Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan fungsi organ tubuh yang
terjadi karena kontak dengan bahan kimia atau masuknya zat racun kedalam tubuh baik
melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan
gejala klinis sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya.
Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meskipun
banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan dibeberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak
menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Lebih kurang 60% dari
paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun, dengan kematian <
4%.Di RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami keracunan setiap
tahunnya, sedang di RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30 penderita anak yang datang untuk
mendapatkan pengobatan karena keracunan setiap tahun,yang sebagian besar karena
keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen
dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran
cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parenteral tetapi yang terbanyak racun masuk
melalui saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ).

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian racun?
2) Apa saja penyebab dari keracunan?
3) Apa saja macam-macam jenis keracunan?
4) Apa saja tanda dan gejala keracunan ?
5) Bagaimana cara menangani keracunan ?

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian keracunan

1
Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki definisi yang
berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin" didefinisi sebagai racun yang
dihasilkan dari proses biologi, atau sering disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa
didefinisikan sebagai cairan mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan
selama proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun sengatan.
Jadi,Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh
dengan adanya reaksi kimia.

Adapun beberapa pengertian keracunan antara lain yaitu :


Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia
yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi
dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi
bahaya kesehatan.
Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat
dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk, 2012:87).
Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan
bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Keracunan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan
kedalam tubuh melalui berbagai cara, seperti melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan,
atau melalui kulit (Iskandar Junaidi, 2011:55).

Klasifikasi Keracunan
1. Menurut cara terjadinya
a. self poisoning terjadi dimana pasien menggunakan obat dengan dosis yang berlebihan
b. Attempted poisoning pasien ingin bunuh diri
c. Acciedental poisoning, keracunan murni akibat ketidaksengajaan.
d. Homicidal poisoning, keracunan ini akibat tindak kriminal, sengaja meracuni
seseorang

2. Menurut waktu terjadinya keracunan


a. keracunan kronis
keracunan jenis ini sulit dipahami, karenan gejala timbul perlahan dan lama sesudah
pajanan. Gejala akut setelah pemajanan berkali-kali dalam dosis yang relatif kecil.
b. keracunan akut

2
keracunan jenis in lebih mudah dipahami karena biasanya terjadi secara mendadak
setelah makan atau terkena sesuatu
3. Menurut alat tubuh yang terkena
keracunan digolongkan menurut organ tubuh yang terkena, misal racun pada SSP,
racun jantung, racun hati, racun ginjal, dsb. Suatu organ cenderung dipengaruhi oleh banyak
obat, sebaliknya jarang terdapat obat yang mempengaruhi/mengenai satu organ saja
4. Menurut jenis bahan kimia
Alkohol, fenol, logam berat, organofosfor

B. Etiologi / penyebab

Bahan penyebab keracunan dapat diklasifikasikan menjadi :


1. Obat-obatan
2. Bahan kimia industri dan rumah tangga ( bahan korosif, hidrokarbon, alkohol dan glikol,
logam, gas beracun, dan lain-lain)
3. Pestisida (organososfat dan karbamat, organklorin, pestisida yang mengandung arsen)
4. Racun alam ( racun tanaman dan sengatan binatang berbisa)

C. Macam Macam Keracunan dan Gejalanya

a. Keracunan makanan
Makanan adalah sesuatu yang mengandung zat-zat (nutrient) yang digunakan untuk
kelangsungan hidup manusia. Makanan mengandung zat yang dibutuhkan manusia dan
secara kontinu dibutuhkan setiap hari. Berbagai bahaya dapat terjadi berhubungan dengan
makanan. Bahaya itu mungkin karena proses yang terjadi pada makanan itu atau merupakan
sifat yang sudah ada atau zat yang berbahaya dari luar masuk dan mengotori makanan itu.
Bahaya yang dapat terjadi dari makanan adalah keracunan. Racun yang terdapat dalam
makanan mungkin merupakan racun alam yang sudah ada dalam makanan itu yang baik di
sengaja atau tidak tercampur dalam makanan. Racun dalam makanan dapat berasal dari :

1. Racun alami, berbagai bahan makanan baik nabati maupun hewani yang mengandung
racun yang pada umumnya sudah di kenal oleh masyarakat, yaitu : Singkong yang
mengandung HCN, cendawan dapat mengandung muskarin, biji bengkuang
mengandung pakpakrizida, jengkol mengandung asam jengkol.
3
2. Racun yang berasal dari luar makanan, misalnya sayuran yang terkontaminasi oleh
insektisida racun yang berbentuk bubuk di sangka tepung.

3. Racun yang disebabkan karena mikro organisme yang terdapat pada makanan,
misalnya Clostridium botulium, mengeluarkan toxin yang menyerang saraf,
Streptococcus, menyebabkan diarrhea, Trichinella spiralis pada daging sapi dan babi
yang sakit.

Keracunan makanan merupakan satu penyakit Gastroenteritis Akut. Penyakit ini


terjadi karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di hasilkannya pada makanan atau
karena kontaminasi zat-zat organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang.
Di Indonesia ada beberapa makanan yang sering dikonsumsi namun jika tidak hati-
hati bisa mengakibatkan keracunan diantaranya sebagai berikut:
1. Keracunan botulinum
Botulism atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di sebabkan
oleh Eksotoksin yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme anaerobic ini banyak
di temukan di dalam debu, tanah, dan dalam saluran usus hewan. Dalam makanan kaleng,
organisme ini akan membentuk spora. Masa inkubasi botulisme cepat sekitar 12-36 jam.
Gejala keracuanan batulinum biasanya muncul secara mendadak, antara 18-36 jam
setelah mangkonsumsi makanan yang tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas
yang kemudian diikuti penglihatan yang kabur dan ganda (bendanya satu tapi seperti dua).
Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf otak lainnya sehingga penderita
mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
2. Keracunan jamur
Terdapat ratusan jamur terkenal dan dapat di konsumsi, seperti jamur merang, jamur
sampinyo dan sebagainya. Namun, tidak semua jenis jamur dapat di konsumsi karena ada
beberapa jenis yang mengandung racun. Jenis racun biasa yang di temukan adalah Amanitin
dan muskarin.
Gejala mengkonsumsi jamur beracun, racun jamur itu akan bekerja sangat cepat dan
mengakibatkan rasa mual, muntah, sakit perut, berkeringat , mencret, rasa haus , kekacauan
mental, pingsan dan bahkan konvulsi (kejang-kejang).
Tindakan pertolongan :
Apabila tidak ada muntah-muntah, penderita dirangsang agar muntah. Kemudian
lambungnya dibilas dengan larutan encer Kalium Permanganat ( 1 gram Kalium Permanganat

4
dalam 2 liter air) atau dengan meminum putih telur dicampur susu. Bila ada gangguan napas,
berikan pernapasan buatan, setelah itu bawa penderita ke rumah sakit.
3. Keracunan jengkol
Jengkol merupakan salah satu sayur lalapan yang mengandung asam jengkolat.
Apabila di konsumsi secara berlebihan, akan terjadi penumpukan dan pembentukan Kristal
asam jengkolat di dalam ginjal. cara memproses dan menghidangkan yang dapat mengurangi
kadar asam jengkol adalah dengan menanamnya sebelum memasak, dibakar, atau dibuat
keripik.
Gejala kercunan jengkol antara lain sakit pinggang yang disertai sakit perut, nyeri
sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkolat nampak keluar bersama air kencing.
Kadang-kadang juga diserti darah akibat gesekan kristal jengkol saat keluar dan melukai
saluran kemih. Bau khas jengkol pada napas, mulut, dan air kencing penderita. Keracunan
yang lebih berat dapat mengakibatkan berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing
sama sekali.
Tindakan pertolongan :
Pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum air soda sebanyak-banyaknya.
Obat-obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk mengurangi sakitnya. Pada keracunan
yang berat, penderita harus dirawat di rumah sakit.
4. Keracunan makanan laut
Makanan dari laut seperti kepiting, rajungan, cumi-cumi, udang, lobster, ikan, dan
lainya dapat menyebabkan keracunan, diduga racun tersebut dibawa dari gangganh yang
dimakan oleh binatang laut itu.
Gejala keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit setelah
menyantapnya. Penderita akan mengalami mual, muntah, kesemutan disekitar mulut, badan
lemas, dan suli tbernapas.
5. Keracunan singkong
Racun yang terdapat dalam singkong berupakan unsur senyawa sianida. Singkok
beracun ini biasanya ditanam hanya untuk pembatas pagar kebun karena binatangpun tidak
mau memakan daunnya. Racun sianida tersebut bekerja sangat cepat bahkan hanya dalam
beberapa menit setelah mengkonsumsi racun singkong gejala-gejala mulai timbul dalam dosis
besar racun itu dapat menyebabkan kematian.
Gejala keracunan sianida adalah muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas,
badan lemah, mata melotot, mulut berbusa, pingsan, dan kejang-kejang. Bau napas keracunan
singkong khas yaitu berbau kenari pahit.
Tindakan pertolongan :
berikan uap amyl nitrit/amonia di depan hidungnya setiap 2-3 menit sekali selama
15-30 detik.
berikan pernapasan buatan.

5
usahakan agar penderita memuntahkan singkong yang telah dimakan.
berikan larutan natrium thiosulfat2-3 gram dalam segelas air untuk diminum.
selimuti korban dan bawa ke dokter atau rumah sakit, selama dalam perjalanan
usaha pertolongan harus dilanjutkan atau diulangi
6. Keracunan tempe/oncom/bongkrek
Keracunan tempe ditimbulkan oleh dua hal, pertama, oleh jamur beracun yang ikut
tumbuh dalam tempe tersebut. Kedua, oleh minyak goreng yang dipergunakan untuk
menggoreng tempe. Minyak goreng dapat tercemar racun karena disimpan dalam kaleng
bekas racun pembasmi serangga. Bentuk kaleng racun pembasmi serangga tersebut memang
menarik dan ideal untuk dijadikan tempat penyimpanan minyak. Meskipun sudah dicuci
berulang kali dengan menggunakan air, kaleng tersebut masih berbahaya. Hal tersebut karena
racun pembasmi serangga lebih mudah larut dalam minyak daripada dalam air.
Gejala keracunan muncul dalam beberapa menit setelahnya mengkonsumsi
tempe/oncom/bongkrek yang terkontaminasi oleh jamur beracun. Gejalanya berupa mual,
muntah, badan lemas, nyeri perut, dan pusing.

b. Keracunan Gas
Gas yaitu suatu keadaaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat bergerak sangat
bebas, dan dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. Kondisi gas ditentukan oleh
tiga factor yaitu : tekanan, suhu dan volume.
Keracunan gas merupakan keracunan yang paling berbahaya karena keracunan gas
dapat menghambat proses respirasi. Sehingga proses pembentukan energi menjadi tidak
efektif yang pada akhirnya gas tersebut berikatan secara langsung dengan sel otot jantung
serta sel-sel tulang.
1. Keracunan gas carbon monoksida (CO)
Carbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak mengiritasi namun karbonmonoksida mudah terbakar dan sangat beracun
sehingga dapat terjadi keracunan karbon monoksida jika gas ini dihirup oleh manusia.
Karbon monoksida akan muncul ketika terjadi proses pembakaran tidak sempurna dari
sebuah kendaraan bermotor. Bisa juga muncul dari pembakaran alat pemanasan, tumpu kayu,
dan asap tembakau yang dihasilkan oleh rokok.
Adanya gas CO di dalam sistem peredaran darah manusia akan menggantikan posisi
oksigen dalam darah. Gas CO akan dengan mudah mengalir ke dalam jantung, otak, serta
organ organ vital yang lain pada manusia, ini lah sebabnya mengapa keracunan gas
monoksida sangat berbahaya. Adanya gas karbon monoksida yang berada dalam darah akan

6
membuat oksigen kalah bersaing yang artinya kadar oksigen dalam darah akan jauh lebih
berkurang. Padahal gas oksigen sangat diperlukan oleh sel, jaringan maupun organ di dalam
tubuh manusia. Dengan keberadaan karbon monoksida di dalam darah maka akan
menghambat fungsi metabolisme tubuh manusia.
Gas karbon monoksida akan menghambat proses respirasi sehingga proses
pembentukan energi tidak efektif akhirnya, Karbon monoksida berikatan secara langsung
dengan sel otot jantung serta sel sel tulang akibatnya terjadi keracunan monoksida terhadap
sel sel tersebut dan berakibat pada gangguan sistem saraf manusia dan juga bisa mengakibat
kematian.
Gejala keracunan karbon monoksida diawali dengan sakit kepala, rasa mual dan
muntah. Gejala keracunan karbon monoksida ini ditambah dengan beratnya rasa lelah,
banyak mengeluarkan keringat, pola pernapasan meningkat, rasa gugup yang berlebih hingga
gangguan penglihatan. Puncak dari gangguan ini adalah kehilangan kesadaran dan sakit dada
yang mendadak. Hal ini berarti karbon monoksida telah menyerang organ jantung. Banyak
kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida karena sukar bernapas. Hal ini
diakibatkan oleh kurangnya oksigen pada sel karena sel darah tidak mengikat oksigen
melainkan mengikat karbon monoksida.

2. Keracunan gas karbon dioksida (CO2)


Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Karbon Dioksida adalah senyawa karbon
dengan oksigen yang berupa gas tanpa warna, lebih berat dari udara, tidak terbakar, dan larut
dalam air (digunakan dalam alat pemadam kebakaran).
Karbon dioksida atau dalam ilmu kimianya CO2 adalah zat asam arang sejenis
senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang saling terikat secara kovalen dengan
sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir
di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm
berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu.
Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang
inframerah dengan kuat.
Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap
konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek
merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan
kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan

7
menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, ia
bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan
menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan
volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan
kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan
persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan
kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit.
Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagai lembap hitam. Para penambang
biasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk
memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapai tingkat yang berbahaya.
Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadar CO2 mencapai tingkat yang
berbahaya untuk manusia.
Pertolongan pertama keracunan Gas
1. Bawa pasien keudara segar dengan segera, buka semua pintu dan jendela
2. Longgarkan semua pakaian ketat
3. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlukan
4. Cegah menggigil, bungkus pasien dengan selimut
5. Pertahankan pasien setenang mungkin
6. Jangan berikan alkohol dalam bentuk apapun

Hal yang perlu diperhatikan


Menolong korban yang diduga keracunan gas karbon monoksida (Co) terutama bila
dalam ruang yang tertutup harus waspada terhadap keselamatan diri penolong, penolong
harus menggunakan alat pelindung baik berupa masker gas atau tabung oksigen. Karena
keselamatn penolong adalah yang utama
Penatalaksanaan Tingkat Lanjut
1. Resusitasi
Perhatikan ABC (Airway, Breathing, Circulation). Hindari pernapasan buatan dari
mulut ke mulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong.
2. Eleminasi
a. Emetik

8
Merupakan tindakan merangsang penderita supaya muntah pada penderita sadar
dengan pemberian sirup ipecac 15-30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil ,
pada umumnya dilakukan 4 jam setelah kejadian
b. Lavege gastrik
Merupakan metode pengosongan lambung,dimana cairan seperti normal saline
dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik atau nasogastrik dengan diamater besar dan
kemudian dibuang dalam upaya untuk membuang bagian agen yang mengandung toksin,
dilakukan pada penderita yang kesadarannya menurun atau pada penderita yang tidak
kooperatif.
c. Katartik
Merupakan pemberian agen katartik bila diduga racun telah sampai diusus halus dan
besar yg dapat mempercepat eliminasi toksin dari saluran cerna dan mengurangi absorbsi.
Katartik diberikan per oral atau dengan selang nasogastrik. Tidak dianjurkan untuk anak
dibawah 1 tahun.

c. Keracunan zat kimia


Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu. Sebagai contoh,
suatu cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama
baik jika cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat
murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun. Zat kimia yang
umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam (natrium klorida), dan gula
(sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat
mengalami perubahan fase zat sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.
Keracunan zat kimia juga sering terjadi di dalam kehidupan manusia, berikut ini
beberapa zat kimia yang bisa menyebabkan keracunan :
1. Keracunan Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk dan khas.
Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan
metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama ( desinfektan ) dan banyak
digunakan dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja
yang terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati mengingat
risiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar.

9
Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain:
Formol , Morbicid , Methanal , Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene
aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin,
Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane.

Gelaja dan tanda keracunan akut formalin


a. Jika terhirup mengakibat kanritasi ,reaksialergi, mual, muntah, sulit bernafas,
asma, sakit kepala
b. Jika kontak dengan kulit,terjadi reaksi alergi,luka bakar
c. Jika kontak dengan mata;iritasi ,gatal,mata berair dan dapat menyebabkan
kebutaan
d. Jika tertelan;luka bakar,mual,muntah,diare,sakit perut,sakit kepala,kejang-
kejang,dan koma
Gejala dan tanda keracunan kronik formalin
a. Jika terhirup,mengantuk,ganguan menstruasi,steril dan kangker.
b. Jika kontak dengan mata;iritasi,gatal,mata berair dan buta.
c. Jika kontak dengan kulit;gatal dankerusakan hati.
d. Jika tertelan;gataldan ganguan pencernaan
e. Pada kaeadan yg berat dapat menimb shock,hipotermia,takhipea dan metabolik
asidosis.

2. Pestisida
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/PERMENTAN/SR.140/2/2007 mendefinisikan
bahwa pestisida adalah zat kimia atau bahan lain dan jasad renik serta virus yang digunakan
untuk:
a. Memberantas atau mencegah hama hama tanaman, bagian-bagian tanaman atau
hasil-hasil pertanian.
b. Memberantas rerumputan.
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan.
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman,
tidak termasuk pupuk.

10
e. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan
ternak.
f. Memberantas dan mencegah hama-hama air.
g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam
rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan
pada tanaman, tanah atau air.

Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama,baik insekta,jamur maupun


gulma,Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi : Insektisida (pembunuh insekta),
Fungisida ( pembunuh jamur), dan Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu/gulma).
Gejala keracunan pestisida adalah pusing, perut mual-mual, mata berkunang-kunang
dan perasaan letih, muntah-muntah, gemetar, muka pucat pasi, sempoyongan jalan tidak
seimbang dan lain-lain.
Tindakan pertolongan :
a. bawalah korban ke dokter dengan membawa botol atau tempat zat itu disimpan
sehingga cepat diberikan penawarnya.
b. jika ada dugaan penderita keracunan, maka upayakan penderita memuntahkan apa
yang telah dimakannya dengan cara memasukkan jari ke dalam
mulut/keronkongannya atau berikan minum air sabun/air garam, biarkan penderita
muntah sampai muntahannya jernih. Untuk merangsang muntah diberikan susu,
air yang dicampur terigu atau telur mentah yang telah dikocok, atau berikan satu
sendok makan bubuk arang.
c. Tetapi jika penderita diduga menelan korosif seperti minyak tanah, penderita
dilarang muntah atau jangan dirangsang muntahnya.
d. Untuk hal ini lakukan pertolongan dengan memberikan penawar racun, penawar
racun yang sering digunakan :
e. Arang kayu 2 bagian atau roti yang dipanggang sampai hangus. Garam Inggris 1
bagian, asam tannin/teh pekat 1 bagian, dan diaduk sampai merata. Lalu ambil
satu sendok teh penuh campuran tersebut dan dituangkan ke dalam 1 gelas air, lalu
diminum.
f. Cara lainnya adalah suruh penderita muntah.

11
g. Bila anak-anak, baringkan anak pada lutut dengan kepala dibawah dan letakkan
jari di belakang kerongkongannya supaya dia muntah.
h. Untuk anak yang lebih besar, bisa diberikan satu atau dua gelas susu atau air putih
telur, atau garam satu sendok teh ditambahkan dengan air yang bila diminum akan
menambah kecenderungan untuk muntah.

D. Patofisiologi

Makanan yang kita konsumsi dalam keseharian bermacam-macam, baik ragam jenis
makanan itu. Makanan yang sehat dapat dikatakan makanan yang layak untuk tubuh dan
tubuh dan tidak menyebabkan sakit, baik seketika maupun mendatang. Dalam mengkonsumsi
makanan perlu siperhatikan tentang kebersihan makanan , kesehatan, serta zar gizi yang
terkandung didalam makanan tersebut. Hendaknya kita harus pandai dalam memilih makanan
yang akan dkonsumsi supaya makanan tersebut bebas dari zat-zat yang dapat memasuk tubuh
seperti toksik atau racun.

Makanan yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun sampai dilambung akan
mengadakan perlawanan diri terhadap benda atau zat asing yang masuk kedalam lambung
dengan gejala mal, lalu lambung akan berusaha membuang zat tersebut dengan cara
memuntahkannya. Karena seringnya muntah maka tubuh akan mengalamidehidrasi akibat
banyaknya cairan tubuh yang keluar bersama dengan muntahan. Karena dehodrasi yang
tinggi maka lama kelamaan akan lemas dan banyak mengeluarkan keringat dingin

Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi keluarnya keringat dingin akan
merangsang kelenjar hiposisanterior untuk mempertahankan homeostatis tubuh dengan
terjadinya rasa haus. Apabila rasa haur tidak segera diatasi maka dehidrasi berat tidak dapat
dihindari, bahkan dapat menyebabkan pingsan sampai kematian.

Keracunan Gas CO
Gas Co masuk keparu-paruKe alveoli aliran darah mengakibatkan Hb + Co= COHb
ditempat yang sama Hb mengikat oksigen, ikatan COHb bersifat dapat fulih/reversibel
Mekanisme kerja Gas CO di dalam darah
1. Segera bersaing dengan oksigen untuk mengikat Hb. Kekuatannya 200-300 kali lebih
dibandingkan dengan oksigen.

12
2. COHb mencampuri interaksi protein heme sehingga O2 dari darah kurang kejaringan
tubuh, yg merusak metabolisme rantai pernafasan mitokonria.
Akibatnya CO dengan mudah menggantikan kadar oksigen dalam darah, sehingga
oksigen dalam organ vital seperti otak, jantung, dan paru paru menjadi berkurang, keadaan
ini disebut lapar oksigen
Gas Co dapat membunuh dalam beberapa menit jika terhirup pada tingkat yang cukup
besar dan pernapasan yang intens, sedangkan jika terhirup pada tingkat yang lebih kecil
dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan permanen. Itulah
sebabnya mengapa gas ini dijuluki silent killeratau pembunuh diam - diam .

E. Komplikasi

a. Henti nafas

b. Henti jantung

c. Korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti

d. Syok,sindrom gawat pernafasan akut

e. Edema serebral,konvulsi

F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari keracunan bergantung pada agen yg teringesti. Berikut ini
adalah beberapa contoh :
1. Mual
2. Takikardi/bradikardi
3. Salifasi
4. Pupil berdilatasi
5. Diare
6. Asidosis metabolic
7. Hipertermi/hipotermia
8. Kejang
9. Letargi
10. Mulut kering
11. Stupor

13
12. Delirium
13. koma
Pada anak-anak, gejala akan lebih cepat muncul karena kondisi tubuh lebih rentan.
Berkisar dua jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi akan cepat terlihat.
Gejalanya antara lain:
1. Kram perut
2. Demam
3. Muntah-muntah
4. Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lendir
5. Rasa lemas dan mengigil
6. Hilang nafsu makan
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah si kecil
terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat hari, tapi
hati-hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang keracunan masih
mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan
lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin,
glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk
kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif

H. PENATALAKSANAAN KERACUNAN

1. Tingkat Kesadaran penderita Keracunan

Tingkat kesadaran merupakan petunjuk penting untuk mengetahui beratnya keracunan yang
dialami oleh penderita derajat tingkat keracunan didalam toksikologi dibagi dalam beberapa
tingkat berdasarkan kesadaran pasien.

a. Keracunan tingkat 1: penderita mengantuk tetapi masih sadar dan mudah di ajak
berbicara

b. Keracunan tingkat 2: penderita dalam keadaan sopor, tetapi dapat dibangunkan


dengan rangsangan minimal seperti panggilan atau digoyangkan lengannya

14
c. Keracunan Tingkat 3: Penderita dalam keadaan soporkoma dan hanya bereaksi
terhadap rangsangan maksimal seperti dengan menggosok tulang dada dengan keras
menggunakan kepalan tangan.

d. Keracunan Tingkat 4: Penderita dalam keadaan koma dan tidak ada reaksi sedikitpun
terhadap rangsangan seperti diatas. ini merupakan tingkat yang lebih parah dan
mengancam keselamatan jiwa.

2. Rangsangan muntah pada keracunan hidrokarbon masih merupakan kontroversi


karena bahaya terjadinya aspirasi pneumonia, karena itu rangsang muntah tidak
dianjurkan pada keracunan hidrokarbon,kecuali bila yang ditelan cukup banyak > 1
ml/kg BB atau bila hidrokarbon yang ditelan tercampur atau merupakan bahan pelarut
dari bahan beracun yang berbahaya seperti pada pestisida maka rangsangan muntah
atau kumbah lambung harus segera dilakukan dengan perlindungan jalan nafas.

3. Berikan norit 1 gram/kg BB

4. Pemberian oksigen kalau ada tanda-tanda distres nafas atau kalau berat bisa dilakukan
intubasi dan pemberian nafas buatan dengan ventilator.

5. Antibiotika

Pemberian antibiotika masih merupakan kontroversi pada keracunan hidrokarbon.


Antibiotika hanya diberikan bila keadaan penderita memang sangat berat,
membutuhkan bantuan pernafasan dengan alat atau anak-anak dengan
immunocompromized.

6. Kortikosteroid

Pemberian kortikosteroid juga masih merupakan kontroversi, hanya diberikan pada


keadaan-keadaan yang sangat berat,sangat sesak atau udema paru.

PENGOBATAN PENUNJANG (SUPORTIF TERAPI)

1. Penderita harus istirahat dan jangan sampai kedinginan.


2. Di rumah sakit dilakukan monitoring terus-menerus.
3. Bilamana terdapat kejang, pasang infus dan diobati semestinya.

15
4. Jika terdapat kesukaran dalam bernafas, berikan oksigen atau lakukan nafas buatan.
5. Pemakaian antidotum, obat perangsang seperti kopi atau obat penenang diteruskan
dengan hati-hati.
Secara umum penatalaksanaan pada pasien keracunan :

1. Penatalaksanaan umum pada pasien yang menelan atau mencerna racun :

a. Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan tidak ada kerusakan
serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada keberhasilan penatalaksanaan
pernapasan dan sisitem sirkulasi.

b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu tertelan, gejala,
usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepatTangani syok yang tepat.Hilangkan
atau kurangi absorbsi racun.

c. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk menurunkan efek
toksin.

d. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system saraf pusat atau
pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.

e. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang ditelan,
yaitu:

1) Diuresis untuk agens yang dikeluarkan lewat jalur ginjal.

2) Dialisis

3) Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal dan


cartridge containing an adsorbent (karbon atau resin), dimana setelah
detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien.

4) Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.

5) Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.

6) Menurunkan peningkatan suhu.

7) Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri.

8) Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah.

9) Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.

10) Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejang.

16
11) Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda dan
gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.

12) Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh diri

13) Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan pencegahan racun
dan instruksi pembersihan racun rumah pada pasien atau keluarga

2. Penatalaksanaan umum keracunan melalui inhalasi

a. Bawa pasien ke udara segar dengan segera; buka semua pintu dan jendela.
b. Longgarkan semua pakaian ketat.
c. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlukan.
d. Cegah menggigil; bungkus pasien dengan selimut.
e. Pertahankan pesien setenang mungkin.
f. Jangan berikan alcohol dalam bentuk apapun.

3. Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan

a. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu
yang telah dicampur dengan telur mentah.
b. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-
turut dalam setia jamnya.
c. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi
alternative jika norit tidak tersedia.
d. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan
jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan
kontraksi
e. Apabila penderita dalam keadaan p[ingsan, bawa egera ke rumah sakit atau dokter terdekat
untuk mendapatkan perawatan intensif.

BAB 3
PEENUTUP

17
1.KESIMPULAN

Keracunan adalah kondisi atau keadaan fisik yang terjadi jika suatu zat, dalam jumlah
relatif sedikit, terkena zat tersebut pada permukaan tubuh, termakan, terinjeksi, terhisap, atau
terserap dan selanjutnya menyebabkan kerusakan struktual atau gangguan fungsi.Pada
dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak bahan
tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah :
Obat-obatan, Gas toksin, zat kimia industri, zat kimia pertanian, makanan, bisa ular atau
serangga.

2.SARAN

Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca sebagai calon perawat profesional dapat
memberikan penatalaksanaan pada pasien keracunan dengan baik dan benar sehingga
makalah kami bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, dkk 2000, Kapita Selekta Kedokteran ed. 3, jilid 2, Medika Aesculapius, Jakarta.

18
Alimul hidayat, A.Aziz uliah musrifatul. 2004. kebutuhan dasar manusia. Jakarta: EGC
Brunner, suddarth. 2002. Keperwatab medikal bedah.vol.3. Jakarta : EGC
Kisanti,Annia. 2012. Panduan Lengkap Pertolongan Pertama Pada Darurat Klinis. Jilid-1. Araska :
Yogyakarta.
Marylin. D. 2000 , Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta.

Smeltzer, Suzzane. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah volume 3. Jakarta: EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai