PENDAHULUAN
• Bentuk sediaan padat
• Dimasukan ke dalam lubang tubuh
• Terjadi proses pelelehan/pelarutan
• Tujuan : lokal / sistemik
• Berbentuk torpedo
• Bobot umumnya mendekati 2 g, dengan panjang sekitar 1-1.5 inchi
• Untuk anak , bobot umumnya 1 g
• 15-20 CM (panjang)
• 2 bagian : saluran anal dan ampula
• permukaan dinding : datar
• tidak mempunyai fili
• ketebalan dinding rektal : 1 lapisan sel
(sel silindrikal dan sel goblet)
sekresi mukus
Tujuan lokal
• Tidak diabsorpsi
• Untuk penghilang rasa sakit, konstipasi, iritasi, gatal-gatal,
inflamasi = hemorroid
Tujuan sistemik
Penghancuran sediaan
Contoh:
• Interaksi zat aktif – basis maka pelepasan zat aktif dihambat dan
absorpsi tidak terjadi
• Iritasi membran mukosa memberikan respon klinik berupa buang
air besar dan proses pelepasan dan absorpsi zat aktif tidak terjadi
BASIS SUPOSITORIA
Basis lemak
• Oleum cacao
• Asam minyak kelapa sawit, minyak biji kapas
• Senyawa gliserin dengan BM asam lemak tinggi
• (gliseril monosterat / monopalmitat)
Oleum cacao
Fattibase
Polybase
Basis supositoria berwarna putih, terdiri dari
campuran homogen PEG dan tween 80
Merupakan basis larut air yang stabil pada suhu
kamar, dengan bj 1.177 (25oC) dengan BM rata-
rata 3440
Tidak memerlukan lubrikasi saat dicetak
Basis supositoria ideal
Minyak mineral
Natrium lauril sulfat, silikon, alkohol, tinctur sabun hijau
Higroskopisitas
Ketidaktercampuran
• PEG, OTT dengan gram perak, asam tanat, amidopirin, kuinin,
ichtamol, aspirin, benzokain, sulfonamid
• PEG membentuk kristal dengan Na-barbital, asam salisilat,
camphora
• Asam salisilat konsentrasi tinggi maka konsistensi PEG salep
Viskositas (Zat aktif tersuspensi dan η rendah maka sendimentasi)
• Pengadukan konstan
• Ditambah Al monostearat 2% (meningkatkan,
menghomogenasikan suspensi zat aktif)
• Ditambah setil alkohol, stearil alkohol, miristil alkohol,
asam stearat.
Kerapuhan
Peyimpanan supositoria
pelelehan supo
spreading/penyebaran masa lelehan
sedimentasi partikel-partikel obat
perlintasan partikel padat melalui antar muka lemak-
air
dissolusi partikel obat dalam cairan rektum
Kecepatan pelepasan obat dan aksi obat bergantung
pada:
Kondisi basis supo dalam cairan tubuh (cairan
rektum)
Disolusi zat aktif
Difusi zat aktif melalui lapisan mukosa.
Contoh: