Anda di halaman 1dari 34

KIMIA FARMASI 2

SPEKTROFOTOMETER
UV - VIS

Tim Dosen Kimia Farmasi


Akademi Farmasi Surabaya
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengetahui sifat Radiasi Elektromagnetik (REM)

Mengetahui berbagai jenis spektroskopi yang digunakan


analisis senyawa kimia

Memahami prinsip Spektroskopi UV – Vis

Mengenal dan memahami instrument Spektrofotometer UV - Vis

Memahami hukum Lambert – Beer sebagai dasar analisis


kuantitatif
Memanfaatkan hukum Lambert – Beer untuk analisis komponen
tunggal dalam sediaan farmasi
PENDAHULUAN
Spektroskopi Spektrofotometri
Mempelajari tentang metode – Ilmu yang mempelajari teknik
metode untuk menghasilkan dan pengukuran interaksi materi
menganalisis spektrum dengan energi
menggunakan radiasi /sinar/komponen sinar
elektromagnetik matahari

Spektrometri
Spektrofotometer
Ilmu yang mempelajari teknik
pengukuran interaksi materi
Alat/instrumen dengan energi
Interaksi Materi dengan Energi
Sampel menyerap Radiasi Elektromagnetik (REM)  terjadi perubahan energi

REM  terdiri dari berkas sinar dari partikel – partikel berenergi yang disebut
foton

Keterangan :
E = energi
h = tetapan planck (6,626 x 10-34
joule
c = kecepatan cahaya (2,998 x
1010 cms-1
λ = Panjang gelombang
ν = Frekuensi (Hz)
Daerah Spektra Elektromagnetik
Interaksi Materi dengan Energi
Jenis Transisi dalam Spektroskopi
Kisaran panjang
Jenis Transisi Metode Spektroskopi
gelombang

Energi elektron inti


melalui pemutusan ikatan Spektroskopi sinar - X 0,1 – 100 Å
molekul
Energi elektron valensi, Spektroskopi ultraviolet
180 – 800 nm
Energi elektron ikatan – visible
Rotasi dan vibrasi molekul Spektroskopi inframerah 0,8 – 300 µm
dan raman
Perputaran inti dalam Spektroskopi resonansi
0,5 – 10 m
medan magnet magnet inti

1 angstrom (Å) = 10-8 cm = 10-10 m


1 nanometer (nm) = 10-7 cm = 10-9 m = 1 milimikron (mµ) = 10 Å
1 mikrometer (µm) = 10-6 m = 10-4 cm = 1 mikron (µ)
Pembagian Spektroskopi

Spektroskopi

Absorpsi Emisi

Ketika suatu sampel menyerap Ketika elektron analit berada


cahaya (foton), elektron analit dalam keadaan energi lebih tinggi
akan dieksitasikan dari energi kembali ke energi lebih rendah
dasar ke level energi tinggi. dengan mengemisikan REM.
Jenis Perpindahan Daerah Spektrum
Teknik Spektroskopi
Energi Elektromagnetik
Sinar X Spektroskopi absorpsi sinar X

UV/Tampak • Spektroskopi UV/Tampak


Absorpsi • Spektroskopi Serapan Atom

Inframerah •Spektroskopi Inframerah


•Spkektroskopi Raman
Emisi UV/Tampak Spektrokopi Emisi Atom

Soal Latihan 1.1 :

1. Urutkan jenis radiasi berikut dari energi rendah (panjang gelombang panjang,
frekeunsi rendah ke energi tinggi : inframerah, gelombang radio, sinar – X,
sinar UV, dan sinar tampak.
Jawab : gel. Radio, inframerah, sinar tampak, UV, sinar - X
Spektrofotometer UV - Vis

Absorpsi sinar tampak atau ultraviolet oleh suatu


Prinsip Dasar molekul yang dapat menyebabkan eksitasi elektron
dalam orbital molekul tersebut dari tingkat energi
dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
 Transisi yang memungkinkan
untuk analisis menggunakan
spektro UV – Vis.
 Senyawa obat yang hendak
dianalisis menggunakan
spektro UV – Vis harus
memiliki gugus fungsi tidak
jenuh.
Spektrofotometer UV - Vis

Cahaya saat mengenai larutan bening akan mengalami 2 hal yaitu :

Transmisi Absorbsi

• Nilai dari Transmitansi berbanding • Cahaya akan diserap jika energi


terbalik dengan absorbansi. cahaya tersebut sesuai dengan energi
yang dibutuhkan untuk mengalami
• Transmitansi larutan T merupakan
perubahan dalam molekul
bagian dari cahaya yang diteruskan
• Absorbansi larutan bertambah dengan
melalui larutan
pengurangan kekuatan sinar
• Nilai Absorbansi berbanding lurus
dengan ketebalan dan konsentrasi
• Nilai Absorbansi berbanding terbalik
dengan transmitan
Absorbansi

• Energi maksimum yang diserap oleh


larutan ditunjukan pada panjang
gelombang yang memiliki nilai absorbansi
tertinggi dan % transmitan terendah.
• Energi maksimum dinyatakan dengan

dimana, E = energi cahaya


h = konstanta Planck (6,67492 x10-34 j sec)
f = frekuensi
C = panjang gelombang cahaya (3 x 108 )
λ = panjang gelombang
Hukum Lambert - Beer

Intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus


dengan tebal kuvet dan dengan konsentrasi larutan

Syarat Hukum Lambert – Beer : P = Po 10-abc


1. Konsentrasi harus rendah -log P/P = abc
2. Zat yang diukur harus stabil -log T = abc
3. Cahaya yang dipakai harus A = abc
monokromatis
4. Larutan yang diukur harus jernih dimana:
5. Absorbsi terjadi dalam volume T : transmisi
yang mempunyai luas penampang A : absorbansi
sama a: absorptivitas (tergantung satuan [ ] );
a(ppm) dan ε (Molar)
b: tebal media/kuvet
c: konsentrasi larutan
Latihan 1.2

1. Berapakah nilai absorbansi (A) suatu analit dalam sampel jika analit
mempunyai transmitan sebesar 0,347?
2. Berapakah nilai absorbansi analit yang mempunyai nilai persen
transmitan (%T) sebesar 49,6 % ?
3. Absorptivitas molar kompleks besi (II) – 1, 10-fenantrolin adalah
12.000 M-1cm-1. Absorbansi minimum yang dapat dideteksi adalah
0,001 jika diukur pada suatu kuvet berketebalan 1 cm. Berapa
konsentrasi minimum kompleks besi (II) – 1, 10-fenantrolin yang dapat
dideteksi ?
Jawaban

1. A = - log T
A = - log 0,347 = 0,460

2. %T = 49,6%  T = 0,496
A = - log T = - log 0,496 = 0,305

3. A = Ɛ b c, maka akan diperoleh :


0,001= 12000 M-1cm-1 x c  c
Instrumentasi

Komponen Penyusun Spektrofotometer


• Sumber cahaya.
• Monokromator.
• Kompartemen sampel.
• Detektor dan pengukur intensitas cahaya.
Sumber Cahaya

Syarat :
1. Mencakup semua kisaran pengukuran di daerah UV – Vis
2. Intensitas sinar yang kuat dan stabil pada keseluruhan panjang
gelombang

Spektrofotometer UV Spektrofotometer Visible

Lampu Deuterium Lampu Tungsten


Lampu deuterium (D2) dapat Lampu tungsten halogen
menghasilkan cahaya dalam menghasilkan cahaya tampak
daerah 160-380 nm dalam daerah panjang gelombang
350-800 nm
Monokromator

• Monokromator berfungsi untuk mengubah radiasi polikromatis menjadi


monokromatis, yaitu sinar dengan satu panjang gelombang tertentu.
• Ada dua macam monokromator yaitu prisma dan kisi difraksi (grating).
• Yang umum dipakai saat ini adalah monokromator kisi difraksi yang
memberikan keuntungan resolusi jauh lebih baik dibandingkan prisma.
Tempat Sampel (Kuvet)

Spektrofotometer UV  Kuarsa (crystalline silica)


Spektrofotometer Visible  Kaca

Kuvet terdiri dari dua sisi

Sisi Buram Sisi Transparan

boleh dipegang saat tidak boleh dipegang dan


menggunakan kuvet. dibersihkan dengan tissue lens.
Tempat Sampel (Kuvet)
Bentuk kuvet bermacam-macam, dengan ketebalan jalan radiasi seragam yaitu 1 cm.
Detektor
• Detektor berfungsi mengubah radiasi elektro magnetik menjadi sinyal
listrik.
• Ada dua macam detektor pada spektrofotometer UV-Vis yaitu: PMT
(Photo Multiplier Tube) dan PDA (Photo Diode Array).
Spektrofotometer berdasar Teknik
Optika Sinar

Spektrofotometer

Optika sinar tunggal Optika sinar ganda


(single beam) (double beam)
Semua cahaya melewati seluruh
1. Cahaya terbagi ke dalam dua
sampel.
arah/berkas.
2. Berkas cahaya pertama melewati
sel pembanding, dan cahaya yang
lainnya melewati sel sampel.
3. Berkas cahaya kemudian
bergabung kembali, masuk ke
detektor.
4. Detektor merespon cahaya netto
dari kedua arah
Spektroskopi Double Beam
APLIKASI SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Syarat pengukuran dengan spektrofotometer VISIBLE:


 Sampel dalam larutan menyerap sinar tampak (350-770 nm)
 Larutan sampel harus bening dan berwarna
 Pelarut tidak menyerap sinar tampak

Syarat pengukuran dengan spektrofotometer UV:


 Sampel dalam larutan menyerap sinar UV (180-350 nm)
 Molekul senyawanya memiliki ikatan rangkap atau elektron
nonbonding (transisi n- π *, π - π *, n-δ*)
 Larutan bening tidak berwarna
Analisis Kuantitatif

Analisis Senyawa Tunggal


Cara yang umum digunakan dalam Farmakope atau AOAC, adalah :

Perbandingan absorbansi Persamaan regresi linier


Hubungan antara konsentrasi baku
dengan absorbansinya
y
A(sampel)/A(standar) = C(sampel)/C(standar)
y = bx + a
A masing-masing terukur, C standar ysampel
diketahui, Csampel dapat ditentukan

xsampel
Analisis Kuantitatif

Analisis Senyawa Tunggal

• Dalam farmakope, metode spektrofotometer UV – Vis mendasarkan


pada penggunaan nilai suatu obat.
• Nilai adalah absorptivitas suatu senyawa yang diukur pada
konsentrasi 1% b/v (1 g/100 mL) dengan tebal kuvet 1 cm
Latihan 1.3

1. Nilai kokain pada panjang gelombang maksimal adalah 430. Jika


absorbansi terukur pada kuvet 1 cm adalah 0,470. Berapa konsentrasi
sampel kokain tersebut ?

Jawab :
Tahap pertama adalah menyelesaikan persamaan Lambert – Beer.
A = xbxc
0,470 = 430 x 1 x c
c = 0,001093 %b/v
Latihan 1.4

2. Sebanyak 20 tablet furosemid ditimbang satu per satu untuk


mengetahui keseragaman berat tablet. Kedua puluh tablet furosemid
mempunyai berat 1,656 g. Diambil 519,5 mg di larutkan dengan 300
mL NaOH 0,1 N, lalu diencerkan hingga 500 mL dengan NaOH 0,1 M.
Sejumlah ekstrak disaring dan diambil 5 mL filtrat lalu diencerkan
dengan NaOH 0,1 M sampai 250 mL. Absorbansi dibaca pada panjang
gelombang 271 nm dan mempunyai absorbansi sebesar 0,596. Nilai
furosemid dalam basa pada panjang gelombang 271 nm = 580,
kandungan furosemid yang dinyatakan terkandung tiap tabletnya
adalah 40 mg.
a. Hitung kadar sampel furosemid
b. Hitung kandungan furosemid tiap tablet
Jawaban
2. 519,5 mg serbuk yang mengandung furosemid dilarutkan sampai 500 mL 
519,5 mg/500 mL atau 103,9 mg/100 mL.
Berat rata – rata tablet : 1,656 g/20 = 82,8 mg.
Faktor pengenceran 250/5 = 50 kali
a. Konsentrasi furosemid dalam ekstrak yang diencerkan =

b. Kadar furosemid tiap tablet =

Kadar furosemid tiap tablet = 0,4947 x 82,8 mg/tablet


= 40,96 mg/tablet
Cara Kerja Analisis Senyawa Tunggal

1. Siapkan larutan blanko, larutan baku (berupa larutan senyawa murni


yang akan diukur dengan konsentrasi yang telah diketahui) dan
larutan sampel yamg akan dianalisa
2. Lakukan kalibrasi alat terlebih dahulu dengan mengukur absorbansi
larutan blanko (larutan tanpa sampel, biasanya menggunakan pelarut
yang digunakan untuk melarutkan sampel) pada panjang gelombang
200-800 nm. Hal ini bertujuan untuk mengatur alat agar serapan
larutan blanko dianggap nol.
3. Ukur absorbansi larutan baku pada panjang gelombang 200-800 nm.
Berdasarkan spektrum dan nilai absorbansi yang diperoleh akan
diketahui nilai lamda maksimal
Cara Kerja Analisis Senyawa Tunggal
4. Ukur absorbansi larutan baku lainnya pada panjang gelombang
maksimal yang telah ditentukan sebelumnya
5. Data yang diperoleh dibuat grafik Absorbansi vs konsentrasi.
Selanjutnya disebut dengan kurva kalibrasi
6. Ukur absorbansi sampel. Data absorbansi yang diperoleh diplotkan
dengan kurva kalibrasi yang telah dibuat sehingga diketahui
konsentrasi sampel

Kurva Kalibrasi Panjang gelombang maksimum


Latihan 1.5
4. Lima larutan standar obat dilarutkan dalam etanol dan absorbansi tiap
larutan diukur pada panjang gelombang 285 nm, pada kuvet dengan
ketebalan 1 cm.

Konsentrasi (mg/100 mL) Absorbansi


1,25 0,697
1,00 0,562
0,75 0,421
0,5 0,281
0,25 0,140

a. Apakah hukum Beer’s terpenuhi untuk obat


ini pada panjang gelombang 285 nm ?
b. Larutan sampel ini dibaca absorbansinya dan
nilai absorbansinya sebesar 0,350.
Berapa kandungan obat dalam serbuk di atas?
Jawaban
0.8
0.7 y = 0.558x + 0.0017
0.6 R² = 0.9999
a. Dari kurva kalibrasi, tampak
Absorbansi

0.5 bahwa hukum Lambert – Beer


0.4 dipenuhi karena nilai koefisien
0.3 korelasi 0,999.
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (mg/100 mL)

b. Absorbansi sampel = 0,350. Maka,


0,350 = 0,558x + 0,001
x = 0,6254 mg/100mL

Anda mungkin juga menyukai