Anda di halaman 1dari 5

7 Cara Mendidik Anak Balita

Agar Disiplin dan Patuh Sejak


Kecil
Oleh Adelia Marista Safitri

Mendidik anak sejak balita adalah tugas orangtua yang paling sulit. Pasalnya, usia
balita merupakan masa di mana si kecil masih ingin bebas melakukan hal
sesukanya. Cara yang ditempuh setiap orangtua pun berbeda-beda. Ada yang lebih
sabar, tapi ada pula yang cenderung marah-marah atau bahkan melibatkan
kekerasan seperti menjewer, memukul, atau membentak.

Salah-salah pilih cara mendisiplinkan anak yang keliru malah bisa membuat anak
semakin membangkang dan kabur dari tanggung jawab. Daripada pakai kekerasan
yang membuang-buang energi, lebih baik pakai cara yang lebih halus, tapi fokus
dan ampuh mendisiplinkan anak. Bagaimana caranya?
Tips mendidik anak balita agar tumbuh
disiplin hingga dewasa
1. Konsisten

Dilansir dari WebMD, Claire Lerner, seorang spesialis perkembangan anak,


menyatakan bahwa sejak usia 2 sampai 3 tahun anak-anak bekerja keras untuk
memahami bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang-orang di sekitarnya.
Lerner mengatakan bahwa pola asuh yang diterapkan secara rutin dan konsisten
dapat membuat anak merasa lebih aman dan terlindungi. Anak menjadi tahu apa
yang diharapkan oleh orangtuanya sehingga dapat bersikap lebih tenang saat
diberikan perintah.

Ambil contoh, saat Anda mengatakan “jangan memukul” saat pertama kali si kecil
memukul teman sebayanya, mungkin keesokan harinya si kecil bisa tetap
memukul. Jika Anda kembali mengatakan “jangan memukul” saat hal ini terulang
untuk yang kedua, ketiga, atau keempat kalinya, anak akan lebih memahami dan
bersikap tenang untuk tidak memukul. Akan tetapi ingat, gunakan nada yang lebih
tenang agar anak tidak merasa terancam dan justru membangkang.

Sementara jika Anda tak konsisten, maka si kecil akan merasa bingung.
Contohnya, ketika suatu hari Anda tidak membolehkan si kecil bermain bola di
dalam rumah tapi keesokan harinya Anda justru membiarkannya. Hal ini akan
membuat sinyal anjuran dan larangan di otak anak bercampur sehingga anak tak
tahu mana yang boleh dan tidak boleh. Maka tidak heran bila anak lambat laun
menjadi tidak disiplin.

Lakukan berkali-kali, hingga si kecil mengerti dengan perintah yang Anda berikan.
Si kecil akan menyerap perintah dan belajar melakukan hal yang sama setelah
empat atau lima kali kejadian berulang.

2. Kenali pemicu tantrum pada anak

Tantrum adalah kejadian yang wajar terjadi pada setiap anak. Maka itu, setiap
orangtua harus tahu betul apa yang membuat anaknya tantrum dan rewel.
Kebanyakan anak, memang akan memiliki emosi yang meledak-ledak saat merasa
lapar atau mengantuk. Nah, baiknya hindari waktu-waktu ini saat Anda ingin
mengajarkan disiplin pada anak.

Misalnya, bila Anda ingin mengajarkan anak untuk disiplin waktu tidur, pastikan
Anda dan si kecil berada di rumah pada jam-jam tidur siang dan malam. Jadi,
hindari membawanya ke supermarket atau tempat lainnya saat si kecil mengantuk
atau lapar.
Di sinilah diperlukan kerja sama Anda dan si kecil agar proses mendidik anak
berjalan dengan lancar. Kalau anak masih tantrum, berikan mainan kesukaannya
terlebih dahulu untuk memicu suasana hatinya lebih baik. Barulah setelah itu Anda
bisa kembali mengajaknya bermain sambil belajar bertanggung jawab dengan apa
yang si kecil lakukan. Jangan lupa untuk berikan pujian pada si kecil saat dia
berhasil melakukan kegiatan positif versi dirinya.

3. Ikuti pola pikir anak

Cara mendidik anak sejak balita lainnya adalah dengan mengikuti pola pikir si kecil.
Memang sangat mudah untuk merasa kesal saat si kecil membuat seisi rumah
berantakan. Hari ini si kecil menggambar seluruh dinding rumah dengan krayon,
lalu keesokannya menyebarkan mainan tanpa membereskannya lagi. Anda tentu
pusing dibuatnya.

Namun ingat, pola pikir Anda tentu berbeda dengan pola pikir si kecil. Mungkin bagi
Anda membereskan mainan adalah hal yang mudah dan dapat cepat diselesaikan,
tapi belum tentu untuk si kecil.

Jadi, cobalah untuk mengikuti pola pikir anak. Pada anak seusianya, hal-hal seperti
itu memang menjadi kegiatan yang menyenangkan. Ingat pula bahwa Anda pun
melakukan hal yang sama saat seusianya. Ini karena usia balita adalah masa ketika
si kecil belajar dan mengenal apa yang ada di sekitarnya.

Jadi, alih-alih kesal karena si kecil tidak mau disuruh untuk membereskan
mainnanya. Anda bisa ikut membantu membereskan mainan tersebut dan memberi
contoh yang baik padanya. Beri tahu ia jika hal ini penting untuk dilakukan dan
adalah tugasnya. Dengan begitu, ia lama-kelamaan akan terbiasa untuk
melakukannya. Jangan lupa berikan si kecil pujian jika ia berhasil membereskan
mainannya sendiri.

4. Ciptakan lingkungan yang sesuai


Sekarang Anda sudah tahu bahwa si kecil sedang mengalami rasa penasaran yang
tak ada habisnya dan ingin menjelajahi semua hal baru. Nah, untuk mengawali
mendidik anak, hindari berbagai godaan yang dapat membuyarkan konsentrasi
anak. Ya, menciptakan lingkungan yang kondusif dan sesuai dengan keadaan si
kecil adalah cara mendidik anak yang tepat.

Misalnya, hindari akses TV, handphone, tablet, atau alat elektronik lainnya yang
dapat mengganggu proses pembelajaran anak balita. Proses mendidik anak
terkadang terganggu dengan tampilan video yang lebih menarik bagi si kecil
daripada mainan di sekitarnya. Membaca buku atau mainan lainnya, justru lebih
bisa merangsang kemampuan motorik dan sesoriknya.

Menurut Rex Forehand, Heinz, dan Rowena Ansbacher, profesor psikologi di


University of Vermont, orangtua perlu menciptakan suasana yang kondusif saat
mendidik anak mereka. Bahkan sSaat si kecil mulai membangkang, orangtua tidak
boleh menghukum anak tetapi justru memindahkan mereka ke aktivitas lain yang
dapat mengalihkan perhatiannya.

5. jangan ragu untuk memberi ‘hukuman’ pada anak

Banyak orangtua yang tak tega jika harus memberikan hukuman pada anaknya.
Sebenarnya, ini juga diperlukan untuk menunjukkan sikap tegas dalam mendidik
anak. Akan tetapi ingat, Anda juga harus mengukur hukuman yang diberikan pada
si kecil, jangan terlalu memberatkan. Hal ini hanya dilakukan untuk membuat si
kecil belajar disiplin.

Misalnya saja, saat si kecil memukul, menggigit, atau melemparkan makanannya,


bawa si kecil ke kamarnya atau ke ruangan yang lebih privat. Kemudian, minta ia
untuk diam di ruangan tersebut dan memikirkan apa yang telah ia lakukan selama
beberapa saat. Di sini ajaklah anak untuk bersikap lebih tenang dan berikan
pemahaman bahwa sikap si kecil perlu diperbaiki beserta alasannya. Misalnya saja,
“Adik tidak boleh melempar makanan, ya. Nanti lantainya jadi kotor.”

Lakukan cara ini selama satu sampai dua menit, setidaknya sampai Anda selesai
memberikan pemahaman pada si kecil. Jika sudah selesai, berikan tanda pada si
kecil kalau dia sudah boleh pergi dari lokasi “hukuman” dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi. Dengan demikian, si kecil akan belajar bahwa tidak semua hal
dapat dia lakukan begitu saja, terlebih jika itu merugikan orang lain. Si kecil tentu
akan merasa tidak ingin kembali ke sudut ruangan dan menjalani hukuman lagi.

6. Tetap bersikap tenang


Hindari membentak atau memarahi si kecil saat dia tidak mau disiplin. Pasalnya,
hal ini hanya akan membuat pesan positif yang Anda utarakan hilang begitu saja di
benak si kecil. Ketika si kecil menangkap aura negatif dari amarah orangtua, dia
hanya akan melihat bentuk emosinya dan tidak akan mendengar apa yang Anda
katakan.

Usahakan untuk tetap bersikap tenang di depan si kecil. Tarik napas dalam-dalam,
hitung sampai tiga, dan tatap mata Anda dalam-dalam. Menegur dan bersikap
tegas bukan berarti harus disertai dengan emosi, bukan?

7. Berpikir positif

Tenang, tidak ada orangtua yang sempurna. Tidak perlu membanding-bandingkan


kedisiplinan anak Anda dengan anak lain seusianya. Sebab setiap anak memiliki
masa perkembangan yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan. Lakukan saja
hal-hal terbaik yang Anda mampu lakukan.

Tidak peduli seberapa stres Anda berusaha mendidik si kecil agar disiplin, tetaplah
berpikir positif. Percayalah bahwa Anda mampu mendidik anak dengan sebaik-
baiknya. Mintalah bantuan pasangan atau dokter anak untuk mendapatkan saran
terbaik dalam mendisiplinkan anak.

Selama Anda konsisten dengan aturan yang Anda buat, niscaya si kecil akan belajar
disiplin secara perlahan dengan hasil positif yang akan mengejutkan Anda.

Sumber: https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/cara-mendidik-anak-balita-agar-disiplin/

Anda mungkin juga menyukai