Anda di halaman 1dari 14

Achmadi, Umar Fahmi, 1991.

Transformasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja di


Indonesia, Jakarta : UI Press.
Azwar, 1983. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Mutiara. Jakarta
Depkes RI, 1982. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI.Jakarta
Ehler, Victor M. 1965., Municifal and Rural Sanitation. Mc. Graw Hill, Publishing Company
Ltd, New Delhi.
Harsanto, et al.2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta : Depkes RI.
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 71 tahun 2004 tentang Standard Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah
Keputusan Menteri Kesehatan No 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia
Sehat 2010 dan Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat
Keputusan Menteri Kesehatan No 1457/Menkes/SK/X/2003 Standard Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kab/Kota
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran
Leavel and Clark. 1965. Preventive Medicine for the Doctor in His Community, 3th Edition,
McGraw-Hill Inc, New York.
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air
Purdom, 1980. Environmental Health.second edition. Academic Press.
Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar.
Jakarta : EGC.
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Wagner & Lanoix,1958. Excreta Disposal for Rural Areas and Small Comunities, World Health
Organization. Geneva.
Soal Latihan :

1. Sebutkan pengertian kesehatan lingkungan menurut sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi,
WHO dan Sumengen !
2. Sebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun
1992 !
3. Jelasakan konsep hubungan interaksi antara tiga komponen yang berperan dalam
menimbulkan penyakit model ecology (Jhon Gordon)
4. Sebutkan karakteristik host, agent dan environmental dan beri contoh masing-masing 2 (diua)
buah !
5. Sebutkan masalah-masalah kesehatan lingkungan di Indonesia dan apa penyebabnya ?
6. Jelaskan dengan contoh (2 saja), hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap
kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman !
7. Jelaskan dengan diagram, kaitan antara Indonesia sehat 2010, kesehatan lingkungan dan
Healty city !

Majalah Dinding Sekolah Dan Pengelolaannya


Oleh : Wawan Agustina, S.Si
A. Pendahuluan
Majalah dinding atau lebih dikenal dengan singkatannya MADING yaitu ; salah satu jenis
media atau sarana penyampaian informasi dan penyaluran minat dan bakat yang dikerjakan dan
dikelola oleh kelompok tertentu serta diperuntukkan untuk kalangan tertentu pula.

Mading sangat mungkin dijumpai di banyak tempat seperti mesjid, sekolah, perpustakaan umum,
instansi pemerintahan dan lain sebagainya. Hal ini karena mading bisa dikelola oleh siapa saja

dan bisa ditempatkan dimana saja. Misalnya Mading Ikatan Remaja Mesjid, Mading LSM,
Mading Kampus, Mading Sekolah dan lain-lain.

Mading sekolah adalah mading yang dikelola oleh suatu sekolah tertentu baik siswa maupun
guru dan biasanya disajikan agar dapat dibaca oleh warga sekolah tersebut. Mading sekolah
selain sebagai media untuk menyampaikan informasi (pengumuman atau berita) juga dapat
dijadikan ajang atau sarana pengembangan minat dan bakat baik siswa maupun guru dalam
bidang tulis menulis.

Mading juga sangat berperan dalam mengasah kemampuan siswa untuk belajar berorganisasi
secara baik, melatih kedisiplinan karena harus bekerja sesuai jadwal, belajar untuk lebih kreatif
dalam mencari ide-ide baru untuk tema dan tampilan mading, dan melatih siswa untuk bisa lebih
bertanggungjawab terhadap tugas yang harus dikerjakannya.

Mengingat keberadaan mading sekolah memiliki arti yang penting baik bagi siswa maupun guru,
maka hendaknya mading sekolah dikelola secara baik agar tetap eksis. Dengan pengelolaan yang
baik, diharapkan mading akan selalu dapat terbit pada waktunya dengan tema-tema dan
tampilan-tampilan yang menarik.
B. Manajemen Mading Sekolah
Mengelola sebuah media informasi tentu memerlukan kepengurusan yang baik, tertata rapi, dan
berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Mading sekolah sekalipun
diperlukan suatu kepengurusan atau organisasi agar semuanya bisa berjalan lancar.
Menurut Rachim (2006), dalam pengelolaannya mading harus memiliki dua manajemen yaitu
manajemen organisasi dan manajemen redaksional. Kedua manajemen tersebut memiliki tugas
yang berbeda satu sama lain.

a. Manajemen Organisasi
Manajemen organisasi dalam pengelolaan mading sebagai sebuah organisasi intra sekolah
sangatlah diperlukan, karena tanpa organisasi ini pengelolaan mading akan sulit untuk berjalan
dengan baik.

Manajemen organisasi dalam pelaksanaan tugasnya lebih bersifat administratif dan tidak
berhubungan secara langsung dengan hal teknis penerbitan mading. Keberadaan struktur atau

jabatan manajemen organisasi mading tergantung dari kebutuhan pengelolaan mading itu sendiri.
Menurut Rachim (2006), Manajemen organisasi mading biasanya dipimpin oleh seorang
pemimpin umum, dibantu oleh beberapa seksi seperti seksi Administrasi, Keuangan,
Sponsorship, dll., sesuai kebutuhan Mading.

Seorang pemimpin umum bertugas mengkoordinasikan kegiatan secara keseluruhan, bagian


keuangan/bendahara bertugas mengatur keuangan terkait biaya operasional dan biaya penerbitan,
bagian administrasi/sekretaris berperan terkait dengan surat menyurat terutama yang
berhubungan dengan pihak luar seperti permohonan kesediaan wawancara atau lainnya. Bagian
sponsorship bertugas mencari pihak-pihak yang mau berkontribusi dengan beriklan atau
menyampaikan ucapan selamat dll, dengan perjanjian tertentu.
b. Manajemen Redaksional
Manajemen redaksional adalah manajemen yang bertanggungjawab langsung secara teknis
terhadap proses penerbitan mading mulai dari penyusunan tema, penyusunan materi, pencarian
bahan/berita sampai publikasi. Manajemen redaksional biasanya dipimpin oleh seorang
pemimpin redaksi dan di bantu oleh bagian-bagian lain yang ada di bawahnya seperti redaktur
pelaksana, redaktur, reporter dan yang lainnya sesuai kebutuhan mading.

Pemimpin redaksi adalah orang yang adalah orang yang bertanggungjawab penuh atas materi
atau isi yang disajikan dalam mading. Redaktur pelaksana bertugas mengkoordinasikan tugastugas yang menyangkut keredaksian kepada para redaktur. Redaktur bertugas memberikan
instruksi kepada para reporter untuk melakukan peliputan atau pencarian berita atau informasi
yang akan disajikan. Setelah mendapat laporan atau bahan-bahan informasi dari reporter, tugas
redaktur selanjutnya adalah melakukan proses editing naskah/tulisan serta melakukan rapat
koordinasi untuk menentukan kelayakan naskah atau tulisan untuk diputuskan apakah tulisan
tersebut layak untuk dipublikasikan atau tidak. Sedangkan seorang reporter bertugas mencari
berita atau bahan informasi di lapangan sesuai dengan instruksi redaktur atau atas kemauan
sendiri.

Dari uraian tentang manajemen mading sekolah dapat digambarkan contoh organisasi mading
sekolah sebagai berikut :

Gambar. 1. Contoh Struktur Organisasi Mading


Struktur organisasi mading dapat dibuat disesuaikan dengan kebutuhan mading dengan
mempertimbangkan jumlah personil, banyaknya kegiatan dan hal-hal lainnya, dan hal lain yang
harus diperhatikan dalam penentuan struktur organisasi mading adalah bahwa penugasan
sebaiknya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan anggota.
C. Pembuatan Mading Sekolah
Setelah susunan kepengurusan atau Struktur Organisasi mading terbentuk, maka tahapan
selanjutnya yang harus dijalankan oleh tim adalah pembuatan mading yang harus dikerjakan
melalui beberapa tahapan. Agar pelaksanan pembuatan mading ini maka hendaknya setiap
personil harus disiplin dan bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi tugasnya.
Sebelum masuk pada pembuatan mading itu sendiri sebaiknya Tim Mading melaksanakan rapat
untuk mendiskusikan hal-hal yang penting agar diketahui dan difahami bersama oleh setiap
personil Mading. Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan diantaranya.

a. Waktu Terbit
Waktu terbit mading perlu menjadi bahan diskusi, hal ini karena ada beberapa alasan salah
satunya agar pelaksanaan kegiatan pembuatan mading itu tidak mengganggu waktu belajar
seperti situasi menjelang pelaksanaan ujian. Selain itu waktu terbit mading harus diperhatikan
jangan sampai mading terbit menjelang liburan sekolah, sebab apabila mading terbit dan di
pasang menjelang libur sekolah mading itu akan sia-sia karena tidak ada yang membaca.
Waktu terbit Rutin mading pun sebaiknya diperhatikan dan dijadwalkan sedemikian rupa
sehingga mading bisa terbit secara rutin dan waktu terbitnya juga tepat. Penerbitan mading
sekolah bisa dilakukan misalnya setiap 2 minggu sekali atau setiap satu bulan sekali.
Penggantian mading sebaiknya jangan terlalu cepat ataupun terlalu lama sebab bila mading
diganti terlalu cepat barangkali belum sempet dibaca orang lain sehingga sangat sayang jika apa
yang telah dikerjakan tidak berguna. Begitupula jika penggantian mading dilakukan terlalu lama
mungkin akan menimbulkan efek bosan bagi pembaca, sehingga mereka enggan untuk datang
melihat mading.
b. Tema
Mading yang diterbitkan sebaiknya memiliki Tema yang berbeda-beda untuk setiap kali terbit.
Hal ini dimaksudkan agar pembaca tidak bosan dengan satu tema yang disajikan dan juga
diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca tentang tema-tema yang disajikan.
Pemilihan tema mading sangat bebas bisa, misalnya mengenai remaja, IPTEK, Seputar Kegiatan
Nasional atau Internasional terkini, atau juga dapat disesuaikan dengan bulan-bulan terbit seperti

bila terbit bulan januari bisa mengulas masalah tahun baru, bila terbit bulan April bisa mengulas
masalah kepahlawanan atau semangat Juang R.A. Kartini, dll.
c. Rubrik
Rubrik mading merupakan topik-topik yang dapat disajikan dalam mading. Rubrik mading bisa
saja sama setiap kali terbit, atau bisa juga berubah jika diperlukan. Jumlah dan jenis rubrik dalam
mading tergantung dari kesepakatan bersama anggota tim. Apabila rubrik sudah ditentukan maka
langkah berikutnya akan memudahkan dalam pembagian pelaksanaan tugas. Misalnya setiap
rubrik yang sudah ditentukan dibebankan kepada dua, tiga, atau lebih anggota dan mereka
bertanggungjawab untuk mengisi rubrik tersebut.
Meskipun rubrik mading dapat berubah-ubah, namun sebaiknya ada beberapa rubrik yang
dipertahankan setiap kali terbit. Beberapa contoh rubrik yang dapat dimuat dalam mading
sekolah misalnya :
- Berita Seputar Sekolah
- Cerpen
- Puisi
- Sahabat mading
- Surat Pembaca
- Profil Siswa / Guru
- Dll.
d. Jadwal Kerja
Dalam pelaksanan kegiatan pembuatan mading penjadwalan adalah sesuatu yang harus dibuat
apabila mading ingin bisa terbit tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. Penjadwalan bisa
didasarkan pada tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan seperti batas akhir
pengumpulan materi, penyortiran materi layak terbit atau tidak, editing, layouting, dekorasi dll.
Jadwal yang sudah ditetapkan sebaiknya dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan mading adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Materi
Pengumpulan materi merupakan tugas seorang reporter. Materi yang dapat ditampilkan dalam
mading dapat berasal dari mana saja seperti :
1. Hasil Studi Pustaka
Studi pustaka dapat dilakukan melalui buku, majalah, koran, internet, dan lain sebagainya.
2. Hasil Survey atau pemantauan langsung di lapangan
Seorang reporter dapat mencari sumber berita dengan terjun langsung ke lapangan untuk meliput
peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang terjadi di lingkungan baik sekolah maupun masyarakat.
3. Hasil Interview/Wawancara
Wawancara dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari orang-orang
yang bersangkutan seperti pakar, praktisi, profesional, pengamat, pelaku, korban, dll.

4. Menerima Pengiriman Materi


Selain harus mencari materi mading juga dapat diperoleh dengan cara menawarkan kepada orang
lain untuk mengirimkan naskah atau tulisan berkaitan dengan sebuah tema tertentu yang
disediakan untuk mengisi rubrik-rubrik tertentu.
Untuk mendapatkan data-data atau materi yang dibutuhkan oleh seorang reporter, seorang
reporter memerlukan persiapan baik persiapan secara peralatan maupun persiapan mental.
Peralatan-peralatan yang harus dimiliki seorang reporter misalnya kamera, tape recorder, kertas,
ballpoint, dll. Adapun persiapan mental meliputi pelatihan kemampuan menangkap informasi,
meningkatkan rasa percaya diri, dan membekali diri dengan pemahaman tentang etika yang baik
sebagai seorang reporter seperti etika dalam berwawancara, etika ketika memasuki lokasi
peliputan berita dll.
b. Pemilihan Materi
Materi yang diperoleh bisa saja sangat banyak atau lebih dari cukup untuk mengisi mading atau
mungkin juga materi-materi yang diperoleh kurang layak atau kurang pantas untuk ditampilkan.
Oleh karena itu selanjutnya tim redaktur harus melakukan pemilihan materi yang bisa dimuat
atau dapat diterbitkan.
c. Editing
Setelah melakukan penyortiran materi maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses
editing terhadap tulisan, gambar atau pun foto yang akan dimuat dalam mading. Proses editing
terhadap tulisan perlu dilakukan untuk mengurangi bahkan memperbaiki kesalahan-kesalahan
pengetikan atau penulisan. Adapun editing terhadap foto atau gambar dilakukan untuk
mempercantik tampilannya.
d. Lay Out / Pengaturan Tata Letak
Pengaturan tata letak dilakukan agar tampilan mading bisa memberikan sajian yang menarik bagi
pembaca, tidak memberikan kesan asal jadi dan membosankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam lay out misalnya penempatan rubrik, penentuan ukuran kolom rubrik, penempatan
lukisan/gambar/ foto dsb.
e. Menghias mading
Setelah di layout dengan baik untuk lebih mempercantik tampilannya sebaiknya mading diberi
hiasan-hiasan baik berupa gambar atau penambahan pernak-pernik lainnya. Setelah mading di
hias maka mading siap diterbitkan

D. Evaluasi Mading

Segalanya tak ada yang sempurna mungkin pepatah itu harus selalu kita pegang untuk lebih
memperbaiki diri kita dan apa yang kita kerjakan di masa yang akan datang. Begitu pula halnya
dalam pembuatan mading, setelah mading diterbitkan dan di baca oleh khalayak atau keluarga
besar sekolah maka ada baiknya Tim Mading melakukan evaluasi baik berdasarkan
pengamatannya maupun berdasarkan hasil kuisioner pembaca terhadap mading yan disajikan.
Penilaian-penilaian, kritik dan saran dari pembaca dapat dijadikan nodal perbaikan di masa yang
akan datang.
Daftar Pustaka
Anonim, 2008. Cara Guampaang Mengelola Mading Sekolah. Elfata Online.
Rachim, M. D. 2006. Manajemen Majalah Dinding Sekolah.
http://frirac.multiply.com/journal/item/13/Manajemen_Mading_Sekolah_Makalah
Pengertian Majalah Dinding
Majalah dinding atau disingkat mading adalah salah satu media komunikasi massa tulis,yang
penyajiannya biasanya dipajang pada media dinding atau sejenisnya.

Fungsi Majalah Dinding


Majalah dinding mempunyai fungsi sebagai:
1.

Sarana komunikasi dan penyampai informasi

2.

Media hiburan yang mudah,murah, dan sederhana

3.

Sarana untuk menjalin persaudaraan dan kekeluargaan

4. Ajang atau wadah untuk pengembangan kreatifitas


5. Alat berlatih jurnalistik secara sederhana

Manfaat Majalah Dinding


Majalah dinding sebagai media informasi dan komunikasi mempunyai banyak manfaat,
diantaranya adalah :
1.

Untuk media komunikasi antar warga sekolah

2.

Untuk sarana kreatifitas siswa

3.

Untuk memupuk minat baca di kalangan siswa

4.

Untuk memanfaatkan waktu luang

5.

Untuk melatih kecerdasan berpikir secara intelektual

6.

Untuk melatih berorganisasi

7.

Untuk mengasah dan mempertajam kemampuan menulis

Faktor Pendukung Majalah Dinding


Untuk menghasilkan sebuah majalah dinding, diperlukan 3 faktor pendukung yaitu:
1.

Penulis

2.

Ilustrator

3.

Dokumentator

Bahasa Majalah Dinding


Bahasa yang digyunakan dalam majalah dinding sedapat mungkin harus diusahakan singkat,
padat, jelas, dan komunikatif serta mempunyai daya tarik bagi pembaca.

Jenis-jenis Majalah Dinding


Berdasarkan ruang lingkup pengelola dan pembacanya, majalah dinding di sekolah dapat
dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. Majalah Dinding Umum; dibuat untuk seluruh warga sekolah, biasanya dikelola oleh
organisasi ekstra kurikuler atau OSIS
2. Majalah Dinding Khusus; dibuat oleh dan untuk kalangan tertentu, misalnya oleh
kelas,Pramuka,ROHIS, PMR,Remaja Mesjid, Klub Membaca,Klub Menulis, Klub Pecinta Alam
dan Lingkungan Hidup, dan lain-lain.

Organisasi Pengelola Majalah Dinding


Untuk mengelola sebuah penerbitan majalah dinding, dibutuhkan sebuah tim kerja atau
kelompok organisasi. Organisasi pengelola madjalah dinding yang sangat sederhana, paling tidak
harus dibangun oleh tim yang terdiri dari:
1.

Pelindung/Penasihat

2.

Penanggung Jawab

3.

Pembina/Pembimbing

4.

Redaksi (Ketua,Sekretaris,Anggota)

5.

Staf Redaksi/Bagian:

Bagian Dokumentasi

Bagian Penulisan dan editing

Bagian Produksi dan tata letak/lay out

Bagian Reportase, dll.

Jika ruang lingkup majalah dinding itu khusus, maka organisasi pengelolanya terdiri
dari:
1.

Penanggung jawab (Kepala Sekolah/pimpinan tertinggi suatu organisasi)

2.

Pembina (Wali Kelas/atau ketua organisasi)

3.

Pengurus Majalah:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Seksi-seksi :

Pengumpul dan Penyeleksi Naskah

Pemasang dan Pencopotan Naskah

Penyimpan dan Penyalur Naskah

Materi Isi Majalah Dinding


Materi untuk majalah dinding sekolah atau kelas isinya dapat berupa:
1.

Pengetahuan Umum, misalnya tentang biografi tokoh terkenal, ensiklopedi,dll.

2. Masalah-masalah di sekitar kehidupan remaja atau pelajar, misalnya masalah kenakalan


remaja,masalah narkoba, masalah pacaran, masalah pergaulan bebas, dan lain-lain.
3. Masalah-masalah yanga berhubungan dengan dunia pendidikan di sekolah berupa komentar,
ulasan, usulan, kritik dan saran, karikatur dan lain-lain.
4. Berita peristiwa, kegiatan atau permasalahn actual yang sedang terjadi di lingkungan
sekolah, misalnya kergiatan ekskul, kegiatan PORSENI, kegiatan kesenian, perpisahan,dan lainlain.
5.

Hiburan , misalnya cerpen, puisi, humor, anekdot, gambar lucu/kartun, komik,dll.

Rubrikasi Majalah Dinding


Sama halnya dengan majalah atau surat kabar, pada majalah dindingpun biasanya dimuat
beberapa rubrik yang terdiri dari rubrik kategori informasi, kategori opini, dan kategori hiburan.
Nama-nama rubrik disesuaikan dengan isinya, dapat diberi label sesuai selera dan keinginan
redaksi.

Rubrik Informasi, berisi:


1.

Pengantar Redaksi

2.

Berita

3.

Laporan/reportase/liputan

4.

Resensi (buku,kaset, film, CD/VCD,games..dll)

5.

Feature/tulisan khas

6.

Kronik kegiatan

7.

Profil Tokoh

8.

Ensiklopedi/sebaiknya Anda Tahudll.

Rubrik Opini, berisi:


1. Tajuk Rencana
2.

Pojok

3.

Karikatur

4. Artikel
5.

Surat Pembaca

6.

Silang Pendapat/Pro dan Kontra

7.

Esey/kolomdll.

Rubrik Hiburan, berisi:


1.

Cerita Pendek

2.

Puisi

3.

Humor

4.

Musik

5. Anekdot
6.

Kartun/karikatur

7. Vignet/kaligrafi/grafiti/gambar
8.

Kata mutiara..dan lain-lain

Penerbitan Majalah Dinding


Ada beberapa tahap kegiatan yang harus dilakukan sebelum majalah dinding terbit menjadi
sebuah bacaan informative. Tahap-tahapnya hampir sama dengan proses pada pembuatan
majalah yang dicetak, yaitu tahap perencanaan, tahap pengumpulan bahan, tahap penyiapan
bahan, tahap produksi, dan tahap publikasi.

Kegiatan masing-masing tahapan bisa dirinci sebagai berikut:


1. Perencanaan ; isi,tata letak/lay out, desain grafis/tata warna, waktu terbit, personil pelaksana
dan tugasnya, biaya, dan penyediaan alat/bahan.
2.

Pengumpulan Bahan, berupa tulisan, gambar, liputan, wawancara, dari buku,dll.

3. Penyiapan Bahan, berupa kegiatan membaca naskah yang masuk dari penulis, mengedit
naskah, pengetikan atau penulisan ulang hasil edit, memberi ilustrasi pada naskah,.
4. Produksi; menata letak kertas dan tulisan, mengatur tata warna, mendisain huruf dan
gambar, menulis naskah untuk diterbitkan, menempelkan tulisan dan gambar pada bidang media,
pemasangan pada media baca/dinding.

Alat dan Bahan Yang Dibutuhkan


Sebelum memproduksi karya-karya tulis dan gambar yang akan dipajang pada majalah dinding,
tentunya diperlukan alat-alat dan bahan-bahan untuk media tulis, media tempel, dan media
pandang. Bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya:
1. Macam-macam alat tulis dan gambar, misalnya pinsil warna, pinsil hitam, ballpoint dan
spidol aneka warna, crayon, pastel, cat air, pylox, dll.
2. Kertas aneka warna dan ukuran, misalnya kertas lipat, kertas spotlight, kertas memo, kertas
daur ulang, kertas craft, kertas HVS, kertas kopi, kertas gambar dan lain-lain.
3.

Karton manila , duplex, atau kardus

4.

Gunting aneka ukuran dan variasi

5. Alat pemotong, misalnya pisau kater


6.

Mistar penggaris dari plastik dan logam

7.

Lem kertas atau lem putih

8.

Paku payung atau stapler

9. Aneka variasi dari bahan daur ulang


10. Dan lain-lain sesuai kebutuhan dan kreatifitas.
(Makalah disampaikan pada Pelatihan Jurnalistik di SMP Negeri 13 Bandung,2001 dan 2010)
** Penulis, guru SMP Negeri 13 Bandung dan Pembimbing Ekskul Jurnalistik 13

Anda mungkin juga menyukai