Anda di halaman 1dari 9

Spektroskopi ultraviolet

Spektrofotometri : pengukuran absorpsi cahaya atau transmisi. Senyawa X diidentifikasi


berdasarkan karakteristik absrpsinya di daerah ultraviolet, infra merah atau sinar tampak.

Prinsip

Radiasi pada rentang panjang gelombang 200-700 nm dilewatkan melalui suatu larutan senyawa.
Electron-elektron pada ikatan di dalam molekul menjadi tereksitasi sehingga menempati keadaan
kuantum yang lebih tinggi dan dalam proses menyerap sejumlah energi yang melewati larutan
tersebut. Semakin longgar electron tersebut ditahan di dalam ikatan molekul, semakin panjang
gelombang (energi lebih rendah) radiasi yang diserap

Penerapan dalam analisis farmasi

 Metode yang kuat dan terandalkan untuk kuantitatif obat-obat dalam formulasi yang tidak
ada interfensi dari eksipien
 Penentuan nilai pka beberapa obat
 Penentuan koefisien partisi dan kelarutan obat
 Digunakan untuk menentukan pelepasan obat dari formulasi seiring waktu, misalnya
dalam uji disolusi

Kekuatan

 Metode yang mudah digunakan, murah, dan terandalkan memberikan presisi yang baik
untuk melakukan pengukuran kuantitatif obat-obat dalam formulasi
 Metode rutin untuk menentukan beberapa sifat fisik fisikokimia obat, yang harus
diketahui untuk tujuan formulasi
 Beberapa masalah pada metode dasar dapat dipecahkan dengan penggunaan spectrum
derivative.

Keterbatasan

 selektivitasnya sedang. Selektivitas metode ini tergantung pada kromofor masing-masing


obat, misalnya suatu obat yang diwarnai dengan kromofor yang diperpanjang lebih khas
daripada obat dengan kromofor cincin benzene sederhana
 Tidak mudah diterapkan pada analisis campuran

Hukum Lambert-Beer ditulis dalam bentuk berikut ini:

A= A (1%, 1 CM) bc

A adalah absorbans yang diukur; A (1%, 1 cm) adalah absorbans larutan 1% b/v (1g/100 ml)
dalam suatu sel berukuran 1 cm; b adalah panjang jalur dalam cm (biasanya 1 cm); dan c adalah
knsentrasi sampel dalam g/100 ml. karena pengukuran biasanya dibuat dalam sel berukuran 1
cm, persamaan tersebut dapat ditulis:

A
𝑐=
A (1%, 1 cm)

Yang mnghasilkan kosentrasi analit dalam g/100 ml.

Monografi BP sering menyatakan suatu nilai baku A (1%,1 cm) untuk suatu obat,yang akan
digunakan dalam proses perhitungannya.

Potensiometri

Potensiometri adalah prosedur titrasi dalam mana dilakukan pengukuran potensiometrik untuk
menetapkan titik akhir. Yang diperhatikan adalah perubahan potensial kimia, bukannya nilai
yang tepat untuk potensial electrode dengan sutu larutan tertentu, dan dlam keadaan ini pengaruh
potensial pertemuan cairan dapat diabaikan. Dalam titrasi semacam itu, perubahan e.m.f. sel
terjadi cepat di sekitar titik akhir, dan metode dapat digunakan untuk memastikan titik pada
mana laju perubahan potensial dalah meksimum, ini adalah titik akhir titrasi.

Prinsip

Pengukuran tunggal potensial electrode ini untuk menetapkan kosntrasi suatu spesi ion dirujuk
sebgai potensiometri langusng. Elektrode yang potensialnya bergantung pada konsentrasi ion
yang akan ditetapkan itu langsung terlibat dalam reaksi electrode , dikatakan electrode ini adalah
electrode macam pertama

𝑅𝑇
𝐸 = 𝐸 𝜃 + ( ) 𝐼𝑛 𝑎𝑀𝑛+
𝑛𝐹
Jadi potensial electrode dapat dinyatakan sebagai :

𝑅𝑇 𝑅𝑇
𝐸 = 𝐸 𝜃 𝐴𝑔 + ( ) 𝐼𝑛 𝐾𝑠 − ( ) 𝐼𝑛 𝑎𝐶𝑙 −
𝑛𝐹 𝑛𝐹
Aktivitas ion logam dalam larutan uji diberikan oleh

𝑅𝑇 (𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠)𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
𝐸𝑠𝑒𝑙 = ( ) 𝐼𝑛
𝑛𝐹 (𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠) 𝑎𝑛𝑢

Instrumentasi dan pengukuran e.m.f sel

a. Potensiometer
Suatu aki 2 dan 4 volt memberikan e.m.f. yang merupaka lawan e.m.f yang
merupakan lawan e.m.f anu ini dirangkaikan secra seri dengan suatu rheostat dan dengan
ujung kawat geser AB, kawar ini berupa kawat halus yang panjangnya seragam, dan
sering diberi “kawat potensiometer’. Sel itu, yang e.m.f nya perlu di tetapkan,
dihubungkan ke ujung A kawat geser, dan lewat galvanometer dan kunci K2 ke kontak
geser C, yang dapat digeser sepanjang AB. Suatu saklar dengan arah S, dapat dipang
untuk memungkinkan pemasangan sek standar ked lam rangkaian. Dalam
menghubungkan aki dan sel pada jembatan, penting bahwa kutub positif harus
dibambung dengan ujing positif kawat jembatan; sel anu akan mengirimkan arus lewat
ranglaian dengan arah yang berlawanan dengan arus yang dikirm dari aki.
Jika diandaikan bahwa penampang dan tahanan kawat potensiometer itu seragam
maka berkurangnya potensial sepanjang kawat geser juga akan seragam. Selisih potensial
antara A dan titik C apa saja akan sebanding dengan panjang AC, dan akan sama dengan
bagian AC/AB dari selisih potensial total sepanjang kawat itu. Jika sel standar itu
sekarang ditaruh dalam rangkaian dan posisi C disesuaikan, katakan menjadi C, sehingga
bila saklar S2 ditekan, tak ada arus lewat galvanometer,maka e.m.f sel standar itu sama
dengan e.m.f aki kali AC’/AB.
𝐴𝐶 𝑒. 𝑚. 𝑓 𝑠𝑒𝑙 𝑎𝑛𝑢
=
𝐴𝐶′ 𝑒. 𝑚. 𝑓. 𝑠𝑒𝑙 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

Untuk kerja kira-kira, kawat geser AB dapat terdiri dari jembatan semester yang
merupakan kawat biasa, dan instrument indikatornya dalam millimeter. Namun lebih
disukai untuk menggunakan potensiometer tipe komersial yang menggunakan kawat
jembatan bertipe spiral yang lebih ringkas.

b. PH Meter
Instrument ini dirancang dengan mengingat electrode kaca, dan electrode kaca digunakan
untuk mengukur pH larutan, instrument ini dirujuk sebagai pH meter. pH meter pada
tahap awal dikelompokkan sebagai (a) pembacaan langsung, (b) pengukuran bertipe
potensiometer. Dalam pengukuran tipe (a) e.m.f. sel yang berisi electrode kaca itu
dikenakan tahanan tinggi dan arus yang mengalir dalam tahanan dan kemudian
digandakan dan diterapkan pada pengukuran peka berupa kumparan yang bergerak:
pengukuran ini dikalibrasikan dalam milivolt sehingga e.m.f sel terekam langsung dan
karena kuantitas yang diukur memang pH, skala itu juga dikalibrasi dalam satuan pH,
dengan dipasang suatu saklar pemilih untuk memungkinkan pemilihan pembacaan skala,
dalam pengukuran tipe (b) digunakan rangkaian potensiometri bersama dengan suatu
pengganda elektronik dan suatu millimeter sebagai detector titik berimbang.
Potensiometer itu diberimbangkan terhadap suatu sel dtandar yang terdapat dalam alat
itu, dan kemudian e.m.f. sle yang berisi electrode kaca itu dikenakan pada potensiometer
dan keberimbangan dicapai dengan cara biasa, dengan mula-mula menyesuaikan
(bertahap) ‘kasar’ dan kemudian pengendalian (kawat geser) ‘halus’; pengendalian ini
dikalibrasikan dalam milivolt dan juga dalam satuan Ph.

c. Pengukuran ion yang selektif


Potensiometri langsung
Penggunaan pH-meter atau mengukur ion spesifik untuk mengukur konsentrasi
ion hydrogen atau suatu ion lain dalam larutan, jelass merupakan contoh poetnsiometer
langsung. Mengingat pembahasan dalam bagian-bagain di atas prosedur yang terlihat
akan jelas, dan dua contoh cukup untuk melukiskan metode eksperimen.

d. Beberapa pertimbangan umum

Reaksi penetralan (b) reaksi oksidasi –reduksi (c) reaksi pengendapan (d) reaksi
pengkompleksan, dan untuk tipe reaksi yang berlainan ini, dapat dikemukakan berapa
asas umum tertentu.

HPLC

Prinsip

Suaru fase gerak cair dipompa di bawah tekanan melalui kolom baja yang mengandung partikel-
partikel fase diam dengan diameter 3-10μm. Analit tersebut dimasukkan ke dalam bagian atas
kolom melalui katup lengkung dan pemisahan suatu campuran berlangsung sesuai dengan
lamanya waktu relatif yang dibutuhkan oleh komponennya di dalam fase diam. Perlu
diperhatikan bahwa semua komponen di dalam campuran membutuhkan waktu yang kurang
lebih sama dalam fase gerak agar dapat keluar dari kolom. Pemantauan efluen kolom dapat
dilakukan dengan berbagai detektor.

Penerapan

 Kombinasi kromatogragi cair tekanan tinggi (KCKT) dengan pemantauan melalui deteksi
UV/visibel memberikan suatu metode yang akurat, tepat, dan terandalkan untuk analisis
kuantitatif produk-produk farmasi dan merupakan metode standar di industri untuk tujuan
ini.
 Pemantauan stabilitas zat-zat obat murni dan obat-obat dalam formulasi dengan
pengukuran kuantitas semua hasil urai.
 Pengukuran obat-obat dan metabolitnya dalam cairan biologis.
 Penentuan koefisien partisi dan nilai-nilai pKa obat dari penentuan ikatan protein obat.

Kekuatan

 Pemasukan sampel yang tepat dan mudah dikendalikan menjamin presisi kuantitatif.
 KCTT adala teknik kromatografi yang perkembangannya tampak paling intensif
beberapa tahun belakangan, memberikan perbaikan pada pengendalian kolom, detektor,
dan piranti lunak.
 Keseragaman kolom dan detektor berarti bahwa selektifitas metode tersebut dapat
disesuaikan dengan mudah.
 Dibandingkan dengan KG, terdapat risiko penurunan sampel yang lebih kecil karena
pemanasan bukan merupakan syarat dalam proses kromatografi.
 Mudah diotomatisasi.

Keterbatasan

 Masih dibutuhkan detektor yang terandalkan dan tidak mahal yang dapat memantau
senyawa-senyawa yang tidak memiliki kromofor.
 Obat-obat harus diekstrasi darri formulasinya sebelum dianalisis.
 Terbentuknya buangan pelarut organik dalam jumlah besar, yang mahal jika dibuang.

Kromatologi Lapis Tipis

Kromatologi lapis tipis (Densitometri) : KLT Densitometri adalah salah satu metode yang
banyak digunakan untuk penetapan kadar bahan aktif. KLT Densitometri yang digunakan akan
memberikan linieritas, ketelitian, ketepatan yang memenuhi persyaratan serta mengetahui nilai
LOD(Limit if Detection) dan LOQ (Limit of Quantitation).

Prinsip

Suatu analit bergerak naik atau melintasi lapisan fase diam (paling umum digunakan gel silica),
di bawah pengaruh fase gerak (biasanya campuran pelarut organic), yang bergerak melalui fase
diam oleh kerja kapiler. Jarak pemindahan oleh analit tersebut ditentukan leh afinitas relatifnya
untuk fase diam vs fase gerak

Penerapan

 Digunakan untuk menentukan pengotor dalam bahan baku farmasi dan produk-produk
yang sudah diformulasi
 Sering digunakan sebagai pemeriksaan identitas dasar terhadap bahan baku farmasi
 Kemungkinan bermanfaat dalam validasi pembersihan, yang merupakan bagian dari
pembuatan obat

Kelebihan

 Deteksi melalui reaksi kimia dengan menggunakan reagen penampak dapat dilakukan,
yang berarti bahwa kurang lebih setiap jenis senyawa dapat dideteksi jika menggunakan
reagen deteksi yang sesuai
 Mantap (robust) dan murah
 Dikombinasikan dengan deteksi densitometry, metode ini dapat digunakan sebagai teknik
kuantitatif untuk senyawa-senyawa yang sulit dianalisis dengan metode-metode
kromatografi lain karena tidak adanya kromofor
 Karena semua komponen dalam system kromatografi dapat dilihat, tidak ada risiko,
seperti pada analisis krmatografi gas (KG) dan KCTT, bahwa beberapa komponen tidak
teramati karena senyawa tersebut tidak terelusi dari system kromatografi
 Kromatografi bets dapat dilakukan untuk menganalisis banyak sampel sekaligus,
meningkatkan kecepatan analisis, dan dapat diotomatisasi
 Metode-metode ini fleksibel karena pelat kromatografi lapis tipis (KLT) dapat
diperlakukan dengan berbagai bahan kimia sehingga memberikan berbagai macam sifat
fase diam

Keterbatasan

 Banyaknya pelat teoritiss yang tersedia untuk pemisahan terbatas dalam system KLT
rutin, meskipun pelat KLT kinerja-tinggi (KLTKT) dapat menawarkan efifiensi yang
hamper sama dalam jarak 10 cm dengan kolom KCTT yang panjangnya sama
 Kepekaannya sering kali terbatas
 Tidak cocok untuk senyawa atsiri
 Membutuhkan operator yang terampil untuk penggunaan yang optimal dibandingkan
dengan KCTT

Cara kerja

1. Beberapa mikroliter larutan sampel ditotolkan secara perlahan pada pelat di garis awal.
Jika lebih dari ± 1 mikro liter digunakan sekaligus, bercak akan menyebar terlalu jauh.
Bercak tersebut harus dapat mongering di antara masing-masing penotolan sebanyak 1
mikro liter. Sampel yang dimasukkan biasanya 20 mikro gram
2. 0,5 cm bagian bawah pelat tersebut dicelupkan ke dalam fase gerak yang terdapat di
dalam tangki dan fase gerak cair dapat bergerak naik pada pelat gel silica melalui kerja
kapiler
3. Semakin polar suatu senyawa, semakin besar mengadsorpsi (partisi ke dalam) fase diam
gel silica, semakin sedikitwaktu yang dibutuhkan fase gerak untuk bergerak menaiki pelat
sehingga semakin pendek jarak tempuh senyawa tersebut menaiki pelat pada waktu
tertentu.
ICPS
Inductively couple plasma adalah alat yang dapat mendeteksi senyawa
senyawa logam dengan pembakaran menggunakan plasma. Plasma yang dihasilkan
dari gas argon akan membakar sampel yang telah ternebulasi sehingga terjadi
atomisasi dilanjutkan dengan ionisasi. Electron yang tereksitasi kemudian kembali
lagi/beremisi dan mengeluarkan energy cahaya dengan panjang gelombang yang
spesifik di setiap senyawa logam. Sistem pembacaan yang multi element
memudahkan bagi analisa untuk mempercepat keluarnya hasil.
Inductively Coupled Plasma Atomic-Optical Emission Spectrometry (ICP) digunakan
untuk analisis unsur-unsur kimia secara simultan. Plasma (ICP) memecah senyawa
kimia menjadi unsur-unsur penyusunnya yang selanjutnya dieksitasi oleh plasma
berenergi tinggi sehingga memancarkan sinar. Spektrometer memisahkan panjang
gelombang spesifik dari sinar yang dipancarkan oleh tiap-tiap unsur. Sinar yang
dipancarkan selanjutnya diubah menjadi sinyal listrik yang kemudian dikonversi
menjadi konsentrasi berdasarkan intensitas sinar yang dipancarkan.
Kegunaan:
Analisis komposisi unsur-unsur kimia suatu material padatan dan cairan. Dapat
menentukan komposisi hingga 30 unsur secara simultan dengan konsentrasi hingga
tingkat ppb (part per billion/bagian per semiliar).

Kelebihan Dan Kekurangan Metode ICP

Keuntungan menggunakan ICP mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi dan


mengkuantifikasi semua elemen dengan pengecualian Argon; karena sensitivitas panjang
gelombang bervariasi untuk setiap penentuan suatu unsur. ICP cocok untuk semua
konsentrasi; tidak memerlukan sampel yang banyak; deteksi batas umumnya rendah
untuk elemen dengan jumlah 1 - 100 g / L. Keuntungan terbesar memanfaatkan suatu ICP
ketika melakukan analisis kuantitatif adalah kenyataan bahwa analisis multielemental
dapat dicapai, dan cukup cepat. Analisis sempurna multielemen dapat dilakukan dalam
waktu 30 detik, memakai hanya 0,5 ml larutan sampel. Meskipun dalam teori, semua
unsur kecuali Argon dapat ditentukan menggunakan ICP, unsur-unsur yang tidak stabil
tertentu memerlukan fasilitas khusus dalam penangananasap radioaktif plasma. Selain itu,
sebuah ICP sulit menganalisis unsur halogen, perlu optic husus untuk transmisi dari
panjang gelombang yang rendah.

Prinsip Umum Pemakaian ICP-OES


 Preparasi Sampel
Beberapa sampel memerlukan langkah preparasi khusus seperti penambahan
asam, pemanasan, dan desktruksi dengan mikrowave.
 Nebulisasi
Cairan diubah menjadi aerosol.
 Desolvasi/ Volatisasi
Pelarut dihilangkan sehingga terbentuk aerosol kering.
 Atomisasi
Ikatan gas putus, dan hanya ada atom. Suhu plasma dan temperatur sangat
penting pada tahap ini.
 Eksitasi/ Emisi
Atom memperoleh energi dari tumbukan dan memancarkan cahaya dari panjang
gelombang yang khas.
 6. Deteksi/ Pemisahan
Grating mendispersikan cahaya yang dapat diukur secara kuantitatif.
INSTRUMEN

ANALISIS FISIKOKIMIA

OLEH : KP-B

Felly Dwi Astuti 110116185


Ciptaning Wulantri 110116199
Ni Wayan Enna Sri Sugi D. 110116211

LABORATORIUM ANALISIS FISIKOKIMIA


UNIVERSITAS SURABAYA
2018

Anda mungkin juga menyukai