Anda di halaman 1dari 122

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

HTIBUNGAN AI\TARA BODY IMAGI9 DAI\[ KONT'ORMITAS


DALAM PERILAKU KONSTJMTItr' PADA REMAJA

s
DosenPembimbing

Dra- Lusia Pratidarmanastiti, M.S, Yogyakart4 9 Desember 2014


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

Nahkoda handal tidak dilahiran dilaut yang tenang.


(Dahlan Iskan)

Don’t Explain,
Your Friend don’t need it, Your enemies won’t believe it
(Paulo Coelho)

Mereka tertawa karena melihatku berbeda


dan aku tertara karena melihat mereka smua sama
(Kurt Cobain)

Melakukan hal yang sama dengan cara yang sama,


Tetapi mengharapkan hasil yang berbeda,
Itulah yang disebut ORANG GILA
(Nicholas Wahyu)

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

 Tuhan Yesusku yang memberikan segalanya

 Keluargaku tercinta, untuk Pak Sigit dan Buk Sum-ku yang terhebad,

serta Dek Sita dan Bida tekasihku.

 Kesayanganku, Siti Fatimah S.Psi, bunda Kemuning dan Benjamin

 Diriku sendiri

 Sahabat dan teman-temanku yang telah memberikan dukungan.

Sekecil apapun dukungan kalian, itu sangat berarti bagiku.

 Almamater Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah saya

sebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Desember 2014

VI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

CONNECTION BETWEEN BODY IMAGE AND CONFORMITY


ON TEENAGER’S CONSUMPTIVE BEHAVIOR

Nicholas Wahyu Christianto

ABSTRACT

This research aims at knowing whether or not there is a connection between body image and
conformity with the consumptive behavior among teenager. A suggested hypothesis is that there is a
negative connection between body image and conformity on the consumptive behavior among
teenager. Those, as the subject of the research, are 60 students -both male and female- of SMA Negri 1
Kalasan. As for data collection, it uses the tools namely Body Image scale which uses 59 items with
coefficient reliability up to 0,959 and also for the conformity on the consumptive behavior uses 28
items with such reliability up to 0,888. This research applies correlative analysis to find out the
connection between body image and conformity on the consumptive behavior among the students of
SMA Negri 1 Kalasan. It resulted from the analysis that p value = 0.000 (p < 0.05) and r value = -
0.796. It means that the hypothesis is accepted and proved. This research find out that there is a
negative connection between body image and conformity on the consumptive behavior among
teenager.

Keywords : body image, conformity, consumptive behavior, teenager.


Keywords : self-regulated learning, students, part-time job

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PTJBLIKASI KARYA


ILMIAII TJNTTIK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Nicholas Wahyu Christianto


NIM :089114128

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang
berjudul :

HUBUNGAN AIITAIL{ BODY IMAGE DAN KONFORMITAS DALAM


PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di intemet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal :9 Desember 2014

Nicholas Wuhyo Christianto

IX
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan
penyertaan-Nya sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Body Image dan
Konformitas dalam perilaku Konsumtif pada Remaja” ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Selama menulis skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak
dukungan dan partisipasi dari banyak pihak untuk membantu penyelesaian skripsi ini.
Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Bapa yang Maha Kuasa yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan
kesabaran selama proses pengerjaan skripsi dari awal hingga akhir.
2. Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S,. selaku Ibu penyemangat dan Dosen
Pembimbing Skripsi yang dengan sabar telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing, memberi masukan dan ide-ide, kritik maupun saran, dan dukungan
dalam proses pengerjaan skripsi sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
3. Prof. Dr. Agustinus Supratiknya selaku dosen yang pernah menjadi dosen
pembimbing skripsi dan juga dosen pengampu mata kuliah seminar yang telah
banyak memberikan masukan dan pelajaran mengenai teknik penulisan skripsi
yang baik.
4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Ibu Agnes Indar Etikawati, M. Psi.,selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan selama penulis menjalankan studi.
6. Semua Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta seluruh staf dan karyawan atas
pemberian fasilitas dan pelayanan selama ini.

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Tercintaku; Bapak dan Ibu Sigit Sunarto. Terima kasih atas segala dukungannya
baik moral maupun materi. Terima kasih juga atas doa, kasih sayang, perhatian,
dan kesabaran yang luar biasa sehingga penulis bisa meyelesaikan skripsi ini.
8. Adikku tersayang Sita dan Bidha yang selalu menjadi acuan untuk bisa
membahagiakan mereka.
9. Yang terkasih, Siti Fatimah S.E, ibunda Kemuning dan Benjamin, atas segala
cinta, perhatian, waktu, kasih sayang, motivasi serta selalu memarahi untuk
segera menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman penyebar kuisoner, Sita, Sekar, Tina, Nurul, dan teman-teman
sudah membantu mencari subjek penelitian.
11. Para Leader Om Bowo, Om Didik, Tante Rina, Mas Aris dan Mas Unyink.
Trimakasih sudah memberi contoh dan menjadi pembimbingan dalam dunia kerja
yang sesungguhnya.
12. Teman-teman seperjuangan; Andy, Mathews, dan Frans, atas ajaran nakalnya
serta teman sekelas Amanda, Kris, Titin, Jesika, Puji, Ricky, Patrik, Ichot, Ucil,
Fajar dan semuanya. Trimkasih atas motivasi dan ejekannya.
13. Rekan kerja dari CV. E-solution, Fortuin Net, Jejak & Jelajah Indonesia. Terima
kasih atas kesempatan berdinamika bersama dan wawasan yang tak terbatas ini.
14. Sahabat-sahabatku SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, Seno & Chandra, serta sahabat
SMA Negri 1 Jogonalan, Wahyu, Gayuh & Olin, yang tidak akan pernah
terlekang waktu.
15. Komunitas MIB Yogyakarta, Custom Art Indonesia, Mudika St.Joseph,
Wingchun Brotherhood, Backpacker Yogyakarta dan RW 5, Futsal ceria dan
sehat, DPP Geneng-Gendeng, serta GGModel Fotography. Pengalaman
berorganisasi ini akan sangat membantu.
16. Teman kos Panjang Rudi yang setia hunting film dan Bu Bini selaku pengelola
kos Panjang yang selalu membantu jika dibutuhkan serta temen kos 172c mbak
Anna, Nenek, dan Ara yang selalu jadi bahan ejekan.
17. Semua adek-adekan yang tidak boleh disebutkan satupun.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas segala
partisipasi dan dukungannya.

Dengan rendah hati penulis menyadari batrwa slripsi ini masih jauh dari kata
sempumaOleh sebab itu, segala lffitik dan sar:rn sangat diharapkan untuk
memperbaiki skripsi ini agar menjadi lebih baik.Akhir kat4 semoga tugas ak*rir ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.Terima kasih.

Yogyakart4 9 Desember 2014

xlt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN ruDUL.. ......... i


HALAMAN PERSETUruAN DOSEN PEMBIMBING... ............ ii
HALAMANPENGESAHAN... ........... iii
DAFTAR ISI ... ........ xiii
ABSTRAK ........ vii
ABSRACT ............ viii
A. PENDAHULUAN ........ 1

A. Latarbelakang... ........... I
B. Tujuan Masalah.. ........ 7

C. DasarTeori. ..........7
D. Hipotesis Penelitian. ............ 8
BAB 2 LANDASAN TEORI... 9

A. Body Imqge... ................. 9

l. Pengertian Body Image ......... 9

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Image... 1l


3. Aspek Body Image 12

B. Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif. ..........14


1. Pengertian Konformitas...... ......... t4
a. faktor-faktor yang mempemgaruhi Konformitas ......... 15
b. Aspek-aspekKonformitas......... .... 16
2. Pengertian Perilaku Konsumtif Pada Remaja...... ........... 17
a. faktor-faktor yang memperngaruhi Konformitas ........ 19
b. Indikator Perilaku Konsumtif. ......... 2l
3. Pengertian Konformitas dalam Perilaku kosumtif... ......... 24
4. Aspek-aspek Konformitas dalam Perilaku Konsumtif. .... 26
C. Hubungan Body Image dan Konformitas dalam Perilaku Konsumtif...28
D. Hipotesis... ........... 33

xilt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH ,........... A


A. Jenis Penelitian... .....34
B. Indetifikasi Variabel Penelitian.. ........34
C. Subjek Penelitian. ...... 34
D. Definisi Operasional ...... 35

E. Metode Pengumpulan Data.. ............... 37


F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... ........... 42

G. MetodeAnalisisData. ........ 48

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 50

A. Orientasi Kancah dan Persiapan.... ....... 50

1. Orientasi Kancah. ......... 50


2. Persiapan. .... 50
a. Persiapan Administrasi..... ......... 50

b. Persiapan Alat Ukur. ......... 50

c. Validitas ... 51

3. Uji Coba Alat Ukur ...... 52

a. Distribusi Item. .........52


b. Analisis Item. .... 54
c. UjiReliabilitas. ........57
4. Laporan Pelaksanaan Penelitian. ............ 57
5. Hasil Penelitian .....59
a. UjiAsumsi...... ........ 59
l. Uji Normalitas...... ....... 59

2. Uji Linearitas. ....... 59


b. Deskripsi Data Penelitian .....61
c. Uji Hipotesis. ....62
6. Pembahasan.... ..... 63

xtv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAN
BAB 5 KESIMPULAN .........68
A. Kesimpulan.. 68

B. Saran. ....68
DAFTAR PUSTAKA ..........70
LAMPIRAN .......... 73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAX'TAR TABEL

Tabel l. Tabel SkorBerdasarkan Kategori Jawaban.... 37

Tabel 2. Blueprint Perilalo Konsumtif. 40


Tabel 3. Blueprint Konformitas dalam P€rilaku Konsumtif. M
Tabel 4. Dishibusi Item Skala Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif

sebelum Uji coba.... 52


\
Tabel 5. Disfribusi Ite,m SkalaBoSt Image Sebelum Uji Coba... 54

Tabel6. Dishibusi Item Skala Body Image SetelahUji Coba... 55

Tabel 7. Disfribusi ltem Skala Konfomritas Dalam Perilaku Konsumtif


Setelah Uji coba... 56

Tabel 8. Tabel Deskripsi Subek Berdasarkan Usia........ 58

Tabel 9. Tabel Diskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin......... 58

Tabel l0 Hasil Uji Normalitas.......... 60


Tabel I I Hasil Uji Linearitas 6l
Tabel 12 Deslaipsi Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif dan
BodyImage...... 62
Tabel l3 Hasil Uji Hipotesis......... 63

xvt
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAT'TARLAMPIRAN

Lampiran I Skala Try Out


Lampiran 2 Reliabilitas Konformitas Dalam Perilalru Konsumtif Sebclum
Seleksi Ite,n (Try OuQ
Lampiran 3 Reliabilitas Body ImageSebelum Seleksi Item (try Out)
4 Reliabilitas Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif Setelatr
J.ampiran
Seleksi Item
Lampiran 5 Reliabilitas Body ImageSetelah Seleksi Item
Laurpiran 6 Skala Peirelitian
Lampiran 7 Hasil UjiNormalitas
I^ampiran 8 Hasil IJji Lineadtas
Lampiran 9 Hasil Deshipsi Data
Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis

xvI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), konsumsi yang berlebihan pada

masyarakat terjadi pada awal abad ke-20, hal ini dapat terlihat dari pasar global

yang gencar dalam memasarkan produk dan jasanya melalui berbagai media

sehingga masyarakat secara tidak langsung diajak untuk hidup mewah dan

berlebihan yang pada akhirnya akan berujung pada perilaku konsumtif. Perilaku

konsumtif merupakan dampak sosiologis dari ekspansi pasar. Perubahan

perekonomian dan globalisasi saat ini menjadi faktor perubahan dalam perilaku

mengkonsumsi pada masyarakat Indonesia, khususnya para remaja. Selain itu

juga di dukung dengan menjamurnya mall, tempat hiburan atau sekedar tempat

untuk nongkrong pada era modern sekarang ini menjadi sebuah gaya hidup

masyarakat di kota besar.

Sumartono (2002) menyatakan bahwa perilaku konsumtif pada remaja

sangat dominan. Hal ini dikarenakan secara psikologis, remaja masih berada

dalam proses pembentukan jati diri. Remaja terkesan senang dengan perilaku

yang berbau konsumtif dan hedonis. Mereka senang mengeluarkan uang demi

mendapatkan barang-barang yang sedang populer dan tidak mau ketinggalan

zaman. Mereka juga mudah termakan iklan-iklan yang banyak bermunculan di

berbagai media, padahal mereka tidak begitu mementingkan barang yang

ditawarkan tersebut. Remaja tidak hanya membeli barang semata-mata karena

mereka membutuhkan fungsi dari produk tersebut namun juga hanya untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

mencoba produk tersebut, meskipun sebenarnya tidak membutuhkan produk

tersebut.

Tambunan (2001) mengemukakan bahwa perilaku konsumtif adalah

keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang

diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Manusia

lebih mementingkan faktor emosinya daripada tindakan rasionalnya atau lebih

mementingkan keinginannya daripada kebutuhannya.

Menurut (Rombe, 2014) munculnya budaya konsumtif merupakan

fenomena remaja saat ini. Perilaku konsumtif remaja diduga terkait karakteristik

psikologis yang dimiliki remaja yaitu konformitas terhadap kelompok sebaya.

Remaja akan berusaha kuat untuk mengikuti tekanan dalam kelompoknya sebagai

usaha untuk sama dengan norma dan kebiasaan yang dianut dalam kelompok

(Santrock, 2003). Upaya-upaya yang telah dilakukan para remaja untuk selalu

konform dengan kelompok ternyata justru mendorong mereka mempunyai

perilaku konsumtif. Banyak remaja yang bersedia melakukan berbagai perilaku

demi pengakuan kelompok bahwa dia adalah bagian dari kelompok yang tidak

bisa terpisahkan. Oleh sebab itu konformitas akan memberikan pengaruh pada

remaja dalam pemunculan perilaku konsumtif.

Konformitas dalam kamus psikologi, diartikan sebagai kecenderungan

individu untuk memperbolehkan sikap dan tingkahlakunya dikuasai oleh sikap

dan tingkah laku yang sudah berlaku disekitarnya (Levianti, 2008). Menurut

Baron dan Byrne (2005), konformitas adalah sebuah bentuk pengaruh sosial,

dimana individu mengubah sikap dan tingkahlakunya agar sesuai dengan norma
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

sosial. Remaja akan menganut norma kelompok acuan, menerima ide, atau aturan-

aturan yang menunjukkan bagaimana remaja berperilaku. Efek dari konformitas

tergantung dari kelompok yang akan dijadikan teman oleh individu, efek positif

akan membuat individu mempunyai kemampuan dan keterampilan yang positif

juga. Sebaliknya kalau kelompok yang dijadikan teman oleh individu ini memiliki

perilaku negatif maka individu akan cenderung berperilaku dan berpandangan

negatif juga.

Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang

lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka

(Santrock, 2003). Tekanan untuk mengikuti teman sebaya menjadi sangat kuat

pada masa remaja untuk dapat diterima dalam kelompok. tekanan-tekanan untuk

melakukan konformitas sangat kuat, sehingga usaha untuk menghindari situasi

yang menekan dapat menenggelamkan nilai-nilai personal dari individu. Levianti

(2008) menjelaskan remaja cenderung melakukan konformitas karena faktor rasa

takut tidak diterima menjadi bagian dari kelompok apabila ia tidak sama dengan

kelompok. Remaja pada dasarnya ingin memperoleh persetujuan, atau

menghindari celaan dari kelompok.

Banyak ditemukan kasus perilaku remaja yang ikut-ikutan dalam

berperilaku konsumtif di kota-kota besar sehingga menjadikan mall sebagai tujuan

utama untuk mencari hiburan. Salah satu alasannya, mereka ingin menunjukkan

diri bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang ada dalam kelompoknya. Jadi

ketika lingkungan teman sebayanya berperilaku konsumtif maka kecenderungan

remaja tersebut akan menirunya (Santrock, 2003).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Menurut Sarwono (2002), pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk

mengikatkan diri mereka pada suatu kelompok karena kelompok memiliki

tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang ingin bergabung.

Santrock (2003) berpendapat bahwa konformitas mempengaruhi berbagai aspek

dalam kehidupan remaja seperti pilihan aktivitas sekolah atau sosial yang diikuti,

penampilan, bahasa yang digunakan, sikap serta nilai-nilai yang dianut. Termasuk

di dalamnya bagaimana remaja mencoba menampilkan diri secara fisik. Remaja

berusaha membentuk tubuh yang ideal dengan bersolek dan merawat tubuh yang

sesuai dengan nilai kelompoknya. Para remaja cenderung mengikuti nilai dan

standart tubuh yang ideal seperti yang dikehendaki kelompoknya.

Begitu memasuki usia remaja, seseorang punya kesadaran untuk tampil

prima di mata teman sebayanya agar dapat diterima. Sejak dahulu hingga saat ini,

tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penampilan merupakan salah satu hal yang

sering kali mendapat perhatian khususnya bagi remaja (Hurlock, 2006). Perhatian

ini ditunjukan dengan perilaku membeli barang-barang yang dapat merawat dan

meningkatkan body image mereka. Begitu memasuki usia remaja, seorang anak

punya kesadaran untuk memiliki tubuh yang ideal sehigga di mata teman

sebayanya lebih mudah untuk diterima. Hal yang dapat mempengaruhi

konformitas dikalangan remaja adalah body image. Dalam memperoleh jati diri,

remaja berusaha membentuk citra atau image tentang dirinya dan upaya ini

terlihat dalam suatu gambaran tentang bagaimana setiap remaja

mengaktualisasikan dirinya. Termasuk di dalamnya bagaimana ia mencoba

menampilkan diri secara fisik. Hal tersebut membuat mereka sensitif terhadap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

body image sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya agar body

imagenya sesuai dengan norma dan nilai yang ada di komunitas sosial mereka

(Aryani,2006). Ketika seseorang memiliki body image yang positif, mereka akan

percaya diri, sehingga mereka tidak menganggap bahwa norma dan nilai yang ada

pada kelompok sebagai tekanan dan sebaliknya remaja yang memiliki body image

yang negative akan mengganggap dirinya rendah dan tidak percaya diri, sehingga

norma dan nilai yang ada ada kelompok akan dianggap sebagai acuan yang wajib

dalam mengikuti kelompoknya tersebut.

Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan

tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,

fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara

berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman-pengalaman baru setiap

individu (Keliat, 1992). Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang

penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistik terhadap diri,

menerima dan mengukur bagian tubuh akan memberi rasa aman, sehingga

terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).

Menurut Kamus Psikologi (Arthur, 2010), body image merupakan imajinasi

subyektif yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya, khususnya yang terkait

dengan penilaian orang lain, dan seberapa baik tubuhnya harus disesuaikan

dengan persepsi-persepsi ini. Dengan begitu seseorang akan memiliki standar

tentang bentuk tubuh yang baik, kulit yang mulus, wajah yang cantik, dan

beberapa istilah yang terkait tampilan fisik, sementara yang lain mencakup pula

penilaian tentang fungsi tubuh, gerakan tubuh, koordinasi tubuh, dan sebagainya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

Santrock (2003) menyebutkan bahwa sebagian besar remaja, tidak puas

dengan penampilan fisiknya. Mereka biasanya kurang puas dengan berat badan

dan penampilan mereka serta selalu membandingkan penampilan dengan standar

daya tarik wanita yang dilihat di berbagai media yang memamerkan tubuh yang

langsing. Oleh sebab itu remaja cenderung ikut-ikutan dengan apa saja agar dapat

mencapai citra tubuh yang diharapkan, karena kesempurnaan dari citra tubuh pada

wanita menjadi tolok ukur penilaian remaja.

Perhatian terhadap tubuh yang ideal dan penampilan fisik yang menarik

pada remaja memiliki andil besar didalam penerimaan terhadap lingkungannya.

Pada usia remaja seseorang akan berusaha diterima dalam kelompok usia teman

sebaya(Santrock, 2003). Kelompok usia tersebut akan membentuk batasan yang

mempengaruhi perilaku seseorang menjadi sama dalam kelompok tersebut.

Penyesuaian pribadi dalam remaja merupakan hal yang sangat penting. Hal ini

dikarenakan kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama

tempat remaja belajar untuk hidup dengan orang lain yang bukan merupakan

anggota keluarganya.

Melalui penelitian Sembayang (2011) menemukan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara body image dan konformitas dengan perilaku

konsumtif pada siswi SMA. Sejalan dengan penelitian Andriany (2011) yang

menemukan terdapat hubungan antara body image dengan perilaku konsumtif

pada siswi SMK. Sementara hasil yang tidak berbeda ditunjukan dalam penelitian

Supratikno (2012) bahwasanya terdapat hubungan antara self image dan perilaku
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

konsumtif. Perdana (2012) juga menyebutkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara body image dengan penyesuaian diri sosial pada remaja.

Berdasarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya terdapat perbedaan dan

persamaan antara penelitan yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya.

Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis tingkat konformitas

pada remaja. Sedangkan perbedaannya adalah tingkat konformitas lebih di

fokuskan pada perilaku konsumtif di usia remaja. Selain itu variabel yang

digunakan adalah body image sebagai variabel independen. Berdasarkan uraian

diatas maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara body image dengan

konformitas dalam perilaku konsumtif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara Body image dan

Konformitas dalam Perilaku Konsumtif pada Remaja.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris

hubungan antara body image dan konformitas dalam perilaku konsumtif pada

Remaja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan didapat adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

mengenai body image, konformitas dan perilaku Konsumtif dalam

pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi konsumen.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Orang Tua

Dapat memberikan wawasan dan informasi tentang body image dan

konformitas, sehingga dapat memberikan lingkungan yang sesuai yang

dibutuhkan remaja agar bisa mencegah perilaku konsumtif.

b. Bagi Remaja,

Menambah pengetahuan tentang body image dan konformitas, sehingga

dapat menjadi pertimbangan untuk mengembangkan body image positif

dan menjalin hubungan persahabatan dengan kelompok teman sebaya

yang baik agar tidak terjerumus dalam perilaku konsumtif.

c. Bagi peneliti lain,

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian

selanjutnya, khususnya penelitian berkaitan dengan body image dan

konformitas dalam perilaku konsumtif, dan dapat dijadikan sebagai

bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Body image

1. Pengertian Body image

Istilah body image atau citra raga pertama kali diperkenalkan oleh seorang

neurolog dan psikiater bernama Paul Schilder pada tahun 1920. Rombe (2014)

menjelaskan apabila individu memandang tubuhnya positif maka body image

yang dimiliki positif, sedangkan apabila individu memandang tubuhnya negatif

maka body image yang dimiliki negatif. Pentingnya body image yang dimiliki

oleh remaja tidak lepas dari perhatian mereka melalui pengaruh-pengaruh media

lewat sarana iklan di tv, majalah hingga internet yang memperlihatkan body image

yang ideal.

Pruzinsky & Cash, (dalam Andea, 2010) menjelaskan bahwa body image

adalah evaluasi dan penilaian individu terhadap raganya. Body image secara

subyektif dan terbuka memiliki konsep pada perubahan dari pengaruh sosial.

Sikap terhadap penampilan merupakan fenomena psikologis yang sangat

dipengaruhi oleh sosial dan budaya dimana seseorang tinggal. Oleh karena itu jika

penampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan norma sosial yang ada maka akan

mengalami body dissatisfaction yaitu adanya pikiran dan perasaan negatif

terhadap tubuhnya sendiri

Gambaran tubuh yang diperoleh dari pikiran atau dapat dikatakan

bagaimana kita mengevaluasi tubuh kita sendiri. Jersild (dalam Hargiani, 2008)

menjelaskan body image sebagai gambaran seseorang tentang tingkat kepuasan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan secara keseluruhan. Body image

memiliki karakter yang selalu berubah, peka terhadap perubahan, mood,

lingkungan serta pengalaman fisik yang dialami seseorang. Body image tidak

dapat diturunkan tetapi dipelajari dalam lingkungan keluarga atau teman sebaya

dan diperkuat dengan harapan lingkunganya.

Menurut Rombe (2014) body image merupakan suatu sikap atau perasaan

puas dan tidak puas yang dimiliki oleh seseorang atau suatu individu tertentu

terhadap tubuhnya sehingga dapat melahirkan suatu penilaian yang positif atau

negatif pada dirinya. Body image mengarahkan pada gambaran mental setiap

individu terhadap kondisi fisiknya termasuk persepsi tentang bagaimana perasaan

individu terhadap tubuh dan bentuk tubuhnya. Pengertian body image yang

dipahami secara mendalam ini telah melibatkan unsur perasaan individu mengenai

gambaran mental, perasaan, dan persepsi individu yang berkaitan dengan ukuaran

tubuh, bentuk tubuh, dan berap tubuh yang mengarah pada kepuasan penampilan

fisiknya. Evaluasi terhadap ukuran tubuh seseorang, berat ataupun aspek tubuh

lainnya yang mengarah kepada penampilan fisik.

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa body

image adalah gambaran atau evaluasi seseorang tentang tingkat kepuasan terhadap

penampilan tubuhnya baik itu secara keseluruhan atau per bagian. Evaluasi atau

sikap tentang body image yang dimiliki seseorang secara subjektif terhadap

tubuhnya tersebut bisa berupa perasaan suka, puas atau positif yang ditunjukkan

dengan penerimaan terhadap tubuhnya atau bisa berupa perasaan tidak suka, tidak

puas, atau negatif seseorang terhadap atribut-atribut fisik pada tubuhnya seperti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

ukuran tubuh, berat badan, dan bentuk tubuh. Body image memiliki sifat yang

subyektif, oleh karena itu sangatlah relatif untuk melihat apakah seseorang merasa

puas dengan tubuh yang dimilikinya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body image

Body image tersusun dari faktor internal psikologis, pengaruh budaya,

konsep tubuh ideal, dan persepsi individu tentang penampilan dan kemampuan

fungsional tubuhnya. Kepuasan body image yang dimiliki individu merupakan

hasil dari beberapa faktor (Cash & Pruzinsky, 2002):

1. Media massa

Gencarnya media massa baik cetak maupun elektronik serta melalui

jaringan sosial internet yang ada dimana-mana memberikan gambaran

ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi

body image seseorang.

2. Keluarga

Menurut teori Sosial Learning, orang tua merupakan model yang penting

dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi body image anak-

anaknya melalui modelling, feedback, dan instruksi.

3. Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan

diri dengan orang lain dan feedback yang diterima ini mempengaruhi

konsep diri termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap

penampilan fisik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

Faktor-faktor ini menjadi faktor pendukung dimana seseorang bisa

memberikan persepsi terhadap dirinya. Persepsi tersebut yang nantinya akan

mendorong remaja untuk dapat menyamakan persepsi diri dengan persepsi

kelompok sehingga dapat diterima dikelompoknya. Kemampuan meberikan

persepsi terhadap dirinya akan mampu memberikan penilaian yang maksimal

bagaimana keadaan dirinya sendiri di saat orang lain memiliki penilaian yang

berbeda terhadap dirinya.

3. Aspek Pengukuran Body image

Aspek-aspek body image menurut Cash & Pruzinsky (dalam Putri, 2002)

adalah:

a. Evaluasi penampilan, yaitu penilaian terhadap tubuh, perasaan menarik,

kepuasan atau ketidakpuasan terhadap penampilan secara keseluruhan.

Disini menunjukan bahwa dari penampilanada hubungannya dengan

konformitas dalam berperilaku konsumtif. akan Semakin baik penampilan

yang ditunjukan maka semakin rendah konformitas yang ditunjukan oleh

remaja. Evaluasi yang ditunjukkan akan menyebabkan remaja untuk selalu

berpenampilan terbaik dalam lingkungan teman sebaya.

b. Kepuasan area tubuh, yaitu kepuasan individu terhadap bagian-bagian

tubuh tertentu dari penampilannya. Adapun aspek-aspek tersebut adalah

wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh

bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan

penampilan secara keseluruhan. Bentuk tubuh yang sempurna akan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

mempengaruhi bentuk pelayanan yang dihasilkan. Di sini terlihat bahwa

bentuk tubuh meningkatkan penilaian terhadap diri sendiri dimana pun

akan berpengaruh untuk memberikan penampilan yang terbaik pada

bentuk tubuh. Memiliki bentuk tubuh yang terbaik tentu akan mudah

diterima oleh lingkungan teman sebaya sehingga menekan adanya

konformitas.

c. Kecemasan menjadi gemuk, yaitu menggambarkan kecemasan terhadap

kegemukan, kewaspadaan akan berat badan, kecenderungan melakukan

diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.

Kegemukan menjadi momok bagi remaja dalam memberikan penampilan

terbaiknya. Bila remaja merasa kurang baik dengan penampilan

kegemukan ini, maka remaja akan merasa tidak percaya diri yang

menyebabkan remaja kurang bisa diterima di lingkungan teman sebaya.

d. Persepsi terhadap ukuran tubuh, yaitu menggambarkan bagaimana

seseorang mempersepsi dan menilai berat badannya, dari yang sangat

gemuk sampai dengan sangat kurus. Ukuran tubuh yang proporsional

memengaruhi kepercayaan diri sendiri. Dengan memiliki standart terhadap

ukuran tubuh, maka dapat meningkatnya kepercayaan diri remaja sehingga

membuat remaja dapat mudah diterima oleh teman sebayanya.

Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa aspek body image yaitu

evaluasi penampilan, kepuasan terhadap area tubuh, kecemasan menjadi gemuk

dan persepsi tubuh. Body image akan lebih diperhatikan dari seseorang untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

memperhatikan dan memandang sikap dari dirinya sendiri. Hal ini turut

mempengaruhi tingkat penerimaan remaja di lingkungan teman sebaya.

B. Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif

1. Pengertian Konformitas

Pengertian konformitas menurut Myers (1991) mengemukakan bahwa

konformitas merupakan perubahan sikap percaya sebagai akibat tekanan

kelompok. Remaja akan tunduk pada tekanan kelompok meskipun tidak ada

permintaan langsung untuk mengikuti apa yang telah diperbuat dalam kelompok.

Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan remaja untuk selalu menyamakan

perilakunya terhadap kelompok sehingga terhindar dari celaan, keterasingan,

maupun cemoohan.

Zebua dan Nurdjayadi (dalam Pratiknyo, 2008) menyatakan bahwa

konformitas adalah salah satu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman

sebaya terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh yang kuat dan dapat

menyebabkan munculnya perilaku perilaku tertentu pada remaja anggota

kelompok tersebut.

Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang

lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka

(Santrock, 2003). Remaja akan tunduk pada tekanan kelompok meskipun tidak

ada permintaan langsung untuk mengikuti apa yang telah diperbuat dalam

kelompok. Konformitas mencerminkan perubahan perilaku sebagai hasil tekanan

kelompok secara nyata atau hanya imajinasi. Hal ini dapat terlihat dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

kecenderungan seseorang untuk selalu menyamakan perilakunya terhadap

kelompok sehingga dapat terhindar dari celaan, keterasingan, maupun cemoohan.

Sedangkan pendapat yang sama dijelaskan oleh Baron dan Byrne (2005) yang

menjelaskan bahwa konformitas remaja adalah penyesuaian perilaku remaja untuk

menganut pada norma kelompok acuan, menerima idea tau aturan-aturan yang

menunjukkan bagaimana remaja berperilaku.

Berdasarakan beberapa pendapat ahli, dapat diartikan bahwa konformitas

adalah perubahan sikap, perilaku atau kepercayaan seseorang individu agar sesuai

dengan norma kelompok atau norma sosial sebagai akibat dari tekanan

kelompoknya.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas

Menurut Baron dan Bryne (2005) terdapat beberapa faktor yang memengaruhi

konformitas. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Kohesivitas

Kohesivitas diartikan sebagai derajat ketertarikan remaja terhadap

kelompoknya. Semakin besar kohesivitas, maka akan semakin tinggi

keinginan remaja untuk berkonform terhadap kelompoknya.

2. Ukuran kelompok

Konformitas akan meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah

anggota kelompok. Semakin besar kelompok tersebut maka akan semakin

besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta.

3. Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Norma deskripti adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang

sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Norma ini akan

memengaruhi tingkah laku kita dengan cara memberi tahu kita mengenai

apa yang umumnya dianggap efektif atau bersifat adaptif dari situasi

tertentu tersebut. Sementara itu, norma injungtif akan memengaruhi kita

dalam menentapkan apa yang harusnya dilakukan dan tingkah laku apa

yang diterima dan tidak diterima pada situasi tertentu.

b. Aspek-aspek Konformitas dalam Perilaku konsumtif

Konformitas adalah sebuah kelompok acuan dapat terlihat dengan adanya ciri-

ciri yang khas. Sears (1994) mengemukakan secara eksplisit aspek-aspek

konformitas remaja yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Kekompakan

Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan

ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan

kelompok acuan disebabkan perasan suka antara anggota kelompok serta

harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Kekompakan yang

tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi, sebaliknya bila

kekompakan rendah maka konformitas juga akan rendah.

2. Kesepakatan

Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah

kesepakatan pendapat kelompok. Remaja akan dihadapkan pada keputusan

kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

sehingga remaja harus loyal dan harus menyesuaikan pendapatnya dengan

pendapat kelompok.

3. Ketaatan

Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela

melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkanya. Bila

ketaatan tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan yang

tinggi dalam sebuah kelompok akan menimbulkan tekanan sehingga

mereka juga akan cenderung berkonform.

2. Pengertian Perilaku Konsumtif Pada Remaja

Kehidupan sehari-hari remaja saat akan membeli barang cenderung lebih

menyesuaikan diri dengan yang diminati suatu kelompok dalam lingkungannya,

walaupun pada dasarnya kecenderungan membeli tersebut hanya berdasar pada

niat atau keinginan melakukan transaksi membeli, bukan karena faktor kebutuhan

dan fungsi barang.

Tambunan (2001) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif adalah

keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang

diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasaan semata. Jika konsumtif

sebagai tindakan membeli barang bukan untuk mencukupi kebutuhan tetapi untuk

memenuhi keinginan, yang dilakukan secara berlebihan sehingga menimbulkan

pemborosan dan inefisiensi biaya. Tidak mengherankan jika para produsen

menjadikan kelompok usia remaja sebagai salah satu pangsa potensial untuk

menawarkan barang-barang produksi mereka. (Rombe, 2014). Kecenderungan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

remaja untuk melakukan konsumsi tiada batas, tidak jarang remaja lebih

mementingkan faktor emosi daripada faktor rasionalnya atau lebih mementingkan

keinginan daripada kebutuhan. Remaja tidak lagi membeli barang hanya semata-

mata untuk membeli dan mencoba produk, walau sebenarnya tidak terlalu

membutuhkan produk tersebut.

Zebua dan Nurdjayadi (Pratiknyo, 2008) juga menggambarkan

karakteristik remaja yang labil, spesifik, dan mudah dipengaruhi membuat mereka

sering dijadikan target pemasaran produksi industry sehingga akhirnya

mendorong muncul berbagai gejala membeli yang tidak wajar. Tindakan yang

tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan

pemborosan dan efisiensi biaya.

Abraham Maslow (dalam Wikipedia, diakses Maret 2014) menyatakan

bahwa kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan fisiologis seperti makanan,

pakaian, dan tempat tinggal. Pada umumnya, manusia akan memenuhi kebutuhan

primer sebelum memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginannya. Manusia akan

menahan kebutuhan dan keinginan lain, sebelum kebutuhan primer terpenuhi.

Tetapi, individu dengan perilaku konsumtif dapat menekan kebutuhannya hanya

sekedar untuk memenuhi hasrat dan keinginannya semata. Pembelian barang

individu tidak lagi dilihat dari fungsinya yaitu untuk mencukupi kebutuhan tetapi

digunakan untuk memenuhi keinginannya. Individu tidak lagi mengenali

kebutuhan sesungguhnya, namun justru selalu tergoda untuk memuaskan

keinginan sesaatnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

Rahardjo & Silalahi (dalam Shohibullana) menyebutkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu hadirnya iklan, konformitas,

gaya hidup dan kartu kredit. Perilaku konsumtif terjadi karena masyarakat

mempunyai kecenderungan utuk mengkonsumsi barang mewah (Shohibullana,

2011). Dalam membelanjakan uangnya kadangkala remaja dinilai kurang efisien,

karena pembelian barang yang dilakukan oleh remaja bukan lagi untuk memenuhi

kebutuhan semata, tetapi juga keinginan untuk meniru orang lain, mencoba

produk baru atau untuk menampilkan diri secara fisik agar memperoleh

pengakuan sosial dari lingkungan maupun komunitas mereka. Keputusan

pembelian yang disebabkan oleh faktor emosi sesaat menyebabkan timbulnya

perilaku konsumtif.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

perilaku konsumtif merupakan tindakan individu untuk membeli atau

mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan merupakan

prioritas kebutuhannya dan tanpa pertimbangan yang rasional, demi kepuasan

fisik dan dorongan untuk memuaskan hasrat kesenangan.

a. Faktor Perilaku Konsumtif

Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif menurut

Dharmmesta dan Handoko (dalam Murisal, 2002), yakni

1. Faktor Eksternal yang terdiri dari

a. Kebudayaan

Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan sistem gagasan,

tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai

penentu dan pengatur perilaku. Perilaku konsumtif individu

ditentukan oleh kebudayaan yang tercermin pada cara

hidup,kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan barang dan jasa

dipasar sosial.

b. Kelas sosial

Kelas sosial adalah pembagian dalam suatu masyarakat yang

disusun dengan berdasarkan kedudukan dan status dalam

masyarakat yang memegang nilai, minat, kepentingan dan perilaku

yang sama. Individu akan

c. Kelompok referensi

Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran

seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilaku. Sehinggga

dengan berinteraksi individu dengan kelompok akan

mempengaruhi individu tersebut dalam berperilaku konsumtif.

Kelompok yang memiliki pengaruh secara langsung dan tidak

langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang

d. Keluarga

Keluarga dapat didefinisikan dua orang atau lebih yang memiliki

hubungan darah, perkawinan dan adopsi yang tinggal bersama-

sama. Keluarga memainkan peran terbesar dan erlama dalam

membentuk sikap dan perilaku manusia, terutama dalam

melakukan pembelian barang dan jasa.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

2. Faktor internal

Faktor internal terdiri dari motivasi dan harga diri,

a. Motivasi dan Harga diri

Motivasi merupakan pendorong perilaku seseorang, tidak

terkecuali dalam melkukan pembelian. Harga diri berpengaruh ada

perilaku membeli seseorang, seseorang dengan harga diri rendah

cenderung mudah dipengaruhi dari pada seseorang dengan harga

diri tinggi.

b. Pegamatan dan Proses Belajar

Ketika seseorang memutuskan membeli produk, hal itu

berdasarkan pengamatan terhadap produk tersebut sebelumnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelian merupakan suatu proses

belajar.

c. Kepribadian dan Konsep Diri

Konsep diri berpengaruh terhadap perilaku membeli seseorang.

Seseorang yang memandang dirinya negatif cenderung berperilaku

konsumtif untuk menaikkan citra dirinya.

b. Indikator Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif

amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku

konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan

atas dasar kebutuhan pokok. Dan secara operasional, indikator perilaku

konsumtif yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.

Remaja tertarik membeli suatu barang karena adanya hadiah yang

ditawarkan jika membeli barang tersebut. Artinya motivasi membeli

hanya karena ingin mendapat hadiah.

2. Membeli produk karena kemasannya menarik.

Konsumen remaja sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang

dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik.

Artinya motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk

tersebut dibungkus dengan rapi dan menarik.

3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.

Konsumen remaja mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena

pada umumnya remaja mempunyai ciri khas dalam berpakaian,

berdandan, gaya rambut,dan sebagainya dengan tujuan agar mereka

selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Remaja

membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan

diri.

4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat

atau kegunaannya).

Konsumen remaja cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya

kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang

dianggap paling mewah.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.

Remaja mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam

berpakaian,berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal

tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal

dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan

membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan

lebih keren dimata orang lain.

6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang

mengiklankan.

Remaja cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannnya dalam

bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh

idolanya. Mereka juga cenderung memakai dan mencoba produk yang

ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut.

7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal

akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.

Remaja sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka

percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa

percaya diri

8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Remaja akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan

merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk

tersebut belum habis dipakainya.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

3. Konformitas dalam Perilaku Konsumtif

Kehidupan sosial remaja cenderung mengikuti norma kelompok acuan

tempat berinteraksi, dengan maksud agar remaja dapat diterima dalam

kelompoknya. Salah satu cara untuk mendapatkan penerimaan sosial dari

kelompok teman sebaya adalah dengan konformitas. Pada dasarnya tidaklah

mudah bagi remaja bagi remaja untuk mengikatkan diri pada suatu kelompok

karena setiap kelompok memiliki tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap

remaja yang ingin bergabung.

Konformitas mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan remaja

seperti pilihan terhadap aktifitas sosial, penampilan, bahasa, nilai yang dianut dan

sikap. Salah satu contohnya adalah dalam berperilaku konsumtif. Perilaku

konsumtif pada remaja ditandai dengan adanya keinginan untuk dapat mengikuti

mode yang beredar, ikut-ikutan teman, ingin nampak berbeda dari orang lainnya

dan cenderung tidak pernah puas dengan apa ang sudah dimiliki (Tambunan,

2001). Remaja lebih cenderung untuk mengkonsumsi barang tanpa melihat segi

manfaat dan kebutuhannya saat ini. Remaja pada umumnya melakukan tindakan

pembelian yang berlebihan hanya untuk meniru orang lain dan bukan untuk

memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal ini dilakukan karena remaja ingin dianggap

populer, serta tidak dikucilkan dalam kelompok.

Santrock (2003) menjelaskan bahwa kebanyakan remaja berharap menjadi

anggota kelompok acuan dan menolak menjadi tampak beda. Ketika pendapat

remaja berbeda dengan pendapat kelompok maka kemungkinan ia akan merasa

tertekan dan berusaha mengubah pendapatnya untuk berkonform (Myers dalam


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

Levianti, 2008). Perilaku konsumtif seseorang dalam sebuah kelompok

dipengaruhi oleh sikap anggota kelompok, maka banyak remaja merasa perlu

untuk menyesuaikan diri dengan kelompok acuan .

Dari berbagai hal yang telah diuraikan sebelumnya dapat dikatakan bahwa

remaja berharap menjadi anggota kelompok acuan dan menolak menjadi tampak

beda. Ketika pendapat remaja berbeda dengan pendapat kelompok maka

kemungkinan ia akan merasa tertekan dan berusaha mengubah pendapatnya untuk

berkonform. Individu yang melakukan konformitas merubah perilaku maupun

keyakinannya untuk sesuai dengan orang lain (Myers dalam Levianti, 2008).

Kecenderungan perilaku konsumtif pada remaja ini dikarenakan mereka

cenderung untuk menyamakan tingkah laku, hobi, gaya hidup, penampilan agar

tidak berbeda dengan rekan-rekannya dan dapat diterima sebagai bagian dari

kelompoknya.

Dapat disimpulkan bahwa konformitas dalam perilaku konsumtif adalah

perubahan sikap, perilaku atau kepercayaan seorang individu agar sesuai dengan

norma kelompok atau norma sosial dalam bentuk membeli atau mengkonsumsi

membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan

merupakan prioritas kebutuhannya dan tanpa pertimbangan yang rasional, demi

kepuasan fisik dan dorongan untuk memuaskan hasrat kesenangan sebagai akibat

dari tekanan kelompok.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

4. Aspek-aspek Konformitas dalam Perilaku konsumtif

Dari uraian dapat dijelaskan bahawa konformitas dalam Perilaku

Konsumtif adalah usaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan atau yang

diharapkan kelompok dalam bentuk membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa

secara berlebihan yang bukan merupakan prioritas kebutuhannya dengan ciri-ciri :

a. Kekompakan

Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan

ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan

kelompok acuan disebabkan perasan suka antara anggota kelompok serta

harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Kekompakan yang tinggi

menimbulkan konformitas dalam berperilaku konsumtif pada remaja yang

semakin tinggi pula. Hal ini dapat dilihat dari semakin besar kesetiaan mereka,

maka akan semakin kompak remaja tersebut dalam membeli produk karena

iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan

gengsi, pertimbangan harga tanpa melihat manfaat atau kegunaannya,

konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua

produk sejenis. Ini mengindikasikan bahwa bila kelompoknya menggunakan

suatu barang tertentu, ia juga harus memakai barang tersebut walaupun

sebenarnya barang tersebut kurang bermanfaat bagi dirinya sendiri.

b. Kesepakatan

Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah kesepakatan

pendapat kelompok. Remaja akan dihadapkan pada keputusan kelompok yang

sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat sehingga remaja harus loyal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

dan harus menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok. Hal ini

nampak ketika remaja dalam sebuah kelompok menyetujui untuk

mengkonsumsi barang atau jasa karena iming-iming hadiah, kemasannya

menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, pertimbangan harga tanpa

melihat manfaat atau kegunaannya, konformitas terhadap model yang

mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis. Ini

mengindikasikan bahwa kelompok remaja tersebut mengkonsumsi barang

tertentu yang sebenarnya barang tersebut dapat menunjukan simbol status

kelompoknya.

c. Ketaatan

Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela

melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkanya. Bila ketaatan

tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan yang tinggi dalam

sebuah kelompok akan menimbulkan tekanan sehingga mereka juga akan

cenderung berkonform dalam berperilaku konsumtif. Hal ini terlihat pada saat

remaja rela membeli produk karena iming-iming hadiah, kemasannya

menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, pertimbangan harga tanpa

melihat manfaat atau kegunaannya, konformitas terhadap model yang

mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

C. Hubungan antara Body image dan Konformitas dalam Perilaku

Konsumtif

Rombe (2014) menjelaskan bahwa bagi produsen, kelompok usia remaja

adalah salah satu pasar yang potensial, karena pola konsumsi terbentuk pada usia

remaja. Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-

ikutan teman sebaya, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan

uangnya sehingga sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sabagian

produsen untuk memasuki pasar remaja (Tambunan, 2001). Terkadang remaja

mengkonsumsi sesuatu bukan didasari pada kebutuhan yang sebenarnya. Perilaku

membeli yang tidak sesuai dengan kebutuhan dilakukan semata-mata demi

kesenangan sehingga menyababkan remaja menjadi boros. Perilaku konsumtif

adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang

diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Remaja

lebih mementingkan faktor emosinya daripada tindakan rasionalnya atau lebih

mementingkan keinginannya daripada kebutuhannya.

Astuti (2013) menambahkan membeli barang didasarkan oleh keinginan

tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya akan

membuat seseorang menjadi konsumtif. Remaja tidak hanya membeli barang

semata-mata karena mereka membutuhkan fungsi dari produk tersebut namun

juga hanya untuk mencoba produk tersebut, meskipun sebenarnya tidak

membutuhkan produk tersebut.

Perilaku konsumtif remaja terkait karakteristik psikologi dimiliki remaja

yaitu konformitas terhadap kelompok sebaya. Menurut Sumartono (dalam


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

Hotpascaman, 2009), salah satu faktor munculnya perilaku konsumtif adalah

faktor eksternal yaitu kelompok referensi. Kelompok refenresi sangat erat

kaitannya dengan kelompok sosial, dalam hal ini yang termasuk ke dalam

kelompok referensi adalah kelompok pertemanan sebaya.

William (dalam Hotpascaman, 2009) menambahkan bahwa konformitas

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan

perilaku konsumtif. Remaja akan berusaha kuat untuk mengikuti kebiasaan dalam

kelompoknya sebagai usaha untuk dapat diterima dalam kelompok tersebut. Pada

masa remaja, tekanan untuk mengikuti kelompok acuan menjadi sangat kuat, hal

ini dikarenakan remaja ingin diterima dalam kelompok tersebut. Hal tersebut juga

nampak ketika remaja mengikuti perilaku teman sebaya dalam mengkonsumsi

barang dan jasa yang digunakan dalam kelompoknya. Upaya-upaya yang telah

dilakukan para remaja untuk selalu konform dengan kelompok ternyata justru

mendorong mereka mempunyai perilaku konsumtif, salah satunya dengan

membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan tetapi hanya keinginan untuk

memuaskan kesenangan agar mereka sama dengan anggota kelompoknya. Banyak

remaja yang bersedia melakukan berbagai perilaku demi pengakuan kelompok

bahwa dia adalah bagian dari kelompok yang tidak bisa terpisahkan. Oleh sebab

itu konformitas akan memberikan pengaruh pada remaja dalam pemunculan

perilaku konsumtif.

Konformitas adalah perubahan sikap, perilaku atau kepercayaan seseorang

individu agas sesuai dengan norma kelompok atau norma sosial sebagai akibat

dari tekanan kelompoknya. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengukuti

berbagai atribut yang sedang tren. Sensitifitas remaja terhadap gambaran diri

secara fisik tersebut sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya agar

tampilan fisiknya sesuai dengan komunitas sosial mereka. Remaja akan lebih

sering mengevaluasi penampilannya dengan membandingkan penampilanya

dengan orang lain yang ada di lingkungannya. Dari perbandingan sosial tersebut

remaja akan menemukan remaja lain yang lebih menarik bentuk tubuhnya

sehingga sadar bahwa bentuk tubuhnya belum sempurna dan menyebabkan

remaja tersebut akan semakin tidak puas terhadap penampilan fisiknya.

Penampilan yang menarik akan membawa remaja pada penilaian yang baik

tentang karakteristik pibadi dan akan membantu mereka di terima dilingkungan

sosial. Salah satu cara untuk mendapatkan penerimaan soial dari kelompok teman

sebayanya, maka remaja putri akan melakukan konformitas.

Baron dan Byrne (2003) menambahkan bahwa konformitas adalah

penyesuaian perilaku remaja untuk menganut pada norma kelompok acuan,

menerima ide, atau aturan-aturan yang menunjukkan bagaimana remaja

berperilaku. Remaja melakukan konformitas dengan teman di lingkungannya

apabila berkaitan dengan masalah sosial sehari-hari, seperti fashion, hoby maupun

segala sesuatu yang mendukung penampilan fisiknya.

Menurut Sarwono (2002), pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk

mengikatkan diri mereka pada suatu kelompok karena kelompok memiliki

tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang ingin bergabung.

Santrock (2003) berpendapat bahwa konformitas mempengaruhi berbagai aspek


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

dalam kehidupan remaja seperti pilihan aktivitas sekolah atau sosial yang diikuti,

penampilan, bahasa yang digunakan, sikap serta nilai-nilai yang dianut. Termasuk

di dalamnya bagaimana remaja mencoba menampilkan diri secara fisik. Remaja

berusaha membentuk tubuh yang ideal dengan bersolek dan merawat tubuh yang

sesuai dengan nilai kelompoknya. Para remaja cenderung mengikuti nilai dan

standart tubuh yang ideal seperti yang dikehendaki kelompoknya.

Begitu memasuki usia remaja, seseorang punya kesadaran untuk tampil

prima di mata teman sebayanya agar dapat diterima. Sejak dahulu hingga saat ini,

tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penampilan merupakan salah satu hal yang

sering kali mendapat perhatian khusunya bagi remaja (Hurlock, 2006). Perhatian

ini ditunjukan dengan perilaku membeli barang-barang yang dapat merawat dan

meningkatkan body image mereka. Begitu memasuki usia remaja, seorang anak

punya kesadaran untuk memiliki tubuh yang ideal sehigga di mata teman

sebayanya lebih mudah untuk diterima. Hal yang dapat mempengaruhi

konformitas dikalangan remaja adalah body image. Dalam memperoleh jati diri,

remaja berusaha membentuk citra atau image tentang dirinya dan upaya ini

terlihat dalam suatu gambaran tentang bagaimana setiap remaja

mengaktualisasikan dirinya. Termasuk didalamnya bagaimana ia mencoba

menampilkan diri secara fisik. Hal tersebut membuat mereka sensitif terhadap

body image sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya agar body

imagenya sesuai dengan norma dan nilai yang ada di komunitas sosial mereka

(Aryani,2006). Ketika seseorang memiliki body image yang positif, mereka akan

percaya diri, sehingga mereka tidak menganggap bahwa norma dan nilai yang ada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

pada kelompok sebagai tekanan dan sebaliknya remaja yang memiliki body image

yang negative akan mengganggap dirinya rendah dan tidak percaya diri, sehingga

norma dan nilai yang ada ada kelompok akan dianggap sebagai acuan yang wajib

dalam mengikuti kelompoknya tersebut.

Cash & Pruzinky (dalam Perdani, 2009) menyatakan bahwa body image

mengarahkan pada gambaran mental setiap individu terhadap kondisi fisiknya

termasuk persepsi tentang bagaimana perasaan individu terhadap tubuh dan

bentuk tubuhnya, perasaan ini bisa positif dan negatif. Pengertian body image

yang dipahami secara mendalam ini telah melibatkan unsur perasaan individu

mengenai tubuhnya yang terbentuk dari pikiran individu itu sendiri, yang

merupakan bagian dari citra diri dan dasar dari representasi diri. Remaja yang

tidak puas dengan penampilan fisiknya akan memiliki minat yang tinggi terhadap

body image mereka,agar sesuai dengan standart atau ideal yang mereka lihat di

lingkungannya. Remaja melakukan berbagai cara agar memiliki penampilan yang

menarik. Remaja akan membandingkan body image yang ia miliki dengan body

image kelompok teman sebayanya.

Dari berbagai hal yang telah diuraikan tersebut dapat dikatakan bahwa

remaja yang kurang puas terhadap tubuhnya atau memiliki body image yang

negatif akan melakukan koformitas dengan mengikuti teman sebayanya sebagai

akibat dari kurang percaya dirinya terhadap tubuh sehingga mengganggap norma

dan nilai pada kelompok sebagai tekanan yang wajib untuk dilakukan, untuk itu

mereka akan mengkonsumsi berbagai barang atau jasa untuk mendukung


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33

kebutuhan akan pengakuan sosial yang diharapkan sehingga akan menimbulkan

pola hidup yang konsumtif agar tidak berbeda dengan lingkungannya.

D. Hipotesis

Dari penjelasan tersebut maka dapat diambil suatu hipotesis penelitian

yaitu ada hubungan negatif antara body image dengan konformitas dalam perilaku

konsumtif pada remaja. Semakin positif body image, maka akan semakin negatif

konformitas dalam berperilaku konsumtif. Sebaliknya, semakin negatif body

image, maka akan semakin positif konformitas dalam berperilaku konsumtif.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-korelasional yang bertujuan

untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel (Azwar, 2009). Peneliti

memilih jenis penelitian ini karena penilitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

hubungan antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel dapat didefinisikan sebagai objek penelitian yang menjadi titik

perhatian dalam suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah

Variabel Dependen : Konformitas dalam Perilaku Konsumtif

Variabel Independen : Body image

C. SUBJEK PENELITIAN

Peneliti menggunakan subjek remaja pertengahan yang berusia 15-18

tahun, mengikuti rentang usia remaja menurut Santrock (2003), bahwa remaja

diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa

yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Subjek yang

digunakan peneliti adalah pelajar kelas 10-12. Peneliti mengambil sampel pada

siswa-siswi kelas 10 hingga 12 karena mayoritas usia siswa pada kelas 10 hingga

12 adalah 15 sampai 18 tahun. Peneliti menggunakan purposive sampling, dimana


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35

pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi

yang sudah diketahui sebelumya (Azwar, 2009). Tujuan menggunakan teknik

purposive sampling agar subjek yang diperoleh sesuai dengan karakteristik yang

ditetapkan peneliti yakni remaja pertengahan dengan rentan usia 15-18 tahun.

Populasi penelitian ini adalah remaja SMA Negri 1 Kalasan. Pengambilan sampel

dilakukan di kantin pada saat jam istirahat. Dalam penelitan ini sampel subjek

minimal 60 siswa dengan rentan usia 15 hingga 18 tahun.

D. DEFINISI OPERASIONAL

1. Konformitas dalam Perilaku Konsumtif

Konformitas dalam perilaku konsumtif adalah perubahan sikap, perilaku

atau kepercayaan seorang individu agar sesuai dengan norma kelompok atau

norma sosial dalam bentuk membeli atau mengkonsumsi membeli atau

mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan merupakan

prioritas kebutuhannya dan tanpa pertimbangan yang rasional, demi kepuasan

fisik dan dorongan untuk memuaskan hasrat kesenangan sebagai akibat dari

tekanan kelompok. Konformitas dalam perilaku konsumtif didalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan gabungan aspek konformitas dan aspek perilaku

konsumtif. Pada konformitas terdapat 3 aspek yakni kekompakan, kesepakatan,

dan ketaatan, sedangkan dalam perilaku konsumtif terdapat 8 aspek yakni aspek

Membeli produk karena iming-iming hadiah, aspek Membeli produk karena

kemasannya menarik, aspek Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan

gengsi, aspek Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36

atau kegunaannya), aspek Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status,

aspek Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang

mengiklankan, aspek Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga

mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, dan aspek Mencoba lebih

dari dua produk sejenis (merek berbeda). Pada aspek konformitas terdapat

beberapa persamaan dalam pengukuran, yaitu aspek Membeli produk demi

menjaga penampilan diri dan gengsi sama dengan aspek Membeli produk atas

pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya), aspek Membeli

produk hanya sekedar menjaga simbol status, dan aspek Munculnya penilaian

bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri

yang tinggi. Atas dasar itu peneliti hanya menggunakan 5 aspek perilaku

konsumtif.

Semakin tinggi skor yang didapat pada skala konformitas dalam perilaku

konsumtif, maka mengindikasikan bahwa semakin tinggi pula konfomitas

seseorang dalam berperilaku konsumtif. Sebaliknya, semakin rendah skor yang

didapatkan, maka semakin rendah konformitasnya.

2. Body image

Body image adalah gambaran atau evaluasi seseorang tentang tingkat

kepuasan terhadap penampilan tubuhnya baik itu secara keseluruhan atau per

bagian. Evaluasi ini berupa pemikiran, perasaan, dan perilaku seseorang terhadap

ukuran tubuh, berat dan aspek tubuh lainnya yang mengarah pada penampilan

fisik yang dapat berupa penilaian positif atau negatif. Body image akan diukur

dengan menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan menurut Cash & Pruzinsky


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37

(Pratiknyo, 2008) terdiri dari evaluasi penampilan, kepuasan area tubuh orientasi,

kecemasan menjadi gemuk dan persepsi terhadap ukuran tubuh.

Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala body image maka

menggambarkan bahwa semakin positif body image individu. Sebaliknya,

semakin rendah skor yang didapatkan, maka menggambarkan semakin negatif

body image indvidu.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan

skala stimulus yang berisi pertanyaan-pernyataan hendak mengungkapkan

indikator dari variabel-variabel yang digunakan. Skala yang akan diukur adalah

skala konformitas dalam perilaku konsumtif dan skala body image. Adapun

bentuk skala mengacu pada model skala Likert, dimana masing-masing item

berbentuk favourable dan unfavourable. Skala ini dimodifikasi dengan 4 pilihan

jawaban yang disediakan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS),

dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Tabel 1
Skor Berdasarkan Kategori Jawaban
Jawaban Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1

Tidak Setuju (TS) 2 2

Setuju (S) 3 3

Sangat Setuju (SS) 4 4


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38

1. Pengukuran Konformitas

Skala konformotas pada perilaku konsumtif bertujuan unutk mengukur tingkat

kecenderungan konformitas pada perilaku konsumtif. Skala konformitas

terdiri dari 14 aitem fovurable dan 14 aitem unfovorable. Skala yang disusun

oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada aspek Konformitas dalam Perilaku

Konsumtif, yaitu aspek Kekompakan, aspek Kesepakatan, dan aspek Ketaatan.

a. Kekompakan

Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan

ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan

kelompok acuan disebabkan perasan suka antara anggota kelompok serta

harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Kekompakan yang

tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi dalam berperilaku

konsumtif pada remaja. Hal ini dapat dilihat dari semakin besar kesetiaan

mereka, maka akan semakin kompak remaja tersebut dalam membeli

produk karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga

penampilan diri dan gengsi, konformitas terhadap model yang

mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis.Ini

mengindikasikan bahwa bila kelompoknya menggunakan suatu barang

tertentu, ia juga harus memakai barang tersebut walaupun sebenarnya

barang tersebut kurang bermanfaat bagi dirinya sendiri.

b. Kesepakatan

Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah

kesepakatan pendapat kelompok. Remaja akan dihadapkan pada keputusan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39

kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat

sehingga remaja harus loyal dan harus menyesuaikan pendapatnya dengan

pendapat kelompok. Hal ini nampak ketika remaja dalam sebuah

kelompok menyetujui untuk mengkonsumsi barang atau jasa karena

iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan

gengsi, pertimbangan harga tanpa melihat manfaat atau kegunaannya,

konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari

dua produk sejenis. Ini mengindikasikan bahwa kelompok remaja tersebut

mengkonsumsi barang tertentu yang sebenarnya barang tersebut dapat

menunjukan simbol status kelompoknya.

c. Ketaatan

Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela

melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkanya. Bila

ketaatan tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan yang

tinggi dalam sebuah kelompok akan menimbulkan tekanan sehingga

mereka juga akan cenderung berkonform dalam berperilaku konsumtif.

Hal ini terlihat pada saat remaja rela membeli produk karena iming-iming

hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi,

konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari

dua produk sejenis.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40

Tabel 2
Blueprint Perilaku Konsumtif
Perilaku Konsumtif Favorable Unfavorable

Membeli produk Saya ingin seperti teman- Saya tidak membeli


karena iming-iming
temanyang membeli produk barang dengan tulisan
hadiah
berlabel beli 2 dapat satu berhadiah walaupun itu

dilakukan oleh teman-

teman saya

Membeli produk Saya berusaha membeli Kompak bukan berarti


karena kemasannya
produk dengan kemasan yang membeli barang sama
menarik,
menarik agar terlihat kompak dengan teman-teman

dengan kelompok saya. walaupun berhadiah

K menarik
E
K
O Membeli produk Saya setia dengan keputusan Saya tidak akan
M karena menjaga
teman teman-teman untuk mengikuti teman untuk
P penampilan diri dan
A gengsi membeli produk yang dapat membeli produk yang
K
A membuat saya percaya diri. membuat saya tampil
N
menarik.

Membeli produk Saya kompak dengan teman- Saya tidak mengikuti apa
karena konformitas
teman untuk menggunakan yang idola saya pakai
terhadap model yang
mengiklankan, barang yang dipakai dengan seperti yang dilakukan

tokoh idola. teman-teman saya.

Membeli produk Saya merasa harus membeli2 Saya tidak perduli


karena mencoba lebih
produk meskipun fungsinya dengan pendapat teman-
dari dua produk
sejenis. sama seperti yang dilakukan teman untuk

teman-teman saya. mengkonsumsi 2 barang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41

berbeda merk dengan

fungsi sama

Membeli produk Saya setuju dengan usul Saya tidak setuju


karena iming-iming
teman-teman untuk membeli pendapat teman-teman
hadiah
produk dengan diskon tinggi. untuk membeli barang

karna diskon besar.

Membeli produk Saya sepakat untuk Saya tidak sependapat


karena kemasannya
mengkonsumsi produk yang dengan teman-teman
menarik,
kemasanya disukai teman- untuk mengkonsumsi

teman saya. barang hanya karna

kemasannya lucu.

Membeli produk Saya sependapat dengan Saya tidak setuju dengan


karena menjaga
teman-teman untuk membeli teman-teman sayauntuk
penampilan diri dan
gengsi produk yang dapat membuat membeli barang hanya
K saya disukai orang lain. karna ingin
E
S mempertahankan gengsi.
E
P
A Membeli produk Saya selalumembeli produk Saya tidak pernah
K karena konformitas
A yang menjadi trendartis idola membeli produk yang
terhadap model yang
T mengiklankan, kelompok saya. menjadi trend artis
A
N favorit seperti yang

sudah kelompok kami

sepakati.

Membeli produk Saya setuju dengan teman- Saya tidak sependapat


karena mencoba lebih
teman untuk membeli 2 dengan teman-teman
dari dua produk
sejenis. barang dengan merk berbeda saya lakukan dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42

namun satu kegunaan. membeli barang yang

sama fungsi meskipun

beda merk.

Membeli produk Saya rela membeli barang agar Saya pikir membeli
karena iming-iming
mendapat kupon hadiah sama barang berlabel diskon
hadiah
seperti anggota kelompok. besar hanya karena

sudah ditetapkan

kelompok adalah hal

bodoh.

Membeli produk Saya rela membeli barang Saya tidak akan setuju
karena kemasannya
dengan bungkus menarik agar dengan kesepakatan
menarik,
K diterima dikelompok saya untuk membeli barang
E
T hanya karena
A
A bungkusnya menarik.
T
A
N Membeli produk Saya rela membeli barang Saya tidak akan pernah
karena menjaga
mahal untuk mempertahankan mengikuti teman-teman
penampilan diri dan
gengsi gengsi agar terlihat sepadan saya untuk membeli

dengan teman-teman saya barang yang harganya

mahal demi gengsi.

Membeli produk Saya rela mengkonsumsi Saya tidak ingin seperti


karena konformitas
barang yang digunakan idola teman-teman yang
terhadap model yang
mengiklankan, saya karena dorongan teman- berperilaku konsumtif

teman untuk mengikuti artis

idola.

Membeli produk Saya menaati pendapat teman- Membeli barang yang


karena mencoba lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43

dari dua produk teman untuk membeli produk berbeda merk dengan
sejenis.
dengan merk berbeda. fungsi sama seperti yang

teman-teman lakukan

adalah bukan sifat saya.

2. Pengukuran Body image

Skala Body image bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan Body image.

Skala Body image terdiri dari 30 aitem fovurable dan 29 aitem unfovorable.

Skala yang disusun menurut Sumartono(2002) berdasarkan indikator dijadikan

pedoman oleh peneliti untuk pengukuran dari body image. Indikatorbody

image tersebut adalah:

a. Evaluasi penampilan, yaitu penilaian terhadap tubuh, perasaan menarik,

kepuasan atau ketidakpuasan terhadap penampilan secara keseluruhan.

Disini menunjukan bahwa dari penampilan ada hubungannya dengan

konformitas dalam berperilaku konsumtif. akan Semakin baik penampilan

yang ditunjukan maka semakin rendah konformitas yang ditunjukan oleh

remaja. Evaluasi yang ditunjukkan akan menyebabkan remaja untuk selalu

berpenampilan terbaik dalam lingkungan teman sebaya.

b. Kepuasan area tubuh, yaitu kepuasan individu terhadap bagian-bagian

tubuh tertentu dari penampilannya. Adapun aspek-aspek tersebut adalah

wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh

bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan

penampilan secara keseluruhan. Bentuk tubuh yang sempurna akan

mempengaruhi bentuk pelayanan yang dihasilkan. Di sini terlihat bahwa


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44

bentuk tubuh meningkatkan penilaian terhadap diri sendiri dimana pun

akan berpengaruh untuk memberikan penampilan yang terbaik pada

bentuk tubuh. Memiliki bentuk tubuh yang terbaik tentu akan mudah

diterima oleh lingkungan teman sebaya sehingga menekan adanya

konformitas.

c. Kecemasan menjadi gemuk, yaitu menggambarkan kecemasan terhadap

kegemukan, kewaspadaan akan berat badan, kecenderungan melakukan

diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.

Kegemukan menjadi momok bagi remaja dalam memberikan penampilan

terbaiknya. Bila remaja merasa kurang baik dengan penampilan

kegemukan ini, maka remaja akan merasa tidak percaya diri yang

menyebabkan remaja kurang bisa diterima di lingkungan teman sebaya.

d. Persepsi terhadap ukuran tubuh, yaitu menggambarkan bagaimana

seseorang mempersepsi dan menilai berat badannya, dari yang sangat

gemuk sampai dengan sangat kurus. Ukuran tubuh yang proporsional

memengaruhi kepercayaan diri sendiri. Meningkatnya kepercayaan diri

akan membuat remaja dapat mudah diterima oleh teman sebayanya.

Tabel 3
Blueprint Konformitas dalam Perilaku Konsumtif
Favorable Unfavorable

Saya puas dengan tampilan fisik saya. saya merasa tidak nyaman ketika
orang melihat penampilan saya

Saya bangga ketika berkaca melihat diri Saya minder ketika melihat kaca.
saya yang keren.

Saya merasa percaya diri ketika bepergian Saya merasa rendah diri ketika
berkumpul dengan teman-teman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45

saya karena penampilan saya yang


jelek

Saya selalu memikirkan apa yang orang Saya tidak peduli apa yang
katakan tentang penampilan saya dikatakan teman-teman tentang
penampilan saya

Saya tidak pernah mengeluh tentang Saya sering kecewa dengan


penampilan fisik saya penampilan saya
Evaluasi Penampilan
Saya senang banyak orang memuji Saya tidak pernah mengharapkan
penampilan saya pujian dari orang lain tentang
penampilan saya

Saya teliti dalam menggunakan baju agar Saya tidak peduli dengan baju yang
menunjang penampilan saya pakai meskipun itu menunjang
penampilan

Saya selalu bercermin ketika ada Saya tidak sering bercermin


kesempatan 65

saya senang degan penampilan saya saat Saya tidak senang dengan
ini penampilan saya saat ini

Tubuh saya lebih bagus daripada teman- Teman-teman saya memiliki tubuh
teman saya yang lebih keren daripada saya

Saya suka dengan obrolan tentang Saya minder ketika teman-teman


penampilan remaja saat ini berbicara tentang penampilan

Saya kurang percaya diri dengan Saya minder dengan penampilan


penampilan saya saya

Kepuasan area tubuh Hidung saya lebih bagus daripada hidung Hidung saya pesek
teman saya.

Saya memiliki pantat yang indah Pantat saya terlalu besar

Saya puas dengan bentuk kaki saya Kaki saya leter O/X

Perut saya rata dan tanpa lemak Perut saya terlalu buncit

Saya merasa nyaman dengan bentuk tubuh Saya kurang nyaman dengan bentuk
saya bentuk tubuh

Wajah saya ganteng/cantik Wajah saya kurang menarik

Saya suka dengan warna kulit saya Warna kulit saya terlalu gelap

Saya merasa puas dengan tinggi badan Saya merasa kurang tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46

Saya memiliki dada yang indah Saya memiliki ukuran payudara


yang terlalu kecil

Saya tidak pernah makan malam karna Saya sering makan malam meskipun
takut gemuk membuat saya gendut

Saya sering mengurangi porsi makan agar Saya tidak punya masalah dengan
berat saya tidak naik berat badan saya

Saya ingin sedikit lebih kurus Saya tidak takut makan karna porsi
berlebih

Ketakutan menjadi Saya menolak makanan yang Saya tidak pernah takut makan
menyebabkan saya gedut berlemak walaupun saya tau akan
gemuk membuat saya gendut.

Saya akan melakukan diet ketat untuk Saya tidak pernah berfikir untuk
menurunkan berat badan makan nasi merah hanya untuk diet.

Saya bingung ketika berat saya naik Saya tidak takut jika berat badan
saya naik

Saya mengatur pola makan saya Saya tidak pernah mengatur pola
makan saya

Saya merasa berat badan saya jauh dari Berat badan saya ideal
ukuran normal

Saya membatasi jumlah makanan yang Saya pikir diet itu hanya untuk orang
saya makan dalam sehari. yang kurang kerjaan.

Ukuran tubuh saya sudah cukup seimbang Saya terlalu kurus/gendut dibanding
dengan teman-teman saya.

Persepsi ukuran Berat badan saya berada dalam kategori Saya merasa terlalu kurus/gendut
normal
tubuh
Saya termasuk anak yang kerdil/kurang Tinggi badan saya seimbang dengan
tinggi teman-teman saya

F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

Sebuah penelitian pastilah diharapkan hasil yang benar-benar objektif, hal

ini dapat digambarkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47

Oleh karena itu, dalam setiap penelitian diperlukan suatu alat ukut yang valid dan

reliabel.

1. Validitas Alat Ukur

Menurut Ancok (1995), validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur benar-benar megukur apa yang perlu diukur. Validitas

suatu pengukuran senantiasa berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan

dari alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila benar-

benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variabel yang hendak

diukur. Cara yang peneliti gunakan adalah melalui professional judgement,

yaitu dengan cara membandingkan antara isi item dengan indikator yang telah

ditentukan pada variabel konformitas dalam perilaku konsumtif dan body

image oleh orang yang dianggap berkompten. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah isi item-item dalam skala mencakup keseluruhan kawasan

isi objek yang hendak diukur dan tidak keluar dari indikator yang telah

ditentukan (Azwar, 2009). Uji validitas ini dilakukan melalui konsultasi

dengan dosen pembimbing.

2. Seleksi Item

Dalam melakukan seleksi item, peneliti menggunakan bantuan program SPSS

versi 15 for windows. Kriteria pemilihan item yang sahih yaitu berdasarkan

korelasi item-total dengan batasan rix ≥ 0,30. Akan tetapi, peneliti mengambil

kebijakan dengan batasan rix ≥ 0,25. Hal ini dikarenakan banyaknya item yang

gugur sehingga nantinya banyak item yang tidak terwakili. Item yang berada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48

dibawah 0,25 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya

diskriminasi rendah sehingga dinyatakan gugur.

3. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

tersebut dapat memberikan hasil relative tidak berbeda apabila dilakukan

pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Peneliti mengukur tingkat

reliabilitas pada skala menggunakan teknik koefisien alpha croncbach yang

diperhitungkan menggunakan program SPSS Statistical Package for Sosial

for Windows Release 16.00.

G. METODE ANALISIS DATA

Analisis statistik adalah cara yang digunakan dalam menganalisis data dari

penelitian. Data akan memberikan rangkuman keterangan yang dapat dipahami,

tepat dan teliti apabila diolah dengan menggunakan teknik analisis yang sesuai

dengan sifat data yang diperoleh. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini dalah teknik korelasi product moment yang perhitungannya

menggunakan program SPSS Statistical Package for Sosial for Windows Release

16.00.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah distribusi sebaran variabel

bebas dan variabel tergantung penelitian tersebut bersifat normal atau tidak.

Uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov denga program SPSS


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49

versi 16 for windows dapat dilakukan dengan melihat niai sig. apabila nilai sig

> 0,05 maka distribusi normal.

2. Uji Linearitas

Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel-

variabel penelitian membentuk garis linear atau tidak. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan program test for linearity pada SPSS versi 16 for

windows. Kriteria pengujian nilai p untuk test for linearity p < 0,05 maka

dapat berhubungan linier antar variable.

3. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan untuk menguji korelasi antara dua variabel penelitian

dengan asumsi bahwa korelasi itu bersifat linear dengan menggunakan teknik

korelasi product moment dari Karl Pearson. Penggunaan korelasi ini bertujuan

untuk mencari hubungan antara dua variabel yang memiliki hubungan

searah.Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program

SPSS versi 16 for windows.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan

1. Orientasi Kancah

Subyek penelitian ini adalah remaja di SMA Negeri Kalasan yang berusia

antara 15 – 18 tahun. Penelitian ini dimaksudkan mengetahui hubungan antara

body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja.

2. Persiapan

a. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi dalam penelitian ini mencakup pengurusan surat

izin untuk persetujuan kedua belah pihak terhadap terlaksananya penelitian. Surat

permohonan izin penelitian dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang ditujukan kepada remaja yang

berusia antara 16-19 tahun di SMA Negri 1 Kalasan kelas 10 hingga kelas 12.

b. Persiapan alat ukur

Sebelum digunakan pada penelitan sesungguhnya, alat ukur yang akan

digunakan di diujicobakan terlebih dahulu. Alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua buah skala, yaitu (1) skala konformitas dalam

perilaku konsumtif, dan (2) skala body image. Tujuan uji coba alat ukur ini adalah

untuk mengetahui validitas, sehingga akan diketahui tingkat kesahihannya untuk

dipergunakan dalam penelitian sesungguhnya.

1) Skala konformitas dalam perilaku konsumtif yang digunakan pada

penelitian untuk mengungkap tingkat konformitas dalam perilaku


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51

konsumtif remaja. Skala konformitas dalam perilaku konsumtif yang akan

digunakan adalah skala konformitas dalam perilaku konsumtif yang dibuat

sendiri mengacu pada aspek - aspek dari teori Sears (1994) yakni

kekompakan, ketaatan dan kesepakatan. Pada skala konformitas dalam

perilaku konsumtif terdapat 30 item dengan metode summated rating dari

Likert yang siap diujicobakan.

2) Skala body image, yang digunakan pada penelitian ini untuk mengungkap

tingkat body image yang dimiliki oleh remaja. Skala body image yang

akan digunakan adalah mengacu pada aspek - aspek dari teori Sumartono

(2002). Aspek-aspek tersebut meliputi : evaluasi penampilan, kepuasan

bagian-bagian atau area tubuh, ketakutan menjadi gemuk dan persepsi

terhadap ukuran tubuh. Pada skala body image terdapat 66 item dengan

metode summated rating dari Likert yang siap diujicobakan.

c. Validitas

Sebelum uji coba, peneliti telah melakukan validitas isi melalui

professional judgement, yaitu dengan cara membandingkan antara isi item dengan

indikator yang telah ditentuakn pada variabel konformitas dalam perilaku

konsumtif dan body image oleh orang yang dianggap berkompten. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah isi item-item dalam skala mencakup

keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan tidak keluar dari indikator

yang telah ditentukan. Uji validitas ini dilakukan melalui konsultasi dengan dosen

pembimbing.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52

3. Uji Coba Alat Ukur

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

terhadap skala konformitas dalam perilaku konsumtif dan body image di

Pertemuan OMK Santa Perawan Maria diangkat Ke Surga Gereja Dalem

Gantiwarno Klaten. Tujuan dari diujicobakannya alat ukur ini adalah untuk

analisis dan seleksi item, selanjutnya hasil uji coba alat ukur ini akan digunakan

untuk pengambilan data penelitian.

a. Distribusi Item

Uji coba dilakukan dengan menyebarkan 30 skala konformitas dalam perilaku

konsumtif dan 66 skala body image.

1. Skala konformitas pada perilaku konsumtif bertujuan untuk mengukur tingkat

kecenderungan konformitas pada perilaku konsumtif. Skala konformitas terdiri

dari 15 aitem fovurable dan 15 aitem unfovorable. Skala yang disusun oleh

peneliti sendiri dengan mengacu pada aspek Konformitas dalam Perilaku

Konsumtif, yaitu aspek Kekompakan, aspek Kesepakatan, dan aspek Ketaatan.

Tabel 4.
Distribusi item skala konformitas dalam perilaku konsumtif sebelum uji coba :
Perilaku Konsumtif Nomer item Jumlah

Fav Unfav

Membeli produk karena iming-iming hadiah 7 1 2


K
E
Membeli produk karena kemasannya menarik, 20 30 2
K
O
M
P
Membeli produk karena menjaga penampilan diri 13 15 2
A dan gengsi
K
A Membeli produk karena konformitas terhadap 8 2 2
N
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53

model yang mengiklankan,


Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 29 17 2
produk sejenis.
Membeli produk karena iming-iming hadiah 3 9 2

K
E Membeli produk karena kemasannya menarik, 14 16 2
S
E
P Membeli produk karena menjaga penampilan diri 18 28 2
A dan gengsi
K
A Membeli produk karena konformitas terhadap 19 4 2
T
A model yang mengiklankan,
N Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 10 27 2
produk sejenis.
Membeli produk karena iming-iming hadiah 15 21 2

K
E Membeli produk karena kemasannya menarik, 6 12 2
T
A
A Membeli produk karena menjaga penampilan diri 24 5 2
T dan gengsi
A
N Membeli produk karena konformitas terhadap 22 11 2
model yang mengiklankan,
Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 23 26 2
produk sejenis.
Total 30

2. Skala Body image bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan Body image.

Skala Body image terdiri dari 30 aitem fovurable dan 29 aitem unfovorable.

Skala yang disusun menurut Sumartono (2002) berdasarkan indikator dijadikan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54

pedoman oleh peneliti untuk pengukuran dari body image. Indikatorbody image

tersebut adalah:

Tabel 5
Distribusi item skala body image sebelum dilakukan uji coba :
Aspek Nomer Item Total
Favourable Unfavourable
Evaluasi 1,4,7,10,11,14, 2,3,12,21,23,29 24

Penampilan 17,18,30,40,57,65 31,35,41,50,62,66

Kepuasan area 13,19,20,22,26, 5,8,9,24,32,34, 18

tubuh 36,39,45,56 37,51,64

Ketakutan menjadi 6,25,33,43,48, 15,16,28,38, 18

gemuk 49,52,55,60 42,44,53,61,63

Persepsi terhadap 46,54,58 27,47,59 6

ukuran tubuh

Total 33 33 66

b. Analisis Item

Analisis item yaitu pemilihan item berkualitas yang akan digunakan

dalam penelitian. Parameter yang paling penting dalam analisis item adalah daya

diskriminasi item, yaitu sejauh mana item mampu membedakan antara individu

atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur.

Indeks daya diskriminasi item juga merupakan indikator keselarasan atau korelasi

antara fungsi item dengan fungsi skala secara keseluruhan. Analisis item pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi

15. Kriteria pemilihan item yang sahih yaitu berdasarkan korelasi item-total
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55

dengan batasan rix ≥ 0,30. Akan tetapi, peneliti mengambil kebijakan dengan

batasan rix ≥ 0,25. Hal ini dikarenakan banyaknya item yang gugur sehingga

nantinya banyak item yang tidak terwakili. Item yang berada dibawah 0,25 dapat

diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah sehingga

dinyatakan gugur

Dari hasil analisis item diperoleh hasil 28 item dari total 30 item skala

konformitas dalam perilaku konsumtif yang mempunyai daya deskriminasi yang

baik dan hanya 59 item yang memiliki daya deskriminasi yang baik dari 66 item

body image yang disebarkan.

1. Skala konformitas dalam perilaku konsumtif

Dari hasil pengujian didapatkan sebanyak 2 item yang gugur dari 30 total item

yang diujikan, yakni nomor 2 dan 14.

Tabel 4
Distribusi item skala konformitas dalam perilaku konsumtif setelah uji coba :
Perilaku Konsumtif Nomer item Jumlah

Fav Unfav

Membeli produk karena iming-iming hadiah 7 1 2

K
Membeli produk karena kemasannya menarik, 20 Gugur 1
E
K
O
M
Membeli produk karena menjaga penampilan diri 13 15 2
P dan gengsi
A
K Membeli produk karena konformitas terhadap 8 2 2
A
model yang mengiklankan,
N
Membeli produk karena mencoba lebih dari dua Gugur 17 1
produk sejenis.
Membeli produk karena iming-iming hadiah 3 9 2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56

K Membeli produk karena kemasannya menarik, 1 16 2


E
S
E Membeli produk karena menjaga penampilan diri 18 28 2
P
dan gengsi
A
K Membeli produk karena konformitas terhadap 19 4 2
A
T model yang mengiklankan,
A
Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 10 27 2
N
produk sejenis.

Membeli produk karena iming-iming hadiah 15 21 2

K
E Membeli produk karena kemasannya menarik, 6 12 2
T
A
A Membeli produk karena menjaga penampilan diri 24 5 2
T dan gengsi
A
N Membeli produk karena konformitas terhadap 22 11 2
model yang mengiklankan,
Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 23 26 2
produk sejenis.
Total 28

2. Skala body image

Pada skala body image, sebanyak 7 aitem yang gugur dari 66 item, item yang

gugur tersebut adalah 2, 14, 25, 36, 37, 43 dan 44.

Tabel 5
Distribusi item skala body image setelah dilakukan uji coba :
Aspek Nomer Item Total

Favourable Unfavourable

Evaluasi Penampilan 1,4,7,10,11,14, 2,3,12,21,23,29 21


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57

17,18,30,40,57 31,35,36,41,50

Kepuasan area tubuh 13,19,20,22,26, 5,8,9,24,32,34, 16

39,45,56 37,51

Ketakutan menjadi 6,25,33,43,48, 15,16,25,28,38, 16

gemuk 49,52,55 42,44,53

Persepsi terhadap 46,54,58 27,47,59 6

ukuran tubuh

Total 30 29 59

c. Uji Reliabilitas

Hasil dari Item yang sahih dari skala konformitas dalam perilaku

konsumtif sebanyak 28 item kemudian di uji reliabilitasnya dengan menggunakan

teknik reliabilitas pada SPSS 16 for windows, sehingga diperoleh skor alpha

sebesar 0,888. Sedangkan item yang sahih dari skala body image sebanyak 59

item diperoleh skor alpha sebesar 0,956.

4. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Proses pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan angket pada

siswa SMA Negeri 1 Kalasan. Proses pengembilan data dilangsungkan dalam

beberapa waktu yaitu tanggal 19 Oktober 2014. Skala terdiri dari dua macam,

yaitu skala konformitas dalam perilaku konsumtif dan skala body image. Subjek

yang digunakan sebagai subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 16

– 19 tahun di SMA Negeri 1 Kalasan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58

Pelaksananaan penelitian dilakukan oleh peneliti langsung dengan

mendatangi subyek, dimulai dari peneliti memperkenalkan diri kepada para

responden dilanjutkan dengan membagikan skala dan memberi penjelasan/intruksi

cara menjawab skala. Data dalam skala sengaja peneliti tidak mencatumkan

identitas subjek, hal ini dimaksudkan untuk melindungi privasi dan kerahasian

subyek.

Tabel 6.
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Prosentase

1 15 tahun 9 15.0%

2 16 tahun 29 48.3%

3 17 tahun 16 26.7%

4 18 tahun 6 10%

Total 60 100

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa responden yang

telah mengisi angket penelitian ini terdiri dari 60 subjek, dengan rentang umur

antara 15 tahun sampai dengan 19 tahun. Mayoritas siswa berusia 16 tahun yaitu

sebesar 48,3%.

Tabel. 7
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-Laki 20 33.33%

2 Perempuan 40 66.67%

Total 60 100
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa responden yang

telah mengisi angket penelitian ini terdiri dari 60 subjek, mayoritas siswa adalah

perempuan dengan persentase sebesar 66.67%.

5. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dulu dilakukan uji asumsi dengan

menggunakan uji linearitas dan uji normalitas.Uji asumsi meliputi uji normalitas

dan uji linearitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebaran skor

pada variabel penelitan mengikuti distribusi kurve normal atau tidak. Uji linearitas

dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier antara body image

dengan konformitas dalam perilaku konsumtif.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah bentuk distribusi atau

sebaran dari skor jawaban subjek normal atau tidak. Pengujian normalitas

dilakukan terhadap distribusi skor konformitas dalam perilaku konsumtif dan

body image, dengan menggunakan teknik one sample kolmogorov smirnov

test
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60

Tabel 8.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Konformitas dalam
Perilaku Konsumtif Body image

N 60 60
a
Normal Parameters Mean 81.3000 132.9167
Std. Deviation 10.25158 13.50743
Most Extreme Differences Absolute .173 .169
Positive .173 .099
Negatif -.099 -.169
Kolmogorov-Smirnov Z 1.338 1.310
Asymp. Sig. (2-tailed) .056 .065
a. Test distribution is Normal.

Standar yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data

adalah jika p > 0.05 maka sebaran dinyatakan normal, namun jika p < 0.05

maka sebaran dinyatakan tidak normal. Dari hasil pengolahan data

konformitas dalam perilaku konsumtif p = 0.056 (p > 0.05), dan data body

image diperoleh p = 0.066 (p> 0.05). Hasil uji normalitas tersebut

menunjukkan bahwa data konformitas dalam perilaku konsumtif dan body

image, dapat dikatakan terdistribusi dengan normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas

dan variabel tergantung. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah

sebaran dari titik-titik yang merupakan nilai dari variabel-variabel tersebut

mengikut garis linier atau garis lurus.

Tabel. 9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61

Hasil Uji Linearitas


ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Konformitas dalam Between Groups (Combined) 5100.017 33 154.546 3.651 .001


Perilaku Konsumtif *
Body image Linearity 3932.792 1 3932.792 92.908 .000

Deviation from
1167.225 32 36.476 .862 .659
Linearity

Within Groups 1100.583 26 42.330

Total 6200.600 59

Hasil uji linearitas diperoleh hubungan antara variabel konformitas

dalam perilaku konsumtif dengan body image menunjukkan linearity p =

0,000 (p < 0,05), sedangkan nilai deviation from linierity p = 0,659 (p >

0,05). Karena nilai p<0,05 pada uji Linierity dan p>0,05 pada deviation from

linierity, maka hubungan antara konformitas dalam perilaku konsumtif

dengan body image adalah linier.

2. Deskripsi Data Penelitian

Data yang diperoleh dari skala konformitas dalam perilaku konsumtif

dan body image dapat digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian yang

menunjukkan skor minimal teoritis, maksimal teoritis, rerata teoritis, deviasi

standar teoritis, skor minimal empirik, maksimal empirik, rerata empirik,

deviasi standar empirik. Dari data tersebut dapat digunakan sebagai dasar

pengujian hipotetik dalam penelitian ini.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62

Deskriptif data penelitian tentang konformitas dalam perilaku konsumtif, dan

body image dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 10
Deskripsi Konformitas dalam perilaku konsumtif dan Body image
Data Teoritik Data Empirik

N
Variabel Aitem Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Konformitas dalam
perilaku konsumtif 28 28 112 70 14 66 106 81.30 10.25

Body image 59 59 236 148 29.5 100 152 132.93 13.49

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa rerata empirik konformitas

dalam perilaku konsumtif sebesar 81,30 lebih tinggi dari rerata teoritik sebesar

70,0 dengan SD 10,25. Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa mean

empiris pada skala ini lebih besar dari pada mean teoritisnya. Hal ini menunjukan

bahwa rata-rata subjek memiliki konformitas dalam perilaku konsumtif yang

cenderung tinggi. Sedangkan rerata empirik body image sebesar 132,93 lebih

rendah dibandingkan dengan rerata teoritik sebesar 148. Hasil perbandingan

menunjukan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki body image yang

cenderung rendah.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “adanya hubungan

negatif antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif pada

remaja, semakin tinggi body image yang dimiliki oleh remaja, maka konformitas

dalam perilaku konsumtifnya akan menjadi semakin rendah.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63

Table 11.
Hasil Uji Hipotesis
Correlations

Konformitas
dalam Perilaku
Konsumtif Body image

**
Konformitas dalam Perilaku Pearson Correlation 1 -.796
Konsumtif
Sig. (1-tailed) .000

N 60 60
**
Body image Pearson Correlation -.796 1

Sig. (1-tailed) .000

N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi hubungan antara body

image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif, r = -0.796 dengan p =

0.000 (p < 0.05) dan R² = 0.634. Besarnya nilai r = -0.796 menunjukkan adanya

hubungan negatif antara body image dengan konformitas dalam perilaku

konsumtif. Besarnya R² = 0.634 menunjukkan bahwa sumbangan body image

terhadap konformitas dalam perilaku konsumtif sebesar 63,4%. Hasil analisis data

ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang dikemukakan di awal oleh

peneliti diterima.

E. Pembahasan

Melalui hasil analisis variabel body image didapatkan mean empiris

132,93 dan mean teoritisnya 148. Hasil ini menunjukan bahwa mean empiris lebih

kecil dari pada mean teroritis yang berarti rata-rata remaja SMA Negri 1 Kalasan

memiliki body image yang cenderung rendah. Hal ini dikarenakan subjek
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64

penelitian kurang puas dengan kondisi tubuhnya. Cash & Pruzinsky, (2002)

menyebutkan bahwa kepuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dari

penampilannya mempengaruhi body imagenya. Adapun aspek-aspek tersebut

adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh

bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan penampilan

secara keseluruhan. Hal ini didukung dengan penilitian Thompson(dalam Putri,

2010) yang menjelaskan hanya 28% remaha laki-laki dan 15% remaja perempuan

merasa puas terhadap seluruh bagian tubuh. Perasaan tidak menarik dan adanya

ketidakpuasan dengan kondisi tubuh ini nantinya akan menyebabkan subjek

merasa memiliki body image yang rendah. Di sini terlihat bahwa subjek dengan

body image yang rendah akan melihat tubuhnya kurang menarik bagi diri sendiri

maupun orang lain. Gencarnya media massa (Cash & Pruzinsky, 2002)

memberikan gambaran tentang body image yang sempurna milik public figure

atau artis, akan mempengaruhi subjek dalam mengevaluasi penampilannya. Selain

itu, faktor lainnya dikarenakan subjek mendapatkan umpan balik negatif

mengenai penampilannya dari orang tua dan teman-temannya.

Sedangkan pada perbandingan skor pada variabel konformitas dalam

perilaku konsumtif didapatkan bahwa mean empiris 81,30 dan mean teoritis 70.

Hal ini menunjukan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoritis yang

berarti bahwa konformitas dalam perilaku konsumtif yang dimiliki rata-rata

remaja di SMA Negri 1 Kalasan cenderung tinggi. Hal ini dikarenakan subjek

yang diteliti adalah remaja. Pada fase remaja, seseorang akan berusaha diterima

dikelompok teman sebaya. Menurut Baron dan Byrne (2003), konformitas adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65

penyesuaian perilaku remaja untuk menganut pada norma kelompok acuan,

menerima ide, atau aturan-aturan yang menunjukkan bagaimana remaja

berperilaku. Konformitas mampu membuat individu berperilaku sesuai dengan

keinginan kelompok dan membuat individu melakukan sesuatu yang berada diluar

keinginan individu tersebut. Statrock (2003) menambahkan bahwa konformitas

terhadap kelompok teman sebaya ternyata merupakan suatu hal yang paling

banyak terjadi pada fase remaja. Banyak remaja bersedia melakukan berbagai

perilaku demi pengakuan kelompok bahwa ia adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari kelompok tersebut. Keinginan yang kuat untuk melepaskan diri

dari keterikatan dengan orang tua membuat remaja mencari dukungan sosial

melalui teman sebaya termasuk dalam cara remaja tersebut mengkonsumsi barang

maupun jasa yang digunakan dalam kelompoknya.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dalam menghubungkan

body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif, menunjukkan bahwa

terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kedua variabel. Nilai koefisien

korelasi r = -0,798 dengan p = 0,000 (p < 0,05) menunjukkan arah hubungan dari

kedua variabel tersebut negatif, di mana semakin rendah body image maka

semakin tinggi konformitas dalam perilaku konsumtif remaja. Hal ini dikarenakan

remaja SMA Negri 1 Kalasan memiliki body image yang rendah, sehingga mereka

ditolak oleh kelompoknya. Agar diterima di kelompok teman sebaya, akhirnya

remaja SMA Negri 1 Kalasan melakukan konformitas dalam perilaku konsumtif.

Body image yang rendah pada siswa akan mendorong remaja untuk berperilaku

konsumtif sehingga mereka dapat konform dengan kelompoknya. Siswa SMA


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66

Negari 1 Kalasan cenderung kurang dapat menerima kondisi tubuh sehingga

mereka merasa khawatir bahwa kondisi ini tidak dapat diterima oleh temaan-

temannya, dan hal inipun akan mendorong mereka untuk berperilaku konsumtif

yang tinggi.

Hasil penelitian ini berarti sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan

bahwa ada hubungan negatif antara konformitas dalam perilaku konsumtif dan

body image. Upaya meningkatkan citra atau image diri pada remaja ini

terakumulasi dalam suatu konsep yang berisikan gambaran tentang bagaimana

setiap remaja mempersepsikan dirinya (Zebua dan Nurdjayadi, 2001). Termasuk

di dalamnya bagaimana remaja mencoba menampilkan diri secara fisik. Remaja

berusaha berpenampilan menarik dengan bersolek dan merawat tubuh yang sesuai

dengan nilai kelompoknya. Para remaja cenderung berpenampilan seperti yang

dikehendaki kelompoknya Statrock (2003). Penampilan fisik berpengaruh besar

terhadap penerimaan diri remaja dalam kelompoknya. Statrock (2003)

menamahkan bahwa konformitas mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan

remaja seperti pilihan aktivitas sekolah atau sosial yang diikuti, penampilan,

bahasa yang digunakan, sikap serta nilai-nilai yang dianut. Konformitas pada

remaja menyebabkan mereka cenderung menghabiskan lebih banyak uangnya

untuk menunjang penampilan dirinya salah satunya dengan melakukan perawatan

tubuh sedemikian rupa yang dilakukan juga oleh anggota kelompok lainnnya. Hal

ini dilakukan agar selalu dapat diterima oleh kelompoknya serta mendapat

pengakuan akan dirinya sebagai anggota kelompok.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67

Jika ditinjau dari hasil koefisien determinasi dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa konformitas dalam perilaku konsumtif 63,7% dapat

dijelaskan oleh body iamge. Artinya kontribusi body image pada remaja dalam

menentukan konformitas dalam perilaku konsumtif sangat tinggi dan sisanya

36,3% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Dengan demikian body image cukup besar

dalam mempengaruhi konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja di SMA

Negri 1 Kalasan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian juga menemukan bahwa body image pada remaja

memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan konformitas dalam perilaku

konsumtif. Hal ini berarti semakin rendah body image yang dimiliki oleh remaja,

maka konformitas dalam perilaku konsumtifnya akan menjadi semakin tinggi.

Koefisien determinasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

konformitas dalam perilaku konsumtif 63,7% dapat dijelaskan oleh body image.

Artinya kontribusi body image pada remaja dalam menentukan konformitas dalam

perilaku konsumtif sangat tinggi dan sisanya 36,3% dipengaruhi oleh faktor

lainnya. Dengan demikian body image cukup besar dalam mempengaruhi

konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja di SMA Negri 1 Kalasan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti hendak memberikan saran sebagai

berikut :

1. Untuk Subjek Penelitian

Seorang remaja hendaknya tetap menghargai dirinya sendiri dan tidak

memandang kelebihan dari segi penampilan fisik saja, karena selain faktor fisik

masih banyak faktor yang mampu digali potensinya, misalnya dengan

meningkatkan kemampuan akademik atau intelektualnya, berkarya dalam


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69

bidang masing - masing. Dalam menjalin hubungan pertemanan atau hubungan

sosial baik dengan lingkungan keluarga maupun masyarakat hendaknya tetap

memiliki rasa percaya diri, sehingga mampu bersosialisasi dengan baik.

2. Untuk Penelitian Selanjutnya

Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan subjek dengan

satu kelompok besar, misalnya komunitas motor, tim basket atau tim futsal,

komunitas musik rock/metal, komunitas pecinta grup band atau penyanyi dan

lain-lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70

Daftar Pustaka

Ancok, D. 1995. Buansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka pelajar

Andea, Raisa.(2010). Hubungan Antara Body image dan Perilaku Diet Pada
Remaja. Skripsi. (Diterbitkan). Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara

Andriany, Devina.2012. Hubungan antara Body image dengan perilaku konsumtif


dalam pembelian produk kosmetik pada siswi kelas x SMK Negeri 2
Malang. Skripsi (Tidak diterbitkan). Malang : Universitas Negri Malang

Arthur, S.R dan Emily, S.R. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Astuti, Endang Dwi.(2013). Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Barang Pada


Ibu Rumah Tangga di Kota Samarinda. Jurnal Psikologi. Vol. 1. No. 2 :
148-156

Azwar, Saifuddin.(2009). Penyusun Skala Psikologi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar

Baron, A. Robert dan Byrne, Donn. (2003). Psikologi Sosial. Jilid 1. Alih bahasa
Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga.

Cash, T. F. & Pruzinsky T. (2002). Body images : A handbook of theory, research,


and clinical practice. Guilford Press.

Dharmmesta, S.B. dan Handoko H.T. (2000). Managemen Pemasaran, analisa


Perilaku Konsumen. Ed-1. Yogyakarta : BPFE

Hargiani, Irene Mahastiwi. 2008. Hubungan Antara Body image dengan Harga
Diri yang dimiliki oleh remaja putrid smu nergri 1 Jatinom Klaten. Skripsi
(Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Hotpascaman. S. (2008). Hubungan Antara Perilaku Konsumtif dengan


Konformitas pada Remaja. Skripsi. (Diterbitkan). Sumatra Utara :
Universitas Sumatra Utara

Shohibullana, Imam Hoyri (2014). Kontrol Diri dan Perilaku Konsumtif Pada
Siswa SMA. Jurnal Psikologi. Vol. 02, No. 01. 2014

Jersild, A.T.(1979). The Psychology of Adolescence. New York : The Macmillan

Keliat, B.A. (1992). Gangguan Konsep Diri. Jakarta :EGC

Levianti.(2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi. Vol. 6.


No.1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71

Melati, Astri Sustaffrida Kartika. 2009. Hubungan antara Konformitas dengan


Perilaku Konsumtif Siswa SMA Negeri 6 Malang. Skripsi. Malang :
Fakultas ilmu psikologi Universitas negeri malang,

Murizal. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Pada


Remaja. Jurnal Psikologi. 198-218

Myers, G D. (2012). Psikologi Sosial Buku 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba


Humanika.

Perdana, Arie Wisnu. 2012. Hubungan Body image dengan Penyesuaian Diri
Sosial Pada Remaja. Skripsi.(TIdak Diterbitkan). Salatiga : Fakultas
Psikologi Universitas Satya Wacana.

Perdani, Diana Putri. (2009). Kepuasan Body image Pada Mahasiswa Yang
Menggunakan Body Piercing. Jurnal Psikologi. Vol.7. No.1

Pratiknyo, Jesica. (2008). Perilaku konsumtif terhadap kosmetik wajah pada


mahasiswi ditinjau dari konsep diri dan konformitas. Skripsi.
(Diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katholik
Soegijapranata

Raharjo, W. & Silalahi Y.B. (2007). Perilaku kondumtif pada pria metrosesual
serta pendekatan dan strategi yang digunakan untuk memperngaruhinya.
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 02, B33-
B37

Rombe, Sufrihana. 2014. Hubungan Body image dan Kepercayaan Diri dengan
Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri di SMA Negri 5 Samarinda. Jurnal
Psikologi : vol.2 no.1 : 76-91

Rudd, N.A. & Lennon S.J. (2000). Citra Tubuh dan Appearance : Management
Behaviors in College Women. Clothing and Textiles Reserch .Journal ;
(18), 152-162

Santrock, John W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa


Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangg

Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa


Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga

Sebayang, Jessica (2011). Hubungan Antara Body image dan Koformitas dengan
Perilaku Konsumtif pada Siswi kelas XI SMA Negri 7 Surakarta. Thesis.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72

Sears, D.O., Feedman, J.L., & Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial. Jilid 2 Edisi
Kelima (terjemahan Michael Adryanto). Jakarta: Erlangga

Schiffman & Kanuk, (2007). Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh, Jakarta :


Penerbit PT. Indexs.

Sumartono, (2002). Terperangkap dalam iklan. Bandung : alfabeta.

Tambunan, Raymond. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Artikel.


Yogyakarta : http://www.e-psikologi.com/artikel/individual/remaja-dan-
perilaku-konsumtif diakses 20 mei 2014

Wahyudi.2013. Tinjauan Tentang Perilaku Konsumtif Remaja Pengunjung Mall


Samarinda Central Plaza. Jurnal Sosiologi. Vol.1, no.4 : 26-36

Williams, Keith C (1985). Behavioral aspect of maketing. London : heineman

Zebua, A.S., dan Nurdjayadi, R.D. 2001. Hubungan antara Konformitas dan
Konsep Diri dengan Perilaku konsumtif pada remaja putri. Phronesis. Vol.3
no.6 72-82 Jakarta : Universitas Tarumanegara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73

LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74

LAMPIRAN 1. TRY OUT SKALA

SKALA BODY IMAGE DAN KONFORMITAS DALAM


PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA

Disusun Oleh :

Nicholas Wahyu Chriestianto

089114109

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75

DATA IDENTITAS
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :

Petunjuk Pengisian
Pilihlah dan tentukanlah jawaban ana yang paling sesuai dengan
diri teman-teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan.
Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda
silang (x) pada salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah
ini :
SS : apabila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan
tersebut
S : apabila teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan
tersebut
STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan
pernyataan tersebt
Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan
diri teman-teman sendiri. Tidak ada jawaban yang benar ataupun
salah karena jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri.
Berikut contoh menjawab Pertanyaan
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya tidak akan membeli barang
jika tidak diperlukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76

Ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tandasama


dengan (=) pada jawaban yang sebelumnya, lalu memberikan tanda
silang (x) pada jawaban yang baru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77

No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya tidak membeli barang dengan tulisan
berhadiah walaupun itu dilakukan oleh teman-
teman saya
2 Saya tidak mengikuti apa yang idola saya pakai
seperti yang dilakukan teman-teman saya
3 Saya setuju dengan usul teman-teman untuk
membeli produk dengan diskon tinggi.
4 Saya tidak pernah membeli produk yang menjadi
trend artis favorit seperti yang sudah kelompok
kami sepakati.
5 Saya tidak akan pernah mengikuti teman-teman
saya untuk membeli barang yang harganya mahal
demi gengsi.
6 Saya rela membeli barang dengan bungkus
menarik agar diterima dikelompok saya
7 Saya ingin seperti teman-teman yang membeli
produk berlabel beli 2 dapat satu
8 Saya kompak dengan teman-teman untuk
menggunakan barang yang dipakai dengan tokoh
idola.
9 Saya tidak setuju pendapat teman-teman untuk
membeli barang karna diskon besar.
10 Saya setuju dengan teman-teman untuk membeli 2
barang dengan merk berbeda namun satu
kegunaan.
11 Saya tidak ingin seperti teman-teman yang
berperilaku konsumtif untuk mengikuti artis idola.
12 Saya tidak akan setuju dengan kesepakatan untuk
membeli barang hanya karena bungkusnya
menarik
13 Saya setia dengan keputusan teman teman-teman
untuk membeli produk yang dapat membuat saya
percaya diri
14 Saya sepakat untuk mengkonsumsi produk yang
kemasanya disukai teman-teman saya.
15 Saya rela membeli barang agar mendapat kupon
hadiah sama seperti anggota kelompok.
16 Saya tidak sependapat dengan teman-teman untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78

mengkonsumsi barang hanya karna kemasannya


lucu.
17 Saya tidak perduli dengan pendapat teman-teman
untuk mengkonsumsi 2 barang berbeda merk
dengan fungsi sama
18 Saya sependapat dengan teman-teman untuk
membeli produk yang dapat membuat saya disukai
orang lain.
19 Saya selalu membeli produk yang menjadi trend
artis idola kelompok saya.
20 Saya berusaha membeli produk dengan kemasan
yang menarik agar terlihat kompak dengan
kelompok saya.
21 Saya pikir membeli barang berlabel diskon besar
hanya karena sudah ditetapkan kelompok adalah
hal bodoh.
22 Saya rela mengkonsumsi barang yang digunakan
idola saya karena dorongan teman-teman
23 Saya menaati pendapat teman-teman untuk
membeli produk dengan merk berbeda.
24 Saya rela membeli barang mahal untuk
mempertahankan gengsi agar terlihat sepadan
dengan teman-teman saya
25 Saya tidak akan mengikuti teman untuk membeli
produk yang membuat saya tampil menari.
26 Membeli barang yang berbeda merk dengan fungsi
sama seperti yang teman-teman lakukan adalah
bukan sifat saya.
27 Saya tidak sependapat dengan teman-teman saya
lakukan dalam membeli barang yang sama fungsi
meskipun beda merk.
28 Saya tidak setuju dengan teman-teman sayauntuk
membeli barang hanya karna ingin
mempertahankan gengsi.
29 Saya merasa harus membeli 2 produk meskipun
fungsinya sama seperti yang dilakukan teman-
teman saya.
30 Kompak bukan berarti membeli barang sama
dengan teman-teman walaupun berhadiah menarik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79

No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya bangga ketika berkaca melihat diri saya yang
keren
2 Saya tidak pernah mengharapkan pujian dari orang
lain tentang penampilan saya
No Pernyataan STS TS S SS
3 Saya tidak sering bercermin
4 Saya suka dengan obrolan tentang penampilan
remaja saat ini
5 Ppantat saya terlalu besar
6 Saya tidak pernah makan malam karna takut
gemuk
7 Tubuh saya lebih bagus daripada teman-teman
saya
8 Saya kurang nyaman dengan bentuk bentuk tubuh
9 Hidung saya pesek
10 Saya puas dengan tampilan fisik saya.
11 Saya teliti dalam menggunakan baju agar
menunjang penampilan
12 Saya tidak senang dengan penampilan saya saat ini
13 Wajah saya ganteng/cantik
14 Saya kurang percaya diri dengan penampilan saya
15 Berat badan saya ideal
16 Saya sering makan malam meskipun membuat
saya gendut
17 Saya selalu memikirkan apa yang orang katakan
tentang penampilan saya
18 Saya senang degan penampilan saya saat ini
19 Saya memiliki pantat yang indah
20 Saya merasa nyaman dengan bentuk tubuh saya
21 Teman-teman saya memiliki tubuh yang lebih
keren daripada saya
22 Perut saya rata dan tanpa lemak
23 Saya tidak peduli apa yang dikatakan teman-teman
tentang penampilan saya
24 Saya memiliki ukuran payudara yang terlalu kecil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80

25 Saya akan melakukan diet ketat untuk


menurunkan berat badan
26 Saya puas dengan bentuk kaki saya
27 Tinggi badan saya seimbang dengan teman-teman
saya
28 Saya tidak pernah mengatur pola makan saya
29 Saya minder ketika teman-teman berbicara tentang
penampilan
30 Saya tidak pernah mengeluh tentang penampilan
fisik saya
31 Saya tidak peduli dengan baju yang saya pakai
meskipun itu menunjang penampilan
32 Perut saya terlalu buncit
33 Saya sering mengurangi porsi makan agar berat
saya tidak naik
34 Warna kulit saya terlalu gelap
35 Saya sering kecewa dengan penampilan saya
36 Hidung saya lebih bagus daripada hidung teman
saya.
37 Kaki saya leter O/X
38 Saya tidak pernah takut makan berlemak
walaupun saya tau akan membuat saya gendut,
39 Saya memiliki dada yang indah
40 Saya senang banyak orang memuji penampilan
saya
41 Saya minder dengan penampilan saya
42 Saya tidak pernah berfikir untuk makan nasi
merah hanya untuk diet.
43 Saya mengatur pola makan saya
44 Saya tidak takut makan karna porsi berlebih
45 Saya merasa puas dengan tinggi badan
46 Ukuran tubuh saya sudah cukup seimbang
47 Saya merasa terlalu kurus/gendut
48 Saya merasa berat badan saya jauh dari ukuran
normal
49 Saya menolak makanan yang menyebabkan saya
gedut
50 Saya merasa tidak nyaman ketika orang melihat
penampilan saya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81

51 Saya merasa kurang tinggi


52 Saya bingung ketika berat saya naik
53 Saya pikir diet itu hanya untuk orang yang kurang
kerjaan.
54 Berat badan saya berada dalam kategori normal
55 Saya ingin sedikit lebih kurus
56 Saya suka dengan warna kulit saya
57 Saya merasa percaya diri ketika bepergian
58 Saya termasuk anak yang kerdil/kurang tinggi
59 Saya terlalu kurus/gendut dibanding dengan
teman-teman saya.
60 Saya membatasi jumlah makanan yang saya
makan dalam sehari.
61 Saya tidak takut jika berat badan saya naik
62 Saya merasa rendah diri ketika berkumpul dengan
teman-teman saya karena penampilan saya yang
jelek
63 Saya tidak punya masalah dengan berat badan
saya
64 Wajah saya kurang menarik
65 Saya selalu bercermin ketika ada kesempatan
66 Saya minder ketika melihat kaca.

MOHON PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA,


JANGAN SAMPAI ADA YANG TERLEWATI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82

Lampiran 3. Uji Reliabilitas Skala Try Out

Skala Konformitas dalam Perilaku Konsumtif

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 60 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.884 30

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
bt1 81.5000 124.186 .462 .880
bt2 81.3333 130.158 .108 .887
bt3 81.4333 122.690 .481 .879
bt4 81.6333 123.795 .435 .880
bt5 81.8333 125.870 .293 .884
bt6 81.8667 121.236 .590 .877
bt7 81.5333 127.575 .328 .882
bt8 81.9000 118.973 .671 .875
bt9 81.3667 125.084 .467 .880
bt10 81.8167 125.305 .358 .882
bt11 81.8500 125.452 .285 .884
bt12 81.7667 125.334 .303 .884
bt13 81.5000 121.847 .511 .879
bt14 81.2500 129.377 .205 .885
bt15 81.1333 123.982 .489 .879
bt16 81.3667 122.948 .515 .879
bt17 81.5000 122.492 .454 .880
bt18 81.4500 122.557 .598 .877
bt19 81.1500 125.248 .468 .880
bt20 81.3167 126.762 .394 .881
bt21 81.4667 125.440 .347 .882
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83

bt22 81.1833 125.712 .385 .881


bt23 81.3667 122.643 .503 .879
bt24 81.0500 124.048 .432 .880
bt25 81.5500 122.930 .469 .880
bt26 81.5833 127.061 .262 .884
bt27 81.4667 126.694 .330 .883
bt28 81.1667 120.819 .661 .876
bt29 81.2500 122.089 .607 .877
bt30 81.1500 125.825 .380 .882

Skala Body Image

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 60 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.952 66

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
bt1 167.0667 673.453 .614 .951
bt2 166.7667 694.487 .174 .952
bt3 167.0667 664.843 .729 .950
bt4 166.9500 673.303 .579 .951
bt5 167.1833 674.661 .532 .951
bt6 166.8667 681.440 .452 .951
bt7 166.8500 689.248 .305 .952
bt8 167.0667 671.555 .614 .951
bt9 166.7000 682.112 .469 .951
bt10 167.0833 674.891 .568 .951
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84

bt11 167.4000 686.312 .397 .951


bt12 167.3167 686.254 .390 .952
bt13 167.1000 661.956 .777 .950
bt14 166.7000 694.451 .152 .952
bt15 166.7000 683.603 .418 .951
bt16 166.9500 682.387 .446 .951
bt17 166.9500 688.150 .273 .952
bt18 167.1833 676.661 .579 .951
bt19 166.9167 682.281 .466 .951
bt20 167.0000 669.458 .706 .950
bt21 166.7000 678.044 .500 .951
bt22 166.9167 686.281 .376 .952
bt23 166.6500 678.469 .517 .951
bt24 166.9500 678.184 .495 .951
bt25 166.9667 689.050 .241 .952
bt26 167.0167 689.101 .280 .952
bt27 166.8500 679.858 .521 .951
bt28 166.8167 677.983 .528 .951
bt29 166.9833 677.644 .546 .951
bt30 167.1667 676.684 .576 .951
bt31 166.9667 675.219 .661 .951
bt32 167.1000 671.414 .663 .950
bt33 166.7167 682.173 .477 .951
bt34 167.1667 668.209 .694 .950
bt35 167.1167 670.139 .662 .950
bt36 166.8667 693.372 .202 .952
bt37 166.5000 698.763 .062 .953
bt38 166.8167 690.932 .255 .952
bt39 166.6667 686.802 .384 .952
bt40 167.0667 665.826 .772 .950
bt41 167.5000 683.000 .480 .951
bt42 166.7667 684.182 .380 .952
bt43 167.1500 692.164 .223 .952
bt44 167.0667 696.029 .121 .952
bt45 167.0833 685.196 .355 .952
bt46 167.2667 693.690 .256 .952
bt47 166.8000 686.163 .358 .952
bt48 166.7000 690.349 .314 .952
bt49 166.6500 682.130 .485 .951
bt50 166.9167 678.993 .587 .951
bt51 166.7500 682.326 .378 .952
bt52 166.9000 679.210 .454 .951
bt53 166.8000 679.824 .442 .951
bt54 167.2167 690.545 .261 .952
bt55 167.1333 681.338 .374 .952
bt56 167.1667 670.684 .744 .950
bt57 167.0833 671.027 .613 .951
bt58 166.6333 684.473 .360 .952
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85

bt59 166.8833 677.732 .587 .951


bt60 166.7000 673.671 .665 .950
bt61 166.9833 682.627 .466 .951
bt62 167.2500 676.665 .508 .951
bt63 166.9000 688.837 .322 .952
bt64 167.1667 673.599 .635 .951
bt65 166.9167 675.468 .523 .951
bt66 167.4667 666.050 .638 .950
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

86

LAMPIMN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87

Lampiran 4. Hasil Uji Analisis Item


Skala Konformitas dalam Perilaku Konsumtif

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 60 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.884 28

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
VAR00001 75.5500 118.896 .453 .884
VAR00002 75.2000 120.298 .384 .885
VAR00003 75.4833 116.932 .501 .883
VAR00004 75.6833 118.051 .453 .884
VAR00005 75.8833 119.800 .324 .887
VAR00006 75.9167 115.468 .614 .880
VAR00007 75.5833 122.281 .313 .887
VAR00008 75.9500 113.743 .667 .879
VAR00009 75.4167 119.569 .472 .884
VAR00010 75.8667 119.643 .370 .886
VAR00011 75.9000 120.329 .269 .889
VAR00012 75.8167 119.881 .303 .888
VAR00013 75.5500 116.082 .532 .882
VAR00014 75.3000 116.451 .623 .880
VAR00015 75.1833 119.068 .456 .884
VAR00016 75.4167 117.535 .515 .883
VAR00017 75.5500 117.099 .454 .884
VAR00018 75.5000 117.203 .595 .881
VAR00019 75.2000 120.061 .450 .884
VAR00020 75.3667 121.219 .399 .885
VAR00021 75.5167 120.288 .330 .887
VAR00022 75.2333 120.250 .384 .885
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88

VAR00023 75.4167 117.061 .513 .883


VAR00024 75.1000 118.837 .420 .885
VAR00025 75.6000 118.041 .440 .884
VAR00026 75.6333 121.490 .266 .888
VAR00027 75.5167 121.000 .344 .886
VAR00028 75.2167 115.461 .661 .879

Skala Body Image

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 60 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.955 59

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

VAR00001 148.2833 620.512 .614 .954

VAR00002 148.6833 612.457 .657 .953

VAR00003 148.2833 611.969 .736 .953

VAR00004 148.1667 620.785 .569 .954

VAR00005 148.4000 621.736 .530 .954

VAR00006 148.0833 628.688 .439 .954

VAR00007 148.0667 635.962 .297 .955

VAR00008 148.2833 617.156 .649 .953

VAR00009 147.9167 629.129 .461 .954


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89

VAR00010 148.3000 621.129 .586 .954

VAR00011 148.6167 633.461 .380 .955

VAR00012 148.5333 632.151 .408 .954

VAR00013 148.3167 609.745 .771 .953

VAR00014 148.1333 621.473 .544 .954

VAR00015 147.9167 630.383 .415 .954

VAR00016 148.1667 629.972 .424 .954

VAR00017 148.1667 636.718 .225 .955

VAR00018 148.4000 623.634 .578 .954

VAR00019 148.1333 628.829 .470 .954

VAR00020 148.2167 616.071 .721 .953

VAR00021 147.9167 624.281 .515 .954

VAR00022 148.1333 632.490 .385 .955

VAR00023 147.8667 625.507 .512 .954

VAR00024 148.1667 624.853 .500 .954

VAR00025 148.2000 629.247 .469 .954

VAR00026 148.2333 636.419 .258 .955

VAR00027 148.0667 626.707 .520 .954

VAR00028 148.0333 625.626 .510 .954

VAR00029 148.2000 624.705 .542 .954

VAR00030 148.3833 624.173 .562 .954

VAR00031 148.1833 622.356 .657 .954

VAR00032 148.3167 618.084 .674 .953

VAR00033 147.9333 629.182 .469 .954

VAR00034 148.3833 614.986 .706 .953

VAR00035 148.3333 616.023 .692 .953

VAR00036 148.4667 622.016 .544 .954

VAR00037 148.3833 619.359 .667 .953

VAR00038 148.0333 637.931 .238 .955

VAR00039 147.8833 633.088 .391 .955

VAR00040 148.2833 612.512 .789 .953

VAR00041 148.7167 629.935 .473 .954

VAR00042 147.9833 631.305 .368 .955


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90

VAR00043 148.3667 639.151 .205 .955

VAR00044 148.1167 635.766 .308 .955

VAR00045 147.9167 620.654 .667 .953

VAR00046 148.4833 639.813 .261 .955

VAR00047 148.0167 632.356 .367 .955

VAR00048 147.9167 637.095 .303 .955

VAR00049 147.8667 628.389 .497 .954

VAR00050 148.1333 624.490 .625 .954

VAR00051 147.9667 628.507 .389 .955

VAR00052 148.1167 626.410 .446 .954

VAR00053 148.0167 626.729 .440 .954

VAR00054 148.4333 637.402 .249 .955

VAR00055 148.3500 628.875 .357 .955

VAR00056 148.3833 617.732 .748 .953

VAR00057 148.3000 617.197 .635 .953

VAR00058 147.8500 631.079 .360 .955

VAR00059 148.1000 623.888 .607 .954


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91

DATA IDENTITAS
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Jumlah teman dekat :

Petunjuk Pengisian

Pilihlah dan tentukanlah jawaban ana yang paling sesuai dengan


diri teman-teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan.
Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda
silang (x) pada salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah
ini :
SS : apabila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan
tersebut
S : apabila teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan
tersebut
STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan
pernyataan tersebt
Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan
diri teman-teman sendiri. Tidak ada jawaban yang benar ataupun
salah karena jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri.
Berikut contoh menjawab Pertanyaan
No Pernyataan STS TS S SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92

1 Saya tidak akan membeli barang x

jika tidak diperlukan

*Ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda sama dengan
(=) pada jawaban yang sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (x) pada
jawaban yang baru

No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya tidak membeli barang dengan tulisan berhadiah
walaupun itu dilakukan oleh teman-teman saya
2 Kompak bukan berarti membeli barang sama dengan
teman-teman walaupun berhadiah menarik
3 Saya setuju dengan usul teman-teman untuk membeli
produk dengan diskon tinggi.
4 Saya tidak pernah membeli produk yang menjadi
trend artis favorit seperti yang sudah kelompok kami
sepakati.
5 Saya tidak akan pernah mengikuti teman-teman saya
untuk membeli barang yang harganya mahal demi
gengsi.
6 Saya rela membeli barang dengan bungkus menarik
agar diterima dikelompok saya
7 Saya ingin seperti teman-teman yang membeli produk
berlabel beli 2 dapat satu
8 Saya kompak dengan teman-teman untuk
menggunakan barang yang dipakai dengan tokoh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93

idola.
9 Saya tidak setuju pendapat teman-teman untuk
membeli barang karna diskon besar.
10 Saya setuju dengan teman-teman untuk membeli 2
barang dengan merk berbeda namun satu kegunaan.
11 Saya tidak ingin seperti teman-teman yang
berperilaku konsumtif untuk mengikuti artis idola.
12 Saya tidak akan setuju dengan kesepakatan untuk
membeli barang hanya karena bungkusnya menarik
No Pernyataan STS TS S SS
13 Saya setia dengan keputusan teman teman-teman
untuk membeli produk yang dapat membuat saya
percaya diri
14 Saya merasa harus membeli 2 produk meskipun
fungsinya sama seperti yang dilakukan teman-teman
saya.
15 Saya rela membeli barang agar mendapat kupon
hadiah sama seperti anggota kelompok.
16 Saya tidak sependapat dengan teman-teman untuk
mengkonsumsi barang hanya karna kemasannya lucu.
17 Saya tidak perduli dengan pendapat teman-teman
untuk mengkonsumsi 2 barang berbeda merk dengan
fungsi sama
18 Saya sependapat dengan teman-teman untuk membeli
produk yang dapat membuat saya disukai orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94

19 Saya selalu membeli produk yang menjadi trend artis


idola kelompok saya.
20 Saya berusaha membeli produk dengan kemasan yang
menarik agar terlihat kompak dengan kelompok saya.
21 Saya pikir membeli barang berlabel diskon besar
hanya karena sudah ditetapkan kelompok adalah hal
bodoh.
22 Saya rela mengkonsumsi barang yang digunakan idola
saya karena dorongan teman-teman
23 Saya menaati pendapat teman-teman untuk membeli
produk dengan merk berbeda.
24 Saya rela membeli barang mahal untuk
mempertahankan gengsi agar terlihat sepadan dengan
teman-teman saya
25 Saya tidak akan mengikuti teman untuk membeli
produk yang membuat saya tampil menari.
26 Membeli barang yang berbeda merk dengan fungsi
sama seperti yang teman-teman lakukan adalah bukan
sifat saya.
27 Saya tidak sependapat dengan teman-teman saya
lakukan dalam membeli barang yang sama fungsi
meskipun beda merk.
28 Saya tidak setuju dengan teman-teman sayauntuk
membeli barang hanya karna ingin mempertahankan
gengsi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95

No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya bangga ketika berkaca melihat diri saya yang
keren
2 Saya minder ketika melihat kaca.

3 Saya tidak sering bercermin

4 Saya suka dengan obrolan tentang penampilan remaja


saat ini
5 Pantat saya terlalu besar

6 Saya tidak pernah makan malam karna takut gemuk

7 Tubuh saya lebih bagus daripada teman-teman saya

8 Saya kurang nyaman dengan bentuk bentuk tubuh

No Pernyataan STS TS S SS
9 Hidung saya pesek

10 Saya puas dengan tampilan fisik saya.

11 Saya teliti dalam menggunakan baju agar menunjang


penampilan
12 Saya tidak senang dengan penampilan saya saat ini

13 Wajah saya ganteng/cantik

14 Saya selalu bercermin ketika ada kesempatan

15 Berat badan saya ideal

16 Saya sering makan malam meskipun membuat saya


gendut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96

17 Saya selalu memikirkan apa yang orang katakan


tentang penampilan saya
18 Saya senang degan penampilan saya saat ini

19 Saya memiliki pantat yang indah

20 Saya merasa nyaman dengan bentuk tubuh saya

21 Teman2 saya memiliki tubuh yang lebih keren


daripada saya
22 Perut saya rata dan tanpa lemak
23 Saya tidak peduli apa yang dikatakan teman-teman
tentang penampilan saya
24 Saya memiliki ukuran payudara yang terlalu kecil

25 Saya tidak takut jika berat badan saya naik

26 Saya puas dengan bentuk kaki saya

No Pernyataan STS TS S SS
27 Tinggi badan saya seimbang dengan teman-teman
saya
28 Saya tidak pernah mengatur pola makan saya

29 Saya minder ketika teman-teman berbicara tentang


penampilan
30 Saya tidak pernah mengeluh tentang penampilan fisik
saya
31 Saya tidak peduli dengan baju yang saya pakai
meskipun itu menunjang penampilan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97

32 Perut saya terlalu buncit

33 Saya sering mengurangi porsi makan agar berat saya


tidak naik
34 Warna kulit saya terlalu gelap

35 Saya sering kecewa dengan penampilan saya

36 Saya merasa rendah diri ketika berkumpul dengan


teman-teman saya karena penampilan saya yang jelek
37 Wajah saya kurang menarik

38 Saya tidak pernah takut makan berlemak walaupun


saya tau akan membuat saya gendut,
39 Saya memiliki dada yang indah

40 Saya senang banyak orang memuji penampilan saya

41 Saya minder dengan penampilan saya


42 Saya tidak pernah berfikir untuk makan nasi merah
hanya untuk diet.
No Pernyataan STS TS S SS
43 Saya mengatur pola makan saya

44 Saya tidak punya masalah dengan berat badan saya

45 Saya membatasi jumlah makanan yang saya makan


dalam sehari.
46 Ukuran tubuh saya sudah cukup seimbang

47 Saya merasa terlalu kurus/gendut


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98

48 Saya merasa berat badan saya jauh dari ukuran normal

49 Saya menolak makanan yang menyebabkan saya


gedut
50 Saya merasa tidak nyaman ketika orang melihat
penampilan saya
51 Saya merasa kurang tinggi

52 Saya bingung ketika berat saya naik

53 Saya pikir diet itu hanya untuk orang yang kurang


kerjaan.
54 Berat badan saya berada dalam kategori normal

55 Saya ingin sedikit lebih kurus

56 Saya suka dengan warna kulit saya

57 Saya merasa percaya diri ketika bepergian

58 Saya termasuk anak yang kerdil/kurang tinggi

59 Saya terlalu kurus/gendut dibanding dengan teman-


teman saya.

MOHON PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA,


JANGAN SAMPAI ADA YANG TERLEWATI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Konformitas dalam Perilaku


60 66.00 106.00 81.3000 10.25158
Konsumtif

Body Image 60 100.00 152.00 132.9333 13.48931

Valid N (listwise) 60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Konformitas dalam Perilaku


60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Konsumtif * Body Image

Report

Konformitas dalam Perilaku Konsumtif

Body
Image Mean N Std. Deviation

100 1.0600E2 1 .

101 95.0000 1 .

104 1.0100E2 1 .

105 1.0000E2 1 .

106 1.0400E2 1 .

107 97.0000 1 .

108 94.0000 1 .

109 1.0000E2 1 .

119 97.6667 3 8.38650

122 89.0000 1 .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101

123 84.5000 2 17.67767

125 86.0000 1 .

128 69.0000 1 .

130 75.0000 1 .

131 82.5000 2 .70711

132 76.0000 1 .

133 81.0000 2 1.41421

134 77.6667 3 4.93288

135 76.0000 2 2.82843

136 73.0000 1 .

137 73.0000 2 4.24264

138 76.6667 3 7.63763

139 77.6667 3 4.50925

140 76.5000 4 3.10913

141 70.0000 2 5.65685

142 77.0000 3 9.16515

143 76.6667 3 3.05505

144 76.2500 4 4.92443

145 78.0000 2 5.65685

146 82.0000 1 .

147 78.5000 2 7.77817

149 74.0000 1 .

151 76.0000 1 .

152 73.0000 1 .

Total 81.3000 60 10.25158


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Konformitas dalam Between Groups (Combined) 5100.017 33 154.546 3.651 .001


Perilaku Konsumtif *
Body Image Linearity 3932.792 1 3932.792 92.908 .000

Deviation from
1167.225 32 36.476 .862 .659
Linearity

Within Groups 1100.583 26 42.330

Total 6200.600 59

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Konformitas dalam Perilaku


-.796 .634 .907 .823
Konsumtif * Body Image
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Konformitas
dalam Perilaku
Konsumtif Body Image

N 60 60

a
Normal Parameters Mean 81.3000 132.9333

Std. Deviation 10.25158 13.48931

Most Extreme Differences Absolute .173 .169

Positive .173 .099

Negative -.099 -.169

Kolmogorov-Smirnov Z 1.338 1.306

Asymp. Sig. (2-tailed) .056 .066

a. Test distribution is Normal.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104

Correlations

Konformitas
dalam Perilaku
Konsumtif Body Image

**
Konformitas dalam Perilaku Pearson Correlation 1 -.796
Konsumtif
Sig. (2-tailed) .000

N 60 60

**
Body Image Pearson Correlation -.796 1

Sig. (2-tailed) .000

N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

a
1 .796 .634 .628 6.25301

a. Predictors: (Constant), Body Image

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 161.758 8.063 20.062 .000

Body Image -.605 .060 -.796 -10.029 .000


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

a
1 .796 .634 .628 6.25301

a. Dependent Variable: Konformitas dalam Perilaku Konsumtif

Data Hipotetik Data Empirik

N
Variabel Aitem Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Perilaku Konformitas 28 28 112 70 14 66 106 81.30 10.25

Body image 59 59 236 148 29.5 100 152 132.92 13.51

Anda mungkin juga menyukai