Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KEIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN KEG AWAT DARURATAN


“PERTOLONGAN PERTAAMA PADA KERACUNAN”
DI RUANG INTENSIVE GAWAT DARURAT
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Oleh :
Kelompok 1
Agi Hergawan 2017.C.09a.0822
Amelia Fransisca 2017.C.09a.0824
Ayu lestari 2017.C.09a.0827
Congky 2017.C.09a.0829
Darwin 2017.C.09a.0830
Fransisko 2017.C.09a.0841
Indah Permatasari ` 2017.C.09a.0844
Rini 2017.C.09a.0859

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keracunan merupakan salah satu kejadian darurat yang sering terjadi baik di
negara maju maupun negara berkembang. Hingga saat ini, tingkat keracunan
pangan yang terjadi di Indonesia masih cukup tinggi. Dan dari seluruh kasus
tersebut, sebagian besar ternyata terjadi di rumah.
Badan kesehatan dunia WHO memperkirakan bahwa rasio antara kejadian
keracunan yang dilaporkan dengan kejadian yang terjadi sesungguhnya di
masyarakat adalah 1:10 untuk negara maju dan 1: 25 untuk negara berkembang.
Ditahun 2011 insiden keracunan makanan terjadi dan terlaporkan di Sentra
Informasi Keracunan Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan RI ada 1.800
lebih, membuat lebih dari 7.000 orang dirawat di rumah sakit dan 11 meninggal
dunia. Data nasional yang dirangkum Badan POM juga menjelaskan bahwa industri
jasa boga dan produk makanan rumah tangga memberikan kontribusi yang paling
besar (31%) dibandingkan dengan pangan olahan (20%), jajanan (13%), dan lain-
lain (5%).
Beberapa agen penyebab keracunan makanan sudah ada dalam makanan pada
saat ternak akan disembelih atau tanaman akan dipanen. Beberapa mikroorganisme
ada yang bisa menyebabkan makanan basi tetapi tidak berbahaya. Namun, bakteri-
bakteri tertentu yang berkembang biak dalam makanan bisa menghasilkan racun
penyebab penyakit. Bakteri Staphylococcus menghasilkan racun yang bisa
menyebabkan muntah dan diare beberapa jam setelah makanan yang terkontaminasi
dikonsumsi. Bakteri Clostridium botulinum menyebabkan masalah yang jauh lebih
serius bahkan seringkali fatal, yakni jenis keracunan makanan yang disebut
botulisme.
Dibutuhkan penanganan yang tepat dalam menanggulangi kasus keracunan
makanan tersebut. Badan POM RI melalui Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
Keamanan Pangan telah membuat program untuk mengatasi masalah keracunan
makanan, diantaranya melalui penyusunan Draft Mekanisme dan Protap
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan,
Pelatihan SDM untuk surveilan KLB keracunan pangan, Program Kewaspadaan dan
Penanggulangan Keamanan Pangan. Diperlukan upaya untuk dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang penanganan kejadian gawat darurat (keracunan
makanan). Salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan
kepada masyarakat tentang pengetahuan mengenai penanganan kejadian gawat
darurat (keracunan makanan).

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah,
yaitu:“pertolongan pertama pada keracunan makanan”.

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga pasien di
Ruang Gawat darurat dapat memahami tanda dan gejala keracunan makanan dan
pertolongan pertama pada keracunan makanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian keracunan makanan
2. Mengetahui Penyebab keracunan makanan
3. Mengetahui Klasifikasi keracunan makanan
4. Mengetahui Tanda dan gejala keracunan makanan
5. Mengetahui pertolongan pertama pada keracunan makanan
6. Mengetahui pencegahan keracunan makanan

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat bagi kelurga pasien
1. Mengetahui pengertian keracunan makanan
2. Mengetahui Penyebab keracunan makanan
3. Mengetahui Klasifikasi keracunan makanan
4. Mengetahui Tanda dan gejala keracunan makanan
5. Mengetahui pertolongan pertama pada keracunan makanan
6. Mengetahui pencegahan keracunan makanan
1.4.1 Manfaat bagi penulis
Untuk memenuhi tugas promosi kesehatan yang di lakukan pada keluarga
pasien di ruang gawat darurat tentang pertolongan pertama pada keracunan
makanan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keracunan Makanan


Racun adalah bahan yang jika tertelan, terhirup, teresap ke dalam kulit
(misalnya, dari tanaman), atau tersuntikan (misalnya, dari sengatan serangga), bisa
menyebabkan penyakit, kerusakan, dan kadang-kadang kematian (Jones & Bartlett,
2007).
Racun adalah suatu zat yang memiliki kemampuan untuk merusak sel dan
sebagian fungsi tubuh secara tidak normal (Arisman, 2009). Keracunan makanan
adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan ke
dalam tubuh melalui mulut yang mengakibatkan bahaya bagi tubuh (Junaidi, 2011).
Keracunan makanan adalah suatu penyakit yang terjadi setelah menyantap
makanan yang mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang terbentuk
akibat pembusukan makanan dan bakteri (Junaidi, 2011).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keracunan adalah
keadaan darurat yang dapat merusak sel dan sebagian fungsi tubuh akibat masuknya
suatu zat atau makanan yang mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang
terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakteri.

2.2 Etiologi Keracunan Makanan


Penyebab keracunan menurut Nurarif dan Kusuma (2015) ada beberapa macam
dan akibatnya bisa mulai yang ringan sampai yang berat. Secara umum yang
banyak terjadi di sebabkan oleh:
1. Mikroba
Mikroba yang menyebabkan keracunan di antaranya :
a. Escherichia coli patogen
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d.   Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f.   Streptokkkus
2. Bahan Kimia
a. Peptisida golongan organofosfat
b. Organo Sulfat dan karbonat
3. Toksin
a. Jamur
b.  Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang

2.3 Klasifikasi
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung
bahan berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut
antara lain:
1. Makanan
Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme. Proses pembusukan
merupakan proses awal dari akibat aktivitas mikroorganisme yang
mempengaruhi langsung kepada nilai bahan makanan tersebut untuk
kepentingan manusia. Selain itu, keracunan bahan makanan dapat juga
disebabkan oleh bahan makanannya sendiri yang beracun, terkontaminasi oleh
protozoa, parasit, bakteri yang patogen dan juga bahan kimia yang bersifat
racun. Di Indonesia ada beberapa jenis makanan yang sering mengakibatkan
keracunan, antara lain:
a. Keracunan botolinum
Clostridium botolinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik, yaitu
di tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi
dirinya dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora. Karena
cara hidupnya yang demikian itu, kuman ini banyak dijumpai pada makanan
kaleng yang diolah secara kurang sempurna.
Gejala keracunan botolinum muncul secara mendadak, 18-36 jam
sesudah memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan
yang kemudian disusul dengan penglihatan yang kabur dan ganda.
Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya,
sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah
menelan.Pengobatan hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan
penyuntikan serum antitoksin yang khas untuk botulinum. Oleh karena itu
dalam hal ini yang penting ialah pencegahan.
Pencegahan: sebelum dihidangkan, makanan kaleng dibuka dan
kemudian direbus bersama kalengnya di dalam air sampai mendidih.
b. Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam sesudah makan
jamur yang beracun (Amanita spp). Gejala tersebut berupa sakit perut yang
hebat, muntah, mencret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mental,
pingsan.
Tindakan pertolongan: apabila tidak ada muntah-muntah, penderita
dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan
encer kalium permanganat (1 gram dalam 2 liter air), atau dengan putih telur
campur susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita ke rumah
sakit.
c. Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol
dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi
timbulnya keracunan, yaitu: jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan
makanan penyerta lainnya.
Gejala klinisnya seperti: sakit pinggang yang disertai dengan sakit perut,
nyeri sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih
nampak keluar bersama air kencing, kadang-kadang disertai darah.
Tindakan pertolongan: pada keracunan yang ringan, penderita diberi
minum air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat
diberikan untuk mengurangi sakitnya.Pada keracunan yang lebih berat,
penderita harus dirawat di rumah sakit.
d. Keracunan ikan laut
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan.Diduga racun
tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala
keracunan berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah
memakannya.Gejala itu berupa: mual, muntah, kesemutan di sekitar mulut,
lemah badan dan susah bernafas.
Tindakan pertolongan:  usahakan agar dimuntahkan kembali makanan
yang sudah tertelan itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung
dan pernafasan buatan.Obat yang khas untuk keracunan binatang-binatang
laut itu tidak ada.
e. Keracunan singkong
Racun singkong ialah senyawa asam biru (cyanida).Singkong beracun
biasanya ditanam hanya untuk pembatas kebun, dan binatangpun tidak mau
memakan daunnya.Racun asam biru tersebut bekerja sangat cepat.Dalam
beberapa menit setelah termakan racun singkong, gejala-gejala mulai
timbul.Dalam dosis besar, racun itu cepat mematikan.
2. Minyak Tanah
Penyebabnya karena meminum minyak tanah. Insiden Intoksikasi minyak
tanah:
a. Terutama pada anak-anak < 6 tahun. Khususnya pada negara-negara
berkembang.
b. Daerah perkotaan > daerah pedesaan
c. Pria > wanita
b. Umumnya terjadi karena kelalaian orang tua

Gejala dan tanda klinis utamanya berhubungan dengan saluran napas,


pencernaan, dan CNS. Awalnya penderita akan segera batuk, tersedak, dan
mungkin muntah, meskipun jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis,
distress pernapasan, panas badan, dan batuk persisten dapat terjadi kemudian.
3. Baygon
Baygon adalah insektisida kelas karbamat, yaitu insektisida yang berada
dalam golongan propuxur. Penanganan keracunan Baygon dan golongan
propuxur lainnya adalah sama. Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl
(sevin), pirimicarb (rapid, aphox), timethacarb (landrin) dan lainnya.
Gejala keracunan sangat mudah dikenali yaitu diare, inkontinensia urin,
miosis, fasikulasi otot, cemas dan kejang.Miosis, salvias, lakrimasi,
bronkospasme, kram otot perut, muntah, hiperperistaltik dan letargi biasanya
terlihat sejak awal.Kematian biasanya karena depresi pernafasan.
4. Bahan Kimia
Keracunan bahan kimia biasanya melibatkan bahan-bahan kimia biasa
seperti bahan kimia rumah, produk pertanian, produk tumbuhan atau produk
industri.
5. Sengatan serangga
Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise, ansietas,
sampai edema laring, bronkhospasme berat, syok dan kematian.Umumnya
waktu yang lebih pendek diantara sengatan dan kejadian dari gejala yang berat
merupakan prognosis yang paling buruk.
Beberapa contoh masalah serius yang diakibatkan oleh gigitan atau serangan
gigitan serangga didantaranya adalah:
a. Reaksi alergi berat (anaphylaxis). Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun
dapat mengancam kahidupan dan membutuhkan pertolongan darurat.
Tanda-tanda atau gejalanya adalah:
1) Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran
darah tidak mendapatkan masukan darah yang cukup untuk organ-
organ penting (vital)
2) Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut atau
kerongkongan/tenggorokan
3) Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak
kaki, dan selaput lendir (angioedema)
4) Pusing dan kacau
5) Mual, diare, dan nyeri pada perut
6) Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak Gejala tersebut
dapat diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.

b. Reaksi racun dari serangan lebah, tawon, atau semut api.


1) Seekor lebah dengan alat penyengatnya di belakang lalu mati setelah
menyengat. Lebah madu afrika, yang dinamakan lebah-lebah
pembunuh, mereka lebih agresif dari pada lebah madu kebanyakan
dan sering menyerang bersama-sama dengan jumlah yang banyak
2) Tawon, penyengat dan si jaket kuning (yellow jackets), dapat
menyengat berkali-kali. Si jaket kuning dapat menyebabkan sangat
banyak reaksi alergi
3) Serangan semut api kepada seseorang dengan gigitan dari rahangnya,
kemudian memutar kepalanya dan menyengat dari perutnya dengan
alur memutar dan berkali-kali
c. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan.
d. Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan.
e. Penyakit serum (darah), sebuah reaksi pada pengobatan (antiserum)
Digunakan untuk mengobati gigitan atau serangan serangga.Penyaki
tserum menyebabkan rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan
bengkakserta diiringi gejala flu tujuh sampai empat belas hari setelah
penggunaananti serum.
1) Infeksi virus. Infeksi nyamuk dapat menyebarkan virus West Nile
kepada seseorang, menyebabkan inflamasi pada otak (encephalitis).
2) Infeksi parasit. Infeksi nyamuk dapat menyebabkan menyebarnya
malaria.

2.4 Patofisiologi
Keracunan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan
kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler
sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh. Biasanya
akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung, gangguan
pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan
obat da bahan kimia ). Terjadi mual, muntah di karenakan iritasi pada lambung
sehingga HCL dalam lambung meningkat.
Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat
( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim
KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh –
KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi dengan ikatan IFO-
KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat –
tempat tertentu, sehingga timbul gejala – gejala.
2.5 Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala menurut Nurarif dan Kusuma (2015) diantaranya:
1. Gejala yang paling menonjol meliputi
a. Kelainan visus
b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
c. Gangguan saluran pencernaan
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Pupil miosis
f. Tremor pada lidah dan kelopak mata
3. Keracunan sedang
a. Nausea, muntah-muntah
b. Kejang, dan kram perut
c. Hipersalifa
d. Fasikulasi otot
e. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negative
c. Sesak napas, sianosis, edema paru
d. Inkontinensia urin
e. Kovulasi
f. Koma, blockade jantung dan akhirnya meninggal

2.6 Pertolongan pertama pada keracunan makanan


Pertolongan pertama keracunan makanan noncorosive agent yang dapat
dilakukan yaitu dengan mengupayakan penderita untuk memuntahkan zat atau
makanan yang telah dikonsumsi penderita. Cara yang bisa dilakukan untuk
merangsang muntahan adalah dengan memberikan minuman susu. Selain itu, cara
yang bisa dilakukan adalah dengan meminum segelas air yang telah dicampur
dengan satu sendok teh garam dan berikan minuman teh pekat (Junaidi, 2011).
Pertolongan pertama keracunan makanan adalah dengan minum air putih yang
banyak, pemberian larutan air yang telah dicampur dengan garam. Pertolongan
pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti cairan dan elektrolit yang
hilang akibat muntah atau diare (Hardiman, 2014).
Sutawijaya (2010) menjabarkan tindakan kegawatdaruratan pada korban
keracunan pangan antara lain:
1. Tindakan untuk menolong jiwa korban
Keadaan korban saat ditemukan, apakah korban sadar, kesadarannya
menurun, atau tidak sadar sama sekali (koma atau shock) atau delirium (rebut)
atau malah kejang-kejang, perlu mendapat prioritas pertama dalam menolong
korban. Apabila koma, maka dalam koma biasanya memberi derajat
keracunannya, apakah korban hanya seperti mengantuk, sopor, sopor
rakomatus atau benar-benar sudah koma. Korban yang dengan koma dan
bersuara seperti mendengkur harus hati-hati karena itu menunjukkan dalamnya
koma.
Tindakan yang dapat dilakukan pada keadaan ini adalah:
a. Tidurkan terlentang dengan kepala dimiringkan
b. Bersihkan jalan nafas, termasuk mulut, hidung dan bagian belakang
mulut dari lender, muntahan, ludah, dan sisa racun kalau ada.
c. Kirim segera ke Rumah Sakit sambil terus menolong pernafasannya
dengan nafas buatan kalau perlu. Pengiriman ke rumah sakit sebaiknya
disertai bahan yang dapat dianalisa untuk menunjukkan jenis racunnya,
seperti muntahan, sisa racun, tempat menyimpan racun yang diperkirakan
(botol dan lain-lain).
Gejala keracunan yang mungkin saja muncul beserta tindakan yang dapat
dilakukan untuk menolong korban di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Hiperaktifitas dan delirium (ribut)
Gejala ini timbul karena racun tertentu. Penderita ini akan sulit diatur.
Tindakan yang perlu dilakukan ialah:
1) Lindungi penderita dari trauma fisik seperti jatuh, memukul dan
merusak sekitarnya
2) Kirim segera ke rumah sakit
b. Shock
Keracunan dengan gejala shock terjadi tiba-tiba karena terjadinya
kekurangan darah di otak (hipoksia), pernafasan terganggu berat, bau tidak
enak yang menyengat. Shock primer dan bila berlanjut akan menjadi shock
sekunder, yang gejalanya antara lain: pucat, dingin, kebiruan, berkeringat,
nadi cepat, dan tekanan darah terus menurun (nadi tak teraba). Tindakan
gawat darurat ini meliputi:
1) Tidurkan dengan kepala lebih rendah
2) Sambil dilakukan pertolongan pernafasan segera dikirim ke Rumah
Sakit terdekat
c. Kejang-kejang
Makanan atau bahan-bahan beracun tertentu dapat menyebabkan kejang
misalnya: amfetamin, strichnin, metazol dan DDT. Kejang sangat berbahaya
bagi penderita karena dapat berakibat lumpuhnya pernafasan. Tindakan yang
dapat dilakukan:
1) Lakukan pertolongan dengan sesedikit mungkin merangsang korban
dengan manipulasi, rangsang sinar cahaya
2) Kirim segera ke Rumah Sakit
2. Tindakan gawat darurat sesuai keracunannya
Keracunan lewat mulut dapat terjadi pada kecelakaan misalnya, salah
minum obat, keracunan makanan tertentu (jamur, singkong, kacang-kacangan,
makanan yang sudah basi), menelan bensin, menelan cat dan lain sebagainya.
Dapat juga terjadi pada usaha bunuh diri atau pembunuhan misalnya dengan
obat tikus, obat nyamuk misalnya DDT, baygon, endrin dan sebagainya.
Penanganannya adalah sebagai berikut:
a. Tidurkan korban terlentang dengan kepala miring
b. Lakukan usaha untuk memuntahkan dengan menyentuh dinding belakang
faring. Jangan lakukan ini pada keracunan bahan-bahan korosif dan
korban yang tidak sadar atau delirium (ribut)
c. Beri bahan adsorben seperti, arang aktif (norit), susu (bubuk)
d. Kirim segara ke Rumah Sakit beserta bahan, tempat bahan yang dicurigai
dan muntahannya.
2.7 Pencegahan keracunan makanan
Cara mencegah keracunan makanan yang paling efektif adalah dengan
membuat dan mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat, serta menghindari
jenis makanan apapun yang diragukan kebersihannya. Berikut adalah cara-cara
yang dapat diterapkan untuk menghindari terjadinya keracunan makanan:
1. Bersihkan bahan makanan beserta alat masak
Buah dan sayur harus selalu dicuci sebelum dikonsumsi, bahkan jika
kulitnya akan dikupas. Setelah makan atau memasak, penting untuk selalu
mencuci alat makan, alat masak, dan tangan dengan sabun dan air.
2. Simpan makanan di dalam kulkas
Jika makanan mudah busuk, jangan biarkan makanan di luar tanpa masuk ke
kulkas lebih dari 1-2 jam. Pastikan kulkas selalu pada suhu yang tepat karena
hal itu dapat mencegah tumbuhnya bakteri. Hindari mengisi kulkas terlalu
penuh karena dapat membuat sirkulasi udara menjadi buruk sehingga
mempengaruhi suhu di dalam kulkas.
3. Pisahkan antara makanan matang dan mentah
Dalam menyimpan makanan, pisahkan antara makanan matang dan mentah.
Makanan mentah seperti daging sebaiknya disimpan di bagian bawah lemari es
agar cairan dari daging tersebut tidak mengenai makanan lain di dalam kulkas.
Sedangkan, saat mengolah makanan, bedakan juga talenan yang digunakan
untuk memotong daging mentah dengan talenan untuk memotong makanan
siap konsumsi agar tidak terkena bakteri dari daging.
4. Masak makanan sampai matang dan merata
Saat memasak, selalu pastikan makanan matang secara merata, terutama saat
memasak makanan hewani, seperti telur, daging, dan sosis. Memasak makanan
dengan matang dapat membunuh seluruh bakteri yang terkandung di dalamnya.
5. Perhatikan tanggal kedaluwarsa
Sebelum mengkonsumsi makanan, selalu perhatikan masa kedaluwarsanya.
Jangan konsumsi makanan tersebut jika sudah melewati masa kedaluwarsa
walaupun masih terlihat baik dan belum berbau. Jika tidak yakin apakah
makanan masih layak untuk di konsumsi, lebih baik membuang makanan
tersebut dan jangan dikonsumsi.
BAB 3
METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

3.1 Metode
3.1.1 Ceramah
Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya
minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga
anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode atau model
pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun
metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain. Metode ceramah itu sendiri
pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa
pengertian dari metode ceramah, antara lain :
Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid
mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan
oleh guru. Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal
maupun informal.
Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975: ceramah berasal dari
bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian
diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan
pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan
penggunaan buku.
Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas
uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada
proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke
tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai
metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal
yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas
penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan
akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.

19
Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan
kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi
kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan
sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut
terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat
pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat
pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau materi kepada
siswa. Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode
ceramah campuran dan metode ceramah asli.
3.1.2 Tanya jawab
Berikut ini beberapa pengertian metode Tanya jawab menurut beberapa ahli:
Menurut Drs. Roestiyah N.K, metode Tanya jawab adalah suatu cara
mengajar dimana guru dan siswa aktif bersama, guru bertanya siswa memberikan
jawaban, siswa mengemukakan pendapat ide baru, dan dengan ini guru bertujuan.
Menurut Drs. Soetomo metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana
guru menggunakan/memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab,
atau sebaliknya siswa bertanya pada guru an dan guru menjawab peranyaan siswa.
Metode Tanya jawab menurut Syaiful B. djamarah adalah cara penyajian
pelajaran dalam bentuk peetanyaan yang harus dijawab, terutama oleh guru kepada
siswa, tapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Menurut Armai Rief, metode tanya jawab adalah suatu tehnik penyampaian
pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan. Atau suatu metode di dalam
pendidikan dimana guru bertanya sedangkan siswa menjawab tentang materi yang
diperoleh.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
Tanya jawab adalah suatu tehnik penyampaian pelajaran dimana guru dan siswa
aktif, guru memberikan siswa pertanyan dan siswa menjawab atau bisa sebaliknya
siswa yang bertanya dan guru yang menjawab. Kegiatan ini dapat membuat siswa
lebih aktif dan dapa mendorng rasa ingin tahu siswa.
3.1.3 Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan " ( Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).
Menurut Suaedy (2011) metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian
materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan. Pengertian metode
demonstrasi menurut Syah (2000: 208) adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
3.1.4 Praktek
Ketuntasan dari beberapa tujuan keterampilan memerlukan latihan (praktik).
Praktek yang dilakukan secara kontinu akan menghasilkan kesempurnaan
keterampilan motorik. Siswa melakukan latihan dengan tugas yang diberikan
dengan tujuan untuk mengembangkan dan mendemonstrasikan keterampilan.
kegiatan praktik memungkinkan siswa untuk lebih efektif terlibat dalam kegiatan
belajar.

3.2 Media Penyuluhan


3.2.1 Poster
Adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan
sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan
dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya
ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang
misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain.
Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo.
Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan
pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya
berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang
mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat
mendorong untuk bertindak.
3.2.2 Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat
dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta
mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat
menggiring siswa untuk menguasai satu atau lebih KD (Murni, 2010:1).
Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan
pamflet. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh Hermiko (2010:1): “Pamphlet (pamplet)
adalah semacam booklet (buku kecil) yang tak berjilid. Mungkin hanya terdiri dari
satu lembar yang dicetak di kedua permukaannya. Tapi bisa juga dilipat di bagian
tengahnya sehingga menjadi empat halaman. Atau bisa juga dilipat tiga sampai
empat kali hingga menjadi beberapa halaman. Jika dilipat menjadi empat, pamphlet
itu memiliki nama tersendiri yaitu leaflet. Penggunaan pamphlet atau leaflet
umumnya dilakukan untuk pemasaran aneka produk dan juga untuk penyebaran
informasi politik”. Leaflet sebagai bahan ajar harus disusun secara sistematis,
bahasa yang mudah dimengerti dan menarik.

3.3 Pengorganisasian Kelompok


1. Penyaji : Ayu Lestari
2. Moderator : Agi Hergiawan
3. Fasilitator : Amelia Fransisca & Indah Permatasari
4. Observer : Congky & Rini
5. Dokumentasi : Fransisko & Darwin

3.4 Kegiatan Pelaksanaan

No Tahap Waktu Kegiatan Respon Metode


1 Orientasi 3 menit  Mengucapkan  Menjawab salam Ceramah
salam dan  Bersedia
berkenalan mengikuti kegiatan
 Menjelaskan  Mendengarkan dan
kontrak waktu memperhatikan
 Menjelaskan
tujuan
penyuluhan
2 Kerja 20  Menjelaskan  Mendengarkan dan Ceramah
menit pengertian memperhatikan
Keracunan informasi yang
makanan dijelaskan
 Menjelaskan
penyebab
keracunan
makanan
 Menjelaskan
tanda dan gejala
keracunan
makanan
 Menjelaskan
tentang cara
pertolongan
pertama
keracunan
makanan
 Menjelaskan
tentang cara
pencegahan
keracunan
makanan
 Menjelaskan
tentang tips
mengolah dan
memilih makanan
olahan kaleng
 Menjelaskan
tentang mengolah
dan memasak
sayur bayam
3 Evaluasi 5 menit  Memberikan  Menjawab Ceramah dan
kesempatan perrtanyaan tanya jawab
untuk bertanya  Memperhatikan
 Peserta  Mendengarkan
Menyimpulkan  Penyaji menjawab
materi yang telah pertanyaan
disampaikan
 Peserta
mengajukan
pertanyaan
 Menanyakan
kembali tentang
materi yang telah
disampaikan
4 Terminasi 2 menit  Memberi salam  Menjawab salam
dan penutup
3.5 DENAH PROSES PENYULUHAN

P P P P P
A A A A A
S S S S S
I I PEMATERI
I I I
E E E E E
N N N N N

P P P P P P
A A A A A A
S S S S S S
I I I I I I
E E E E E E
N N N N N N

KETERANGAN : CI AKADEMIK & CI RUANGAN

KELUARGA PASIEN

POSTER
3.6 Uraian Tugas
1. Penyaji
a. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disajikan
b. Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
c. Memberikan reinforcement positif terhadap peserta tentang pendapatnya.
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan anggota dan dosen pembimbing akademik
3. Menjelakan tujuan dan topic
4. Menjelaskan tata tertib dalam penyuluhan
5. Menjelaskan kontrak waktu ( 08.00-08.30 WIB)
b. Kegiatan inti
1. Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami
2. Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menjawab
atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
c. Pada acara penutupan
1. Menyimpulkan dan melakukan evaluasi penyuluhan
2. Mengucapkan salam
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Membagikan leaflet pada setiap peserta
d. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi
a. Mendokumentasikan pelaksanaan mulai dari pembukaan sampai penutu
Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan kesehatan
berlangsung
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai pengertian
keracunan makanan
b. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai penyebab
keracunan makanan
c. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai tanda &
gejala keracunan makanan
d. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai cara
pertolongan pertama keracunan makanan
e. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai cara
pencegahan keracunan makanan
BAB 4
LAPORAN HASIL KEGIATAN

4.1 Tahap Persiapan


Adapun tugas yang dilakukan oleh Mahasiswa (i) dalam tahap persiapan
kegiatan Pendidikan Kesehatan pada pasien dan keluarga pasien, STIKes Eka
Harap Palangka Raya meliputi:
4.1.1 Mengajukan judul ke penanggung jawab Keperawatan Gawat Darurat
4.1.2 Membuat proposal kegiatan penyuluhan dalam 12 hari sebelum
dilaksanakan kegiatan Pendidikan Kesehatan.
4.1.3 Konsultasi dengan dosen pembimbing dalam 12 hari sebelum dilaksanakan
kegiatan Pendidikan Kesehatan.
4.1.4 Menyiapkan media kegiatan penyuluhan dalam 6 hari sebelum dilaksanakan
kegiatan Pendidikan Kesehatan.
4.1.5 Melakukan kerjasama antar kelompok 1 dan 2 dalam melaksanakan
Pendidikan Kesehatan

4.2 Tahap Pelaksanaan


Adapun tugas yang dilakukan oleh tim dosen dalam tahap pelaksanan
kegiatan pengabdian kepada pasien dan keluarga pasien, STIKes Eka Harap
Palangka Raya meliputi;
4.2.1 Penyuluhan dilakukan pada pukul 09.15 WIB sampai jam 10.55 melalui via
daring (zoom).
4.2.2 Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar dan sesuai rencana dan audiens
antar kelompok 1 dan 2 sangat koperatif
4.2.3 Peserta yang hadir sejumlah 18 orang, Kelompok 1 dan kelompok 2
4.2.4 Peran mahasiswa sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan pada
kegiatan Pendidikan Kesehatan .
4.2.5 Penggunaan bahasa sudah komunikatif dan dapat dimengerti.

4.3 Tahap Evaluasi


4.3.1 Evaluasi Struktur
4.3.1.1 Setting tempat dan alat sesuai dengan perencanaan.
4.3.1.2 Surat menyurat kegiatan sesuai dengan perencanaan.
4.3.1.3 Peran dan fungsi sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan dalam
perencanaan.
4.3.2 Evaluasi Proses
4.3.2.1 Penyuluhan dilakukan pada pukul 09.15 WIB sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
4.3.2.2 Selama penyuluhan peserta mengikuti kegiatan dengan baik dan tidak ada
yang meninggalkan tempat.
4.3.2.3 Peserta berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung.

4.4 Evaluasi Hasil


Semua semua kelompok 1 dan kelompok 2 Mahasiswa STIKes Eka Harap
Palangkaraya dapat mengerti dan memahami tentang Pertolongan Pertama Pada
Keracunan. Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari
alam ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan cedera atau
kematian, racun dapat memasuki jaringan hidup melalui beberapa cara yaitu
termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap melalui kulit. Gealanya dapat timbul
dalam beberapa jam atau setelah satu hari atau lebih. Keracunan makanan akibat
toksin biasanya akibat toksin yang dibuat oleh kuman staphyllococcus, gejalanya
timbul dengan cepat, bisa dalam 2-6 jam setelah makanan dimakan.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam
ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan cedera atau
kematian, racun dapat memasuki jaringan hidup melalui beberapa cara yaitu
termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap melalui kulit. Gealanya dapat timbul
dalam beberapa jam atau setelah satu hari atau lebih. Keracunan makanan akibat
toksin biasanya akibat toksin yang dibuat oleh kuman staphyllococcus, gejalanya
timbul dengan cepat, bisa dalam 2-6 jam setelah makanan dimakan.
Beberapa agen penyebab keracunan makanan sudah ada dalam makanan
pada saat ternak akan disembelih atau tanaman akan dipanen. Beberapa
mikroorganisme ada yang bisa menyebabkan makanan basi tetapi tidak
berbahaya. Namun, bakteri-bakteri tertentu yang berkembang biak dalam
makanan bisa menghasilkan racun penyebab penyakit. Bakteri Staphylococcus
menghasilkan racun yang bisa menyebabkan muntah dan diare beberapa jam
setelah makanan yang terkontaminasi dikonsumsi. Bakteri Clostridium botulinum
menyebabkan masalah yang jauh lebih serius bahkan seringkali fatal, yakni jenis
keracunan makanan yang disebut botulisme.
Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan pendidikan kesehatan dapat
disimpulkan dengan memberikan penyuluhan tentang Pertolongan Pertama Pada
Keracunan kelompok berharap dengan memberikan penyuluhan tentang
Pertolongan Pertama Pada Keracunan dapat memahami dan mempunyai sikap
yang positif tentang pencegahan Pada Keracunan yang dimulai dari pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan pertolongan pertamanya.
5.2 Saran
5.2.1 Mahasiswa STIKes Eka Harap Palangkaraya Anggota kelompok 1 dan
kelompok 2
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan kelompok 1 dan
kelompok 2 dapat mengerti dan memahami bahaya dari keracunan makanan dan
minumana dan cara pertolongan pertamanya.
5.2.2 Tim Penyuluh
Diharapkan dapat menambah ilmu baru dalam keilmuwan kesehatan dan
memperdalam pengetahuan tentang Pertolongan Pertama Pada Keracunan dan
dapat digunakan sebagai mutu meningkatkan kerja yang lebih profesional didalam
dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Alsuhendra dan Ridawati. 2013. Bahan Toksik Dalam Makanan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Arisman M.B., 2012. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta : EGC.
BPOM RI. 2011. Laporan Tahunan 2011 Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI. Jakarta : BPOM RI.
Junaidi, I.2011.Pedoman pertolongan pertama keracunan makanan yang harus
dilakukan saat gawat darurat. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Hardisman. 2014. Gawat darurat medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
LAMPIRAN

Foto.1 Dokumentasi Kegiatan Pendidikan Kesehatan kelompok 1 dan


kelompok 2 (19/10/2020)

Foto.2 Dokumentasi Kegiatan Pendidikan Kesehatan kelompok 1 dan


kelompok 2 (19/10/2020)

Anda mungkin juga menyukai