Anda di halaman 1dari 51

Bab I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut mengamanatkan kepada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ruang lingkup SNP meliputi standar: (1) isi, (2) proses, (3) kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) penilaian pendidikan. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirancang dan disusun menggunakan pendekatan keilmuan (academic approach) pengembangan kurikulum. Karena itulah baik bentuk atau rancangbangun maupun substansi yang menjadi muatannya ditetapkan melalui prosedur dan pertimbangan-pertimbangan kaidah-kaidah kekurikuluman. Berdasarkan pertimbangan bahwa lulusan SMK utamanya harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, dapat mengembangkan dirinya baik secara vertikal maupun horizontal, dan memiliki kecakapan untuk menjalani kehidupannya secara baik, maka substansi atau isi Kurikulum SMK dipilih dan dikemas dengan pendekatan berbasis kompetensi ( competencybased curriculum), pendekatan berbasis luas dan mendasar (broad-based curriculum), dan pendekatan pengembangan kecakapan hidup (life skills). Dengan pendekatan berbasis kompetensi terutama dimaksudkan, agar kurikulum berisi materi pemelajaran yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dunia kerja. Demikian juga dari sisi ancangan pelaksanaan pemelajarannya, dengan pendekatan pemelajaran berbasis kompetensi (competency-based training) yang dikemas secara moduler, diharapkan peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar yang dapat mengembangkan potensinya masing-masing menguasai secara tuntas (mastery) tahap demi tahap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajarinya, tanpa harus dibebani oleh hal-hal yang tidak terkait dengan penguasaan kompetensi tersebut. Bahkan secara konseptual, kurikulum ini dirancang untuk dapat dilaksanakan dalam bentuk bekerja langsung melalui proses produksi sebagai wahana pemelajaran (production-based training). Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum sangat berpengaruh terhadap sistem penilaian yang dilaksanakan. Karena Kurikulum SMK dikembangkan dan dilaksanakan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi, maka sistem penilaian hasil belajar yang digunakan pun harus model penilaian berbasis kompetensi (Competency-based Assessment). Pelaksanaan penilaian kemajuan dan hasil belajar berbasis kompetensi diarahkan untuk mengukur dan menilai performansi peserta didik (aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap), baik secara langsung pada saat melakukan aktivitas belajar maupun secara tidak langsung, yaitu melalui bukti hasil belajar (learning evidence) sesuai dengan kriteria kinerja (performance criteria) yang diorganisasikan dalam bentuk portfolio. Sejalan dengan penerapan model penilaian tersebut, perlu dikembangkan sistem kendali dan penjaminan mutu (quality controlle dan quality assurance) yang Page 1 of 51

melibatkan pihak-pihak terkait dengan pembinaan SMK (stakeholders). Karena pada akhirnya kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik harus mendapat pengakuan dari pihak pemakai tenaga kerja. B. Tujuan Penilaian hasil belajar ini disusun sebagai bahan ajar pada Pelajaran Regional PPPPTK Pertanian Cianjur Tahun 2012 sehingga diharapkan para peserta pelatihan dapat mengembangkan penilaian yang berkualitas guna mendukung penjaminan dan pengendalian mutu lulusan. Di sisi lain, dengan mengembangkan penilaian hasil belajar ini diharapkan pendidik dapat mengarahkan peserta didik menunjukkan penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari penilaian hasil belajar itu sendiri, antara lain: 1. mengetahui sejauhmana telah terjadi kemajuan hasil belajar pada diri peserta didik, sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan bimbingan belajar selanjutnya; 2. mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik, sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan apakah yang bersangkutan berhasil (lulus) atau tidak (belum) berhasil dalam menempuh suatu program pembelajaran; 3. menetapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi suatu keahlian tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan standar kompetensi. C. Ruang Lingkup Penilaian hasil belajar ini membahas tentang hakikat dan prinsip penilaian, teknik dan instrument penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengembangan indikator, kisi-kisi, dan instrumen penilaian, dilengkapi dengan contoh berbagai format yang berkaitan dengan penilaian hasil belajar peserta didik.

Page 2 of 51

Bab II. Hakikat dan Prinsip Penilaian


A. Hakikat Penilaian Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik. Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia harus mengikuti program remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan. Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya, peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya. Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran Page 3 of 51

dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi. Penilaian hasil belajar dalam sistem pemelajaran berbasis kompetensi, pada dasarnya merupakan proses penentuan untuk memastikan peserta didik apakah sudah kompeten atau belum. Penentuan tersebut dilakukan dengan cara membandingkan bukti-bukti hasil belajar (learning evidence) yang diperoleh seorang peserta didik dengan kriteria kinerja (performance criteria) yang ditetapkan pada standar kompetensi. Proses pengumpulan bukti-bukti hasil belajar dilakukan sebagai bagian dari langkah pengukuran baik melalui tes maupun melalui cara-cara lain seperti penugasan, wawancara, perekaman kegiatan dan hasil kegiatan tertentu, atau cara-cara lain yang dapat membuktikan bahwa seseorang telah kompetensi atau belum, berasal dari berbagai sumber dan dalam bentuk yang bervariasi. Secara umum bukti hasil belajar dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bentuk. a. Bukti langsung, yaitu bukti-bukti yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan langsung oleh penilai. b. Bukti tidak langsung, yaitu bukti-bukti yang diperoleh dari pihak ketiga, seperti guru, pembimbing, orang tua, teman sekelas dan lain-lain. c. Bukti tambahan, yaitu bukti-bukti yang diperoleh selain dari kedua sumber di atas, seperti kertas kerja, laporan, produk benda kerja (pakaian, masakan, patung dan lain-lain), rekaman video dan bukti tambahan lainnya.

Page 4 of 51

B. Prinsip Penilaian Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain: 1. penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi; 2. penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran; 3. penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan; 4. hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan; 5. penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip umum penilaian sebagai berikut: 1. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; 2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; 4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; 8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; 9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Selain itu prinsip-prinsip umum tersebut, pada penilaian berbasis kompetensi harus memenuhi prinsip-prinsip yang khusus terkait dengan pemelajaran berbasis kompetensi, yaitu: 1. Mengacu pada standar Aspek yang dinilai, instrumen penilaian, dan kriteria yang digunakan dalam menafsirkan hasil penilaian dikembangkan berdasarkan standar atau patokan yang ditetapkan dan diakui oleh dunia kerja, sesuai dengan keahliannya masing-masing. Oleh karena itu, langkah awal yang dilakukan adalah menetapkan kriteria atau standar kompeten yang harus dikuasai oleh peserta didik. 2. Individualisasi Proses dan hasil penilaian diberlakukan secara individual. Artinya perolehan hasil belajar setiap peserta didik diperlakukan sendiri-sendiri secara perseorangan. tidak dibandingkan dengan perolehan hasil belajar peserta didik yang lainnya, misalnya untuk mencari rata-rata atau ranking. Demikian pula, tidak diperkenankan membuat rata-rata nilai-nilai beberapa subkompetensi untuk Page 5 of 51

menentukan kelulusan suatu kompetensi, misalnya untuk menetapkan kelulusan kompetensi Membubut diambil dari jumlah seluruh nilai subkompetensi-subkompetensi yang ada di dalamnya dibagi seluruh subkompetensi yang dinilai. Pada prinsipnya setiap subkompetensi harus mencapai batas minimal standar kompeten, baru yang bersangkutan dinyatakan kompeten (lulus) kompetensi membubut. 3. Tuntas (Mastery) Penetapan keberhasilan peserta didik hanya ditentukan oleh ketuntasan (mastery) yang bersangkutan menguasai kompetensi yang dipelajarinya, sesuai dengan standar atau kriteria kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasilnya adalah kompeten atau belum kompeten. Pada keadaan tertentu karena kepentingan administratif seperti penetapan siapa yang paling berhak untuk mendapat beasiswa atau kepentingan lainnya, adakalanya harus dilakukan pengkategorian kelulusan dalam bentuk grading. Jika hal itu terpaksa dilakukan, maka grading hanya dilakukan pada mereka yang telah dinyatakan lulus (kompeten), misalnya dengan sebutan Lulus (kompeten) Rata-rata, Lulus (kompeten) Memuaskan, dan Lulus (kompeten) Istimewa. 4. Pengakuan kemampuan awal Hasil penilaian berbasis kompetensi pada dasarnya menunjuk pada keadaan peserta didik kompeten atau belum kompeten, tanpa harus dikaitkan dengan proses pemelajaran yang terjadi di sekolah. Jika terdapat bukti-bukti valid, baik yang diperoleh melalui cara tes maupun cara nontes, bahwa seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi, meskipun yang bersangkutan belum belajar kompetensi itu di sekolah yang bersangkutan, maka harus diakui ( recognized) sebagai sudah kompeten dan tidak perlu mempelajarinya kembali. Dalam kerangka inilah perlu dikembangkan suatu mekanisme pengakuan hasil belajar awal (Recognition of Prior Learning RPL) misalnya melalui verifikasi terhadap bukti-bukti hasil belajar (portfolio) sebelumnya, atau melalui pengujian terhadap penguasaan kompetensi yang berdasarkan pengakuan peserta didik telah dikuasainya (Recognition of Current Competency RCC). 5. Maju berkelanjutan Sesuai dengan prinsip mastery learning yang digunakan dalam pendekatan pemelajaran berbasis kompetensi, penilaian harus dilakukan secara maju berkelanjutan (continuous progress), hanya mereka yang telah kompeten yang boleh melanjutkan ke kompetensi berikutnya.

Page 6 of 51

Bab III. Teknik Penilaian

A. Pengantar Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi (SI) untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Sejalan dengan ketentuan tersebut, penilaian dalam KTSP harus dirancang untuk dapat mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Pada penilaian berbasis kompetensi, beragam cara penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar, sesuai dengan kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator-indikator tersebut dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, yaitu tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Untuk itu, ada tujuh teknik yang dapat digunakan dalam penilaian berbasis kompetensi, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. B. Penilaian Unjuk Kerja 1. Pengertian Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olah raga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1) langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. 3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati. 5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati

Page 7 of 51

2.

Teknik Penilaian Unjuk Kerja Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya, perlu dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut: 1) Daftar Cek ( Check-list ) Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis jika digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek.

Contoh Check list Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris Nama peserta didik: ________ No. Aspek Yang Dinilai 1. Organization ( Introduction, body, conclusion) 2. Content ( depth of knowledge, logic) 3. Fluency 4. Language : pronunciation grammar vovabulary 5. Performance ( eye contact, facial expression, gesture) Skor yang diperoleh Skor maksimum Keterangan: Baik mendapat skor 1 Tidak baik mendapat skor 0 Kelas: _____ Baik Tidak baik

2) Skala Penilaian ( Rating Scale ) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Skala tersebut, misalnya, tidak kompeten agak kompeten kompeten - sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian. Berikut contoh skala penilaian.

Page 8 of 51

Contoh Rating Scale Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris Nama Siswa: ________ Kelas: _____ No Aspek Yang Dinilai . 1 1. 2. 3. 4.

Nilai 2 3 4

Organization (Introduction, body, conclusion) Content (depth of knowledge, logic) Fluency Language : pronunciation grammar vocabulary 5. Performance (eye contact, facial expression, gesture) Skor yang diperoleh Skor maksimum 28 Keterangan penilaian: 1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten Jika seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten Jika seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten Jika seorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten C. Penilaian Sikap

1. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut. Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat Page 9 of 51

belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran di sini mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau kimia. peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.

2. Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Observasi perilaku Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian. Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:
BUKU CATATAN HARIAN TENTANG PESERTA DIDIK ( nama sekolah ) Mata Pelajaran Kelas Program Tahun Pelajaran Nama Guru : ___________________ : ___________________ : ___________________ : ___________________ : ___________________

Jakarta, 2012

Page 10 of 51

Contoh isi Buku Catatan Harian : No. Hari/ tanggal

Nama peserta didik

Kejadian

Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek (Checklist) yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap (untuk mata pelajaran adaptif). Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek Kimia : Perilaku Nilai Bekerja Berinisiatif Penuh Bekerja sama Perhatian sistematis

No. 1. 2. 3.

Nama Amir Budi ....

Keterangan

Catatan: a) Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = sedang 4 = baik 5 = amat baik b) Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku c) Keterangan diisi dengan kriteria berikut Nilai 18-20 berarti amat baik Nilai 14-17 berarti baik Nilai 10-13 berarti sedang Nilai 6-9 berarti kurang Nilai 0-5 berarti sangat kurang 2) Pertanyaan langsung Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai "Peningkatan Ketertiban". Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta Page 11 of 51

didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik. 3) Laporan pribadi Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. Selain itu untuk menentukan siswa SMK dinyatakan kompeten atau belum kompeten, ada beberapa program keahlian yang mensyaratkan sikap melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor penentu. Untuk menilai perubahan perilaku atau sikap peserta didik secara keseluruhan, khususnya kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, semua catatan dapat dirangkum dengan menggunakan Lembar Pengamatan berikut. Contoh Lembar Pengamatan (Kelompok Mata Pelajaran: Agama, Kewarganegaraan, Estetika, Jasmani) Perilaku/sikap yang diamati: Nama peserta didik: ... No 1 2 Keterangan a. Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku ST = perubahan sangat tinggi T = perubahan tinggi R = perubahan rendah SR = perubahan sangat rendah b. Informasi tentang deskripsi perilaku diperoleh dari: pertanyaan langsung aporan pribadi buku catatan harian D. Penilaian Tertulis 1. Pengertian Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal ........................................ kelas... semester... Deskripsi perubahan Pertemuan ...Hari/Tgl... Capaian T R

Deskripsi perilaku awal

ST

SR

Page 12 of 51

peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

2. Teknik Penilaian
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: 1) memilih jawaban, yang dibedakan menjadi: a) pilihan ganda b) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) c) menjodohkan d) sebab-akibat 2) mensuplai jawaban, dibedakan menjadi: a) isian atau melengkapi b) jawaban singkat atau pendek c) soal uraian Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Namun kelemahannya, peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu, pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu, Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut. a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji; b) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada kurikulum. c) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. d) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda. Contoh Penilaian Tertulis Mata Pelajaran Kelas/Semester : Geografi : X/1

Page 13 of 51

Mensuplai jawaban (Bentuk Uraian) 1. Jelaskan proses terjadinya alam semesta menurut teori Big Bang 2. ... Cara Penskoran: Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor. E. Penilaian Proyek 1. Pengertian Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian produk. Penilaian proyek dapat digunakan, diantaranya untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan peserta didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas. Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan. Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran/program keahlian, dalam hal ini mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru, du/di, penilai pada proyek peserta didik, dalam hal ini petunjuk atau dukungan. 2. Teknik Penilaian Proyek Penilaian cara ini dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek. Dengan demikian guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian menyiapkan laporan tertulis, penyajian hasil/produk. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist), skala penilaian(rating scale), kesesuaian produk dengan spesifikasinya. Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek: a) penelitian sederhana tentang air di rumah; b) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako; Contoh Penilaian Proyek Mata Pelajaran : Sejarah Nama Proyek : Perkembangan Islam di Nusantara Alokasi Waktu : Satu Semester

Page 14 of 51

Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1 No Aspek * Skor (1 5)** 1. Perencanaan: a. Persiapan b. Rumusan Judul 2. Pelaksanaan a. Sistematika Penulisan b. Keakuratan Sumber Data/Informasi c. Kuantitas Sumber Data d. Analisis Data e. Penarikan Kesimpulan 3. Laporan Proyek a. Performans b. Presentasi / Penguasaan Total Skor * Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah ** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor. F. Penilaian Produk 1. Pengertian Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu diadakan penilaian yaitu: Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya, memenuhi kriteria keindahan/presisi dsb. 2. Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Contoh Penilaian Produk Mata Pelajaran : Kerja Kayu Nama Proyek : Membuat Kursi dari Kayu Alokasi Waktu : 4 kali Pertemuan Page 15 of 51

Nama Siswa : ______________________ Kelas : XI/1 No Aspek * Skor (1 5)** 1. Perencanaan: a. Persiapan Alat dan Bahan b. Membuat Gambar Kerja 2. Pelaksanaan a. Sikap Kerja b. Penggunaan Alat c. Pemakaian Bahan d. Mengerjakan bahan e. Perakitan Jadi Kursi f. Finishing 3. Laporan Proyek a. Performans b. Kesesuaian Ukuran Total Skor * Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah. ** Skor diberikan kepada peserta didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor. G. Penilaian Portofolio 1. Pengertian Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai), atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik, gambar, foto, catatan perkembangan pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca buku/ literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dsb. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan portofolio di sekolah, antara lain : 1) Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri 2) Guru melakukan penelitian atas hasil karya siswa yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri. 3) Saling percaya antara guru dan peserta didik 4) Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik, 5) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik

Page 16 of 51

6)

7) 8)

9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16)

Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya. Kepuasan Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri. Kesesuaian Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum. Penilaian proses dan hasil Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik. Penilaian dan pembelajaran Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

2.

Teknik Penilaian Portofolio Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu sebagai kumpulan bukti belajar dan hasil kerja peserta didik yang dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun orang lain, dan dapat dinilai dengan uang (mempunyai nilai jual bagi mata pelajaran produktif). Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri. 2) Jelaskan sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya. Untuk mata pelajaran produktif dapat berupa kertas kerja, laporan, produk kerja (baju, masakan, patung dan lain-lain), rekaman video dan bukti-bukti lainnya sesuai dengan proyek yang akan dilakukan. 3) peserta didik diharuskan mengumpulkan dan memfile bukti-bukti tersebut dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah. 4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu. 5) Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik beserta pembobotannya bersama para peserta didik agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para peserta didik bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya Page 17 of 51

6)

7)

8)

dibahas dan disepakati bersama peserta didik sebelum peserta didik membuat karya tersebut. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan atau standar itu. Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik tentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau kekurangan. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio. Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, kepada peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru. Bila perlu dalam menilai hasil karya siswa, jadwalkan untuk menyajikan hasil karya siswa tersebut dalam (pertunjukan, pameran dsb) dengan mengundang orang tua maupun masyarakat sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

Contoh Penilaian Portofolio Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 1 Semester Nama Siswa : _________________ Standar Kompetensi/ No Kompetensi Dasar 1. Menulis karangan deskriptif 2. Membuat resensi buku

Kelas : X/1

Tata Periode bahasa 30/7 10/8 dst. 1/9 30/9 10/10 Dst.

Kosa kata

Kriteria Kelengkapan Sistematika Keterangan gagasan penulisan

Catatan: Setiap karya siswa sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0 - 10 atau 0 - 100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai. H. Penilaian Diri 1. Pengertian Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajari nya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Page 18 of 51

1) Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian diri peserta didik didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. 2) Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. 3) Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain: 1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri; 2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya; 3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. 2. Teknik Penilaian Diri Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai. 2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. 3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian. 4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri. 5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif. 6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak. Contoh Penilaian Diri Mata Pelajaran : Matematika Aspek : Kognitif Alokasi Waktu : 1 Semester Nama Siswa : _________________
No 1. S. Kompetensi / K. Dasar Aljabar a. Menggunakan aturan pangkat b. Menggunakan aturan akar c. Menggunakan aturan logaritma d. Memanipulasi aljabar Dst

Kelas : X/1
Tanggapan 1 0 Keterangan 1 = Paham 0 = Tidak Paham

2.

Page 19 of 51

Catatan: Guru menyarankan kepada peserta didik untuk menyatakan secara jujur sesuai kemampuan yang dimilikinya, karena tidak berpengaruh terhadap nilai akhir. Hanya bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran. Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Untuk menjamin obyektivitas hasil penilaian, dilakukan proses verifikasi oleh pemeriksa (verifier) baik pemeriksa internal maupun eksternal. a) Verifikasi internal Verifikasi internal sebagai proses penjaminan mutu (Quality Assurance) dilakukan oleh unsur sekolah, bisa terdiri atas guru kejuruan, ketua program keahlian dan wakil kepala sekolah, dengan ketentuan sebagai berikut: Memahami tujuan pembelajaran/kriteria unjuk kerja yang harus dikuasai peserta didik; Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru; Memverifikasi hasil penilaian; Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti fisik portfolio; Menyusun umpan balik; Mengkonfirmasikan hasil verifikasi penilaian kepada guru, dan Mengajukan hasil verifikasi kepada external verifier. b) Verifikasi eksternal Verifikasi eksternal sebagai proses pengendalian mutu (Quality Control) dilakukan oleh penilai (assessor) yang diakui lembaga sertifikasi profesi, DU/DI atau asosiasi profesi, dengan ketentuan sebagai berikut: Memahami tujuan pembelajaran/kriteria kinerja yang harus dikuasai peserta didik; Memantau pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru; Memverifikasi hasil penilaian guru, dan Menguji peserta didik secara sampling melalui bukti belajar berupa portfolio.

Page 20 of 51

IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN

A. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian kompetensi. Hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar yang terkait. Indikator pencapaian kompetensi, yang menjadi bagian dari silabus, dijadikan acuan dalam merancang penilaian. Berikut contoh penetapan indikator mata pelajaran memperbanyak tanaman dengan biji/benih
Standar Kompetensi Memperbanyak tanaman dengan biji/benih Kompetensi Dasar Melakukan sortasi benih Indikator pencapaian* Ciri-ciri benih yang baik dideskripsikan berdasarkan ciri fisik dan morpologisnya (bernas, utuh, warna cerah, ukuran normal, aroma netral) Benih dipilih berdasarkan tingkat kebernasan, keutuhan, kesehatan, kecerahan warna, ukuran standar dan bentuknya sempurna, aroma netral (dipisahkan dalam benih apkir dan benda lain) Benih terpilih dihitung rendemannya dengan cara menghitung berat biji terpilih dibagi dengan bobot buah sebelum diambil bijinya dikalikan 100 % Benih terpilih dijaga kondisinya dengan cara menjaga kekeringan/kadar air sesuai standar dan melindungi dari serangan unggas, serangga dan penyakit sampai benih disemai.

* : dikembangkan oleh guru

Page 25 of 51

B. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan teknik penilaian. Berikut Contoh pemetaan untuk mata pelajaran bahasa Inggris
No 1 Aspek Menden garkan Standar Kompetensi Kemampuan memahami makna dalam teks percakapan, transaksional/ interpersonal, sangat sederhana untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Kompetensi Dasar Indikator Kriteria ketuntasan Teknik Penilaian Perf Prod Proy v -

Merespon Merespon percakapan sapaan yang transaksional (to belum/sudah get things done) dikenal dan interpersonal Merespon untuk perkenalan bersosialisasi diri lisan secara sendiri/orang akurat, lancar dan lain bertema yang Merespon yang melibatkan perintah/lara tindak tutur ngan mengapa yang belum/sudah dikenal, memperkenalkan diri sendiri/orang lain, memerintah atau melarang dalam bahasa lisan terutama dalam teks lisan, fungsional pendek (misal: berbagai instruksi, berbagai daftar benda, ucapan selamat, pengumuman) sangat sederhana dengan akurat, lancar dan berterima Memberi instruksi

Tes -

Port -

Berbicara

Memba ca

Menulis

Kemampuan mengungkapkan makna dalam teks lisan, fungsional pendek, sangat sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat Kemampuan membaca nyaring bermakna dan mema-hami makna dalam teks tulis fungsio-nal pendek, sangat seder-hana berka-itan dengan lingkungan terdekat Kemampuan mengungkapka n makda dalam

Membaca nyaring bermakna, kata frasa dan kalimat dengan ucapan tekanan dan intonasi yang berterima

Membaca nyaring pengumuma n

Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsi-onal

Menulis teks fungsional pendek

Page 26 of 51

teks fungsional pendek sangat sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat

pendek, misal, notices shopping list, kartu ucapan selamat, pengumuman, sangat sederhana secara akurat lancar dan berterima

berbentuk : - notices - Kartu uca pan - pengu muman - shop-ping list

C. Penetapan Teknik Penilaian Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator, contoh: Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance). Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis. Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan, maka teknik penilaiannya adalah proyek. D. Contoh Alat dan Penskoran Dalam Penilaian Berikut contoh-contoh alat dan cara penskoran dalam penilaian untuk berbagai mata pelajaran. Contoh-contoh penilaian tersebut dapat diadaptasi atau dimodifikasi sesuai kebutuhan. Program keahlian : Agribisnis Produksi Tanaman Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Contoh Lembar Penilaian Penampilan Nama peserta NIS Kompetensi Tanggal : : : : Dewi Sri 00707 Membuat bedengan pesemaian 8 Juni 2012
Skor penilaian Evaluasi oleh Evaluasi oleh assessor (A) guru (B) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 17 19 20 20

No 1 2 3 4

Sikap yang dinilai Ketepatan ukuran bedengan Kebersihan bedengan dari bebatuan Kegemburan media bedengan Kesuburan dan pH media bedengan skor perolehan siswa skor maksimum

Keterangan: 1 = kurang sekali 3 = cukup 5 = baik sekali

2 = kurang 4 = baik

Page 27 of 51

Gradasi nilai tertinggi = 9 Siswa dinyatakan kompeten apabila memperoleh nilai 7 Skor perolehan Konversi nilai = ----------------------- x 9 Skor tertinggi Skor Dewi Sri dari penilai: A = 17, B = 19. Total skor= 36 Skor maksimal dari penilai A dan B ( 20 x 2) = 40 36 Nilai penampilan Dewi Sri = ----------- x 9 = 8,10 40 8,10 > 7 ( Dewi Sri )

Page 28 of 51

Mata pelajaran : Bahasa Inggris/SMK/MA Kelas/Semester : X/ 1


NO 1 STANDAR KOMPETENSI Memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal dalam konteks kehidupan sehari-hari KOMPETENSI DASAR Merespon makna yang terdapat dalam percakapan transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa lisan sederhana secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dan melibatkan tindak tutur: mengungkapkan perasaan bahagia, menunjukkan perhatian, simpati, dan memberi instruksi. INDIKATOR Merespon tindak tutur ungkapan perasaan bahagia Merespon perhatian Merespon ungkapan simpati Memberi instruksi ASPEK Mendengark an TEKNIK PENILAIAN Tes tertulis (pilihan ganda) CONTOH SOAL Choose the right expression to respond the statement you are going to hear: 1. You will hear : Great! You got a highest score, congratulation You respond : . a. Oh, no. b. Im ashame. c. Thanks a lot d. Congratulation 2. Your will hear : Its time for school honey, take care You respond : a. Thanks mom, you too! b. No, problem c. Im sure d. Really? 3. You will hear : Im very sorry for disaster happened in your home town You respond : ..

Page 29 of 51

NO

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

ASPEK

TEKNIK PENILAIAN a. b. c. d.

CONTOH SOAL Thats true! Dont mention it! All right. Thank you, God Blessed us none of us were injured. Procedure : The Hole Game Materials needed: - two players - one marble each - A hole in ground - A line (distance) to start from. Method : 1. First you must dub (click marbles together). 2. Then you must check that the marbles are in good condition and are nearly worth the same value. 3. next you must dig a hole in the ground and draw a line a far distance away from the hole. 4. the first player carefully throws his or her marble towards the hole. 5. then the second player tries to throw his or her marble closer to the hole than his or her opponent.

Memahami makna teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount, narrative dan procedure dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan

Merespon makna dalam teks tulis fungsional pendek (mis: pengumuman, iklan, undangan) resmi dan tak resmi secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mengakses ilmu pengetahuan dalam teks berbentuk recount, narrative, procedure

Mengidentifikasi informasi dalam teks berbentuk procedure

Membaca

Tes tertulis (answering questions)

Page 30 of 51

NO

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

ASPEK

TEKNIK PENILAIAN

CONTOH SOAL 6. the player whose marble is closest to the hole tries to flick his or her marble into the hole. If successful, this player tries to flick his or her opponents marble into the hole. 7. The person flicking the last marble into the hole wins and gets to keep both marbles. Question 1. What is the writer telling us about ? 2. What are the materials needed? 3. How many step are there stated in the teks? 4. What must we do before we check the condition of marbles? 5. What must be done by the player in order to flick his marble into the hole? Write an invitation on a Wedding Party which contains some information abaut time, place, and dress code.

Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk recount,

Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional pendek (misal: pengumuman, iklan, undangan dll) resmi dan tak resmi dengan menggunakan ragam

Menulis teks tulis fungsional pendek dalam bentuk - pengumum an - iklan - undangan resmi

Menulis

Tes tertulis (esei)

Page 31 of 51

NO

STANDAR KOMPETENSI narrative, dan procedure dalam konteks kehidupan sehari-hari

KOMPETENSI DASAR bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari

INDIKATOR

ASPEK

TEKNIK PENILAIAN

CONTOH SOAL Rubrik penilaian: N Aspek yang dinilai Skor o 1 2 3 4 1 Tata bahasa 2 Pemilihan kata 3 Format 4 Kesesuaian dengan topik Total skor (maks) 16 Keterangan ; 1 : Tidak tepat Nilai siswa : 2 : Kurang tepat skor siswa 3 : Tepat x 10 4 : sangat tepat skor maksimum Tell your past experience abaout surprising moment in your life (sadness or happyness). Maximum periode is 5 minutes! Format pengamatan dengan checklists : Nama siswa : . No Deskripsi 1 Akurasi 2 Kelancaran 3 Ekspresi komunikatif 4 Intonasi baik 5 Ejaan baik 6 Penyampaian gagasan jelas Skor yang dicapai : Skor maksimum : 6

Menggunakan makna dalam teks fungsional pendek dan monolog berbentuk recount, narrative sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari

Mengungkapkan makna dalam teks monolog sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: recount, narrative, dan procedure

Menggungkapka n monolog sederhana dalam konteks kehidupan sehari-hari, dalam teks berbentuk recount

Berbicara

Unjuk kerja (menceritakan pengalaman pribadi)

Ya

tidak

Page 32 of 51

Kelompok Mata pelajaran Program Keahlian Kelas/Semester


NO 1 STANDAR KOMPETENSI Menginstalasi PC

: Kompetensi Kejuruan : Teknik Komputer dan Pengelolaan Jaringan : X/ 1


INDIKATOR Mempersiapkan prosedur /SOP perakitan PC Mempersiapkan peralatan instalasi (toolskit) Menguji perangkat yang akan diinstalasi sesesuai dengan manual tiap-tiap komponen Merakit perangkat PC menggunakan prosedur, cara/ metode dan peralatan yang sudah ditentukan ASPEK Menginstalasi TEKNIK PENILAIAN penilaian unjuk kerja penilaian sikap penilaian tertulis penilaian produk

KOMPETEN SI DASAR Menginstalasi Komponen PC

Kompetensi : Menginstalasi PC Penilaian unjuk kerja Nama peserta : NIS Tanggal


No 1 1a

Bambang S : 00701 : 8 Juni 2012


Penilaian Indikator Keberhasilan 7 YA 8 9 TIDAK

kompetensi dasar dan Kriteria Unjuk Kerja Menginstalasi komponen PC Peralatan instalasi (tools kit) dipersiapkan Perangkat yang ingin diinstalasi diuji sesuai dengan manual tiaptiap komponen Perangkat PC dirakit menggunakan prosedur, cara/metode dan peralatan yang sudah ditentukan

Menggunakan tools kit dengan tepat dan benar Menguji komponen antara lain, cacat fisik, kelengkapannya

1a

1b

Merakit PC sesuai prosedur perakitan. Casing, motherboard, processor, ram dan peripheral lain terrakit dengan benar

33

Skor maksimum 27 Nilai maksimum = 27/3 = 9 Penilaian sikap Nama peserta : NIS : Tanggal :

Bagus Irawan 00700 5 Juni 2012

Contoh format penilaian


No. Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude) Kerja sama Kedisiplinan Kejujuran Mengakses dan mengorganisasi informasi Tanggung jawab Memecahkan masalah Kemandirian Ketekunan Skor Perolehan Siswa Skor Maksimum Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi Oleh Peserta Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 40 40 32 40

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8

Keterangan skor penilaian: 1 = kurang sekali 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = baik sekali Gradasi nilai tertinggi = 9 Siswa dinyatakan kompeten apabila memperoleh nilai 7 Skor perolehan Konversi nilai = ----------------------- x 9 Skor tertinggi Skor Anang dari penilai: B = 40, E = 32. Total skor= 72 Skor maksimal dari penilai B dan E ( 40 x 2) = 80 72 Nilai sikap Anang = ----------- x 9 = 8,10 > 7 ( Anang kompeten) 80

34

Penilaian Tertulis Soal : Jawablah pertanyaan di bawah ini ! 1. Suatu sekolah membutuhkan komputer untuk keperluan praktek pengenalan komputer, apresiasi komputer, dan teknologi informasi dan komunikasi. Bagaimana urutan langkah-langkah dalam menyusun spesifikasi PC minimal secara umum yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. 2. Bagaimana langkah-langkah urutan dalam merakit komputer. Penilaian: Nilai tertulis memperhatikan kata-kata kunci yang harus ada pada jawaban soal. Penilaian produk/jasa
Penilaian No 1 Aspek Yang Dinilai Keselamatan kerja Pemakaian peralatan merakit dan install komputer Urutan Perakitan a. Merakit Casing Kriteria 7 Memperhatikan penggunaan Gelang anti static atau dengan memegang casing terlebih dahulu sebelum ngoprek PC Sesuai Prosedur SOP yaitu menyiapkan kebutuhan lubang dan pemasangan Power Supply Memasang Motherboard di casing dan pemasangan kabel Memasang Processor di Motherboard sesuai SOP Memasang RAM di slot yang sesuai SIMM dan DIMM Memasang peripheral di slot expantion ISA, PCI atau PGA PC ada beep dan tampilan konfigurasi hardware di monitor (POST) dan Hard Disk siap digunakan Tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan Pengkabelan pada PC tertata, merapikan peralatan dan bahan yang sudah tidak digunakan. Ya 8 9 Tdk

b. Merakit Motherboard c. Merakit Processor d. Merakit RAM e. Merakit peripheral lain (VGA, NIC danlain sebagainya Hasil Perakitan PC Berhasil Baik

4 5

Waktu yang digunakan untuk perakitan Kerapian

35

Keterangan a. Kolom penilaian : diberi tanda sesuai dengan standar untuk setiap kriteria yang dinilai. b. Batas minimal kompeten diberi nilai 7,00. Gradasi nilai adalah sebagai berikut: 7,00 (baik) = dengan tepat waktu dapat mencapai kompetensi sesuai kualitas standar minimal yang ditetapkan KUK; 8,00 (amat baik) = lebih cepat dari ketentuan waktu dapat mencapai kompetensi sesuai kualitas standar minimal yang ditetapkan KUK, dan 9,00 (istimewa) = lebih cepat dari ketentuan waktu dapat mencapai kompetensi melebihi kualitas standar minimal yang ditetapkan KUK c. Nilai produk/jasa (Npj) diambil dari nilai terendah diantara nilai pencapaian setiap indikator keberhasilan Program Keahlian Mata Pelajaran
No 1 Kompe tensi Menyia pkan lahan pembib itan

: Agribisnis Produksi Tanaman : Menyiapkan Membersihkan dan menyiapkan tempat persemaian


Indikator Tempat pembibitan dibersihkan dari sisa-sisa bibit, tanaman gulma, dan benda-benda penggang-gu lain dengan menggu-nakan prinsip-prinsip sanitasi lahan. Bedengan/ tempat pesemaian disiapkan dengan memperhatikan jenis bibit dan jumlah bibit yang akan disemai. Aspek/Kinerja Yang Dinilai Mendiskripsikan sumber kontaminan. Memilih bentuk dan ukuran bedengan. Mengkombinasikan luas bedengan dengan kebutuhan bibit. Melaksanakan sanitasi lahan. Membuat bedengan sesuai kebutuhan Metode Penilaian Tes essay Tes multiple choice Observasi Tanya jawab Contoh Soal Buat bedengan sesuai dengan jumlah bibit yang ditentukan!

Kompetensi Dasar Membersihkan dan menyiapkan tempat persemaian

36

Contoh format penilaian unjuk kerja No 1 1 2 3 4 5 Aspek/Kinerja Yang Dinilai 2 Mendiskripsikan sumber kontaminan. Memilih bentuk dan ukuran bedengan. Mengkombinasikan luas bedengan dengan kebutuhan bibit. Melaksanakan sanitasi lahan. Membuat bedengan sesuai kebutuhan Hasil Penilaian Kompeten BK 3 4 Nilai yang dicapai 5 Bobot Nilai 6

Keterangan: 1. kolom 3 diisi dengan ceklis () apabila siswa sudah kompeten. 2. Kolom 4 diisi dengan ceklist () apabila siswa belum kompeten (BK). 3. kolom 5 diisi dengan pencapaian hasil siswa dalam melaksanakan aspek yang dinilai dengan standar nilai kompeten dengan pencapaian 70% untuk dinyatakan kompeten dan kurang dari <70% dinyatakan belum kompeten dari skor maksimal pada kolom 6 4. kolom 6 diisi dengan bobot nilai maksimal untuk setiap kinerja yang dinilai, dengan mempertimbangkan prioritas kepentingan dan kebermanfaatan setiap kompetensi, yang ditentukan oleh pihak asosiasi profesi bersama-sama dengan sekolah.

37

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/ 1 Waktu : 45 menit

1. Penilaian Tertulis (Uraian) Model penilaian ini dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas Aspek : Mendengarkan Standar Kompetensi : Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung Kompetensi Dasar : Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik (berita dan nonberita) Indikator : Menuliskan isi siaran radio/ televisi dalam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami. Instruksi: 1. Dengarkan rekaman siaran berita berikut dengar saksama! 2. Tulislah isi siaran berita tersebut dalam beberapa kalimat dengan memperhatikan: a. ketepatan isi b. struktur kalimat c. koherensi d. ejaan, dan tanda baca 3. Bacakan hasil pekerjaan di depan kelas Format Penilaian Tulisan Aspek yang dinilai No. Nama Skor Nilai Ketepatan Struktur Koherensi Ejaan Siswa isi kalimat dan tanda baca 1. Akhmad 3 4 2 3 12 75 2. Susi 4 4 4 4 16 3. Dst. Keterangan: 1. tidak tepat 2. kurang tepat 3. tepat 4. sangat tepat Nilai siswa: Skor perolehan ------------------- x 100 Skor maksimum Nilai Akhmad : 12 ---- x 100 = 75 16 38

2. Penilaian Unjuk kerja (Performan) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas. Aspek : Berbicara Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita Kompetensi Dasar : Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi dengan intonasi yang tepat Indikator : Mengucapkan kalimat perkenalan (misalnya, sebagai moderator atau pembawa acara) dengan lancar dan intonasi yang tidak monoton Petunjuk 1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas seorang moderator, seorang penulis, dan dua orang pembicara! 2. Berlakulah sebagai moderator secara bergantian dalam kelompok tersebut! 3. Tentukan tema pembicaraan dalam diskusi! Soal: Ungkapkan kalimat perkenalan dalam forum diskusi dengan memperhatikan: a. kelancaran berbahasa b. ekspresi c. intonasi d. struktur kalimat e. diksi Format Penilaian Berbicara Aspek yang dinilai No. Nama Kelancaran Ekspresi Intonasi Struktur Diksi Skor Nilai Kalimat 1. Saskia 3 4 3 3 3 16 80 2 Andre 3. Dst. Keterangan: 1. tidak baik 2. kurang baik 3. baik 4. sangat baik Nilai Saskia: 16 ----- x 100 = 80 20

39

Mata Pelajaran : Seni dan Budaya (Seni Musik) Kelas/Semester : X / 1


No. 1. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mengapresia si karya seni musik Menunjukk an nilainilai musikal dari hasil pengalama n musikal yang didapatkan melalui pertunjuka n musik tradisional setempat Indikator Mendeskripsikan karakteristik/keunik an karya musik tradisional setempat menyanyikan karya musik tradisional setempat dengan teknik yang benar. Memainkan salah satu alat musik tradisional setempat dengan benar Aspek Seni Musik Teknik Penilaian Tes Pro Pro Un Port d y kerja o Sikap

Penilaian Tertulis Jelaskan karakteristik/keunikan salah satu lagu karya musik tradisional. Penilaian Unjuk Kerja. Tugas: 1. Nyanyikanlah salah satu lagu karya musik tradisional dengan teknik yang benar. 2. Mainkanlah salah satu alat musik tradisional setempat.. Contoh format penilaian bernyanyi Teknik Penampilan bernyanyi Harmoni/Apresiasi No Nama Skor Nilai . Siswa 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Joko 9 100 2 Ibnu 7 77 3 Dst. Catatan a. Kriteria Penilaian: Penampilan. 3. Penampilan, gaya dan mimik baik sesuai isi lagu 2. Penampilan, gaya dan mimik baik tetapi masih kaku dan kurang luwes. 1. Penampilan, gaya dan mimik kurang baik dan sering membelakangi penonton. Teknik Bernyanyi. 3. Teknik bernyanyi dan pernapasan baik. 2. Bernyanyi baik tetapi teknik pernapasan masih kurang baik.

40

Harmoni/Apresiasi. (karakteristik/keunikan karya musik tradisional) 3. Keserasian vokal dan musik sempurna serta apresiasi sesuai dengan maksud dan tujuan dari lagu. 2. Keserasian nada vokal dan musik baik tetapi kadang-kadang masih fals (sumbang), serta apresiasi sesuai dengan maksud dan tujuan dari lagu. 1. Keserasian nada vokal dan musik kurang sempurna, serta apresiasi masih kurang sempurna. b. Skor maksimum : 9 Nilai : Skor perolehan ------------------ x 100 Skor maksimum Nilai Joko untuk bernyanyi : 9 --- x 100 = 100 9 E. Mekanisme Penilaian Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut: Perencanaan Penilaian Pelaksanaan Penilaian Analisis Hasil Penilaian

Pelaporan Hasil Penilaian

Tindak lanjut Hasil Penilaian

1. Perencanaan Penilaian Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian. a. Perencanaan penilaian oleh pendidik Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai berikut: 1) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan : pengembangan indikator pencapaian KD, penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai, pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD,

41

penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana). 2) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik. 3) Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan pedoman penskoran. b. Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan: pendataan KKM setiap mata pelajaran penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem Kredit Semester) penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas 2) Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang meliputi: pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator soal), penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta mengikuti kaidah penulisan butir soal, penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama dengan butir soal yang ditelaahnya, perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes

c. Perencanaan Penilaian oleh Pemerintah Perencanaan penilaian oleh pemerintah meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Mengembangkan SKL untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN; 2) Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL; 3) Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN; 4) Menentukan kriteria kelulusan UN.

42

2.

Pelaksanaan penilaian Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik. Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel. a. Pelaksanaan penilaian oleh pendidik Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi: 1) Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah dikembangkan; 2) Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik; Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada masingmasing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk (a) mengetahui kemajuan hasil belajarnya, (b) mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah dicapainya, (c) memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi belajarnya. b. Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan berikut: 1) Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas; 2) Melakukan penilaian akhir untuk mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan; 3) Menyelenggarakan ujian sekolah untuk mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan secara nasional, serta aspek kognitif dan/atau psikomotor untuk mata pelajaran dalam kelompok agama dan akhlak mulia, serta kewarganegaraan dan kepribadian. Penyelenggaraan ujian sekolah mengacu pada Prosedur Operasi Standar Ujian Sekolah (POSUS) yang diterbitkan oleh BSNP. c. Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah merupakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian pelaksanaan UN mengacu Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional (POS-UN). Analisis hasil penilaian a. Analisis hasil penilaian oleh pendidik Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian masing-masing peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing peserta didik dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk memperbaiki pembelajaran. 43

3.

b. Analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan Kegiatan analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan meliputi: 1) Menganalisis hasil belajar peserta didik kelas X dan XI dibandingkan dengan nilai KKM yang telah ditetapkan untuk masing-masing mata pelajaran; 2) Menganalisis hasil ujian sekolah dengan membandingkan hasil ujian sekolah masing-masing peserta didik dengan batas kelulusan ujian sekolah yang telah ditentukan; 3) Menganalisis hasil penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, serta jasmani, olahraga, dan kesehatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; 4) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan dapat tidaknya peserta didik kelas X dan kelas XI naik kelas berdasarkan kriteria kenaikan kelas yang telah ditetapkan; 5) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan yang telah ditetapkan. c. Analisis hasil penilaian oleh pemerintah Kegiatan analisis hasil penilaian oleh pemerintah yaitu menganalisis hasil UN setiap sekolah untuk pemetaan daya serap.

4.

Tindak lanjut hasil analisis Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. a. Tindak lanjut oleh pendidik Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: 1) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas (belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas; 2) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan. b. Tindak lanjut oleh satuan pendidikan Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: 1) Menyiapkan laporan hasil belajar (rapor) peserta didik; 2) Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan. c. Tindak lanjut oleh pemerintah Tindak lanjut hasil penilaian yang dilakukan oleh pemerintah adalah: 1) Membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN; 2) Menyusun peringkat hasil UN secara Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

44

5.

Pelaporan hasil penilaian Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik. a. Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas); 2) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi belajar (meliputi aspek pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh; 3) Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik; 4) Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang akademik (kurikulum). b. Pelaporan hasil penilaian oleh satuan pendidikan Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam tahap pelaporan: 1) Melaporkan hasil penilaian untuk semua mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor). Bagi orang tua laporan ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan memotivasi anaknya belajar; 2) Melaporkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan lengkap dengan nilai yang dicapai kepada orangtua/walinya; 3) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan setiap tahun kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. c. Pelaporan hasil penilaian oleh pemerintah Pemerintah menyampaikan laporan hasil analisis berupa daya serap dan peringkat UN secara nasional kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

45

Bab V. Prosedur Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar A. Penyusunan kriteria dan perangkat penilaian Penyusunan kriteria dan perangkat penilaian merupakan kegiatan penjabaran kriteria kinerja yang terdapat dalam kurikulum, menjadi perangkat penilaian hasil belajar dan atau penguasaan kompetensi, sebagai acuan dalam pelaksanaan penilaian. Tujuan penyusunan kriteria dan perangkat penilaian adalah untuk mendapatkan perangkat penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian berbasis kompetensi. Pelaksanaan penyusunan kriteria dan perangkat penilaian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menganalisis kriteria kinerja yang ada dalam kurikulum, meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan afektif; 2) Menjabarkan kriteria kinerja menjadi indikator keberhasilan. Kegiatan ini dapat menggunakan contoh Format Analisis Kriteria dan Perangkat Penilaian seperti pada halaman berikut; 3) Mengembangkan kisi-kisi sebagai acuan dalam menyusun perangkat penilaian sesuai dengan ruang lingkup/aspek-aspek yang harus dinilai; 4) Menyusun perangkat penilaian, lengkap dengan kriteria (indikator) ketercapaian setiap kompetensi/subkompetensi yang dinilai dan cara penilaiannya. Contoh Format ANALISIS KRITERIA KINERJA DAN METODE PENILAIAN Kompetensi : _________________ Kompetensi Dasar : _________________ Ranah Indikator Metode Indikator Penilaian Pengetahuan Keterampilan Sikap

B. Penilaian hasil belajar Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui dan menetapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi-kompetensi yang dipelajari. Ruang lingkup pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik meliputi hal-hal di bawah ini. 1) Penilaian terhadap proses dan kemajuan belajar peserta didik pada setiap kompetensi yang sedang dipelajarinya, terutama untuk mendapatkan umpan balik yang berguna dalam perbaikan pemelajaran selanjutnya. 2) Penilaian akhir pemelajaran kompetensi untuk mengetahui dan menetapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap setiap kompetensi yang dipelajari, sebagai dasar untuk menentukan proses pemelajaran lebih lanjut. Penilaian ini dilaksanakan pada setiap akhir pemelajaran suatu kompetensi, dan hanya peserta didik yang dinyatakan kompeten yang boleh mengakhiri pemelajaran kompetensi tersebut serta beralih/pindah ke pemelajaran kompetensi berikutnya. 3) Penilaian akhir pendidikan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap seluruh program pendidikan dan pelatihan, sebagai dasar untuk menetapkan kelulusan menempuh jenjang pendidikan pada SMK. 46

4) Memfasilitasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi bagi peserta didik yang dinilai layak untuk mengikuti ujian dan sertifikasi kompetensi oleh pihak eksternal, baik yang dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi terkait maupun oleh industri/institusi pasangan sekolah. Pelaksanaan sertifikasi tersebut dapat dilakukan melalui ujian langsung yang dilaksanakan oleh penguji eksternal (external assessor), tapi dapat pula dilakukan melalui prosedur dan mekanisme verifikasi hasil penilaian. C. Verifikasi hasil penilaian 1) Verifikasi internal Verifikasi internal dimaksudkan untuk memeriksa kesesuaian hasil penilaian yang dilakukan oleh guru dengan bukti-bukti belajar yang diperoleh peserta didik oleh tim verifikator internal, sehingga bukti-bukti kesesuaian antara hasil penilaian guru dengan tingkat penguasaan kompetensi yang dicapai peserta didik dapat dipertanggung jawabkan. Verifikasi internal dilaksanakan oleh tim manajemen sekolah dan guru-guru lain yang ditetapkan oleh kepala sekolah. Pelaksanaan verifikasi internal dilakukan dengan langkah berikut ini. a) Menginventarisasi data hasil penilaian yang telah dilakukan oleh guru terhadap peserta didik; b) Menginventarisasi bukti-bukti fisik yang dimiliki peserta didik dalam menyelesaikan tugastugas yang telah diberikan oleh guru; c) Memeriksa kesesuaian antara nilai yang diberikan guru dengan tingkat penguasaan kompetensi yang dicapai peserta didik; d) Apabila ditemukan ketidaksesuaian, dilakukan klarifikasi dan atau perbaikan oleh guru. Hasil verifikasi internal terutama digunakan untuk meyakinkan bahwa proses pemelajaran dan penilaian yang telah dilalui peserta didik, memenuhi kriteria pemelajaran dan penilaian berbasis kompetensi. Terhadap peserta didik yang lolos verifikasi internal, diberi kesempatan untuk mengikuti sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan oleh pihak eksternal. 2) Verifikasi eksternal Sertifikasi terhadap penguasaan kompetensi yang dikuasai oleh peserta didik pada dasarnya menjadi wewenang pihak lembaga sertifikasi independen yang relevan. Pihak lembaga sertifikasi tersebut dapat menunjuk lembaga pendidikan yang memenuhi syarat untuk melaksanakan ujian dan sertifikasi kompetensi, setelah diakreditasi sesuai ketentuan yang berlaku. Konsisten dengan prinsip pemelajaran dan penilaian berbasis kompetensi, apa yang telah ditetapkan oleh guru dan diverifikasi oleh sekolah secara internal tentang penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dipelajarinya, pada prinsipnya harus sudah mengacu pada standar, prosedur dan mekanisme penetapan kompeten sesuai dengan standar yang berlaku pada masing-masing keahlian Karena itulah proses sertifikasi oleh lembaga sertifikasi selain ditempuh melalui mekanisme pengujian, dimungkinkan untuk ditempuh melalui prosedur dan mekanisme verifikasi yang disebut verifikasi eksternal. Verifikasi eksternal dimaksudkan untuk memeriksa kesesuaian hasil penilaian yang dilakukan oleh guru dan hasil verifikasi internal dengan bukti-bukti belajar yang diperoleh peserta didik oleh tim verifikator eksternal, untuk meyakinkan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah 47

memenuhi syarat untuk dinyatakan kompeten. Verifikasi eksternal dilaksanakan setelah peserta didik dinyatakan lolos pada verifikasi internal. Verifikasi eksternal dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut ini. 1) Menginventarisasi data hasil penilaian yang telah dilaksanakan terhadap peserta didik yang dinyatakan berhasil oleh tim verifikasi internal sekolah; 2) Menginventarisasi bukti-bukti fisik lain yang dimiliki peserta didik sebagai tanda telah menguasai kompetensi; 3) Memeriksa kesesuaian antara nilai yang diberikan guru dengan tingkat penguasaan kompetensi yang telah dicapai peserta didik; 4) Jika diperlukan, assessor eksternal yang mewakili lembaga sertifikasi dapat melakukan uji sampel terhadap populasi peserta didik yang diverifikasi dan terhadap lingkup penguasaan kompetensi yang diujikan. D. Pemberian sertifikat kompetensi Secara garis besar ketentuan penerbitan sertifikat kompetensi dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) kriteria penetapan lulus/kompeten adalah standar kualifikasi yang dituntut dunia kerja (DU/DI) sebagai dasar penetapan penerbitan Sertifikat Kompetensi, baik berdasarkan Standar Kompetensi Kerja (SKKN) yang berlaku (jika sudah ada) maupun atas dasar ketetapan yang diatur dan disepakati oleh sekolah dan institusi pasangannya (DU/DI). 2) peserta didik yang dinyatakan memenuhi syarat memperoleh sertifikat kompetensi adalah mereka yang dinilai layak/kompeten dan mendapat persetujuan dari Tim Verifikator Eksternal. Pemberian sertifikasi kompetensi bagi peserta didik yang telah dinyatakan kompeten oleh asesor/verifikator eksternal, baik yang dinyatakan melalui proses pengujian maupun yang dinyatakan melalui proses verifikasi, dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kategori. a) Sertifikasi profesi (kualifikasi) Sertifikasi profesi/kualifikasi sepenuhnya menjadi wewenang asosiasi profesi yang bersangkutan sebagai pemegang otoritas kompetensi keahlian. Karena itulah sertifikat profesi/kualifikasi hanya mungkin diberikan kepada peserta didik, jika keterlibatan pihak asesor/verifikator eksternal resmi atas nama asosiasi profesi terkait, dan telah memiliki standardisasi pengujian dan sertifikasi yang berlaku. b) Sertifikasi kompetensi industri Sertifikasi kompetensi industri adalah suatu model yang dikembangkan oleh industri/enterprise untuk mensertifikasi kompetensi peserta didik SMK binaannya sebagai institusi pasangan. Industri/enterprise yang bisa melakukan model ini harus sudah memiliki standar kompetensi dan sertifikasi baku yang dikenal dan diakui oleh dunia kerja atau industri/enterprise terkait. Pada model sertifikasi kompetensi industri ini keterlibatan asesor/ verifikator eksternal bisa atas nama industri/enterprise yang menjadi pasangan SMK yang bersangkutan, dan atas rekomendasinya maka industri/enterprise tersebut menerbitkan sertifikat kompetensi.

48

VI. ADMINITRASI DAN PELAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR A. Pengertian Administrasi dan pelaporan hasil belajar adalah aktivitas mengadministrasikan seluruh data hasil belajar peserta didik dengan cara-cara yang dapat memudahkan untuk menyimpan, memeriksa, dan melaporkan data tersebut sesuai dengan tujuan masing-masing aktivitas. B. Tujuan Administrasi dan pelaporan hasil belajar peserta didik dimaksudkan untuk: 1. Mencatat, menyimpan, dan memelihara data penilaian hasil belajar peserta didik secara cermat, akurat, aman, dan mudah digunakan; 2. Menyediakan informasi tentang kemajuan dan prestasi hasil belajar peserta didik bagi kepentingan pembinaan dan pengembangan dalam bentuk/ format yang sesuai dengan kepentingannya; 3. Menginformasikan kemajuan dan prestasi hasil belajar peserta didik kepada pihak-pihak yang berkepntingan, sebagai pertanggungjawaban sekolah dalam rangka akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. C. Jenis Administrasi dan Pelaporan a. Leger Leger merupakan buku yang berisi informasi pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu kelas, yang memberi gambaran secara rinci tentang kemampuan prestasi akademik maupun catatan pribadi dalam kurun waktu satu tahun (lihat lampiran contoh Format 1). Leger ini dimaksudkan: 1) Untuk merekam perkembangan kemajuan belajar peserta didik satu kelas yang berisi: a) identitas peserta didik; b) uraian mata pelajaran yang dipelajari; c) kelulusan dan tanggal perbaikan dari setiap mata pelajaran yang dinyatakan belum lulus. 2) memberi informasi tentang keadaan hasil belajar peserta didik dalam satu kelas. b. Buku Laporan (Rapor) Rapor adalah buku laporan hasil belajar peserta didik yang secara administratif harus dilaporkan setiap satu semester untuk semua mata Pelajaran yang ditempuhnya. Format dan isi laporan disesuaikan dengan karakteristik program keahlian. Buku laporan (Rapor) berisi informasi hasil belajar peserta didik yang memberi gambaran secara rinci tentang pencapaian kompetensi. Beberapa contoh format Rapor disajikan sebagai bahan masukan (lihat lampiran contoh Format 2a, 2b, 2c, dan 2d), tetapi pada dasarnya sekolah memiliki keleluasaan untuk membuat bentuk Rapor yang lebih sesuai.

49

Buku Rapor setidak-tidaknya berisi antara lain: 1) identitas sekolah; 2) identitas peserta didik; 3) uraian kompetensi/subkompetensi; 4) kelulusan dan tanggal kelulusan dari setiap kompetensi/subkompetensi; 5) kualifikasi dalam bentuk kompeten dan belum kompeten; 6) keterangan tentang hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pencapaian prestasi dan sikap; 7) pengesahan oleh wali kelas diketahui oleh orang tua/wali peserta didik; 8) keterangan mutasi; 9) tanggal, bulan, dan tahun mulai mengikuti pendidikan dan latihan; 10) legalitas kepala sekolah. c. Transkip Transkrip merupakan kumpulan laporan pencapaian hasil belajar pada akhir pendidikan yang memberikan gambaran secara rinci dan menyeluruh kompetensi dan prestasi peserta didik selama proses pendidikan. Transkrip dimaksudkan untuk memberi penjelasan secara rinci prestasi peserta didik pada akhir pendidikan (lihat lampiran contoh Format 3). Transkrip berisi komponen antara lain: 1) identitas sekolah; 2) identitas peserta didik; 3) uraian mata Pelajaran yang dipelajari peserta didik; 4) uraian waktu pencapaian setiap mata Pelajaran; 5) kualifikasi dalam bentuk kompeten dan belum kompeten; 6) keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses pencapaian prestasi; 7) pengesahan oleh kepala sekolah dan distempel. d. Paspor Keterampilan (Skill Passport) Paspor keterampilan atau skill passport adalah dokumen rekaman pengakuan atas kompetensi yang telah dikuasai oleh pemiliknya. Dengan demikian paspor keterampilan ini dapat digunakan sebagai: 1) bukti atau pengakuan atas kemampuan yang dikuasai oleh pemiliknya; 2) bahan pertimbangan bagi pemakai tenaga kerja (DU/DI) dalam memilih pelamar kerja atau mempromosikan karyawan yang terbukti mempunyai kemampuan sesuai dengan yang dibutuhkan; 3) piranti baik bagi pekerja maupun pengusaha dalam merencanakan peningkatan keterampilan maupun penambahan keterampilan baru secara sistematis dan diakui. Skill passport dimaksudkan untuk menginformasikan kompetensi/subkom-petensi yang telah dicapai, dan menginformasikan kepada dunia kerja (DU/DI) atau pihak lain yang terkait tentang riwayat pencapaian kompetensi/subkompetensi yang dimiliki oleh pemegangnya (lihat lampiran contoh Format 4). Skill passport minimal berisi komponen-komponen antara lain: 1) identitas pemegang/peserta didik; 2) identitas sekolah; 50

3) nama program keahlian; 4) penjelasan tentang Skill Passport; 5) daftar kompetensi dan subkompetensi, pencapaian dan legalitas; 6) keterangan lain yang diperlukan. e. Ijazah Ijazah adalah surat pengakuan bahwa pemiliknya telah menyelesaikan atau menamatkan belajar sekaligus lulus jenjang pendidikan menengah, dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan. Ijazah diberikan pada akhir jenjang pendidikan (tingkat III atau tingkat IV) kepada setiap peserta didik yang telah menyelesaikan semua program dan lulus ujian yang diselenggarakan. Ijazah setidak-tidaknya mengandung: 1) identitas lembaga yang mengeluarkan; 2) identitas pemegang; 3) jenjang dan jenis pendidikan yang ditempuh; 4) tanggal, bulan, dan tahun penerbitan; 5) bidang/program keahlian; 6) daftar kompetensi yang dikuasai; 7) legalisasi oleh pejabat lembaga yang mengeluarkan. f. Sertifikat Kompetensi Sertifikat kompetensi merupakan bukti fisik lulus uji kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi/asosiasi profesi/DU/DI. Sertifikat kompetensi ini memberikan legalitas (kewenangan) bagi pemiliknya untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kompetensi yang dikuasainya. Bagi program keahlian yang belum ada LSP-nya, sertifikasi dilakukan oleh institusi pasangan SMK/asosiasi profesi/DU/DI.

51

52

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup II. HAKIKAT DAN PRINSIP PENILAIAN A. Hakikat Penilaian B. Prinsip Penilaian III. TEKNIK PENILAIAN A. Pengantar B. Penilaian Unjuk Kerja C. Penilaian Sikap D. Penilaian Tertulis E. Penilaian Proyek F. Penilaian Produk G. Penilaian Portofolio H. Penilaian Diri IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENILAIAN A. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi B. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator C. Penetapan Teknik Penilaian D. Contoh Alat dan Penskoran Dalam Penilaian E. Mekanisme Penilaian V. PROSEDUR PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR A. Penyusunan kriteria dan perangkat penilaian B. Penilaian hasil belajar C. Verifikasi hasil penilaian D. Pemberian sertifikat kompetensi VI. ADMINITRASI DAN PELAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR A. Pengertian B. Tujuan C. Jenis Administrasi dan Pelaporan Daftar Pustaka i ii 1 1 2 2 3 3 5 8 8 8 11 15 16 18 19 22 25 25 26 27 27 44 50 50 50 51 53 54 54 54 54 58

DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Estetika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Griffin, P & Nix, P. (1991). Educational assessment and reporting: A new approach. Sydney: Harcourt Brace Jovanovich. Guilford, J.P. (1982). Psychometric methods (2nd.ed). New York: McGraw-Hill Publishing Co.Ltd. Harrow, A. J. (1972). A taxonomy of the psychomotor domain: A guided for developing behavioral objective. New York: David Mc Key Company. Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Mehrens, W.A, and Lehmann, I.J, (1991). Measurement and Evaluation in Education and Psychology. Fort Woth: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Fokus Media. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta, 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Popham,W.J., (1999). Classroon Asessment: What teachers need to know. Mass: AllynBacon. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media

PENILAIAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh: Ir. Suryanto Hadi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN CIANJUR, 2012

Anda mungkin juga menyukai