Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANALISIS FARMASI SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

OLEH: KELOMPOK III

IRA INDRIASARI RUSLAN RISKA WILDAYANTI AGIL PERDANA

F1F110062 F1F110064 F1F110066

SRI MULIATI SAKTI KUSUMA F1F110068 PUTRI RESKYA ISMAYANI FAISAL ABDA ARDIYANTI NOVA RISTI AMALIA L.M. IRFAN ISLAMI F1F110072 F1F110074 F1F110076 F1F110078 F1F110080 F1F1 10082

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan makalah Analisis Farmasi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas kesediaannya dalam membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah ini.

Kendari, Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2 DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3 BAB I ........................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4 A. Latar belakang ................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5 C. Tujuan ............................................................................................................... 5 BAB II .......................................................................................................................... 6 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 6 BAB III ........................................................................................................................ 8 PEMBAHASAN .......................................................................................................... 8 BAB IV ...................................................................................................................... 14 KESIMPULAN .......................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Spektroskopi adalah studi mengenai interaksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, ataupun celah optis. Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies kimia. Berprinsip pada penggunaan cahaya/tenaga magnet atau listrik untuk mempengaruhi senyawa kimia sehingga menimbulkan tanggapan. Tanggapan tersebut dapat diukur untuk menetukan jumlah atau jenis senyawa. Cara interaksi dengan suatu sampel dapat dengan absorpsi, pemendaran (luminenscence) emisi, dan penghamburan (scattering) tergantung pada sifat materi. Teknik

spektroskopi meliputi spektroskopi UV-VIS, spektroskopi serapan atom, spektroskopi infra merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi NMR, dan spektroskopi massa. Dalam wilayah spectrum elektromagnetik, molekul mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi spektroskopi fluoresensi. Fluoresensi berkaitan dengan transisi dari keadaan tereksitasi ke keadaan dasar, sementara langkah-langkah penyerapan transisi dari dasar ke keadaan tereksitasi. UV/Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan solusi dari logam transisi ion dan sangat berkonjugasi senyawa organik. Solusi ion logam transisi dapat diwarnai (yaitu, menyerap cahaya tampak) karena elektron dalam atom logam dapat tertarik dari satu elektronik yang lain. Warna solusi ion logam sangat dipengaruhi oleh keberadaan spesies lain, seperti anion tertentu

atau ligan. Misalnya, warna encer larutan sulfat tembaga adalah sangat ringan biru; menambahkan amonia mengintensifkan warnanya dan perubahan panjang gelombang serapan maksimum (max). Senyawa organik, terutama yang tingkat tinggi konjugasi, juga menyerap cahaya di UV atau daerah terlihat dari spektrum elektromagnetik. Dari uraian di atas maka dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai spektrifotometri UV-VIS.

B.

Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini yaitu: 1. Apakah yang dimaksud dengan spektrofotometri UV-Vis? 2. Apa yang menjadi prinsip dasar dari spektrofotometri UV-Vis? 3. Bagaimana syarat-syarat senyawa yang dapat di analisis dengan spektrofotometer uv-vis? 4. Hal-hal apakah yang perlu diperhatikan dalam spektrofotometri uv-vis? 5. Apa batasan-batasan spektrofotometri UV-Vis berdasarkan hukum Lambert-Beer? 6. Apa manfaat spektrofotometri UV-Vis?

C.

Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui definisi spektrofotometri UV-Vis. 2. Untuk mengetahui prinsip dasar dari spektrofotometri UV-Vis. 3. Untuk mengetahui syarat-syarat senyawa yang dapat di analisis dengan spektrofotometer uv-vis. 4. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam spektrofotometri uvvis. 5. Untuk mengetahui batasan-batasan spektrofotometri UV-Vis hukum lambert-beer. 6. Untuk mengetahui manfaat spektrofotometri UV-Vis. berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Spektrofotometri merupakan suatu perpanjangan dari penelitian visual dalam studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia, memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif (Hendayana, 1994). Penetapan kuantitatif pada spektrofotometri dilakukan dengan mengukur serapan larutan zat dalam pelarut serta pada panjang gelombang tertentu. Pada pengukuran serapan suatu larutan hampir selalu menggunakan blanko yang digunakan untuk mengatur spektrofotometer hingga pada panjang gelombang pengukuran mempunyai serapan nol. Maksud dari blanko yaitu untuk koreksi serapan yang disebabkan pelarut pereaksi, sel ataupun pengaturan alat. Blanko dapat berupa pelarut yaitu pelarut yang sama seperti yang digunakan untuk melarutkan zat atau blanko, pereaksi yang sama seperti yang digunakan untuk menyiapkan larutan zat (Anonim, 1979). Larutan senyawa berwarna mampu menyerap sinar tampak yang melalui larutan tersebut. Jumlah intensitas sinar yang diserap tergantung pada macam yang ada di dalam larutan, konsentrasi panjang jalan dan intensitas sinar yang diserap dinyatakan dalam Hukum Lambert yang sudah dijelaskan di atas.Warna zat yang menyerap menentukan panjang gelombang sinar yang akan diserap, warna yang diserap merupakan warna komplemen dari warna yang terlihar oleh mata (Khopkar, 1990). Pengabsorpsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya panjang gelombang absorpsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultraviolet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorpsi (Hendayana, 1994). Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri yang didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultra violet (UV) dan sinar tampak

(Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini jika memiliki kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah tampak. Senyawa yang dapat menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan kromofor, sedangkan untuk melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar tampak, senyawa harus memiliki warna (Fatimah, 2003). Identifikasi kualitatif dari suatu senyawa serapan kromofor adalah berupa Spectra yang ditunjukkan dari panjang gelombang () versus absorbansi. Setiap kromofor akan memberikan suatu titik spesifik yang disebut dengan panjang gelombang maksimum(maks). Selanjutnya, untuk analisis sampel murni,

identifikasi pada panjang gelombang maksimum dapat digunakan untuk analisis kuantitatif, karena absorbansi sampel akan berbanding lurus dengan konsentrasi sampel, sesuai dengan hokum Lambert-Beer. A= b.c (Fatimah, 2003).

BAB III PEMBAHASAN A. Definisi Spektrofotometri Uv-Vis Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Panjang gelombang cahaya UV-Vis jauh lebih pendek daripada panjang gelombang radiasi inframerah. Spektrum sinar tampak terentang dari sekitar 400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah), sedangkan spektrum ultraviolet terentang dari 100 nm sampai 400 nm. Kuantitas energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi. Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer dari warna yang teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna komplementernya terdapat pada tabel berikut ini :
Panjang gelombang <400 400-450 450-490 490-550 550-580 580-650 Warna terlihat Ultraviolet Violet Biru Hijau Kuning Jingga Warna komplementer Kuning Jingga Merah Ungu Biru

650-700 >700

Merah Inframerah

Hijau -

B.

Prinsip Dasar Spektrofotometri UV-Vis Dasar Spektrofotometri UV-Vis adalah serapan cahaya. Bila cahaya jatuh pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan struktur dari molekul senyawa tersebut. Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum UV-Vis tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Spektra UV-Vis dari senyawa-senyawa organik berkaitan erat dengan transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatan tenaga elektronik. Oleh sebab itu, serapan radiasi UV-Vis sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik. Transisi elektronik dapat diartikan sebagai perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital yang lain. Energi yang dimiliki sinar UV mampu menyebabkan perpindahan elektron (promosi elektron). Disebut transisi elektronik karena elektron yang menempati satu orbital dengan energi terendah dapat berpindah ke orbital lain yang memiliki energi lebih tinggi jika menyerap energi, begitupun sebaliknya elektron dapat berpindah dari orbital yang memiliki energi lebih rendah jika melepaskan energi. Energi yang diterima atau diserap berupa radiasi elektromagnetik.

Transisi * Jenis transisi ini terjadi pada suatu elektron didalam orbital molekul bonding dieksitasi ke orbital antibonding yang sesuai dengan pengabsobsian radiasi. Molekul berada dalam bentuk exited state, * relatif terhadap transisi lainnya, energi yang diperlukan untuk menyebabkan transisi * adalah besar. Energi yang diperlukan untuk transisi ini besarnya sesuai dengan energy sinar yang frekuensinya terletak diantara UV vakum(kurang dari 180 nm), contohnya metana.

Transisi n *

Jenis transisi ini terjadi pada senyawa organik jenuh yang mengandung atom-atom yang mmiliki electron bukan ikatan (elektron non bonding) energy yang diperlukan untuk transisi jenis ini lebih kecil dibanding transisi * sehingga sinar yang diserap mempunyai panjang gelombang lebih panjang yakni sekitar 150-250 nm. 3 Transisi n * dan Transisi * Jenis transisi ini akan terjadi jika molekul organik mempunyai gugus fungsional yang tidak jenuh sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut memberikan orbital phi yang diperlukan. Jenis transisi ini merupakan transisi yang paling cocok untuk analisis sebab sesuai dengan panjang gelombang 200-700 nm, dan panjang gelombang ini secara teknis dapat diaplikasikan pada spektrofotmeter. 4 Transisi n * Transisi dari jenis meliputi transisi elektron-elektron hetero atom tak berikatan ke orbital anti ikatan Transisi dari jenis meliputi transisi elektronelektron hetero atom tak berikatan ke orbital anti ikatan * . Serapan ini terjadi pada panjang gelombang yang panjang dan intensitasnya rendah. Senyawa yang mempunyai orbital molekul n- * ialah senyawa yang mengandung atom yang mempunyai pasangan elektron sunyi dan orbital atau atom yang mempunyai pasangan elektron sunyi terkonjugasi dengan atom lain yang mempunyai orbital . Contoh jenis kromofor tersebut adalah C=O dan C=C-O. Senyawa yang mempunyai transisi n *

mengabsorpsi cahaya di daerah ultraviolet pada panjang gelmbang 200-400 nm. Berdasarkan energi yang dibutuhkan, maka transisi dari ke * membutuhkan energi yang paling besar.

C.

Syarat senyawa yang dapat dianalsis dengan spektrofotometer UV-Vis Suatu senyawa dapat dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis jika mempunyai kromofor pada strukturnya, seperti: 1. Ikatan rangkap terkonjugasi: Dua ikatan rangkap terkonjugasi memberikan suatu kromofor, seperti dalam butadien akan mengabsorbsi pada 217nm.

Panjang gelombang serapan maksimum(lmax) dan koefisien ekstingsi molar (e) akan bertambah dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap terkonjugasi. 2. Senyawa aromatik: cincin aromatik mengabsorbsi dalam daerah radiasi UV. Misal : benzen menunjukkan serapan pada panjang gelombang sekitar 255nm, begitu juga asam asetil salisilat. 3. Gugus karbonil: pada gugus karbonil aldehida dan keton dapat dieksitasi baik dengan peralihan np* atau pp*. 4. Auksokrom: gugus auksokrom mempunyai pasangan elektron bebas, yang disebabkan oleh terjadinya mesomeri kromofor. Yang termasuk dalam gugus auksokrom ini adalah substituen seperti OH, -NH2, -NHR, dan NR2. Gugus ini akan memperlebar sistem kromofor dan menggeser absorbsi maksimum (lmax) ke arah l yang lebih panjang 5. Gugus aromatik: adalah yang mempunyai transisi elektron np, seperti nitrat (313 nm), karbonat (217 nm), nitrit (360 dan 280 nm), azida (230 nm) dan tritiokarbonat (500 nm).

D.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan : 1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu 1. Reaksinya selektif dan sensitif, 2. Reaksinya

cepat, kuantitatif, dan reprodusibel, 3. Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama, 4. Waktu operasional. 2. Pemilihan panjang gelombang Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat kimia fisiknya. Dimana detektor dapat mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.

E.

Batasan-batasan spektrofotometri UV-VIS berdasarkan hukum LambertBeer Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus: A= b.c dimana: A = Absorban = Absoptivitas molar b = tebal kuvet (cm) c = konsentrasi Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu: 1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis). 2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan. 3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama. 4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan. 5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.

F.

Manfaat dari spektofotometri UV-Vis Spekra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. A. Analisis Kualitatif Penggunaan alat ini dalam analisis kuantitatif sedikit terbatas sebab spektrum sinar tampak atau sinar UV menghasilkan puncak-puncak serapan yang lebar sehingga dapat disimpulkan bahwa spektrum yang dihasilkan kurang menunjukan puncak-punca serapan. Namun, walaupun puncak yang dihasilkan bebentuk lebar, puncak tersebut masih dapat digunakan untuk memperoleh keterangan ada atau tidaknya gugus fungsional tertentu dalam suatu molekul organik. B. Analisis Kuantitatif Penggunaan sinar UV dalam analisis kuantitatif memberikan beberapa keuntungan, diantaranya ; Dapat digunakan secara luas Memiliki kepekaan tinggi Keselektifannya cukup baik dan terkadang tinggi Ketelitian tinggi Tidak rumit dan sepat

BAB IV KESIMPULAN Rumusan masalah dari makalah ini yaitu: 1. Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. 2. Dasar Spektrofotometri UV-Vis adalah serapan cahaya. Bila cahaya jatuh pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan struktur dari molekul senyawa tersebut. 3. Suatu senyawa dapat dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis jika mempunyai kromofor pada strukturnya, seperti: Ikatan rangkap terkonjugasi, senyawa aromatic, gugus karbonil, auksokrom, dan gugus aromatic 4. Hal-hal harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis dan pemilihan panjang gelombang. 5. Dala Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan sehingga memiliki batasan-bataan tertentu. 6. Manfaat dari spektrofotometri UV-Vis yaitu dapat digunakan untuk menganalisis senyawa baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Depkes RI. Jakarta. Fatimah, I. 2003 Analisis Fenol Dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri Derivatif. Logika, Vol. 9(10). Jakarta. Hendayana, S. Kadarohman, A. Sumarna, A. dan Supriatna, A. 1994 . Kimia Analitik Instrumen, edisi ke-1. IKIP Press. Semarang. Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Alih bahasa: Saptorahardjo. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai