Anda di halaman 1dari 14

Analisis

Farmasi 2
MONOGRAFI SEDIAAN
SUPPOSITORIA

Dosen : Erwi Putri Setyaningsih, M.Si., Apt


KELOMPOK 5

Santa Monika 15330069 Indri Herdiani P 18330081


Zufar Firza M 17330090 Indah Rosalia 18330085
Aufa Fatma 18330011 Dwi Arum W 18330099
Lidya Novri S 18330033 Ariana Rum 18330726
Faris Akbar G 18330074
SUPPOSITORIA

Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi III :


supositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk torpedo, dapat
melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh.
Bahan dasar harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Sebagai bahan dasar digunakan
lemak coklat, polietilenglikol berbobot molekul tinggi, lemak atau bahan lainnya yang cocok. Kecuali
dinyatakan lain digunakan lemak coklat.
Bobot kecuali dinyatakan lain, bobot supositoria dengan dasar lemak coklat untuk orang dewasa 3g
dan untuk anak 2g.
Penyimpan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk.
SUPPOSITORIA

Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV Jilid 1:


Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal,
vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat
bertindak sebagai pelindung jaringan setempat sebagai pembawa zat terapeutik yang bersifat lokal
atau sistemik.
Bahan dasar supositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak
nabati terhidrogenasi, campurana polietilenglikol berbagai bobot molekul dan ester asam lemak
polietilenglikol.
Bahan dasar supositoria yang digunakan sangat berpengaruh pada pelepasam zat terapetik. Lemak
coklat cepat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan dengan cairan tubuh, oleh karna itu
menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada tempat yang diobati.
SUPPOSITORIA

Polietilenglikol adalah bahan dasar yang sesuai untuk beberapa antiseptik. Jika diharapkan bekerja
secara sistemik, lebih baik menggunakan bentuk ionik daripada non ionik, agar diperoleh ketersediaan
hayati yang maksimum. Meskipun obat bentuk non ionik dapat dilepas dari bahan dasar yang dapat
bercampur dengan air, seperti gelatin tergliserinasi dan plietilenglikol, bahan dasar ini cenderung
sangat lambat larut sehingga menghambat pengelepasan.
Bahan pembawa berminyak seperti lemak coklat jarang digunakan dalam sediaan vagina karena
membentuk residu yang tidak dapat diserap, sedangkan gelatin tergliserinasi jarang digunakan melalui
rektal karena disolusinya lambat. Lemak coklat dan penggantinya (lemak keras) lebih baik untuk
menghilangkan iritasi, seperti pada sediaan hemoroi internal.
SUPPOSITORIA
Pengganti Dengan bahan dasar
lemak coklat polietilenglikol

Kempa atau sisipan


Lemak coklat

Gelatin tergliserinasi Dengan bahan dasar


surfaktan
Supositoria rektal untuk dewasa berbentuk lonjong
pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot
lebih kurang 2g.
Supositoria lemak coklat
Supositoria vaginal umumnya berbentuk bulat atau
bulat telur dan berbobot lebih kurang 5g, dibuat dari
zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat
bercampur dalam air, seperti polietilenglikol atau
gelatin tergliserinasi.
Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat harus
disimpa dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada
suhu dibawah 30 derajat (suhu kamar terkendali).
Pengganti lemak coklat

Supositoria dengan bahan dasa jenis lemak dapat dibuat dari berbagai minyak nabati, seperti minyak
kelapa atau minyak kelapa sawit yang dimodifikasi dengan esterifikasi, hidrogenasi dan fraksonasi
dengan esterifikasi, hidrogenasi dan fraksionasi hingga diperoleh berbagai komposisi dan suhu lebur
(misalnya : minyak nabati terhidrogenasi dan lemak padat). Produk ini dapat dirancang sedemikian
hinggad apat mengurangi terjadinya ketengikan. Selain itu sifat yang diinginkan seperti interval yang
sempit antara suhu melebur dan suhu memadat dan jarak lebur juga dapat dirancang untuk
penyesuaian berbagai formulasi dan keadaan iklim.
Supositoria gelatin tergliserinasi

Bahan obat dapat dicampurkan kedalam bahan


dasar gelatin tergliserinasi dengan menambahkan
sejumlah tertentu kepada bahan pembawa yang
terdiri dari lebih kurang 70 bagian gliserin, 20
bagian gelatin dan 10 bagian air.
Supositoria ini harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 35
derajat.
Supositoria dengan bahand asar polietilenglikol

Beberapa kombinasi polietilenglikol mempunyai suhu lebur tinggi dari suhu badan telah digunakan
sebagai bahan dasar supositoria. Karena pelepasam dari bahan dasar lebih ditentukan oleh disolusi
dari pada pelelehan, maka masalah dalam pembuatan da penyimpanan jauh lebih sedikit dibanding
masalah yang disebabkan oleh jenis pembawa yang melebur. Tetapi polietiolenglikol dengan kadar
tinggi dan bobot molekul lebih tinggi dapat emperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat
pelepasan. Pada etiket supositoria polietilenglikol harus tertera petunjuk “basahi dengan air sebelum
digunakan”. Meskipun dapat disimpan tanpa pendinginan, supositoria ini harus dikemas dalam wadah
tertutup rapat.
Supositoria dengan bahan dasar
surfaktan

Beberapa surfaktan non-ionik dengan sifat kimia mendekati polietilenglikol dapat digunakan sebagai
bahan pembawa supositoria/ contoh surfaktan ini adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan
polioksitilen stearat. Surfaktar ini dapat digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan
supositoria lain untuk memperoleh rentang suhu lebur yang lebar dan konsistensi. Salah satu
keuntungan utama pembawa ini adalah dapat terdispersi dalam air. Tetapi harus hati-hati dalam
penggunaan surfaktan karena dapat meningkatkan kecepatan absorbsi obat atau dapat berinteraksi
dengan molekul obat yang menyebabkan penurunan aktivitas terapeetik.
Supositoria kempa tau supositoria
sisipan

Supositoria vaginal dapat dibuat dengan cara mengempa


serbuk menjadi bentuk yang sesuai. Dapat juga dengan
cara pengkapsulan dalam elatin lunak.
Daftar pustaka

Farmakope Indonesia Edisi III

Farmakope Indonesia Edisi IV Jilid I


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai