Penggunaan pestisida rumah tangga atau antinyamuk mengalami beberapa kali pergantian
penggunaan bahan aktif dikarenakan dampaknya pada kesehatan manusia. Zat aktif yang pernah
digunakan untuk pestisida rumah tangga, hygiene dan sanitasi, diantaranya diklorvos dan
klorpirifos yang termasuk dalam golongan organofosfat. Kedua zat aktif tersebut umumnya
terdapat pada produk antinyamuk yang disemprot. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 39/Permentan/SR.330/7/2015 kedua bahan aktif tersebut diklasifikasikan ke dalam
kelompok pestisida yang dilarang penggunaannya. Menurut The WHO Recommended
Classification of Pesticides by Hazard and Guidelines to Classification 2009, diklorvos dilarang
penggunaannya untuk pestisida rumah tangga karena termasuk formulasi pestisida kelas Ib
dengan tingkat bahaya sangat berbahaya sekali, sedangkan klorpirifos termasuk formulasi
pestisida kelas II dengan tingkat bahaya sedang. Diklorvos merupakan pestisida golongan
organofosfat yang bekerja menghambat enzim asetilkolinesterase (AChE). Enzim ini sangat
mempengaruhi sistem saraf, jika enzim ini dihambat pembentukannya dapat menyebabkan mual
dan muntah, gelisah, berkeringat dan tremor otot tingkat tinggi. Sama halnya dengan diklorvos,
klorpirifos merupakan golongan organofosfat, dengan efek neurologis pada janin dan anak-
anak.6,7
Zat aktif lainnya yang digunakan untuk pestisida rumah tangga, hygiene dan sanitasi adalah
Propoksur. Zat ini umumnya terdapat pada produk antinyamuk yang disemprot, dibakar dan
elektrik. Menurut The WHO Recommended Classification of Pesticides by Hazard and
Guidelines to Classification 2009, zat aktif ini digolongkan sebagai pestisida dengan tingkat
bahaya sedang (kelas II) yang menyebabkan propoksur tidak diperbolehkan digunakan sebagai
bahan aktif dalam pestisida rumah tangga. Propoksur merupakan pestida golongan karbamat
yang bekerja menghambat enzim asetilkoinesterase (AChE) yang berpengaruh terhadap sistem
saraf manusia. Umumnya kejadian keracunan zat ini biasanya karena terhirup yang dapat
meyebabkan mual dan muntah, berkeringat, pandangan kabur serta jantung berdebar.2,3,6
Saat ini zat aktif antinyamuk yang dianggap relatif aman untuk kesehatan dan mempunyai
potensi insektisida (potensi mengendalikan nyamuk dan serangga lainnya) yang lebih tinggi
namun dengan dosis rendah serta mampu membasmi nyamuk dengan cepat serta
direkomendasikan oleh WHO adalah insektisida golongan Piretroid. Piretroid merupakan
insektisida kimia, namun secara alami Piretroid ditemukan pada bunga krisantemum, diantaranya
transfluthrin, biphenthrin, cifluthrin, deltamethrin, etofenprox, α-cihalothrin, tetramethrin, d-
allethrin, d-phenothrin, cypermethrin, imiprothrin, prallethrin, permethrin. 1,2,3
Berdasarkan struktur kimianya, piretroid dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu piretroid Tipe I dan
Tipe II. Piretroid Tipe I yang tidak terdapat molekul alfa siano (contoh : allethrin, resmethrin, d-
phenothrin dan permethrin) dan piretroid Tipe II terdapat molekul alfa siano (contoh :
deltamethrin, cypermethrin, cifluthrin dan fenvalerat). Menurut WHO, antinyamuk untuk
penyemprot ruangan adalah α-cipermetrin, bifenthrin, cifluthrin, deltametrin, etofenprox dan α-
cihalothrin. Sediaan yang beredar di pasaran bahan aktif yang sering digunakan diantaranya
transfluthrin, tetramethrin, d-allethrin, d-phenothrin, cypermethrin, imiprothrin, prallethrin,
cifluthrin, permethrin.1,2,4
Daftar Pustaka
1. Department of Health and Human Services. 2003. Toxicological Profile for Pyrethrins and
Pyrethroids. Toxic Subtances and Disease Registry : US
2. Atchison D., et all. 2012. Pyrethroids and Their Effects on Ion Channels. Lisencee INTECH
3. Word Health Organization. 2005. Safety of Pyrethroids for Public Health Use. WHO/ CDS/
WHOPES/ GCDPP
4. Goldfrank, L.R. et al. (eds.). 1994. Goldfrank’s Toxicologic Emergencies, 5th ed. Nowark:
Appleton and lange
5. Olson, K.R. 2012. Poisoning and Drug overdose sixth edition. Norwalk : Appleton and
Lange.
6. The WHO Recommended Classification of Pesticides by Hazard and Guidelines to
Classification 2009
7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun 2015 tentang Pendaftaran Pestisida
8. Ellenhorn, Matthew J. 1997. Ellenhorn’s Medical Toxicology: Diagnosis and Treatment of
Human Poisoning 2nd edition. USA: Williams and Wiskins.
9. New Zealand National Poisons Centre. 2015. Pyrethrin. Diunduh dari:
http://www.toxinz.com/Spec/2780731/275960 (23 Juli 2016).