Anda di halaman 1dari 4

Ketika Anak Berkata Kasar

Yasmin terkejut ketika suatu hari putrinya, Sasa (7 tahun) mengumpat dan di lain waktu mengucapkan kata-kata kasar. Ketika ia menegur Sasa, putrinya itu justru semakin marah. Kebiasaan buruk ini mungkin saja menimpa anak-anak yang sudah cukup besar dan sensitif dengan istilah baru dari teman-teman maupun media lainnya. Apa yang sebaiknya Mama lakukan agar anak-anak tidak terbiasa mengucapkan kosakata buruk? 1. Buatlah Batasan Seringkali kosakata yang kita anggap buruk merupakan tren diantara lingkungan pertemanannya. Jika Anda membolehkan ia mengucapkan beberapa kata yang masih bisa ditolerir, minta padanya untuk hanya menggunakan kata tersebut dengan teman sebaya. Ia dilarang mengucapkan kata tersebut kepada orangtua, orang lain yang lebih tua ataupun anak yang lebih kecil. Ia juga tidak boleh menggunakan kata-kata tersebut di rumah. 2. Buat Alternatif Beberapa anak menganggap hal ini menyenangkan. Ajaklah anak berkreasi mencari kata lain yang terdengar mirip namun berkonotasi netral. Dibanding kurang ajar, ucapan kurang asem lebih mudah diterima. 3. Jadilah Contoh Tidak mudah bagi anak menjaga ucapannya jika orang tuanya sendiri juga terbiasa mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kasar. Dengan mencontohkan ucapan baik, anak akan lebih mudah mengikuti. 4. Beri Konsekuensi Jika aturan sudah disepakati dan anak Anda tetap melakukannya, beri konsekuensi dengan mengambil hal yang ia sukai. Misalnya, jika ia senang menonton TV atau bermain games, satu kalimat makian berarti ia tidak boleh menonton TV atau bermain games satu hari. 5. Hukuman Denda Di usia sekolah anak sudah mengerti konsep dan fungsi uang. Pastikan Anda tertib mendendanya setiap ia mengumpat. Siapkan satu celengan yang dilabel denda umpatan. Sepakati nilai uang untuk setiap kata, pastikan nilai uang tersebut cukup besar bagi anak agar ia jera. Misalnya, jika jajannya Rp 10 ribu, satu kata berharga Rp 2000. Kata yang sangat kasar dapat berharga lebih mahal. (Penulis: Fina Khairaty/Foto: dok. Feminagroup)

Anak Berkata Kasar


Posted on Maret 31, 2008 by mamideven 0

1 Votes
Bila kata kasar muncul dari mulut mungil Oleh: Siti Urbayatun, S.Psi, M.Si, Si kecil tiba-tiba sering berkata kasar dan jorok? Wah, pasti mengusik telinga Anda. Bagaimana menghentikanya? Anak-anak berkembang secara bertahap. Ada saat anak meniru total apa yang dilihat dan didengar tanpa adanya proses seleksi. Yang dalam teori belajar dikenal dengan istilah modelling. Dalam proses belajar, ada tahapan anak hanya meniru dan belum bisa menyeleksinya. Ini biasanya usia pra sekolah. Pada tahapan ini, anak menjadi peniru. Apa yang dilihat bisa saja ditiru. Yang ia dengar bisa saja diucapkan kembali. Tanpa ada suatu proses seleksi. Dan ini bisa muncul dalam berbagai macam peniruan. Padahal tidak semuanya boleh ditiru anak. Dalam perkembangannya orangtua bisa memberi penjelasan pada anak, mana yang boleh ditiru dan mana yang tak boleh. Karena anak belum tahu, jadi doktrinasi dianggap perlu. Anak pada usia tertentu belum bisa berpikir abstrak. Dari kecil masih perlu doktrinasi sampai ia bisa berpikir konkrit. Kira-kira sampai usia sekolah dasar. Maknanya dari kecil perlu pembiasaan-pembiasaan yang baik. Sebenarnya untuk menjadi sebuah kebiasaan, tidak mungkin anak sekali atau dua kali meniru. Kemungkinan munculnya kebiasaan berkata kasar tersebut diulang kembali karena ada contoh yang setiap hari ia temui. Inilah tantangan sebagai orang tua, yaitu harus beradu nilai antara yang di rumah dan yang berasal dari luar. Kadang sebagai orangtua sudah memberikan contoh yang baik. Namun bisa jadi nilai dari luar rumah lebih kuat. Perlu hukuman? Orangtua boleh memberi ganjaran dan hukuman terhadap anak bila ia berkata kasar. Perlu dijelaskan bahwa orangtua (ibu/bapak) tidak suka bukan kepada anak, tetapi karena perkataan kasar tersebut. Namun anak perlu diberi pengertian terlebih dahulu sebelum menjatuhkan hukuman. Hukuman sebaiknya juga bukan fisik. Misalnya, apa yang anak sukai tidak diberikan bila anak berkata kasar. Anak dihukum terhadap tindakan atau ucapannya. Hukuman setiap anak berbeda. Mungkin dengan ibunya cemberut saja anak sudah merasa dihukum sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan baginya. Ada yang sampai dicubit (tidak melukai). Hukuman akan efektif kalau pas dengan kondisi anak. Masing-masing anak berbeda. Tugas orangtua membuat anak mempunyai kepekaan. Orangtua harus mencari hukuman apa yang efektif yang membuat anak jera.

Kadang orangtua menegur anak pada hal-hal yang tak baik saja. Perilaku yang buruk itu selalu teramati, bahkan kadang dibesar-besarkan. Sebaliknya, bila anak berperilaku baik kurang dihargai dan tak terperhatikan. Orangtua perlu memberikan hadiah bila anak berperilaku baik. Sekalipun tidak boleh selalu memberikan hadiah, karena bisa menimbulkan mental suap, yaitu anak hanya mau kalau dijanjikan hadiah. Hal itu efektif kalau memberikan penguat negatif supaya perkataan kasar tidak diulang. Misalnya, apabila anak berkata kasar, maka jam nonton TV dikurangi atau dimatikan. Sebaiknya ini dibuat dengan kesepakatan anak. Orangtua harus dekat dengan anak Sesibuk-sibuknya Anda, sebaiknya Anda tetap harus meluangkan waktu buat anak. Sehingga anak akan terawasi dengan baik. Anda pun bisa mengikuti perkembangannya setiap hari. Nah bila anak mulai berkata kasar atau jorok, Anda segera bisa memberinya pengertian. Mengurangi contoh yang tidak baik Perlu diwasapadai, TV saat ini telah menjadi kawan karib sekaligus contoh anak-anak. Dengan visualnya yang bagus dan penuh imajinasi, TV mampu membentuk karakter buah hati Anda. Memang tak semuanya negatif. Namun tak sedikit tayangan maupun adegan di TV yang tak layak untuk pemirsa cilik. Ketika menonton TV sebaiknya Anda mendampinginya. Hanya tayangan untuk anak-anak saja yang boleh ditonton si kecil. Selektif memilih teman bermain Perkataan porno atau kasar yang keluar dari mulut mungilnya bisa jadi meniru dari temannya ketika bermain. Agar keraguan tak berkelanjutan, Anda bisa meminta si kecil mengajak temannya main ke rumah sehingga Anda sebagai orangtua bisa mengontrol percakapannya. Kenapa anak berkata kasar Meniru dari TV. teman atau lingkungan

Meski Anda tak mengajari, anak bisa berkata kasar mencontoh tayangan di TV. Anak bisa sangat mengidolakan tokoh di TV. Apapun perilaku yang dilakukan dan diucapkan si tokoh tersebut akan dicontoh anak. Belajar dari teman atau lingkungannya

Ketika bermain dengan teman sebayanya, anak ingin diterima di pergaulan. Karena itu anak biasanya ikut-ikutan perilaku dari teman dan lingkungannya. Ingin diperhatikan

Melihat Anda marah bila ia berkata kasar membuat ia senang. Ia akan merasa diperhatikan bila melihat reaksi Anda. Meniru orang dewasa

Kebiasaan anak yang suka meniru menjadikan ia meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Dengan ia meniru ucapan orang dewasa ia merasa telah menjadi dewasa.

Bila anak berkata kasar Jangan marah. Tetap bersikap tenang meskipun pada saat itu Anda terkejut dan malu. Beri anak teguran langsung dengan halus bila ia mengatakannya di depan orang lain. Bicarakan perkataan yang kasar atau porno tersebut dengan anak di saat yang tepat. Sehingga anak bisa menerimanya. Diskusikan juga akibat perkataan tersebut pada dirinya dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai