Anda di halaman 1dari 18

SUPPOSITORIA

TEKNOLOGI FARMASI
Akademi Farmasi Muhammadiyah Kuningan
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan
obat padat yang umumnya dimaksudkan
untuk dimasukkan kedalam rectum, vagina
(ovula) dan jarang digunakan untuk uretra.

Suppositoria terdiri dari


zat aktif (obat)
basis
Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal dibawah ini
Yaitu ;

Telah mencapai kesetimbangan kristalisasi, dimana sebagian


besar komponen mencair pada temperatur rectal 360 C , tetapi
basis dengan kisaran leleh yang lebih tinggi dapat digunakan
untuk campuran eutektikum, penambahan minyak-minyak,
balsam-balsam, serta suppositoria yang digunakan pada iklim
tropis.
Secara keseluruhan basis tidak toksik dan tidak mengiritasi
pada jaringan yang peka dan jaringan yang meradang.
Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal dibawah ini
Yaitu ;

Dapat bercampur dengan berbagai jenis obat.


Basis suppositoria tersebut tidak mempunyai bentuk
meta stabil.
Basis suppositoria tersebut menyusut secukupnya
pada pendinginan, sehingga dapat dilepaskan dari
cetakan tanpa menggunakan pelumas cetakan
Basis suppositoria tersebut tidak merangsang
Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal dibawah ini
Yaitu ;

Basis suppositoria tersebut bersifat membasahi dan


mengemulsi.
“Angka air “ yang tinggi maksudnya jumlah air
yang bias masuk kedalam basis tinggi.
Basis suppositoria tersebut stabil pada
penyimpanan, maksudnya warna, bau, dan pola
penglepasan obat tidak berubah.
Suppositoria dapat dibuat dengan mencetak dengan
tangan, mesin, kompressi atau ekstrusi.
Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal dibawah ini
Yaitu ;

Jika basis tersebut berlemak, basis suppositoria


memiliki persyaratan tambahan sebagai berikut :
“Angka asam” dibawah 0,2.
“Angka penyabunan” berkisar dari 200-245
“Angka iod” kurang dari 7.
Interval antara titik leleh dan titik memadat kecil
Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya dibagi
kedalam 3 kelompok yaitu :

Basis berminyak atau berlemak


Basis yang paling sering digunakan adalah lemak coklat karena basis ini tidak toksik,
lunak, tidak reaktif dan meleleh pada suhu tubuh. Akan tetapi lemak coklat memiliki
kelamahan yaitu mudah tengik, meleleh pada udara panas, menjadi cair bila dicampur
dengan obat-obat tertentu dan pemanasan yang lama, trisomerasi dengan titik leleh
yang lebih rendah.
Selain lemak coklat basis yang lain yaitu asam-asam lemak yang dihidrogenasi dengan
minyak nabati dan gliserin yang digabungkan dengan asam-asam lemak yang
mempunyai berat molekul tinggi contohnya gliseril monostearat.
Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya dibagi
kedalam 3 kelompok yaitu :

Basis larut dalam air atau bercampur dengan air

Basis memiliki supositoria yang sering digunakan yaitu suppositoria gliserin yang
berfungsi sebagai basis sekaligus bahan aktif, ada dua macam formula suppositoria
yang terkenal yaitu :

Suppositoria yang digunakan untuk katartik yaitu :


Gliserin 91 g
Natrium stearat 9g
Air murni 5 g

Formula ini merupakan formula resmi menurut USP XX, sedangkan formula
lainnya yang tidak resmi yaitu :
Obat dalam air murni 10 g
Gelatin 20 g
Gliserin 70 g
Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya dibagi
kedalam 3 kelompok yaitu :

Basis I
Polietilen glikol 1000 96%
Polietilen glikol 4000 4%

Basis II
Polietilen glikol 1000 75%
Polietilen glikol 4000 25%
Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya dibagi
kedalam 3 kelompok yaitu :

Basis yang merupakan campuran basis yang berlemak


dan yang bercampur dengan air
Basis ini umumnya berbentuk emulsi dengan tipe minyak dalam air, contohnya
yaitu Polioksil 40 steara. Bahan ini menyerupai lilin, putih, kecokloat-coklatan,
padat dan larut dalam air
Faktor penggantian dosis
• Jumlah basis yang diganti oleh bahan aktif dalam formulasi
suppositoria dapat dihitung, dengan menggunakan factor
pengganti dimana f dapat dihitung dengan persamaan berikut :

100( E  G )
F 1
(G )( X )

Keterangan : E = bobot basis suppositoria murni


G = bobot suppositoria dengan bahan aktif X%
Contoh perhitungan :
Berat suppositoria yang akan dibuat adalah 3 gr yang
mengandung aminofillin 0,5 g akan dibuat sebanyak 12
buah, hitunglah lemak coklat yang dibutuhkan.

Jawaban :
Diperlukan : 12 x 0,5 g = 6 g aminofillin
Berat suppositoria 12 x 3 g = 36 g.
Nilai tukar aminofilin adalah :
6 g x 0,86 = 5,16 g
Jadi lemak coklat yang diperlukan adalah:
36 g – 5,16 g = 30,84 g
Pembuatan Suppositoria

• Empat metode yang digunakan dalam


pembuatan suppositoria adalah
• mencetak dengan tangan,,
• kompressi,
• mencetak tuang dan
• kompressi pada suatu pres tablet regular
Mencetak dengan tangan
Yaitu dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah dicampur homogen dan
mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki. Mula-mula basis diiris,
kemudian diaduk dengan bahn-bahan aktif dengan menggunakan lumping dan mortar,
sampai diperoleh massa akhir yang homogen dan mudah dibentuk. Kemudian massa
digulung menjadi suatu batang silinder dengan garis tengah dan panjang yang
dikehendaki. Amilum atau talk dapat mencegah pelekatan pada tangan. Batang silinder
dipotong dan salah satu ujungnya diruncingkan
Mencetak kompressi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi
suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan berputar
menekan suatu piston pada massa suppositoria yang diisikan dalam
sulinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan.
Mesin Pencetak otomatis

Sama proses diatas tetapi menggunakan mesin


secara otomatis melakukan semuanya.
Mencetak tuang
Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya
diatas penangas air atau penangas uap untuk
menghindari pemanasan setempat yang
berlabihan, kemudian bahan-bahan aktif
diemulsikan atau disuspensikan kedalamnya.
Akhirnya massa dituang kedalam cetakan logam
yang telah didinginkan, yang umumnya dilapisi
krom atau nikel

Anda mungkin juga menyukai