Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keracunan adalah salah satu kasus darurat yang paling sering terjadi pada anak-anak
di bawah usia 5 tahun dan hampir selalu terjadi di rumah. Bagian terbesar dari kasus ini
adalah menelan racun.Untungnya kasus ini sudah menurun dengan adanya kemasan
produk yang baik dan banyaknya pusat-pusat pengendali keracuna (National Safety
Council, 2006)). Menurunnya kasus keracunan juga disebabkan karena adanya Poison
Prevention Packaging Act tahun 1970 yang mengatur bahwa beberapa obat berbahaya dan
produk rumah tangga tertentu harus dijual dalam wadah yang sulit dibuka oleh anak-anak.
Akan tetapi, masalah keracunan masih menjadi kekhawatiran bermakna dalam bidang
kesehatan (Wong, 2008).
Banyak produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari di rumah seperti
membersihkan rumah, sebagai obat, merawat kebun, dapat menjadi etiologi dari keracunan
pada anak.Pada umumnya, bahan-bahan beracun yang paling berbahaya bagi anak-anak
adalah obat-obatan, produk pembersih, pestisida, minuman beralkohol, dan produk minyak
bumi misalnya bensin (National Safety Council, 2006).Karakteristik perkembangan anak
dapat menjadi faktor predisposisi keracunan.Bayi dan toddler mengeksplorasi lingkungan
mereka melalui percobaan oral.Selain itu, anak juga mengalami perkembangan autonomi
dan inisiatif yang meningkatkan rasa keingintahuan mereka tentang sesuatu dan
meningkatnya tingkah laku tidak patuh (Wong, 2008). Benda-benda yang menarik bagi
mereka akan dilihat dan menjelajahinya. Kecelakaan keracunan pada anak sering terjadi
ketika anak ditinggal seorang diri dan apabila bahan beracun lupa disimpan dengan benar.
Kasus keracunan masih menjadi alasan utama dari perawatan darurat di rumah sakit.
Hal itu dikarenakan adanya angka kematian anak usia di bawah 5 tahun akibat keracunan.
Angka kematian tersebut berkisar 80.000-90.000 anak yang menerima perawatan darurat
dan 20.000 yang perlu dirawat di rumah sakit.¾ dari kasus keracunan tersebut berhasil
ditangani dengan baik (National Safety Council, 2006).
Penanganan keracunan perlu dirujuk ke rumah sakit karena untuk mengantisipasi
komplikasi yang memburuk dari keracunan terutama pernapasan dan sirkulasi.Penanganan
keracunan pra-hospital juga sangat dianjurkan bagi setiap orang tua melalui penyuluhan
atau prerencanaan pemulangan pasien (discharge planning). Penanganan dan perawatan
pasien anak dengan keracunan akan dilakukan oleh dokter, perawat serta disiplin ilmu
1
2

lainnya yang berhubungan dengan kegawatan keracunan pada anak. Dalam hal ini, perawat
memegang peranan penting dalam perawatan pasien di ruang kegawatan serta penyuluhan
ketika discharge planning pasien.
Oleh karena itu, penyusun ingin membuat makalah tentang asuhan keperawatan
keracunan pada anak yang akan membahas poin-poin terkait keracunan pada anak.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan tentang konsep keracunan pada anak (definisi, etologi, manifestasi
klinis).
2. Untuk memaparkan macam-macam keracunan pada anak dan penanganannya masing-
masing.
3. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan keracunan pada anak meliputi pengkajian,
diagnose dan perencanaan).

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pembaca
a. Dapat menambah wawasan pembaca mengenai kercunan pada anak dan
penanganannya (baik pre-hospital maupun hospital).
b. Dapat menjadikan referensi untuk makalah pembaca selanjutnya dengan adanya
kritik dan saran untuk penulisan.
2. Bagi Penyusun
a. Dapat berbagi informasi dan menambah wawasan penyusun tentang keracunan
pada anak serta penanganannya.
b. Dapat dijadikan sumber tambahan referensi dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
3

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keracunan
Racun adalah bahan yang jika tertelan, terhirup, teresap kedalam kulit (misalnya, dari
tanaman) atau tersuntikkan (misalnya dari serangan serangga) bias menyebabkan penyakit,
kerusakan dan kadang-kadang kematian.
Keracunan adalah salah satu kasus darurat yang paling sering terjadi pada anak-anak
dibawah usia 5 tahun. Bagian terbesar dari kasus ini adalah menelan racun.
Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik
melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang
menimbulkan timbul gejala klinis.Anak dapat mengalami keracunan oleh beberapa hal,
seperti produk-produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan
tanaman.Keracunan merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal
dunia. Dari data statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di
Indonesia secara umum adalah akibat paparan pestisida, obat-obatan, hidrokarbon, bahan
kimia korosif, alcohol dan beberapa racun alamiah termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam
jengkolat dan beberapa tanaman beracun lainnya. Kematian karena keracunan pada anak
telah menurun secara dramatis pada dua decade terakhir, terutama untuk anak yang
berumur kurang dari 5 tahun.

Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :


1. Padat, misalnya obat-obatan, makanan
2. Gas, misalnya CO
3. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia
Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :
1. Tertelan melalui mulut, keracunan makanan, minuman
2. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO
3. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia

B. Etiologi Keracunan

Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan keracunan, antara lain :

1. Bahan kimia umum (Chemical toxicants) yang terdiri dari berbagai golongan seperti
pestisida (organoklorin, organofosfat, karbamat), golongan gas (nitrogen, metana,
4

karbon monoksida, klor), golongan logam (timbal, posfor, air raksa, arsen), golongan
bahan organik (akrilamida, anilin, benzena toluene, vinil klorida fenol), dan alcohol.
2. Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup (Biological toxicants) mis : sengatan
serangga, gigitan ular berbisa , anjing dll.
3. Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri (Bacterial toxicants) mis :Bacillus cereus,
Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Escherichia coli dll.
4. Racun yang dihasilkan oleh tumbuh tumbuhan (Botanical toxicants) mis : jamur
amnita, jamur psilosibin, oleander, kecubung dll.
C. Tanda dan Gejala Keracunan
Banyak sekali gejala dan tanda tanda keracunan yang mirip dengan gejala atau tanda
dari suatu penyakit, seperti kejang, stroke dan reaksi insulin.Seseorang yang telah
mengalami keracunan kadang dapat diketahui dengan adanya gejala keracunan.Gejala-
gejala keracunan tersebut secara umum dapat berupa gejala non-spesifik dan spesifik,
namun kadang kadang sulit untuk menentukan adanya keracunan hanya dengan melihat
gejala gejala saja.Perlu dilakukan tindakan untuk memastikan telah terjadi keracunan
dengan melakukan pemeriksaan laboratorium.Pemeriksaan laboratorium ini dapat
dilakukan melalui pemeriksaan periodik urin, tinja, darah, kuku, rambut dan lain-lain.
Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada anak saat keracunan adalah
sebagai berikut:
a) Anak Anda merasa ingin muntah, dimana anak muntah tanpa sebab yang jelas.
b) Ada luka bakar di bibir atau mulut anak Anda.
c) Anak Anda susah untuk dibangunkan.
d) Anak mengalami kesulitan pernafasan.
e) Anak mengalami sakit perut.
f) Anak menalami serangan sakit yang mendadak.

D. Patofisiologi Keracunan
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu faktor bahan kimia,
mikroba, toksin, dan lain-lain.Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler
sistemik sehingga terjadi penurunan fungsi-fungsi organ dalam tubuh.Biasanya akibat dari
keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung, gangguan pernapasan,
gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dan bahan
kimia).Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai dengan jalur masuk racun ke
dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran pencernaan, maka gangguan utama akan terjadi
pada saluran pencernaan. Bila masuk melalui jalan nafas maka yang terganggu adalah
5

pernafasannya dan bila melalui kulit akan terjadi reaksi setempat lebih dahulu. Gejala
lanjutan yang terjadi biasanya sesuai dengan sifat zat racun tersebut terhadap tubuh.Mual
dan muntah terjadi disebabkan karena adanya iritasi pada lambung sehingga asam lambung
meningkat.Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat
atau menginaktivasi enzim tubuh yaitu kolinesterase (KhE).Dalam keadaan normal, KhE
ini bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (Akh) dengan jalan mengikat Akh-KhE yang
bersifat inaktivasi. Bila konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO-KhE lebih
banyak terjadi, maka akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat-tempat tertentu,
sehingga timbul gejala-gejala rangsangan Akh yang berlebihan dan pada akhirnya akan
menimbulkan efek muskarinik, nikotinik, dan SSP (menimbulkan stimulasi dan kemudian
depresi SSP).

E. Macam – Macam Keracunan


1. Gigitan Binatang
Hewan yang paling sering menggigit manusia adalah anjing. Kucing walaupun
agak jarang, kadang-kadang juga menggigit manusia.
Gigitan kucing lebih berbahaya karena banyak masuk kuman yang berasal dari
mulut kucing, sehingga lebih sering menimbulkan infeksi pada luka. Gigitan kucing,
tikus, dan anjing sering mengandung virus rabies. Di daerah kita beruang, babi, dan
harimau masih banyak, sehingga sesekali terjadi juga binatang itu meggigit
manusia.Rabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus, ditularkan melalui
air ludah gigitan hewan ke hewan lain ke manusia.
Hewan yang mengandung virus rabies bila menggigit atau menjilat luka goresan
kulit dapat menularkan penyakit gila anjing (rabies).
Penyakit anjing gila tidak hanya terdapat pada anjing saja. Ia juga dapat
menghinggapi kucing, monyet, dan binatang berdarah panas lainnya. Maka sebaiknya
binatang yang menggigit segera ditangkap untuk diketahui apakah ia menderita penyakit
anjing gila atau tidak.
Binatang yang tidak terserang penyakit tersebut biasanya hanya menggigit apabila
ia merasa terancam atau digoda. Apabila ia menggigit secara kompulsif (tanpa diganggu
atau merasa terancam), ada kemungkinan bahwa ia menderita penyakit anjing gila.
Masa tunas penyakit anjing gila pada manusia cukup lama (10 hari sampai 2
tahun). Tetapi pada binatang lebih kurang 2 hari kemudian tanda-tanda penyakit itu
sudah nampak.
a. Gigitan Binatang Darat
6

1) Gigitan Anjing, Kucing, Kera, tikus, dll


Bahaya rabies (penyakit anjing gila) tidak segera mengancam kecuali bila
gigitan terjadi di kepala atau di leher. Gigitan anjing biasanya “lebih bersih”
dibandingkan dengan gigitan binatang lainnya. Bekasnya tidak begitu dalam dan
mudah dibersihkan.Dapat menyebabkan luka memar yang hebat dan infeksi, serta
robekan dari jaringan.
Gigitan kucing dapat membawa akibat yang lebih serius. Bahaya infeksi
jauh lebih besar daripada gigitan anjing. Bekas gigitan kucing biasanya dalam dan
dapat mengenai urat-urat, atau masuk rongga sendi, terutama kalau di tangan.
Maka infeksi yang ditimbulkannya akan lebih hebat.
Gigitan tikus dapat menjalarkan beberapa jenis penyakit, antara lain demam
tinggi. Orang Jepang mengatakannya demam Sodoku.
Tanda dan gejala:
- Sakit kepala
- Demam
- Kejang-kejang
- Kemungkinan rabies
Penanganan
- Amankan iri dan lingkungan sekitar.
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan deterjen.
- Imobilisasikan bagian yang di gigit/ luka tersebut.
- Berikan SAR(serum anti rabies) bila ada.
- Bila dapat lakukan penangkaan binatang yang menggigit untuk identifikasi.
- Segera bawa penderita ke Rumah Sakit.
2) Gigitan Arthropoda (laba-laba, Tawon, Kelabang, Kala)
Gigitan atau sengatan dari berbagai jenis serangga, laba-laba, kala dan
kelabang, walaupun tidak selalu membahayakan jiwa, dapat menimbulkan reaksi
alergi yang gawat dan bahkan kadang-kadang dapat berakibat fatal.
Musibah yang diderita dapat akibat dari gigitan, pagutan, sengatan, atau
mungkin hanya sentuhan binatang atau bagian tubuhnya.
Tanda dan gejala
- Bengkak dan keerahan di daerah gigitan
- Gatal-gatal
- Nyeri dan terasa panas
7

- Demam, menggigil, kdang disertai sulit tidur


- Dapat terjadi syok
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Ambil segatnya kalau nampak (hati-hati saat mencabut jangan sampai menekan
kantung bias/kelenjar bias).
- Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alcohol 70 % atau antiseptic.
- Kompres dingin (kompres es).
- Imobilisasikan daerah yang tergigit
- Berikan antihistamin jika reksi ringan.
- Berikan Adrenalin 0,5 mg IM, jika reaksi berat.
- Dapat berikan penawar sakit (ponstan atau tramadol dsb)
- Bawa segera ke Rumah Sakit.
3) Gigitan kelelawar
Kelelawar dapat membawa kuman rabies. Oleh karena itu, jika digigit
kelelawar bahaya rabies juga harus dipikirkan.
Tindakan pertolongan :
Kalau mungkin, tangkaplah binatang yang menggigit untuk diobservasi
selama satu minggu, apakah terjangkit rabies atau tidak. Kalau binatangnya mati,
kirimlah ke Lembaga Pasteur Bandung untuk diperiksa (melalui Dinas Kesehatan
Kota setempat).
Basuhlah luka gigitan itu dengan air mengalir dan sabun atau obat antiseptik
(pembunuh kuman). Tutuplah dengan kasa steril. Bekas gigitan kucing tidak boleh
terlalu banyak digerak-gerakkan dan harus segera mendapat suntikan antibiotika.
4) Sengatan kalajengking
Binatang ini tergolong serangga yang mempunyai racun pada ujung
ekornya. Racun dimasukkan oleh ekor serangga ke kulit, sehingga pada saat itu
juga, orang yang disengat kalajengking atau lipan merasa kesakitan.
Beberapa jam kemudian racun itu dierap dan masuk ke dalam darah,
sehingga menimbulkan.
Tanda dan Gejala
- Gelisah,
- Mual,
8

- Muntah,
- Haus,
- Sakit perut.
Bila kalajengking menyengat anak-anak, dapat menimbulkan kematian,
yamg di dahului dengan sesak napas, sianosis, kelumpuhan, kejang-kejang, syok,
mengigau, dan pingsan.
Akibat sengatan kalajengking pada orang dewasa biasanya tidak begitu
hebat. Pengobatannya hanya simtomatis. Pada luka bekas gigitan di beri kompres
ammonia, bikarbonas natrikus atau kalamin lasio. Bila ada kejag-kejang, di beri
sedative, misalnya valium atau luminal.
b. Gigitan Binatang Air
1) Gigitan Trigonid
Terdapat di perairan laut dangkal. Biasanya penderita terkena sangat
trigonid di sebabkan menginjak atau bersentuhan dengan bahan dengan bahan
dengan bagian tubuh binatang tersebut
Tanda dan gejala
- Timbul rasa nyeri dalam 90 menit
- Rasa panas di iaerah gigitan
- Pusing bahkan terkadang sampai tidak sadar (pingsan).
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Cabut duri babi yang menusuk.
- Rendam bagian yang tergigit dalam air hangat.
- Bersihkan luka dan imobilisasi daerah luka.
2) Gigitan ubur-ubur
Kelompok hewan-hewan laut ini menimbulkan cedera dengan sengatan dari
sel-sel penyengat dari alat-alat penangkap (tentakel-tentakel)-nya yang
menyebabkan rasa panas terbakar dan sedikit perdarahan ada kulit. Ubur-ubur ada
banyak jenisnya dan hidup di daerah tropis. Racun ubur-ubur di buat oleh beribu-
ribu duri halus yang terdapat di permukaan badannya. Bila duri halus itu di sentuh
oleh perenang di laut, ubur-ubur akan menyuntukkan racun melalui duri halus itu.
Kulit yang bersentuhan dengan duri ubur-ubur, akan merasa gatal
bercampur panas. Beberapa menit kemudian akan timbul urtikaria yang dapat
9

berubah menjadi (lepuh-lepuh visikel). Perasaan sakit biasanya akan hilang


sendiri dalam beberapa jam, tetapi dapat kambuh lagi beberapa hari kemudian.
Tanda dan gejala
- Rasa panas dan terbakar serta sedikit perdarahan pada kulit.
- Urtikaria
- Mual
- Muntah
- Kejang otot
- Syok
- Kesulitan bernafas
- Keluar air mata terus-menerus
- Mata menjadi merah bengkak, pupil melebar
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel-tentakel dengan handuk
basah.
- Cuci luka dengan larutan Aromatic Ammonia Spirit atau alcohol 70%
- Berikan 10 ml larutan Na Glukonat.
- Asang tourniket dan berikan antidote Sea Wasp Antivenome (SWA) bila ada
- Bawa segera ke rumah sakit
3) Gigitan ikan pari (Sting ray)
Kelompok hewan-hewan laut ini menyuntikkan racunnya dengan
menusukkan duri-duri /jarum-jarumnya. Ikan pari termasuk klas Elasmobrachil
mempunyai tulang rawan. Jenis ikan pari yang terkenal adalah pari kembang, pari
bendera, pari pasir, dan pari burung.
Bentuk badannya pipih seperti cakram dengan ekor menyerupai cambuk.
Pada ekor itu terdapat satu atau lebih duri yang berbisa. Ikan ini hidup di sekitar
pantai. Ikan pari pasir biasanya berbaring di dasar laut dan tertimbun pasir atau
lumpur. Bila ada orang yang menginjak badan ikan pari, ekornya akan memecut
sambil memasukkan durinya.
Orang yang terkena duri ikan pari dalam 10 menit merasa sakit di sekitar
tusukan itu. Makin lama perasaan sakit itu akan makin bertambah hebat dan
menjalar keseluruh anggota badan yang tertusuk. Perasaan sakit biasanya
berlangsung antara 6 – 48 jam, lalu berkurang.
10

Luka yang ditimbulakan berupa luka tusuk atau lasersi. Untuk


mengeluarkan duri dalam daging, biasanya diperlukan insisi. Setelah duri di
keluarkan biasanya luka akan membengkak, maka dari itu jangan dilihat langsung,
cukup di kompres dengan antiseptic (betadin). Bila peradangan telah tenang,
barulah dilakukan penjahitan sekunder.
Tanda dan gejala
- Pembengkakan
- Mual, muntah dan diare
- Tekanan darah menurun,
- Berkeringat
- Jantung berdenyut tidak teratur
- Kadang-kadang bisa menimbulakan kematian.
- Kejang-kejang bahkan terkadang di sertai kelumpuhan otot-otot.
Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).\
- Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selam 30-60 menit. Cara ini
efektif untuk me-nonaktifkan racun yang tidak panas
- Bawa segera ke rumah sakit
4) Gigitan Gurita (Blue Ringed Octopus)
Gurita tidak akan menggigit kecuali terinjak atau di ganggu. Gigitannya
sangat beracun dan seringkali menimbulakan kematian.
Tanda dan gejala
- Kegagalan nafas secara progresif terjdi dalam 10-15 menit.
- Luka bekas gigitan kecil, tidak terasa nyeri yang mungkin berwarna merah dan
benjolan (tampak seperti meleuh berisi darah).
- Kehilangan rasa raba (di mulai sekitar mulut dan leher).
- Mual, muntah
- Kesulitan menelan
- Kesulitan bernafas
- Gangguan penglihatan
- Inkoordinasi
- Kelumpuhan otot
- Pernapasan berhenti
- Denyut nadi berhenti
11

- Dapat diikuti kematian


Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
- Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
- Tenangkan penderita
- Bersihkan/cuci luka bekas gigitan dengan air hangat
- Lakukan pressure imobilisasi pada bagian yang cidera
- Monitor tanda-tanda vital
- Lakukan RJP jika diperlukan
5) Gigitan lintah
Ludah lintah mengandung zat anti pembekuan darah. Darah akan terus
mengalir keluar dan masuk ke perut lintah.
Tanda dan Gejala
- Pembengkakan
- Gatal
- Kemerahan.

Tindakan pertolongan
- Dengan hati-hati lepaskanlah lintah dari tempat ia menggigit.
- Menyiram minyak atau air tembakau ke tubuh lintah, akan membantu
mempercepat usaha melepaskan gigitan lintah.
- Apabila ada tanda-tanda reaksi kepekaan seperti tersebut di atas, cukup
digosok dengan obat atau salep anti gatal biasa.
6) Ikan Hiu
Ikan hiu, disamping dapat menggigit manusia, ada pula yang mengeluarkan
racun. Ikan hiu yang beracun mempunyai sirip di punggungnya.
Ikan hiu yang mengandung racun adalah born shark, memunyai sirip di
punggung yang berhubungan dengan kelenjar pembuat racun. Orang yang
tertusuk sirip beracun ikan hiu ini,
Tanda dan Gejala
- Sakit yang berlangsung beberapa jam
- Daerah tusukan itu menjadi merah dan bengkak
- Dapat menimbulkn kematian.
12

Pengobatan hanya simptomatis dan luka gigitan dirawat seperti luka gigitan
lainnya.
1. Keracunan Makanan
a. Keracunan Jamur
Keracunan setelah macam jamur yang disebut belakangan ini dapat saja
terjadi.Ada jamur yang mengandung racun amanitin dan muskarin.
- Racun tersebut bekerja sangat cepat dan menyebabkan:
o Rasa mual
o Muntah
o Sakit perut
o Mengeluarkan banyak ludah dan keringat
o Miosis
o Diplopia
o Bradikardi sampai konvulsif
o Manitin dapat menyebabkan disfungsi hepatoseluler dan ginjal
- Pengobatan
Pemberian cairan secara oral atau intravena dapat diberikan secara intravena
antropin sebanyak 0,02 mg/kg.
b. Keracunan Makanan Kaleng
Disebabkan oleh kuman Clostridium botulinum yang sering terdapat dalam
makanan kaleng yang rusak atau tercemar kuman tersebut.
Gejala klinik:
o Mata kabur,refleks cahaya menurun atau negatif,midriasis dan
kelumpuhan otot-otot mata
o Kelumpuhan saraf-saraf otak yang bersifat simetrik
o Dysphagia, dysarthria
o Kelumpuhan ( general paralyse )
c. Keracunan Jengkol
Pada keracunan jengkol terjadi penumpukan kristal asam jengkolat di tubuli,ureter
dan urethrae. Keluhan terjadi 5 - 12 jam sesudah makan jengkol.
Gejala klinik:
o Sakit pinggang,nyeri perut,muntah,kencing sedikit-sedikit dan terasa
sakit
o Hematuria,oliguria sampai anuria dan kencing bau jengkol
13

o Dapat terjadi gagal ginjal akut


d. Keracunan Ketela Pohon
Dapat terjadi karena ketela pohon yang mengandung cyanogenic unamarine
(mengandung HCN).
Gejala klinis:
o Tergantung pada kandungan HCN, kalau banyak dapat menyebabkan
kematian dengan cepat
o Penderita merasa mual, perut terasa panas, pusing, lemah dan sesak
o Pernafasan cepat dengan bau khas (bitter almond)
o Kejang, lemas, berkeringat,mata menonjol dan midriasis
o Mulut berbusa bercampur darah
o Warna kulit merah bata (pada orang kulit putih) dan sianosis
e. Keracunan Makanan yang Terkontaminasi
Tidak jarang terjadi keracunan bahan makanan yang tercemar oleh kuman,
parasit, virus, maupun bahan kimia. Kuman-kuman yang dapat menyebabkan
keracunan bahan makanan ialah Staphilococcus, Salmonella, Clostridium
Botulinum, E. Coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter, dll. Tercemarnya makanan
biasanya melalui lalat, udara, kotoran rumah tangga, dan terutama melalui juru
masak yang menjadi pembawa kuman.Kuman yang masuk kedalammakanan cepat
memperbanyak diri dan memproduksi toksin.Akibat keracunan tergantung dari
virulensi, banyaknya kuman, sifat kuman ialah tidak tahan panas.
o Gejala timbul 3-24 jam setelah makan makanan yang tercemar kuman terdiri
dari mual muntah, diare, sakit perut, disertai pusing dan lemas.
o Pengobatan
Diberi cairan cukup secara oral atau intravena.Jika perlu penderita dapat
diberikan pengobatan tambahan terhadap sakit perutnya dengan analgesia atau
sedatif dan jka muntah terus-menerus suntikkan anti emetik.Bilamana demam
dapat dianjurkan pemberian antibiotik.
2. Keracunan Obat – Obatan
a. Salisilat
Merupakan keracunan obat-obatan yang paling sering dijumpai pada anak. Faktor-
faktor yang mempermudah terjadinya keracunan salisilat adalah:
14

o Kemasan salisilat yang dibuat dengan bentuk yang menarik dengan rasa yang
disukai anak-anak ditambah dengan gencarnya usaha promosi melalui media
massa.
o Penggunaan obatt-obatan yang mengandung salisilat secara berlebihan oleh
orang tua yang tidak mengetahui bahaya salisilat.
o Obat-obatan salisilat bisa didapatkan dengan mudah dan harga yang murah.
b. Asetaminofen
Manifestasi klinis, terjadi dalam empat tahap:

o Periode awal (2 – 4 jam setelah tertelan) : mual, muntah, berkeringat, pucat.


o Periode laten (24 – 36 jam) : pasien membaik.
o Keterlibatan hepatik (dapat berakhir sampai 7 hari dan permanen): nyeri di
kuadran kanan atas, ikterik, konfusi, stupor, abnormalitas koagulasi.
o Pasien tidak meninggal pada tahap hepatik dan akan membaik secara bertahap.

c. Aspirin
Manifestasi klinis :
o Keracunan akut: mual, disorientasi, muntah, dehidrasi, diaforesis, hiperpnea,
hiperpireksia, oliguria, tinitus, koma, kejang.
o Keracunan kronis : sama dengan diatas tetapi awaitan samar (sering dikaburkan
dengan penyakit yang sedang diobati), dehidrasi, koma, dan kejang dapat lebih
hebat, kecenderungan perdarahan.
3. Keracunan Bahan Kimia
a. Keracunan Arsen
Lebih dari 20 abad yang lalu arsen digunakan baik oleh orang yunani maupun
roma untuk pengobatan maupun sebagai racun. Pada saat ini tidak banyak obat
mengandung arsen, akan tetapi kadang-kadang dipakai pada pembuatan beberapa
herbisida dan peptisida. Arsen dapat juga ditemukan sebagai hasil sampingan dari
peleburan timah, seng, dan logam lainnya.
o Gejala klinis keracunan akut:
Dalam 1 jam setelah menelan arsen sudah timbul:
 Rasa tidak enak dalam perut
 Bibir terasa terbakar
 Sukar menelan
Kemudian disusul dengan:
15

 Sakit lambung dengan muntah-muntah dan diare berat


 Adakalanya terdapat pula: oliguria sampai anuria, kejang otot dan rasa
haus
o Gejala klinis keracunan kronis:
 Otot-otot lemah
 Gatal-gatal
 Pigmentasi
 Keratosis kulit dan edema
o Pengobatan:
 Mencegah berlanjutnya masukan dan penyerapan arsen
 Infus cairan jika ada tanda-tanda renajatan hipovolemik
 Pemberian antidotum seperti dimercarpol (3mg/kg i.m setiap 4 jam sampai
sakit perut hilang dan fesesnya hitam karena norit)

b. Keracunan Asam Basa


Zat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan zat basa kuat seperti KOH,
NaOH banyak dipakai sebagai bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, seperti
pembersih porselen, bahan anti sumbat saluran air, pembasmi serangga, maupun
unutk memasak seperti cuka bibit.
o Gejala : zat asam atau basa kuat dapat merusak epitel atau mukosa dan disebut
bahan korosif. Bahan ini akan membuat nekrosis di bagian tubuh yang terkena,
seperti kulit dan mata jika tersiram, saluran pernafasan jika terhirup , saluran
pencernaan seperti kulit mukosa mulut, esofagus, lambung jika terminum.
o Dalam fase penyembuhan pada lokasi luka akan terbentuk jaringan granulasi
yang akan menyebabkan stiktura dan stenosis, sehingga menimbulkan
kesukaran menelan. Untuk menghindarkan kejadian ini maka pada keracunan
demikiantindakan cepat dan tepat sangat penting.
4. Keracunan Intektisida
Walaupun tujuan pemakaian insektisida itu untuk membasmi berbagai macam
serangga seperti kecoa dan sebagainya.Bahan-bahan demikian dapat pula membunuh
manusia.Dengan demikian jika barang tersebut tidak disimpan di tempat yang aman
dan jauh dari jangkauan anak-anak, maka kejadian keracuan baik melalui kontak
maupun inhalasi dan minum tidak dapat dihindarkan. Untuk menanggulangi kejadian
16

keracunan insektisida tidak mudahkarena bahan kimia yang dipergunakan oleh tiap
produsen tidak sama.
o Gejala : yang sensitif ialah sistem saraf pusat sehingga terdapat:
 Tremor
 Kejang
 Koma
 Paralisis
o Tindakan
 Bilas lambung untuk mengeluarkan racun yang belum diserap
 Beri luminal atau diazepam
 Kirim secepatnya ke rumah sakit untuk dimonitor dan pengobatan
selanjutnya

F. Penatalaksanaan secara Umum


1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun
a. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan)
 Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu dan norit.
 Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara
dimuntahkan dan bilas lambung.
b. Racun melalui melalui kulit atau mata
 Pakaian yang terkena racun dilepas.
 Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat penetralisir
(asam cuka / bicnat encer).
 Hati-hati : penolong jangan sampai terkontaminasi.
c. Racun melalui inhalasi
 Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.
 Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap,
jangan menggunakan metode mouth to mouth.
d. Racun melalui suntikan
 Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri bagian
distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit.
 Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im.
 Beri kompres dingin di tempat suntikan.
2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
17

 Diuretic : lasix, manitol


 Dialisa
 Transfusi exchange
3. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala
 Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP.
 Gangguan sistem susunan saraf pusat:
• Kejang : beri diazepam atau fenobarbital
• Odem otak : beri manitol atau dexametason.
G. Komplikasi
1. Henti nafas
2. Henti jantung
3. Korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti
4. Syok, sindrom gawat pernafasan akut
5. Edema serebral, konvulsi
18

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik
melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang
menimbulkan timbul gejala klinis.Anak dapat mengalami keracunan oleh beberapa hal,
seperti produk-produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan
tanaman.Keracunan merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak
meninggal dunia. Dari data statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak
terjadi di Indonesia secara umum adalah akibat paparan pestisida, obat-obatan,
hidrokarbon, bahan kimia korosif, alcohol dan beberapa racun alamiah termasuk bisa
ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa tanaman beracun lainnya.
Kematian karena keracunan pada anak telah menurun secara dramatis pada dua
decade terakhir, terutama untuk anak yang berumur kurang dari 5 tahun.Meski demikian
penanganan yang baik akan mencegah perburukan dari keracunan, sehingga perawat
perlu untuk member asuhan keperawatan secara tepat dan hati-hati.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga pembaca bisa
memvalidasi dengan referensi yang tersedia untuk mendapatka teori yang lebih benar.
Kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan makalah yang memuat keracunan ini.
19

DAFTAR PUSTAKA

Berman, Audrey. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawtan Klinis Kozier & Erb. Jakarta:EGC

Cecily, Lynn Betz. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta:EGC

Hidayat, Alimul Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2 cetakan 3 jilid 2. Jakarta :
Salemba Medika.

Kisanti, Annia. 2012. Panduan Lengkap Pertolongan Pertama pada Darurat


Klinis.Yogyakarta :Araska.

Katzung, BG. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik.Jakarta : Salwmba Medika.

National Safety Council.2006. Pertolongna Pertama dan RJP pada Anak. Jakarta:Arcan.

Pudjiadi, Solihin. 2000. Ilmu Gizi Klinis pada Anak Ed.4. Jakarta. Gaya Baru.

Sartono. 2002. Racun dan Keracunancetakan 1. Jakarta : Widya Medika.

Smeltzer, Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah volume 3. Jakarta : EGC.

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai