Nama :
1. Untuk memastikan penerapan sistem manajemen mutu yang efektif maka LSP
perlu memiliki auditor sistem manajemen mutu. (B/S)
2. Pembentukan LSP Pihak Pertama harus didirikan bersama dengan dunia usaha
dan dunia industri. (B/S)
3. LSP yang telah mendapat lisensi dari BNSP berhak menerbitkan sertifikat
kompetensi yang ditanda tangani oleh Ketua LSP atas nama BNSP. (B/S)
4. Audit sistem manajemen mutu LSP bertujuan untuk memastikan bahwa LSP
memiliki asesor kompetensi dan TUK yang memadai (B/S)
5. Jika dalam audit internal di LSP ada temuan ketidak sesuaian, maka secara
otomatis LSP tidak boleh beroperasi sampai tindakan perbaikan terhadap temuan
tersebut diverifikasi dan dinyatakan memuaskan oleh auditor. (B/S)
6. Setiap sertifikat kompetensi yang diterbitkan LSP atas nama BNSP harus
dilaporkan ke BNSP. (B/S)
7. Kompetensi siswa SMK diperoleh melalui proses pembelajaran di SMK yang telah
mengacu kepada kurikulum baku, sehingga untuk mengukur kompetensi siswa
SMK tidak diperlukan standar kompetensi. (B/S)
9. LSP harus mempunyai prosedur untuk mengelola banding dan prosedur untuk
mengelola keluhan sebagai bagian dari upaya untuk melayani Peserta Sertifikasi
dan Pemangku kepentingannya. (B/S)
1
10. Kegiatan sertifikasi adalah kegiatan yang didasarkan pada kepercayaan dan
dilaksanakan dengan prinsip ketidak berpihakan, karena itu LSP tidak boleh
melakukan promosi. (B/S)
11. LSP Pihak Pertama boleh memiliki TUK mandiri yang bekerjasama dengan LSP
Pihak Ketiga. (B/S)
12. Setiap kali melakukan audit internal, seorang auditor harus menghasilkan temuan
ketidaksesuaian. (B/S)
13. Dalam audit internal di LSP, seorang auditor internal yang berasal dari bagian
manajemen mutu boleh mengaudit bagian manapun di LSP (B/S)
14. Untuk memastikan aplikasi prinsip ketidak berpihakan, dalam pelaksanaan uji
kompetensi di LSP Pihak Pertama, maka para Pengurus LSP tersebut tidak boleh
menjadi Asesor Kompetensi. (B/S)
15. Dari evaluasi terhadap 3 (tiga) jenis TUK dapat disimpulkan bahwa TUK sewaktu
merupakan pilihan urutan paling akhir jika LSP tidak berhasil mendapat dukungan
dari 2 (dua) jenis TUK lainnya. (B/S)
16. Dalam melaksanakan audit internal di LSP, seorang auditor mencari informasi
tentang bukti obyektif kesesuaian LSP terhadap persyaratan BNSP. (B/S)
17. Menurut Pedoman BNSP, Asesor Kompetensi bukan merupakan pejabat yang
mempunyai kewenangan untuk memutuskan bahwa peserta uji kompetensi
berhak mendapatkan sertifikat kompetensi. (B/S)
18. Dalam situasi yang mendesak, LSP dapat melaksanakan uji kompetensi dengan
menggunakan TUK yang belum diverifikasi. (B/S)
19. Dalam pengambilan keputusan apakah seseorang kompeten, LSP dapat meminta
bantuan tenaga ahli, namun keputusan pemberian sertifikasi tetap menjadi
tanggung jawab LSP sepenuhnya. (B/S)
20. Seorang pengurus LSP boleh saja sekaligus merangkap sebagai Asesor
Kompetensi dan sebagai Auditor Sistem Manajemen Mutu. (B/S)
2
Bagian II: Untuk dua kasus berikut ini, buatlah laporan pernyataan
ketidaksesuaian menggunakan kaidah PLOR, sebutkan rujukan atau acuan
untuk ketidak-suaiannya dan sebutkan tingkat ketidaksesuaian, apakah
mayor, minor atau observasi.
Dalam pelaksanaan audit internal di LSP P1 SMK XYZ, ditemukan bukti audit sebagai
berikut :
Jawaban :
Jawaban :