Andreas Matulandi1, Bayu Aji Seto Nugroho1, Win Rizki Putra Gayo1
1Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
Abstrak. Evaluasi kurikulum memiliki peranan yang sangat penting bagi dunia
pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan. Melalui evaluasi kurikulum
kemajuan efektifitas guru dalam mengajar dapat terukur, prestasi siswa dapat
terpantau dengan lebih cermat dan bagi pengembang kurikulum dapat
memanfaatkan hasil evaluasi untuk memperbaiki di masa yang akan datang.
Dalam pelaksanaanya para evaluator kurikulum banyak memakai berbagai model
evaluasi kurikulum yang sudah banyak dikembangkan saat ini. Terdapat banyak
sekali model evaluasi program yang digunakan oleh para ahli. Salah satu model
evaluasi yang sering digunakan dalam dunia Pendidikan adalah model CIPP
(Context Input Process Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Dalam
model ini melihat pada empat hal yaitu konteks, input, proses dan produk. Model
ini memiliki keunikan atau ciri khas yaitu pada setiap evaluasi terkait pada
perangkat pengambilan keputusan yang menyangkut pada perencanaan dan
operasional sebuah program.
Kata Kunci: Evaluasi Kurikulum, Pendidikan Kejuruan, Model CIPP
Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali mengganti kurikulum, yaitu tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Kurikulum berubah dimaksudkan
untuk mempersiapkan peserta didik agar lebih siap dalam menghadapi tantangan-tantangan di
masa depan melalui pengetahuan, keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi serta bisa
bertahan hidup dalam lingkungan yang senantiasa berubah.
Evaluasi kurikulum sangat penting untuk menentukan bagaimana, dan sejauh mana,
kualitas sistem perbaikan yang efektif dalam praktik pendidikan dan hasil. Standar terhadap
program, tujuan program, praktek belajar mengajar, hasil belajar membutuhkan penilaian dan
diintegrasikan ke dalam sistem evaluasi. Untuk melakukan hal ini, selain analisis statistik dan
dokumentasi pengolahan, metode penelitian kualitatif untuk evaluasi program juga harus
digunakan dalam memberikan analisis yang lebih mendalam untuk mendapatkan informasi
(Fatma Mizikaci, 2006).
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum memiliki peranan yang sangat penting bagi dunia pendidikan,
khususnya pendidikan formal. Menurut Murtinugraha (2017) “Melalui evaluasi kurikulum
kemajuan efektifitas guru dalam mengajar dapat terukur, prestasi siswa dapat terpantau dengan
lebih cermat dan bagi pengembang kurikulum dapat memanfaatkan hasil evaluasi untuk
memperbaiki di masa yang akan datang”. Dalam pelaksanaanya para evaluator kurikulum
banyak memakai berbagai model evaluasi kurikulum yang sudah banyak dikembangkan saat
ini.
Evaluasi menurut Rakp Tyler dalam Suharsimi Arikunto (2009) adalah sebuah proses
pengambilan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan
pendidikan tercapai. Tujuan Evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan
objektif tentang suatu progran. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Hamid Hasan (2003) adalah “Seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan.” Kurikulum merupakan alat untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga
mengevaluasi kurikulumnya.
Measurement adalah salah satu model dalam evaluasi kurikulum. Menurut Ibrahim &
Masitoh (2011:1) “Measurement merupakan evaluasi yang menekankan pada pengukuran
perilaku siswa. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan
pendidikan dan perbandingan efektivitas antara dua atau lebih metode pendidikan. Objek
evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif yang dapat diukur
melalui skor hasil tes”. Konsep measurement menekankan pentingnya objektivitas dalam
evaluasi. Aspek objektivitas ini perlu dijadikan landasan dalam rangka mengembangkan
konsep dan sistem evaluasi.
Pendekatan yang digunakan oleh konsep ini sangat besar pengaruhnya dalam berbagai
kegiatan pendidikan, seperti seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah dan
kegiatan penelitian pendidikan. Model evaluasi ini terbatas hanya mengenai hasil belajar yang
bersifat kognitif. Padahal hasil belajar yang bersifat kognitif bukanlah satu-satunya indikator
bagi keberhasilan suatu kurikulum. Kurikulum diharapkan dapat mengembangkan berbagai
potensi yang ada pada diri siswa.
Kurikulum sebagai program belajar siswa perlu dievaluasi sebagai bahan balikan dan
penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, anak didik serta
pengembangan ilmu dan teknologi. Evaluasi kurikulum tidak hanya mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dan proses pembelajaranya. Tetapi, juga rancangan dan pelaksanaan kurikulum,
kamampuan dan kemajuan siswa, saranan dan prasarana, serta sumber belajarnya.
Terdapat banyak sekali model evaluasi program yang digunakan oleh para ahli. Salah
satu model evaluasi yang sering digunakan dalam dunia Pendidikan adalah model CIPP
(Context Input Process Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam.
Context Input Process Product (CIPP) menurut Arikunto dan Jabar (2007:29) dalam
Muyana (2017) adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai
sebuah sistem. Sasaran model evaluasi Context Input Process Product (CIPP) memiliki empat
komponen dasar dari proses sebuah program kegiatan. Komponen tersebut antara lain evaluasi
terhadap konteks (context evaluation), evaluasi terhadap masukan (input evaluation), evaluasi
terhadap proses (process evaluation), evaluasi terhadap hasil (product evaluation).
Menurut Badrujaman (2011) dalam Muyana (2017) sasaran utama dari evaluasi
terhadap konteks (context evaluation) adalah untuk menelaah status objek secara keseluruhan
sehingga dapat memberikan deskripsi mengenai karakteristik lingkungan. Pada pelaksanaan di
sekolah kejuruan terkhusus teknik kendaraan ringan, evaluasi terhadap context bertujuan untuk
mengetahui apakah tujuan yang lama dan prioritas telah sesuai dengan kebutuhan layanan.
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang berorientasi pada seberapa jauh kegiatan
program terlaksana sesuai dengan rencana. Evaluasi proses melibatkan aspek apa kegiatannya,
siapa penanggungjawab program, dan kapan kegiatan selesai. Implementasi dari evaluasi
proses ini dapat melalui pre-test post-test, observasi, self-report perbaikan tingkah laku, self-
study, studi kasus, pengukuran sosiometri, data kehadiran dan kedisiplinan, serta hambatan-
hambatan yang ditemui.
Kaitan dengan Untuk mengambil Untuk memilih Untuk melaksanakan Untuk memutuskan
pengambilan keputusan tentang sumber pendukung, dan menyempurnaka n apakah akan
keputusan untuk pihak-pihak yang strategi solusi & desain dan prosedur melanjutkan,
mengubah menjadi sasaran desain prosedur, program, misalnya menghentikan,
proses program, tentang misalnya untuk untuk mengawasi memodifikasi
tujuan program dalam melakukan proses; & memberikan program, atau
hubungannya dengan perubahanperubahan catatan tentang proses memfokuskan ulang
pemenuhan kebutuhan secara tertata; dan yang sebenarnya pada perubahan; &
atau pemanfaatan memberikan dasar untuk menafsirkan memberikan catatan
peluang, & tentang untuk menilai hasil-hasil program. yang jelas tentang
tujuan dalam kaitannya pelaksanaan program. dampaknya (yang
dengan pemecahan sesuai dengan maksud
masalah, misalnya & tujuan awal atau
untuk merencanakan tidak, yang positif
perubahan; & atau negatif).
memberikan dasar
untuk menilai hasil
program.
Tipe Evaluasi
Peran Evaluasi Konteks
Masukan (Input) Proses (Process) Produk (Product)
(Context)
Evaluasi formatif: Memberikan Memberikan Memberikan Memberikan
aplikasi calon bimbingan bimbingan untuk bimbingan untuk bimbingan untuk
untuk memilih strategi melaksanakan melanjutkan,
Informasi CIPP mengidentifikas program dan memodifikasi,
dan penilaian i intervensi yang menetapkan rencana Rencana mengadopsi, atau
untuk membantu dibutuhkan, implementasi dan operasional mengakhiri program
dalam memilih tujuan, anggaran dengan dengan dengan
pengambilan dan mengatur menilai dan pemantauan, mengidentifikasi,
keputusan, prioritas dengan melaporkan tentang menilai, dan
implementasi mendokumentasi
menilai dan strategi alternatif dan kan, menilai, dan melaporkan hasil
program, jaminan melaporkan rencana alokasi pada pertengahan
kualitas, dan melaporkan
kebutuhan, sumber daya dan kegiatan pelaksanaan dan hasil
akuntabilitas kemudian erat jangka panjang,
masalah, aset, program dan
memeriksa dan pengeluaran termasuk efek
dan kesempatan menilai rencana samping
operasional secara
spesifik
Evaluasi sumatif: Menilai tujuan Menilai rencana Menilai program Menilai kesuksesan
Penggunaan dan prioritas implementasi dan implementasi program dengan
dengan anggaran dengan dengan membandingkan hasil
Informasi CIPP membandingkan sepenuhnya dan efek samping
untuk dengan membandingkannya menggambarkan dengan kebutuhan
menjumlahkan penilaian dengan kebutuhan dan menilai yang ditargetkan,
nilai program kebutuhan, target dari manfaat proses dan biaya memeriksa efektivitas
(Misalnya, masalah, aset, dimaksudkan, dan yang sebenarnya, biaya, dan
kualitas, dan kesempatan dengan pesaing serta membandingkan
kegunaan, kritis, dan menilai membandingkan biaya dan hasil
kejujuran, proses yang dengan program yang
keadilan, kompatibilitasnya
dengan direncanakan kompetitif, serta
kelayakan, biaya, implementasinya dan proses aktual menafsirkan hasil
efisiensi, pada lingkungan dan biaya terhadap pengeluaran
keamanan, dan sumber daya dan
signifikansi) sejauh mana rencana
operasional.
Sumatif • Sampai sejauh • Pendekatan apa • Sejauh mana • Sampai sejauh mana
mana yang dipilih untuk program pelaksanaan
program ini mencapai tujuan? dilakukan program secara
mengatasi • Bagaimana dengan sebagai dasar efektif menilai
kebutuhan strategi yang dipilih modifikasi kebutuhan dan
dengan jika dibandingkan dan mencapai tujuan?
prioritas dengan lainnya pengembanga • Apakah ada efek
tinggi? dalam hal n program samping negatif
• Sampai sejauh kesuksesan, • Seberapa baik atau positif yang
mana tujuan kelayakan, dan program tak terduga ?
program biaya? dieksekusi? • Kesimpulan apa
mencerminka • Seberapa baik • Berapa biaya yang dapat dicapai
n penilaian strategi dikonversi keseluruhan mengenai
kebutuhan ke informasi suara, program? efektivitas biaya,
yang rencana kerja? keberlanjutan, dan
diinginkan? perluasan
penerapan?
1. Karena terfokus pada informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan dan para
staff, sehingga evaluator boleh jadi tidak responsive dalam isu – isu yang signifikan,
2. Hasil dari evaluasi ditunjukkan kepada para pemimpin tingkat atas, jadi model ini bisa
jadi tidak adil dan demokratis,
3. Model CIPP itu kompleks dan memerlukan waktu, dana dan sumber daya yang banyak.
Simpulan
Penyelenggarakan pendidikan kejuruan termasuk SMK saat ini berdasarkan standar
untuk bangsa bersaing di era revolusi 4.0 memasuki fase penting, yaitu fase dimana lulusan
pendidikan kejuruan akan dipertaruhkan kesiapannya dalam percaturan tenaga kerja di wilayah
regional Asia. Upaya yang harus dilakukan adalah melakukan penataan dan pembenahan
semaksimal mungkin dalam sektor pendidikan kejuruan, baik penataan dalam pola rekruitmen,
pengembangan program pendidikan dan kurikulum, inovasi proses pendidikan dan pelatihan,
pengembangan evaluasi dan sertifikasi.
Terdapat banyak sekali model evaluasi program yang digunakan oleh para ahli. Salah
satu model evaluasi yang sering digunakan dalam dunia Pendidikan adalah modela CIPP
(Context Input Process Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Dalam model ini
melihat pada empat hal yaitu konteks, input, proses dan produk. Model ini memiliki keunikan
atau ciri khas yaitu pada setiap evaluasi terkait pada perangkat pengambilan keputusan yang
menyangkut pada perencanaan dan operasional sebuah program.
CIPP adalah sebuah model evaluasi yang menggunakan pendekatan yang berorientasi
pada manajemen atau disebut juga sebagai bentuk evaluasi program. Model CIPP memandang
bahwa tujuan penting dari evaluasi program bukanlah membuktikan akan tetapi meningkatkan.
Oleh karena itu model CIPP ini juga dikategorikan dalam pendekatan evaluasi yang focus
terhadap peningkatan atau pengembangan program. Artinya, model ini digunakan dalam
rangka mendukung pengembangan organisasi dan membantu pemimpin serta para staff dalam
mendapatkan dan menggunakan masukan yang sistematis agar lebih mampu memenuhi
kebutuhan – kebutuhan yang penting atau minimal bekerja secara maksimal dengan sumber
daya yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmudi, Ihwan (2011). “CIPP : Suatu model evaluasi program pendidikan” Jakarta
Indonesia Vol.6
Mizikaci, F. 2006. A Systems Approach To Program Evaluation Model For Quality In Higher
Education: Program Evaluation Model. Quality Assurance in Education, Vol. 14 No. 1, 2006
pp. 37-53 q Emerald Group Publishing Limited 0968-4883 DOI
10.1108/09684880610643601
R. Eka Murtinugraha 2017. Evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013 pada SMK Negeri
program keahlian teknik bangunan di DKI Jakarta. Jakarta Indonesia-UNJ. Jurnal Pendidikan
Teknik Sipil, Volume 6, No,1 Februari 2017 Online (http://jurnal.unj/index.php/jpensil
Zhang, G., Zeller, N., et all., 2011. Using the Context, Input, Process, and Product
Evaluation Model (CIPP) as a Comprehensive Framework to Guide the Planning,
Implementation, and Assessment of Service-learning Programs. Journal of Higher
Education Outreach and Engagement, Volume 15, Number 4, p. 57 ISSN 1534-6104