Anda di halaman 1dari 25

PENGGUNAAN LSD

(D-lysergic acid diethylamide)


DI INDONESIA

KIMIA FORENSIK
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ANGGOTA KELOMPOK
Ema Liona Amalia 051211131053
Robiatul Ainiyah M. 051211131056
Debby Trianingsih 051211131067
Canindera Costa 051211131071
Najwa 051211131072
Dhearara W. Rizky 051211133073
Wanda M. Putri 051211133074
Putri Lailatul A. 051211133078
Ratu Anisa 051211133080
Galih Aulia Nugraha 051311133031
OUTLINE

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KASUS

PENUTUP
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Beberapa tahun ini, masalah tentang
penyalahgunaan narkoba menjadi berita
aktual yang hangat diperbincangkan di
Indonesia karena hasil temuan dari BNN
yang dibantu dengan aparat kepolisian.

Sekitar tahun 1990, ada isu yang melaporkan


peredaran LSD di Indonesia. Isu tersebut
mengatakan bahwa ada temuan permen
berstiker yang ternyata di dalamnya
mengandung LSD yang disalahgunakan.
2. Rumusan Masalah
• Apa definisi LSD (Lysergic Acid Diethylamide)?
• Bagaimana hukum LSD di Indonesia, serta penggunaan LSD dan efeknya pada
tubuh?

3. Tujuan
• Mengetahui secara jelas dan lengkap apa itu LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
• Mengetahui efek yang ditimbulkan jika seseorang menggunakan LSD
• Mengetahui bagaimana cara mendeteksi LSD serta bagaimana hasil positif jika
seseorang menggunakan LSD

4. Manfaat
Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan
kefarmasian.
Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
kesehatan khususnya farmasis dalam memberikan
asuhan kefarmasian.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi LSD
LSD atau “D-lysergic acid diethylamide”
merupakan jenis bahan kimia baru yang bersifat
halusinogen, bahan kimia atau obat ini berbentuk
seperti kertas dan biasanya lekat dengan istilah
psikadelik. LSD relatif bersifat tidak adiktif dan
toksisitas rendah.
2. Pemerian LSD Menurut Kimia
•Nama umum : LSD LSD-25; Diethylamide Asam lisergat;
•Berat molekul : 323,4;
•Rumus molekul : C20H25N3O;
•Rumus kimia : 9,10-Didehydro- N , N -diethyl-6-methylergoline-8 β-carboxamide
•Konstanta disosiasi : pK a 7,5;
•Koefisien partisi : Log P (oktanol / air), 2.9;
Sebuah zat kristal tak berwarna; Larut dalam air; LSD mudah terdegradasi dalam
spesimen biologis ketika terkena cahaya atau suhu tinggi; LSD juga dapat mengikat
wadah kaca dalam larutan asam.

3. Bentuk Fisik LSD


•Dosis umum bentuk 'blotters' atau 'kertas kotak'/lembar kertas
penyerap dicetak dengan desain khas dan berlubang, sehingga
mereka dapat dirobek/dicopot menjadi dosis-dosis kecil/tunggal.
•Setiap lembar biasanya mengandung 100 atau lebih.
•LSD kurang dikenal sebagai tablet kecil ('microdots').
•Larutan Solutio dari LSD dalam air atau alkohol kadang-kadang
bisa dijumpai.
4. Sejarah LSD
LSD pertama kali diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Sandoz
Laboratories (kini Novartis) dengan nama dagang Delysid sebagai obat
dengan berbagai kegunaan psikiatrik.
Pada tahun 1940-an - pertengahan 1970-an, LSD secara ekstensif diteliti di
komunitas psikiatrik. Namun, LSD mulai disalahgunakan oleh beberapa
mahasiswa psikiatrik.
Pada tahun 1960-an, penggunaan kasual LSD berkembang menjadi
subkultur meditasi dan psikedelia.
Pada tahun 1970-an, publikasi tentang efek negatif LSD,
menyebabkan popularitas LSD menurun.

Pada awal tahun 1980-an, penggunaan LSD dalam psikoterapi


tidak lagi berefek positif dan penelitian ilmiah tentang LSD
dihentikan.
5. Efek LSD Pada SSP
Efek LSD pada sistem saraf pusat timbul 30 sampai 60 menit setelah
dicerna dan dapat berlangsung sampai 12 jam.
Menimbulkan efek halusinogen dengan mengganggu interaksi
neurotransmiter serotonin dan sel saraf.

6. Penyalahgunaan LSD
Penyalahgunaan LSD kerap terjadi pada orang-orang dalam masa remaja dan
memasuki usia 20 tahun.
Di Indonesia sebutan bagi obat ini adalah acid, elsit, perangko, kertas dewa.

Pengguna biasanya mengunyah atau menelannya dan akan


diabsorbsi di saluran cerna. LSD juga dapat dihirup maupun
diinjeksikan.
7. Cara Analisis LSD dalam Cairan Tubuh Manusia
RADIOIMMUNOASSAY (RIA)
- Antisera I dan II dapat ditingkatkan dengan menggunakan konjugat dari LSD yang
terikat dengan bovine serum albumin melalui indole nitrogen dan amide sidechain.
Antiserum I digunakan secara rutin.
- Urin dan cairan lambung diuji tanpa perlakuan sebelumnya.
- Darah dan isi perut semisolid dicampurkan dengan 3 volume metanol untuk
mengendapkan protein, methanolic supernatan kemudian diuapkan sampai kering dan
diambil dalam buffer untuk memberikan pengenceran sampel 1 : 4.
LSD dideteksi dengan menggunakan
spektrofluorimetry setelah diendapkan dengan
metanol. Ekstraknya akan terlihat menempel pada
kertas saring, kemudian dikeringkan dan diperiksa di
bawah sinar ultraviolet (360 nm), LSD memberikan
fluoresensi biru yang kuat. Reagen Ehrlich (p-dimetil-
aminobenzaldehyde) memberikan warna biru atau ungu
dan dapat diterapkan setelah kromatografi lapisan tipis.

Hasil dari LSD RIA dengan sampel yang


membusuk harus ditangani dengan hati-hati
karena positif palsu dapat terjadi.
HPLC
Untuk mendeteksi LSD dengan menggunakan HPLC dengan menggunakan
sampel 1-10 mL. HPLC dengan deteksi fluoresensi atau kromatografi gas atau
spektrometer massa digunakan untuk konfirmasi atau kuantifikasi.

!!!
Hasil analisis LSD dengan menggunakan cairan
tubuh, sampel harus diperlakukan dengan hati-hati.
Karena Spectrofluorimetry rentan terhadap gangguan,
seperti RIA, karena dapat mendeteksi metabolit selain
LSD. Sementara HPLC lebih spesifik tetapi memiliki
dapat terjadi kuantitatif error. Namun penggunaan
spectrofluorimetry dan RIA tetap digunakan, hasilnya
dapat digunakan sebagai dasar untuk interpretasi hasil
kasus forensik.
Pusing, lemah, dan mengantuk
Midriasis Tremor

Palpitasi 8. Intoksikasi LSD Ketidakseimbangan

Diaphoresis Pandangan kabur


Takikardia

Tanda-tanda dan gejala psikiatris meliputi


kejiwaan intensifikasi persepsi,
depersonalisasi, derealisasi, ilusi, psikosis,
sinestesia, dan flashbacks.

Penggunaan LSD dapat menyebabkan


toleransi namun tidak menyebabkan adiksi
dan tidak menyebabkan with drawal
syndrome.
9. Hukum LSD di Indonesia
LSD digolongkan sebagai psikotropika golongan 1, tetapi menurut Peraturan Menteri
Kesehatan (PMK) no 13 tahun 2014 LSD digolongkan sebagai narkotika golongan 1.

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba
adalah sebagai berikut:
Pasal 111 [bagi tersangka kedapatan memiliki narkotika dalam bentuk tanaman]
Pasal 112 [bagi tersangka kedapatan memiliki narkotika dalam bentuk bukan
tanaman]
Pasal 114 [bagi tersangka kedapatan mengedarkan narkotika]
Pasal 127 [bagi tersangka yang merupakan korban penyalahgunaan narkotika, bisa
direhab]

Peran Serta Masyarakat


Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun
2009, masyarakat bisa berpartisipasi dalam
Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkoba:
Pasal 104
Pasal 105
Pasal 109
TINJAUAN KASUS
1 Lion Air Si “Pesawat Maut”, 60-70% Dikemudikan “Pilot Narkoba”

Kasus ini terkuak ketika Faradiba seorang mantan pramugari Lion Air
mengungkapkannya di tayangan interaktif sebuah stasiun berita televisi hari Senin
(6/7/2012). Sebelumnya 3 pilot Lion Air dipastikan sebagai pengguna Narkoba. Terakhir
petugas BNN melakukan penangkapan terhadap seorang pilot Lion Air di Hotel Garden
Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu pukul 03.30 WIB. Si Pilot Sabu itu tertangkap di
kamar hotel dengan barang bukti berupa bong berisi sabu 0,04 gram. Dari hasil tes urin
diketahui SS positif menggunakan sabu. Tahun 2006, Pilot pernah salah mendaratkan
pesawat di bandara Tabing, Padang, seharusnya pesawat mendarat di Bandara
Internasional Minangkabau. Di Papua juga ada cerita yang sama ketika sayap sebuah
pesawat ketika me"markir"kan pesawatnya. Cerita memilukan lainnya mengatakan
ketika pilot dan ko-pilot bersitegang ketika pilot mengatakan landasan masih jauh,
tetapi ko-pilot bersikeras mengatakan landasan sudah dekat. Ke dua cerita tadi diduga
dilakukan oleh salah seorang oknum "Pilot Sabu".
Efek halusinasi LSD, sama dengan sabu sabu. BNN pernah menangani
kasus pesawat yang sayapnya menyenggol pesawat lain saat parkir. Setelah
diselidiki, ternyata pilotnya mengonsumsi sabu-sabu. Selain itu, efek lain
halusinasi yang diakibatkan LSD adalah tidak bisa membedakan waktu,
apakah masih pagi, siang, sore, atau malam. Sementara itu, efek LSD yang
mengakibatkan salah persepsi indera, misalnya, gangguan pada
pengelihatan.LSD juga bisa menyebabkan orang menjadi paranoid serta bisa
mempercepat proses denyut jantung dan tekanan darah. Pengguna pada
umumnya akan mengalami gejala halusinasi pada 30 menit sampai 60 menit
pemakaian pertama. Gejala tersebut, lanjutnya, akan berlangsung sekitar enam
sampai delapan jam.
2 Syatiri, A. S., 2015. Mengaku Pakai LSD, Christopher Dinilai Cerdik diakses dari
Kompas.com pada 1 Mei 2015.
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi didaerah Arteri Pondok Indah, Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan pada Januari 2015 yang menewaskan 4 korban diduga akibat
pengaruh narkoba. Christopher, pengemudi Mitsubishi Outlander Sport yang terlibat dalam
kasus kecelakaan tersebut mengaku telah menggunakan Lysergic acid diethylamide (LSD)
beberapa saat sebelum mengemudikan kendarannya. Efek yang ditimbulkan adalah
halusinasi dan salah persepsi indera. Pada umumnya pemakai LSD akan mengalami
disorientasi dimensi ruang dan waktu. Akibat efek tersebut kemungkinan pengemudi tidak
dapat membedakan jarak antara jauh dan dekat, sehingga ia melajukan kendaraannya
dengan dengan kecepatan tinggi dan tidak menyadari pengendara lain didepannya hingga
akhirnya ditabrak. Christopher tetap melajukan kendaraannya setelah menabrak 2
pengendara motor didepannya, hingga menabrak 2 mobil lainnya. Di Indonesia, LSD
muncul dan diketahui penggunaannya terakhir sejak 23 tahun silam. Relatif jarangnya
narkoba jenis ini diekspos ke publik membuat beberapa orang tidak tahu penggunaannya.
Polisi tidak akan menerima begitu saja pengakuan Christroper. Polisi melalui Pusat
Laboratorium Forensik (Puslabfor) dan Badan Narkotika Nasiional (BNN) akan menguji
sampel urin dan darah pengemudi untuk membuktikan apakah kecelakaan yang terjadi
tersebut murni kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan yang terjadi akibat ketidaksadaran
pengemudi karena pengaruh obat-obatan atau narkotika. Sampel urin dan darah yang di
analisa oleh Puslabfor dan BNN menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya kecelakaan
tersebut murni terjadi bukan karena pengemudi kehilangan akal atau kesadarannya. Dari
hasil test psikologi forensik, Christopher memiliki kepribadian yang implusif, yang mana
memiliki pengendalian emosi yang rendah.
Hasil analisis : KASUS 1
•Sampel Urine :
Hasil analisis urine tersangka SS dengan menggunakan metode Immunoassay atau GC
diketahui POSITIF, maka tersangka dinyatakan mengkonsumsi shabu. Selain itu polisi
juga mendapati tersangka memiliki bong berisi shabu 0,04 gram. Serbuk dalam bong ini
tidak lantas langsung dinyatakan sebagai shabu, tetapi diuji kualitatif dengan salah
satu metode seperti RIA atau GC. Kedua buktitersebut sudah cukup menjerat tersangka
dalam tindak pidana penyalahgunaan narkoba.

Hasil analisis : KASUS 2


•Sampel Darah :
Analisis darah tersangka dengan melihat SGOT dan SGPT yang meningkat karena
biasanya pemakaian narkoba dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya
hepatomegali. Tentunya uji ini harus dilakukan oleh tenaga lab khusus dan peralatan
khusus juga.
•Sampel Urine :
Jika hasil analisis urine tersangka dengan menggunakan metode Strip test pack diketahui
positif mengandung LSD jika terbentuk pita pink pada Control maka tersangka
dinyatakan telah mengkonsumsi LSD sebelum mengendarai mobil dan mengemudikan
pesawat. Metode lainnya yaitu dengan Card Test, jika positif menggunakan LSD maka
Card Test akan menunjukkan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 1. Interpretasi Hasil Card Test
Gambar 2. Strip test pack

Namun dari hasil pemeriksaan didapatkan


hasil negatif, sehingga kecelakaan tersebut
murni terjadi bukan karena pengemudi
kehilangan akal atau kesadarannya
melainkan akibat kelalaian pengemudi
Keputusan : Tersangka 1
•Tersangka SS, seorang pilot maskapai Lion Air, ditangkap di Hotel Garden
Palace, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/7/2012) pukul 03.30 WIB. Tersangka
ditangkap di kamar hotel dengan barang bukti berupa bong berisi 0,04 gram.
Hasil tes urine menyatakan tersangka juga POSITIF mengkonsumsi shabu,
sehingga tersangka terjerat UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pasal
115 ayat (1) dan pasal 127 ayat (1) poin (a).
•Sehingga dapat diputuskan hukuman untuk tersangka adalah minimal 4
tahun piah.dan maksimal 12 tahun serta denda minimal 800 juta rupiah dan
maksimal 8 milyar rupiah.
Keputusan : Tersangka 2
•Christopher Daniel Sjarief (22), pengemudi Mitsubishi Outlander bernomor polisi B
1658 PJE terlibat dalam kecelakaan maut di Jalan Arteri Pondok Indah, Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan pada Selasa (20/1/2015) .Atas tindakannya ini, jatuh korban
meninggal sehingga dia terjerat Pasal 311 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
•Sedangkan untuk hasil analisis darah dan urine tersangka dinyatakan negatif
menggunakan LSD, maka tersangka tidak akan terjerat Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.
•Sehingga dapat diputuskan hukum n untuk tersangka adalah maksimal 12 tahun
penjara atau denda maksimal 24 juta rupiah
PENUTUP
Kesimpulan
•LSD (Lysergic Acid Diethylamide) merupakan jenis bahan kimia baru yang bersifat
halusinogen, obat ini berbentuk seperti kertas dan biasanya lekat dengan istilah psikadelik.
•LSD digolongkan sebagai psikotropika golongan 1 , tetapi menurut Peraturan Menteri
Kesehatan (PMK) No 13 Tahun 2014, LSD digolongkan sebagai narkotika golongan 1.
•LSD relatif bersifat tidak adiktif dan toksisitas rendah.
•LSD banyak dikenal atas efek psikologisnya yang bisa dijadikan obat untuk senang-
senang (rekreasional) maupun mencari ketenangan atau meditasi, serta berperan penting
dalam kontra budaya tahun 1960.
Saran
• Bagi para keluarga
Agar dapat menjalin relasi yang dekat dengan
setiap anggota keluarga, terutama anak-anak pada usia
remaja dan dewasa awal. Hal ini dilakukan agar dalam
keluarga tercipta komunikasi yang baik, sehingga
ketika salah satu anggota memiliki suatu masalah,
maka tidak mencari tempat pelarian yang salah juga.
• Bagi anak remaja atau dewasa
Agar dapat menjaga pergaulan. Hindarilah
pergaulan yang akan merumuskan ke hal-hal negative
yang salah satunya adalah pemggunaan obat-obatan
terlarang.
DAFTAR PUSTAKA
National Institute on Drug Abuse. (2001). Research Report Series: Hallucinogens and
Dissociative Drugs (NIH Publication number 01-4209). Washington, DC: US

Smith, R.N. dan Robinson Katherine. 1985. Body Fluid Levels of Lysergide (LSD).
Forensic Science International, 28, Hal. 229-237.

Street Drugs. LSD. Retrieved October 25, 2006, from http://www.streetdrugs.org/lsd.htm.


(diakses pada tanggal 02 Mei 2016 pukul 21.00)

Sweetman, Sean C., 2009. Martindale The Complete Drug Reference. London :
Pharmaceutical Press.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai