Nim : Q1B115034
Kelas : THP B
2018
Metode Fluorometri
fotoluminesen). Pada metode ini yang diukur adalah intensitas fluoresensi yang
terjadi pada panjang gelombang tertentu setelah analit tereksitasi pada panjang
yang ditransmisikan. Molekul akan kehilangan sebagian energi pada saat kembali
ke tingkat dasar disebabkan oleh adanya tumbukan antar sesama molekul analit
atau dengan molekul pelarut dan energi yang dilepas berupa cahaya (de-eksitasi).
3. Pengaruh suhu
Bila suhu makin tinggi maka efisiensi kuantum fluoresensi makin
berkurang. Hal ini disebabkan pada suhu yang lebih tinggi, tabrakan-tabrakan
antar molekul atau tabrakan molekul dengan pelarut menjadi lebih sering, yang
4. Pengaruh pelarut
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pengaruh pelarut pada
fluoresensi, yaitu:
b. Jika pelarut mengandung logam berat (Br, I atau senyawa lain), maka interaksi
antara gerakan spin dengan gerakan orbital elektron-elektron ikatan lebih banyak
terjadi dan hal tersebut dapat memperbesar laju lintasan antara sistem atau
5. Pengaruh ph
tak terionisasi. Sifat fluorosensi dari kedua bentuk itu berbeda. Sebagai contoh,
fenol dalam suasana asam akan berada dalam bentuk molekul utuh dengan
panjang gelombang antara 285-365 nm dan nilai ε = 18 M-1 cm-1 , sementara jika
dalam suasana basa maka fenol akan terionisasi membentuk ion fenolat yang
molekul yang bersifat seperti ini dapat mempengaruhi dan mempermudah lintasan
intensitas berkurang. Salah satu proses pemadaman sendiri dapat ditulis sebagai
berikut:
pengenalan senyawa.
- Analisa kuantitatif : Pengukuran dapat dilakukan pada kadar yang sangat rendah
vitamin E. Bila panjang gelombang emisi dan eksitasi telah dipilih, makandapat
kadarnya terlalu tinggi, larutan tersebut tidak linier lagi karena akan menyerap
- Uji enzim dan analisa kinetika, Enzim hidrolase dapat dengan mudah diukur
melalui kecepatan munculnya senyawa yang berflurosensi pada 450 nm. Reaksi
NAD+ dan NADP+ , Enzim dapat dilihat dalam keadaan aslinya (invitro),
molekul berubah oleh gerak maupun arah gerak (polaritas) lingkungannya, maka
sinar yang berfluoresensi. Fluoresensi adalah gejala dari suatu molekul setelah
radiasi cahaya, melepas kembali radiasi tadi dengan panjang gelombang yang
lebih panjang. Fluroresensi akan nampak jelas apabila penyerapan sinar pada
Kebanyakan bahan organik ada dalam keadaan dasar (S0 V0), pada suhu
organik ke tingkat yang lebih tinggi (S1 V1 dan seterusnya) dalamwaktu kurang
dari 10-15 detik. Setelah penyerapan, tenaga berkurang karena benturan (sebagai
panas) menyebabkan tenaga pada molekul yang terangsang turun lagi dengan
cepat pada getaran terendah dalam keadaan masih terstimulus (S1 V0). Tenaga
yang dilepaskan dari molekul yang kembali ke tingkat dasar dalam waktu cepat,
kurang dari 10-8 detik akan meningkat intensitas fluoresensi, sebagai petunjuk
daerah gelombang ultra violet dan nampak, hanya beberapa saja yang
berfluoresensi.
senyawa aromatis yang berisi electron tertentu yang tidak ditempat normalnya
akan berfluoresensi.
Radiasi yang dilepaskan dapat berkisar pada beberapa panjang gelombang,
Spectrum fluoresensi hanya dapat memberikan informasi pada saat kurang dari
10-8 detik.
dari 30oC menjadi 20oC, maka diperlukan pengatur suhu agar pengukuran dapat
lebih tepat.
Sumber spectrum yang kontinyu misalnya dari jenis lampu merkuri atau
tertentu. Monokromator kedua (M2) yang pada iradiasi konstan dapat dipakai
fotosel yang sangat peka misalnya fotomultiplier merah untuk panjang gelombang
lebih besar dari pada 500 nm. Amplifier untuk mengandakan radiasi dan
meneruskan ke pembacaan.
larutan yang pekat. Absorpsi prafilter mengurangi radiasi yang sampai pada
sampel yang terjauh dari sumber sinar dan pasca filter terjadi karena pengurangan
radiasi fluoresensi yang lepas dari kuvet. Selain penyinaran dengan arah 90oC
dapat dilakukan front-face illumination dengan arah 45o sehingga efek filtrasi
Kepekaan fluorimetri dapat diatur dengan penguatan aliran listrik yang terbentuk
pilihan yang lebih luas karena geseran Stokes dan adanya dua monokhromator
yang dapat dipakai, atau untuk spectrum yang mengenai sampel dan yang lain
untuk spectrum fluroresensi yang timbul. Untuk fluorimetri tidak diperlukan kuvet
Kelemahan Spektrofluorimetri
pegangan senyawa apa yang akan berfluoresensi. Masalah lain dalam fluorimetri
sinar fluoresensi terserap oleh molekul lain. Atau sebaliknya bahan-bahan diluar
sampel seperti bahan pencuci (detergent), minyak pelumas, kertas saring atau
berfluoresensi.
Misalnya pengukuran kadar vitamin E. Bila panjang gelombang emisi dan eksitasi
senyawa. Hubungan tersebut berupa garis lurus (linier) pada konsentrasi sangat
rendah. Apabila kadarnya terlalu tinggi, larutan tersebut tidak linier lagi karena
Uji enzim dan analisa kinetika, Enzim hidrolase dapat dengan mudah
diukur melalui kecepatan munculnya senyawa yang berflurosensi pada 450 nm.
Reaksi NAD+ dan NADP+ , Enzim dapat dilihat dalam keadaan aslinya (invitro),
berubah oleh gerak maupun arah gerak (polaritas) lingkungannya, maka deteksi
Metode ELISA
untuk penggunaan reagen ujinya. Sekarang ELISA telah diterapkan secara luas
dalam deteksi berbagai antibodi dan antigen seperti hormon, toksin, dan virus.
teknisi yang terampil serta alat yang mahal untuk menjalankan tesnya,
pencuci,d an pipet tersedia baik manual maupun otomatis. Satu dari faktor-
faktor utama yang mempengaruhi seleksi alat adalah jumlah dan tipe sampel
yang dijalankan.
450 nm).
2. Pipet.
2. Sistem pencuci:
1. dapat manual yang mencuci atau membersihkan satu baris (row) atau kolom
sekali waktu atau dapat semi-otomatis yang akan mencuci satu strip atau plat
Stop solution)
Prinsip:
antibodi terdiri dari antibodi atau antigen yang cocok dengan yang dicari, yang
kemudian dibentuk dalam fase solid, seperti permukaan plastik dari plat polivinil
atau tube polistirene, di dalamnya sumuran yang dalam dari microdilution (cairan
sejumlah mikro) atau di bagian luar dari plastik sferis atau bead (mirip seperti
kelereng kecil) yang terbuat dari logam. Sistem tersebut dinamakan Solid Phase
Immonusrbent Assay.
2. Substrat spesifik:
1. Direct ELISA
2. Indirect ELISA
2. Competitive ELISA
tentang identitas kimia dari analat dalam suatu sample. Sedangkan analisa
kuantitaif untuk mengetahui jumlah dan konsentrasi analat tersebut dalam sample
(Riyadi, 2009).
Teknik HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair- cair yang dapat
kuantitatif dengan teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area
puncak analit dalam kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan
bila hanya melibatkan satu standar, oleh karena itu maka perbandingan dilakukan
untuk proses menghilangkan gas atau udara yang ada dalam pelarut
resolusi kromatografi.
Saat ini, HPLC atau KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima
secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel
dan industri- industri makanan. Kegunaan umum HPLC adalah untuk: pemisahan
(volatile); penentuan molekul- molekul netral, ionic, maupun zwitter ion; isolasi
dalam jumlah yang banyak, dan dalam skala proses industry, HPLC merupakan
metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif
kromatografi adsorbsi dan banyak digunakan dalam industi farmasi dan pestisida.
Keterangan :
1. Fase gerak
2. Fase diam
3. Kolom
4. Detektor
5. Rekorder
HPLC sering digunakan antara lain untuk menetapkan kadar senyawa aktif
pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau produk- produk degradasi
dalam sediaan farmasi. Keterbatasan metode HPLC ini adalah untuk identifikasi
Keterbatasan lainnya adalah sampel sangat kompleks maka resolusi yang baik
kromofor yang dimilikinya mnyebabkan senyawa ini dapat menyerap sinar UV.
menggunakan kolom nonpolar seperti C-18 dan fasa gerak polar seperti methanol/
air. Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggi plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3
jam. Obat ini tersebar ke seluruh tubuh. Dalam plasma, 25% parasetamol terikat
(Cupritabu, 2010).
Cara kerja HPLC adalah sampel yang larut dalam fase gerak diinjeksikan
ditampung adalah 0,2 ml, juk berlebih akan dikeluarkan. Fase gerak akan
dialirkan dengan menggunakan pompa. Sampel yang masuk dalam kolom akan
didorong oleh fase gerak sehingga zat-zat yang terkandung dalam sampel akan
dianalisis dan bereaksi dengan fase diam. Oleh detektor akan dibaca dan
dihasilkan keluaran berupa grafik dan data tinggi beserta luas puncak dalam
bentuk angka.
Hot plate digunakan untuk membuat larutan kimia yang disertai panas dan
pengadukan. Pada saat memanaskan larutan dalam gelas kimia (beaker glass) atau
erlemeyer, pastikan gelas kimia atau erlemeyer juga tahan terhadap panas
(temperature). Umumnya alat gelas kimia merk Pyrex tahan terbuat dari bahan
borosilikat yang terhadap pengaruh panas. Pastikan tidak terdapat retakan pada
alat gelas yang digunakan. Sangat berbahaya jika ada keretakan dan larutan kimia
Pastikan luas permukaan Hot plate lebih besar dari luas benda (obyek)
yang dipanaskan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa panas yang berasal
dari hot plate tersebar merata ke benda yang ada di atasnya. Jika luas benda yang
dipanaskan lebih luas dari permukaan hot plate, maka akan ada sebagian
permukaan benda yang tidak mendapatkan panas. Hal ini menyebabkan distribusi
dalamnya. Hal ini bertujuan untuk membantu proses pemanasan lebih cepat.
Selain itu, gejolak atau letupan dari bahan kimia yang di dalamnya dapat diredam
dengan adanya batu didih. Jadi tidak akan terjadi muncrat (splash).
kelembaban hanya sedikit dan wadah terkena panas, maka akan terjadi keretakan
pada wadah. Perbedaan kelembaban (tekanan) yang terlalu tinggi antara cairan
yang berada di dalam wadah (Erlenmeyer atau gelas kimia) dengan di luarnya
Bahan kimia atau cairan (larutan) dengan titik didih yang rendah jangan
dipanaskan pada suhu terlalu tinggi di atas titik didihnya. Selain boros energi
(listrik), hal tersebut juga bisa berbahaya. Jika anda bekerja dengan meninggalkan
hot plate, bisa saja cairan di dalam wadah menjadi kering atau wadahnya menjadi
retak dan cairan meluber. Akibatnya akan memicu kebakaran. Perlu anda ketahui
bahwa hot plate dapat diseting suhunya hingga mencapai 380 derajat Celcius.
Jika anda ingin memanaskan larutan dalam waktu cepat menggunakan hot
plate, anda harus menunggu hot plate tersebut. Jadi pada saat sudah mendekati
titik didih larutan, maka anda perlu menurunkan suhu pemanasan hot plate. Tetap
Pada saat ingin memindahkan larutan yang sudah selesai dari Hot plate,
maka gunakan penjepit atau alat yang tahan terhadap panas. Pastikan bahan pada
alat tersebut tidak meleleh. Anda juga bisa menggunakan sarung tangan (glove)
Hot plate adalah alat laboratorium yang digunakan sebagai pemanas. Kami
sarankan, untuk tidak meletakkan atau menyimpan bahan yang mudah menguap
atau terbakar di sekitar Hot plate. Uap dari bahan kimia yang mudah terbakar
Anda perlu mematikan Hot plate setelah selesai digunakan. Caranya tekan
tombol power pada hot plate ke posisi OFF. Setelah itu, putus aliran listriknya,
dengan mencabut steker (colokan) kabel power dari sumber daya listrik (PLN).
yang homogen, maka gunakan ukuran magnetic stirrer bar yang sesuai. Jika anda
menggunakan gelas kimia dengan diameter 6 cm, maka gunakan magnetic stirrer
bar yang mendekati diameter tersebut, misalnya dengan ukuran stirrer bar 5 cm.
jenuh kemudian diekstraksi dengan pelarut organik dietil eter. Pelarut organik
diuapkan dan residu dilarutkan dengan asetonitril. Sistem KCKT yang digunakan
adalah kolom Zorbax C18 (4,6 x 100 mm), dengan fase gerak campuran
ELISA menggunakan kit Ridascreen® Histamin R-Biopharm Art No. R1604 Lot.
12404. Larutan baku dan sampel diderivatisasi dengan Acylation Reagen dan
presisi, akurasi, batas deteksi dan batas kuantisasi. Tahapan dalam linearitas
kurva kalibrasi derivat histamin. Batas deteksi dan batas kuantisasi ditentukan
secara statistik dari persamaan regresi linier yang diperoleh dari kurva kalibrasi.
2. HASIL
mempengaruhi pemisahan antara lain pemilihan kolom, komposisi fase gerak dan
laju alir. Hasil kondisi sistem KCKT dijabarkan pada tabel V.1.
menambahkan gugus kromofor. Benzoil klorida suatu asil klorida dapat digunakan
sebagai agen penderivat berbagai senyawa seperti senyawa amina pada panjang
Dengan kondisi sistem KCKT yang ditampilkan pada Tabel V.1. maka
kromatografi yang digunakan. Hasil penentuan UKS dapat dilihat pada tabel
berikut.
histamin konsentrasi 14,3136 ppm sebanyak 6 kali. Nilai SBR dari waktu retensi
dan luas area untuk derivat histamin adalah 0,149%. Hal ini memenuhi
dengan luas area derivat histamin. Sebagai parameter adanya hubungan linier
digunakan koefisien korelasi (r) dan koefisien variansi fungsi regresi pada analisis
dinyatakan dengan luas area, dengan konsentrasi larutan derivat histamin yang
kuantisasi (BK) dihitung secara statistik dari kurva kalibrasi, yaitu 7,62 µg/g dan
23,09 µg/g.
Presisi atau presisi adalah ukuran keterulangan metode analisis dan dinyatakan
sebagai simpangan baku relatif (SBR) atau koefisien variasi (KV). Uji presisi
dilakukan pada produk nyata dengan matriks ikan kalengan untuk melihat
Untuk syarat keberterimaan presisi adalah SBR < 0,67 KV Horwitz, dari seluruh
hasil presisi diatas diperoleh % SBR adalah sebesar 1,62%, lebih kecil dari 0,67
menurunnya konsentrasi adalah SBR = 2 (1-0,5 Log C). Jika nilai simpangan baku
relatif dari
memadai. Dari hasil uji presisi dapat dilihat bahwa nilai koefisien variasi yang
2 yaitu sebesar 0,20 sehingga dikatakan bahwa metode yang digunakan memenuhi
syarat presisi.
ditambahkan baku dengan tiga rentang konsentrasi. Hasil akurasi bisa di lihat
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai persen perolehan kembali berkisar
antara 86,26 – 92,39%, sementara syarat persen perolehan kembali untuk analit
adalah 80 - 110%. Hasil ini menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan
simpangan baku relatif (SBR) atau koefisien variasi (KV). Uji presisi dilakukan
pada produk nyata dengan matriks ikan kalengan untuk melihat pengaruh matriks
Untuk syarat keberterimaan presisi adalah SBR < 0,67 KV Horwitz, dari seluruh
hasil presisi diatas diperoleh % SBR sebesar 5,33%, lebih kecil dari 0,67 KV
Horwitz. Berdasarkan teori terompet Horwitz, simpangan baku relatif dari suatu
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari