pengabaian ini jarang dapat dilakukan dengan larutan Co (II) 0,1 M dengan menggunakan
dalam persoalan-persoalan analisis yang kuvet yang sama.
nyata. Kemudian, dipipet dengan menggunakan pipet
Pendekatan kedua dapat dilakukan volume masing-masing 10 ml larutan Cr (III) 0,05M
melalui perhitungan dengan dan larutan Co (II) 0,200M ke dalam gelas beaker
menggunakan Hukum Lambert Beer. kemudian dimasukkan kedalam kuver dan diukur
Dalam satu larutan yang mengandung n absorbansi campuran pada panjang gelombang 400-
komponen, maka: 700 nm dengan interval 5 nm.
n
A i=∑ k ij C j 2.2.2 Penentuan nilai K dari larutan Cr (III)
j=1
dan Co (II)
Jika terdapat dua komponen, maka: Disiapkan larutan Cr (III) dan Co (II) yang sudah
A1 = k11C1 + k12C2 diencerkan bertingkat pada prosedur 2.2.1. Diukur
A2 = k21C1 + k22C2 absorbansi masing-masing larutan Co(II) dan
Harga k dapat diperoleh dari Cr(III) dengan λmaks larutan Co dan Cr yang
kemiringan kurva standar, sedangkan A diperoleh pada prosedur 2.2.1. Dilakukan
dari hasil pengukuran pada panjang pengukuran absorbansi sebanyak empat kali dimana
gelombang yang bersesuaian. yang pertama untuk larutan Co pada λmaks Co,
larutan Co pada λmaks Cr, larutan Cr pada λmaks Cr,
II. METODE PENELITIAN dan larutan Cr pada λmaks Co.
2.1 Alat dan bahan Selanjutnya diplot kedalam grafik hubungan
2.1.1 Alat antara konsentrasi dengan nilai absorbansi pada
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing λmaks yang diperoleh. Dari persamaan
antara lain gelas beaker, kuvet, spatula, botol garis yang didapat adalah y = bx+ c, dimana b
timbang, pipet volume, pipet tetes, neraca adalah nilai K yang dicari
analitik dan spektrofotometri UV-VIS 2.2.3 Analisa cuplikan campuran
Diukur absorbansi larutan campuran pada λmax Cr
2.1.2 Bahan dan λmax Co. Campuran diperoleh dari asisten.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Kemudian, dihitung konsentrasi Cr (III) dan Co (II)
adalah aquades, Cr(NO3)3.9H2O, CoCl2.6H2O. yang terdapat pada campuran uji dengan
menggunakan persamaan yang didapatkan dari
2.2 Prosedur Percobaan prosedur 2.2.2
2.2.1 Sifat aditif dari absorbansi untuk
campuran larutan Cr (III) dan Co (II) III.HASIL DAN DISKUSI
Langkah awal dalam analisa ini adalah disiapkan
Prinsip dasar dari analisis multi
Cr(NO3)3.9H2O sebanyak 2,00087 gram untuk
komponen dengan spektrofotometri
membuat larutan stock 100 ml dan CoCl2.6H2O
adsorpsi molekuler yaitu bahwa total
sebanyak 2,379 gram untuk membuat larutan stock
absorpsi larutan adalah jumlah absorpsi
50 ml. Kemudian dilarutkan dengan aquades dalam
dari tiap – tiap komponennya. Hal ini tentu
labu ukur. Kemudian dilakukan pengenceran
saja akan berlaku jika komponen-komponen
bertingkat pada larutan Cr (III) dari 0,05 M, 0,04 M,
tersebut tidak berinteraksi dalam bentuk apapun.
0,03 M, 0,025 M, 0,02 M dan 0,01 M dan dilakukan
Secara teori bisa saja terdapat banyak komponen
pengenceran bertingkat pada larutan Co (II) dari 0,1
tetapi dalam praktek, lebarnya puncak absorpsi
M , 0,08 M, 0,06 M, 0,04 M dan 0,02 M.
dalam spektrometri UV-sinar tampak memastikan
Selanjutnya dilakukan pengukuran absorbansi
bahwa tidak ada panjang gelombang yang cukup
larutan Cr (III) 0,025M menggunakan spektroskopi
sesuai untuk penentuan sampel dengan jumlah
UV-VIS pada panjang gelombang 400-700 nm
komponen yang banyak. Percobaan ini bertujuan
dengan interval 5 nm, dilakukan hal yang sama
untuk menentukan konsentrasi Kobalt (Co) dan
3
Krom (Cr) secara simultan. Percobaan ini Berdasarkan dari data hasil pengukuran absorbansi,
menggunakan larutan Cr(NO3)3.9H2O sebagai dibuat grafik hubungan antara konsentrasi terhadap
sumber Cr3+ dengan warna biru dan , CoCl2.6H2O absorbansi. Pada grafik di lampiran dapat dilihat,
sebagai sumber Co2+ dengan warna merah muda. bahwa meningkatnya konsentrasi diiringi dengan
Prosedur pertama yaitu mengukur keaditifan dari meningkatnya pula nilai absorbansi yang diperoleh
larutan Cr3+ dan larutan Co2+. Adapun prinsip dasar dengan kata lain konsentrasi berbanding lurus
dari keaditifan ini yaitu dua macam kromofor yang dengan absorbansi.
berbeda akan mempunyai kekuatan absorpsi cahaya Hasil pengukuran absorbansi pada panjang
yang berbeda pada satu panjang gelombang tertentu gelombang yang berbeda tersebut kemudian dibuat
sehingga diperoleh persamaan hubungan antara 4 grafik yaitu grafik Cr3+ pada λmaks Cr3+ , grafik
absorpsi dengan konsentrasi pada dua panjang Cr3+ pada λmaks Co2+, grafik Co2+ pada λmaks Cr3+ dan
gelombang, akibatnya konsentrasi masing–masing grafik Co2+ pada λmaks Co2+. Nilai K masing–masing
komponen dapat dihitung. Absorban dari masing– secara berurutan adalah 10,370; 4,060; 1,120;
masing komponen bersifat aditif apabila 5,280. Dari hasil yang diperoleh bahwa nilai k dari
komponen–komponennya tidak saling bereaksi. larutan akan selalu lebih tinggi nilainya, apabila
Pengukuran dengan spektroskopi UV-VIS ini dilakukan pada panjang gelombang pada sesama
bertujuan untuk memperoleh panjang gelombang jenis atomnya.
maksimum dari Cr3+ dan Co2+.Adapun prinsip dari Dari nilai k yang didapat dari prosedur
Spektrofotometri UV-VIS yaitu alat ini akan sebelumnya digunakan untuk menentukan
mengukur absorbansi dari larutan yang berwarna. komposisi campuran pada percobaan analisa
Yang mana sistem optik dari alat ini dapat cuplikan campuran, campuran 1 diberikan oleh
dikembangkan sebagai berikut: sumber cahaya asisten untuk diuji kepada kelompok kami. Dua kali
berupa lampu tungsten akan memancarkan sinar percobaan yaitu untuk campuran I dengan botol
polikromatik. Setelah melewati pengatur panjang besar dan campuran 1 botol kecil. Pada campuran 1
gelombang, hanya sinar yang monokromatik botol besar didapat absorbansi pada λ510 adalah
dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati sebesar 0,288 dan pada λ575 sebesar 0,148.
larutan dideteksi oleh foto detektor. Sedangkan untuk campuran 1 botol kecil didapat
Berdasarkan dari hasil pengukuran yang sudah absorbansi pada λ510 adalah sebesar 0,177 dan pada
dilakukan untuk Cr3+ pada λ575 ini diperoleh λ575 sebesar 0,329.
absorbansi tertinggi yaitu 0,524 sehingga dapat Setelah diukur absorbansinya pada panjang
disimpulkan pada λ575 merupakan λmaks dari Cr3+. gelombang yang berbeda kemudian dilakukan dua
Untuk Co2+ λmaks diperoleh pada λ510 dengan kali perhitungan yaitu perhitungan dengan
absorbansi tertinggi yaitu 0,571. Sedangkan untuk menggunakan intercept dan perhitungan tanpa
campuran keduanya, Cr3+ + Co2+ λmaks terletak pada menggunakan intercept. Hasil perhitungan yang
λ520 dengan nilai absorbansi sebesar 0,703. Menurut diperoleh, konsentrasi yang mendekati nilai yang
Wiryawan, A dkk (2008), bahwa panjang diberikan asisten adalah konsentrasi dengan
gelombang untuk Cr(III) terletak pada panjang perhitungan tanpa menggunakan intersept. Pada
gelombang 575 nm sedangkan untuk Co(II) terletak botol besar campuran 1 untuk Co diperoleh 0,047M
pada panjang gelombang 510 nm. Hasil yang dan Cr diperoleh 0,0095M. Pada botol kecil
diperoleh sesuai dengan literatur. Dari hasil campuran I untuk Co diperoleh 0,0099M dan Cr
pengamatan yang diperoleh larutan bersifat aditif diperoleh 0,031M.
dikarenakan ketiga larutan menghasilkan panjang
gelombang maksimum yang berbeda.
Pada prosedur selanjutnya mengukur absorbansi IV. KESIMPULAN
dari Cr3+ dan Co2+ dengan variasi konsentrasi. Absorpsi campuran antara Cr3+ dan Co2+ bersifat
Untuk Cr3+ pada konsentrasi 0,05M; 0,04M; 0,03M; aditif karena komponen – komponen larutan
0,025M; 0,02M; 0,01M. Sedangkan untuk Co2+ tersebut tidak saling bercampur dan menghasilkan
pada konsentrasi 0,1 M; 0,08 M; 0,06 M; 0,04 M; absorbansi berbeda dari komponennya. Berdasarkan
0,02 M. Pengukuran absorbansi dilakukan pada λmaks hasil pengukuran, diperoleh λmaks untuk Cr3+ 575nm,
dari Cr3+ yaitu 575 nm dan Co2+ 510 nm .
4
Co2+ 510nm dan untuk campuran keduanya yaitu Pada λmaks Cr 575 nm 0,459
pada 520nm.
Konsentrasi berbanding lurus dengan absorbansi
4.) Grafik hubungan antara Absorbansi dan
dimana semakin besar konsentrasi maka semakin
Konsentrasi larutan Co pada λmaks Co =
besar pula nilai absorbansi begitupun sebaliknya.
510
Perhitungan konsentrasi Kobalt (Co) dan Krom
(Cr) tanpa menggunakan intercept adalah pada botol
Larutan Co pada λmaks Co = 510
besar campuran 1 untuk Co diperoleh 0,047M dan
Cr diperoleh 0,0095M. Pada botol kecil campuran I 0.6
untuk Co diperoleh 0,0099M dan Cr diperoleh 0.5 f(x) = 5.28x + 0.05
R² = 1
0,031M. 0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.010.020.030.040.050.060.070.080.09 0.1 0.11
LAMPIRAN
Dari persamaan garis grafik diatas, diperoleh nilai K
1.) Data absorbansi larutan Cr(III) sebesar 5,280 dan nilai C sebesar 0,049
Larutan Pada λmaks Co Pada λmaks Cr
Cr(III) 510nm 575nm 5.) Grafik hubungan antara Absorbansi dan
M A A Konsentrasi larutan Co pada λmaks Cr =
0,01 0,094 0,224 575
0,02 0,161 0,399
Larutan Co pada λmaks Cr = 575
0,03 0,189 0,47
0.12
0,04 0,215 0,566
0.1
0,05 0,266 0,666 f(x) = 1.12x - 0.02
0.08
R² = 0.89
2.) Data absorbansi larutan Co(II) 0.06
Larutan Co Pada λmaks Co Pada λmaks Cr 0.04
(II) 510nm 575nm 0.02
M A A 0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
0,02 0,247 0,105
0,04 0,378 0,118
0,06 0,545 0,191 Dari persamaan garis grafik diatas, diperoleh nilai K
0,08 0,573 0,159 sebesar 1,120 dan nilai C sebesar -0,015
0,1 0,646 0,177
6.) Grafik hubungan antara Absorbansi
3.) Data absorbansi campuran dengan Konsentrasi larutan Cr pada
λmaks Co = 510
Campuran 10 ml Co
0,2 M dan 10 ml Cr
0,05 M) Absorbansi
Pada λmaks campuran 520
nm 0,703
Pada λmaks Co 510 nm 0,690
5