Anda di halaman 1dari 7

Nama : Itasari

Nim : 22081014007

Prodi : PG-PAUD

Kelas : Nonreguler

MK : KONSEP DASAR AUD

TUJUH PERMASALAHAN ANAK USIA DINI PENYEBAB

DAN PENANGANANYA

1. Anak yang suka memukul


Penyebab anak yang suka memukul adalah terkadang anak-anak meniru orang-orang
yang ada di sekitarnya, atau juga mendapat perlakuan dari orang lain, dengan refleks
atau spontanitas anak yang tadinya tidak tahu atau paham memukul malah menjadi tahu
di sebabkan yang tadi, meniru.
Cara penanganannya adalah sebisa mungkin membiasakan anak untuk meminta maaf
pada orang yang di pukul, usahakan guru mendamaikan dan mencari tahu sebab
mengapa kedua anak tersebut bertikai. Dan guru berusaha menasehati dan
mendamaikan anak tersebut, serta memberikan contoh atau perilaku yang baik yang
dapat di terapkan pada peserta didiknya.

2. Anak yang penakut


Cara orang tua dapat membantu mencegah rasa takut anak dengan secara perlahan
menentramkan hati, mendorongekspresi perasaan yang terbuka (mau bercerita,
motifasi) dan membentuk rasa percaya diri. Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika
berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya
terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster,
lamunan, sekolah, angin topan, dll.
❖ Penyebab anak mengalami rasa takut yaitu :
1. Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau
kurang sehat).
2. Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan
yang berlebihan).
3. Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung
lebih penakut).
4. Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut.
5. Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan,
bencana alam, dll.
6. pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan,
hukuman, ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.

❖ Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :


1. Mendengarkan cerita anak
2. Lindungi dan hibur anak
3. Ajari kenyataan
4. Memberi hadiah
5. Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
6. Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia
harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri).
7. Mendongeng

3. Anak pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada
seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.

❖ Penyebab anak pemalu

1. Keadaan fisik
2. Kesulitan dalam bicara
3. Kurang terampil berteman
4. Harapan orang tua yang terlalu tinggi
5. Pola asuh yang mencela
❖ Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka
2. Belajar bergabung melalui permainan
3. Mengajar cara mulai berteman
4. Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok

4. Anak Temper Tantrum


Penanganannya diantaranya yaitu Memastikan segalanya aman, jauhkan
anak dari benda-benda yang berbahaya, baik benda-benda yang
membahayakan dirinya atau justru ia yang membehayakan keberadaan benda-benda
tersebut; Berusaha tenang seperti menarik napas dalam dan mencoba menenangkan
diri terhadap prilaku temper tantrum. Orang tua atau pendidik menjaga emosi jangan
sampai memukul atau berteriak teriak marah pada anak; Identifikasi temper tantrum
anak, seperti mengetahui apa yang dirasakannya. Selama tantrum berlangsung
sebaiknya orang tua atau pendidik tidak membujuk bujuk, tidak beragumen, dan
sebagainya agar anak menghentikan tantrumnya. Biasanya tantrum lebih cepat
berakhir apa bila dibiarkan saja. Setelah tantrum berakhir menanyakan ke inginannya.
berikan rasa cinta dan rasa aman kepada anak. Ajak anak untuk berpaling dari
kemarahannya seperi bermain. Tunjukan kepada anak meskipun anak berbuat salah,
sebagai orang tua harus mengasihi dan menyayanginya. Bila tantrum sudah reda
usahakan anak diberi penjelasan mengapa orang tua atau tidak mengabulkan
keinginannya. Anak harus tau bahwa orang tua atau pendidik memiliki sikap konsisten
atas dirinya dan tidak bias dimanipulasi oleh anak. Pemberian hukuman untuk anak
tantrum sebainya di hindari, justru untuk memperbaiki perilaku temper tantrum ini
orang tua atau pendidik harus dapat mengekspresikan rasa cinta dan rasa saying pada
anak. Beri kesempatan anak untuk menyadari betapa sayangnya orang tua atau
pendidik.

❖ Penanganan :
1. Tetap tenang
Saat anak tantrum, Bunda harus tetap tenang dan jangan membalas berteriak
atau memaksa anak menghentikan amukannya. Sikap yang tenang akan
membuat tantrum Si Kecil lebih mudah untuk diatasi. Bunda juga bisa
mengajak Si Kecil ke tempat yang lebih sepi dan tenang guna menenangkan
emosinya.
2. Cari tahu penyebab tantrum
Beragam hal bisa menjadi penyebab tantrum pada anak, seperti keinginan
yang tidak terpenuhi atau adanya perasaan lapar dan mengantuk yang sulit
diungkapkan. Jika anak belum bisa berbicara, salah satu cara untuk
mengenali penyebabnya adalah dengan menanyakan secara langsung,
“Kamu lapar?” atau “Kamu masih ngantuk?”. Anak mungkin akan
mengangguk atau menggeleng. Jika penyebab tantrum anak diketahui, maka
Bunda akan lebih mudah mengatasinya.
3. Alihkan perhatian Si Kecil
Anak kecil sangat mudah melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru.
Bunda bisa memanfaatkan hal ini untuk mengalihkan perhatiannya saat
tantrum. Misalnya, Bunda bisa memberikan mainan yang sudah lama tidak
dimainkan atau memberikan camilan kesukaannya saat anak berteriak,
marah, atau terlihat rewel.
4. Jangan memukul anak
Untuk mengatasi tantrum, pola asuh otoritatif lebih cocok untuk diterapkan.
Jadi, jangan memukul atau mencubitnya. Ini justru dapat membuat anak jadi
suka memukul untuk menyampaikan keinginannya. Sebagai gantinya,
Bunda bisa memeluk atau mencium Si Kecil untuk menenangkan emosinya.
Selain menenangkan, pelukan dan ciuman juga bisa menjadi cara untuk
menunjukkan bahwa Bunda benar-benar peduli dan mencintai mereka. Jika
tantrum pada anak tampak terlalu sering, atau membuatnya menyakiti
dirinya atau orang lain, Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
anak untuk mendiskusikan perilaku tersebut dan cara tepat menanganinya

5. Autisme
Autisme merupakan gangguan terhadap perkembangan anak yang ditandai dengan
anak tidak menguasai kemampuan untuk melakukan interaksi sosial yang timbal
balik, tidak memiliki kemmapuan untuk berkomunikasi, serta munculnya perilaku,
minat, ataupun aktivitas yang stereoptik. Gejala yang muncul pada anak-anak autisme
adalah; Komunikasi; perkembnagan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada, kadang-
kadang kata-kat yang digunakan tidak sesuai dengan artinya. interaksi sosial; suka
menyendiri, tidak ada kontak mata, tidak tertarik untuk bermain dengan teman lainnya.
Gangguan sensoris; sangat sensitif terhadap sentuhan, suara keras, cahaya terang dsb.
Pola bermain; tidak kreatif, tidak imajinatif. Prilaku; hiperaktif, sering marah tanpa
alasan yang jelas, tidak suka pada perubahan, suka menyerang. Emosi; marah-marah,
tertawa-tertawa, menangis tanpa alasan yang jelas, tempertantrum jika dilarang.

❖ Penanganannya yaitu :

Memberikan terapi khusus oleh pakarnya. Terutama di sekolah, harus di tangani


oleh guru yang berkompeten.

6. Mencuri
Penyebab anak mencuri diantaranya dalah; tidak terpenuhinya kebutuhan secara materil,
kecintaan anak untuk melakukan petualangan dalam menaklukan karena petualangan
yang heroik, peniruan, cemburu dan dendam, rasa kepemilikian yang tinggi terhadap
barang orang lain.

Penanganannya :
▪ Menanyakan alasan anak kenapa mencuri
▪ Memberi sanksi atau hukuman yang bisa membuat anak jerah Perilaku mencuri
▪ Memberi pendampingan pada anak
▪ Penuhi keperluan anak
▪ Kurangi tontonan yang kurang pantas
▪ Batasi Gadget
▪ Ajarkan pada anak cara memilih teman yang baik
▪ Ajarkan anak ilmu agama
▪ Anjurkan anak ikut berbagai ekstrakurikuler

7. Berbohong
Penyebab berbohong diantaranya adalah kekasaran dan kekerasan para orang tua dan
para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhidar dari hukuman, peniruan dari
orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk
berbohong, karena ingin dipuji, karena imajinasinya.

Penanganannya :
❖ Jangan memojokkan anak
Memang, pasti Mama Papa merasa kaget dan kesal saat anak ketahuan
berbohong. Namun, bukan berarti cara utama mengatasi anak yang suka
berbohong dengan memojokkan atau memarahinya, lho. Hal ini akan membuat
mereka takut, bahkan bisa saja memilih diam dan mengulangi perbuatannya
lagi. Ketika tahu si kecil berbohong, ajaklah untuk mengakuinya. Katakan pada
anak untuk jujur, dan Mama Papa tidak akan memarahinya. O, iya, pastikan
juga menghindari penggunaan kalimat atau kata-kata yang kasar.
❖ Hargai kejujurannya
Setelah anak sudah jujur, lebih baik untuk tetap menghargai kejujuran. Sebab
berkata jujur bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, coba ucapkan terima
kasih sudah berkata jujur, sebelum akhirnya memberikan pemahaman tentang
bahaya memiliki kebiasaan berbohong. Meskipun sepele, namun menghargai
kejujuran anak memiliki dampak yang besar, lho. Dengan cara ini, anak akan
mencoba untuk tidak berbohong atau mengulangi kesalahan yang sama.
❖ Tanya alasan berbohong
Mama Papa juga bisa bertanya alasan mengapa anak berbohong. Salah satu
alasan anak berbohong karena takut ketahuan, hingga dimarahi orangtuanya.
Untuk alasan bohong yang satu ini, Mama Papa juga harus berkaca. Bisa saja,
mereka berbohong untuk melindungi diri dari kita yang mungkin kerap
memarahinya. Atau bisa saja alasan berbohong karena mencari perhatian Mama
Papa untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Contohnya, mereka ingin
bermain tapi harus mengerjakan PR. Jadi, mereka akan berbohong demi
mendapatkan keinginannya tersebut.

❖ Beritahu dampak suka berbohong


Selain itu, untuk mengatasi anak yang suka berbohong Mama Papa juga harus
memberikan pemahaman dampak negatifnya. Baik itu tidak akan dipercaya
orang lain, hingga tidak memiliki teman. Bukan untuk menakut-nakuti, namun
ini akan memberikan gambaran; bahwa berbohong adalah kebiasaan buruk dan
akan membuat mereka kesulitan. Untuk itu, Mama Papa bisa menjelaskan
pentingnya kejujuran pada buah hati sedini mungkin.
❖ Beri contoh yang baik
Satu lagi cara paling ampuh mengatasi anak suka berbohong adalah
memberikan contoh nyata yang baik. Ingat, bisa saja salah satu penyebab anak
suka berbohong karena faktor lingkungan. Berikan contoh yang baik dengan
selalu menghargai dan berkata jujur. Kalau Mama Papa terbiasa berkata jujur,
pastinya secara tidak langsung anak akan mengikuti kebiasaan baik ini. Hindari
membohongi anak. Karena dalam jangka panjang akan menyebabkan mereka
menangkap bahwa kebohongan hal yang wajar dan bisa diterima.

Anda mungkin juga menyukai