Anda di halaman 1dari 32

TUGAS PRAKARYA

NAMA KELOMPOK:
1.ADINDA RAHADIAN PUTRI
2.EKA SITI NURMALASARI
3.NADIA ANANDA
4.PINKI WULANSARI
5.PURNAMASARI
6.RAHMA NURDIANI
7.YANI SOPIYANI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah
dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal


dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya


bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “


WIRAUSAHA CEKER DAN SAYAP JEBRED”ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………............. i
DAFTAR ISI…………………………………............. ii
DAFTAR TABEL……………………………............ iii
DAFTAR GAMBAR……………………………… iv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………. v

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B.Tujuan Kegiatan
C. Kegunaa Kegiatan
D. Kajian Teori
Bab II Isi Utama Laporan
A.Rencana Kegiatan
B.Proses Pelaksanaan Kegiatan
C.Laporan Keuangan
Bab III Kesimpulan dan Saran
A.Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah
proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut
bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak
diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan
mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara
seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak
1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada
tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika
Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi
tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

B.Tujuan Kegiatan
 1.Meningkatkan jumlah wirausaha
berkualitas
Dengan bimbingan yang tepat, sumber daya
manusia tersebut tidak hanya dapat diberdayakan
kemampuannya, namun juga dapat dilatih dan
dikembangkan supaya dapat menjadi calon
wirausaha yang berkualitas.
 2.Membudayakan semangat wirausaha di
masyarakat
Tujuan kewirausahaan membudayakan semangat
wirausaha di masyarakat dapat diwujudkan dengan
cara yang sangat sederhana, yaitu dengan bersikap
seperti apa adanya seorang entrepreneur.
 3. Memajukan dan menyejahterakan
masyarakat
Semakin sukses dan semakin berkembangnya
sebuah bisnis, pasti akan membutuhkan semakin
banyak sumber daya manusia. Dengan
berkurangnya jumlah pengangguran, berarti sebuah
bisnis telah berhasil mewujudkan tujuan
kewirausahaan untuk memajukan dan
menyejahterakan masyarakat.
C.Kegunaan Kegiatan
Menambah lapangan kerja
Fungsi utama wirausaha adalah menambah
lapangan kerja. Dengan berwirausaha artinya selain
kita membuka lapangan kerja bagi diri sendiri, juga
tidak menutup kemungkinan jika usaha telah meluas
bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.
Dengan kata lain kita mengurangi jumlah
pengangguran dan secara tidak langsung
meningkatkan pendapatan negara.

Mempunyai peluang untuk mengoptimalkan diri,


Berwirausaha juga melatih mental dan memacu
potensi diri kita. Dengan berwirausaha, kita akan
terpacu agar hari ini menjadi lebih baik dari yang
kemarin, dan esok lebih baik dari hari ini. Begitu
pula ketika kita merencanakan peningkatan profit
atau pengembangan usaha maka kita mau tidak mau
akan berusaha untuk terus menjadi lebih baik
Adanya peluang untuk mencapai keuntungan
dengan maksimal yang semuanya di dapat dari hasil
kerja keras kita.
Dengan berwirausaha, minimal kita bisa menjadi
bos bagi diri kita sendiri. Mendapatkan hasil kerja
dengan jerih payah hasil keringat sendiri tentunya
memberikan kebahagiaan yang terkadang sulit
untuk dijelaskan. Terlebih jika kita memperoleh
keuntungan sesuai dengan yang kita targetkan, atau
bahkan lebih.
Menunjukan bahwa diri kita mampu menjadi
pemimpin, yang dapat memanage semua aspek-
aspek perusahaan
Berani berwirausaha sama artinya berani
menghadapi tantangan luas. Jika diumpamakan
sama seperti keberanian pelaut mengarungi lautan
berbadai, ataupun keberanian seorang prajurit
terjun kemedan perang. Tentunya selain dibutuhkan
keberanian, kemampuan untuk mempimpin juga
sangat dibutuhkan terutama ketika kita
mempekerjakan orang lain. Dengan berwirausaha
kita belajar dan mengaplikasiakn kemampian
manajemen dan kemampuan kepemimpinan kita.
Mempunyai peluang untuk dapat membantu
masyarakat dengan usaha yang konkret atau jelas
kegiatan usahanya.
Dengan berwirausaha, kita bisa membantu
masyarakat disekitar kita untuk memenuhi
kebutuhannya yang sulit terpenuhi. misanylnya
membuka usaha warung sembako di daerah yang
akses tarhadap kebutuhannya cukup sulit.
D.Kajian Teori
1.Neo Klasik

Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah


teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya
mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan
sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk
menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi
pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk
menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini
kemandirian sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini
memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen
masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori
awal untuk melahirkan teori-teori berikutnya.

2. Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia,
keuletanya, keseriusanya, kesungguhanya, untuk
swa(mandiri), dalam berusaha, sehingga maju mundurnya
suatu usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang
pengusaha.

Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan


yang dipandang dari sudut pandang mereka masing-
masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya
wirausaha disebabkan karena adanya peluang, dan
ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan
peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan
keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata
organisasi, dan melahirkan berbagai macam inovasi. Teori
Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan
nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan
berdampak pada kemampuanya menanggapi peluang
usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh orang etnis
cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet
berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa
banyak sekali orang cina dan padang yang meraih
kesuksesan dalam berwirausaha. Selanjutnya teori
psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada
motif individu yang melatarbelakangi dirinya untuk
berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan untuk
berprestasi, maka lebih besar kemungkinan seorang
individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha
yang diperolehnya.
Yang terakhir adalah teori perilaku, bagaimana seorang
wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam
mengorganisasikan suatu usaha, memanaje keuangan dan
hal-hal terkait, membangun jaringan, dan memasarkan
produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul
untuk memajukan suatu usaha.
BAB II Isi Utama Laporan

A.Rencana Kegiatan
Perencanaan wirausaha adalah langkah awal untuk
memulai usaha. Bila akan mengadakan kegiatan,
biasanya dibuat satu proposal, sebagai pengajuan
rencana kegiatan. Begitu pula dalam bisnis, harus
dibuat suatu perencanana dan dituangkan dalam
bentuk sebuah proposal. Proposal usaha meliputi
berbagai hal yang terkait dengan usaha atau bisnis
tersebut, diantaranya jenis produk yang dipilih,
kapasitas produksi, alat dan mesin, bahan bakunya,
proses produksi dan pengemasan, hitungan harga
pokok produksi dan harga jual, perkiraan
keuntungan dan berapa lama modal akan kembali,
serta perencanaan pemasaran.
Tahap awal berwirausaha diperlukan suatu
Perencanaan Wirausaha atau Business Plan.
Perencanaan Wirausaha berisi tahapan yang harus
dilakukan dalam menjalankan suatu usaha. Dalam
mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon
wirausaha akan lebih baik dengan pembuatan
perencanaan terlebih dahulu. Mengapa calon
wirausaha harus membuat perencanaan usaha? Oleh
karena, perencanaan usaha merupakan alat yang
paling ampuh untuk menentukan
prioritas,mengukur kemampuan, mengukur
keberhasilan, dan kegagalan usaha.
Perencanaan pendirian usaha akan memberikan
uraian tentang langkahlangkah apa saja yang harus
diambil, agar sesuai sasaran, baik berupa target,
petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, stategi, taktik,
program biaya, dan kebijaksanaan. Perencanaan
pendirian usaha yang dibuat secara tertulis
merupakan perangkat yang tepat untuk
mengendalikan usaha agar fokus pelaksanaan
usahanya tidak menyimpang.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan
mendirikan usaha, yaitu mencakup : (i) Nama
perusahaan, (ii) Lokasi perusahaan, (iii) Jenis
Usaha, (iv) Perijinan usaha, (v) Sumber Daya
Manusia (SDM), (vi) Aspek Produksi, dan (vii)
Aspek Pemasaran.
1. Pemilihan Jenis Usaha Pada bagian ini harus
diuraikan dengan jelas alasan memilih usaha
yang ditetapkan. Di bawah ini akan diuraikan
contoh mengapa memilih asinan sebagai pilihan.
2. Nama Perusahaan Kamu harus memberikan
nama usaha yang akan dikembangkan. Jika
kamu ingin bentuk usaha berbadan hukum
dapat dalam bentuk CV, FIRMA, Koperasi atau
PT. Mari kita ambil contoh dalam
pengembangan usaha Asinan Bogor, perusahaan
ini diberi nama CV. Pangan Sukses Makmur,
dengan pendiri perusahaan terdiri atas tiga
orang.
3. Lokasi Perusahaan Lokasi usaha ditentukan di
daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak
jauh dari lokasi rumah para pengelola, dan tidak
terlalu jauh juga dari jangkauan pasar yang akan
dituju. Tahap awal dapat menggunakan salah
satu ruangan di rumah atau menyewa rumah
sekitar tempat tinggal.

Contoh
Asinan merupakan salah satu produk makanan
khas Bogor yang banyak digemari konsumen.
Rasa asinan yang segar, memang relatif sangat
disukai, begitu pula dengan harganya yang
relatif terjangkau. Hal tersebut menjadi alasan
mengapa produk ini sangat digemari oleh
banyak kalangan.

Bahan baku asinan sangat mudah didapat dan


dapat pula disesuaikan dengan ketersediaan
buah dan sayur yang ada di setiap daerah.
Proses pengolahannya pun cukup sederhana,
tidak memerlukan banyak investasi peralatan,
hal ini menjadi pilihan menarik untuk memulai
usaha ini.

Sejatinya, produk asinan ini bukan produk baru


bagi masyarakat kita, namun dengan
menambahkan sedikit inovasi dalam hal rasa
dan kemasan, akan menjadi daya tarik tersendiri
bagi konsumen memilih produk ini. Saat ini
kendala dari asinan tersebut adalah keawetan
dan kemasan yang kurang nyaman untuk
dibawa dijadikan oleholeh.

Pemilihan bahan baku dan bahan kemasan yang


baik, tentu akan meningkatkan daya simpan
(keawetan) dari produk ini serta kemudahan
membawa sehingga cocok untuk oleh-oleh.

4. Perijinan Usaha
Ijin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak) dari kantor pajak,
akte notaris dari kantor notaris, SIUP/TDP dari
Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten dan Ijin
PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten,
serta pendaftaran merek pada Departemen
Kehakiman.
5. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam bagian ini harus dapat ditentukan jumlah
SDM yang diperlukan. Contoh keperluan SDM
yang diperlukan untuk usaha Asinan Bogor,
a. Tiga orang pendiri, yang mempunyai tugas
masing-masing sebagai: (i) Penanggung jawab
produksi, (ii) Penanggungjawab pemasaran, dan
(iii) Penanggungjawab administrasi dan
keuangan.
b. Enam orang karyawan, yaitu 3 (tiga) orang
untuk bagian produksi, 2 (dua) orang untuk
bagian pemasaran dan 1 (satu) orang untuk
bagian administrasi.
6. Aspek Produksi Di bagian ini diuraikan semua
aspek produksi secara detail meliputi peralatan
yang diperlukan, bahan baku, bahan kemasan,
bahan tambahan pangan dan teknologi proses
pengolahannya. Di bawah akan dipaparkan
contoh aspek produksi usaha Asinan Bogor.
7. Aspek Keuangan Diasumsikan dalam satu kali
proses produksi akan diproduksi 500
mangkok asinan, masing-masing berisi 240
gram asinan (buah dan kuah). Perhitungan
biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya
tetap, dan tidak tetap (variabel) untuk asinan
disajikan berikut ini. Hal ini untuk menjadi
bahan pembelajaran jika akan membuat
perencanaan kewirausahaan jenis produk
lainnya.

a. Investasi Alat dan Mesin.


Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian
perlengkapan alat dan mesin produksi yang
dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan
mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan
kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya,
seperti ketersediaan daya listrik, dan lainnya.
b. Biaya Tidak tetap (Variabel).
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan
sesuai dengan jumlah produksi, jadi sifatnya
tidak tetap, dapat berubah sesuai jumlah
produksinya. Biaya tidak tetap ini, biasanya
meliputi biaya
bahan baku, bahan pembantu, dan bahan
kemasan.

c. Biaya Tetap.
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang
jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun
jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya
tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat,
dan lainnya.
d. Total Biaya.
Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya
tidak tetap dan biaya tetap.
e. Harga Pokok Produksi (HPP).
Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga
pokok dari suatu produk, dimana jika dijual
dengan harga tersebut, maka produsen tidak
untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan
untuk dapat menentukan harga jual, dimana
harga jual adalah HPP ditambah margin
keuntungan yang akan diambil.

f. Harga Jual.
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan
pembeli untuk mendapatkan produk tersebut.
Harga jual dapat ditentukan dengan
mempertimbangkan HPP dan juga produk
pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari
pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik
tentu lebih murah, karena saluran distribusi
(agen, toko, counter, dll) tentu juga harus
mendapatkan keuntungan.

g. Penerimaan Kotor.
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan
uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum
dipotong total biaya.

h. Pendapatan Bersih (Laba).


Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan
uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah
dipotong total biaya.

B.Proses Pelaksanaan
Bahan:
-Ceker ayam dan sayap ayam
-Kentang
-Salad
-Timun
-Laja
-Jahe
-Kencur
-Kemiri
-Kunyit
-Cabe
-Cap minum+cap makan
-Jeruk
-Masako+garam+gula+tomat +bawang putih
*Cara membuat ceker/sayap
-Bersihkan ceker/sayap ayam dan berikan
sedikit cuka saat dicuci agar tidak bau amis
-Lalu direbus dan masukan bumbu setelah 15
menit langsung angkat dan tiriskan
-Siapkan cengek,cabe,tomat,bawang
putih/merah
-Lalu ulek sampe halus
-Siapkan wajan dan beri sedikit minyak lalu
tumis bumbu /sambel hingga mengeluarkan
bau sedap
-Masukkan air hingga mendidih
-Setelah itu masukan ceker atau sayap
kedalam wajan tersebut sampai 3 menit
kurang lebih
-Hidangkan dalam cap dan berikan salad dan
timun dan kentang
-Sayap dan ceker siap di order
Dan Alhamdulillah kita mendapat
keuntungan.

C.Laporan keuangan
-Modal=210
-Hasil order=250
-Keuntungan=140
Bab 3 Kesimpulan dan saran
A.Kesimpulan
dari kegiatan ini ,kami menarik kesimpulan bahwa
proses pembelajaran ini ,yang bukan hanya teori
saja tapi langsung praktek kelapangan .dengan hal
ini kita bias secara langsung merasakan bagaimana
berintaraksi pada konsumen,menawarkan,dan
menjual produk kepada orang lain.pangalaman ini
bisa menjadi dasar ketika nanti kami akan membuka
usaha.
B.saran
Semoga dalam pembelajaran kewirausahaan
selanjutnya,kegiatan praktek lapangan ini tetap bisa
dilaksanakan dan lebih ditingkatkan lagi.karna
kegiatan ini sangatlah bermanfaat akan memiliki
bekal pengalaman ketika ingin terjun langsung
kedunia bisnis.

Anda mungkin juga menyukai