Anda di halaman 1dari 36

BUKTI FISIK

DOKUMEN PKKM

OLEH:

AHMAD SYAEFULLAH, S.Pd.I

(KEPALA MADRASAH)
KOMPONEN PPKM : Usaha pengembangan madrasah
Unsur tugas utama : 1.5 Mengelola unit layanan khusus madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di madrasah
Indikator kinerja : 3. Mampu mengelola usaha madasah untuk pembelajaran
peserta didik dan pemasukan tambahan dana bagi
madrasah
Data yang diharapkan : 1. Adanya bukti kegiatan usaha madrasah dalam
pembelajaran

Bukti Fisik : (1) Laporan kegiatan usaha (2) dokumen kegiatan dalam
bentuk foto/video
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pintu gerbang generasi penerus bangsa untuk membentuk


pribadi yang unggul, baik secara individu maupun kelompok. Kewirausahaan sebagai salah
satu alternatif solusi dalam mengembangkan segala potensi bangsa kini dapat diajarkan
melalui pembelajaran di sekolah. Hal ini ini diperkuat oleh pendapat Ir. Ciputra dalam Yasar
(2010: 79), bahwa jumlah entrepreneur minimal dua persen dari polupasi suatu bangsa,
mampu mendobrak dan mendorong kemajuan ekonomi. Saat ini, bangsa kita mulai
menggalakakan pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah, agar para siswa dapat siap
mental dan kompetensi setelah keluar dari dunia sekolah dan masuk kedalam dunia kerja.

Pendidikan kewirausahaan ini alangkah baiknya dimulai dari lingkup pendidikan


dasar, dan menengah seperti halnya di Madrasah Tsanawiyah. Kewirausahaan untuk siswa
Madrasah Ibtidaiyah bukan bermaksud untuk mempekerjakan anak, namun menanamkan
nilai-nilai kewirausahaan sejak dini.

Nilai- nilai kewirausahaan mengandung karakter – karakter baik dalam kehidupan


anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Wibowo(2010: 22) bahwa pendidikan kewirausahaan
seharusya memang dilakukan sejak dini diajarkan di jenjang awal pendidikan yaitu Taman
kanak- kanak peserta didik dan menengah. Tentunya materi yang disampaikan disesuaikan
dengan jejang pendidikan dan usia siswa.

Jiwa entrepreneurship ini memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan anak.
Pendapat Sandiaga Uno dalam Wardhana (2013:141) menyatakan bahwa kewirausahaan
bertujuan untuk menjadikan seseorang menjadi lebih baik, bukan semata- mata membuat
seseorang menjadi kaya.

Melalui pendidikan kewirausahaan ini diharapkan kelak anak dapat mandiri dan
memberikan kesempatan bekerja bagi orang lain. Jiwa entrepreneurship ini dapat melatih
anak untuk mampu bertindak dan bersikap cerdas dalam menghadapi berbagai tantangan
kehidupan. Ciputra (2009: 12) juga menyebutkan bahwa salah satu kategori entrepreneurship
adalah academic Entrepreneur, hal ini menggambarkan akademisi yang mengajar atau
mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil menjaga tujuan
mulia pendidikan.

Sebagai bentuk academic entrepreneur, dicontohkan oleh kegiatan pendidikan


kewirausahaan Sekolah , misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa peserta didik
untuk mengamati dan terjun langsung pada kegiatan usaha di sekitar mereka. Para orangtua
siswa juga ikut mendukung adanya program dari Sekolah tersebut, dan menilai baik untuk
mengembangkan potensi anak, yang sebelumnya berpendapat bahwa kewirausahaan ini baru
bisa diajarkan ketika anak dewasa kelak.

B. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah tentang kerjasama dengan orang lain, karena kewirausahaan


juga berbicara tentang bagaimana memberikan manfaat bagi orang lain. Pengertian
kewirausahaan secara umum adalah kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan
sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan
nilai lebih.

Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk
melakukan upaya upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas
dasar kemampuan dengan cara manfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan adalah suatu


nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

Pengertian kewirausahaan menurut bapak Soeharto Prawiro (1997) adalah suatu nilai
yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha.

Pengertian kewirausahaan menurut Drucker (1959) bahwa kewirausahaan adalah

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Pengertian kewirausahaan menurut Zimmerer (1996) adalah suatu proses penerapan


kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan usaha.
Pengertian kewirausahaan menurut Siswanto Sudomo (1989) Kewirausahaan atau
entrepreneurship adalah segala sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni
orang yang memiliki sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani
mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah


sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, inovatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan
bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai
lebih untuk dirinya, keluarga dan masyarakat dalam kegiatan usahanya dengan cara bekerja
sama dengan orang lain serta manfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Pakar kepribadian dan Presiden Direktur Lembaga Pendidikan Duta Bangsa

Mien Rachman Uno dalaam Wijatno (2009: 125) menyebutkan bahwa untuk

menjadi wirausahawan handal, dibutuhkan karakter seperti kemampuan untuk dapat

1. Dapat berkomun ikasi dengan baik

2. Dapatmembawa diri di berbagai lingkungan,

3. Dapat menghargai waktu (time orientation),

4. Mempunyai rasa empati,

5. Mau berbagi dengan orang lain,

6. Dapat mengatasi stress,

7. Dapat mengendalikan emosi, dan

8. Dapat membuat keputusan

C. Tujuan Kewirausahaan

Berikut beberapa tujuan dari seorang wirausaha yang seharusnya: Berusaha dan
bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang baik dengan kata lain ikut serta
dalam mengader manusia manusia calon wirausaha untuk membangun jaringan bisnis yang
lebih baik.
1. Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan Negaranya
2. Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta orientasi
kewirausahaan yang kokoh.
3. Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri ciri kewirausahaan disekitarnya terutama
dalam masyarakat
4. Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika dalam
kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat tercapai. Membantu
Orang lain dan berbagi dengan sesama.

Tujuan Kewirausahaan juga terdapat dan terintegrasi ke dalam pembelajaran mata


pelajaran tertentu ,kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler , dan kegiatan ekstrakurikuler
di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan yang bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan Nilai-nilai yang ada dalam pendidikan kewirausahaan adalah
pengembangan nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan,
ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang mestinya dimiliki oleh peserta didik maupun
warga sekolah yang lain. Namun, di dalam pengembangan model naskah akademik ini dipilih
beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai.

Beberapa nilai-nilai kewirausahaan beserta diskripnya yang akandiintegrasikan


melalui pendidikan

kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Mandiri

2. Kreatif

3. Berani mengambil resiko

4. Berintegrasi pada tindakan

5. Kepemimpinan

6. Kerja keras

7. Jujur
8. Disiplin

9. Inovatif

10. Tanggungjawab

11. Kerja keras

12. Pantang menyerah

13. Komitmen

14. Realistis

15. Rasa ingin tahu

16. Komunikatif

17. Motivasi kuat untuk sukses

Implementasi dari 17 (tujuh belas) nilai pokok kewirausahaan tersebut di atas


tidakserta merta secara langsung dilaksanakan sekaligus oleh satuan pendidikan, namun
dilakukan secara bertahap. Tahap pertama implementasi nilai-nilai kewirausahaan diambil 6
(enam) nilai pokok, yaitu :

1. Mandiri

2. Kreatif

3. Berani mengambil resiko

4. Berorientasi pada tindakan

5. Kepemimpinan

6. Kerja Keras
D. Faktor Penentu keberhasilan Usaha

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat anak untuk berwirausaha
adalah

1. Kemauan
Kemauan merupakan suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu untuk
melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya kemauan seseorang
untuk berwirausaha, ini merupakan suatu hal baik
2. Ketertarikan
Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada sesuatu. Saat
ada ketertarikan maka terdapat daya juang dari diri seseorang untuk meraih apa yang
ingin dicapai. Dalam hal ini, jika anak tertarik untuk berwirausaha maka anak dapat
dikatakan pula bahwa anak tersebut memiliki minat untuk berwirausaha. Ketertarikan ini
muncul dapat dikarenkan banyak hal, misal karena hobby dan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki anak.
3. Lingkungan Keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua
merupakan pendidik pertama dan utama, maka orang tualah yang banyak memberikan
pengaruh dan warna kepribadian anak. Orang perlu mengambil peran untuk mendorong
anak menemukan minat dan bakat yang dimiliki anak. Selain itu, orang tua diharapkan
ikut mengevaluasi dan mengapresiasi kerja keras anak, agar mereka merasa diperhatikan
dan disayangi oleh orangtua sepenuhnya.
4. Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru, dimana proses pendidikan di
sekolah merupakan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan anak dalam
kehidupan bermasarakat. Guru dalam proses mendidik dan membimbing siswa juga
dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk menumbuhkan minatnya. Dlam hal ini,
tentunya sekolah memiliki konsep untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan sejak
dini dengan cara menanamkan nilai- nilai kewirausahaan. Mendidik anak menjadi
seorang wirausahawan tidak dalam hitungan satu, dua, dan tiga bulan saja, melainkan
harus menjadi sebuah proses yang panjang dan sistematis.
Berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi minat anak berwirausaha tersebut,
maka sekolah sebagai lembaga formal wajib membimbing siswa, mengarahkan, dan
menanamkan pendidikan kewirausahaan sejak dini. Melalui pembelajaran sehari hari,
guru dapat memahami karakter anak, minat anak, dan potensi anak. Jika mereka
memiliki keinginan untuk berwirausaha kelak, maka sebagai guru harus memotivasi cita-
cita mereka tesebut.
Tidak bisa dipungkiri, mungkin tidak semua siswa senang berwirausaha, namun
paling tidak sekolah memberikan fasilitas dan bimbingan guna menyalurkan nilai- nilai
kebaikan dari memiliki jiwa entreprenurship.
Sesuai pembahasan sebelumnya, karakterkarakter wirausaha yang dapat ditanamkan
kepada siswa Madrasah Tsanawiyah Puteran dapat dimulai dari karakter- karakter baik,
seperti, kreatif, mandiri, leadership, mampu memecahkann masalah, tidak mudah putus
asa, mampu mengelola uang, dan dapat berinteraksi dengan orang lain.

Hal penting dalam kewirausahaan adalah:


a. kreatif. Jiwa kreatif; dalam pendidikan kewiraushaan ini meliputi kreatif dalam
menemukan dan mengaplikasikan ide penambahan nilai guna dari suatu barang dan
jasa . Guru dapat mengembangkan jiwa kreatif anak dengan memberikan tugas
mengeksplorasi barang- barang yang dianggap tidak ada nilai gunanya, atau
kebutuhan kebutuhan masyarakat akan jasa. Lalu siswa diberikan tugas untuk
memberikan ide agar barang yang awalnya dinilai sepele menjadi sesuatu yang lebih
berharga dan dapat menghasilkan keuntungan, misalnya siswa membangun kreativitas
dari kain perca yang diubah menjadi berbagai bentuk kerajinan yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- hari. Siswa diberi kesempatan untuk membuat
sendiri kerajinan dari kain perca tersebut dan guru.
b. Karakter mandiri sangat penting juga sebagai bekal kehidupan anak, karena anak yang
mandiri mampu mengatasi persoalan yang dihadapi. Penumbuhan karakter mandiri
sebenarnya dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua dapat menumbuhkan
sikap mandiri sejak usia 2 tahun, dengan mengajari anak untuk berpakaian sendiri,
makan sendiri, mandi sendiri, dan lain- lain. Orang tua hendaknya tidak banyak
melarang anak untuk melakukan berbagai aktivitassendiri, agar mereka berani dan
mandiri. Anak yang terlalu banyak mendapatkan sikap protektif dari keluarga
cenderung menjadi anak yang penakut dan tidak mandiri.
c. Keterampilan memecahkan masalah memiliki keterkaitan dengan pentingnya sikap
mandiri pada anak. Anak yang mandiri biasanya dengan mudah memiliki solusi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Guru dapat memberikan berbagai tugas
pemecahan masalah yang berbasis masalah sosial di sekitar siswa. Siswa diminta
untuk mengesplorasi dan menemukan masalah yang ada, mengidentifikasi penyebab
dan dampak yang ditimbulkan dari masalah itu, yang pada akhirnya siswa mampu
memberikan solusi pemecahan. Kendati solusi yang dipilih anak mungkin belumm
menjadi keputusan yang terbaik, setidaknya guru mengapresiasi atas tindakan mereka
memberikan solusi.
Berdasarkan neuroscience, menyebutkan bahwa bermain juga merupakan
salah satu cara anak dalam mempelajari problem solving. Penelitian tersebut
membandingkan kemmapuan problem solving anak yang lebih sering bermain dengan
permainan konvergen seperti puzzle dengan anak yang bermain dengan permainan
divergen seperti balok kayu. Hasilnya, anak yang bermain dengan permainan divergen
lebih kreatif dalam mencari pemecahan masalah. Contoh permaianan lain yang juga
memiliki manfaat pada kemaampuan problem solving adalah permaianna sandiwara.
Permainan ―pura-pura‖ ini sering dilakukan oleh anak, mislanya anak berpura pura
menjadi dokter yang emmeriksa pasiennya. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang
sering melakukan permainan sandiwara memiliki kemampuan problem solving yang
baik, dan anak yang memiliki kemampuan problem solving yang baik cenderung
menyukai permainan sandiwara. Jadi, ini dapat dijadikan ide bagi guru untuk
mengaplikasikan berbagai permainan kreatif dalam pembelajaran untuk dapat
mengasah kemampuan anak dalam memecahkan masalah.
d. Mampu berinteraksi dengan orang lain.
Sangkanparan (2012: 112) penelitian menemukan bahwa 69% - 90%kegagalan
dalam dunia bisnis adalah kegagalan dalam hubungan antarmanusia. Berdasarkan hal
tersebut, penting bagi guru untuk mengajarkan anak bagaimana berinteraksi yang baik
dan benar dengan orang lain. Dari aspek bahasa yang diucapkan, anak diajarkan untuk
mampu berkomunikasi yang santun, jelas, dan tidak berkata kotor ketika berbicara
dengan orang lain. Menghargai orang lain ketika berbicara, tidak menyela, dan selalu
menjaga perasaan orang lain juga wajib dipahami oleh anak.
Dalam mengajarkan seni komunikasi yang efektif kepada anak, dapat
dilakukan dengan kegiatan apapaun asalkan kegiatan tersebut endorong anak untuk
berbicara dan mendengarkan. Kegiatan itu bisa berupa cerita/story telling, menelpon
seseorang, menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri, dan lain sebagainya.
Pada akhirnya diharapkan anak- anak akan memahami bahwa mengucapkan kata-
kata yang baik kepada orang lain akan menciptakan hubungan yang harmonis.
BAB II
PELAKSANAAN KEWIRAUSAHAAN
DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-IKHLAS ERETAN

Berdasarkan kajian pentingnya penanaman nilai- nilai kewirausahaan bagi anak di


atas, berikut disajikan beberapa ide kegiatan yang dapat diaplikasikan dalam pendidikan
kewirausahaan yang memberikan pembelajaran peserta didik dan pemasukan dana bagi
madrasah ibtidaiyah al-ikhlas.

Adapun kegiatan usaha yang dimiliki oleh madrasah Al-Ikhlas eretan


diantaranya yaitu:

1. Antar Jemput Siswa


Layanan jemput siswa ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Madrasah. Usaha antar
jemput siswa ini bertujuan untuk mempermudah bagi siswa siswa di luar daerah
eretan yang ingin bersekolah di MI Al-ikhlas eretan. Dengan adanya mobil antar
jemput juga dapat membantu orang tua siswa yang sibuk dalam mengantar dan
menjemput putra/putrinya ke sekolah serta memjadikan anak lebih mandiri.
2. Koperasi
Koperasi yang ada di Madrasah ibtidaiyah Al-ikhlas ini merupakan suatu badan usaha
yang dikelola oleh warga MI AL-IKHLAS yang masih aktif. Dengan adanya koperasi
dilingkungan madrasah ibtidaiyah al-ikhlas eretan memberikan kemudahan bagi siswa
siswa dalam melakukan pembelian kebutuhan sekolah ataupun kebutuhan lainnya.
Dengan berjalannya waktu koperasi koperasi MI AL-ikhlas eretan di sahkan menjadi
nama “KOPERASI PEGAWAI MILASTAN”
BUKTI FISIK

DOKUMEN PKKM

OLEH:

AHMAD SYAEFULLAH, S.Pd.I

(KEPALA MADRASAH)
KOMPONEN PPKM : USAHA PENGEMBANGAN MADRASAH
Unsur tugas utama : 1.5 Mengelola unit layanan khusus madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta
didik di madrasah
Indikator kinerja : Mampu mengelola koperasi madrasah baik sebagai media
praktik maupun media sumber belajar bagi siswa
Data yang diharapkan : 4.Adanya bukti pemanfaatan koperasi
Bukti Fisik : 1. Foto Kegiatan Praktik
2. AD/ART
3. Laporan RAT
PEMANFAATAN KOPERASI

1. Kegiatan Praktik usaha koperasi MI AL-ihlas Eretan


2. Anggaran Dasar (AD) Koperasi Pegawai Milastan

ANGGARAN DASAR (AD)


KOPERASI PEGAWAI “ MILASTAN ”
KANDANGHAUR INDRAMAYU

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
1. Koperasi ini bernama KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) “
MILASTAN ” dan untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi
2. Koperasi ini berkedudukan di Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu
3. Koperasi dapat membuka cabang/perwakilan baik didalam maupun diluar negeri atas
persetujuan dan keputusan rapat Anggota.

BAN II
LANDASAN ASAS DAN PRINSIP-PRINSIP

Pasal 2
Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945 serta berdasarkan
kekeluargaan

Pasal 3
1. Koperasi melakukan kegiatannya berdasrkan prisip-prinsip Koperasi yaitu :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian bagi anggota
g. Kerja sama antar koperasi
2. Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan kegiatannya yang mengorganisir
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar
prinsip-prinsip koperasi tersebut pada ayat (1) diatas dan kaidah-kaidah usaha ekonomi

BAB III
TUJUAN DAN USAHA

Pasal 4
Tujuan di dirikan Koparasi adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup para anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
2. Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.
3. Membantu memenuhi kebutuhan siswa MI Al Ikhlas Eretan

Pasal 5
1. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pasal 4, maka Koperasi
menyelenggarakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan usaha anggota,
sebagai berikut :
a. Usaha Pelayanan Kebutuhan Anggota dan Siswa.
b. Warung Terbatas (Wartas)
c. Meyelenggarakan kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD), Swasta dan pemerintah yang saling menguntungkan.
2. Dalam hal terdapat kelebihan kemampuan pelayanan kepada anggota, koperasi dapat
membuka peluang usaha dengan non Anggota
3. Koperasi dapat membuka cabang atau perwakilan ditempat lain, baik dalam maupun di
luar wilayah Republik Indonesia, pembukaan cabang atau perwakilan harus mendapat
persetujuan Rapat Anggota;
4. Dalam melaksanakan kegiatan uasaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai
dengan ayat (3), Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan Koperasi dan Badan
Usaha lainnya, baik didalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia.
5. Koperasi harus menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Koperasi dan disahkan oleh Rapat Anggota.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 6
Persyaratan untuk diterima menjadi anggota sebagai berikut :
1. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak
berada dalam perwalian dan sebagainya)
2. Warga MI Al Ikhlas Eretan masih aktif..
3. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan
wajib.
4. Telah menyetujui isi anggaran dasar dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Pasal 7
1. Keanggotaan Koperasi diperoleh jika seluruh persyaratan telah dipenuhi
2. Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan cara apapun
3. Tata cara penerimaan anggota sebagaimana dimaksud ayat (4) diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART).

Pasal 8
Setiap anggota berhak ;
1. Memperoleh pelayanan dari Koperasi
2. Menghadiri dan berbicara dalam Rapat Anggota
3. Memiliki hak suara yang sama
4. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan Koperasi
5. Memperoleh bagian Sisa Hasil Usaha (SHU).

Pasal 9
Setiap anggota mempunyai kewajiban :
1. Membayar simpanan wajib sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga atau diputuskan dalam Rapat Anggota
2. Berpartisipasi dalam kegiatan Usaha koperasi
3. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Rapat
Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi
4. Memelihara serta menjaga nama baik dan kebersamaan dalam Koperasi.

Pasal 10
1. Keanggotaan berakhir bila :
a.
Anggota tersebut meninggal dunia
b.
Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan oleh pemerintah
c.
Berhenti atas permintaan sendiri; atau
d.
Di berhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi persyaratan keanggotaan
dan atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
ketentuan lain yang berlaku dalam Koperasi.
2. Anggota yang diberhentikan oleh pengurus dapat meminta pertimbangan kepada Rapat
Anggota.
3. Simpanan pokok dan simpanan wajib anggota yang diberhentikan oleh pengurus,
dikembalikan sesuai dengan ketentuan Anggaran Rumah Tangga atau peraturan khusus.

BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 11
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
2. Rapat anggota Koperasi dilaksanakan untuk menetapkan :
a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga
b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen usaha dan permodalan
Koperasi
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengurus dan Pengawas
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi, serta pengesahan
laporan keuangan
e. Pengesahan pertanggung jawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya dan
pelaksanaan tugas pengawas tambahan ini bila Koperasi mengangkat pengawas tetap
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran Koperasi.
3. Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun.
4. Rapat Anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui perwakilan yang
pengaturannya ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.
5. Rapat Anggota Koperasi terdiri :
a. Rapat Anggota Tahunan
b. Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
c. Rapat Anggota Khusus
d. Rapat Anggota luar Biasa.

Pasal 12
1. Rapat Anggota sah jika dihadiri oleh lebih dari ½ (satu perdua) lebih satu dari jumlah
anggota Koperasi dan disetujui oleh dari ½ (satu perdua) lebih satu dari jumlah anggota
yang hadir.
2. Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas tidak tercapai, maka Rapat
Anggota tersebut ditunda untuk waktu paling lama 7 (tujuh) hari, untuk rapat pengurus
harus memberikan surat undangan.
3. Apabila pada rapat kedua sebagaimana yang dimaksud ayat (2) diatas kuorum tetap
belum tercapai, maka rapat anggota tersebut dapat dilangsungkan dan keputusannya sah
serta, mengikat bagi semua anggota, apabila dihadiri sekurang-kurangnya ½ (satu
perdua) lebih satu dari jumlah anggota dan keputusan disetujui ½ (satu perdua) lebih
satu dari jumlah anggota yang hadir.
4. Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 13
1. Pengambilan keputusan Rapat Anggota berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan oleh Rapat Anggota
berdasrkan suara terbanyak dari jumlah anggota yang hadir.
3. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
4. Anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suaranya kepada anggota lain, yang
hadir pada Rapat Anggota tersebut.
5. Pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka dan atau secara tertutup, kecuali
mengenai diri orang dilakukan secara tertutup.
6. Keputusan Rapat anggota dicatat dalam berita acara rapat dan ditanda tangani oleh
pimpinan rapat.
7. Anggota Koperasi dapat juga mengambil keputusan terhadap sesuatu hal tanpa
mengadakan Rapat Anggota dengan ketentuan semua Anggota Koperasi memberikan
persetujuan mengenai hal (usul keputusan ) tersebut secara tertulis serta
menandatangani persetujuan tersebut, tanpa ada tekanan dari pengurus dan atau pihak-
pihak tertentu.
8. Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 14
Tempat acara, tata tertib dan bahan materi Rapat Anggota harus sudah disampaikan
terlebih dahulu kepada anggota sekurang-kurangnya 2 (dua)hari sebelum pelaksanaan
Rapat Anggota.

Pasal 15
1. Rapat Anggota diselenggarakan oleh pengurus Koperasi, kecuali Anggaran Dasar
menentukan lain.
2. Rapat anggota dapat dipimpin langsung oleh pengurus koperasi dan atau oleh pimpinan
sidang dan sekretaris sidang yang dipilih dalam rapat anggota tersebut.
3. Pemilihan pimpinan dan sekretaris sidang dipimpin oleh pengurus koperasi dari anggota
yang hadir, yang tidak meyangkut jabatan pengurus, pengawas dan pengelola atau
karyawan koperasi.
4. Setiap rapat anggota harus dibuat berita acara rapat yang ditanda tangani oleh seluruh
pimpinan dan sekretaris rapat.
5. Berita acara keputusan rapat anggota yang telah ditanda tangani oleh pimpinan dan
sekretaris rapat menjadi bukti yang sah terhadap semua anggota koperasi dan pihak
ketiga.
6. Penandatanganan sebagaiman dimaksud dalam ayat (2) tidak diperlukan, jika berita
acara rapat tersebut dibuat oleh notaris.

Pasal 16
1. Rapat anggota tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 2 (dua) bulan sesudah
tutup tahun buku, kecuali ada pengaturan lain dalam anggaran dasar.
2 Rapat anggota tahunan membahas dan mengesahkan :
a. laporan pertanggung jawaban pengurus atas pelaksanaan tugasnya
b. Neraca perhitungan laba rugi tahun buku yang terakhir dilaksanakan setiap Bulan
Ramadhan
c. Penggunaan dan pembagian sisa hasil usaha
d. Pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pengawasan dalam satu tahun buku
3. Rapat anggota rencana kerja dan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja membahas dan mengesahkan rencana kerja rencana anggaran belanja dan
pendapatan dan belanja koperasi juga harus dilaksanakan tiap tahun buku, paling lambat
1 (satu) bulan sebelum tahun buku/anggaran yang bersangkutan dilaksanakan, yang
diajukan oleh pengurus dan pengawas.
4. Apabila rapat anggota rencana kerja dan recana anggaran pendapatan dan belanja
seperti tersebut pada ayat (3) diatas belum mampu dilaksanakan oleh koperasi karena
alasan yang objektif dan rasional seperti effisiensi maka :
a. Rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja dapat
dilaksanakan bersamaan dengan anggaran rumah tangga dengan acara tersendiri,
dengan ketentuan rapat anggota tahunan harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah tutup tahun buku.
b. Selama rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja
disahkan oleh rapat anggota dalam pelaksanaan tugasnya pengurus berpedoman pada
rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan belanja tahun
sebelumnya yang telah mendapat persetujuan.
c. Pengaturan selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga atau peraturan khusus.

Pasal 17
Rapat anggota khusus diadakan untuk :
1. Mengubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi dengan ketentuan :
a. Harus dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota
b. Keputusan sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3(dua pertiga) dari jumlah
anggota
2. Membubarkan, penggabungan, peleburan dan pemecahan koperasi dengan ketentuan :
a. Harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota.
b. keputusannya harus disetujui oleh ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota yang hadir.
3. Pemberhentian, pemilihan dan pengangkatan pengurus dan pengawas dan harus dihadiri
oleh lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota.
4. Ketentuan dan pengaturan lebih lanjut diatur dalam anggaran rumah tangga dan atau
ketentuan khusus.

Pasal 18
1. Rapat anggota luar biasa dapat di selengarakan apabila dipandang sangat diperlukan
adanya keputusan yang kewenangannya ada pada rapat anggota biasa seperti diatur
dalam pasal 18 diatas.
2. Rapat anggota luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas diadakan apabila :
a. Ada permintaan paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah anggota; dan
b. Atas keputusan rapat pengurus atau keputusan rapat pengurus dan pengawas dan
atau
c. Dalam hal keadaan yang sangat mendesak untuk segera memperoleh keputusan rapat
anggota;
d. Negara dalam keadaan bahaya atau perang, tidak memungkinkan diadakan rapat
anggota biasa dan rapat anggota khusus seperti tersebut pada pasal 19 diatas
3. Rapat anggota luar biasa sah dan keputusan mengingat seluruh anggota, apabila :
a. Harus di hadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah anggota dan
keputusannyadisetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota yang hadir
b. Untuk maksud pada ayat (2.d) diatas harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/5
(satu per lima) dari jumlah anggota dan keputusannya disetujui oleh 2/3 (dua per
tiga) dari jumlah anggota yang hadir.
4. Ketentuan dan pengaturan selanjutnya diatur didalam anggaran rumah tangga.
BAB VI
PENGURUS

Pasal 19
1. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota.
2. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengurus sebagai berikut :
a. Mempunyai kemampuan pengetahuan tentang perkoperasian, kejujuran, loyal dan
berdedikasi terhadap koperasi;
b. Mempunyai ketrampilan kerja dan wawasan usaha serta semangat kewirausahaan;
c. Sudah menjadi anggota koperasi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
d. Antara pengurus tidak mempunyai hubungan sedarah dan Suami/Istri,
e. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 5 (lima) tahun
f. Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam buku daftar pengurus
g. Pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali untuk masa
jabatan berikutnya, maksimal 2 (dua) priode berturut-turut.

Pasal 20
1. Jumlah pengurus sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya sesuai
dengan keputusan rapat anggota
2. Pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya :
a. Seorang ketua
b. Seorang sekretaris
c. Seorang bendahara.
3. Susunan pengurus koperasi diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan usaha koperasi.
4. Pengurus dapat mengangkat manajer yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola
usaha.
5. Apabila koperasi belum mampu mengangkat manajer, maka salah satu dari pengurus
dapat bertindak sebagi manajer koperasi.
6. Pengaturan lebih lanjut tentang susunan, tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab
dan tata cara pengangkatan pengurus dan pengawas diatur lebih lanjut dalam anggaran
rumah tangga.

Pasal 21
Tugas dan kewajiban pengurus adalah :
1. Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha koperasi.
2. Melakukan seluruh perbuatan hukum atas nama koperasi.
3. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
4. Mengajukan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
5. Meyelenggarakan rapat anggota serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
kepengurusannya.
6. Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan anggota serta pemberhentian
anggota.
7. membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan keterangan dan
memperlihatkan buktu-bukti yang diperlukan.
8. Memberikan penjelasan dan keterangan kepada anggota mengenai jalannya organisasi
dan usaha koperasi.
9. Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan
perselisihan.
10. Melaporkan kondisi keuangan ( manajer toko dan bendahra ) setiap bulan kepada
pengawas
11.Menanggung kerugian koperasi sebagai akibat karena kelaliannya, dengan ketentuan :
a. Jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seorang atau beberapa anggota
pengurus, maka kerugian ditanggung oleh anggota pengurus yang bersangkutan.
b. Jika kerugian yang timbul sebagai akibat kebijaksanaan yang telah diputuskan dalam
rapat pengurus maka semua anggota pengurus tanpa kecuali menanggung kerugian
yang diderita koperasi.
12.Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota pengurus
serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota;
13. Dapat meminta jasa audit kepada koperasi jasa audit dan atau akuntan publik yang
biayanya ditanggung oleh koperasi dan biaya audit tersebut dimasukan dalam anggaran
biaya koperasi.
14.Pengurus atau salah seorang yang ditunjuknya berdasarkan ketentuan yang berlaku
dapat melakukan tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan pemilikan dalam batas-
batas tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari keputusan rapat pengurus dan
pengawas koperasi dalam hal-hal sebagai berikut :.
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama koperasi dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dalam anggaran rumah tangga dan peraturan khusus koperasi.
b. Membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh atau melepaskan hak atas
barang bergerak milik koperasi dengan jumlah tertentu, yang ditetapkan dalam
anggaran rumah tangga dan peraturan khusus koperasi.

Pasal 22
Pengurus mempunyai hak :
1. Menerima imbalan jasa sesuai keputusan rapat anggota.
2. Mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan koperasi.
3. Membuka cabang/perwakilan usaha sesuai dengan keputusan rapat anggota.
4. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha koperasi.
5. Meminta laporan dari manajer secara berkala dan sewaktu-waktu diperlukan.

Pasal 23
1. Pengurus dapat diberhentikan oleh rapat anggota sebelum masa jabatannya berakhir
apabila terbukti :
a. Melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan keuangan dan
nama baik koperasi.
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengurus tersebut.
2. Dalam hal salah seorang anggota pengurus berhenti sebelum masa jabatan berakhir,
Rapat pengurus dengan dihadiri pengawas dapat mengangkat penggantinya dengan cara
:
a. Menunjuk salah seorang pengurus untuk merangkap jabatan tersebut
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengurus tersebut.
3. Pengangkatan, pengganti pengurus yang berhenti sebagaimana diatur dalam ayat (2)
harus dipertanggung jawabkan oleh pengurus.

BAB VII
DEWAN PENGAWAS
Pasal 24
1. Yang dapat menjadi pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Kepala MI Al Ikhlas Eretan yang masih aktif secara otomatis menjadi dewan pengawas
sampai RAT berikutnya.
b. Anggota koperasi yang disepakati oleh rapat anggota
Pasal 25
Hak dan kewajiban pengawas adalah :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi
2. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi
3. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
4. Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada pengurus
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga
6. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada rapat
anggota.
7. Menerima imbalan jasa sesuai keputusan rapat anggota
Pasal 26
1. Pengawas dapat diberhentikan oleh rapat anggota sebelum masa jabatan berakhir
apabila terbukti:
a. Melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama baik koperasi
b. Tidak mentaati ketentuan undang-undang perkoperasian beserta pengaturan,
ketentuan pelaksanaannya, anggaran dasar, anggaran rumah tangga dengan
keputusan rapat anggota.
2. Dalam hal salah seorang anggota pengawas berhenti sebelum masa jabatan berakhir,
rapat pengawas dengan dihadiri oleh wakil pengurus dapat mengangkat pengganti
dengan cara :
a. Jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota pengawas yang lain
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengawas tersebut
c. Sikap maupun tindakannya menimbulkan pertentangan didalam koperasi yang
akibatnya merugikan koperasi khususnya dan gerakan koperasi umumnya:
d. Melakukan dan terlibat dalam tindakan pidana yang telah diputus oleh pengadilan.
3. Pengangkatan pengganti pengawas sebgaimana tersebut dalam ayat (2) diatas,
dilaporkan oleh pengawas kepada rapat anggota yang terdekat setelah penggantian yang
bersangkutan untuk di minta pengesahan dan atau memilih, mengangkat pengawasan
yang lain.

BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA

Pasal 27
1. Pengelolaan usaha koperasi dapat dilakukan oleh manajer dengan dibantu beberapa
orang karyawan yang diangkat oleh pengurus melaui perjanjian atau kontrak kerja yang
dibuat secara tertulis
2. Pengurus dapat secara langsung melakukan pengelolaan kegiatan usaha koperasi atau
mendirikan strategic business unit yang di kelola secara otonom dan profesional.
3. Manajer dan karyawan diangkat langsung oleh pengurus dengan kriteria :
a. Mempunyai keahlian dibidang usaha atau pernah mengikuti pelatihan dibidang usaha
koperasi atau magang dalam usaha koperasi;
b. Mempunyai pengetahuan dan wawasan dibidang usaha;.
c. Tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang keuangan dan atau dihukum
karena terbukti melakukan tindakan pidana dibidang keuangan;
d. Memiliki akhlak dan moral yang baik:
e. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan Suami / Istri
f. Belum pernah terbukti melakukan tindakan pidana dibidang keuangan;
4. Dalam melaksanakan tugasnya manajer dan karyawan bertanggung jawab kepada
pengurus.
Pasal 28
Tugas dan kewajiban manajer adalah :
1. Melaksanakan kebijakan pengurus dalam pengelolaan usaha koperasi;
2. Mengendalikan dan mengordinir semua kegiatan usaha koperasi yang dilaksanakan oleh
para karyawan
3. Melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas mengenai bidang dan
pelaksanaannya
4. Mentaati segala ketentuan yang telah diatur dalam anggaran dasar, anggaran rumah
tangga, keputusan rapat anggota, kontrak kerja dan ketentuan lainnya yang berlaku
pada koperasi berkaitan dengan pekerjaannya
5. Menanggung kerugian usaha koperasi sebagai akibat dari kelalaian dan atau tindakan
yang disengaja atas pelaksanaan tugas yang dilimpahkan.

Pasal 29
Hak dan wewenang manajer :
1. Menerima penghasilan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati dan ditanda
tangani bersama oleh pengurus dan manager.
2. Mengembangkan usaha dan kemampuan diri untuk melaksanakan tugas yang
dibebankan.
3. Membela diri atas segala tuntunan yang ditunjukan kepada dirinya.
4. Bertindak untuk dan atas nama pengurus dalam rangka menjalankan usaha.

Pasal 30
1. Menetapkan pedoman pelaksanaan, pengelolaan usaha atau standar operasional
prosedur yang disahkan oleh rapat anggota.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan tugas, kewajiban hak dan wewenang manajer
dan karyawan diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga, ketentuan khusus dan
kontark kerja.

Pasal 31
1. Pengurus koperasi dapat mengangkat penjaga toko dengan persetujuan dewan
pengawas.
2. Penjaga toko mendapatkan honor Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) perbulan.
3. Penjaga toko mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya) 1 kali gaji.

BAB IX
PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal 32
1. Tahun Tutup Buku koperasi adalah pada setiap bulan Ramadhan, dan pada akhir bulan
Ramadhan tiap-tiap tahun pembukuan koperasi ditutup kecuali jika ada keputusan lain
dari anggota.
2. Koperasi wajib meyelenggarakan pencatatan dan pembukuan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku di Indonesia dan standar akuntansi koperasi pada khususnya
serta standar akuntansi Indonesia pada umumnya;
3. Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah pembukuan koperasi ditutup, maka
pengurus wajib menyusun dan menyampaikan laporan tahunan yang telah diaudit oleh
pengawas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ditanda
tangani oleh semua anggota pengurus untuk disampaikan kepada rapat anggota yang
disertai hasil audit pengawas
4. Apabila diperlukan, laporan tahunan pengawas dapat diaudit oleh akuntan publik atas
permintaan rapat anggota, atau koperasi tidak mengangkat pengawas tetap, maka
laporan tahunan pengurus harus di audit oleh akuntan publik sebelum diajukan ke rapat
anggota dan hasil audit tersebut menjadi perbandingan laporan pertanggung jawaban
pengurus.
5. Ketentuan, pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan laporan pertanggung
jawaban pengurus dan pelaksanaan audit diatur dalam anggaran rumah tangga dan
peraturan tertulis.
6. Neraca tahun tutup buku terdiri dari :
a. Aktiva ( Simpanan Anggota, Jasa Pinjaman/Pembelian, Laba Toko, Sisa Hasil Usaha
dan Kas Setalah RAT
b. Pasiva (Operasional Usaha Koperasi, Kantin, Toko, Distribusi Jasa
Pinjaman/Pembelian/ Laba Toko, Distribusi SHU dan Penggunaan Kas.

BAB X
MODAL KOPERASI
Pasal 33
1. Koperasi mempunyai modal perusahaan tak tetap, yang diperoleh dari uang simpanan
pokok, uang simpanan wajib, uang simpanan sukarela, hari raya, tabungan siswa, uang
pinjaman dan penerimaan lain yang sah.
2. Rapat anggota menetapkan jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela
dan simpanan hari raya.

BAB XI
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 34
1. Setiap anggota harus meyimpan atas namanya pada koperasi, simpanan pokok sejumlah
yang pada waktu keanggotaan diakhiri, merupakan suatu tagihan atas koperasi sebesar
jumlah tadi, jika perlu dikurangi dengan bagian tanggungan kerugian.
2. Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus.
3. Setiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan atas namanya pada koperasi
sebagimana ditetapkan dalam anggaran rumah tangga/peraturan khusus.
4. Anggota Baru diperbolehkan meminjam uang setelah menjadi anggota selama 6 (Enam)
bulan.

Pasal 35
1. Uang simpanan pokok tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti
sebagai anggota.
2. Uang simpanan wajib dapat diminta kembali menurut peraturan yang ditetapkan oleh
rapat anggota.
3. Uang simpanan sukarela dan hari raya dikeluarkan oleh pengurus kepada anggota pada
Rapat Anggota Tahunan.
4. Jika diperlukan, koperasi dapat mengadakan simpanan khusus yang diatur dalam
peraturan khusus/anggaran rumah tangga.

Pasal 36
Apabila keanggotaan berakhir menurut pasal 12 :
a. Uang simpanan pokok dan uang simpanan wajib setelah dipotong dengan bagian
tanggungan yang ditetapkan, dikembalikan kepada yang berhak dengan segera dan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kemudian.
b. Uang Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib yang dapat diambil anggota sebesar
100%.

BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal 37
1. Sisa hasil usaha yaitu pendapatan perusahaan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dipotong dengan penyusutan nilai barang dan segala biaya yang dikeluarkan dalam
tahun buku itu, terdiri atas ;
a. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk umum.
b. Yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk unit simpan pinjam.
c. Usaha Toko Koperasi.
d. Sewa Kantin.
2. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk umum dibagi
sebagai berikut :
a. 10% (sepuluh persen) dana cadangan umum
b. 65% (enam puluh lima persen) dengan ketentuan sebagai berikut :
 40% SHU (berdasarkan besarnya simpanan wajib)
 25% Simpanan sukarela dan hari raya.
c. 15% (lima belas persen) honor pengurus
d. 5% (lima persen) dewan pengawas
e. 5% (lima persen) dana sosial
3. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari usaha unit simpan pinjam dibagi sebagi berikut:
a. 30% (tiga puluh persen) untuk peminjam
b. 70% (tujuh puluh persen) untuk SHU (berdasarkan simpanan wajib)
4. Sisa hasil usaha yang diperoleh dari usaha toko dibagi sebagi berikut:
a. 70% (tujuh puluh persen) untuk SHU (berdasarkan besarnya simpanan wajib)
b. 30% (dua puluh persen) untuk pembeli sembako

Pasal 38
1. Dana cadangan adalah kekayaan koperasi yang disediakan untuk menutup kerugian
sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota.
2. Pengurus dapat mempergunakan dana cadangan untuk keperluan ayat I paling tinggi
75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah seluruh

BAB XIII
TANGGUNGAN ANGGOTA

Pasal 39
1. Apabila koperasi dibubarkan dan pada penyelasaiannya ternyata bahwa kekayaan
koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajiban, maka sekalian
anggota dan mereka yang telah berhenti sebagai anggota dalam waktu satu tahun
sebelum pembubaran koperasi diwajibkan menanggung kerugian itu masing-masing
terbatas sebanyak 2 (dua) kali simpanan pokok.
2. Bila menurut kenyataan ada anggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota dalam
waktu 1 (satu) tahun yang sebelum pembubaran koperasi, tidak mampu memenuhi
kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam ayat (1) pasal ini, maka kekurangan itu
dibebankan kepada anggota lain, hingga jumlah kerugian yang menurut perhitungan
harus dibayar oleh para anggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota dapat
dipenuhi.
3. Segala persoalan mengenai penentuan tindakan atau kejadian mana yang menyebabkan
kerugian, diselesaikan menurut ketentuan yang berlaku.

Pasal 40
1. Kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir sesuatu tahun buku, ditutup dengan
uang cadangan.
2. Jika kerugiann yang diderita koperasi pada akhir sesuatu tahun buku tidak dapat ditutup
dengan uang cadangan sebagimana dimaksud dalam ayat (1), maka rapat anggota dapat
memutuskan untuk membebankan bagian kerugian tersebut diatas (jumlah kerugian
dikurangi dengan uang cadangan yang tersedia) kepada anggota dan kepada mereka
yang telah berhenti sebagai anggota dalam tahun buku yang bersangkutan, masing-
masing terbatas 2 (dua) kali simpanan pokok.

Pasal 41
Anggota-anggota yang telah berhenti dari koperasi tidak menanggung kerugian dari usaha
yang tidak turut diputuskan oleh mereka yang sudah keluar dari keanggotaan koperasi.

BAB XIV
PEMBUBARAN

Pasal 42
1. Pembubaran koperasi dapat dilaksanakan berdasarkan :
a. Keputusan rapat anggota;
b. Keputusan pemerintah.
2 .Pembubaran oleh rapat anggota didasarkan pada :
a. Jangka waktu berdirinya koperasi telah berakhir
b. Atas permintaan sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota
c. Koperasi tidak lagi melakukan kegiatan usahanya.

Pasal 43
1. Dalam hal koperasi hendak dibubarkan maka rapat anggota membentuk tim likuidasi
yang terdiri dari unsur anggota, pengurus dan pihak lain yang dianggap perlu (pembina)
dan diberi kuasa untuk menyelesaikan pembubaran dimaksud.
2. Likuidator mempunyai hak dan kewajiban :
a. Melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi dalam penyelesaian;
b. Mengumpulkan keterangan yang diperlukan;
c. Memanggil pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik
sendiri-sendiri maupun bersama-sama;
d. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala catatan dan arsip koperasi;
e. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan kewajiban koperasi baik
kepada anggota maupun pihak ketiga;
f. Membuat berita acara penyelesaian dan menyampaikan kepada rapat anggota..
3. Pengurus koperasi menyampaikan keputusan pembubaran koperasi oleh rapat anggota
tersebut kepada pejabat koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada pembayaran kewajiban lainnya.

Pasal 44
1. Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat pembubaran
koperasi.
2. tanggungan anggota terbatas pada simpanan pokok, simpanan wajib yang sudah
dibayarkan.
3. Anggota yang telah keluar sebelum koperasi dibubarkan wajib menanggung kerugian,
apabila kerugian tersebut terjadi selama anggota yang bersangkutan masih menjadi
anggota koperasi dan apabila keluarnya sebagai anggota belum melewati jangka waktu 6
(enam) bulan.

BAB XV
SANKSI

Pasal 45
1. Apabila anggota, pengurus melanggar ketentuan-ketentuan anggaran dasar/anggaran
rumah tangga dan peraturan lainnya yang berlaku dikoperasi dikenakan sanksi oleh rapat
anggota berupa:
a. Peringatan lisan; .
b. Peringatan tertulis;
c. Dipecat dari keanggotaan atau jabatannya;
d. Diberhentikan bukan atas kemauan sendiri;
2. ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga.

BAB XVI
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI

Pasal 46
Koperasi didirikan dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

BAB XVII
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS

Pasal 47
Rapat anggota menetapkan anggaran rumah tangga dan atau peraturan khusus, yang
memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan anggaran dasar koperasi dan tidak
bertentangan dengan anggaran dasar ini.

BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran Dasar ini akan ditentukan dalam
peraturan khusus dengan ketentuan tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga.
Anggaran Dasar ini ditanda tangani oleh pengurus.
Kandanghaur, 19 Desember 2020
Pengurus Koperasi Pegawai “ Milastan ”
Masa Bakti 2020 - 2025
Ketua, Sekretaris,

CARLI, S.PdI LANI RUSLANI, S. Pd.I

Mengetahui :
Pengawas,

AHMAD SYAEFULLAH, S.PdI


3. Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi Pegawai Milastan

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)


KOPERASI PEGAWAI “ MILASTAN “
MI AL – IKHLAS ERETAN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
1. Yang dimaksud Koperasi adalah Koperasi Pegawai “ MILASTAN ” yang beranggotakan
Dewan Guru dan Staff di lingkungan MI Al Ikhlas Eretan.
2. Pengurus adalah pengurus Koperasi Pegawai “ MILASTAN ” yang dipilih oleh dan dari
anggota.
3. Pejabat adalah pejabat yang diangkat dan mendapat kuasa khusus dari
pemerintah/menteri, yang diberi wewenang tentang perkoperasian.
4. Pengelola adalah Pengelola unit Usaha Koperasi Pegawai “ MILASTAN ” yang diangkat
berdasarkan surat keputusan pengurus Koperasi Pegawai “ MILASTAN ”
5. Karyawan adalah karyawan Koperasi Pegawai “ MILASTAN ”
6. Pengawas adalah Pengawas Koperasi Pegawai “ MILASTAN ” secara langsung di jabat
oleh Kepala MI Al Ikhlas Eretan.
7. Rapat Anggota adalah rapat anggota Koperasi Pegawai “ MILASTAN ”, yang terdiri dari
rapat anggota tahunan dan rapat anggota luar biasa.
8. Anggota adalah anggota Koperasi Pegawai “ MILASTAN ” yang telah mengajukan
permohonan secara tertulis dan diterima oleh pengurus, serta telah melunasi simpanan
pokok dan wajib.
9. Anggaran Rumah Tangga adalah anggaran rumah tangga Koperasi Pegawai “ MILASTAN
” ditetapkan oleh rapat anggota.

BAB II
USAHA

Pasal 2
Untuk memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta
ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945,
Koperasi Pegawai “ MILASTAN ” melaksanakan usaha sebagai berikut :
1. Mengelola unit usaha simpan pinjam (S/P)
2. Membuka warung terbatas (Wartas)
3. Membuka unit perdagangan umum
4. Menjadi rekanan pemerintah atau badan usaha lainnya yang saling menguntungkan.

Pasal 3
1. Setiap unit usaha dipimpin oleh seorang pengelola unit usaha yang ditunjuk oleh
pengurus.
2. Dalam melaksanakan unit usaha, pengelolah di bantu oleh beberapa karyawan, yang
jumlahnya disesuaikan dengan beban pekerjaan yang ada.
3. Pengelola diberi wewenang untuk membagi habis semua jenis pekerjaan kepada
karyawannya secara merata.
4. Pengelola diberi wewenang untuk mengadakan terobosan demi untuk kemajuan usaha,
dengan seijin pengurus.
5. Pengelola berkawajiban :
a. Mengawasi pelaksanaan kantor unit usaha sesuai dengan yang digariskan pengurus,
dengan membuat buku daftar hadir.
b. Membuat laporan rencana pelayanan unit usaha yang dilaporkan kepada pengurus,
pada awal setiap bulan.
c. Setiap akhir bulan menutup semua pembukuan, selanjutnya membuat laporan hasil
usaha berupa neraca unit usaha, dan dilaporkan kepada pnegurus pada setiap awal
bulan berikutnya.
d. Mengikuti rapat koordinasi sesuai jadwal rapat yang digariskan oleh pengurus.

Pasal 4
1. Pengelolan unit usaha simpan pinjam sesuai persyaratan peraturan pemerintah nomor 9
tahun 1995, tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.
2. Besarnya pinjaman didasarkan kepada :
a. Kemampuan daya bayar atas sisa gaji anggota yang bersangkutan.
b. Keadaan keuangan unit simpan pinjam pada saat itu.
4. Tata cara pinjaman, dengan mengajukan secara tertulis berupa surat pengajuan
permohonan pinjaman/amprahan, dengan menggunakan formulir yang telah disediakan.
5. Surat pengajuan permohonan pinjaman, diterima oleh unit usaha simpan pinjam paling
lambat satu minggu sebelum pinjaman diberikan.
6. Angsuran pembayaran pinjaman disesuaikan menurut kemampuan anggota.
7. Bagi anggota yang melunasi/menutup pinjamannya sebelum jatuh tempo, maka jasa
yang diperhitungkan harus dibayar sesuai dengan bulan pelunasan ditambah jasa satu
bulan.

BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 6
1. Yang diterima menjadi anggota Koperasi Pegawai “ MILASTAN ” adalah Guru dan Staff
TU MI Al Ikhlas ERetan, dengan syarat sebagai berikut :
a. Mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus.
b. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok,
sebagaimana diatur dalam anggaran dasar.
c. telah menyetujui secara tertulis isi anggaran dasar (AD), anggaran rumah tangga
(ART), keputusan yang telah di sepakati rapat anggota dan peraturan-peraturan
perkoperasian yang berlaku.
2. Penerimaan / penolakan menjadi anggota merupakan pertimbangan pengurus
berdasarkan penelitian pengurus sesuai dengan anggaran dasar.
3. Keanggotaan berakhir apabila :
a. Meninggal dunia
b. mengajukan permohonan keluar/berhenti.
c. Di beritahukan oleh pengurus karena tidak mentaati kewajiban sebagai anggota
terutama dalam hal keuangan atau karena berbuat sesuatu yang merugikan koperasi
sesuai anggaran dasar Bab IV pasal 9.

Pasal 7
Setiap anggota mempunyai kewajiban :
a. Mematuhi dan tunduk kepada anggaran dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART),
peraturan khusus dan keputusan rapat anggota.
b. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya yang telah
diputuskan oleh rapat anggota.
c. Membayar pinjaman yang telah diterima sesuai angsuran sampai lunas.
d. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi Pegawai “
MILASTAN ”
e. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas kekeluargaan.
f. Menjaga nama baik Koperasi Pegawai “ MILASTAN ”

Pasal 8
Setiap anggota mempunyai hak :
a. Menghadiri rapat anggota.
b. Memberikan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota.
c. Memilih dan atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.
d. Meminta diadakan rapat anggota dan atau rapat anggota luar biasa sesuai diatur
dalam anggaran dasar Bab V pasal 19.
e. Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus diluar rapat anggota, baik
diminta maupun tidak diminta.
f. Mendapatkan pelayanan yang sama dari Koperasi Pegawai “ MILASTAN ” antara
sesama anggota.
g. Meminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi Pegawai “ MILASTAN ”
h. Mendapatkan bagian sisa hasil usaha sesuai dengan jasa usaha masing-masing
anggota.
i. Mendapat bagian sisa hasil penyelesaian apabila Koperasi Pegawai “ MILASTAN ”
dibubarkan.
j. Mengajukan pernyataan berhenti secara tertulis dengan alasan tertentu.

Pasal 9
1. Apabila keanggotaan berakhir, maka seluruh simpanan setelah dipotong
tanggungan/pinjaman, sisanya diserahkan kepada anggota dengan cara :
a. Mengajukan permohonan tertulis yang ditunjukan kepada pengurus
b. Pengurus membuat rincian yang dituangkan dalam formulir anggota keluar disertai
bukti-bukti keuangan, selanjutnya diserahkan kepada anggota/pihak keluarganya
dengan tanpa memotong simpanan pokok dan wajib.
2. Bagi anggota yang belum berakhir keanggotaannya dan menghendaki keluar/berhenti
dari keanggotaan maka ditempuh cara :
a. Mengajukan permohonan keluar/berhenti dari keanggotaan secara tertulis ditunjukan
kepada pengurus disertai alasan keluar dan diketahui oleh penasehat.
b. Dipertimbangkan dalam rapat pengurus atas alasan yang diajukan.
c. Pengurus dengan pertimbangannya dapat mengabulkan atau menolak permohonan
anggota keluar/berhenti dari keanggotaan.

BAB IV
RAPAT ANGGOTA
Pasal 10
1. Rapat anggota dapat diadakan atas :
a. Permintaan tertulis dari 10% jumlah anggota.
b. Keputusan rapat pengurus.
2. Rapat anggota terdiri dari :
a. Rapat anggota tahunan (RAT)
b. Rapat anggota luar biasa (RALB)
Pasal 11
Rapat Anggota Tahunan
1. Kedudukan rapat anggota tahunan (RAT) adalah lembaga tertinggi organisasi koperasi.
2. Rapat anggota tahunan dilaksanakan untuk :
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Menetapkan kebijaksanaan umum dibidang organisasi manajemen dan usaha
koperasi.
c. Memilih pengurus dan pengawas.
d. Mengesahkan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas dalam pelaksanaan
tugasnya termasuk laporan keuangan/neraca dan perhitungan hasil usaha.
e. Mengesahkan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi.
f. Pembagian sisa hasil usaha.
3. Rapat anggota tahunan dihadiri oleh :
a. Anggota yang tercantum dalam buku daftar anggota atau perwakilan.
b. Pengurus.
c. Pengawas.
d. Pejabat Koperasi
e. Undangan tertentu.
4. Rapat anggota tahunan sah jika dihadiri oleh lebih dari separoh lebih satu jumlah
anggota yang diundang.
5. Apabila keputusan rapat tidak tercapai secara mufakat, maka keputusan diambil melalui
pemungutan suara dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Keputusan yang disetujui oleh suara terbanyak menjadi keputusan rapat.
b. Setiap anggota yang hadir hanya mempunyai hak satu suara.
6.Rapat anggota tahunan (RAT) diselenggarakn pada setiap bulan Ramadhan.

Pasal 12
1. Rapat anggota luar biasa dapat diselenggarakan, apabila sangat diperlukan dan tidak bisa
menunggu diselenggarakannya rapat anggota tahunan, yaitu dalam hal :
a. Adanya ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan
dilaksanakannya perubahan anggaran dasar.
b. Terjadi pembubaran, pembagian atau peleburan koperasi.
c. Memberhentikan pengurus, pengawas yang tidak mentaati ketentuan anggaran dasar,
anggaran rumah tangga, keputusan rapat anggota dan peraturan khusus.
d. Rencana pengembangan usaha dan pengajuan kredit yang besarnya melebihi yang
telah diputuskan dalam rapat anggota sebelumnya.
2. Rapat anggota luar biasa diselenggarakan atas :
a. Permintaan tertulis dari minimal 10% jumlah anggota.
b. Keputusan Rapat pengurus.
c. Permintaan pengawas.
3. Keputusan Rapat anggota luar biasa diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
apabila tidak tercapai mufakat maka keputusan diambil berdasrkan suara terbanyak dari
jumlah anggota yang hadir.

BAB V
PENGURUS
Pasal 13
1. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota.
2. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota.
3. Yang dapat dipilih menjadi pengurus adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat
sebagai mana tercantum dalam anggaran dasar Bab VI pasal 20.
4. Pengurus yang masa jabatannya telah habis dapat dipilih kembali selama dua periode.
5. Pengurus setiap waktu dapat diberhentikan oleh rapat anggota luar biasa apabila :
a. Melakukan kecurangan yang menimbulkan kerugian bagi koperasi dan atau anggota.
b. Tidak mentaati undang-undang perkoperasian serta peraturan pelaksanaannya
anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan rapat anggota.
6. Pengurus tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai keputusan
rapat anggota.

BAB VI
PENGAWAS
Pasal 14
1. Jabatan pengawas adalah 5 (tahun) tahun dan dapat dipilih kembali pada masa bakti
berikutnya..
2. Pengawas terdiri dari 1 orang dan merupakan hak mutlak kepala madrasah
3. Anggota pengawas mendapat fasilitas yang sama seperti yang diberikan kepada anggota.
4. Diadakan atau tidaknya pengawas atas keputusan rapat anggota.
5. Pengawas tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai keputusan
rapat anggota.

BAB VII
PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 15
1. Pemilihan pengurus dilaksanakan oleh Pimpinan Sidang
2. Tata cara pemilihan pengurus dapat menggunakan salah satu cara sebagai berikut :
a. Aklamasi
b. Formatur
c. Votting/pemilihan langsung peranggota 1 (satu) suara.
3. Sistem Aklamasi yaitu penentuan keputusan diambil dari kesepakatan bersama yang di
sampaikan secara lisan oleh para anggota peserta rapat anggota.
4. Sistem formatur yaitu sistem pemilihan dengan cara membentuk panitia formatur yang
jumlahnya minimal 3 orang dan maksimal 5 orang, dengan komposisi sebagai berikut :
- Ketua 1 orang
- Sekretaris 1 orang
- Anggota 1 orang atau 3 orang
a. Panitia formatur bersidang/berkewenangan menentukan susunan pengurus untuk
masa bakti 2 tahun dan pengawas untuk masa bakti 2 tahun.
b. Panitia formatur mengumumkan susunan pengurus dan pengawas di hadapan sidang
rapat anggota untuk mendapatkan pengesahan.
5. Sistem votting yaitu pemilihan yang dilakukan oleh setiap anggota yang hadir dalam
rapat anggota untuk menentukan/memilih pengurus dan pengawas.

BAB VIII
MANAJER DAN KARYAWAN
Pasal 16
1. Manajer dan karyawan diangkat oleh pengurus melalui perjanjian kontrak kerja dan surat
keputusan pengurus untuk masa kerja selama satu tahun.
2. Manajer dan karyawan yang telah habis masa kerjanya atas pertimbangan pengurus
dapat diberhentikan atau diangkat kembali.
3. Pelaksanaan pekerjaan karyawan, di bawah pengaturan manajer sesuai dengan volume
pengaturan manajer sesuai dengan volume pekerjaan yang ada dengan persetujuan
pengurus.

BAB IX
MODAL USAHA

Pasal 17
1. Modal usaha koperasi diperoleh dari simpanan anggota antara lain :
a. Simpanan Pokok, sebesar Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah)
b. Simpanan Wajib (berdasarkan kesepakatan rapat anggota)
c. Simpanan Sukarela dan hari raya (berdasarkan keinginan anggota dengan jumlah
yang sama pada setiap bulannya) minimal 15.000
2. Selain simpanan anggota, modal Koperasi diperoleh pula dari :
a. Dana Cadangan
b. Pinjaman dari Bank dan lembaga keuangan lainnya.
c. Sumber lain yang sah dan menguntungkan
3. Uang simpanan dikeluarkan ketika Rapat Anggota Tahunan, kecuali bila anggota
dinyatakan keluar.

BAB X
SIMPAN PINJAM

Pasal 18
1. Maksimal pinjaman anggota sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah).
2. Angsuran pinjaman dibayar selama 10 kali angsuran.
3. Pelunasan angsuran dibawah 10 kali maka jasanya ditambah 1 kali angsuran

BAB XI
JASA

Pasal 19
1. Jasa pinjaman ditentukan dalam rapat anggota tahunan sebesar 20% per 10 bulan.
2. Bagi simpanan sukarela dan hari raya diberikan jasa simpanan yang besarnya ditentukan
dalam rapat anggota tahunan dengan mengacu anggaran dasar.

BAB XII
SISA HASIL USAHA

Pasal 20
1. Pembagian sisa hasil usaha dilaksanakan setelah adanya pengesahan neraca oleh rapat
anggota tahunan
2. Sisa hasil usaha yang dibagikan adalah sisa hasil usaha bersih dan setelah dipotong
pajak.
3. Sisa hasil usaha yang dibagikan kepada anggota berdasarkan anggaran dasar.
4. Sisa hasil usaha yang tidak dibagikan di masukan kedalam kas cadangan modal koperasi.
BAB XIII
SUMBANGAN, PERSENTASI DAN LAIN-LAIN

Pasal 21
1. Sumbangan sosial kepada anggota diambil dari dana sosial
2. Jenis santunan dana sosial yang diberikan kepada anggota ditentukan dalam rapat
anggota
3. Untuk mendapatkan pelayanan santunan dana sosial sebagaimana tersebut pada ayat 2
diatas, dengan cara yang diatur menurut keputusan rapat anggota.
4. Sumbangan untuk kepentingan instansi MI Al Ikhlas Eretan Kec. Kandanghaur Kabupaten
Indramayu diambil dari dana cadangan yang besarnya menurut pertimbangan pengurus.
5. Sumbangan bagi instansi dalam jalur vertical perkoperasian, diambil dari dana cadangan
yang besarnya menurut pertimbangan pengurus.

Pasal 22
1. Dana sosial diberikan kepada anggota dan suami atau istri dan anak sakit berat
(dirawat)
2. Anggota yang mendapat sumbangan dana sosial adalah apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Sakit (kategori berat)
b. Melahirkan
c. Meninggal dunia
d. Menikah

Pasal 23
Untuk besarnya dana sosial dapat dirinci sebagai berikut :
a. Sakit (kategori berat) = Rp.150.000 (seratus lima ribu rupiah)
b. Melahirkan = Rp.150.000 (seratus lima ribu rupiah)
c. Meninggal dunia = Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)
d. Menikah. Rp. 150.000 (seratus lima ribu rupiah)

BAB XIV

BAB XV
PERUBAHAN

Pasal 24
Perubahan anggaran rumah tangga dapat dilakukan oleh rapat anggota yang dihadiri
oleh sekurang-kurangnya lebih dari separoh jumlah anggota.

BAB XV
PENUTUP

Pasal 25
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini akan ditentukan dalam
peraturan khusus dengan ketentuan tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga.
Anggaran rumah tangga ini ditanda tangani oleh pengurus.
Kandanghaur, 19 Desember 2020
Pengurus Koperasi Pegawai “ Milastan ”
Masa Bakti 2020 - 2025

Ketua, Sekretaris,

CARLI, S.PdI LANI RUSLANI, S. Pd.I

Mengetahui :
Pengawas,

AHMAD SYAEFULLAH, S.PdI

Anda mungkin juga menyukai