Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :
KRISANTI FAJAR RAHAYU
(NPM. 1119217017)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berwirausaha merupakan salah satu cara seseorang untuk bekerja dan
menitih karir untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang. Dengan
berwirausaha dapat pula membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang
yang membutuhkan atau sedang mencari sebuahpekerjaan, selain itu dapat
membantu tugas pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan pengangguran di
negeri ini.
Ciputra (dalam Mopangga, 2014) mengemukakan bahwa wirausaha
merupakan solusi tepat untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan
kemiskinan di Indonesia, karena dengan hanya berbekal ijazah tanpa kecakapan
entrepreneurship, siapkanlah diri untuk antri pekerjaan karena saat ini pasokan
tenaga kerja lulusan perguruan tinggi tidak sebanding dengan peluang kerja yang
tersedia.
Fenomena banyaknya pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan
terkadang dapat memunculkan ide oleh orang-orang tertentu untuk membangun
sebuah usaha atauberwirausaha tanpa harus bergantung dengan lapangan
pekerjaan yang sudah tersedia dan berusaha untuk menciptakan lapangan
pekerjaan itu sendiri. Menurut Coulter (dalam Nurhidayah, 2014) “kewirausahaan
sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru
yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan
pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif”.
Pada zaman modern ini tidak hanya orang-orang dewasa atau tua yang
berani untuk memulai bisnis mereka,sekarang banyak terlihat generasi muda yang
sudah berani melangkah untuk memulai usaha mereka dan tidak sedikit pula yang
dapat meraih kesusksesan di usia muda. Banyak kita lihat disekitar kita usaha-usaha
yang ternyata di pelopori oleh anak muda yang notebene masih menempuh
pendidikan mereka. Entah itu usaha makanan, fashion, motivator dan lain
sebagainya. Mereka mulai berfikir untuk menghasilkan keuntungan sendiri tanpa
harus bekerja untuk orang lain. Dengan banyaknya wirausahawan baru tanpa sadar
dapat mengurangi jumlah pengangguran dimasyarakat. Penduduk Indonesia pun
tidaklah asing dengan sebutan wirausaha atau wirausahawan sebagai pelaku. Tidak
sedikit pula masyarakat yang lebih memilih untuk mendirikan usaha mereka sendiri
daripada menggantungkan kehidupan mereka dengan bekerja sebagai karyawan
swasta maupun negeri. Dengan tekat dan keuletan segala macam peluang dapat
dijadikan sebuah usaha yang menghasilkan pundi-pundi keuntungan. Tergantung
bagaimana mereka dapat memanfaatkan peluang tersebut serta memanfaatkan
waktu, tenaga dan uang untuk bisa menjadi seorang pengusaha sukses.
Beberapa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis merupakan media dan wadah bagi
mereka yang ingin mempelajari bagaimana cara membangun dan menjalankan
sebuah usaha, salah satunya adalah dengan diberikannya mata kuliah
kewirausahaan. Dimana mereka didorong untuk memunculkan keinginan
berwirausaha, sebagai contoh adalah kegiatan yang diselenggarakan
olehUniversitas Brawijaya juga menyelenggarakan sebuah program yang dapat
mendorong mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) untuk berani memulai
berwirausaha, dengan didirikannya Program Dana Bergilir dari piha jurusan.
Program ini merupakan program peminjaman modal bagi mahasiswa yang ingin
mencoba berwirausaha dan modal yang diberikan tanpa bunga sepeserpun.
Walaupun program ini adalah fasilitas yang diberikan kepada mahasiswa, pengajuan
pinjaman tidak dapat dilakukan sembarangan. Mahasiswa harus melewati beberapa
syarat dan seleksi. Kemudian jurusan FEB ini juga menyediakan fasilitas tambahan
untuk lebih mendorong mahasiswa mereka berwirausaha, yaitu dengan
menyediakan Laboratoriun Kewirausahaan yang dimaksudakan untuk para
mahasiswa berwirausaha atau merintis usaha mereka (dalam Ris, 2014).
Selain pembentukan karakter diharapkan juga dapat membentuk kemampuan
bersosialisasi. Kemampuan bersosialisasi ini sangat dibutuhkan dalam lajur
perencanaan bisnis yang akan dibuat yaitu dalam aspek pemasaran bisnis ,dimana
terdapat 4 aspek yang perlu diperhatikan sebelum menjalani expo maupun usaha
sungguhan yaitu SDM (operasional), produksi, pemasaran, dan keuangan. Oleh
karena itu tidak dipungkiri bahwa pencetak jiwa kewirausahaan seseorang salah
satunya adalah pembelajaran materi kewirausahaan yang diselenggarakan oleh
jurusan ekonomi dan bisnis disetiap universitas indonesia. Tidak ada salahnya
seseorang yang bercita-cita menjadi wirausahawan memilih mengenyam pendidikan
di jurusan ekonomi dan bisnis ini.
Untuk memulai langkah menjadi seorang wirausahawan, individu tersebut
harus berani mengambil resiko dan memiliki keyakinan dengan usaha yang akan
diambil. Karena dalam dunia bisnis, intensi berwirausaha dan keyakinan akan
kemampuan diri adalah kunci untuk menjadikan usaha tersebut sukses atau akan
menurun. Ketika seseorang terjun kedalam dunia wirausaha maupun berorganisasi
komitmen selaku pemilik dan karyawan sangatlah penting bagi kemajuan usaha itu
sendiri, tanpa komitmen yang pasti mereka tidak akan mampu mempertahankan apa
yang dimiliki pada saat tertimpa masalah. Suparyanto (2013) mengemukakan dalam
bukunya bahwa untuk meningkatkan dan menanamankanjiwa kewirausahaan pada
masyarakat Indonesia merupakan tugas dan tanggung jawab dari berbagai pihak,
sseperti dari pemerintah, pengusaha, akademisi, cendikiawan, dan semua unsur
masyarakat harus turut serta untuk mendukung terwujudnya pemanfaatan potensi
yang dimiliki pada diri setiap orang.
Menurutpenelitian Sofia (2017) yang mengacu pada pernyataanKuncara
mengenai perilaku berwirausahayangdipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kecakapan pribadi yang menyangkut
soal bagaimana seseorang mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang
terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi.
Kemudian faktor eksternal terdiri dari kecakapan sosial dan lingkungan
(environment).Kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana seseorang
menangani suatu hubungan. Kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur
terpenting, yaitu empati, dan keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah
taktik-taktik untuk meyakinkan orang, berkomunikasi secara jelas, bernegosiasi dan
mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan
sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
Dikutip Indarti dan Rostiani (dalam Handaru dkk, 2014), “dengan
memperhatikan intensi yang dimiliki seseorang dapat menjadikannya sebagai dasar
untuk memahami apakah seseorang tersebut dapat menjadi seorangwirausaha atau
tidak”. Menurut Bandura (dalam Vemmy, 2012) intensi adalah sebuah usaha yang
dilakukan sungguh-sungguh agar dapat menghasilkan sesuatu di masa yang akan
datang. Dalam usaha untuk memulai berwirausaha atau berorganisasi diperlukan
keuletan dan tanggung jawab, seperti yang dikemukakan oleh Michael (dalam
Hutasuhut, 2016) bahwa pembagian tugas dan tanggung jawab dalam organisasi
haruslah jelas karena pembagian tersebut berhubungan dengan role requirements.
Role requirements itu sendiri merupakan wewenang seseorang untuk
mempertanggung jawabkan dalam pelaksanaan peran mereka.
Pantang menyerah dan usaha yang gigih merupakan prinsip utama
wirausaha dalam perjalanan usahanya. Dalam dunia wirausaha tidak dapat
dipisahkan dengan hubungan sosial, diperlukan banyak interaksi sosial untuk
membantu seseorang mencapai keberhasilannya. Oleh karena itu dibutuhkannya
social competence yang baik untuk menjalankan wirausaha tersebut. Dam (2007)
mendefinisikan social competence sebagai kemampuan individu untuk bekerja sama
dan melakukan komunikasi yang baik dengan individu untuk bekerja sama dan
melakukan komunikasi yang baik dengan orang lain yang memiliki berbagai macam
latar belakang.
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat berperan dalam menentukan
keadaan usaha. Dalam menitih usaha sikap sebagai seorang pemimpin sangatlah
dibutuhkan untuk mengatur, mengkoordinasikan dan mengembangkan usahanya.
Seorang pemimpin harus mampumempengaruhi bawahan sehingga mereka dengan
penuh pengertian,kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti dan mentaati
kehendak atauperintah-perintahnya dan menangkap apa yang menjadi tujuan dan
visi-misi pemimpinnya. Menurut Young, dalam Kartono (2003), kepemimpinan
adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi
yang khusus. Kepemimpinan menjadi faktor yang sangat penting bagi seorang
wirausaha, karena tanpa kepemimpinan sebuah usaha tidak akan dapat berjalan
dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itulah
dibutuhkan perpaduan antara wirausaha dengan kepemimpinan, dimana seorang
wirausaha harus memiliki kepemimpinan yang kuat dalam menjalankan usahanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Wirausaha

Kewirausahaan suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan dan


pembangunan semangat kreatifitas serta berani menanggung resiko terhadap
pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut. Keberanian
mengambil resiko sudah menjadi milik seorang wirausahawan karena ia dituntut
untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut belum memiliki nilai
perhatian di pasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju
kewirausahaan sejati.

Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough, “Wirausahawan


adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk
mendirikannya”. Peter Drucker berkata bahwa wirausaha tidak mencari resiko,
mereka mencari peluang.

Mereka menghargai proses adalah cenderungmemiliki kesabaran, dan


seorang wiraushawan sejati memiliki kesabaran dalam menjalani setiap proses
menuju keberhasilan tersebut. Sehingga jika ada pendapat bahwa kegagalan adalah
awal dari kesuksesan maka kata-kata ini dipegang teguh oleh wirausahawan. Tanpa
ada kegagalan sulit bagi seseorang mengetahui dimana kelemahan yang ia miliki.
Kadang kala kita perlu belajar dari kesalahan, dan manusia diajarkan untuk tidak
mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari, karena jika ia mengulangi
kesalahan yang sama dikemudian hari maka artinya ia tidak belajar dari pengalaman
atau menyia-nyiakan pengalaman.

Lebih jauh setiap kesalahan atau kegagalanharus dipelajari apa penyebab itu
terjadi. Karena dengan mempelajari setiap kesalahanatau kegagalan tersebut maka
ilmu bar uterus diperoleh. Sehingga sangat salah jika seseorang terus melangkah
kedepan dengan melupakan kesalahan yang ada, tanpa memperdulikan apa
penyebab itu terjadi. Kesempurnaan sebuah produk pada saat produk itu diciptakan
lebih baik dari produk sebelumnya. Kata-kata seperti ini menjadi kunci seorang
wirausahawan. Lebih jauh kita perlu memahami pengertian dari wiraswasta yang
memiliki hubungan dekat dengan istilah wirausahawan. Istilah wiraswasta ada yang
menghubungkannya dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa
sansekerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira,swa,
dan sta, masing-masing berarti wiraadalah manusia unggul,teladan, berbudi luhur,
berjiwa besar, berani, pahlawan/ pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan
watak; swaartinya sendiri; dan staartinya berdiri.

B. Fungsi dan Peran Kewirausahaan


Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu
secara mikro dan makro. Secar mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai
penemu (innovator) danperencana (planner). Sebagai penemu, wirausah
menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, sepertiproduk, tekhnologi, cara,
ide, organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan
merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang baru,
merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi
perusahaan yang baru, dan lain-lain. Secara makro, peran wirausaha adalah
menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang
berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.

C. Tujuan dan Manfaat Kewiausahaan


a) Tujuan Kewirausahaan
a) Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.
b) Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
c) Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan dikalangan masyarakat yang mampu, andal, dan unggul.
d) Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat terhadap masyarakat.
b) Manfaat Kewirausahaan
Dari beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pemilik bisnis mikro, kecil,
dan atau menengah percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras,
menghasilkan lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja
di suatu perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon
wirausahawan sebaiknyamempertimbangkan manfaat kepemilikan bisnis
mikro, kecil, dan atau menengah.
Manfaat adanya para wirausaha, adalah sebagai berikut :
a) Berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunan
sosial sesuai dengan kemampuannya.
b) Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
c) Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak
melupakan perintah agama.
d) Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang
patut diteladani.
e) Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan.
f) Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri,
disiplin, tekun dan jujur dalam menjalani pekerjaan.
g) Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-
foya dan tidak boros.

Thomas W. Zimmerer (et al.) merumuskan manfaat berkewirausahaan,


sebagai berikut :

1) Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.Memiliki


usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk
mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba memenangkan hidup mereka
dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan bisnisnya guna mewujudkan
cita-citannya.
2) Memberi peluang melakukan perubahan. Semakin banyak pebisnis yang
memulai usahanya karena mereka dapat menangkap peluang untuk dapat
melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin
berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai untuk
keluarga atau mendirikan program daur ulang limbah untuk melestarikan sumber
daya alam yang terbatas. Pebisnis kini menemukan cara untuk
mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah
ekonomi dan sosial dengan harapan untuk dapat menjalani kehidupan yang lebih
baik.
3) Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya. Banyak orang
menyadari bahwa bekerja disuatu perusahaan sering kali membosankan, kurang
menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang
wirausahawan. Bagi mereka, tidak banyak perbedaan antar bekerjadan
menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki
seorang wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasi diri.
Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias,
inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri
memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual, dan mmpu
mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4) Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin. Walau pada
tahap awal uang bukan daya tarik utamabagi wirausahawan, keuntungan
berwirausaha merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan
usaha sendiri. Kebayakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi
kebanyakan dari mereka yang memang menjadi berkecukupan. Hampir 75
persen yang termasuk dalam daftar orang terkaya merupakan
wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian Thomas Stanley
dan William Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai dua pertiga
dari jutawan Amerika Serikat. “Orangorang yang bekerja memiliki
perusahaan sendiri empat kali lebih besar peluangnya untuk menjadi
jutawan dari pada orang-orang yang bekerja untuk orang lain atau menjadi
karyawan perusahaan lain”.
5) Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya. Pengusaha kecil atau pemilik usaha kecil sering kali
merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan paling dipercaya.
Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan pengakuan yang diterima
dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selama bertahun-tahun. Peran
penting yang dimainkan dalam sistem bisnis di lingkungan setempat serta
kesadaran bahwa kerja memiliki dampak nyata dalam melancarkan fungsi
sosial dan ekonomi nasional merupakan imbalan bagi para majer perusahaan
kecil.
6) Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa
senang dalam mengerjakannya. Hal yang disarankan oleh pengusaha kecil atau
pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya
bukanlah kerja. Kebayakan wirausahawan yang berhasil memilih masuk dalam
bisnis tertentu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut. Mereka
menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan
mereka senang melakukannya. Wirausahawanharus mengikuti nasihat Harvey
McKey. Menurut McKey, “Carilah dan dirikan usaha yang Anda sukai dan
Andatidak akan pernah merasa terpaksa harus bekerja seharipun dalam hidup
Anda.” Hal yang menjadi penghargaan besar bagi pebisnis/wirausahawan
bukanlah tujuannya, melainkan lebih kepada proses dan atau perjalanannya.
Pendapat mahasiswa kebanyakan setelah mendapat gelar sarjana hanya
ingin mencari pekerjan bukan menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini sudah
berlangsung lama terutama di indonesia dengan berbagai alasan, jadi tidak
heran apabila setiap tahun jumlah penggangguran di indonesia selalu bertambah
dan pertumbuhan lapangan kerja semakin sempit.
Pola pikir cita-cita menjadi pegawai sudah tercantum sejak lama sekitar
puluhan tahun yang lalu. Bahkan sampai sekarang di Indonesia masih memakai
pola pikir tersebut. Hal ini dipengaruhi karena banyaknya mahasiswa sulit untuk
mau dan memulai wirausaha dengan berbagai alasan seperti mereka tidak diajar
dan dirangsang untuk berusaha sendiri, selain itu dipengaruhi oleh orang tua dan
keluarganya untuk menjadi pegawai, hal ini disebabkan karena kebanyakan
orang tua mahasiswa tersebut kurang memiliki pengalaman dan pengatahuan
untuk berusaha. Oleh karena itu, mereka lebih cenderung mendorong anak-
anaknya untuk menjadi pegawai dan mereka merasa bangga bahkan sebagian
merasa terbebas apabila anaknya sudah bekerja. Dan faktor yang tak kalah
pentingnya adalah tidak adanya modal untuk berwirausaha.
Untuk itu kita berusaha mengubah mental dan motivasi yang sudah
demikian melekat tertanam disetiap insan indonesia meskipun itu bukanlah
pekerjaan yang mudah. Lebih sulit lagi pada kalangan yang sejak dulu kakek,
orang tuanya seorang pegawai. Akan tetapi jika kita para mahasiswa mau
mengubahnya dengan pola berpikir terbalik dari cita-cita awal itu akan lebih
mudah. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari keuntungan dan
kelebihan berwirausaha dibanding menjadi pegawai.
Namun kita juga perlu ingat bahwa dari sisi negatifnya tidak sedikit pula
pengusaha yang gulung tikar dengan berbagai sebab, salah satunya adalah
salah dalam pengelolaan perusahaan. Seorang pengusaha tituntut berani
mengambil resiko baik uang maupun waktu. Tentu saja berani menaggung resiko
denganpertimbangan dan perhitungan yang matang. Seorang pengusaha
dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola usahanya dan memiliki indra
khusus, disamping itu pengusaha juga harus memiliki tanggungjawab terhadap
segala kegiatan yang dilakukan dan komitmen terhadap apa yang sudah
dijalankan.

1) Alasan Pemilihan menjadi Wirausaha atau Pegawai

Rencana karir kedepan yang akan saya ambil adalah menjadi Pegawai, karena
sudah merasa nyaman di pekerjaan yang sekarang. Saya senang dengan pekerjaan
yang dilakukan, dan sudah terbiasa menjalaninya selama beberapa waktu. Saya juga
bisa memaksimalkan kemampuan dan keahlian saya dengan menjadi karyawan,
dibandingkan harus mencoba untuk wirausaha.

Kenyamanan pada pekerjaan adalah hal yang sangat penting untuk


dipertimbangkan dalam memilih dan menjalani karir. Pada dasarnya bekerja
memang tidak ada yang mudah, semuanya ada tantangan dan hambatannya
tersendiri. Karena itu saya sudah menemukan pekerjaan yang dirasa cocok dan
nyaman, maka pekerjaan saat ini sangat patut untuk dipertahankan.

Dengan memilih untuk menjadi karyawan dibandingkan wirausaha, saya merasa


keadaan diri sendiri dan keluarga lebih terjamin. Oleh karena itu saya memiliki
prioritas akan kenyamanan dalam keluarga, maka saya memilih untuk berkarir
sebagai karyawan.

2) Kebaikan Menjadi Pegawai


1. Jam kerja pasti; status saya sebagai karyawan pada sebuah lembaga atau
perusahaan memiliki jam kerja yang pasti, misalnya dari jam 08.00 s/d jam
16.00. umumnya karyawan bekerja 8 jam perhari. Jam kerja yang pasti ini
memberikan manfaat untuk dapat menyusun berbagai aktivitas lainnya diluar
jam kerja.
2. Tanggung jawab terbatas; saya memiliki tanggung jawab sesuai dengan
tugas yang diberikan kepada saya. Tanggung jawab tersebut tidak akan
menyimpang dari tugas yang saya jalankan.
3. Penghasilan relatif pasti; Setiap karyawan pada akhir periode berhak
mendapatkan upah atau gaji. Besarnya gaji yang saya terima sudah pasti
jumlahnya atau minimal sudah diketahui indikatornya, misalnya berdasarkan
prestasi kerja, sehingga upah diterima signifikan dengan banyaknya output
yang dihasilkan oleh karyawan.
4. Dapat membuat rencana untuk masa depan; Sehubungan dengan jam kerja
dan penghasilan yang pasti, maka saya dapat membuat perencanaan untuk
masa yang akan datang disesuaikan dengan penghasilan.

3) Kelemahan menjadi Pegawai

1. Harus rela diperintah; Sehubungan dengan posisi saya hanya sebagai


karyawan maka ada orang lain yang menjadi atasan. Saya harus rela
diperintah oleh orang lain yang menjadi atasan. Saya tidak dapat menolak
perintah atasan.
2. Bertanggungjawab kepada atasan; Setiap pelaksanaan tugas harus
dipertanggungjawabkan kepada atasan. Pekerjaan yang dilaksanakan
dengan baik akan diterima oleh atasan. Tetapi jika pekerjaan tersebut tidak
dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus rela mendapatkan teguran
bahkan sanksi dari atasan.
3. Penghasilan tetap; Pada umumnya karyawan mendapatkan gaji atau upah
yang tetap besarnya walaupun perusahaan mendapatkan keuntungan besar.
4. Sukar menyampaikan ide; Meskipun karyawan memiliki ide bagus untuk
kemajuan perusahaan, bukan merupakan hal yang mudah untuk dapat
menyampaikan ide tersebut kepada atasan. Atasan sering mengabaikan ide
dari bawahan.
BAB III

KESIMPULAN

Jika dilihat dengan sudut pandang yang lebih lebar, sebenarnya kedua
kategori profesi yaitu wirausaha atau karyawan sama saja “kehormatan”-nya
jika si pelakon benar-benar berdedikasi pada profesinya. Sekalipun hanya
karyawan, namun jika memiliki manajemen keuangan yang baik, kita juga bisa
memaksimalkan arus kas kita. Kuncinya, menekan biaya hidup, dan mengubah
sebagian pendapatan jadi aset yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan.

Sebaliknya, seorang pengusaha sebenarnya bergelut dengan banyak


resiko. Realitanya, pengusaha pun memiliki seleksi alam-nya sendiri. Hanya
sedikit pengusaha yang benar-benar bisa menembus rimba raya bisnis, dan
berhasil mengembangkan usahanya. Ramainya persaingan usaha,
kemampuan berinovasi, menjadi kata-kata kunci yang menguji eksistensi
seorang pengusaha. Tidak siap mental, siapa-siap saja jatuh terpelanting.

Jadi sebenarnya Pengusaha maupun Karyawan memiliki peluang dan


tantangannya masing-masing. Memang hanya orang upahan saja. Namun jika
benar-benar berdedikasi pada pekerjaan kemudian memiliki etos kerja yang baik,
seorang karyawan bisa jadi memiliki jenjang karir yang baik, apalagi jika bisa sampai
ke tingkat top manajemen. Pada pucuk tertinggi dalam struktur manajemen,
karyawan sudah hampir memiliki status sama dengan pemiliki usahanya. Jika
semula hanya memikirkan dan berkontribusi pada keberlangsungan perusahaan
sebatas lingkup kerjanya saja, kini juga ikut bertanggungjawab terhadap
keberlangsungan seluruh lini perusahaan. Memang resiko yang berhubungan
dengan karir pasti ada, seperti demosi bahkan PHK. Namun jika memiliki kinerja
yang baik, resiko tersebut bisa diminimalkan. Menjadi karyawan bukan berarti tidak
bisa meningkatkan pendapatan.

Pengusaha maupun karyawan sama mulianya. Karyawan membutuhkan


pengusaha. Sebaliknya, pengusaha pun membutuhkan karyawan. Berbicara resiko,
keduanya memiliki resikonya masing-masing. Berbicara income atau pendapatan,
keduanya pun memiliki peluang yang sama. Pendapatan pengusaha kelas teri bisa
jadi jauh lebih rendah dari seorang karyawan yang punya jabatan tinggi. Berbicara
tantangan, keduanya juga punya tantangannya sendiri-sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Basrowi, Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Bogor,

2011.

Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Alfabeta,

Bandung, 2008.

Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,

Jakarta, Salemba Empat, 2008.

Thomas W. zimmerer dan Norman. Scarbrough, Kewirausahaan dan

Manajemen Bisnis Kecil, Erlangga, Jakarta, (terjemahan) 2005.

https://www.kompasiana.com/picalgadi/558972d3179373a7048b458c/pengusah

a-versus-karyawan?page=all#

Anda mungkin juga menyukai