Abstrak
Keywords: Psikologi kewirausahaan adalah bidang yang sedang naik daun, sebagai
konteks Indonesia, respon atas pesatnya pertumbuhan usaha di tingkat global. Kebijakan
psikologi sosial-ekonomi terkait peningkatan wirausaha di Indonesia membutuhkan
kewirausahaan masukan ilmu psikologi sehingga bidang ini sangat relevan untuk dikaji.
Artikel ini merupakan review atas sejumlah literatur di bidang psikologi
kewirausahaan dengan tujuan memberikan gambaran tentang sejauh mana
kemajuan riset kewirausahaan di dunia. Pengetahuan ini bermanfaat untuk
mengarahkan penelitian-penelitian kewirausahaan yang hendak
dilaksanakan di dalam konteks Indonesia. Terdapat lima area riset psikologi
kewirausahaan, yaitu: kepribadian wirausahawan, psikopatologi
wirausahawan, kognisi wirausaha, pendidikan wirausaha, dan
kewirausahaan lintas budaya. Dengan mempertimbangkan keragaman
demografis, suku budaya, dan agama masyarakat Indonesia dan tradisi
kewirausahaannya, temuan yang dihasilkan dari riset-riset psikologi
kewirausahaan dapat memberikan masukan bagi pengembangan kurikulum
pendidikan kewirausahaan, penyusunan kebijakan pemerintah, dan
pengambilan keputusan investasi, serta menjadi dukungan bagi
wirausahawan-wirausahawan yang baru maupun potensial untuk
mewujudkan bisnis yang sukses, tangguh, dan berkelanjutan.
Indonesia. Data terakhir menunjukkan 3,1% monotonnya masalah yang diangkat dalam
atau 7,8 juta orang Indonesia adalah riset-riset yang ada, dan subjek penelitian
wirausaha (“Ratio wirausaha...”). yang tidak representatif, yakni mahasiswa.
Dunia pendidikan pun ikut merespon. Hasil pencarian dengan
Tren saat ini, semakin banyak perguruan scholar.google.com menghasilkan kurang dari
tinggi berlomba-lomba untuk menjadi 10 publikasi riset kewirausahaan yang
entrepreneurial university, di samping dilakukan oleh ahli/ mahasiswa psikologi,
learning and research university [11]. yang mana kebanyakan berupa laporan skripsi
Wirausaha sering diartikan secara umum S1. Riset-riset korelasional pada mahasiswa
sebagai aktivitas bisnis yang menghasilkan monoton pada isu intensi wirausaha ditinjau
uang. Meski begitu, apa yang dilakukan dari sejumlah variabel karakteristik individu,
wirausahawan lebih dari sekedar berjual-beli. seperti kecerdasan emosional, konsep diri,
Detailnya, ia memiliki keterampilan efikasi diri, dan motivasi berprestasi [6, 8, 16]
mengidentifikasi dan memanfaatkan Riset tentang faktor-faktor yang
kesempatan, keberanian mengambil risiko mempengaruhi intensi kewirausahaan lebih
finansial, dan kemampuan memimpin yang banyak diteliti di bidang manajemen dan
efektif sehingga mampu melejitkan kreativitas bisnis. Di antara faktor psikologis dan
dan inovasi [6]. kontekstual yang diketahui adalah determinasi
Wirausaha pada dasarnya bersifat diri, keyakinan dan sikap pribadi, dan
personal (menyangkut tindakan individu), dukungan sosial [2, 13, 14].
sehingga karena itu memiliki dimensi sosial- Sementara itu, isu pendidikan
psikologis. Psikologi termasuk ilmu yang kewirausahaan pun diteliti di bidang ekonomi,
berkontribusi paling besar dalam riset-riset pendidikan, dan bimbingan/ konseling.
kewirausahaan, selain ekonomi, bisnis, dan Beberapa topik yang diangkat adalah
sosiologi [6]. pengembangan kurikulum kewirausahaan,
Psikologi kewirausahaan (psychology of pengembangan metode pembelajaran
entrepreneurship) dengan individu kewirausahaan, dan pengaruh pelatihan
wirausahawan sebagai objek kajiannya kewirausahaan [1,12,14, 16, 17] yang mana
memunculkan topik-topik riset yang khas. Ia semuanya terkait pada usaha meningkatkan
berkenaan dengan penerapan konsep-konsep intensi berwirausaha.
psikologi untuk memahami kepribadian dan Mencermati keseragaman dalam
peran seorang usahawan dan pemanfaatan pemilihan topik, tujuan, dan metode riset-riset
konsep-konsep tersebut untuk mendukung di atas, tampak adanya keyakinan bersama
aktivitas-aktivitas wirausaha setiap fase bahwa rendahnya angka wirausahawan di
perkembangannya yaitu sebelum peluncuran Indonesia disebabkan oleh persoalan
bisnis pada fase identifikasi kesempatan, saat rendahnya ketertarikan dan keinginan untuk
peluncuran pada fase pengumpulan sumber berwirausaha pada generasi muda.
daya untuk memulai usaha, dan Namun demikian, sungguh pun
pascapeluncuran pada fase manajemen agar bermanfaat riset-riset tersebut, hasil-hasilnya
bisnis berkembang dan bertahan [6]. tidak banyak berperan dalam pemecahan
Riset-riset psikologi kewirausahaan masalah yang sebetulnya tidak terbatas pada
memiliki relevansi dan urgensi, terutama bagi persoalan intensi dan tidak banyak pula
kemajuan dunia usaha. Namun sayangnya, hal berkontribusi bagi kemajuan dunia usaha.
ini kurang ditekuni oleh ahli dan mahasiswa Faktor individual yakni.
psikologi di Indonesia. Hal itu tampak dari
minimnya publikasi ilmiah di bidang ini,
menyebabkan perilaku obsesif dan rasa Pada konteks yang lebih besar, sifat-
tidak percaya pada orang lain [5]. sifat kepribadian tertentu dapat
Meski demikian, penelitian- berimplikasi negatif pada diri usahawan,
penelitian ini tidak sekadar bertujuan perusahaannya, orang-orang yang
identifikasi mana saja sifat-sifat yang bekerja padanya, dan masyarakat. Sifat-
buruk dan menyimpulkan bahwa sifat positif yang ekstrem atau sifat-sifat
dampaknya pasti buruk. Prinsipnya, satu yang sejak awal negatif seperti
sifat di konteks yang berbeda dapat Machiavellisme (Dark Triad), psikopati,
memiliki dampak yang berbeda. Para ahli orientasi dominasi sosial, narsisisme, dan
kini membedakan peran sifat kepribadian kekejaman (ruthlessness) mendukung
di tiga ranah konsekuensi, yakni: intensi ambisi untuk sukses tetapi dengan
wirausaha, berhasilan usaha, dan dampak mengabaikan kesejahteraan pihak lain
di masyarakat [5]. (keluarga, karyawan, masyarakat) atau
Sifat-sifat kepribadian distal pada menghancurkan pesaing [5].
umumnya adalah prediktor intensi dan
keputusan untuk berwirausaha. Dalam 3.3 Kognisi Wirausaha
riset tentang pilihan karier, orang dengan Persepsi kesempatan dan pemikiran
tipe wirausaha menunjukkan kemampuan strategis yang merupakan akar
terbaik dalam hal mempersuasi orang kemampuan memanfaatkan kesempatan
lain dan dalam situasi kompetisi. Mereka bisnis merupakan dimensi kognitif dalam
lebih tinggi di aspek conscientiousness kewirausahaan. Kognisi wirausaha
dan ekstraversi, lebih rendah di aspek menjadi bahasan penting karena ia adalah
agreeableness dan neuroticism, lebih kualitas paling menonjol yang
kreatif dan inovatif, serta punya membedakan usahawan dengan non-
kebutuhan akan prestasi, otonomi, dan usahawan [8] dan pemahaman akan ini
kekuasaan yang tinggi. Tidak ditemukan membantu menjelasan bagaimana
sifat-sifat negatif (“dark” personality) wirausaha muncul dan berkembang.
berkaitan dengan intensi berwirausaha Kognisi wirausaha adalah struktur-
[5]. struktur pengetahuan yang digunakan
Terkait keberhasilan usaha, sejumlah orang-orang untuk melakukan asesmen,
sifat mulai tampak memiliki peran yang penilaian, dan pengambilan keputusan,
negatif pada performa bisnis dan well- yang melibatkan evaluasi kesempatan,
being usahawan, meski hubungannya penciptaan dan pengembangan usaha [8].
tidak langsung. Misalnya, tentang Secara garis besar, kognisi wirausaha
pengaruh optimisme, ditemukan bahwa membahas tentang persepsi, intensi,
optimisme yang tinggi mendorong struktur keyakinan, struktur kognitif, dan
keputusan berwirausaha, tetapi untuk belajar dalam konteks kewirausahaan
selanjutnya, terlalu optimistik dapat [10].
mengarah pada kesombongan (hubris), Beberapa temuan menarik di area ini
kecerobohan dalam menghadapi situasi misalnya: Wirausahawan unik tidak
berisiko, manajemen bisnis yang tidak hanya pada kesenangannya menghadapi
efektif, dan berujung pada kegagalan. risiko, tetapi juga persepsi atas risikonya
Selain itu, ambisi yang berlebihan dan yang rendah sehingga mereka lebih
hasrat pada pujian menimbulkan toleran pada risiko [8]. Wirausahawan
kecemasan dan rasa terisolasi, yang memandang situasi bisnis yang ambigu
selanjutnya merugikan well-being [5]. secara lebih positif. Mereka lebih banyak
pelaku usaha mandiri, baik individu, tim, dan [2] Astuti, T.P. & Yulianto. Pengaruh faktor
korporat. demografi, psikologis, dan kontekstual
Di tingkat dunia bidang ini berkembang terhadap niat kewirausahaan pada
pesat, tetapi di Indonesia psikologi mahasiswa. Proceeding Seminar
kewirausahaan kurang diminati oleh para ahli Nasional dan Call for Paper Program
psikologi dan mahasiswa. Penelitian- Studi Akuntansi FEB UMS, 515-530.
penelitian yang sudah dilakukan sangat minim 2014.
dan dengan fokus yang acak, sehingga [3] Baum, J. R., Frese, M., Baron, R. A., &
kesimpulan yang diharapkan dapat berguna Katz, J. A. Entrepreneurship as an area
bagi pengembangan kurikulum pendidikan of psychology study: An introduction.
wirausaha dan perumusan kebijakan publik Dalam J. R. Baum, M. Frese, & R. A.
sulit ditarik. Baron (Eds.), The psychology of
Kontribusi artikel ini adalah bantuan entrepreneurship (h. 1-18). New York:
untuk sistematisasi pelaksanaan penelitian Psychology Press. 2012.
agar lebih terarah. Artikel ini memaparkan [4] Baron, R. A,. Entrepreneurship: A
area-area riset psikologi kewirausahaan dan process perspecive. Dalam J. R. Baum,
masalah-masalah penelitian apa saja yang M. Frese, & R. A. Baron (Eds.), The
berada di dalamnya, yang membutuhkan psychology of entrepreneurship (h. 12-
jawaban. Dengan pengetahuan ini, para 40). New York: Psychology Press. 2012
peneliti dapat mengetahui apa topik riset yang [5] DeNisi, A. S. & Alexander, B. N,. The
baru dan potensial untuk dieksplorasi dan di dark side of the entrepreneurial
mana kedudukan riset di dalam struktur ilmu personality: Undesireable or maladaptive
kewirausahaan, khususnya psikologi traits and behaviors associated with
kewirausahaan. entrepreneurs. Dalam G. Ahmetoglu, T.
Artikel ini diharapkan dapat menjadi Chamorro-Premuzic, B. Klinger, & T.
stimulus bagi peningkatan riset di bidang Karcisky (Eds.), The Wiley handbook of
psikologi kewirausahaan di Indonesia. entrepreneurship (h. 173-186). Hoboken,
Kontribusi psikologi akan membawa NJ: Wiley Blackwell. 2017.
pemahaman baru tentang dinamika bisnis dan [6] Frese, M. & Gielnik, M. M,. The
kesuksesannya, dengan melengkapi temuan- psychology of entrepreneurship. Annual
temuan riset kewirausahaan utamanya dari Review of Organizational Psychology
bidang ekonomi, bisnis, dan manajemen. and Organizational Behavior, 1, 413-38.
Pemahaman di level individu dapat doi: 10.1146/annurev-orgpsych-031413-
diterjemahkan menjadi praktik-praktik yang 091326..
bermakna dan berguna di konteks yang lebih [7] Hisrich, R., Langan-Fox, J. & Grand, S.
besar, serta membantu menyelesaikan Entrepreneurship research and practice:
masalah-masalah bisnis yang mungkin tidak A call to action for psychology.
dapat diatasi dengan pendekatan ekonomi dan American Psychologist; 2014.62(6), 575-
hukum semata. 589. 2007.
[8] Ifham, A. & Helmi, A. F. Hubungan
REFERENSI kecerdasan emosi dan kewirausahaan
[1] Astuti, F. K. Upaya meningkatkan minat pada mahasiswa. Jurnal Psikologi. 200.2,
kewirausahaan melalui diskusi kelompok 89-111.
pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 [9] Krueger, N. F. The cognitive psychology
Sanden. Jurnal Bimbingan dan of entrepreneurship. Dalam Z. J. Acs &
Konseling; 2015. 3. D. B. Audretsch (Eds.). Handbook of