KERACUNAN MAKANAN
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
SORONG
2023
ABSTRAK
Latar Belakang : Keracunan makanan adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala dan
tanda keracunan yang disebabkan oleh mengkonsumsi makanan yang diduga mengandung
cemaran biologis atau kimia. Penyakit akibat keracunan makanan turut meingkatkan angka
morbiditas dan mortalitas seluruh dunia. Peningkatan insiden keracunan makanan di seluruh
dunia terus dilaporkan dan sering dihubungkan dengan kontaminasi makanan yang menimbulkan
kekhawatiran masyarakat global. Di Papua keracunan makanan terjadi sebesar 108 kasus (pusat
data da informasi obat dan makanan 2019). Salah satu kasusnya adalah yang terjadi di Timika
Papua. Kepolisian Resor Mimika, Papua, merincikan total korban dugaan keracunan usai
menyantap makanan di acara ulang tahun, pada Sabtu (27/2/2021) sebanyak 51 orang.
Tujuan : Pengertian, faktor risiko, pencegahan dan penanganan keracunan makanan.
Kesimpulan : Keracunan makanan merupakan sejenis gastroenteritis yang disebabkan oleh
makanan yang telah dicemari racun, biasanya bakteria. Jikamakanan telah dicemari bakteria,
bakteria akan menghasilkan racun yang dikenali sebagai toksin.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan menjadi fenomena yang menyebar dan berbahaya di dunia (Alnasser et
al, 2020). Keracunan makanan adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala dan
tanda keracunan yang disebabkan oleh mengkonsumsi makanan yang diduga
mengandung cemaran biologis atau kimia (Permenkes RI No. 2 Tahun 2013). Penyakit
akibat keracunan makanan turut meingkatkan angka morbiditas dan mortalitas seluruh
dunia. Peningkatan insiden keracunan makanan di seluruh dunia terus dilaporkan dan
sering dihubungkan dengan kontaminasi makanan yang menimbulkan kekhawatiran
masyarakat global.
Secara global, WHO memperkirakan terdapat 31 agen berbahaya (terasuk virus,
bakteri, parasit, toksin dan kimia) penyebab 600 juta kesakitan dan 420.000 kematian.
Agen penyebab diare seperti norovirus, Salmonela enterica, Campylobacter dan E.Coli.
sedangkan penyebab kematian utama keracunan adalah Salmonela thypi, Taenia solium,
virus Hepatitis A dan aflotoxin (WHO, 2015). Beberapa penyebab keracunan makanan
menurut Mustika (2019) antara lain karena virus, bakteri, jamur, parasit, ikan, tanaman,
bahan kimia. Bahan kimia yang dimakasud adalah bahan kimia yang dicampurkan
dengan makanan, seperti MSG, zat pemanis buatan, pengawet makanan dan zat pewarna
makanan.
Peristiwa keracunan makanan cukup sering terjadi di beberapa wilayah Indonesia
dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Badan POM Indonesia pada tahun 2017
mencatat jumlah orang yang terpapar keracunan makanan adalah sebanyak 5293 orang.
Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan yang dilaporkan pada tahun 2017
adalah 2041 orang sakit, 3 orang meninggal dunia dengan Attack Rate (AR) sebesar
38,56 % dan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0.15%. KLB keracunan makanan masih
banyak terjadi di Pulau Jawa, 5 provinsi dengan KLB keracunan pangan tertinggi tahun
2017 adalah Jawa Barat sejulah 25 kejadian, Jawa Tengah 17 kejadian, Jawa Timur 14
kejadian, Bali 13 kejadian dan NTB 12 kejadian.
Di Papua keracunan makanan terjadi sebesar 108 kasus (pusat data da informasi
obat dan makanan 2019). Salah satu kasusnya adalah yang terjadi di Timika Papua.
Kepolisian Resor Mimika, Papua, merincikan total korban dugaan keracunan usai
menyantap makanan di acara ulang tahun, pada Sabtu (27/2/2021) sebanyak 51 orang.
Acara ulang tahun berlangsung disalah satu rumah warga di Jalan Rambutan, SP 2,
Distrik Mimika Baru, Kota Timika, dengan dihadiri sekitar 50 undangan. Kepolisian
mendapat laporan dari warga adanya keracunan massal sekitar Korban pertama dialami
oleh anak pemilik acara, sehingga kepolisian belum melakukan pemanggilan kepada
pemilik acara karena fokus pada penyelamatan untuk kemanusiaan bagi seluruh korban.
Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata mengatakan, pascalaporan tersebut,
personel kepolisian kemudian mendatangi rumah warga yang mengalami gejala pusing,
mual dan muntah-muntah usai menghadiri acara tersebut disekitar Jalan Rambutan.
Mereka kemudian dibawa ke RSMM Charitas untuk mendapat perawatan medis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keracunan makanan ?
2. Apa faktor risiko keracunan makanan ?
3. Bagaimana pencegahan keracunan makanan ?
4. Bagaimana penanganan keracunan makanan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keracunan makanan.
2. Untuk mengetahui faktor risiko keracunan makanan.
3. Untuk mengetahui pencegahan keracunan makanan.
4. Untuk mengetahui penanganan keracunan makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan
Terkontaminasi
Pengolahan Makanan
Keracunan makanan
Yang Tidak Benar
A. Kesimpulan
Keracunan makanan merupakan sejenis gastroenteritis yang disebabkanoleh
makanan yang telah dicemari racun, biasanya bakteria. Jikamakanan telah dicemari
bakteria, bakteria akan menghasilkan racun yang dikenali sebagai toksin. Toksin
memberi kesan langsung pada lapikanusus dan menyebabkan peradangan. Maka dari itu,
kita harus melakukanpecegahan agar tidak mengalami keracunan seperti melakukan
pemilihanbahan makanan, menyimpan makanan ditempat yang steril, danmemperhatikan
secara detail pengolahan bahan makanan.
B. Saran
Kita harus lebih memperhatikan kebersihan sekitar,baik suhu ruangan danalat bahan
yang digunakan, agar bakteri yang ada tidak masuk danmecemari makanan. Jika
mengalami gejala keracunan sebaiknyamelakukan pemeriksaan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20200817/
Laporan_Tahunan_2019_Pusat_Data_dan_Informasi_Obat_dan_Makanan.pdf
https://regional.kompas.com/read/2021/02/28/102948678/korban-dugaan-keracunan-makanan-di-
papua-jadi-51-orang-5-masih-dirawat-di?page=all
https://www.alodokter.com/ini-cara-mengatasi-keracunan-makanan-yang-tepat
https://www.halodoc.com/kesehatan/keracunan-makanan
https://repository.stikeselisabethmedan.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/ELISHA-BONIE-ELLENNA-
012016003.pdf
https://regional.kompas.com/read/2021/02/28/102948678/korban-dugaan-keracunan-makanan-di-
papua-jadi-51-orang-5-masih-dirawat-di?page=all