Anda di halaman 1dari 15

Critical Journal Review

KEWIRAUSAHAAN
“Topik: Membangun Mindset Entrepreneurship”
Dosen Pengampu: -Dra. Flores Tanjung, M.A
-Dita Eka Pratiwi Sirait, S.E., M.Si

Oleh:
Reny Sabrina Simamora (3181121002)
B Reguler 2018

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
A. Jurnal Utama
1. Identitas Jurnal
- Penulis : Ana Noor Andriana, Finnah Fourqoniah
- Tahun : Juni 2020
- Judul : Pengembangan Jiwa Entrepreneur dalam
Meningkatkan Jumlah Wirausaha Muda
- Jurnal : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat
- Vol & Hlm : 2 & 43-51
- ISSN : 2714-5239 (Online)
2. Landasan Teori

Adapun landaasan teori dalam penelitian ini, menurut Hery


(2017) Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis
baru dengan mengambil resiko atau ketidakpastian demi
memperoleh keuntungan, melalui identifikasi peluang dan
kesempatan yang ada serta memanfaatkan sumberdaya yang
diperlukan. Menurut Alma (2013) Model proses perintisan dan
pengembangan kewirausahaan ini digambarkan oleh Bygrave
menjadi urutan langkah-langkah berikut ini : a. Proses Inovasi b.
Proses Pemicu c. Proses Pelaksanaan d. Proses Pertumbuhan.

Selanjutnya, menurut Handayani (2019) Khusus pendidikan


tingkat SMK yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003, yakni : (1) Mempersiapkan peserta didik guna menjadi
individu produktif dengan mampu bekerja secara mandiri sebagai
tenaga kerja tingkat menengah seusia dengan kompetensi dalam
program keahlian. (2) Mempersiapkan peserta didik guna mampu
memilih karir dan mengembangkan sikap professional dalam bidang
yang seusia denvgan minat. (3) Memberikan bekal kepada peserta
didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. (4) memberikan bekal
kepada peserta didik dengan keahlian kompetensi yang sesuai
dengan keahlian yang dipilih.

3. Metode dan Subjek

1
Metode pelaksanaan penelitian pengabdian kepada
masyarakat dilakukan melalui pembagian materi, Brainstorming,
Problem Based Learning, Discovery Learning dan Praktik yang
diharapkan melalui sosialisasi ini mampu mengembangkan jiwa
entrepreneur siswa/i SMKN I Samarinda dan dapat meningkatkan
jumlah wirausaha muda di SMKN I Samarinda. Dan yang mnejadi
subjek penelitian 35 siswa/I SMK N I Samarinda.

4. Manipulasi/rekayasa

Pengembangan Jiwa Enterpreneur untuk meningkatkan


jumlah wirausaha muda dinilai perlu karena sebelum melaksanakan
praktikum mata pelajaran kewirausahaan dan praktik kerja lapangan
siswa/siswi diharapkan dapat memiliki pengetahuan yang lebih
untuk dapat meleksanakannya sesuai dengan penjurusan. Umumnya
Siswa/siswi sudah memiliki pengetahuan namun dirasa masih
kurang, karena praktik bisnis yang terjadi saat ini memiliki
perbedaan dibanding pada masa lampau. Perubahan ini menjadi
peluang bagi generasi muda bahwa generasi muda lebih mudah
beradaptasi dalam mengoperasikan berbagai sistem pembaharuan.
Contohnya saat ini masyarakat pada umumnya dan generasi muda
pada khususnya lebih banyak melakukan pembelanjaan secara online
dibanding offline. Melalui sosialisasi tersebut peneliti memberikan
perlakuan berupa pemaparan perancangan bisnis untuk pemula,
pengelolaan bisnis, evaluasi bisnis hingga dapat tumbuh dan
berkembang. Hal tersebut didasarkan testimoni dari pelaku usaha
(wirausaha muda sebagai pemateri) yang sudah berhasil mengelola
dan dapat memberikan peningkatan pada bisnisnya hingga saat ini.
Sosialisasi tersebut dilaksanakan di SMKN I Samarinda Jurusan
Marketing pada hari Senin, tanggal 29 Oktober 2018.

5. Instrumen

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan


sosialisasi mengenai pengembangan jiwa entrepreneurship dan juga

2
setelah itu penulis dalam jurnal melakukan kegiatan
wawancara/tanya jawab dengan siswa/i SMKN I Samarinda
mengenai sistem berbelanja online. Selanjutnya peneliti juga
membuat sebuah dokumentasi berupa berfoto bersama siswa/I pada
saat melakukan sosialisasi.

6. Hasil

Entrepreneurship adalah segala shal yang berkaitan dengan


sikap, tindakan dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur
dalam merintis, menjalankan dan mengembangkan usaha mereka.
Entrepreneurship merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
seorang entrepreneur dalam menerapkan kreativitas dan inovasi guna
mewujudkan peluang dalam bisnis. Proses tersebut pada dasarnya
merupakan implementasi dari karakteristik-karakteristik yang
melekat pada diri entrepreneur. Karakteristik ini sekaligus
menjadikannya berbeda dengan pebisnis biasa.
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan adalah ilmu, seni
maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki
kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia
nyata secara kreatif. Jiwa berwirausaha mendorong minat seseorang
untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional. Minat
adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Jadi, minat dapat diekspresikan
melalui pernyataan yang menunjukkan siswa lebih menyukai suatu
hal dari pada yang lainnya dan dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas.
Ada tahap-tahap yang dilakukan oleh seorang entrepreneur
dalam menjalankan usahanya. Secara umum tahap-tahap untuk
berwirausaha yaitu:
1) Tahap memulai

3
Tahap dimana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali
dengan melihat tantangan atau peluang usaha baru dan dilanjutkan
dengan kemungkinan dan adanya keinginan untuk membuka usaha
baru.

2) Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang entrepreneur mengelola berbagai


aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek:
menjalankan bentuk usaha, pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil
risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan
evaluasi.

3) Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah


dicapai melakukan analisis untuk mengatasi sagala masalah dan
hambatan dalam menjalankan usahanya. Entrepreneur yang berhasil
adalah yang mampu mempertahankan usahanya dari segala
hambatan, tantangan, dan masalah yang ada sehingga usahanya
dapat berjalan dengan lancar.

4) Tahap mengembangkan usaha

Tahap ini adalah di mana entrepreneur berdasarkan hasil


yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan dan inovasi
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam
perkembangannya bisa dengan memperbanyak relasi, memperbarui
metode dan sistem, memperbarui produk yang dihasilkan,
memperbesar dan memperluas usaha, menambah kualitas,
menambah pelayanan, menambah tenaga kerja.

7. Kekuatan dan Kelemahan

4
a) Penulis dalam jurnal ini menjelaskan secara rinci mengenai
apa yang dimaksud dengan entrepreneurship yang berkaitan
dengan sikap dalam berusaha.
b) Penulis mengungkapkan bahwasanya pentingnya mata
pelajaran kewirausaan dan sebuah praktek kewirausahaan
yang dilakukan disekolah. Hal tersebut tentunya menjadi
modal dan dasar bagi siswa nantinya dalam membuka sebuah
bisnis atau usaha dimasa yang akan datang.
c) Penulis menjelaskan dalam jurnal secara rinci mengenai
beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.
d) Peneliti juga telah melakukan sosialisasi mengenai
pengembangan jiwa entrepreneur dalam meningkatkan
wirausaha muda pada SMKN 1 Samarinda dan menuangkan
kegiatan sosialisasi tersebut pada jurnal.
e) Yang menjadi kelemahan dalam jurnal ini ialah peneliti tidak
mengungkapkan arti penting dilakukan sebuah sosialisasi
ataupun pentingnya pengembangan jiwa berwirausaha kepada
siswa di sekolah.
f) Penulis juga tidak memberikan penjelasan secara rinci
mengenai keterkaitan antara sikap dan berwirausaha.

B. Jurnal Pembanding I
1. Identitas Jurnal
- Penulis : Sukirman
- Tahun : April 2017
- Judul : Jiwa Kewirausahaan dan Nilai
Kewirausahaan Meningkatkan Kemandirian
Usaha Melalui Perilaku Kewirausahaan
- Jurnal : Jurnal Ekonomi dan Bisnis
- Vol & Hlm : 20 & 113-132
- ISSN : 1979-6471
2. Landasan Teori

5
Kewirausahaan tertuang dalam Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM, Nomor: 06/Per/M.KUKM/VIII/ 2012 dengan
harapan untuk mendorong dan mengakselerasi pemberdayaan
Koperasi dan UMKM serta meningkatkan daya saing. Usaha kecil
merupakan tumpuan yang diharapkan untuk mengambil strategi
dengan menjadikan usaha yang mandiri, sehat, kuat, berdaya saing
serta mengembangkan diri untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, serta mendukung perluasan kesempatan kerja dalam
mewujudkan demokrasi ekonomi. Peningkatkan kualitas
kelembagaan dilakukan secara berjenjang melalui upaya
membangunkan (awakening), pemberdayaan (empowering),
pengembangan (developing), penguatan (strengthening).
Permasalahan dari berbagai penjuru menimpa pelaku usaha kecil,
diantaranya adalah organisasi lemah, pemasaran sulit, modal usaha
kecil, jiwa kewirausahaan rendah, kurang memperhatikan
lingkungan dan layanan kurang baik (Sukirman 2010).

Nilai-nilai kewirausahaan merupakan prasyarat yang


berhubungan dengan perilaku kewirausahaan, (Frederick et al.,
2006; Kickul dan Gundry, 2002; Schein, 2001). Nilai-nilai tersebut
terdiri atas kreativitas, pengambilan risiko, inovasi, berorientasi
prestasi, ambisi, dan kemerdekaan (Boohene et al., 2008). Nilai
dalam menjalankan bisnis mengandung unsur pertimbangan yang
mengembangkan gagasan-gagasan seorang pribadi atau sosial, maka
lebih dipilih dibanding dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir
keberadaan perlawanan atau kebaikan. Nilai menjadi dasar dalam
memahami sikap dan motivasi serta nilai mampu mempengaruhi
persepsi perilaku dalam menjalankan bisnis, oleh karena itu nilai
sangat penting untuk dipelajari dalam mengelola perilaku organisasi
(Robbins, 2007).

3. Metode dan Subjek

6
Variabel penelitian ini terdiri dari jiwa kewirausahaan, nilai
kewirausahaan, perilaku kewirausahaan dan kemandirian usaha.
Adapun indikator jiwa kewirausahaan adalah percaya diri,
optimisme, disiplin, komitmen, berinisiatif, motivasi, memiliki jiwa
kepemimpinan, suka tantangan, memiliki tanggung jawab dan
human relationship. Adapun indikator nilai kewirausahaan adalah
kreativitas, pengambilan risiko, inovasi, berorientasi prestasi, ambisi
dan kemerdekaan. Adapun indikator perilaku kewirausahaan adalah
pencarian usaha baru, pembaharuan strategik, ketepatan kerja dan
transparansi. Adapun indikator kemandirian usaha adalah mampu
memenuhi sendiri, tidak mudah menyerah, berani mengambil
keputusan, berani bersaing dan menerima keunggulan pesaing.

4. Manipulasi/rekayasa

Peneliti dalam jurnal ini menganalisis pengaruh semangat


kewirausahaan dan nilai kewirausahaan pada perilaku kewirausahaan
untuk menciptakan kemandirian usaha. Bahwa semangat
kewirausahaan memiliki pengaruh positif langsung pada perilaku
kewirausahaan dan efek tidak langsung positif pada kemandirian
bisnis.Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang
dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2011
menunjukkan bahwa penduduk miskin di Indonesia sebanyak 29,89
juta orang (13,46 persen) dari total 222 juta penduduk.

5. Instrumen

Penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara


mendalam dengan sasaran mengkaji indikator-indikator penelitian.

6. Hasil

Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif


yang dijadikan dasar, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Proses kreatif hanya dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang

7
memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri:
penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis,
berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab; memiliki inisiatif,
indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan
aktif; memiliki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi
pada hasil dan wawasan ke depan; memiliki jiwa kepemimpinan,
indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan
tangguh dalam bertindak; berani mengambil risiko dengan penuh
perhitungan (Suryana 2006).

Sifat kepribadian seorang wirausaha mempunyai pengaruh


positif terhadap prestasi perusahaan, sebaliknya seseorang yang
tidak mempunyai nilai kewirausahaan terdapat pengaruh negatif
terhadap kinerja usaha. Selain itu membuktikan bahwa sifat
kepribadian seorang wirausaha mampu mempengaruhi variasi
prestasi perusahaan (Alma 2001). Sifat kepribadian yang tinggi
seperti pengawasan internal yang tinggi, kesediaan menanggung
risiko yang tinggi, keperluan berprestasi yang tinggi, selalu berusaha
untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik dengan merubah tata
cara mengelola usaha. Prestasi usaha yang dikelola oleh wirausaha
yang memiliki sifat wirausaha tinggi akan lebih baik dibandingkan
dengan usaha yang dikelola oleh wirausaha yang memiliki sifat
kepribadian wirausaha rendah (Alma 2001).

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Frederick


et al. (2006) yang menyatakan bahwa jiwa kewirausahaan
berpengaruh postif dan signifikan terhadap terbentuknya
kemandirian usaha. Nilai kewirausahaan akan mengalami penguatan
secara tidak langsung terhadap terbentuknya kemandirian usaha
apabila dimoderasi perilaku kewirausahaan, sehingga perlakuan
utama terhadap terbentuknya kemandirian usaha adalah perlu adanya
peningkatan usaha dengan menciptakan rasa percaya diri serta
pengembangan karir bagi pelaku usaha kecil demi terwujudnya
perilaku kewirausahaan yang kuat. Hasil temuan ini tidak sejalan

8
dengan penelitian Thobias (2013) yang menyatakan bahwa perilaku
kewirausahaan mempengaruhi terbentuknya kemandirian usaha.

7. Kekuatan dan Kelemahan


a) Penulis mengungkapkan mengenai pertumbuhan ekonomi
negara-negara ASEAN berdasarkan data yang diperolehnya.
Hal ini tentunya menjadi sebuah sumber yang bagus untuk
menjadi sebuah rujukan.
b) Penulis menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh
wirausahawan dalamm mengembangkan usahanya.
c) Penulis menjelaskan secara rinci didalam jurnal yang
ditulisnya mengenai sejauhmana keterkaitan jiwa dan nilai
kewirausahaan yang mempengaruhi terbentuknya
kemandirian usaha dari aspek jiwa kewirausahaan.
d) Dalam jurnal ini terdapat kekurangan, yang mana penulis
tidak menjelaskan bagaimana cara yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan sikap-sikap dalam sebuah
berwirausaha.

C. Jurnal Pembanding II
1. Identitas Jurnal
- Penulis : Novitri Landong Namora Sihombing, Herlini
- Tahun : Maret 2020
- Judul : Pembentukan Jiwa Kewirausahaan
Mahasiswa Melalui Praktik Usaha Langsung
di Era Covid-19
- Jurnal : Jurnal Pengabdian Masyarakat
- Vol & Hlm : 2 & 1-15
- ISSN : 2714-691X
2. Landasan Teori

Menurut Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal


tahun 2020 telah mempengaruhi tatanan kehidupan sosial serta
menurunkan kinerja ekonomi berbagai negara di dunia, termasuk

9
Indonesia. Banten, sebagai bagian dari Indonesia juga mengalami
penurunan kinerja ekonomi. Malahan, penurunan kinerjanya lebih
dalam dibandingkan Indonesia. Tercatat, ekonomi Banten pada
Triwulan II-2020 secara year on year mengalami kontraksi 7,40
persen dan 2,15 persen. Sementara Indonesia pada periode yang
sama, masing-masing hanya terkontraksi 5,32 persen dan 1,26
persen.

Dari segi Kebijakan Perusahaan terkait tenaga kerja,


Pengurangan jam kerja menjadi kebijakan yang paling banyak
dilakukan oleh perusahaan yang masih beroperasi seperti biasa (24,4
persen). Kebijakan yang terbanyak dilakukan selanjutnya adalah
merumahkan pekerja dengan tidak dibayar (26,4 persen) dan
memberhentikan pekerja dalam waktu singkat, sedangkan kebijakan
peningkatan jam kerja adalah 40,0 persen. Sekitar 81 dari setiap 100
perusahaan pada lapangan usaha real estate masih beroperasi seperti
biasa. Hanya 27 dari setiap 100 perusahaan pada lapangan usaha jasa
perusahaan yang masih beroperasi seperti biasa. Dua puluh enam
dari setiap 100 perusahaan yang beroperasi dengan menerapkan
WFH (Work From Home) mengambil kebijakan merumahkan
pekerja dengan tidak dibayar (BPS Banten, 2020). Praktik
merupakan metode dalam pembelajaran yang digunakan dengan
tujuan melatih serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh
untuk dilakukan di kehidupan nyata atau lapangan, pekerjaan, atau
tugas yang sebenarnya (Sudjana, 2005).

3. Metode dan Subjek

Dari 28 (dua puluh delapan) mahasiswa dibagi menjadi 7


(tujuh) kelompok masing-masing kelompok 4 (empat) orang. Modal
usaha didapatkan secara patungan (bermitra). Kegiatan ini dievaluasi

10
seminggu sekali masing-masing perwakilan kelompok mengirimkan
laporan perolehan laba pada minggu sebelumnya selama 12 (dua
belas) kali periode laporan.

4. Manipulasi/rekayasa

Peneliti melakukan kegiatan praktek berwirausaha dan dalam


melaksanakan kegiatan praktek usaha langsung ini terbukti bahwa
para mahasiswa mampu melanjutkan kehidupan (survive) dengan
berwirausaha secara mandiri di era COVID-19 ini dengan perolehan
laba yang cukup signifikan

5. Instrumen

Dalam memperoleh data pada penelitan ini, penulis jurnal


melakukan kegiatan praktek berwirausaha (berjualan) dan
selanjutnya kegiatan ini dievaluasi seminggu sekali masing-masing
dimana perwakilan setiap kelompok mengirimkan laporan perolehan
laba pada minggu sebelumnya selama 12 (dua belas) kali periode
laporan.

6. Hasil

Praktik merupakan metode dalam pembelajaran yang


digunakan dengan tujuan melatih serta meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
telah diperoleh untuk dilakukan di kehidupan nyata atau lapangan,
pekerjaan, atau tugas yang sebenarnya (Sudjana, 2005). Praktik
usaha langsung ini tentunya sangat bermanfaat bagi para mahasiswa
yang terdampak pandemi, di antaranya: (1) bisa memahami teori-
teori kewirausahaan dengan lebih baik; (2) melatih mental
mahasiswa; (3) bisa menjadi alternatif solusi memperoleh
penghasilan tambahan; (4) bisa meningkatkan kemampuan dan
keahlian teknologi melalui Online Shopping; (5) bisa meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam praktek ilmu Manajemen, Akuntansi
dan disiplin ilmu lainnya; (6) bisa menambah pahala; (7) belajar

11
membangun kemitraan dan menyikapi persaingan dalam dunia
usaha; (8) menyadarkan mahasiswa bahwa kenyataan tidak seindah
yang mereka pikirkan, kegiatan usaha itu seperti roda, kadang naik
kadang turun, ketika sedang di atas (memperoleh laba besar) mereka
mesti belajar rendah hati, ketika sedang berada di bawah
(memperoleh laba kecil) mereka belajar untuk lebih bersabar dan
tetap bersemangat; dan (9) melatih mahasiswa untuk memiliki
respon yang cepat (rapid response) atas setiap kondisi, jika tidak
berhasil dan memang tidak memungkinkan dengan produk yang
dijual sekarang, maka langsung ambil keputusan untuk segera
beralih menjual produk yang lain, sehingga bisa tetap bertahan dan
melanjutkan usaha.

Melalui kuliah kewirausahaan ini, dilatih untuk


menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswa melalui
praktek usaha langsung sehingga mereka nantinya memiliki usaha
sebagai pengganti pekerjaan yang hilang. Dari hasil dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa: (1) praktik usaha langsung dilaksanakan
untuk memperkaya keterampilan dan kemandirian para mahasiswa
dalam berwirausaha; (2) perolehan laba merupakan salah satu
indikator keberhasilan dalam berwirausaha; dan (3) kemitraan dapat
menjadi solusi dalam pembentukan modal awal untuk berwirausaha.
Dari kegiatan ini dapa diberikan saran yaitu: (1) perlunya membuat
perencanaan yang real dan jangan terlalu berlebihan; (2) peserta
harus bisa merespons secara cepat setiap perubahan lingkungan yang
terjadi; dan (3) kreativitas dan Inovasi sesuatu yang tidak bisa
ditawar jika ingin tetap ada di pasar.

7. Kekuatan dan Kelemahan


a) Dalam Jurnal ini terdapat langkah-langkah mengenai
berwirausaha.
b) Penulis melampirkan laporan mingguan dan perhitungan
keuntungan dalam pelaksanaan praktik berwirausaha.

12
c) Penulis memberikan penjelasan beberapa manfaat dalam
pelaksanaan praktik usaha yang diantaranya ialah membentuk
jiwa kewirausahaan mahasiswa di era pandemi.
d) Selain kelebihan isi jurnal seperti yang disebutkan diatas,
jurnal ini tidak terlalu luas mengkaji mengenai bagaimana
upaya yang dapat dilakukan dalam membangun jiwa
kewirausahaan. Penulis hanya mengungkapkan bahwasanya
melalui praktik berusaha dapat membangun jiwa
kewirausahaan.

D. Perbandingan Isi Jurnal Utama dengan 2 Jurnal Pembanding

Dalam jurnal utama penulis menjelaskan bahwasanya jiwa


kewirausahaan bukanlah milik seseorang yang berbakat, melainkan
semua orang dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan dengan
mengembangkan cara berpikir positif, keberanian, kemauan,
inovatif, dan lebih dari sekedar mencari peluang usaha tetapi
membuka peluang usaha maka jiwa kewirausahaan akan dapat
terbentuk. Penulis juga menjelaskan bahwanya wirausaha yang
suskses berani mengambil resiko untuk membuka usaha,
menciptakan sebuah peluang usaha, dan memiliki semangat tinggi.
Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh penulis pada
jurnal pembanding I, penulis mengungkapkan bahwa perilaku
kewirausaan memperlihatkan kemampuan pengusaha untuk melihat
ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, mampu mencari
pilihan dari berbagai alternatif masalah dan mampu menyelesaikan
masalah serta berani mengambil resiko. Penulis pada jurnal
pembanding I menyebutkan bahwa nilai-nilai dalam berwirausaha
tersebut terdiri atas kreativitas, pengambilan risiko, inovasi,
berorientasi prestasi, dan ambisi. Hal tersebutlah yang harus menjadi
mindset bagi seorang yang ingin berwirausaha.
Selanjutnya, setelah memahami mengenai mindset
berwirausaha, maka seseorang boleh mempraktekkannya atau

13
berwirausaha dalam kehidupannya. Seperti yang dijelaskan pada
jurnal pembanding ke II, jurnal tersebut memuat bahasan mengenai
praktek pelaksanaan berwirausaha yang dilakukan oleh mahasiswa.
Pada jurnal tersebut dijelaskan mengenai langkah-langkah dalam
memulai sebuah bisnis ataupun usaha di era pandemi covid-19.
Adapun yang menjadi alasan dilakukannya kegiatan praktek
berwirausaha ini ialah untuk membentuk dan menumbuhkan jiwa
kewirausahaan mahasiswa. Berdasarkan jurnal ini dijelaskan pula,
bahwasanya praktek usaha ini sangat bermanfaat bagi jiwa
kewirausahaan mahasiswa dan juga mahasiswa dapat memahami
dengan benar mengenai teori-teori kewirausahaan, melatih mental
dan jiwa kewirausahaan, sebagai alternatif untuk memperoleh
pendapatan, meningkatkan jiwa berwirausaha dengan
memadukannya dengan teknologi, serta yang tak kalah pentingnya
membentuk jiwa semangat berwirausaha, memiliki respon yang
cepat, berani ambil resiko, dan sabar dalam berusaha.

14

Anda mungkin juga menyukai