TEMA:
OLEH:
PANITIA PELAKSANA
M. Ridwan, M.Pd
NIK. 07731100
BAB I
PENDAHUAN
A. Analisis Situasi
Pertambahan jumlah angkatan kerja di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat namun tidak diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan kerja.
Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan permasalahan penganguran yang cukup kronis.
Penanggulangan masalah pengangguran telah dilakukan oleh pemerintah dengan
mencanangkan gerakan kewirausahaan. Meskipun demikian penguatan gerakan tersebut
dengan memasukkannya ke dalam kurikulum pembelajaran menjadi kurang efektif karena
sasaran pendidikan hanya terpusat pada ranah kognitif saja yang berupa penjabaran teori
berwirausaha tanpa diikuti langkah nyata. Penjabaran teori ke ranah nyata perlu dilakukan
dengan cukup baik. Pelatihan kewirausahaan akan mampu menjabarkan ilmu dalam ranah
teoritis lebih terfokus ke ranah praktis.
Banyak potensi ide kreatif untuk menjalankan usaha belum tergali dengan optimal. di
kalangan masyarakat STKIP PGRI Sumenep, pembinanan kegiatan diarahkan menuju
kegitan positif yang bersifat kegamaan. Tipe pembinan tersebut mengarahkan peserta untuk
mengisi waktu luang di sela-sela kuliah untuk mempelajari konsep dan teori keagamaan di
beberapa aspek. Penumbuhan jiwa kewirausahaan akan mampu memfasilitasi dan
menjembatani konsep teori kewirausahaan dan konsep pembinaan mental spiritual yang
diperoleh di kampus stkip pgri sumenep menjadi aksi nyata dalam implementasi konsep
usaha/bisnis ke praktik bisnis dengan menginternalisasikan nilai-nilai spriritual dan spirit
berwirausaha.
B. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kewirausahaan
Kata wirausaha atau pengusaha diambil dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang pada
mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999). Istilah Wirausaha sering
dipakai tumpang tindih dengan istilah Wiraswasta. Ada pandangan yang menyatakan
Wiraswasta sebagai pengganti dari entrepreneur sedangkan Wirausaha sebagai pengganti
dari entrepreneurship (Suparman Sumahamijya, 1981). Suryana (2003) mendefinifikan
kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Lebih lanjut, Suryana (2003)
menjabarkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda melalui Pengembangan teknologi baru, Penemuan pengetahuan ilmiah baru,
Perbaikan produk barang dan jasa yang ada, dan Penemuan cara-cara baru untuk
menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya lebih efisien.
4. Masih kurangnya kreativitas untuk menggali ide potensi usaha baru di kalangan
mahasiswa yang menjadi mahasiswa PGSD di STKIP PGRI Sumenep
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam kegiatan
pengabdian ini adalah:
BAB II
METODE KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Peserta diberi motivasi agar memiliki spirit dan jiwa kewirausahaan yang tinggi dan
melekat dengan cara mengubah paradigma berfikir peserta terkait dengan kegiatan
berwirausaha.
Langkah 1 : Diselenggarakan selama 2 jam
Langkah 2 : Metode Ceramah dan Diskusi
Peserta diberikan kasus pemecahan dan konsep pengeloalan usaha dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan kewirausahaan mereka. Langkah kedua diselenggarakan
selama 2 jam.
Langkah 3 : Metode Diskusi
Peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk merancang usaha baru dengan
membuat business plan yang visible, dan kemudian mempresentasikannya di depan
forum untuk mendapatkan masukan dari kelompok yang lain. Langkah ketiga
diselenggarakan selama 3 jam.
Namun demikian, meskipun secara umum acara pelatihan dapat berjalan dengan lancar
akan tetapi ada beberapa hal yang menghambat pelaksanaan tersebut. Hal ini dikarenakan
banyaknya tugas dan kegiatan terkait perkuliahan di kampus yang bersamaan dilaksanakan.
Selain itu, beberapa peserta datang terlambat, sehingga acara terpaksa mundur dari jadwal
yang telah ditentukan.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pelatihan kewirausahaan pada mahasiswa PGSD STKIP PGRI
Sumenep telah dilaksanakan selama dua hari dengan susunan acara sebagai berikut:
Selanjutnya adalah sesi pemberian materi oleh Bapak Sama’, M.Pd. yang
merupakan praktisi kewirausahaan. Materi yang disampaikan adalah tentang “Jadi
Wirausaha itu Asyik”. Materi disampaikan selama kurang lebih selama satu jam
dimulai dari jam 09.15 sampai dengan jam 10.15. Penyampaian materi ini diikuti
dengan sesi tanya jawab dimana pada sesi ini para peserta pelatihan mendapatkan
kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan pemateri. Para peserta terlihat antusias
dan aktif mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemateri. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan antara lain adalah seputar langkah-langkah awal mengembangkan
wirausaha.
Kemudian dilanjutkan pemberian materi yang disampaikan oleh Syaiful Bahri
M.Pd. Sesi ini dilakukan kurang lebih selama satu jam. Sesi ini diawali dengan
permainan agar para peserta pelatihan tidak merasa jenuh. Materi yang disampaikan
antara lain adalah tentang Achievement Motivation & meningkatkan Kreativitas serta
tentang Mindset Entrepreneur.
Setelah seluruh materi disampaikan oleh pemateri, selanjutnya para peserta
pelatihan dikondisikan untuk membentuk kelompok yang beranggotakan 3 sampai
dengan 4 orang. Masing-masing kelompok ini dipandu untuk merencanakan sebuah
ide usaha yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk business plan. Sesi ini sekaligus
menjadi sesi terakhir untuk pelatihan, pelatihan kemudian ditutup pada pukul 14.00
WIB.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. kesimpulan
Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan bagi mahasiswa PGSD STKIP PGRI Sumenep
secara umum berlangsung dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan
2. Dapat disusunnya business plan usaha baru yang akan dikembangkan oleh
mahasiswa yang menjadi mahasiswa PGSD STKIP PGRI Sumenep.
B. Saran
Acara Pelatihan Kewirausahaan bagi mahasiswa PGSD STKIP PGRI Sumenep perlu
diadakan lagi dengan melibatkan peserta yang lebih banyak dengan pemilihan waktu
yang lebih matang dengan mempertimbangkan kesesuaian kegiatan kampus dan
perkuliahan di kampus. Hal ini dengn pertimbangan pentingnya spirit kewirausahaan
perlu ditumbuhkan untuk kaum muda intelektual pada masa ini, untuk mengurangi
kesenjangan yang cukup besar antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah lapangan
kerja.