Anda di halaman 1dari 12

Keracunan pada anak

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
beserta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
KERACUNAN . Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Anak.
Tidak lupa kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan dan pembuatan makalah ini. Semoga segala bantuan
yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun
sistematika. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih apabila ada saran dan kritik untuk
perbaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dalam
upaya peningkatan wawasan wacana kesehatan.
Akhir kata kami hanya dapat mengucapkan terimakasih dan semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua.

Cimahi, 30 April 2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan,saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.
Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meski banyak
dilaporkan kejadian-kejadian keracunan di beberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak
menggambarkan kejadian yang sebenarnya di dalam masyarakat.
Di Amerika Serikat kecelakaan dan keracunan merupakan penyebab utama kematian anak-
anak . Lebih kurang 60% dari paparan keracunan yang dilaporkan, kejadian pada anak berumur
<6 tahun, dengan kematian <4%. Di RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang
mengalami keracunan setiap tahunnya, sedangkan di RS dr. Soetomo Surabaya 15-30 penderita
anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan Karen setiap tahun yang sebagian besar
karena kercunan hidrokarbon (45-60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen
dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran
cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parental tetapi yang terbanyak racun masuk melalui
saluran cerna (75%) dan inhalasi (14%). Keracunan merupakan suatu keadaan gawat darurat
medis yang membutuhkan tindakan segera, keterlibatan dalam memberikan pertolongan dapat
membawa akibat yang fatal.
Pada dasarnya keracunan pada anak tidaklah berbeda akibat dari tingkat perkembangan
fisik yang masih sedang tumbuh, kepribadian dan emosi yang sedang berkembang, sehingga
terdapat beberapa perbedaan dalam kejadian, jenis, motif dari keracunan. Mengingat resiko
keracunan yang sangat berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan kematian dan mengingat
bahwa keracunan pada anak sebagian besar adalah karena kecelakaan dan dapat dicegah,
maka usaha-usaha pencegahan hendaknya mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
penanggulangan keracunan pada anak.

1.2 Tujuan

Makalah ini disusun untuk menguraikan tentang penyakit keracunan mulai dari penyebab
sampai penanganan, supaya memberikan pengetahuan kepada pembaca bagaimana penyakit
keracunan tersebut supaya bisa dijadikan acuan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.MEDIS

1. Pengertian

- Keracunan adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik melalui saluran pencernaan,
saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.
- Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut, hidung, suntikan
dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relative kecil
akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau
jaringan.
- Racun adalah zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit luka dan kematian
- Keracunan pada anak-anak adalah masuknya racun ke dalam tubuh anak yang akan merusak
kehidupan atau mengganggu dengan serius jaringan bahkan organ tubuh.

2.Etiologi

Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industri yang


mengandung logam berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman seperti
salmonella, sthapilococcus clostridiumbotulinum, jamur beracun. Begitu pula berbagai
macam obat jika diberikan melampaui dosis normal, tidak menyembuhkan penyakitnya
melainkan memberikan efek samping yang merupakan racun bagi tubuh.

1. Keracunan singkong
Singkong banyak ditanam varietas singkong dengan kadar sianida tinggi,
memang bukan singkong untuk dikonsumsi melainkan diambil tepungnya untuk diekspor ke
luar negeri sebagai bahan pengeras tekstil.Singkong demikian banyak dicuri dari
perkebunan dan dijual pada pedagang makanan atau pada konsumen langsung.
Gejala
Biasanya gejala-gejala sudah timbul beberapa jam setelah anak makan
singkong beracun atau makanan yang dibuatnya seperti peyem dengan:

1. Mual dan muntah.


2. Pernafasan cepat.
3. Sianosis.
4. Kesadaran menurun hingga koma.

2. Keracunan jamur beracun


Keracunan setelah macam jamur yang disebut belakangan ini dapat saja
terjadi. Ada jamur yang mengandung racun amanitin dan muskarin.
Gejala
Racun tersebut bekerja sangat cepat dan menyebabkan
1.rasa mual
2.Muntah
3.Sakit perut
4.Mengeluarkan banyak ludah dan keringat
5. Miosis
6.Diplopia
7.Bradikardi sampai konvulsif
8.Manitin dapat menyebabkan disfungsi hepatoseluler dan ginjal

3. Keracunan bahan makanan yang terkontaminasi


Tidak jarang terjadi keracunan bahan makanan yang tercemar oleh kuman,
parasit, virus, maupun bahan kimia. Kuman -kuman yang dapat menyebabkan
keracunan bahan makanan ialah staphilococcus, salmonella, clostridium botulinum, E. Coli,
proteus, klebsiella, enterobacter, dll.Tercemarnya makanan biasanya melalui lalat,
udara, kotoran rumah tangga, dan terutama melalui juru masak yang menja di
pembawa kuman. Kuman yang masuk kedalam makanan cepat memperbanyak diri
dan memproduksi toksin. Akibat keracunan tergantung dari virulensi,
banyaknya kuman, sifat kuman ialah tidak tahan panas.
Gejala
Gejala timbul 3-24 jam setelah makan makanan yang tercemar kuman terdiri dari
mual muntah, diare,sakit perut, disertai pusing dan lemas

4. Keracunan kerang-kerangan dan ikan laut


Jarang-jarang juga terjadi kasus keracunan setelah makan kerang-kerangan atau ikan
laut.
Gejala :
Gejala timbul 30 menit atau kurang setelah makan bahan makanan tersebut, berupa kemerah-
merahan pada muka, dada, dan lengan, gatal-gatal, urtikaria, angiodema, edema, takikardi,
palpitasi,sakit perut, diare.Pada keadaan yang berat terdapat gangguan pernafa san

5. Keracunan limbah gas dan partikel


Proses pencemaran udara semua spesies kimia yang dimasukkan atau
masuk ke atmosfer yang bersih disebut kontaminan.
Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek
negative terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebut cemaran
(pollutant).Cemaran diklasifikasikan menjadi 2 yaitu cemaran primer dan
sekunder.Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan langsung dari sumber
cemaran.Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbe ntuk oleh proses kimia di
atmosfer.
5 cemaran primer yang secara total meberikan sumbangan 90% pencemaran
udara global adalah:
1. Karbonmonoksida (CO)
2. Nitrogen oksida (Nox)
3. Hidrokarbon (HC)
4. Dulfur oksida (Sox)
5. Partikulat
5 cemaran sekunder yang mengakibatkan dampak penting baik
local,regional, maupun global yaitu:
1. CO2 (karbonmonoksida)
2. Cemaran asbut (asap kabut)
3. Hujan asam
4. CFC (chloro-fluoro-carbon/Freon)
5. CH4 (metana)
Dampak yang biasanya timbul akibat keracunan limbah gas atau partikel yaitu:
- Sesak nafas

- Kematian akibat limbah B3 (berdampak, berakibat, dan berbahaya )


- Pupil menjadi midriasis
- Kulit terluka, kering atau keriput
- Bibir kering atau pucat
-
6.Keracunan sengatan lebah
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorpsi, menempel pada
kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil dapat
mengakibatkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia (Brunner & Suddar
th,2001).
Gejala yang ditimbulkan dari sengatan lebah yaitu di antaranya:
- Gatal-gatal
- Bengkak kemerahan atau kebiruan
- Panas
- Wajah pucat
Petunjuk penggunaan pengobatan untuk sengatan lebah di antaranya:
- Segera bersihkan seluruh bagian yang terkena sengatan dengan air dan sabun.
- Rendam bagian yang terkena sengatan dalam air arang selama 30 menit hingga 1
jam.
- Siapkan mandi dengan air arang cangkir bubuk arang dicampur dengan 8 liter (2
galon) air.
- Setelah direndam dalam air arang yang sejuk, berikan ramuan bubuk arang.
-
7.Keracunan gigitan ular
Gigitan ular berbisa dan 1o menit kemudian terasa sakit dan bengkak, maka
bisa ular telah masuk ke dalam tubuh.
Gejala yang ditimbulkan
- Badan panas/demam
- Menggigil
- Bibir dan badan kebiruan ( akibat pembekuan darah )
- Muntah-muntah
- Sesak nafas
- Kematian

Segera bersihkan bagian yang digigit ular dengan air dan sabun, Rendam
bagian yang digigit ular dalam air arang selama 30 menit hingga 1 jam (1/2 cangkir
bubuk arang dicampur 8 liter atau 2 galon air), Berikan banyak ramuan arang pada
seluruh bagian tubuh yang terkena gigitan, pusatkan ramuan langsung pada bagian
yang terkena, Jaga agar ramuan tetap lembab dengan m enutupinya menggunakan
plastic, ganti ramuan dengan ramuan arang yang baru setiap 10 -15 menit hingga
bengkak dan rasa sakit hilang, Telan bubuk arang juga minum kira -kira larutan 2
sndok makan bubuk arang yang dicampur gelas air setiap 2 jam sebanyak 3
dosis atau 3x, kemudian minum larutan 1 sendok makan kecil bubuk arang setiap 1
jam selama 24 jam, Setiap dosis bubuk arang harus diikuti minum 2 gelas air.

8. Keracunan asam atau basa kuat


Zat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan zat basa kuat seperti kalium
hidroksida, natrium hidroksida banyak di pakai sebagai bahan kimia untuk keperluan rumah
tangga, seperti pembersih porselen, bahan anti sumbat saluran air, pembasmi serangga,
maupun untuk memasak seperti cuka bibit.
Gejala :
Zat asam atau basa kuat dapat merusak epitel atau mukosa dan disebut bahan
korosif(corrosive=memakan perlahan-lahan). Bahan ini akan membuat nekrosis di bagian tubuh
yang terkena, seperti kulit dan mata jika tersiram, saluran pernafasan jika terhirup, saluran
pencernaan seperti kulit mukosa mulut, esofagus, lambung jika terminum.
Dalam fase penyembuhan pada lokasi luka akan terbentuk jaringan granulasi yang akan
menyebabkan stiktura dan stenosis, sehingga menimbulkan kesukaran menelan. Untuk
menghindarkan kejadian ini maka pada keracunan demikian tindakan cepat dan tepat sangat
penting.
Pengobatan :
Pada kulit atau mata : siram sebanyak mungkin air:
Pada rongga mulut : cepat-cepat mencuci mulut dengan air sebanyak dan selama mungkin

Pada esofagus dan lambung :


a. Beri susu. Membilas lambungnya dan menyebabkan anak muntah tidak dibenarkan, sebab
dapat menyebabkan asfiksia
b. Jika terdapat renjatan, perbaiki dengan memberi infus.
c. Pemberian makanan harus parenteral. Sedapatnya kebutuhan minimal terpenuhi jika terdapat
tanda-tanda obstruksi secepatnya di operasi
C. Insiden
1. Kecelakaan (termasuk keracunan) merupakan penyebab utama kematian pada anak yang
berusia 1-4 tahun.
2. Sebagian besar kasus keracunan terjadi di rumah; tempat paling sering adalah tempat tinggal
anak sendiri,dan yang kedua adalah tempat kakek nenek.
3. Insiden puncak terjadi di waktu makan akhir pekan,dan hari libur.
4. Usia insiden puncak adalah antara 1 dan 3 tahun,saat seorang anak mulai mandiri dan ingin
tahu segalanya.
5. Seorang anak yang pernah mengalami periode keracunan lebih mungkin mengalami episode
kedua dari pada yang di jaga tidak terkena.

3. PATOFISIOLOGI
Makanan yang kita konsumsi dalam keseharian bermacam-macam baik ragam maupun
jenis makanan itu. Makanan yang sehat dapat dikatakan makanan yang layak untuk tubuh dan
tidak menyebabkan sakit, baik seketika maupun mendatang. Dalam menkonsumsi makanan
perlu diperhatikan tentang kebersihan makanan, kesehatan, serta zat gizi yang terkandung di
dalam makanan tersebut.Hendaknya kita harus pandai dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi supaya makanan tersebut bebas dari zat-zat yang dapat merusak tubuh seperti
toksik atau racun.
Makanan yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun sampai di lambung,lalu lambung akan
mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahanan diri terhadap benda atau zat asing yang
masuk ke dalam lambung dengan gejala mual, lalu lambung akan berusaha membuang zat
tersebut dengan cara memuntahkannya.Karena seringnya muntah maka tubuh akan mengalami
dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang keluar bersama dengan muntahan. Karena
dehidrasi yang tinggi maka lama kelamaan tubuh akan lemas dan banyak mengeluarkan
keringat dingin.
Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi,dan keluarnya keringat dingin akan
merangsang kelenjar hipopisis anterior untuk mempertahankan homeostasis tubuh dengan
terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak segera diatasi maka dehidrasi berat tidak dapat
dihindari, bahkan dapat menyebabkan pingsan sampai kematian.
4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari keracunan bergantung pada agen yg teringesti. Berikut ini adalah
beberapa contoh :
1. Mual
2. Takikardi/bradikardi
3. Salifasi
4. Pupil berdilatasi
5. Diare
6. Asidosis metabolic
7. Hipertermi/hipotermia
8. Kejang
9. Letargi
10. Mulut kering
11. Stupor
12. delirium
13. koma

6.GEJALA KERACUNAN
Pada anak-anak, gejala akan lebih cepat muncul karena kondisi tubuh lebih rentan. Berkisar dua
jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi akan cepat terlihat. Gejalanya antara
lain:

1. Kram perut

2. Demam

3. Muntah-muntah

4. Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lendir

5. Rasa lemas dan mengigil

6. Hilang nafsu makan

Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah si kecil
terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat hari, tapi hati-
hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang keracunan masih
mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.

7. KOMPLIKASI
1. henti nafas
2. henti jantung
3. korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti
4. syok,sindrom gawat pernafasan akut
5. edema serebral,konvulsi

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan lambung,
analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin, glukosa,
transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan dosis obat,
Tes toksikologi kuantitatif

9.PENATALAKSANAAN
1. Rangsangan muntah pada keracunan hidrokarbon masih merupakan kontroversi karena bahaya
terjadinya aspirasi pneumonia, karena itu rangsang muntah tidak dianjurkan pada keracunan
hidrokarbon,kecuali bila yang ditelan cukup banyak > 1 ml/kg BB atau bila hidrokarbon yang
ditelan tercampur atau merupakan bahan pelarut dari bahan beracun yang berbahaya seperti
pada pestisida maka rangsangan muntah atau kumbah lambung harus segera dilakukan dengan
perlindungan jalan nafas.
2. Berikan norit 1 gram/kg BB
3. Pemberian oksigen kalau ada tanda-tanda distres nafas atau kalau berat bisa dilakukan intubasi
dan pemberian nafas buatan dengan ventilator.
4. Antibiotika
Pemberian antibiotika masih merupakan kontroversi pada keracunan hidrokarbon. Antibiotika
hanya diberikan bila keadaan penderita memang sangat berat, membutuhkan bantuan
pernafasan dengan alat atau anak-anak dengan immunocompromized.
5. Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid juga masih merupakan kontroversi, hanya diberikan pada keadaan-
keadaan yang sangat berat,sangat sesak atau udema paru.

10. PENGOBATAN PENUNJANG (SUPORTIF TERAPI)


1. Penderita harus istirahat dan jangan sampai kedinginan.
2. Di rumah sakit dilakukan monitoring terus-menerus.
3. Bilamana terdapat kejang, pasang infus dan diobati semestinya.
4. Jika terdapat kesukaran dalam bernafas, berikan oksigen atau lakukan nafas buatan.
5. Pemakaian antidotum, obat perangsang seperti kopi atau obat penenang diteruskan dengan
hati-hati.
B.KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KERACUNAN

A.PENGKAJIAN
1.Data Subjektif
1) Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang
mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung dan status kesadaran
2) Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui
setelah keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang
ditimbulkan dan kapan terjadinya.

2. Data Obyektif
1) Saluran pencernaan : mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran
pencernaan.
2) Susunan saraf pusat : pernafasan cepat dan dalam tinnitus, disorientasi, delirium, kejang
sampai koma.
3) BMR meningkat : tachipnea, tachikardi, panas dan berkeringat.
4) Gangguan metabolisme karbohidrat : ekskresi asam organic dalam jumlah besar, hipoglikemi
atau hiperglikemi dan ketosis.
5) Gangguan koagulasi : gangguan aggregasi trombosit dan trombositopenia.
6) Gangguan elektrolit : hiponatremia, hipernatremia, hipokalsemia atau hipokalsemia

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Tidak efektifnya pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi
2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah
3) Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan

C.INTERVENSI
1) Tidak efektifnya pola nafas b.d hipoventilasi/hiperventilasi
Intervensi :
- Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa
diperlukan
- Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk
keselamatan hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yang meliputi
resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk menghambat absorsi melalui
pencernaaan dengan cara kumbah lambung, emesis, atau katarsis dan keramas rambut.
- Perawatan suportif; meliputi mempertahankan agar pasien tidak sampai demam atau mengigil,
monitor perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat, distress pernafasan,
sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau
kematian.
Rasional :
- jalan nafas menjadi lebih efektif atau kembali normal
- merupakan langkah awal dari keselamatan pasien
- dengan adanya perawatan suportif, akan lebih memudahkan proses pemulihan kesehatan
pasien

2) Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d mual dan muntah


Intervensi :
- Monitir vital sign setiap 15 menit untuk beberapa jam dan laporkan perubahan segera kepada
dokter.
- Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta monitor semua muntah akan
adanya darah.
- Observasi feses dan urine serta pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter.
Rasional :
- untuk lebih memudahkan perawat, dokter, dan petugas kesehatan lainnya dalam memberikan
perawatan kesehatan kepada klien
- untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri yang dirasakan klien serta perubahan yang terjadi
- mengetahui pola perkembangan eliminasi

3) Tidak efektifnya koping individu b.d kecemasan


Intervensi :
- Memberikan penjelasan pada orang tua sehubungan dengan yang sedang dialami anak
- Memberikan health education pada orang tua tentang penyebab keracunan
- Memberikan teknik relaksasi pada anak.
Rasional :
- Orang tua dapat ikut berperan serta dalam proses perawatan pada anak sakit
- Menambah pengetahuan atau wawasan orang tua
- Merupakan salah satu cara yang dapat mengatasi rasa nyeri, membuat klien merasa lebih
nyaman dan tenang
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis
B. Saran
1. Kepada orang tua yang mempunyai anak yang belum dewasa harus memperhatikan
penyimpanan bahan-bahan kimia jauh dari jangkauan anak dan diberi lebel sehingga anak
dapat membaca dan lebih berhati-hati.
2. Bagi petugas kesehatan hendaknya mengetahui jenis-jenis anti dotum dan penanganan
racun berdasarkan jenis racunnya sehingga bisa memberikan pertolongan yang cepat dan
benar.
3. Bagi petugas kesehatan hendaknya melakukan penilaian terhadap tanda vital seperti jalan
nafas / pernafasan, sirkulasi dan penurunan kesadaran, sehingga penanganan tindakan
risusitasu ABC (Airway, Breathing, Circulatory) tidak terlambat dimulai.

DAFTAR PUSTAKA

Panitia S. A. K. Standar Asuhan Keperawatan Pasien Anak Seri III. Jakarta: Komisi Keperawatan
P. K. St. Carolus, 2000.
Betz Cecily L dan Sowden Linda A. Keperawatan Pediatri Ed. 3. Jakarta : EGC, 2002.
Alimul Hidayat A. Aziz. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Cet. 2. Jakarta : Salemba Medika,
2006.
Alimul Hidayat A. Aziz dan Uliah Musrifatul. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC, 2004.

Anda mungkin juga menyukai