,Apt
Suppositoria : sediaan padat dalam
berbagai bentuk dan ukuran yang terdiri
dari satu atau lebih obat dan diginakan
melalui rektal, vaginal dan uretra, yang
dapat melunak/melebur pada suhu tubuh.
Komponen suppo :
1. Obat
2. Basis
Inkompatibilitas suppo dipengaruhi sifat
bahan obat dan basisnya.
Keuntungan sediaan suppo :
1. Bagi pasien yang tidak bisa terima obat p.o
2. Menghindari rusaknya obat oleh sirkulasi portal
3. Sesuai tujuan pengobatan (lokal atau sistemik)
- Lokal : hanya bekerja pada daerah yang
dikehendaki
Ex. : Anusol suppo (wasir), Dulcolax suppo
(memperlancar BAB)
- Sistemik : ikut peredaran darah
Ex. : Primperan suppo (anti muntah)
Aminofilin suppo (anti asma)
Asetosal suppo (analgetika)
Diazepam suppo (anti kejang)
Kekurangan:
1. Kurang nyaman dalam pemakaian
2. Penyebaran tidak merata sehingga efek obat sulit
diprediksi
Ciri basis suppo yang ideal :
1. Stabil dalam penyimpanan dan penggunaan
2. Tidak toksik, tidak mengiritasi
3. Meleleh/melebur pada suhu tubuh
4. Dapat melepaskan obatnya setelah digunakan
5. Kompatibel dengan obatnya
Pertimbangan pemilihan basis :
1. Tujuan pemakaian
2. Rute administrasi/tempat pemberian obat
3. Kenyamanan pasien
4. Kompatibility dan stabilitas
Macam basis suppo :
1. Lemak (fatty bases/oil soluble bases)
Ex. : Cocoa butter (theobroma oil/oleum
cacao/lemak biji coklat)
2. Minyak nabati yang terhidrogenasi
Ex. : Trigliserida (palm/coconut oil)
3. Basis larut dalam air
Ex. : PEG
Gelatin-gliserin
4. Surfaktan
Ex. : Tween
Campuran Tween-PEG
Sifat : melunak pada suhu 30˚C, melebur pada suhu
34˚C
Kelebihan : hampir memenuhi sifat basis yang ideal
Kekurangan : terdiri dari dari gliserida asam lemak
tidak jenuh cukup banyak sehingga punya sifat
polimorfi
Polimorfi : punya bentuk kristal bermacam-macam
dengan sifat fisis yang berbeda-beda, terutama titik
leburnya
Pelepasan obat terjadi karena basis
meleleh/melebur pada suhu tubuh sehingga bahan
aktif obat terlepas, sehingga perlu diperhatikan titik
lebur/titik leleh basisnya
Empat metode yang digunakan dalam
pembuatan suppositoria adalah
• mencetak dengan tangan,,
• kompressi,
• mencetak tuang dan
• kompressi pada suatu pres tablet
regular
Mencetak dengan tangan
Yaitu dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah dicampur
homogen dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki. Mula-
mula basis diiris, kemudian diaduk dengan bahn-bahan aktif dengan
menggunakan lumping dan mortar, sampai diperoleh massa akhir yang
homogen dan mudah dibentuk. Kemudian massa digulung menjadi suatu
batang silinder dengan garis tengah dan panjang yang dikehendaki. Amilum
atau talk dapat mencegah pelekatan pada tangan. Batang silinder dipotong
dan salah satu ujungnya diruncingkan
Mencetak kompressi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin
menjadi suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan
berputar menekan suatu piston pada massa suppositoria
yang diisikan dalam sulinder, sehingga massa terdorong
kedalam cetakan.
Mesin Pencetak otomatis
Basis I
Polietilen glikol 1000 96%
Polietilen glikol 4000 4%
Basis II
Polietilen glikol 1000 75%
Polietilen glikol 4000 25%
Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya dibagi kedalam 3
kelompok yaitu :
Jawaban :
Diperlukan : 12 x 0,5 g = 6 g aminofillin
Berat suppositoria 12 x 3 g = 36 g.
Nilai tukar aminofilin adalah :
6 g x 0,86 = 5,16 g
Jadi lemak coklat yang diperlukan adalah:
36 g – 5,16 g = 30,84 g
Problema inkompatibilitas :
Menurunkan titik lebur ol. Cacao : bahan obat yang larut
dalam minyak (chlorathidrat, kamfer, kreosot, fenol, salol)
Pengatsan :
- ditambahkan wax (cera) sebanyak 4-6% dari bobot oleum
cacao
- ditambahkan cetaceum sebanyak 18-28% bobot ol. Cacao
Menaikkan titik lebur ol. Cacao : Ag Nitrat, Pb Asetat
Pengatasan : ditambah beberapa tetes Peanut oil (minya k
kacang)
Bahan yang tidak mau campur dengan basis ol. Cacao :
aqueous sol., ichtamol
Pengatasan :
- ditambah solven, saat penambahan ekstrak kental ditambah
alkohol dulu sampai mencair baru dicampur dengan basisnya
- penambahan ichtamol jangan pada keadaan panas (kalau
terlalu panas akan memisah)
Kosistensinya tergantung BM (BM tinggi/rantai panjang bentuknya
padat, BM rendah/rantai pendek bentuknya cair)
Perlu campuran berbagai PEG (padat dengan cair) agar
didapatkan basis yang baik
Pelepasan obat terjadi jika obat melarut dalam cairan rektal,
sehingga perlu memperhatikan BM nya karena BM mempengaruhi
kelarutan
Keuntiungan basis PEG :
- stabil dalam penyimpanan (tidak mudah tengik)
- tidak mudah terhidrolisa/terurai
- tidak mudah ditumbuhi mikroba/jamur
Kerugian :
- higroskopis (harus disimpan dalam wadah tertutup rapat)
- iritasi pada mukosa rektal (sebelum digunakan dicelupkan dulu
dalam air)
Problema inkompatibilitas :
Dengan obat yang dapat melunakkan/mencairkan :
asam salisilat, fenol, asam tannat
Bila dicampur dengan obat yang mengandung antibiotik
akan mengurangi aktivitas beberapa antibiotik :
penicillin, bacitracin
Mengurangi efektivitas preservative (bahan pengawet)
karena PEG dapat membentuk kompleks dengan
preservativenya:
Gol. Paraben (metil paraben/nipagin)
3/21/2019
31
R/ Acid boric
Zinc oxyd aa 2
Bals. Peruv 0,750
camphor 2
Ol. Cacao q.s
M f suppo dtd No IV
3/21/2019
32
R/ Salol 2
Ol. Cacao q.s
M f suppo dtd No VI
3/21/2019
33
R/ Iodoform 4
Phenol liq 0,36
Ol. Cacao q.s
M f suppo dtd No VI
3/21/2019
34