Anda di halaman 1dari 7

Accelerat ing t he world's research.

Penularan Peyakit Melalui Makanan


(foodborne disease)
Mega Safira

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

laporan prakt ikum BAKT ERIOLOGIS PADA MAKANAN.docx


Dinah Adilah

T OKSIKOLOGI
Kinasih Cahyono, S.Pd.

PENGENDALIAN CEMARAN MIKROBA PADA BAHAN PANGAN ASAL T ERNAK (DAGING DAN SUSU) MULAI …
Marina Suciat i
Penularan Peyakit Melalui Makanan
(foodborne disease)
Mega Safira1

Program Studi Teknik Lingkungan, Jurusan Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi
Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia.

Email: 1mega.25227047@student.itera.ac.id

ABSTRAK

Penyakit menular hadir dengan membawa berbagai persoalan bagi kehidupan makhluk hidup di dunia.
Istilah foodborned disease kemudian hadir sebagai suatu hal baru dalam media penularan penyakit.
Foodborned disease merupakan suatu istilah untuk menyebutkan suatu penyakit yang ditularkan
melalui makanan. Terdapat jutaan orang di dunia yang mengalami kesakitan hingga meninggal dunia
pada setiap tahunnya akibat penyakit yang ditularkan melalui makanan yang mereka konsumsi.
Kontaminasi bakteri pada makanan dapat terjadi pada bahan makanan, air, wadah makanan, tangan
penyaji ataupun pada makanan yang sudah siap disajikan. Pada penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriptif dan ditunjang dengan studi kepustakaan. Sehingga data yang didapatkan relevan
dengan penelitian. Foodborne disease disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme patogen yang
mengkontaminasi makanan. Selain itu, zat kimia beracun, atau zat berbahaya lain juga dapat
menyebabkan foodborne disease jika zat-zat tersebut terdapat dalam makanan. Penyakit yang ditularkan
melalui makanan mencakup lingkup penyakit yang etiologinya bersifat kimiawi maupun biologis,
termasuk penyakit kolera dan diare, sekaligus beberapa penyakit parasit. Melakukan pencegahan
menjadi suatu langkah positif untuk menekan kondisi penularan penyakit oleh makanan ini.

Kata kunci : Penyakit, Penularan, Foodborne disease

ABSTRACT

Infectious diseases come with a variety of problems for the life of living things in the world. The term
foodborned disease then comes as a new thing in the medium of disease transmission. Foodborned
disease is a term to refer to a disease that is transmitted through food. There are millions of people in
the world who experience pain to death each year due to diseases transmitted through the food they
consume. Bacterial contamination of food can occur in food, water, food containers, the hand of the
renderer or in food that is ready to be served. In this study the authors used a descriptive method and
supported by literature study. So the data obtained is relevant to research. Foodborne disease is caused
by various pathogenic microorganisms that contaminate food. In addition, toxic chemicals, or other

1
harmful substances can also cause foodborne disease if these substances are found in food. Food-
borne diseases cover a range of chemical and biological etiologies, including cholera and diarrhea,
as well as several parasitic diseases. Preventing becomes a positive step to suppress the condition of
transmission of this disease by food.

Keywords: Disease, Transmission, Foodborne disease

1. PENDAHULUAN
Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan permasalahan kesehatan
masyarakat yang banyak dijumpai dan penyebab signifikan menurunnya produktivitas ekonomi. Di
seluruh dunia terdapat jutaan orang, khususnya bayi dan anak-anak, yang menderita dan meninggal
dunia setiap tahunnya akibat penyakit yang ditularkan melalui makanan tersebut. Setiap tahun, terdapat
sekitar 1500 juta kejadian diare pada balita dan diperkirakan 70% kasus penyakit diare terjadi karena
makanan yang terkontaminasi.
Patogen yang sudah dikenal sebagai penyebab penyakit diare salah satunya adalah bakteri seperti
Escherichia coli (E.coli) yang merupakan bakteri tersering dan terpenting secara klinis di golongan
bakteri Coliform (Motarjemidkk, 2006). Bakteri Coliform seperti E. coli merupakan salah satu bakteri
indikator sanitasi air dan makanan, sehingga apabila dalam makanan terdapat bakteri E. coli berarti air
atau makanan tersebut telah tercemar oleh feses manusia. Penyebaran bakteri Coliform yang berasal dari
hewan ke manusia dapat terjadi melalui daging yang telah terkontaminasi kemudian dikonsumsi oleh
manusia, sedangkan penyebaran bakteri Coliform dari manusia ke manusia yang lain terjadi secara
peroral dengan cara manusia memakan atau meminum air yang telah terkontaminasi Kontaminasi
bakteri pada makanan dapat terjadi pada bahan makanan, air, wadah makanan, tangan penyaji ataupun
pada makanan yang sudah siap disajikan. Infeksi Coliform pada manusia seringkali disebabkan oleh
konsumsi makanan produk hewan yang tercemar, misalnya daging dan susu. (Andriani, 2008).
2. METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan paper ini ialah dengan menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang aktual
dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya. Metode ini ditunjang dengan
studi kepustakaan dimana merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari dan mengumpulkan data dari bahan-bahan tertulis yang relevan dengan penelitian ini
seperti buku, teks, catatan-catatan penelitian terdahulu, jurnal, internet, dan lain-lain. Serta melakukan
(self assessment) atau penilaian terhadap diri sendiri yang dalam hal ini adalah peran dalam pencegahan
penyebaran penyakit.

2
3. HASIL DAN PEMBAHSAN

Foodborned disease adalah penyakit yang timbul karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang
tercemar. Foodborne disease disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme patogen yang
mengkontaminasi makanan. Selain itu, zat kimia beracun, atau zat berbahaya lain dapat menyebabkan
foodborne disease jika zat-zat tersebut terdapat dalam makanan. Makanan yang berasal baik dari hewan
maupun tumbuhan dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisme penyebab penyakit pada
manusia (Deptan, RI, 2007). Penyakit yang ditularkan melalui makanan ini pada umumnya bersifat
toksik maupun infeksius disebabkan oleh agens penyakit yang masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi
makanan yang terkontaminasi. Penyakit yang ditularkan melalui makanan mencakup lingkup penyakit
yang etiologinya bersifat kimiawi maupun biologis, termasuk penyakit kolera dan diare, sekaligus
beberapa penyakit parasit.

A. Faktor-faktor Pengaruh Pertumbuhan Mikroba pada Makanan

Mikroba yang tumbuh dalam makanan sehingga menjadi patogen dan menyebabkan penyakit atau
gangguan kesehatan pada manusia dan makhluk hidup pertumbuhannya dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut:

(1) Faktor intrinsik, merupakan sifat fisik, kimia dan struktur yang dimiliki oleh bahan pangan
tersebut, seperti kandungan nutrisi dan pH bagi mikroba
(2) Faktor ekstrinsik, yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan bahan pangan
seperti suhu, kelembaban, susunan gas di atmosfer
(3) Faktor implisit, merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri.
(4) Faktor pengolahan, karena perubahan mikroba awal sebagai akibat pengolahan bahan pangan,
misalnya pemanasan, pendinginan, radiasi, dan penambahan pengawet (Nurmaini, 2004)
B. Jenis Penyakit Ditularkan

Mengkonsumsi makanan menjadi sebuah kebutuhan sebagai pemenuhan asupan tubuh makhluk
hidup. Terdapat beragam jenis makanan tersedia dan kehadirannya seringkali membuat manusia
khususnya tergiur dengan rupa tanpa memperhatikan kandungan serta baik-buruknya jika
dikonsumsi. Sehingga tidak sedikit orang yang mengalami gangguan kesehatan akibat
mengkonsumsi makanan sembarangan. Gangguan kesehatan yang timbul dari mengkonsumsi
makanan ini salah satunya diakibatkan oleh mikroorganisme yang terdapat dalam makanan yang
kita konsumsi. Penyakit yang timbul dapat berupa:

 Diare, adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar dengan
kondisi tinja yang encer. Gejala diare yang sering dialami oleh penderita pada umumnya adalah
perut terasa mulas, tinja encer atau bahkan berdarah, mengalami dehidrasi, pusing, lemas, dan
kulit kering. Sebagian besar diare disebabkan infeksi kuman diusus besar.
3
 Demam, hadirnya demam ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 380C dari
suhu tubuh normal. Pada umumnya demam akan disertai gejala lain seperti sakit kepala,
berkeringat, menggigil, lemas, nyeri otot, muntah dan kehilangan nafsu makan.
 Nyeri akut saluran pencernaan. Gangguan pencernaan adalah kondisi dimana tubuh tidak dapat
mencerna makanan dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan intoleransi makanan. Gangguan
pencernaan dapat menimbulkan berbagai macam gejala seperti perut kembung, sembelit, sulit
menelan, mual, muntah.

Dari semua penyakit yang ditularkan melalui makanan, yang paling sering terjadi adalah diare.
Penyakit diare menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Hal ini terlihat
dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus
terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal. Sanitasi yang buruk dituding
sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E. coli dalam air bersih yang dikonsumsi
masyarakat. Selain itu, pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Djaja (2003) menunjukkan data
kontaminasi yang terdapat pada bahan makanan sebanyak 40.0%, kontaminasi air sebanyak 12.9%,
kontaminasi makanan matang 7.5%, kontaminasi pewadahan makanan 16.9%, kontaminasi tangan
12.5%, dan kontaminasi makanan disajikan 12.2%. Hal tersebut menunjukkan kontaminasi paling
banyak terdapat pada bahan makanan. Salah satunya adalah daging yang merupakan media yang
sangat baik untuk pertumbuhan bakteri Coliform.

C. Faktor Timbulnya Penyakit Bawaan Makanan

Adapun faktor-faktor yang berperan terhadap timbulnya penyakit bawaan makanan:

- Demografi Masyarakat

Meningkatnya kelompok penderita penyakit menular HIV, penderita penyakit kronis, dan para
manula, akan lebih peka terhadap infeksi bakteri patogen yang ditularkan melaui makanan

- Human Behavior

Perubahan pola makan masyarakat turut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya


penyakit bawaan makanan, antara lain banyaknya restoran fast food, peningkatan kebiasaan
makan di luar rumah, peningkatan konsumsi buah segar dan salad yang menggunakan sayuran
mentah, dan makanan yang dimasak secara tidak matang sempurna (hamburger, scrumble
eggs, dan lain-lain).

- Perubahan Industri dan Teknologi

Peningkatan industri makanan berskala besar yang tersentralisasi di satu tempat akan membawa
risiko terhadap peningkatan penyebaran penyakit bawaan makanan. Penyebaran penyakit dapat
terjadi mulai dari tempat asal ketika diproduksi, sampai ke tempat pendistribusian produk.
4
- Adaptasi mikrobia

Pengobatan antimikrobia untuk hewan dan manusia secara terus menerus dan tidak terkontrol
akan mengakibatkan timbulnya bakteri-bakteri resisten.

D. Cara Pencegahan Foodborne disease

Dibandingkan dengan pengobatan, suatu pencegahan dinilai lebih efektif untuk mengatasi masalah
foodborne disease ini. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh setiap individu sebagai
langkah preventif adalah dengan selalu menjaga kebersihan, melakukan pemantauan suhu optimum,
serta memperhatikan metode atau cara penyimpanan dan pengolahan makanan yang baik.

 Kebersihan
Membiasakan dalam menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan selalu mencuci tangan pakai sabun setelah melakukan
kegiatan dan sebelum makan. Tangan merupakan salah satu media paling efektif masuknya
kuman dan bakteri kedalam tubuh. Dengan mencuci tangan pakai sabun, akan meminimalisir
masuknya kuman dan bakteri ke dalam tubuh.
 Pemantauan Suhu
Menyimpan makanan pada suhu yang keliru dapat berakibat membiaknya kuman yang tumbuh
diantara suhu 50C hingga 600C dan menyebabkan racun pada makanan. Makanan dapat disimpan
pada lemari es dengan suhu tidak lebih dari 50C juga dilengkapi dengan aliran udara diseputar
makanannya agar pembagian suhu dapat merata. Makanan mentah tidak dibiarkan terlalu lama
dalam suhu ruang karena akan mempercepat proses pembiakan mikroba dan racun. Agar kuman
dan bakteri yang terdapat pada makanan ini mati, maka makanan sebaiknya dimasak hingga
matang sempurna.
 Cara Menyimpan
Daging, ikan, unggas, dan sayur mentah adalah bahan makanan yang mengandung banyak kuman
dan rentan mengontaminasi makanan matang disekitarnya. Perilaku cermat yang dapat dilakukan
adalah dengan menyimpan makanan mentah tersebut secara tertutup sebelum memasukkannya ke
dalam lemari es agar terhindar dari pencemaran.

4. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil analisis pada foodborne disease terhadap kehidupan dan kesehatan adalah:

1. Kontaminasi bakteri pada makanan dapat terjadi pada bahan makanan, air, wadah makanan, tangan
penyaji ataupun pada makanan yang sudah siap disajikan.

5
2. Perkembangan mikroba dalam makanan dipengaruhi oleh banyak faktor baik intrinsik maupun
ekstrinsik. Penyebaran penyakit akibat mikroorganisme pathogen pada makanan bahkan dapat
terjadi mulai dari tempat asal ketika diproduksi, sampai ke tempat pendistribusian produk
3. Untuk menekan penyebaran penyakit yang ditimbulkan oleh makanan maka setiap individu perlu
menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat dengan selalu mencuci tangan, memperhatikan jenis
dan komposisi makanan, memasak makanan hingga matang, dan menerapkan pola hidup sehat

DAFTAR PUSTAKA

Herman, Sherlina, dkk. 2015. Faktor-Faktor Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Food Borne Disease Pada Anak Sekolah Dasar Negeri INPRES 3 TONDO
Kota Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako. Vol 1(2). Universitas Tadulako: Palu (diakses pada 11
Mei 2020)

Nurmawati, Syndi. 2019. Faktor Risiko Penyebab Foodborne Disease pada Siswa SD. Jurnal Sistem
Kesehatan. Vol 4(4). Universitas Padjadjaran: Bandung (diakses pada 11 Mei 2020)

Setyaningrum, Zulia. 2019. IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli PADA SAUS MAKANAN
JAJANAN DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Jurnal
Kesehatan. Vol 12(2). Universitas Muhammadiyah: Surakarta (diakses pada 11 Mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai