Anda di halaman 1dari 31

SUPPOSITORIA, PIL & INKOM

PATIBILITASNYA
Bangunawati Rahajeng, M.Si., Apt
Departemen Farmakologi & Farmasi Klinik
Prodi Farmasi FKIK UMY
DEFINISI
Inkompatibilitas : tidak tercampurnya oba
t
Berdasar tempat terjadinya :
Di luar tubuh inkompatibilitas farmasetik
(fisik & kimia)
Di dalam tubuh inkompatibilitas farmakolo
gi
Inkompatibilatas farmakologi :
Farmakokinetik : ADME (obat sudah di dalam
tubuh)
SUPPOSITORIA
FI. IV : sediaan padat dalam bobot dan bentuk yang dib
erikan melalui rektal, vagina atau uretra.
Umumnya meleleh atau melunak pada suhu tubuh
Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringa
n setempat, sebagai pembawa zat terapetik yg bersifat l
okal atau sistemik
Untuk vagina pessarium (Ovula)
Efek :
Lokal : hanya untuk daerah rektum (co untuk wasir)
Sistemik : ikut peredaran darah (co diazepam suppo
untuk antikejang)
Keuntungan :

Untuk dewasa atau anak-an


ak yang tidak bisa menelan
Menghindari perusakan ole
h enzim pencernaan atau p
H lambung atau usus
Kecepatan efek > pemakaian
oral langsung ke pembul
uh darah
FORMULASI SUPPOSITORIA
Ukuran berkisar 1-4 g
Komposisi zat aktif bervariasi : 0,1-40%
Komposisi umum
Basis 3 golongan : basis lemak (oleum cacao), basi
s larut air (PEG 4000/PEG 6000), basis emulsi (gliserin
, sapo medicatus, ol cacao + sera flava )
Zat aktif
Zat tambahan
BASIS
Basis ideal
Dapat meleleh/melarut (terdispersi)
Dapat melepaskan obatnya
Dapat mempertahankan bentuknya
Tidak toksik, tidak mengiritasi
Stabil dalam penyimpanan
Dapat bercampur dengan obat-obatnya
Dapat dicetak dengan penuangan pada suhu kamar, tet
api melunak pada rektum dan dapat bercampur denga
n cairan tubuh
Mudah dicetak dan tidak lengket pada cetakan
Basis lemak bilangan asam, bilangan iodium, bilanga
n penyabunan harus diketahui jelas
SUPPOSITORIA
ZAT AKTIF ZAT TAMBAHAN
Digunakan untuk memperb
Faktor yang mempengaruhi aiki kualitas :
formulasi : Peningkat viskositas : kol
Kelarutan dalam basis da oid silikon dioksida (1-2
n air, bentuk terlarut ma %)
upun tersuspensi Al-monostearat (1-2%), le
Koefisien partisi basis/air chitin
tinggi : konsentrasi di bas Plastisizer : setil alkohol,
is tinggi kecepatan pel propilen glikol, antioksid
epasan rendah absorp an
si lambat Surfaktan : peningkat abs
orpsi
BASIS : BAHAN DASAR SUPPOSITORIA

Klasifikasi basis suppositoria


1. Basis berminyak atau berlemak (hidrofobik)
. Oleum Cacao lemak biji Theobroma cacao yg dipang
gang
. Kekuning-kuningan, putih padat sedikit redup, berbau c
oklat
. Trigliserida (campuran gliserin + 1 atau lebih asam lema
k yg berbeda)
. Meleleh antara 31o-34oC basis ideal
. Kekurangan karena trigliserida polimorfi (berbagai
bentuk kristal)
Basis berminyak atau berlemak (hidrofobik)
Jk tidak hati-hati/tergesa dicairkan pada suhu melebihi s
uhu minimum kmd segera didinginkan kristal metast
abil titik lebur < titik lebur ol.cacao asal tidak men
geras dalam suhu ruangan
Pemanasan tinggi polimorfisme meleleh sempurn
a, kehilangan inti kristal stabil
Bentuk-bentuk kristal :
Bentuk : terjadi jika lelehan didinginkan segera pada 0oC, titik
lebur 24oC (literatur lain 22oC)
Bentuk : lelehan ol. Cacao diaduk-aduk pada 18o-23oC, titik leb
ur 28o-31oC
Bentuk stabil : terjadi akibat perubahan bentuk secara perlah
an-lahan disertai kontraksi volume, titik lebur 34 o-35oC (34,5oC)
Bentuk : terjadi dari pendinginan ol cacao yg sudah dingin (20
o
C), titik lebur 18oC
OLEUM CACAO

Cara menghindari bentuk tidak stabil


Oleum cacao dilelehkan 2/3nya saja
Penambahan bentuk kristal stabil percepatan per
ubahan ke bentuk stabil
Pembekuan selama beberapa jam atau beberapa har
i
Suppositoria stabil ol cacao dilelehkan sampai cukup
bisa dituang
Menaikkan titik lebur + cera atau cetacium (spemacet
i) tidak boleh > 6% (titik lebur bisa 37oC), tidak boleh
< 4% (titik lebur <33oC)
Bahan obat larut air + cera flava menaikkan daya s
erap ol cacao
OLEUM CACAO

Meleleh pada suhu tubuh, tidak tercampurkan dg cairan


tubuh menghambat disfusi obat larut lemak
Jarang dipakai untuk vagina meninggalkan residu, gel
atin tergliserinasi jarang untuk rektal (disolusi lambat)
Kekurangan :
Meleleh pada udara panas
Dapat tengik pada penyimpanan lama
Polimorfisme
Titik lebur turun atau naik jika ditambah bahan ttt
Sering bocor (keluar rektum krn mencair) selama pemakaian
Tidak bercampur dg cairan sekresi
OLEUM CACAO

Pengganti
Campuran asam oleat + as.stearat
Setil alkohol + ol amygdalarum 17 : 83
Ol cacao sintetis : coa buta, supositol
Persyaratan basis lemak
Nilai asam < 0,2 bilangan asam merupakan indikator
kandungan as lemak bebas dlm myk, mjd pengukur kua
litas myk tinggi kualitas rendah
Nilai saponifikasi 200-245 sopinifikasi : reaksi hidrolis
is lemak oleh basa lemah (mis NaOH) sabun atau glis
erol untuk mengetahui BM myk, BM berbanding terb
alik dg bil.penyabunan
Cont

Nilai iodin < 7 menunjukkan besarnya tingkat ketidak


jenuhan as lemak penyusun myk/lemak. Asam lemak tid
ak jenuh mampu mengikat iodin membentuk senyawa j
enuh. Banyaknya iodin yg diikat ikatan rangkap, angk
a iodin : banyaknya mg iodin yg diikat 100mg myk/lema
k
Interval antara titik leleh dan titik pemadatan kecil
2. Bahan dasar PEG (hidrofilik)
Titik lebur 35-63oC
Tidak meleleh pada suhu tubuh, larut dalam cairan sekr
esi
Paling sering untuk suppo vagina efek setempat lama
Lebih lambat melunak dan bercampur dg cairan tubuh
drpd ol cacao pelepasan obat lb lama
Higroskopis harus dilindungi dari udara lembab
Polimer dari etilen oksida dan air bermacam panjang
rantai plg byk dipakai : 200, 400, 600, 1000, 1500, 154
0, 3350, 4000 & 6000 (BM rata2 polimernya)
Formula :
Bahan dasar tidak berair : PEG 4000 4% (25%) dan PEG 1000 96
% (75%)
Bahan dasar berair : PEG 1540 30%, PEG 6000 50% dan aqua +
PEG

Keuntungan :
Tidak mengiritasi lambung
Tidak ada kesakitan dg titik lebur (dibanding ol.caca
o)
Tetap kontak dg lapisan mukosa karena tdk meleleh
pada suhu tubuh
Kerugian :
Menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukk
an suppo dicelup air sebelum dipakai (etiket)
Dapat memperpanjang waktu disolusi menghamb
at pelepasan obat
PEG
Etilen glikol terpolimerasi, BM 300-6000
Nama dagang : carbowax 400, 600, 1000, 1500, 4000, 60
00
< 1000 : cair bening, tidak berwarna, > 1000 padat lunak
spt malam, mkn besar BM mkn padat
Sesuai untuk antiseptik, untuk efek sistemik bentuk i
onik
Progesteron dalam vaginal sup progesteron qs, PEG
400 60%, PEG 8000 40%
Penyimpanan bisa diluar lemari es, tidak leleh kena uda
ra panas
Pembuatan dilelehkan, dituang ke cetakan
3. Basis Gelatin
Dapat untuk vaginal
Tidak melebur pada suhu tubuh, melarut dalam cairan s
ekresi tubuh
Perlu pengawet (nipagin) gliserin media yg baik untu
k pertumbuhan bakteri
Penyimpanan harus di tempat yg dingin
Dapat untuk uretra supp : gelatin 20, gliserin 60 + aqua
yg mengandung obat 20
Keuntungan : efek lama, lambat melunak, mudah berca
mpur dg cairan tubuh (dibanding ol cacao)
Basis Gelatin
Kerugian : cenderung menyerap uap air dehidrasi ata
u iritasi jaringan, memerlukan tempat untuk melindungi
dari udara lembab agar bentuk dan konsistensi terjaga
Formula suppo dalam Farmakope Belanda 2 bg gelati
n dipanaskan dg 4 bg air dan 5 bg gliserin masa hom
ogen + air sampai 11 bagian, dingin tuang ke cetakan
, obat yg ditambahkan digerus dg sedikit air atau gliseri
n masuk massa yg sudah dingin
4. Basis lainnya
Campuran basis bersifat lemak dan basis larut air atau
bercampur air
Bentuk emulsi, umumnya tipe A/M menyebar dalam
cairan berair
Polioksil 40 stearat : campuran ester monostearat dan d
istearat polioksietilendiol dan glikol bebas, panjang poli
mer rata2 sebanding dg 40 unit oksietilen
Menyerupai lilin, putih kecoklatan, padat, larut air, titik l
eleh 39-45oC
Formula : Tween 61 85% dan gliserin laurat 15%
Dapat menahan air / larutan berair
Bobot suppo 2,5 g
PEMILIHAN BASIS

Khasiat yg diinginkan
Sifat bahan obat yg dicampurkan
Ketersediaan hayati
Stabilitas
Ketahann sediaan jadi
KONTROL KUALITAS
1. Uji kisaran Leleh
Makro : waktu yg diperlukan suppo untuk meleleh sem
purna bila dicelup penangas air 37oC. Mikro : kisaran leleh
yg diukur pada pipa kapiler hanya utk basis lemak
2. Uji pencairan atau waktu memasak
mengukur waktu yg diperlukan suppo rektal untuk me
ncair dalam alat yg sesuai in vivo
3. Uji kehancuran
mengukur keregasan atau kerapuhan suppositoria l
evel menahan gaya hancur karena produksi, pengemasan,
pengangkutan, penggunaan
KONTROL KUALITAS
4. Uji ukuran partikel atau penghabluran
penghabluran dikhawatirkan terjasi jika bahan obat me
larut pada masa basis supp yg dipanaskan, pada saat didin
ginkan dan penyimpanan
5. Uji distribusi bahan obat
menguji kandungan bahan obat dari suatu batch
6. Uji disolusi
uji pelepasan bahan obat dari suppositoria secara in vit
ro
CARA PENYIMPANAN

Basis ol cacao di lemari es dibawah 30oF (-1,1oC)


Basis PEG suhu ruang (25-30oC)
Basis gelatin-gliserin disimpan pada suhu < 35oF (1,7oC)
Jangan disimpan pada kelembaban tinggi menarik ua
p air seperti spon
Jangan di tempat kering sekali kehilangan kelembaba
n rapuh
PIL
Pil menurut FI III : suatu sediaan berupa massa
bulat mengandung satu atau lebih bahan obat,
dimaksudkan untuk pemakaian oral dg berat 12
5mg/pil
Boli : pil dg berat 300mg
Granula : pil dg berat < 30 mg, mengandung 1m
g bahan obat
KOMPONEN
1. Zat utama : berupa bahan obat
2. Zat tambahan
a. Zat pengisi : guna memperbesar volum pil, contoh :
akar manis, bolus alba
b. Zat pengikat : membuat massa saling melekat satu
sama lan, contoh : sari akar manis, gom akasia, trag
akan
c. Zat penabur : sediaan tidak melakat satu sama lain,
co : talk
d. Zat penyalut : menutup rasa dan bau, co : gelatin, g
ula
e. Zat pembasah : membasahi massa sebelum dibent
uk, co : air, gliserol, sirup, madu
PEMILIHAN PIL
Keuntungan : mudah
dibuat

Kerugian :
Bahan jarang
Bau tidak enak
Dosis kecil
MASALAH PEMBUATAN
Bobot ideal pil : 100-150mg, rata2 120mg
Zat pengisi paling baik : radix liq kecuali muncul reak
si dipakai bolus alba
Zat pengikat : succus liq 2g/60 pil jika muncul reaksi :
adeps lanae, vaselin
Bahan pembasah harus ditambahkan supaya terjadi ma
ssa yg homogen
Massa jadi digulung dipotong sesuai jumlah dib
ulatkan
Tambah bahan pelicin agar pil tidak lengket
CARA MENGHITUNG ZAT TAMBAHAN

1. Zat berkhasiat 4 g tiap 30 pil


PGA/tragakan g tiap 30 pil, succus liquiritiae 1 g danpembasa
h aqua gliserinata.
2. < 2 gram Zat berkhasiat < 4 gram, ditambahkan
a. Zat pengikat pulvis gom arabicum, tragakan gram untuk 30
pil
b. Succus liquiritiae 1 gram untuk 30 pil
3. Zat berkhasiat > 4 gram
a. Zat pengisi tidak diperlukan
b. Zat pengikat : gliserin, tragakan
4. Zat berkhasiat terurai oleh air
c. Zat pengikat adeps lanae atau vaselin album
d. Zat pengisi kaolin
CARA MENGHITUNG ZAT TAMBAHAN

5. Zat berkhasiat higroskopis


. Harus diganti dengan zat yang sudah dikeringkan(eksika
tus)
6. Zat berkhasiat ekstrak kental
. Ekstrak harus dikeringkan lalu ditambahkan radixliquirit
iae
7. Zat oksidator
. Untuk zat oksidator digunakan bolus alba, cairan pengik
atnya adeps lanae atau vaselin
PERSYARATAN PIL
1. Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada com
pressi yaitu dalam air 36o 38o selama 15 menit un
tuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil yang bers
alut. Sedang untuk pil bersalut enterik, direndam dulu
dalam larutan HCl 0,06 N selama 3 jam, lalu dipindahk
an dalam larutan dapar PH 6,8 suhu 36o 38o , mak
a dalam 60 menit pengujian pil sudah hancur
2. Memenuhi keseragaman bobot pil
3. Pada penyimpanan, bentuk harus tetap, tidak begitu k
eras, dapat hancur dalam saluran cerna
KESERAGAMAN BOBOT
Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu per
satu, hitung bobot rata rata, penyimpangan terbesar t
erhadap bobot rata rata, adalah :
Bobot Penyimpanan terbesar terhadap
rata-rata bobot rata rata yang
diperbolehkan
18 pil 20 pil
100-250mg 10% 20%
251-500mg 7.5% 15%

Penyimpanan : wadah tertutup rapat,


sebaiknya berisi pengering, di tempat
sejuk

Anda mungkin juga menyukai