Anda di halaman 1dari 4

Intisari Buku “Mindset”

Mengerti Kekuatan Pola Pikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda
Penulis : Carol S. Dweck, PH.D

CHAPTER 1

Buku Mindset ini telah melalui perjalanan panjang melalui pengalaman-pengalaman sang
Penulis yang bertekad untuk memahami jenis Mindset (Pola Pikir) sehingga terbentuklah konsep
sederhana yang disajikan mengenai sebuah Mindset yang ada dalam suatu individu.

Penulis (sebagai Peneliti Muda) telah melakukan awal penelitiannya terhadap siswa-siswa yang
dihadapkan dengan persoalan sulit, sehingga dapat memahami bagaimana sikap/perilaku siswa
tersebut dalam menghadapi situasi yang sulit atau kegagalan. Hasil penelitian menunjukkan,
ternyata terdapat perbedaan sikap siswa dalam mengahadapi persoalan tersebut. Ada yang
terlihat cemas dan ada yang bersemangat dalam menghadapi tantangan yang sulit tersebut.

Penulis-pun mencoba memahami apakah sifat manusia memang telah ditetapkan. Dalam arti,
jika ia ternyata gagal maka ia tidak cerdas. Ataukah sifat manusia dapat dikembangkan, dalam
arti dapat dikembangkan melalui upaya tertentu-dan tidak takut akan kegagalan.

Perdebatan lama tentang watak/sifat manusia telah menjadi acuan. Setiap manusia diciptakan
berbeda-beda. Manusia pun memiliki cara pikir serta tindakan yang berbeda satu dengan lainnya.
Menurut para ahli terdahulu, perbedaan manusia terbagi menjadi 2 kubu :

 Kubu Pertama, yaitu perbedaan secara fisik yang tak terhindarkan dan tak bisa diubah,
dan-sekarang-gen.
 Kubu Kedua, yaitu perbedaan latar belakang, pengalaman, pelatihan, atau cara belajar.

Berikut merupakan pandangan beberapa ahli yang menjelaskan perbedaan-perbedaan manusia :

1. Alfred Binet
Merupakan pencipta tes IQ. Ia menciptakan tes IQ tersebut untuk mengidentifikasi
anak-anak yang mengalami berbagai kesulitan belajar. Binet berpendapat, “Orang yang
pada awalnya paling cerdas tidak selalu menjadi yang paling cerdas pada akhirnya”.
Walaupun terdapat perbedaan individual pada intelek (kecerdasan) manusia, namun
Binet percaya bahwa pendidikan dan latihan dapat mengubah kecerdasan manusia.
2. Gillbert Gottlieb
Merupakan ahli saraf terkemuka yang berpendapat bahwa kecerdasan bukan berasal dari
gen atau lingkungan, namun keduanya bekerja sama melalui proses saling memberi dan
menerima untuk dapat bekerja secara tepat.

3. Robert Sternberg

Merupakan seorang guru intelegensi mutakhir yang berpendapat bahwa faktor seseorang
mencapai keahlian bukanlah kemampuan yang sudah melekat sebelumnya, melainkan
usaha keras dengan maksud yang jelas

Selama 20 tahun penelitian yang telah dilakukan oleh sang Penulis, menunjukkan bahwa
“pandangan yang Anda adopsi untuk diri Anda sangat memengaruhi cara Anda mengarahkan
kehidupan”. Terlihat bahwa sebuah kepercayaan sederhana ternyata memiliki kekuatan yang
dapat mengubah psikologi (pikiran, kesadaran, perasaan, sikap) yang pada akhirnya mengubah
hidup seseorang.

Di dalam buku ini, diyakini terdapat 2 jenis Mindset yang dimiliki suatu individu. Yaitu Fixed
Mindset (Mindset tetap) dan Growth Mindset. Fixed Mindset adalah mereka yang percaya bahwa
sifat seseorang sudah ditetapkan atau diperoleh sejak lahir sehingga tidak bisa diubah. Oleh
karenanya, jika suatu individu memilikinya-dalam arti hanya memiliki sejumlah intelegensi
tertentu, kepribadian tertentu, dan karakter moral tertentu, setidaknya buktikan bahwa mereka
memilikinya dalam takaran yang sehat. Akan lebih baik jika suatu individu tidak merasa kurang
dengan karakteristik-karakteristik yang paling mendasar ini.

Keyakinan akan Mindset Tetap (Fixed Mindset) ini ternyata telah dilatih dan terprogram sejak
dulu dalam lingkungan kita. Bagaimana masyarakat bahkan seorang pengajar/Guru pun memang
menilai kecerdasan, kepribadian, dan karakter baik dalam segala hal, dengan kata lain sempurna,
sebagai bentuk kualitas diri.

Berbeda dengan Mindset Tumbuh (Growth Mindset) yang meyakini bahwa kualitas diri dapat
diolah melalui upaya-upaya tertentu. Artinya, setiap orang dapat berubah dan berkembang
melalui pembelajaran dan pengalaman. Bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang proses
belajar yang terus menerus dilakukan. Individu yang meyakini ini, percaya bahwa ia dapat
menjadi apapun dan siapapun.

Tokoh ternama telah membuktikannya bahwa kualitas diri seseorang dapat


dimaksimalkan/dikembangkan. Darwin dan Tolstoy, yang sebelumnya dianggap sebagai anak
yang biasa-biasa saja. Ben Hogan, salah satu pemain golf terbesar sepanjang sejarah, sama
sekali tidak bisa bermain golf ketika masih kanak-kanak. Cindy Sherman, fotografer yang
selama ini berada dalam setiap daftar seniman terpenting abad ke-20. Ternyata pernah gagal
menjajalani kursus fotografi pertamanya. Geraldine Page, salah satu aktris terbaik, yang pernah
dinasihati untuk berhenti karena dianggap tidak berbakat.

Dari konsep Gwroth Mindset ini, bahwa dengan suatu individu minimal menanamkan sikap
percaya akan kualitas diri dapat dikembangkan, sudah memulai menumbuhkan jiwa semangat
belajar. ini merupakan awalan yang baik untuk Mindset yang Tumbuh. Mindset inilah yang
memungkinkan orang-orang berkembang selangkah lebih maju dan mulai menghadapi masa-
masa paling menantang dalam hidup mereka.

Lebih dalam memahami bagaimana pandangan 2 Mindset dalam menghadapi kesuksesan dan
kegagalan. Pada mulanya, saat tidak menghadapi suatu kegagalan kedua jenis pandangan yang
dimiliki oleh seseorang baik Fixed maupun Growth Mindset, mereka memiliki persamaan, yaitu
mereka memandang dirinya sebagai orang yang berguna dan optimis serta cerdas dan
menarik.

Bedanya adalah ketika mereka menghadapi kegagalan. Seseorang yang memiliki Mindset Tetap
(Fixed Mindset) akan merasa pesimis dan beranggapan negative terhadap dirinya. Mereka
memandang kegagalan sebagai ukuran langsung dari kompetensi dan nilai mereka. Sedangkan
seseorang yang memiliki Growth Mindset akan tetap optimis dan beranggapan positif terhadap
kegagalan, tidak menyerah, siap mengambil resiko, menghadapi tantangan, dan yang terpenting
tetap menjalani hidup.

Ciri lain dari seorang Fixed Mindset dalam buku ini adalah mereka tidak percaya dengan adanya
konsep upaya. Jika mereka gagal pada kesempatan pertama, artinya mereka memang tidak
mampu melakukannya. Mereka merasa takut terhadap tantangan dan tidak menghargai usaha.
Lain hal dengan Growth Mindset, mereka memahami pentingya menantang diri sendiri dan
berusaha.

Howard Gardner, dalam bukunya Extraordinary Minds yang telah dikutip dalam buku
‘Mindset’ mengungkapkan bahwa individu-individu yang luar biasa memiliki bakat khusus
untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan serta kelemahan-kelemahan mereka sendiri.

Dalam penelitian sang Penulis, kedua jenis Mindset memiliki pemahaman yang berbeda dalam
menilai kekuatan dan kelemahan dalam dirinya. Seorang Fixed Mindset, umumnya tidak akurat
atau keliru dalam menilai kinerja dan kemampuan mereka sendiri. Sedangkan seorang yang
miliki Growth Mindset akan lebih akurat dalam hal ini. Karena, mereka percaya akan
pengembangan diri, sehingga ia terus membuka diri terhadap informasi-informasi yang akurat
tentang kemampuannya agar dapat belajar secara efektif.

Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan terhadap 143 peneliti kreativitas, terdapat
kesepakatan umum tentang “ramuan utama” dalam pencapaian kreatif, yaitu ketekunan dan daya
tahan yang dihasilkan oleh mindset tumbuh.

Dalam buku ini menegaskan bahwa dengan Growth Mindset yang dimiliki seperti rasa percaya
diri, mencintai tantangan, percaya terhadap usaha, tabah menghadapi kemunduran dapat
mebubah sesuatu yang mereka perjuangkan itu menjadi sebuah kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai