).

C. Fungsi
a. Fungsi Pelumasan
1. Mengurangi Gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang
diam dan ada yang bergerak. Gerakan omponen satu dengan yang lain akan
menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan,
menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang
bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
2. Sebagai Peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima
gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan
menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi
untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga
suara mesin lebih halus.

17
Overhaul

3. Sebagai Anti Karat


Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah
kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat
dapat dihindari.

 Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah:

1. Dinding silinder dan torak


2. Bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. Bantalan poros kam
4. Mekanisme katup
5. Pena poros
6. Kipas pendingin
7. Pompa
8. Mekanisme pengapian

 Fungsi dari oli pelumas adalah :

1. Mengurangi keausan engine agar minimum.


2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine

D. Macam-Macam Sistem Pelumasan


Ada beberapa sistem, yaitu :

a. Sistem Pelumasan Campur (Mix)


Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara
mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping) dengan bahan bakar
(bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan
bakar. Sifat-sifat sistem pelumasan campur :

18
Overhaul

 Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin (pengaliran
bahan bakar dengan gaya gravitasi).
 Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
 Pemakaian oli boros, timbul polusi udara tinggi
 Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.
 Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin
dengan campuran 2% – 4% oli samping.

Gambar 19. Sistem pelumasan campur

Keterangan :

1. Campuran bensin dan oli samping


2. Kran bensin
3. Karburator
4. Ruang engkol

Cara kerja :
Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli samping (1)
akan mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin, oli samping dan udara
bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk kedalam ruang engkol dan
selanjutnya campuran baensin dan oli samping akan melumasi bagian mesin yang
berada di ruang engkol dan didinding silinder.

19
Overhaul

Contoh kendaraan/mesin yang menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah motor
stasioner, vespa.

b. Sistem Pelumasan Autolube

Gambar 20. Sistem pelumasan autolube


Sistem pelumasan autolube, oli samping/campur masuk kedalam ruang engkol
dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif
sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli
samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah putaran
dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).

Cara kerja:
Saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin mengalir ke karburator,
seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar yang menyebabkan oli
samping/campur ditangki terhisap dan ditekan menuju ruang engkol melalui saluran
dibelakang karburator. Bensin dan oli samping/campur menjadi satu di belakang
karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian
yang bergerak.

20
Overhaul

c. Sistem Pelumasan Percik

Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan


gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-
bagian yang memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan
minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder.

Sistem pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping
(side valve) dan kapasitas kecil.

Gambar 21. Sistem pelumasan percik

Cara kerja :
Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang menyerupai
sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak pelumas memercik ke atas
melumasi dinding silinder.

d. Sistem Pelumasan Tekan.

Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian


yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok

21
Overhaul

untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas
tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh
mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan
pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian
mesin akan kembali ke karter kembali.

Gambar 22. Sistem pelumasan tekan

Cara kerja :
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui strainer
dan dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh
filter oli. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan
kembali ke karter.

E. Komponen Sistem Pelumasan

a. Oil Pressure Switch

Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan


lampu peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil
dinyalakan.

22
Overhaul

Gambar 23. Oil Preassure Switch

b. Oil Pump

Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil
Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil. Jenis - jenis oil
pump :

1. Pompa oli Tipe Internal Gear

Roda gigi yang digerakkan (driven gear) pada pompa oli digerakkan oleh gigi
penggerak (drive gear) yang dihubungkan langsung ke chamsaft. Ruang volume
dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah pada saat berputar. Oli dihisap dalam pompa
oli bila volume bertambah, dan oli akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe
internal (internal gear type) kontruksinya sederhana dan kemampuannya dapat
diandalkan.

Gambar 24. Pompa oli Tipe Internal Gear

23
Overhaul

2. Pompa eksternal gear

Pompa oli tipe external gear terdiri dari dua roda gigi seperti diperlihatkan pada
gambar dibawah ini. Roda gigi penggerak (drive gear) digerakkan oleh chamshaft.
Karena tidak adanya ruangan didalam housing seperti halnya dengan inlet dan saluran
keluar (discharge opening) serta kecilnya ruangan antara gigi dan housing, saat gigi
berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar. Pompa oli tipe external gear
sudah lama digunakan, sebab kontruksinya lebih sederhana serta lebih akurat.

3. Pompa Trochoid

Pompa oli model trochoid dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan rotor yang
digerakkan) didalam rumah pompa. Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar,
rotor yang digerakkan langsung ikut sama-sama berputar. Poros rotor penggerak tidak
satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan.

Oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh kedua rotor berputar, oli
terhisap ke pompa ketika ruangan membesar dan oli tertekan keluar ketika ruangannya
mengecil. Tipe ini lebih sederhana dibandingkan dengan model gigi dan lebih dapat
diandalkan. Selain itu juga, volume oli yang keluar lebih besar untuk setiap kali
berputar. Ini berarti ukuran atau bentuk pompa dapat diperkecil.

c. Relief Valve

Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai
tekanan yang berlebihan.

24
Overhaul

Gambar 25. Relief valve

d. Oil Strainer

Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk
memisahkan partikel yang besar dari oli.

Gambar 26. Oil Strainer

e. Oil Filter

Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari
oli mesin yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.

25
Overhaul

Gambar 27. Oil Filter

f. Cara Kerja

Gambar 28. Cara Kerja Sistem Pelumasan

F. Ventilasi pada ruang engkol (PCV)


Masalah ventilasi pada bak mesin atau ruang engkol (crankcase) telah ada
sejak awal mobil diperkenalkan, karena tidak ada cincin piston atau ring piston
yang dapat memberikan pembatas sempurna antara piston dan dinding
silinder.

26
Overhaul

Gambar 29. Ventilasi pada ruang engkol


 Fungsi Sistem PCV pada mesin mobil
Sistem ventilasi bak mesin atau sistem ventilasi pada blok mesin dikembangkan
untuk ventilasi bak mesin yang berfungsi agar uap sisa pembakaran yang mungkin
masuk ke ruang engkol serta uap oli yang mengandung polutan dapat dibakar kembali
ke dalam silinder.

Gambar 30. Letak PCV Valve Pada Mesin Vios, Limo,Yaris atau Toyota IST

27
Overhaul

 Komponen Sistem PCV


Komponen pada sistem PCV atau Positif Crankcase Ventilasi terdiri dari
slang-slang udara dan pcv valve atau klep pcv atau dikenal juga dengan katup pcv.
Seperti terlihat pada gambar diatas sistem pcv pada mesin 1nz-fe terdiri dari slang dari
filter udara menuju cover cylinder head dan pcv menempel pada cover cylinder head
yang dihubungkan dengan selang menuju intake camber atau intake manifold.
Kita juga akan menemukan pcv valve yang tertancap pada blok mesin seperti contoh
pada honda Jazz, yang terletak dibawah intake manifold dekat dinamo starter.

 Cara kerja PCV Valve atau Katup PCV Pada Mesin Kendaraan
Sebelum saya jelaskan prinsip kerja pcv valve, kita perlu tahu apa saja yang
terdapat didalam sebuah katup PCV atau PCV valve.
PCV valve adalah one-way valve atau katup satu arah untuk mengalirkan udara dari
blok mesin atau ruang engkol ke intake manifold.

Gambar 31. Cara kerja PCV Valve atau Katup PCV Pada Mesin Kendaraan
Pada PCV valve terdiri dari pegas dan klep atau valve untuk mengatur aliran udara yang
ditempatkan didalam plastik atau logam, karena itu kita akan menemukan pcv valve
dengan bahan logam atau pun dari bahan plastik.

28
Overhaul

 Prinsip kerja pcv valve atau cara kerja katup pcv


Pada prinsipnya sistem kerja pcv valve dipengaruhi oleh kekuatan pegas,
tekanan gas di ruang engkol/crankcase dan kevakuuman pada intake manifold yang
mempengaruhi besarnya aliran udara (air flow) melewati pcv valve.
Sistem kerja pcv valve dibagi menjadi beberapa kondisi, yaitu:
1. Cara kerja PCV valve Saat Mesin Mati
Saat mesin mati atau saat terjadi backfiring atau saat ledakan mesin kembali ke
intake manifol, maka katup pcv akan menutup.

Gambar 32. Cara kerja PCV valve Saat Mesin Mati

2. Cara kerja katup pcv saat mesin sedang Idle


Saat mesin idle atau stasioner karena kevakuman yang besar terjadi di intake
manifold maka valve akan tertarik lebih banyak dan klep sedikit menutup saluran udara
yang mengalir.

29
Overhaul

Gambar 33. Cara kerja PCV valve Saat Sedang Idle

3. Cara kerja pcv valve saat mesin beroperasi normal.


Saat mesin bekerja normal saluran udara yang terbuka pada pcv valve lebih
banyak sedikit dari saat mesin sedang idle.

Gambar 34. Cara kerja PCV valve Saat Sedang beroperasi Normal

30
Overhaul

4. Cara kerja pcv valve saat akselerasi atau saat beban maksimal mesin.

Ketika mesin akselerasi atau beban maksimal, kevakuman pada intake manifold
berkurang membuat tarikan yang terjadi pada valve berkurang sehingga saluran udara
yang terbuka lebih banyak.

31
Overhaul

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Piston adalah sebuah komponen dari mesin yang utama. Pada piston yang
bergerak terjadilah langkah hisap yang terjadi karena vakum pada slinder, kompresi
karena piston memampatkan udara, menerima tenaga yang dihasilkan dari pembakaran
untuk di diteruskan pada mekanisme kebatang piston dan engkol, serta mendorong gas
sisa untuk di buang menuju atmosfir.

Macam-macam Piston atau Torak

 Split piston
 Slipper piston
 Authothermic piston
 Oval piston
Kelengkapan yang mendukung tentang torak antara lain :
 Ring kompresi
 Pin torak
 Batang torak

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang
kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit
dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar
torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari
pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan
kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah:

· Menyerap dan memindahkan panas.


· Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan
tidak bocor dari ruang pembakaran.
· Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian
yang bergerak.

32
Overhaul

DAFTAR RUJUKAN
1. Gudangmekanik, 2012. Torak atau piston. (Online),
(http://www.gudangmekanik.com/2012/11/torak-piston.html diakses 25
Januari 2016)
2. Anonim.(1995). Toyota Service Training New Step 1. Jakarta: PT. Toyota
Astra. Motor
3. Ludiagungwahyudi, 2009. Overhaul Motor Bensin. (Online),
(http://ludiagungwahyudi.blogspot.co.id/2009/11/overhaul-motor-
bensin.html?m=1 diakses 26 Januari 2016)
4. Rider-system, 2013. Macam-macam sistem pelumasan. (Online),
(http://www.rider-system.net/2013/02/macam-macam-sistem-pelumasan.html
diakses 26 Januari 2016)
5. Ptmhafiidhiya, 2014. Sistem Pelumasan Motor Bensin. (Online),
(http://ptmhafiidhiya.blogspot.co.id/2014/05/sistem-pelumasan-motor-
bensin.html diakses 26 Januari 2016)
6. Otomotifmobil, 2015. Fungsi Pcv valve dan cara kerja katup pcv pada mesin.
(Online) (http://otomotifmobil.com/2015/07/fungsi-pcv-valve-dan-cara-kerja-
katup-pcv-pada-mesin.html diakses 25 Januari 2016)

33

Anda mungkin juga menyukai