Anda di halaman 1dari 18

Metode

Spektrofluorosensi
Base on journal
“ANALISIS URANIUM DALAM LIMBAH CAIR
SECARA SPEKTROFLUORIMETRI”
Kelompok 2
Analisis Farmasi 2 kelas A

1. Sri Ningrum Sari 18330006


2. Fathya Arrinda Utami 18330020
3. Clara Aurelia Putri 18330020
4. Rifki Maulana Hifna 18330025
5. Siti Nur Azijah 18330028
6. Aprillia Puteri 18330029
7. Wiji Novieyanti 18330046
8. Astri Aulia Azzahra 18330055
9. Anggita Suci R 18330056
Table of Contents

01 Pendahuluan 03 Teori pada Jurnal

02 Instrumentasi
Spektrofluorosensi 04 Pembahasan Jurnal
Pendahuluan
• Definisi Spektrofluorosensi
Spektro fluoresensi merupakan suatu prosedur yang menggunakan pengukuran intensitas cahaya fluoresensi
yang dipancarkan oleh zat uji dibandingkan dengan yang dipancarkan oleh suatu baku tertentu. Biasanya
mempunyai intensitas maksimum pada panjang gelombang yang biasanya 20 nm hingga 30 nm lebih panjang
dari panjang gelombang radiasi eksitasi

• Definisi Fluorosensi
Fluoresensi adalah proses pemancaran radiasi cahaya oleh suatu materi setelah tereksitasi oleh berkas cahaya
berenergi tinggi. Emisi cahaya terjadi karena proses absorbsi cahaya oleh atom yang mengakibatkan keadaan
atom tereksitasi
lanjutan

• Eksitasi adalah penambahan sejumlah diskrit energi (energi eksitasi) sebagai sistem seperti
atom atau molekul, inti atom sehingga dapat menghasilkan perubahan, umumnya dari
kondisi energi paling terendah (di keadaan dasar) pada salah satu energi yang lebih tinggi,
(keadaan tereksitasi)

• Proses fluoresensi dan fosforesensi


proses perpindahan tingkat energi dari keadaan atom tereksitasi (S1 atau S2) menuju ke keadaan
stabil (ground states). Proses fluoresensi berlangsung kurang lebih 1 nano detik sedangkan
proses fosforesensi berlangung lebih lama, sekitar 1 sampai dengan 1000 mili detik
lanjutan

proses fluoresensi dan fosforesensi terjadi Ketika suatu atom atau molekul mengabsorbsi
energi cahaya sebesar hνA maka elektron-elektron pada kondisi dasar (ground sate) S0
akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi ke tinggat S1 atau S2. kemudian
Atom akan mengalami konversi internal atau relaksasi pada kondisi S1 dalam waktu
yang sangat singkat sekitar 10-1 ns lalu atom tersebut akan melepaskan sejumlah energi
sebesar hνf yang berupa cahaya karenanya energi atom semakin lama semakin
berkurang dan akan kembali menuju ke tingkat energi dasar S0 untuk mencapai
keadaan suhu yang setimbang (thermally equilibrium).
lanjutan

• Perbedaan fluoresensi dengan spektrofotometri :


 Kepekaan analisis pada spektrofluorimetri dapat dipertinggi dengan menaikkan intensitas sumber
cahaya
 Analisis spektrofluorimetri lebih selektif dan lebih sensitif

• Kelebihan fluorometer dan fosforimeter dalam analisis kuantitatif:


 Metode ini selektif dan tidak terjadi interferensi spektral.
 Metode ini sensitif

• Beberapa kesalahan sering terjadi pada fluorometer dan fosforimeter:


 Efisiensi kuantum proses pendar-cahaya harus sama dengan reprodusibel
 Atom-atom berat dan jenis-jenis paramagnetik berpengaruh terhadap ISC (Radiasi Emisi persilangan
antar system )
 Penyilangan antarsistem dan efisiensi kuantum terutama pada fluorometer seperti sifat paramagnetik
O2 dapat menyebabkan quenching. Quencing yaitu energi yang seharusnya dilepas sebagai sinar
fluorosensi terserap oleh molekul lain yang menyebabkan berkurangnya intensitas fluorosensi
 Suatu pergeseran atau perubahan intensitas sumber cahaya dan posisi sel dapat menyebabkan kesalahan
pengukuran,
Instrumentasi Spektrofluorosensi
Pengukuran intensitas fluoresensi dapat dilakukan dengan suatu fluorometer
filter sederhana (filter fluorometer) sampai ke yang sangat kompleks yaitu
spektrofotometer.

Berikut merupakan diagram optik atau gambaran cara kerja spektrofluoresensi


Instrumen spektrofluoresensi terdiri dari :
● Sumber energi eksitasi , seperti lampu merkuri stabil dan
memancarkan energi terutama pada panjang gelombang
diskret., lampu xenon, lampu tungsen. Biasanya yang
digunakan untuk spektrofluoresensi adalah lampu xenon krna
bertekanan tinggi dan merupakan sebuah sumber 20 dengan
intensitas tinggi yang menghasilkan energi kontinyu dengan
intensitas tinggi dari ultraviolet sampai inframerah.
● Kuvet untuk sample
● Detektor. Biasa digunakan adalah ‘fotomultiplier tube’ atau
‘thermocouple’ dan diletakan pada sudut 90 derajat karena
dapat memungkinkan radiasi eksitasi menembus spesimen uji
tanpa mengkontaminasi sinyal luaran yang diterima
● Monokromator
● Reader
Cara kerja instrumen spektrofluoresensi :
● larutan zat disinari dengan sinar yang panjang gelombangnya di sekitar panjang
gelombang penyerapan maksimum yang berasal dari lampu raksa atau lampu pijar
yang telah disekat dengan filter
● Intensitas fluoresensi diukur atau dibandingkan dengan intensitas larutan baku
● Sinar fluoresensi dibebaskan dari sinar hamburan dengan melewatkan sinar melalui
filter atau monokromator.
● Cara pengukuran pada daranya sama dengan cara spektrofotometri.
Teori pada jurnal
“ANALISIS URANIUM DALAM LIMBAH CAIR SECARA
SPEKTROFLUORIMETRI”

• Limbah uranium merupakan limbah cair radioaktif, biasanya dihasilkan dari olah
ulang bahan bakar nuklir

• Didalam jurnal diketahui bahwa Uranium yang terkandung dalam limbah cair ini
relatif sangat rendah oleh karena itu untuk menganalisisnya dibutuhkan suatu
metoda analisis yang mempunyai batas pengukuran yang rendah dan ketepatan
pengukuran yang tinggi, oleh karena itu digunakan spektrofluoresensi

• Analisis secara fluorimetri sering digunakan untuk penentuan uranium berkadar


rendah.
Pembahasan Jurnal
“ANALISIS URANIUM DALAM LIMBAH CAIR SECARA
SPEKTROFLUORIMETRI”

• Bahan yang digunakan :


bahan standar menggunakan larutan uranium spex., TBP kerosin 30% sebagai ekstraktan
dalam pengambilan uranium dalam limbah, asam fosfat merupakan bahan pengompleks
uranium dan sebagai pelarut digunakan air bebas mineral

• Alat yang digunakan :


peralatan gelas labu ukur, pipet gondok, corong pemisah dan pemanas listrik, dan untuk
pengukuran digunakan spektrofluorimeter merk: Perkin Elmer.
Cara kerja :
• Penentuan panjang gelombang fluoresen dari uranium fosfat :
• Larutan standar uranium 5 ppm dibuat dalam labu ukur 5ml, dengan menggunakan menambahkan
asam fosfat 5% sebagai pelarut
• Intensitas fluoresensi larutan standar uranium tersebut diukur dengan menyapu panjang gelombang
emisi dari 400 nm sampai dengan 600 nm pada panjang gelombang eksitasi 258 nm, sehingga didapat
panjang gelombang maksimum.
• Penentuan batas pengukuran alat luminesen
• Larutan standar uranium dibuat dalam labu ukur 5 ml dengan kosentrasi masing-masing 0 ppb; 100
ppb; 300 ppb; 500 ppb; 1 ppm; 3 ppm; 5 ppm; 7ppm; 10 ppm dan sebagai pelarutnya masingmasing
larutan ditambahi dengan asam fosfat 5 % hingga tanda batas.
• Intensitas fluorisensi dari masing-masing larutan diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 494
nm.
• Penentuan intensitas larutan sampel dengan cara ekstraksi
• Persiapan larutan sampel.
• Persiapan larutan standar. Larutan standar uranium dibuat dalam labu ukur 5 ml, dengan
konsentrasi masing-masing 1 ppm; 3 ppm; 5 ppm, sebagai pelarut digunakan dengan asam fosfat
5% tanda batas lalu larutan diukur pada panjang gelombang 494 nm.
• Penentuan intensitas larutan sampel dengan cara adisi
• 5 ml larutan sampel ke dalam 5 buah labu ukur 10 ml, ditambahkan ke dalam labu ukur masing-
masing larutan uranium standar dengan konsentrasi 0 ppm; 0,3 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 3 ppm,
diencerkan dengan asam fosfat 5 % hingga tanda batas. Lalu diukur pada panjang gelombang 494
nm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Dilihat pada gambar 1 Sinar fluoresen dari uranium fosfat
berdasarkan puncak fluoresen yang diperoleh maka pengukuran
selanjutnya didasarkan pada penentuan intensitas pada panjang
gelombang 494 nm
• pengukuran uranium dengan metode ini akan memberikan hasil
yang akurat bila konsentrasi uranium dalam cuplikan antara 0,01
ppm - 5 ppm. Dilihat pada gambar 2 menghasilkan hasil yg linier
meskipun pada 5ppm mengalami penurunan
Kesimpulan
Spektro fluoresensi merupakan suatu prosedur yang menggunakan pengukuran
intensitas cahaya fluoresensi yang dipancarkan oleh zat uji dibandingkan dengan
yang dipancarkan oleh suatu baku tertentu.

Proses fluoresensi dan fosforesensi merupakan proses perpindahan tingkat energi


dari keadaan atom tereksitasi (S1 atau S2) menuju ke keadaan stabil (ground
states).

Instrumen spektrofluoresensi memiliki bagian sebagai berikut :


1. Sumber energi eksitasi
2. Kuvet untuk sample
3. Detektor
4. Monokromator
5. Reader
Dari Dari percobaan pada jurnal menunjukan bahwa penentuan uranium
menggunakan fluorimeter mempunyai batas pengukuran 0,01-5 ppm dengngan
panjang gelombang 494nm
Daftar Pustaka
Noviarty dan Yusuf. 2000. Analisis Uranium Dalam Limbah
Cair Secara Spektrofluorimetri. Jakarta : Pusat
Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir dan Daur
Ulang

2007. Modul Kuliah Spektroskopi. Yogyakarta : Universitas


Sanata Dharma

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik


Secara Spektroskopi. Padang : Universitas Andalas
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai