0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa bahan dasar yang umum digunakan untuk membuat suppositoria seperti lemak coklat, polietilen glikol, gelatin, dan campuran tween-gliserin laurat. Bahan dasar suppositoria harus memenuhi kriteria seperti padat pada suhu ruangan tetapi melunak di suhu tubuh, tidak beracun, dapat mencampur dengan berbagai obat, dan stabil selama penyimpanan.
Dokumen tersebut membahas beberapa bahan dasar yang umum digunakan untuk membuat suppositoria seperti lemak coklat, polietilen glikol, gelatin, dan campuran tween-gliserin laurat. Bahan dasar suppositoria harus memenuhi kriteria seperti padat pada suhu ruangan tetapi melunak di suhu tubuh, tidak beracun, dapat mencampur dengan berbagai obat, dan stabil selama penyimpanan.
Dokumen tersebut membahas beberapa bahan dasar yang umum digunakan untuk membuat suppositoria seperti lemak coklat, polietilen glikol, gelatin, dan campuran tween-gliserin laurat. Bahan dasar suppositoria harus memenuhi kriteria seperti padat pada suhu ruangan tetapi melunak di suhu tubuh, tidak beracun, dapat mencampur dengan berbagai obat, dan stabil selama penyimpanan.
Komponen suppositoria terdiri atas zat utama (bahan obat berkhasiat ) dan bahan dasar suppositoria. Bahan dasar suppositoria diantaranya oleum cacao (lemak coklat), gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol (PEG) berbagai bobot molekul, dan ester asam lemak PEG. Bahan dasar lain yang dapat digunakan untuk membentuk suppositoria adalah surfaktan non-ionik, misalnya ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearate. Bahan dasar suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut : 1. Padat pada suhu kamar sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tetapi akan melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh. 2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi 3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat 4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau, dan pemisahan obat 5. Kadar air cukup 6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium, dan bilangan penyabunan harus jelas. Bahan dasar suppositoria dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Bahan dasar berlemak, misalnya oleum cacao. 2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air, misalnya gliserin-gelatin dan polietilen glikol (PEG) 3. Bahan dasar lain, misalnya campuran tween 61 85% dengan gliserin laurat 15% yang merupakan pembentuk emulsi A/M.
Suppositoria Dengan Bahan Dasar Lemak Coklat (Oleum Cacao)
Lemak coklat merupakan trigliserida dari asam oleat, asam stearate, dan asam palmitate, berwarna putih kekuningan, padat, berbau seperti coklat, serta melelh pada suhu 31o – 34oC. Karena mudah tengik, lemak coklat sebaiknya disimpan dalam wadah atau tempat sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya. Lemak coklat dapat membentuk polimorfisme dari bentuk kristalnya dengan pemanasan tinggi. Diatas titik leburnya, lemak coklat akan melelh sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti Kristal stabil yang berguna untuk membentuk kristalnya kembali. Bentuk-bentuk Kristal oleumcacao diantaranya : 1. Bentuk α (alfa) : terjadi apabila lelehan lemak coklat didinginkan dengan segera pada suhu 0 oC dan bentuk ini memiliki titik lebur 24 oC (dalam literature lain disebutkan 22 oC) 2. Bentuk β (beta) : terjadi apabila lelehan lemak coklat diaduk-aduk pada suhu 18 o C - 23 oC dan bentuk ini memiliki titik lebur 28 oC - 31 oC 3. Bentuk β stabil (beta stabil) : terjadi akibat perubahan secara perlahan-lahan bentuk disertai kontraksi volume dan bentuk ini mempunyai titik lebur 34 0-350C (dalam literature lain disebutkan 34,50C) 4. Bentuk γ (gamma) ; terjadi akibat pendinginan lelehan lemak coklat yang sudah dingin (200C) dan bentuk ini mempunyai titik lebur 180C Untuk menghindari bentuk-bentuk Kristal yang tidak stabil, perlu dilakukan cara berikut : 1. Lemak cokelat tidak dilelehkan seluruhnya, cukup 2/3 bagian yang dilelehkaan 2. Penambahan sejumlah kecil bentuk Kristal stabi ke dalam lelehan oleum cacao untuk mempercepat perubahan bentuk tidak stabil menjadi bentuk stabil 3. Pembekuan lelehan selama beberapa jam atau beberapa hari. Supositoria dengan bahan dasar lemak cokelat, dapat dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang dihasluskan ke dalam minyak lemak padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan dibuat dalam bentuk yang sesuai. Selain itu, supositoria ini juga dapat dibuat dengan cara meleburkan minyak lemak dengan obat, kemudian dibiarkan hingga dingin di dalam cetakan. Supositoria berbahan dasar lemak cokelat harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada suhu dibawah 300C Pemakaian air sebagai pelarut obat dengan bahan dasar lemak cokelat sebaiknya dihindari karena : 1. Menyebabkan reaksi antara obat-obat dalam supositoria 2. Mepercepat pembentukan aroma tengik lemak cokelat 3. Apabila airnya menguap, obat akan mengkristal kembali dan dapat keluar dari sipositoria Kekurangan lemak cokelat sebagai bahan dasar supositoria diantaranya : 1. Meleleh pada udara yang panas 2. Dapat menjadi tengik pada penyimpanan yang lama 3. Titik leburnya dapat turun atau naik apabila ditambahkan bahan tertentu 4. Adanya sifat polimorfisme 5. Sering bocor (keluar dari rectum karena mencair) selama pemakaian 6. Tidak dapat mencampur dengan secret/cairan tubuh Karena kekurangan lemak cokelat tersebut, beberapa bahan dapat menjadi pengganti lemak cokelatt, yaitu : 1. Campuran asam oleat dengan asam stearate dalam perbandingan yang dapat diatur 2. Campuran setil alkohol dengan oleum amygdalarum dalam perbandingan 17 : 83 3. Oleum cacao sintesis, misalnya coa buta dan supositol.
Supositoria Dengan Bahan Dasar Polietilen Glikol (PEG)
Polietilenglikol mempunyai titik lebur 350-630C, tidak meleleh pada suhu tubuh, tetapi larut dalam cairan sekresi tubuh. Formula yang dipakai adalah : 1. Bahan dasar tidak berair : PEG 4000 4% (25%) dan PEG 1000 96% (75%) 2. Bahan dasar berair : PEG 1540 30%, PEG 6000 50%, dan air + obat 20% Keuntungan penggunaan polietilenglikol sebagai bahan dasar diantaranya : 1. Tidak mengiritasi/merangsang 2. Dapat disimpan di luar leari es 3. Tidak ada kendala terkait titik leburnya jika dibandingkan dengan lemak cokelat 4. Tetap kontak dengan lapisan mukosa karena tidak meleleh pada suhu tubuh Kekurangan supositoria polietilenglikol adalah : 1. Menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan sehingga terjadi rasa yang menyengat. Hal ini dapat diatasi dengan cara mencelupkan supositoria ke dala air sebelu digunakan. Pada etiket supositoria, harus tertera petunjuk “basahi dengan air sebelum digunakan” 2. Dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan obat. PEG cocok digunakan untuk obat antiseptic. Jika diharapkan bekerja secara sistemik, lebih baik menggunakan bentuk ionic daripada non-ionik agar diperoleh ketersediaan hayati yang maksimum. Meskipun bahan non-ionik dapat dilepaskan dari bahan dasar yang dapat bercampur dengan air, seperti gelatin tergliserinasi atau PEG, tetapi cenderung larut sangat lambat sehingga dapat menghambat pelepasan obat. Pembuatan supositoria dengan PEG dilakukan dengan melelhkan bahan dasar, kemudian dituangkan ke dalam cetakan seperti pembuatan supositoria dengan bahan dasar lemak cokelat. Supositoria Dengan Bahan Dasar Gelatin Supositoria dengan bahan dasar gelatin dapat digunakan sebagai bahan dasar supositoria vaginal. Gelatin tidak melebur dalam suhu tubuh, tetapi melarut dalam cairan sekresi tubuh. Pada pembuatan supositoria ini, diperlukan penambahan pengawet (nipagin) karena bahan dasar ini merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Supositoria berbasis gelatin harus disimpan ditempat yang dingin. Gelatin juga dapat digunakan untuk pembuatan supositoria uretral dengan formula : gelatin (20%), gliserin (60%), dan aqua yang mengandung obat (20%). Keuntungan supositoria berbasis gelatin adalah dapat menimbulkan efek cukup lama, lebih lambat melunak , dan lebih mudak bercampur dengan cairan tubuh jika dibandingkan dengan lemak cokelat. Kekurangan supositoria berbasis gelatin adalah cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang higroskopik yang dapat menyebabkan dehidrasi/iritasi jaringan. Selain itu, supositoria ini juga memerlukan bahan pengemas dan tempat penyimpanan yang sesuai untuk melindunginya dari udara lembap supaya terjaga bentuknya dan konsistensinya. Dalam Farmakope Belanda, terdapat formula supositoria dengan bahan dasar gelatin, yaitu : 1. Panaskan 2 bagian gelatin dengan 4 bagian air dan 5 bagian gliserin hingga diperoleh massa yang homogeny. 2. Tambahkan air panas hingga diperoleh 11 bagian. Biarkan massa cukup dingin dan tuangkan dalam cetakan hingga diperoleh supositoria dengan berat 4 gram. 3. Obat yang ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan sedikit air atau gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada massa yang sudah dingin.
Supositoria Dengan Bahan Dasar Lainnya
Bahan dasar lain yang dapat digunakan untuk membuat supsotoria dapat bersifat seperti lemak yang larut dalam air atau bercampur dengan air, beberapa diantaranya membentuk emulsi tipe A/M. Formulasinya adalah tween 61 85% dan gliserin laurat 15%. Bahan dasar ini dapat menahan air atau larutan berair. Berat supositoria berbasis bahan ini adalah 2,5 g.