Nim : 22081014007
Kelas. : PGPAUD (Nonreguler)
BAB 1.
Jenis-jenis mindset
Saya membawa anak-anak ke sebuah ruangan sekolah untuk memberi mereka serangkaian
teka-teki untuk di pecahkan. Teka-teki awal memang mudah, tetapi teka-teki selanjutnya cukup
sulit, para siswa pun menngerutu, berkeringat, dan berusaha keras, saya mengawasi strategis
mereka, dan mencari tahu, apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Dan saya menyaksikan
sesuatu yang tak pernah saya sangka-sangka.
Ketika di hadapkan dalam keadaan sulit, seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun menarik
kursinya dan menggosok-gosok kedua tangannya, berdecak dan berteriak , “ Aku suka
tantangan !” seorang siswa lainnya yang tengah sibuk menyelesaikan teka-teki ini, menatap
dengan gembira dan dengan mantap mengatakan ,” kamu tahu, saya berharap ini akan
memberikan banyak pengetahuan !”
Apa yang salah dengan mereka ? saya selalu berpikir seseorang dapat mengatasi atau tidak
dapat mengatasi kegagalan, saya tidak pernah berpikir seseorang menyukai kegagalan.
Setiap orang memiliki teladan (role model), seseorang yang menunjukan jalan pada saat
terpenting dalam hidupnya. Anak-anak ini adalah teladan saya, jelas sekali mereka mengetahui
sesuatu yang tidak saya ketahui. Dan saya bertekad mencari untuk mencari jawabannnya, agar
dapat memahami jenis mindset (pola pikir) yang dapat mengubah kegagalan menjadi karuniah.
Mereka tahu bahwa sifat-sifat manusia semisal kecakapan intelektual dapat di kembangkan
melalui upaya tertentu. Dan itulah yang mereka lakukan, menjadi lebih cerdas. Bukan hanya
tidak takut gagal, mereka bahkan tidak menganggap diri mereka gagal. Mereka menganggap
diri mereka sedang belajar.
Sifat-sifat manusia sudah ditetapkan, anda cerdas atau tidak dan gagal berarti anda tidak
cerdas. Sederhana saja. Jika anada dapat meraih kesuksesan dan menghidari kegagalan
(betapapun sulitnya) anda adalah orang yang cerdas. Perjuangan , kesalahan dan ketekunan
sama sekali tidak menjadi bagian dari gambaran ini.
Sejak semula manusia berpikir secara berbeda, bertindak secara berbeda, dan menjalani hidup
secara berbeda.
Para ahli menyebutkan perbedaan-perbedaan kuat ini karena latar belakang, pengalaman,
pelatihan, atau cara belajar manusia.
Beberapa filsuf modern menegaskan bahwa intelegensi individu adalah kuantitas tetap,
kuantitas yang tak bisa ditingkatkan. Kita harus memprotes dan bereaksi melawan pesimisme
brutal ini. Dengan praktik, pelatihan, dan yang terpenting_metode yang tepat, kita dapat
meningkatkan perhatian, memori, penilaian kita dan tentu saja menjadi lebih cerdas daripada
sebelumnya.
2. Growth mindset.
Fixed Mindset percaya bahwa kemampuan atau bakat bersifat tetap yang sudah melakat dalam
setiap individu. Orang-orang dengan Fixed Mindset percaya bahwa bakat (talent) adalah
segalanya. Dalam pandangan mereka, kemampuan seseorang sudah ada atau ditakdirkan sejak
lahir, melekat dalam setiap individu. Mereka percaya, secara alami kepintaran (inteligent) dan
bakat (talent) atau kebodohan dan ketidakmampuan sudah melekat dalam setiap individu dan
akan tetap seperti itu.
Wawasan diri : siapa yang memiliki pandangan akurat tentang kelebihan dan kekukrangn ?
Baiklah, mungkin orang-orang bermindset tumbuh tidak menganggap diri mereka seperti
Einstein atau beethoven, tetapi bukankah mereka lebih mungkin berpandangan optimistis
tentang kemampuan mereka dan mencoba hal-hal yang tidak dapat mereka lakukan
sebelumnya? kenyataannya, banyak kajian menunjukkan bahwa banyak orang terlalu buruk
menilai kemampuan mereka sendiri.
Mungkin anda bertanya lagi, bagaimana rasa percaya bisa, membawa manusia pada semua
ini_mencintai tantangan, percaya terhadap usaha, tabah menghadapi kemunduran, dan sukses
yang lebih besar (lebih kreatif).
BAB. 2
Memahami mindset
Kemampuan dalam mengubah hidup memiliki dua makna yakni : kemampuan tetap (fixed
ability) yang harus dibuktikan dan kemampuan yang bisa diubah ( changeable ability) yang
dapat di kembangkan melalui proses pembelajaran.
Itulah yang akhirnya melahirkan mindset. Ketika memasuki mindset tertentu. Anda memasuki
dunia baru. Dunia yang satu yaitu dunia yang terdiri dari sifat-sifat tetap_kesuksesan berarti
membuktikan bahwa anda cerdas dan berbakat. Didunia yang lain_yaitu yang terdiri dari
kualitas yang senantiasa berubah_kesuksesan berarti mengembangkan diri anda untuk
mempelajari sesuatu yang baru.
Didunia yang satu, kegagalan berarti kemunduran, mendapatkan nilai jelek, kalah dalam
pertandingan, di pecat atau ditolak. Artinya anda tidak cerdas atau tidak berbakat. Didunia yang
lain kegagalan berarti tidak berkembang. Tidak meraih hal-hal yang anda hargai. Artinya
belum memenuhi potensi anda.
Di dunia yang satu, usaha merupakan hal buruk. Usaha seperti halnya kegagalan, berarti anda
tidak cerdas dan tidak berbakat. Jika memang cerdas dan berbakat. Anda tidak membutuhkan
usaha. Di dunia yang lain usaha adalah sesuatu yang membuat anda cerdas dan berbakat.
Anda punya pilihan. Mindset hanyalah sebuah keyakinan. Mindset adalah kepercayaan yang
kuat, tetapi mindset itu ada dalam kesadaran, dn anda dapat mengubahnya.
Anak-anak bermindset tumbuh_anak-anak yang percaya bahwa dirinya bisa menjadi cerdas.
Demikianlah anak-anak bermindset, tetap ingin memastikan keberhasilan mereka. Orang-
orang cerdas harusnya selalu berhasil. Tetapi bagi anak-anak bermindset tumbuh, keberhasilan
berkaitan dengan upaya pengembangan diri.. itu berkaitan dengan proses menjadi leih cerdas
( becoming smarter).
Meregang kemampuan
Orang bermindset tumbuh tidak hanya mencari tantangan , tetapi juga bersungguh-sungguh
menjalaninya. Semakin besar tantangan, semakinmereka berkembang. Dan tidak ada tempat
untuk bisa melihat hal ini secara lebih jelas daripada di dunia olahraga. Anda benar-benar dapat
melihat orang-orang tumbuh dan berkembang di bidang ini.
Menetukan Momen
Bahkan orang-orang bermindset tumbuh, kegagalan dapat menjadi pengalaman yang
menyakitkan. Bedanya kegagalan sama sekali tidak menentukan nasib anda. Ia adalah
persoalan yang harus dihadapi, di pecahkan, dan di ambil hikmahnya.
BAB. 3
Kebenaran tentang Kemampuan dan Pencapaian
Kandungan yang sesungguhnya dari sebuah pencapaian atau prestasi. Bab ini mengungkapkan
mengapa sebagian orang mencapai hasil yang kurang dari harapan, sementara sebagaian
lainnya mencapai hasil lebih .