Anda di halaman 1dari 7

Analisis Periode Waktu yang Diperlukan Mahasiswa Anggota Himpunan Pengusaha Muda

Indonesia Chapter Universitas Widyatama Untuk Memulai Berwirausaha

Rizky Akbar Maulana

Fakultas Manajemen & Bisnis, Universitas Widyatama Bandung, Indonesia

Email: rizky.akbar@widyatama.ac.id

I. PENDAHULUAN

Seperti yang diketahui menjadi wirausaha atau berbisnis menjadi salah satu kegiatan
yang diimpikan oleh banyak orang terutama mahasiswa. Salah satu mata pelajaran yang saat ini
sangat diminati adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dan wirausaha (entrepreneur). Lebih
dari 37.000.000 hasil yang terkait dengan kata "entrepreneur" akan muncul jika kita
mengetiknya di mesin pencarian Google (Shane, 2008).
Pada saat ini semakin banyak mahasiswa yang tertarik dan memulai untuk terjun pada
dunia kewirausahaan demi keinginannya untuk mempelajari kewirausahaan ataupun
merealisasikan ide bisnisnya dan menjadi seorang wirausaha. Sebagai mahasiswa yang
mempunyai keinginan untuk berwirausaha tentu saja sebelumnya harus mempelajari apa itu
kewirausahaan,
Kewirausahaan merupakan suatu proses dalam mengerjakan dan juga mengembangkan
sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai
lebih dan memiliki ide, visi dan peluang yang mampu mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri
maupun orang lain. Bagi seorang mahasiswa yang ingin berwirausaha di masa perkuliahannya
tentu saja beberapa universitas memfasilitasi dengan adanya Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (HIPMI) demi membantu mahasiswa yang berminat berwirausaha dan mempunyai
potensi untuk menjadi seorang wirausaha baru (nascent entrepreuneur).
Tak sedikit mahasiswa yang memilih untuk memulai berwirausaha di tengah masa kuliahnya
atau setelah masa kuliahnya seperti mahasiswa yang mengikuti Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (HIPMI) untuk mempelajari kewirausahaan, menambah relasi dan juga untuk memulai
berwirausaha. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) merupakan organisasi kumpulan
para pengusaha muda di seluruh Indonesia yang bergerak dalam bidang perekonomian.
Salah satu tujuan HIPMI adalah mendorong jiwa kewirausahaan, membina,
mengembangkan, membantu wirausaha baru dan memajukan pengusaha muda Indonesia.
Dengan adanya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini diharapkan dapat
membangun motivasi usaha, terciptanya wirausahawan baru (nascent entrepreuneur) yang
kreatif dan inovatif, terbinanya wirausaha yang sedang mengembangkan usahanya, serta
menambah kepercayaan diri pada anggotanya terutama mahasiswa dalam berwirausaha sehingga
dapat membentuk lulusan yang mampu menjadi seorang nascent entrepreuneur.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai jiwa wirausaha terutama mahasiswa jurusan
bisnis dan manajemen. Akan terapi, banyak yang tidak menggalinya sehingga potensi tersebut
tidak bisa maksimal atau juga karena kurang sumber daya yang dibutuhkan. oleh karena itu
mahasiswa yang ingin berwirausaha diharapkan mengikuti Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (HIPMI) ini dan diharapkan mahasiswa dapat menguasai kewirausahaan, berdiskusi
diantara para pengusaha dan calon pengusaha dan juga mampu mengembangkan ide usaha yang
akan mereka jalani dengan memperhitungkan ketepatan periode waktunya dan dapat
merealisasikan ide usaha serta menjadi seorang nascent entrepreneur.
Nascent entrepreneur sendiri yaitu para entrepreneur yang saat in tengah berusaha
memulai usaha baru (start-up business), yang berharap akan menjadi pemilik usaha baru atau
memiliki bagian dari usaha baru tersebut, yang telah aktif berusaha membentuk usaha baru
dalam 12 bulan terakhir tetapi belum memiliki arus kas yang positif untuk menutup beban
(expenses) dan gaji pemilik (owner) maupun para manajer perusahaan lebih dari tiga bulan
(Wegner, J., 2004).
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian terhadap mahasiswa yang
mengikuti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Chapter Universitas Widyatama
untuk mengetahui berapa lama periode waktu yang diperlukan untuk memulai berwirausaha dan
merealisasikan ide bisnisnya. Maka dari itu, penulis mengambil judul penelitian “Analisis
Periode Waktu yang Diperlukan Mahasiswa yang Mengikuti Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (HIPMI) Chapter Universitas Widyatama Untuk Memulai Berwirausaha”.

II. LITERATURE REVIEW


Salah satu penelitian yang telah memamparkan mengenai arti penting ide bisnis yaitu YB Andre
Marvianta, Diana Frederica dan Wahyu Prasetyo (2013). Menurut survei ini, salah satu metode
kunci untuk mengembangkan ide bisnis adalah kreativitas dan inkubator bisnis. Studi ini
menggunakan metodologi penelitian korelasional untuk memastikan hubungan yang erat antara
strategi pencarian peluang siswa secara keseluruhan untuk menghasilkan ide bisnis dan
kreativitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara kreativitas mahasiswa dengan metode mencari peluang bisnis, apakah ada
hubungan yang signifikan antara kreativitas mahasiswa dengan penciptaan ide bisnis, dan apakah
ada hubungan yang signifikan antara kreativitas mahasiswa kreativitas dan metode ini. Data
diperoleh dengan menggunakan kuesioner dengan teknik purposive sampling. Data telah diolah
dengan menggunakan metode statistik model persamaan struktural (SEM). Hasil investigasi
adalah ide bisnis yang tidak terpengaruh oleh strategi pencarian yang digunakan untuk
menemukan lokasi bisnis. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencari berbagai
informasi yang berkaitan dengan bisnis. Ini mungkin hasil dari strategi lain yang harus dilakukan
dalam pengembangan ide bisnis. Seseorang yang kreatif terus-menerus mencari informasi dan
peluang bisnis baru sehingga mereka dapat memunculkan ide bisnis baru dengan
menggabungkan beberapa ide lama dengan yang baru dan menemukan inkubator bisnis baru di
daerah dengan lalu lintas tinggi. Dengan adanya inkubator bisnis tersebut, diharapkan menjadi
suatu wadah untuk menyalurkan kreatifitas para mahasiswa yang sedang dalam proses
berwirausaha. Memberikan pengalaman dalam menjalankan sebuah bisnis serta mengajarkan
bagaimana menghadapi hambatan-hambatan bisnis yang terjadi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ismail, Fauzan Putraga Al-Bahri, Lukman Ahmad, Abdus
Salam (2020) dengan judul penelitian IbM Pelatihan Kewirausahaan Sebagai Upaya
Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan dan Menggali Ide Usaha Baru, menjelaskan perlu diadakan
pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat khususnya genarasi muda untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan dan menggali potensi yang ada. Dengan diadakan pelatihan kewirausahaan
diharapkan dapat memunculkan suatu usaha baru dan mampu memberikan efek positif pada
pengembangan mental kemandirian generasi muda. Tujuan dari proyek studi ini adalah untuk
mendorong penduduk Gampong Keubang agar termotivasi, kreatif, dan berwirausaha, serta
memberi mereka informasi yang diperlukan untuk membuat strategi bisnis. Adapun keberhasilan
secara umum Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan bagi masyarakat Gampong Keubang terlihat
dari bangkitnya semangat, motivasi, dan kreatifitas masyarakat Gampong Keubang untuk
menggali ide-ide usaha yang potensial dan kemampuan menyusun rencana usaha baru yang akan
dikembangkan. dikembangkan oleh masyarakat Gampong Keubang berjalan dengan baik.

Sarwo Edy Handoyo, Noor Ainun, dan Wilsen Valentino (2022) dalam jurnalnya yang berjudul
Penyuluhan Tentang Tips Menemukan Ide Bisnis Bagi Calon Wirausaha Di Kota Tangerang,
Banten. menjelaskan bahwa pengangguran adalah masalah umum yang dihadapi semua negara.
Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat kewirausahaan Indonesia dibandingkan
sejumlah negara lain. Memiliki ide bisnis adalah langkah pertama dalam memulai bisnis. Alokasi
sumber daya yang sukses dapat dicegah dengan memiliki kemampuan untuk menghasilkan ide-
ide perusahaan yang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menumbuhkan kreativitas
pemilik bisnis masa depan dari generasi Z sehingga dapat memunculkan konsep bisnis kreatif.
Teknik riset untuk komunitas ini menggunakan konseling Zoom. Menurut temuan penelitian,
yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan di masyarakat, mereka yang memegang
keyakinan usang bahwa kreativitas tidak dapat diajarkan harus disalahkan atas hambatan
kreativitas. Selain itu, perspektif baru harus diadopsi, yaitu bahwa kreativitas dapat diajarkan dan
mengaktifkan otak kanan adalah mungkin, untuk membantu calon pengusaha mengembangkan
kreativitas pribadi mereka sendiri. Calon pemilik usaha baru harus menyadari hasrat mereka,
masalah yang dihadapi banyak orang, belajar dari tren masyarakat, memadukannya dengan item
terkait, dan menemukan solusi untuk menghasilkan ide bisnis yang unik.

Jordrius Pangestu dan Andi Wijaya (2020) pada jurnalnya yang berjudul Pengaruh Modal Sosial
Terhadap Penciptaan Usaha Baru Yang Dimediasi Oleh Efikasi Diri Pada Mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Tarumanagara, Penjelaskan betapa
sulitnya memulai bisnis baru. Proses memulai sebuah perusahaan baru dipengaruhi oleh berbagai
variabel. Baik sumber internal maupun eksternal dapat berkontribusi pada masalah ini. Elemen-
elemen ini berinteraksi satu sama lain dan secara kolektif mempengaruhi bagaimana seseorang
berperilaku. Kegiatan ini akan mengungkap apakah seseorang menumbuhkan passionnya dan
mampu mengubah konsepnya menjadi perusahaan baru. Modal sosial juga turut mempengaruhi
keputusan penciptaan usaha baru (Baron dan Markman, 2003; Liao dan Welsch, 2005; De
Carolis dan Saparito, 2006). Penciptaan usaha baru tidak dapat dibuat sendiri sendiri, tapi
juga melibatkan berbagai pihak. Wirausaha mendapat dukungan, pengetahuan, gagasan, dan
sebagainya melalui jejaring sosial mereka. Penciptaan usaha baru membutuhkan banyak
dorongan dari teman dan keluarga wirausaha tersebut sehingga dapat membuat mereka percaya
diri secara kognitif dalam membentuk usaha baru (Davidsson dan Honig, 2003). Self-
efficacy berfungsi sebagai alat variabel mediasi dalam penelitian ini untuk menentukan apakah
modal sosial berdampak pada pengembangan usaha baru. Purposive sampling digunakan sebagai
teknik pengambilan sampel. Alat Smart-PLS versi 3.0 digunakan dalam analisis data penelitian
ini untuk menerapkan metode Partial Least Square (PLS). Menurut temuan penelitian, modal
sosial tidak secara signifikan mempengaruhi bagaimana perusahaan baru didirikan. Self-efficacy
berfungsi sebagai faktor mediasi, tetapi modal sosial juga memiliki dampak tidak langsung
terhadap perkembangan perusahaan baru.

Penelitian Dedi Rianto Rahadi dan Etty Susilowaty (2017) pada jurnalnya yang bejudul
Kreatifitas Kewirausahaan Sosial Dan Menggali Ide Usaha Baru Melalui Pengolahan Kripik
Tempe Lupin, Menekankan bahwa pengangguran dan kemiskinan adalah dua masalah sosial
utama di Indonesia. Keadaan ini tidak diragukan lagi dapat mengganggu stabilitas dan kemajuan
nasional. Oleh karena itu, jawaban praktis yang dapat membantu penyelesaian masalah adalah
yang dibutuhkan saat ini. Salah satu pilihan tersebut adalah dengan mendorong setiap
masyarakat untuk lebih berwirausaha, terutama generasi muda yang menjadi tumpuan negara,
antara lain melalui penumbuhan kewirausahaan sosial. Tujuan dari kewirausahaan sosial adalah
untuk menciptakan konsep perusahaan segar yang pada akhirnya akan membantu memerangi
kemiskinan dan pengangguran.Salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu Menumbuhkan spirit,
motivasi, dan kreativitas kerwirausahaan sosial kepada keluarga KUP Suta Nusantara
(Komunitas Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan Agribisnis Nusantara). Partisipan dalam
penelitian ini membuat keripik tempe dan barang modifikasi LUPIN menggunakan komponen
olahan dengan pendekatan ceramah dan praktik. Menurut temuan penelitian, pelatihan
pembuatan keripik tempe lupin merupakan upaya untuk memperluas kewirausahaan sosial
perusahaan dan memicu ide-ide perusahaan baru. Dalam menerapkan konsep segar, peserta tidak
hanya bereksperimen dengan keripik tempe, tetapi juga berbagai olahan tempe. Meningkatnya
antusiasme, motivasi, dan orisinalitas dalam mengkaji ide-ide potensial bisnis menjadi buktinya.

Rida Srihadiastuti dan Deden Syarif Hidayatullah (2018) dalam artikel penelitiannya yang
berjudul Analisis Penyebab Kegagalan Mendirikan Usaha Baru Pada Para Lulusan Program
Wirausaha Baru Jawa Barat Kelas Ide Bisnis,Mmenjelaskan fenomena lulusan Program
Wirausaha Baru Jawa Barat (WUB Jabar) yang gagal membuka usaha baru setelah
menyelesaikan program tersebut. Program Wirausaha Baru Jawa Barat (WUB Jabar)
Badiklatkop Kota Bandung menawarkan pelatihan kewirausahaan di tiga sektor perusahaan yang
berbeda: makanan dan minuman, konveksi, dan salon. Tujuan dari penyelidikan ini adalah untuk
mengidentifikasi komponen penyebab kegagalan. Penelitian ini menggunakan metodologi
deskriptif kualitatif. Meninjau program WUB Jabar dan mewawancarai 7 alumni yang pernah
mengalami kegagalan perusahaan serta 5 lulusan yang usahanya masih berjalan adalah dua cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kendala
modal, yang membatasi kriteria lain, adalah alasan utama kegagalan usaha yang baru didirikan
oleh lulusan. Bagi lulusan yang belum pernah gagal total, komponen modal juga menjadi
tantangan terberat yang harus dihadapi.
III. METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan fokus pada kualitatif Menurut Sugiyono
(2016: 9), metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filosofi
post positivisme yang digunakan untuk penelitian pada kondisi objek yang alamiah (sebagai
lawan eksperimen), dimana peneliti seperti Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004: 64), seorang
esai deskriptif adalah salah satu yang berfokus pada menggambarkan peristiwa, peristiwa, atau
kejadian tertentu yang sedang berlangsung. Berkaitan dengan penelitian kuantitatif, Arikunto
(2013:12) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif dapat dilakukan karena menggunakan angka-
angka, termasuk pengumpulan data, analisis, dan pelaporan hasil.
Dengan menyelidiki individu, kelompok, atau suatu peristiwa secara menyeluruh, penelitian
deskriptif kualitatif mencoba menggambarkan, menggambarkan, menjelaskan, menjelaskan, dan
memecahkan pertanyaan yang akan diteliti secara lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif,
orang adalah subjek penelitian, dan temuan tertulis berbentuk frasa atau klaim yang secara akurat
mencerminkan situasi yang sebenarnya ada.

Anda mungkin juga menyukai