Vagina dan
Rektal
Kelompok :
1. Anggi Windarwati
2. Rahwayanti
3. Irfan Rusdiyanto
4. Lailatulizzah
Bentuk Sediaan Rektal
– Keuntungan :
– Bisa memberikan efek lokal untuk pengobatan infeksi & pembengkakan, (wasir, proktitis)
– Membersihkan usus sebelum operasi.
– Memberikan absorpsi obat sistemik dalam situasi di mana absorpsi obat oral tidak dianjurkan.
( pasien yang tidak sadar, dalam perawatan intensif / pasca operasi )
antiemetik (misalnya proklorperazin)
analgesik (misalnya oxymorphone hydrochloride)
agen antiinflamasi (misalnya indometasin) alkaloid ergot.
– Pasien yang muntah
– Obat gastroirritan, misalnya (agen antiinflamasi nonsteroid) terutama pd penggunaan kronis
– obat yang rentan terhadap degradasi di lambung / obat yg di serap tidak menentu.
– Memberikan pengobatan local pada penyakit usus besar, ( Crohn, kolitis ulserativa )
– Kekurangan
– Penyerapan agen terapeutik lambat
– Adanya feses sangat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi obat.
– Diperlukan nasihat spesialis
– Pemberian agen terapeutik pada rektal dapat menyebabkan berkembangnya efek
samping lokal, khususnya proktitis.
– Pembuatan supositoria (industry) lebih sulit daripada bentuk sediaan lain
– Obat Rektal (Agen Terapeutik)
diserap di rectum memasuki vena
hemoroid. Vena Hemoroid Atas
memasuki vena portal mengalir ke
hati (terjadi metabolisme obat).
Sebaliknya, darah di vena hemoroid
tengah dan bawah memasuki
sirkulasi umum (melalui vena cava
inferior)
Faktor yang mempengaruhi penyerapan agen terapeutik (Rektal)
Lokasi agen sediaan / tempat penyerapan akan mempengaruhi nasib agen terapeutik di dalam aliran darah.
Koefisien partisi dan derajat ionisasi agen terapeutik
– produk rektal (lipofilik) jika agen terapeutik (lipofilik) pelepasan obat akan lambat dan kelarutan obat rendah
– obat hidrofilik (terdispersi) dalam basa lipofilik lebih disukai,
– volume cairan yang terbatas di rektum mempengaruhi laju dan luasnya disolusi obat , peningkatan muatan obat
tidak meningkatkan absorpsi obat.
Ukuran partikel zat aktif yang terdispersi
– Penurunan ukuran partikel dari agen terapeutik yang terdispersi akan mempengaruhi stabilitas fisik formulasi
Sifat fisikokimia dari basa formulasi
– formulasi tidak menyebabkan iritasi pada mukosa rektal BAB Obat akan dilepaskan
Sediaan Rektal (Suppositoria)
Basa yang larut dalam air dan dapat larut dalam air
Gliserol-basis gelatin (yang larut dalam cairan rektal);
basa yang dapat larut dalam air polietilen glikol (PEG)
1. Basa Berlemak (Berminyak)
Kelemahan
Kelemahan basa larut dlm air :
1. zat aktif permukaan; untuk meningkatkan sifat basah dari basis supo dgn cairan rektal. Terutama lipofilik /obat
lipofilik. Contoh : ester sorbitan dan ester asam lemak polioksietilen sorbitan.
2. agen untuk mengurangi higroskopisitas; agar stabilitas fisik dan kimiawi bentuk sediaan / zat terapeutik dapat
ditingkatkan. misalnya silikon dioksida koloid kemasan tahan lembab
3. agen untuk mengontrol titik leleh
lilin lebah (lilin putih atau kuning) setil ester lilin USPNF
asam stearat
alkohol atarik menjaga
aluminium mono- atau silikon dioksida koloid distearat penyimpanan
magnesium Stearate bentonit. Suhu tinggi
gliseril monostearat
miristil alkohol mengurangi titik leleh peleburan
polisorbat 80 dlm rektum
propilen glikol.
Pembuatan supositoria