KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
beserta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
KERACUNAN . Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Anak.
Tidak lupa kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan dan pembuatan makalah ini. Semoga segala bantuan
yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun
sistematika. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih apabila ada saran dan kritik untuk
perbaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dalam
upaya peningkatan wawasan wacana kesehatan.
Akhir kata kami hanya dapat mengucapkan terimakasih dan semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan,saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.
Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meski banyak
dilaporkan kejadian-kejadian keracunan di beberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak
menggambarkan kejadian yang sebenarnya di dalam masyarakat.
Di Amerika Serikat kecelakaan dan keracunan merupakan penyebab utama kematian anak-
anak . Lebih kurang 60% dari paparan keracunan yang dilaporkan, kejadian pada anak berumur
<6 tahun, dengan kematian <4%. Di RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang
mengalami keracunan setiap tahunnya, sedangkan di RS dr. Soetomo Surabaya 15-30 penderita
anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan Karen setiap tahun yang sebagian besar
karena kercunan hidrokarbon (45-60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen
dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran
cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parental tetapi yang terbanyak racun masuk melalui
saluran cerna (75%) dan inhalasi (14%). Keracunan merupakan suatu keadaan gawat darurat
medis yang membutuhkan tindakan segera, keterlibatan dalam memberikan pertolongan dapat
membawa akibat yang fatal.
Pada dasarnya keracunan pada anak tidaklah berbeda akibat dari tingkat perkembangan
fisik yang masih sedang tumbuh, kepribadian dan emosi yang sedang berkembang, sehingga
terdapat beberapa perbedaan dalam kejadian, jenis, motif dari keracunan. Mengingat resiko
keracunan yang sangat berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan kematian dan mengingat
bahwa keracunan pada anak sebagian besar adalah karena kecelakaan dan dapat dicegah,
maka usaha-usaha pencegahan hendaknya mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
penanggulangan keracunan pada anak.
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun untuk menguraikan tentang penyakit keracunan mulai dari penyebab
sampai penanganan, supaya memberikan pengetahuan kepada pembaca bagaimana penyakit
keracunan tersebut supaya bisa dijadikan acuan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.MEDIS
1. Pengertian
- Keracunan adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik melalui saluran pencernaan,
saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.
- Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut, hidung, suntikan
dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relative kecil
akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau
jaringan.
- Racun adalah zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit luka dan kematian
- Keracunan pada anak-anak adalah masuknya racun ke dalam tubuh anak yang akan merusak
kehidupan atau mengganggu dengan serius jaringan bahkan organ tubuh.
2.Etiologi
1. Keracunan singkong
Singkong banyak ditanam varietas singkong dengan kadar sianida tinggi,
memang bukan singkong untuk dikonsumsi melainkan diambil tepungnya untuk diekspor ke
luar negeri sebagai bahan pengeras tekstil.Singkong demikian banyak dicuri dari
perkebunan dan dijual pada pedagang makanan atau pada konsumen langsung.
Gejala
Biasanya gejala-gejala sudah timbul beberapa jam setelah anak makan
singkong beracun atau makanan yang dibuatnya seperti peyem dengan:
Segera bersihkan bagian yang digigit ular dengan air dan sabun, Rendam
bagian yang digigit ular dalam air arang selama 30 menit hingga 1 jam (1/2 cangkir
bubuk arang dicampur 8 liter atau 2 galon air), Berikan banyak ramuan arang pada
seluruh bagian tubuh yang terkena gigitan, pusatkan ramuan langsung pada bagian
yang terkena, Jaga agar ramuan tetap lembab dengan m enutupinya menggunakan
plastic, ganti ramuan dengan ramuan arang yang baru setiap 10 -15 menit hingga
bengkak dan rasa sakit hilang, Telan bubuk arang juga minum kira -kira larutan 2
sndok makan bubuk arang yang dicampur gelas air setiap 2 jam sebanyak 3
dosis atau 3x, kemudian minum larutan 1 sendok makan kecil bubuk arang setiap 1
jam selama 24 jam, Setiap dosis bubuk arang harus diikuti minum 2 gelas air.
3. PATOFISIOLOGI
Makanan yang kita konsumsi dalam keseharian bermacam-macam baik ragam maupun
jenis makanan itu. Makanan yang sehat dapat dikatakan makanan yang layak untuk tubuh dan
tidak menyebabkan sakit, baik seketika maupun mendatang. Dalam menkonsumsi makanan
perlu diperhatikan tentang kebersihan makanan, kesehatan, serta zat gizi yang terkandung di
dalam makanan tersebut.Hendaknya kita harus pandai dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi supaya makanan tersebut bebas dari zat-zat yang dapat merusak tubuh seperti
toksik atau racun.
Makanan yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun sampai di lambung,lalu lambung akan
mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahanan diri terhadap benda atau zat asing yang
masuk ke dalam lambung dengan gejala mual, lalu lambung akan berusaha membuang zat
tersebut dengan cara memuntahkannya.Karena seringnya muntah maka tubuh akan mengalami
dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang keluar bersama dengan muntahan. Karena
dehidrasi yang tinggi maka lama kelamaan tubuh akan lemas dan banyak mengeluarkan
keringat dingin.
Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi,dan keluarnya keringat dingin akan
merangsang kelenjar hipopisis anterior untuk mempertahankan homeostasis tubuh dengan
terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak segera diatasi maka dehidrasi berat tidak dapat
dihindari, bahkan dapat menyebabkan pingsan sampai kematian.
4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari keracunan bergantung pada agen yg teringesti. Berikut ini adalah
beberapa contoh :
1. Mual
2. Takikardi/bradikardi
3. Salifasi
4. Pupil berdilatasi
5. Diare
6. Asidosis metabolic
7. Hipertermi/hipotermia
8. Kejang
9. Letargi
10. Mulut kering
11. Stupor
12. delirium
13. koma
6.GEJALA KERACUNAN
Pada anak-anak, gejala akan lebih cepat muncul karena kondisi tubuh lebih rentan. Berkisar dua
jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi akan cepat terlihat. Gejalanya antara
lain:
1. Kram perut
2. Demam
3. Muntah-muntah
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah si kecil
terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat hari, tapi hati-
hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang keracunan masih
mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.
7. KOMPLIKASI
1. henti nafas
2. henti jantung
3. korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti
4. syok,sindrom gawat pernafasan akut
5. edema serebral,konvulsi
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan lambung,
analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin, glukosa,
transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan dosis obat,
Tes toksikologi kuantitatif
9.PENATALAKSANAAN
1. Rangsangan muntah pada keracunan hidrokarbon masih merupakan kontroversi karena bahaya
terjadinya aspirasi pneumonia, karena itu rangsang muntah tidak dianjurkan pada keracunan
hidrokarbon,kecuali bila yang ditelan cukup banyak > 1 ml/kg BB atau bila hidrokarbon yang
ditelan tercampur atau merupakan bahan pelarut dari bahan beracun yang berbahaya seperti
pada pestisida maka rangsangan muntah atau kumbah lambung harus segera dilakukan dengan
perlindungan jalan nafas.
2. Berikan norit 1 gram/kg BB
3. Pemberian oksigen kalau ada tanda-tanda distres nafas atau kalau berat bisa dilakukan intubasi
dan pemberian nafas buatan dengan ventilator.
4. Antibiotika
Pemberian antibiotika masih merupakan kontroversi pada keracunan hidrokarbon. Antibiotika
hanya diberikan bila keadaan penderita memang sangat berat, membutuhkan bantuan
pernafasan dengan alat atau anak-anak dengan immunocompromized.
5. Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid juga masih merupakan kontroversi, hanya diberikan pada keadaan-
keadaan yang sangat berat,sangat sesak atau udema paru.
A.PENGKAJIAN
1.Data Subjektif
1) Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang
mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung dan status kesadaran
2) Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui
setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang
ditimbulkan dan kapan terjadinya.
2. Data Obyektif
1) Saluran pencernaan : mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran
pencernaan.
2) Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam tinnitus, disorientasi, delirium, kejang
sampai koma.
3) BMR meningkat : tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat.
4) Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic dalam jumlah besar, hipoglikemi
atau hiperglikemi dan ketosis.
5) Gangguan koagulasi : gangguan aggregasi trombosit dan trombositopenia.
6) Gangguan elektrolit : hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia atau hipokalsemia
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Tidak efektifnya pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi
2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah
3) Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan
C.INTERVENSI
1) Tidak efektifnya pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi
Intervensi :
- Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa
diperlukan
- Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk
keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yang meliputi
resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui
pencernaaan dengan cara kumbah lambung, emesis, atau katarsis dan keramas rambut.
- Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak sampai demam atau mengigil,
monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat, distress pernafasan,
sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau
kematian.
Rasional :
- jalan nafas menjadi lebih efektif atau kembali normal
- merupakan langkah awal dari keselamatan pasien
- dengan adanya perawatan suportif, akan lebih memudahkan proses pemulihan kesehatan
pasien
A. Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis
B. Saran
1. Kepada orang tua yang mempunyai anak yang belum dewasa harus memperhatikan
penyimpanan bahan-bahan kimia jauh dari jangkauan anak dan diberi lebel sehingga anak
dapat membaca dan lebih berhati-hati.
2. Bagi petugas kesehatan hendaknya mengetahui jenis-jenis anti dotum dan penanganan
racun berdasarkan jenis racunnya sehingga bisa memberikan pertolongan yang cepat dan
benar.
3. Bagi petugas kesehatan hendaknya melakukan penilaian terhadap tanda vital seperti jalan
nafas / pernafasan, sirkulasi dan penurunan kesadaran, sehingga penanganan tindakan
risusitasu ABC (Airway, Breathing, Circulatory) tidak terlambat dimulai.
DAFTAR PUSTAKA
Panitia S. A. K. Standar Asuhan Keperawatan Pasien Anak Seri III. Jakarta: Komisi Keperawatan
P. K. St. Carolus, 2000.
Betz Cecily L dan Sowden Linda A. Keperawatan Pediatri Ed. 3. Jakarta : EGC, 2002.
Alimul Hidayat A. Aziz. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Cet. 2. Jakarta : Salemba Medika,
2006.
Alimul Hidayat A. Aziz dan Uliah Musrifatul. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC, 2004.