Oleh :
Kelompok 1
Agi Hergawan 2017.C.09a.0822
Amelia Fransisca 2017.C.09a.0824
Ayu lestari 2017.C.09a.0827
Congky 2017.C.09a.0829
Darwin 2017.C.09a.0830
Fransisko 2017.C.09a.0841
Indah Permatasari ` 2017.C.09a.0844
Rini 2017.C.09a.0859
2.3 Klasifikasi
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung
bahan berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut
antara lain:
1. Makanan
Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme. Proses pembusukan
merupakan proses awal dari akibat aktivitas mikroorganisme yang
mempengaruhi langsung kepada nilai bahan makanan tersebut untuk
kepentingan manusia. Selain itu, keracunan bahan makanan dapat juga
disebabkan oleh bahan makanannya sendiri yang beracun, terkontaminasi oleh
protozoa, parasit, bakteri yang patogen dan juga bahan kimia yang bersifat
racun. Di Indonesia ada beberapa jenis makanan yang sering mengakibatkan
keracunan, antara lain:
a. Keracunan botolinum
Clostridium botolinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik, yaitu
di tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi
dirinya dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora. Karena
cara hidupnya yang demikian itu, kuman ini banyak dijumpai pada makanan
kaleng yang diolah secara kurang sempurna.
Gejala keracunan botolinum muncul secara mendadak, 18-36 jam
sesudah memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan
yang kemudian disusul dengan penglihatan yang kabur dan ganda.
Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya,
sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah
menelan.Pengobatan hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan
penyuntikan serum antitoksin yang khas untuk botulinum. Oleh karena itu
dalam hal ini yang penting ialah pencegahan.
Pencegahan: sebelum dihidangkan, makanan kaleng dibuka dan
kemudian direbus bersama kalengnya di dalam air sampai mendidih.
b. Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam sesudah makan
jamur yang beracun (Amanita spp). Gejala tersebut berupa sakit perut yang
hebat, muntah, mencret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mental,
pingsan.
Tindakan pertolongan: apabila tidak ada muntah-muntah, penderita
dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan
encer kalium permanganat (1 gram dalam 2 liter air), atau dengan putih telur
campur susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita ke rumah
sakit.
c. Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol
dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi
timbulnya keracunan, yaitu: jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan
makanan penyerta lainnya.
Gejala klinisnya seperti: sakit pinggang yang disertai dengan sakit perut,
nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih
nampak keluar bersama air kencing, kadang-kadang disertai darah.
Tindakan pertolongan: pada keracunan yang ringan, penderita diberi
minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat
diberikan untuk mengurangi sakitnya.Pada keracunan yang lebih berat,
penderita harus dirawat di rumah sakit.
d. Keracunan ikan laut
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan.Diduga racun
tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala
keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah
memakannya.Gejala itu berupa: mual, muntah, kesemutan di sekitar mulut,
lemah badan dan susah bernafas.
Tindakan pertolongan: usahakan agar dimuntahkan kembali makanan
yang sudah tertelan itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung
dan pernafasan buatan.Obat yang khas untuk keracunan binatang-binatang
laut itu tidak ada.
e. Keracunan singkong
Racun singkong ialah senyawa asam biru (cyanida).Singkong beracun
biasanya ditanam hanya untuk pembatas kebun, dan binatangpun tidak mau
memakan daunnya.Racun asam biru tersebut bekerja sangat cepat.Dalam
beberapa menit setelah termakan racun singkong, gejala-gejala mulai
timbul.Dalam dosis besar, racun itu cepat mematikan.
2. Minyak Tanah
Penyebabnya karena meminum minyak tanah. Insiden Intoksikasi minyak
tanah:
a. Terutama pada anak-anak < 6 tahun. Khususnya pada negara-negara
berkembang.
b. Daerah perkotaan > daerah pedesaan
c. Pria > wanita
b. Umumnya terjadi karena kelalaian orang tua
2.4 Patofisiologi
Keracunan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan
kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler
sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh. Biasanya
akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung, gangguan
pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan
obat da bahan kimia ). Terjadi mual, muntah di karenakan iritasi pada lambung
sehingga HCL dalam lambung meningkat.
Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat
( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim
KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh –
KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi dengan ikatan IFO-
KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat –
tempat tertentu, sehingga timbul gejala – gejala.
2.5 Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala menurut Nurarif dan Kusuma (2015) diantaranya:
1. Gejala yang paling menonjol meliputi
a. Kelainan visus
b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
c. Gangguan saluran pencernaan
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Pupil miosis
f. Tremor pada lidah dan kelopak mata
3. Keracunan sedang
a. Nausea, muntah-muntah
b. Kejang, dan kram perut
c. Hipersalifa
d. Fasikulasi otot
e. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negative
c. Sesak napas, sianosis, edema paru
d. Inkontinensia urin
e. Kovulasi
f. Koma, blockade jantung dan akhirnya meninggal
3.1 Metode
3.1.1 Ceramah
Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya
minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga
anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode atau model
pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun
metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain. Metode ceramah itu sendiri
pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa
pengertian dari metode ceramah, antara lain :
Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid
mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan
oleh guru. Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal
maupun informal.
Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975: ceramah berasal dari
bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian
diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan
pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan
penggunaan buku.
Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas
uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada
proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke
tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai
metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal
yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas
penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan
akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
19
Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan
kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi
kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut
terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat
pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat
pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau materi kepada
siswa. Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode
ceramah campuran dan metode ceramah asli.
3.1.2 Tanya jawab
Berikut ini beberapa pengertian metode Tanya jawab menurut beberapa ahli:
Menurut Drs. Roestiyah N.K, metode Tanya jawab adalah suatu cara
mengajar dimana guru dan siswa aktif bersama, guru bertanya siswa memberikan
jawaban, siswa mengemukakan pendapat ide baru, dan dengan ini guru bertujuan.
Menurut Drs. Soetomo metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana
guru menggunakan/memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab,
atau sebaliknya siswa bertanya pada guru an dan guru menjawab peranyaan siswa.
Metode Tanya jawab menurut Syaiful B. djamarah adalah cara penyajian
pelajaran dalam bentuk peetanyaan yang harus dijawab, terutama oleh guru kepada
siswa, tapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Menurut Armai Rief, metode tanya jawab adalah suatu tehnik penyampaian
pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan. Atau suatu metode di dalam
pendidikan dimana guru bertanya sedangkan siswa menjawab tentang materi yang
diperoleh.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
Tanya jawab adalah suatu tehnik penyampaian pelajaran dimana guru dan siswa
aktif, guru memberikan siswa pertanyan dan siswa menjawab atau bisa sebaliknya
siswa yang bertanya dan guru yang menjawab. Kegiatan ini dapat membuat siswa
lebih aktif dan dapa mendorng rasa ingin tahu siswa.
3.1.3 Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan " ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).
Menurut Suaedy (2011) metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian
materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan. Pengertian metode
demonstrasi menurut Syah (2000: 208) adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
3.1.4 Praktek
Ketuntasan dari beberapa tujuan keterampilan memerlukan latihan (praktik).
Praktek yang dilakukan secara kontinu akan menghasilkan kesempurnaan
keterampilan motorik. Siswa melakukan latihan dengan tugas yang diberikan
dengan tujuan untuk mengembangkan dan mendemonstrasikan keterampilan.
kegiatan praktik memungkinkan siswa untuk lebih efektif terlibat dalam kegiatan
belajar.
P P P P P
A A A A A
S S S S S
I I PEMATERI
I I I
E E E E E
N N N N N
P P P P P P
A A A A A A
S S S S S S
I I I I I I
E E E E E E
N N N N N N
KELUARGA PASIEN
POSTER
3.6 Uraian Tugas
1. Penyaji
a. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disajikan
b. Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
c. Memberikan reinforcement positif terhadap peserta tentang pendapatnya.
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan anggota dan dosen pembimbing akademik
3. Menjelakan tujuan dan topic
4. Menjelaskan tata tertib dalam penyuluhan
5. Menjelaskan kontrak waktu ( 08.00-08.30 WIB)
b. Kegiatan inti
1. Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami
2. Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menjawab
atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
c. Pada acara penutupan
1. Menyimpulkan dan melakukan evaluasi penyuluhan
2. Mengucapkan salam
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Membagikan leaflet pada setiap peserta
d. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi
a. Mendokumentasikan pelaksanaan mulai dari pembukaan sampai penutu
Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan kesehatan
berlangsung
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai pengertian
keracunan makanan
b. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai penyebab
keracunan makanan
c. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai tanda &
gejala keracunan makanan
d. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai cara
pertolongan pertama keracunan makanan
e. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai cara
pencegahan keracunan makanan
BAB 4
LAPORAN HASIL KEGIATAN
5.1 Kesimpulan
Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam
ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan cedera atau
kematian, racun dapat memasuki jaringan hidup melalui beberapa cara yaitu
termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap melalui kulit. Gealanya dapat timbul
dalam beberapa jam atau setelah satu hari atau lebih. Keracunan makanan akibat
toksin biasanya akibat toksin yang dibuat oleh kuman staphyllococcus, gejalanya
timbul dengan cepat, bisa dalam 2-6 jam setelah makanan dimakan.
Beberapa agen penyebab keracunan makanan sudah ada dalam makanan
pada saat ternak akan disembelih atau tanaman akan dipanen. Beberapa
mikroorganisme ada yang bisa menyebabkan makanan basi tetapi tidak
berbahaya. Namun, bakteri-bakteri tertentu yang berkembang biak dalam
makanan bisa menghasilkan racun penyebab penyakit. Bakteri Staphylococcus
menghasilkan racun yang bisa menyebabkan muntah dan diare beberapa jam
setelah makanan yang terkontaminasi dikonsumsi. Bakteri Clostridium botulinum
menyebabkan masalah yang jauh lebih serius bahkan seringkali fatal, yakni jenis
keracunan makanan yang disebut botulisme.
Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan dapat
disimpulkan dengan memberikan penyuluhan tentang Pertolongan Pertama Pada
Keracunan kelompok berharap dengan memberikan penyuluhan tentang
Pertolongan Pertama Pada Keracunan dapat memahami dan mempunyai sikap
yang positif tentang pencegahan Pada Keracunan yang dimulai dari pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan pertolongan pertamanya.
5.2 Saran
5.2.1 Mahasiswa STIKes Eka Harap Palangkaraya Anggota kelompok 1 dan
kelompok 2
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan kelompok 1 dan
kelompok 2 dapat mengerti dan memahami bahaya dari keracunan makanan dan
minumana dan cara pertolongan pertamanya.
5.2.2 Tim Penyuluh
Diharapkan dapat menambah ilmu baru dalam keilmuwan kesehatan dan
memperdalam pengetahuan tentang Pertolongan Pertama Pada Keracunan dan
dapat digunakan sebagai mutu meningkatkan kerja yang lebih profesional didalam
dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alsuhendra dan Ridawati. 2013. Bahan Toksik Dalam Makanan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Arisman M.B., 2012. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta : EGC.
BPOM RI. 2011. Laporan Tahunan 2011 Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI. Jakarta : BPOM RI.
Junaidi, I.2011.Pedoman pertolongan pertama keracunan makanan yang harus
dilakukan saat gawat darurat. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Hardisman. 2014. Gawat darurat medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
LAMPIRAN