1)
PENYAKIT BAWAAN PANGAN POTENSIAL
KLB KERACUNAN PANGAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pangan merupakan persyaratan penting bagi manusia. Namun dalam kondisi
tertentu juga dapat menjadi perantara/kendaraan bagi penularan penyakit jika
terkontaminasi dengan mikroba berbahaya (bakteri, virus atau parasit) atau bahan
kimia/racun. Secara global WHO mencatat, milyaran orang berisiko terkena penyakit
bawaan pangan (foodborne disase) dan jutaan lainnya jatuh sakit setiap tahun. Bahkan
tidak sedikit yang meninggal akibat mengkonsumsi pangan yang tidak aman.
Penyakit bawaan pangan terutama disebabkan karena kontaminasi pangan
dengan bakteri berbahaya, virus, parasit, toksin atau bahan kimia. Walaupun secara
umum kejadian penyakit bawaan pangan terjadi akibat kontaminasi mikroba,
kontaminan pangan yang bersumber dari bahan kimia juga banyak mengakibatkan
keracunan. Untuk sekelompok orang yang memiliki reaksi terhadap pangan tertentu,
mengkonsumsi pangan yang mengandung zat allergen juga dapat berakibat fatal (1).
1
B. POKOK BAHASAN 2 : Agen Etiologi Penyakit Bawaan Pangan Lain yang
Perlu Diketahui
Karakteristik agen berdasarkan masa inkubasi gejala dan lamanya penyakit.
V. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah dan tanya jawab.
2
dapat pula terjadi karena pencemaran lingkungan termasuk pencemaran udara, tanah
dan air (2).
Penyakit bawaan pangan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
terutama di negara miskin dan berkembang. Hal ini dikarenakan penggunaan bahan
pangan dan air yang tidak aman digunakan untuk mengelola pangan, proses pengolahan
pangan yang tidak mengindahkan praktik higiene sanitasi pangan, tidak tersedianya
infrastruktur atau fasilitas penyimpanan pangan sesuai dengan standard dan lemahnya
penegakan hukum. Kondisi tropis di beberapa negara dapat berpengaruh terhadap
perkembangbiakan hama/pest dan juga toksin alami dan peningkatan risiko infeksi parasit
termasuk infeksi cacing. Ada lebih dari 250 macam penyakit akibat pangan. Pada
umumnya penyakit ini tergolong infeksius (3).
Pada umumnya penyakit bawaan pangan merupakan “self-limiting disease”, atau
penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, beberapa bisa sangat serius dan bahkan
berakibat kematian. Terdapat kelompok rentan dimana jika kelompok tersebut terpapar
kontaminan, maka akan berakibat lebih serius seperti keterlambatan perkembangan fisik
dan mental sampai dengan kematian. Kelompok ini termasuk balita atau anak-anak yang
belum memiliki cukup kekebalan tubuh, wanita hamil, lanjut usia dan mereka yang lebih
tua atau kelompok dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah misalnya orang yang
sedang sakit. Gambaran detil mengenai kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit
akibat pangan terlampir di Lampiran 1.
Penyakit bawaan pangan dapat secara tidak langsung berpengaruh kepada
pembangunan ekonomi karena kasus penyakit bawaan pangan mempunyai dampak
negatif terhadap industri pariwisata, pertanian dan ekspor pangan. Dalam dunia global,
penyakit bawaan pangan tidak mengenal batas. insiden lokal dapat dengan cepat menjadi
darurat internasional karena kecepatan dan jangkauan distribusi produk, besarnya
dampak bagi kesehatan, hubungan internasional dan perdagangan.
Pada tahun 2016, berdasarkan data dari Pubic Heath Emergency Operation
Center (PHEOC) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dan Direktorat
Kesehatan Lingkungan Kemenkes mencatat KLB Keracunan Pangan berjumlah 106
kejadian, 4161 kasus dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,48%. Kecenderungan kejadian
KLB Keracunan Pangan sebagian besar masih bersumber dari pangan siap saji.
Berdasarkan jenis pangan, umumnya yang menjadi sumber penyakit bawaan pangan
berasal dari olahan rumah tangga (37%) dan pangan jajanan (35%).
3
mengandung mikroorganisme patogen atau mikroorganisme yang menghasilkan
racun adalah penyebab utama penyakit bawaan pangan.
Hampir semua virus dan bakteri dapat menyebabkan sakit tapi tidak dapat
dilihat, dicium, atau dirasakan. Berbeda halnya dengan jamur yang kehadirannya
dapat teridentifikasi dengan perubahan penampakkan pangan, bau yang khas dan
rasa yang berbeda. Meskipun demikian, keberadaan jamur pada pangan biasanya
tidak sampai menimbulkan penyakit.
4
Gambar 1. 10 Penyebab PBP di WHO SEAR
5
A. Bakteri
1) E. Coli
Bakteri Escherichia coli (E. coli) biasanya hidup di usus manusia dan
hewan. Kebanyakan E. coli tidak berbahaya dan sebenarnya merupakan bagian
penting dari saluran pencernaan manusia yang sehat. Namun, beberapa E. coli
bersifat patogen, yang berarti mereka dapat menyebabkan penyakit, baik diare
atau penyakit di luar saluran usus. Jenis E. coli yang dapat menyebabkan diare
dapat ditularkan melalui air atau pangan yang terkontaminasi, atau melalui kontak
dengan hewan atau orang.
E. coli terdiri dari beragam kelompok bakteri. Strain patogen E. coli
dikategorikan menjadi pathotypes. Enam patotipe dikaitkan dengan diare dan
secara kolektif disebut sebagai E. coli penyebab diare yaitu : E. Coli STEC,
Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Enteropathogenic E. coli (EPEC),
Enteroagregative E. coli (EAEC), Enteroinvasive E. coli (EIEC), Diffusely adherent
E. coli (DAEC). Dari 6 tipe E. coli yang paling sering menyebabkan KLB adalah
STEC dan ETEC.
a. Shiga toxin-yang di produksi oleh E. coli (STEC). STEC dapat juga di sebut
Verocytotoxin-diproduksi oleh E. coli (VTEC) atau enterohemorrhagic E.
coli (EHEC).
1) Karakteristik : termasuk O157:H7, O26:H11, O111:H8, O115, O113 dan
O158:NM menyebabkan penyakit Hemorrrhagic colitis (EHEC).
2) Ditemukan di feses manusia atau hewan ternak yang terinfeksi. Dapat
mengkontaminasi daging saat proses penyembelihan. Hanya dengan
mengkonsumsi pangan yang terkontaminasi dapat menyebabkan sakit.
Saat dimakan bakteri ini memproduksi toksin dalam usus dan dapat
menyebabkan sakit. Bakteri sering ditemukan dalam feses manusia
walaupun gejala sudah berakhir.
3) Waktu Inkubasi : 1 sampai 10 hari, rata-rata 2 sampai 5 hari.
4) Pangan yang biasanya terlibat : daging cincang, susu yang tidak
dipasteurisasi.
5) Hamburger, susu mentah, sosis, yogurt, selada, air.
6) Tanda dan gejala: diare cair diikuti dengan diare berdarah, kejang perut
yang sangat parah, darah pada urin yang dapat mengakibatkan HUS
(Haemolytic uremic syndrome) dan menyebabkan kerusakan ginjal.
7) Sampel yang dikumpulkan jika terjadi kasus: feses, usapan rektal.
8) Faktor yang berkontribusi : hamburger yang dibuat dari daging yang
terinfeksi, konsumsi daging mentah dan susu, proses memasak yang
tidak sesuai, kontaminasi silang (menyentuh pangan mentah yang
terkontaminasi dan menyentuh pangan matang atau orang yang terinfeksi
menyentuh pangan siap saji).
9) Tindakan pencegahan: Masak pangan (terutama daging cincang)
mencapai suhu yang benar, mencegah kontaminasi silang, menjauhkan
penjamah pangan yang sedang diare.
6
b. Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
1) Karakteristik : Tidak memproduksi toksin tetapi sangat merusak dinding
usus. Enterotoxigenic Escherichia coli (E. coli), atau ETEC, merupakan
penyebab umum penyakit diare. Infeksi dengan ETEC adalah penyebab
utama diare yang dialami turis dan penyebab utama penyakit diare di
negara miskin dan berkembang, terutama di kalangan anak-anak.
2) Waktu Inkubasi : 1/2 sampai 3 hari
3) Pangan yang biasanya terlibat : pangan apa saja yang terkontaminasi,
yang sering adalah salad, air.
4) Tanda dan Gejala: sakit perut yang parah, demam, diare berair, (biasanya
dengan lendir dan darah), kejang otot.
5) Sampel yang dikumpulkan jika terjadi kasus: sisa pangan, feses, usapan
rektal.
6) Faktor yang berkontribusi : ETEC ditularkan melalui makanan atau air yang
terkontaminasi kotoran binatang atau manusia. Pemasakan yang tidak
cukup, orang yang terinfeksi menyentuh pangan siap saji, tidak mencuci
tangan setelah buang air besar, menyimpan pangan pada suhu kamar,
menyimpan pangan di kulkas dalam wadah besar, menyiapkan pangan
beberapa jam sebelum disajikan, pemanasan ulang pangan yang tidak
semestinya.
7) Tindakan pencegahan: menjauhkan penjamah pangan yang diare atau
dengan shigellosis dari area operasi pengelolaan pangan, cuci tangan
pakai sabun, masak, holding (tahan), thawing, cooling yang benar.
7
3) Staphylococcus aureus menyebabkan penyakit Staphylococcal
gastroenteritis
a) Karakteristik : exoenterotoksin B,C,D,E, atau F diproduksi oleh
Staphylococcus aureus. Staphylococcus dari hidung, kulit, dan luka orang
atau hewan yang terinfeksi. Toksin yang dikeluarkan tahan terhadap panas.
Toksin ini tidak dapat menular dari orang ke orang.
b) Waktu inkubasi : 1 sampai 8 jam, rata-rata 2 sampai 4 jam.
c) Pangan yang biasanya terlibat : produk daging dan unggas, pastry berisi krim,
mentega kocok, keju, susu bubuk, campuran pangan, pangan sisa berprotein
tinggi.
d) Tanda dan gejala: mual, muntah, sakit perut, diare, dan lesu.
e) Sampel yang dikumpulkan jika terjadi kasus: orang sakit: muntahan, feses,
usapan rektal, pembawa/carier: usapan hidung, usapan luka, usapan rektal.
f) Faktor yang berkontribusi : menyiapkan pangan matang pada suhu ruang,
menyimpannya di dalam wadah besar di dalam kulkas, menyentuh pangan
matang atau pada suhu hangat (suhu inkubasi bakteri), menyiapkan pangan
matang beberapa jam sebelum dihidangkan, orang yang luka bernanah,
fermentasi pangan berasam rendah tak normal.
g) Tindakan pencegahan: mencuci tangan dengan benar terutama sehabis
menyentuh rambut, wajah, atau tubuh lain. Menutup luka di tangan dan
lengan atau bagian lain. Tahan (hold), mendinginkan dan menghangatkan
kembali pangan dengan tepat. Pengobatan dengan antibiotik tidak tepat
karena racun/toksin yang dikeluarkan bakteri ini tidak akan mati dengan
antibiotik.
4) Salmonella
Dua tipe salmonella yang sering menyebabkan KLB adalah:
a. Salmonella enterica serotype typhi menyebabkan penyakit tipus (typhoid) dan
demam paratipus (paratyhphoid fever)
1) Karakteristik : Ditemukan pada kotoran orang yang terinfeksi, serotipe
lainnya (seperti paratyphi A, cholera suis) untuk kasus paratyphoid, kotoran
manusia dan hewan. Bakteri ini hanya hidup di manusia dan penularannya
jika manusia sehat makan pangan yang terkontaminasi oleh bakteri yang
disiapkan oleh orang dengan penyakit typhoid atau air yang terkontaminasi
limbah.
2) Masa inkubasi : 7 sampai 28 hari, rata-rata 14 hari. Orang yang sakit
biasanya akan sembuh antara 4 sampai 7 hari.
3) Gejala : lesu, sakit kepala, demam, batuk, mual, muntah, sembelit, sakit
perut, menggigil, bintik merah, dan tinja berdarah. Dalam kasus yang parah
infeksi menyebar ke aliran darah. Pada kasus parah pasien dapat
meninggal jika tidak mendapatkan pengobatan antibiotik secara benar dan
tepat.
4) Pangan yang terlibat : kerang, makanan terkontaminasi oleh penangan,
susu mentah, keju, selada air, air
5) Sampel yang dikumpulkan: feses, usapan rektal, darahdan urin di awal
fase akut
8
6) Faktor yang berkontribusi : penjamah yang terinfeksi menyentuh pangan
siap saji, kebersihan pribadi yang buruk, suhu memasak yang tidak tepat,
pendinginan yang tidak memadai, pembuangan air limbah yang tidak tepat,
perolehan pangan dari sumber yang terkontaminasi, pemanenan kerang
dari perairan yang terkontaminasi dengan limbah.
7) Tindakan pencegahan : menjaga kebersihan diri, pemasok yang
terpercaya, konsumsi susu pasteurisasi, proses masak, dan pendinginan
yang tepat. Hindari makan pangan yang mentah.
5) Vibriosis
Bakteri Vibrio secara alami hidup di perairan pantai tertentu dan hadir dalam
konsentrasi yang lebih tinggi ketika suhu air lebih hangat (saat curah hujan
rendah). Vibriosis adalah spesies Vibrio yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia. Spesies yang paling umum menyebabkan penyakit manusia adalah
Vibrio parahaemolyticus, Vibrio vulnificus, dan Vibrio cholera.
a. Gastroenteritis karena Vibrio parahaemolyticus
1) Karakteristik : Vibrio parahaemolyticus dari air laut atau produk laut.
Kebanyakan orang terinfeksi dengan memakan kerang mentah atau tidak
matang, terutama tiram.
9
2) Waktu inkubasi : 2-48 jam, rata-rata 12 jam dan pengambilan sampel klinis
berupa feses, swab rektal.
3) Pangan yang biasanya terlibat : pangan laut atau kerang mentah, tercemar.
4) Tanda dan gejala: sakit perut, diare, mual, muntah, demam menggigil, dan
sakit kepala. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu,
terutama yang memiliki penyakit hati kronis, cenderung rentan terhadap
vibriosis. Sampel yang dikumpulkan jika terjadi kasus: sisa pangan, feses
dan usapan rektal.
5) Faktor yang berkontribusi : pangan laut atau kerang mentah yang tercemar.
Mengkonsumsi pangan laut mentah, terutama tiram, dan jika terdapat luka
terbuka dan terkena air payau (air sungai yang bertemu dengan air laut)
atau air garam dapat meningkatkan kesempatan seseorang untuk
mendapatkan vibriosis. Kontaminasi silang, pembersihan alat yang tidak
tepat, penggunaan air laut untuk menyiapkan pangan.
6) Tindakan pencegahan: masak kerang/tiram sampai matang, simpan
pangan di dalam pendingin dengan suhu yang tepat. Jangan makan kerang
mentah atau tidak matang. Jika memiliki luka (termasuk luka terbuka dan
goresan), hindari kontak dengan air payau atau garam atau tutupi luka
dengan perban tahan air jika ada kemungkinan bisa bersentuhan dengan
air payau atau garam, pangan laut mentah, atau jus seafood mentah.
10
6) Faktor yang berkontribusi : memanen ikan dan kerang dari air yang
terkontaminasi limbah kotoran di daerah endemik, higiene perorangan yang
buruk, orang terinfeksi menangani pangan siap saji, suhu memasak yang
tidak mencukupi, air terkontaminasi dipakai mencuci atau membilas
makanan, sistem pembuangan kotoran yang tidak baik, menggunakan
kotoran untuk pupuk
7) Tindakan pencegahan: pendinginan, pemasakan kembali pangan secara
tepat, mencuci tangan dengan benar, pilih pemasok terpercaya.
11
g) Tindakan pencegahan: menjauhkan penjamah pangan yang diare atau
dengan shigellosis dari area operasi pengelolaan pangan, cuci tangan pakai
sabun, kontrol hama.
8) Streptococcus
Ada 2 strain Streptococcus menurut WHO yang sering dapat menyebabkan
penyakit bawaan pangan yaitu Streptococcus pyogenes dan Streptococcus suis.
a. Streptococcus pyogenes
1) Karakteristik : menyebakan infeksi dari beta haemolitic streptococci.
Streptococcus pyogenes pada kerongkongan dan lesi pekerja yang
terinfeksi.
2) Waktu inkubasi : 1 sampai 3 hari.
3) Pangan yang biasanya terlibat : susu mentah, pangan yang
mengandung telur mentah.
4) Tanda dan gejala: faringitis, demam, mual, hidung tersumbat lendir
(rhinorrhoea), kadang ruam (rash).
5) Sampel yang dikumpulkan jika terjadi kasus: swab faring, muntahan.
6) Faktor yang berkontribusi : pekerja yang menyentuh pangan matang,
pekerja dengan luka bernanah, pendinginan yang tidak sempurna,
pemasakan atau pemasakan kembali yang tidak cukup, penyiapan
pangan beberapa saat sebelum dikonsumsi
7) Tindakan pencegahan: cuci tangan pakai sabun, memasak pangan
sampai matang.
12
e. Sampel yang dikumpulkan jika terjadi kasus: muntahan.
f. Faktor yang berkontribusi : pendinginan yang tidak cukup untuk ikan
scombroid, pematangan (curing) yang tidak tepat pada keju.
g. Tindakan pencegahan (7):
1) Saat masa penangkapan ikan : ikan pembentuk scombrotoxin setelah
mati harus segera dibekukan segera. Hal ini penting untuk mencegah
pembentukan scombrotoxin (histamin), terutama untuk ikan yang
terpapar air hangat atau udara, dan untuk tuna yang menghasilkan
panas di jaringan mereka.
2) Saat memasak harus sampai matang untuk membunuh bakteri yang
dapat menghasilkan histamin tersebut.
B. Virus
Virus Hepatitis A menyebabkan penyakit Hepatitis A
1) Karakteristik : Paling banyak ditemukan di feses manusia urin, darah orang atau
primata lain yang terinfeksi dengan virus Hepatitis A, dan air. Mengkonsumsi
sedikit pangan yang terkontaminasi virus ini sudah dapat menyebabkan orang
sakit. Orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala sakit dalam
beberapa minggu tetapi dalam periode ini bisa sangat infeksius. Memasak tidak
dapat membunuh virus Hepatitis A.
2) Waktu inkubasi : 10 sampai 50 hari rata-rata 25 hari.
3) Pangan yang biasanya terlibat : kerang mentah, salad, potongan pangan dingin,
pangan apa saja yang terkontaminasi virus (termasuk pangan siap saji), peralatan
dengan tangan yang terkontaminasi feses, air.
4) Tanda dan gejala: demam, malaise, kelelahan, anoreksia, mual, sakit perut,
jaundice.
5) Sampel yang dikumpulkan jika terjadi kasus: urin, darah.
6) Faktor yang berkontribusi : orang terinfeksi menyentuh pangan, higiene personalia
yang buruk, pemasakan yang tidak mencukupi, memanen kerang dari air/perairan
yang terpolusi limbah, sistem pembuangan yang tidak tepat.
7) Tindakan pencegahan: masak pangan dan air sampai matang. Menggunakan air
yang bersih dan sudah diolah untuk mencuci pangan mentah. Pemeriksaan
kesehatan bagi penjamah secara rutin untuk mendeteksi virus. Menjaga
kebersihan diri.
C. Jamur
13
spesiesnya pertama-tama harus diperiksa, diidentifikasi, dan dinyatakan dapat
dimakan oleh ahli mikologi berpengalaman (8).
14
f) Faktor yang berkontribusi : tertelannya jamur A. muscaria dan sejenisnya,
tertelannya jamur yang tidak diketahui identitasnya, keliru jamur beracun diduga
jamur yang dapat dimakan.
g) Tindakan pencegahan : Membeli dan mengkonsumsi jamur yang aman (Tidak
liar). Membeli dari pemasok/penjual yang terpercaya. Jika jamur liar dikonsumsi,
spesiesnya pertama-tama harus diperiksa, diidentifikasi, dan dinyatakan dapat
dimakan oleh ahli mikologi berpengalaman (8).
3. Agen yang sering menyebabkan penyakit bawaan pangan dilihat dari tipe agen dan
mekanisme kerja (mechanism of action)
Agen menyebabkan penyakit bawaan pangan melalui sejumlah mekanisme (9):
a) Toksin sudah ada dalam makanan sebelum tertelan (racun sudah terbentuk
sebelumnya- preformed toxin atau intoksikasi)
Intoksikasi disebabkan oleh konsumsi pangan yang sudah terkontaminasi oleh
racun. Sumber racun termasuk bakteri tertentu, bahan kimia beracun, dan toksin
yang ditemukan secara alami pada hewan, tumbuhan, atau jamur. Intoksikasi paling
sering terjadi akibat bakteri yang mengeluarkan racun ke dalam pangan. Racun
yang tertelan menimbulkan penyakit. Penyakit dari toksin bermanifestasi lebih cepat
dari pada infeksi karena waktu untuk pertumbuhan dan invasi pada lapisan usus
tidak diperlukan. Masa inkubasi untuk keracunan sering diukur dalam hitungan
menit atau jam. Gejala keracunan yang paling umum (dan kadang-kadang hanya)
adalah muntah. Gejala lainnya bisa berkisar dari mual dan diare hingga gangguan
fungsi sensorik dan motorik seperti penglihatan ganda, kelemahan, gagal napas,
mati rasa, kesemutan pada wajah, dan disorientasi. Demam jarang hadir dengan
keracunan.
15
Escherichia coli Enterotoxigenic E. coli (STEC)
Vibrio cholerae
Infeksi Bacillus anthracis
Brucella spp. (B. melitensis, B. abortus, B. suis)
Campylobacter jejuni
Enteroinvasive E. coli
Listeria monocytogenes
Plesiomonas shigelloides
Salmonella spp.
Shigella spp.
Streptococcus pyogenes
Vibrio parahaemolyticus
Vibrio vulnificus
Yersinia enterocolytica
Y. pseudotuberculosis
Virus Infeksi Hepatitis A
Norovirus (calicivirus) Rotavirus
Astroviruses, adenoviruses,
parvoviruses
Parasit Infeksi Cryptosporidium
Cyclospora cayetanensis Diphyllobothrium latum
Entamoeba histolytica
Giardia lamblia
Taenia saginata
Taenia solium
Toxoplasma gondii Trichinella spiralis
Toksin Toksin terbentuk pada Brevetoxin (neurotoxic shellfish poisoning)
makanan (sebelum di makan) Ciguatoxin (ciguatera)
Algae Laut
Domoic acid (amnestic shellfish poisoning)
Saxitoxin (paralytic shellfish poisoning)
Toksin Toksin terbentuk pada Aflatoxin
makanan (sebelum di makan) Mushroom toxins (amanitin, ibotenic acid, museinol,
Jamur
muscarine, and psilocybin)
Toksin Ikan Toksin terbentuk pada Gempylotoxin (escolar)
makanan (sebelum di makan) Scombrotoxin (histamine fish poisoning)
Tetrodotoxin (puffer fish)
16
b. Karakteristik agen berdasarkan masa inkubasi, gejala, lamanya penyakit. Sambil
menunggu hasil laboratorium, informasi berikut dapat membantu mempersingkat
daftar agen yang berpotensi menyebabkan wabah:
• Tanda dan gejala yang menonjol di antara individu yang sakit.
• Masa inkubasi, jika diketahui.
• Lama penyakit, dan
• Dugaan pangan, jika diketahui.
Contoh bagaimana tanda dan gejala dominan dan masa inkubasi dapat digunakan
untuk membantu menentukan agen etiologi dalam KLB diberikan pada lampiran 1.
Lampiran satu berisi daftar agen lengkap yang biasa menyebabkan penyakit akibat
pangan.
Dalam mengidentifikasi agen etiologi yang mungkin menjadi penyebab KLB
berdasarkan tanda, gejala, masa inkubasi, dan lamanya penyakit, sering kali
pengelompokkan penyakit bawaan pangan yang dicurigai berdasarkan mekanisme
kerja dari penyakit tersebut akan sangat membantu mengarahkan ke agen terduga
(yaitu apakah agen tergolong preformed toxin atau infeksi atau enterotoksin).
17
B. POKOK BAHASAN 2 : Agen Etiologi Penyakit Bawaan Lain yang Perlu Diketahui
1. Ringkasan agen penyebab penyakit bawaan pangan
Karakteristik agen berdasarkan masa inkubasi gejala dan lamanya penyakit secara
ringkas dijelaskan pada tabel 4. Sedangkan secara lengkap di sajikan pada lampiran 1.
19
anak, dapat juga dilihat riwayat berkunjung ke tempat-tempat umum seperti
taman air, kolam renang umum, atau danau yang dipakai berenang bersama.
20
III. REFERENSI
1. WHO. Burden of Foodborne Disease in The South-East Asia Region.
2016. WHO-SEARO
2. WHO. Foodborne Disease. www.who.int/topics/ foodborne_disease/en.
2017.
3. CDC. Foodborne Germs and Ilnesses. https://www.cdc.gov/ foodsafety/
foodborne-germs.html. 2017.
4. Dewanti-Hariadi, R. Membangun Sistem Surveilans Penyakit di Indonesia
(Sebagai Laporan dari Kegiatan Kementerian Kesehatan ). 2017.
Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan. IPB
5. Indriani A, Risalia RA, Wilopo SA, et al. Kajjian Sistematis Agen dan
Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB)
Keracunan Pangan di Indonesia Tahun 2000-2015. 2017. UGM-BPOM
Paparan Tanggal 8 November 2017.
6. Huong V, Ha N, Huy N, et al. Epidemiology, Clinical Manifestations, and
Outcomes of Streptococcus suis Infection in Humans. Emerging
Infectious Diseases. 2014;20(7):1105-1114. doi:10.3201/eid2007.131594.
7. FDA. Guidance Regulation. Chapter 7. Scombrotoxin (Histamine)
formation. 2017.
https://www.fda.gov/downloads/Food/GuidanceRegulation/
UCM252400.pdf
8. Vo KT, Montgomery ME, Mitchell ST, et al. Amanita phalloides Mushroom
Poisonings – Northern California, December 2016. MMWR Morb Mortal
Wkly Rep 2017;66:549-553. DOI:
http:/dx.doi.org/10.15585/mwr.mm6621a1.
9. CIFOR. Guideline For Foodborne Disease Outbreak Response. 2009
10. CDC. Zoonotic Disease. 2017.
https://www.cdc.gov/onehealth/basics/zoonotic-diseases.html.
21
IV. LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar agen dikelompokkan berdasarkan masa inkubasi
No Bahaya Penyebab Masa Gejala Pangan yang Spesimen Faktor Risiko
etiologi inkubasi diasosiasikan
dengan KLB
1. Gejala awal atau utama pada saluran pencernaan atas (mual, muntah)
1.1. Masa Inkubasi < 1 jam
Fungi
Keracunan Jamur Senyawa 30 menit-2 Mual, muntah, Berbagai jamur Konsumsi jamur yang tidak
penyebab iritasi menyerupai resin jam diare, nyeri liar diketahui spesiesnya atau salah
saluran pencernaan pada jamur tertentu perut spesies
Bahan Kimia
Keracunan Antimoni Antimoni dalam Beberapa Muntah, nyeri Makanan dan Muntahan, Penggunaan peralatan yang
pelapis enamel menit -1 perut, diare minuman sangat feses, urin mengandung antimoni,
peralatan dari besi jam asam menyimpan makanan sangat
asam dalam wadah besi
berenamel
Keracunan Kadmium Kadmium dalam 15-30 Mual, muntah, Makanan dan Muntahan, Penggunaan peralatan yang
peralatan yang menit nyeri perut, minuman sangat feses, urin, mengandung kadmium,
dilapis diare, syok asam, permen, darah menyimpan makanan sangat
dekorasi cake asam dalam wadah yang
mengandung kadmium,
mengonsumsi makanan yang
mengandung kadmium
Keracunan Tembaga Tembaga dalam pipa Beberapa Rata metalik Makanan dan Muntahan, Menyimpan makanan sangat
dan peralatan menit- (logam), mual, minuman sangat feses, urin, asam dalam wadah yang
beberapa muntah asam darah, mengandung tembaga, atau
jam (hijau), nyeri bilasan menggunakan pipa dari tembaga
perut, diare lambung untyk menyajikan
makanan/minuman sangat asam,
kerusakan pada klep pada alat
yang berfungsi untuk mencegah
surutnya dispenser
Fluorida Sodium fluorida Beberapa Rasa asin Makanan yang Muntahan Penyimpanan insektisida
dalam insektisida menit – 2 atau sabun, tak sengaja dan bilasan bersama-sama dengan makanan,
jam mati rasa tercemar, lambung kekeliruan menggunakan
22
pada mulut, khususnya pestisida yang diduga sebagai
muntah, diare, makanan kering makanan bubuk
nyeri perut, seperti susu
pucat bubuk, tepung,
(pallour), baking powder,
kebiruan pada cake mix
kulit
(sianosis),
pupil
membesar,
kejang
spontan
(spasm),
kolaps, syok
Timbal Timbal dalam wadah 30 menit Rasa metalik, Makanan dan Muntahan, Penggunaan alat wadah yang
yang terbuat tanah atau lebih terbakar di minuman sangat bilasan mengandung timbal,
liat, pestisida, cat, mulut, nyeri asam di dalam lambung, penyimpanan makanan/minuman
plester dan putty perut, muntah wadah yang darah, urin sangat asam dalam wadah
(menyerupai mengandung mengandung timbal, menyimpan
susu), feses timbal, makanan pestisida bersama-sama dengan
hitam (atau yang tidak makanan
berdarah), sengaja tercemar
bau mulut,
syok, garis
biru pada
pinggir gusi
Keracunan Timah Timah dalam kaleng 30 menit-2 Bengkak, Makanan dan Muntahan, Penyimpanan makanan dan
jam mual, muntah, minuman sangat feses, darah, minuman sangat asam dalam
nyeri perut, asam urin wadah kaleng yang tidak dilapis
diare, sakit
kepala
Keracunan Seng Seng dalam wadah Beberapa Nyeri di mulut Makanan dan Muntahan, Penyimpanan makanan dan
yang digalvanisasi menit-2 jam dan perut, minuman sangat feses, minuman sangat asam dalam
mual, muntah, asam bilasan wadah kaleng yang digalvanisasi
pusing lambung,
darah, urin
1.2. Masa Inkubasi 1-6 jam
Bakteri
23
Bacillus cereus Enterotoksin B. 30 menit-5 Mual, muntah Nasi, nasi Muntahan, Penyimpanan makanan matang
cereus yang jam kadang- goreng, nasi feses pada suhu ruang, makanan yang
dihasilkan di kadang diare daging dimasak dalam porsi besar,
makanan makanan yang dimasak
beberapa jam sebelum
dikonsumsi
Staphylococcus Enterotoksin S. 1-8 jam Mual, muntah, ham, produk Korban : Pendinginan yang tidak cukup,
aureus aureus (A,B,C,D, E) (rata-rata nyeri perut, olahan daging muntahan, pekerja menjamah makanan
yang dihasilkan di 2-4 jam) diare, letih sapi dan unggas, feses, swab matang, penyiapan makanan
makanan (prostation) pastry isi krim, rektal beberapa jam sebelum
Stafilokoki dari camuran Pekerja penyajian, penjamah yang luka
hidung, kulit, luka makanan dan carrier : bernanah, makanan disimpan
pekerja atau hewan sisa makanan swab pada suhu ruang, fermentasi
atau ambing sapi (leftover) hidung, lesi, yang tidak cukup asam
yang terinfeksi rektal
Bahan Kimia
Nitrit Nitrit atau nitrat 1-2 jam Mual, muntah, Daging kiuring, Darah Penggunaan nitrit berlebihan
dalam senyawa sianosis, makanan yng pada saat mengkiuring daging
kiuring daging; air pusing, lemah, tidak sengaja atau menutupi kebusukan
dari sumur yang hilang tercemar, (daging), kekeliruan
dangkal kesadaran, paparan berlebih menggunakan nitrit sebagai
darah dengan nitrit garam atau bubuk bumbu ainnya,
berwana pendinginan yang tidak cukup,
coklat penggunaan nitrit berlebihan
untuk memupuk tanaman
Diarrheal Shellfish Asam okadaik dan 30 menit- diare, mual, Remis besar bilasan Kekerangan yang dipanen dari
Poisoning (DSP) toksin lain yang 12 jam, nyeri perut (clam), remis lambung perairan yang banyak Dinophysis
dihasilkan biasanya 4 (mussel), tiram spp
dinoflagellata jam (oyster)
Dinophysis spp
1.3. Masa Inkubasi 7-12 jam
Fungi
Keracunan Jamur Siklopeptida dan 6-24 jam Nyeri perut, Jamur-jamur : Urin, darah, Konsumsi spesies tertentu
dari kelompok giromitrin dalam merasa penuh Amanita muntahan Amanita, Galerina atau Giromitra,
Siklopeptida dan jamur tertentu di perut, philoides, mengonsumsi jamur dari varitas
Giromitra muntah, diare, Galerina yang tidak diketahui, keliru
lemas, hilang autumnalis, mengonsumsi jamur beracun
kekuatan,haus Esculenta yang diduga edibel
24
, kejang perut, giromitra (false
denyut nadi colmenilla) dan
cepat tapi jamur sejenisnya
lemah, kolaps,
kuning pada
kulit dan mata
(jaundice),
mengantuk
(somnolence),
pupil
membesar,
koma,
kematian
Virus
Norovirus (NoV), Virus yang relatif 12-48 jam Muntah, diare Air atau makanan Feses yang Penyebaran orang-ke-orang,
sebelumnya dikenal stabil dalam cair tak terkontaminasi diambil makanan atau air tercemar feses,
sebagai Norwalk-like lingkungan, tahan berdarah (misal rasberi) dalam 48-72 menyentuh obyek atau
virus beku dan tahan dengan nyeri jam setelah permukaan yang mengandung
pemanasan 60oC perut, demam timbulnya norovirus, norovirus juga dapat
ringan, nyeri gejala menyebar melalui droplet dari
otot (myalgia), muntahan
tidak nyaman
(malaise),
sakit kepala
Small Round Virus Adenovirus, ½ sampai 3 Mual, muntah, Kekerangan dari Feses, Pekerja terinfeksi yang
(SRV) penyebab Coronavirus, hari, diare, nyeri air yang tercemar darah, dalam menyentuhmakanan siap santap,
gastroenteritis Rotavirus, biasanya perut, fase akut panen kekerangan dari air
Parvovirus, 36 jam myalgia, sakit dan masa tercemar, pembuangan limbang
Astrovirus kepala, pemulihan yang tidak baik, menggunakan air
demam (convalesce yang tercemar
ringan, nt)
umumnya
berlangsung
selama 36 jam
2. Gejala utama adalah faringitis, gangguan pernafasan
2.1. Masa inkubasi <1 jam
Bahan Kimia
Keracunan Kalsium Campuran pembeku Beberapa Rasa terbakar Dessert beku Muntahan Kontaminasi popsicle saat
25
klorida (CaCl2) CaCl2 untuk proses menit di lidah, mulut, pembekuan, menyebabkan
pembekuan dessert tenggorokan, masuknya kalsium klorida dalam
muntah sirup
Keracunan NaOH sebagai Beberapa Rasa terbakar Minuman dalam Muntahan Pembilasan tak sempurna pasca
Natrium/Sodium larutan pembersih menit di bibir, mulut, botol pembersihan peralatan dengan
hidroksida (NaOH) untuk botol, deterjen, tenggorokan, senyawa kaustik
pembersih drainase, muntah, nyeri
hair relaxants perut, diare
2.2. Masa inkubasi 12-72 jam
Bakteri
Infeksi Streptococci Streptococcus 1-3 hari Faringitis, susu mentah, Swab faring, Pekerja yang menyentuh
beta-hemolitik pyogenes pada demam, mual, makanan yang muntahan makanan matang, pekerja
kerongkongan dan hidung mengandung dengan luka bernanah,
lesi pekerja yang tersumbat telur mentah pendinginan yang tidak
terinfeksi lendir sempurna, pemasakan atau
(rhinorrhoea), pemasakan kembali yang tidak
kadang ruam cukup, penyiapan makanan
(rash) beberapa saat sebelum
dikonsumsi
2.3. Masa inkubasi 3-30 hari
Ricketsiae
Demam Q (Q fever) Coxiella burnetti 2-3 minggu Menggigil, Susu mentah dari Serum darah Konsumsi susu mentah, kontak
demam, tidak sapi atau langsung dengan aborted
enak badan, kambing yang material, disinfeksi yang tidak
myalgia terinfeksi, kontak memadai, pembuangan aborted
langsung dengan material
bahan tercemar
3. Gejala awal atau utama pada saluran pencernaan bawah (sakit perut, diare)
3.1. Masa inkubasi 7-12 jam
Bakteri
Bacillus cereus, Ekso (entero)toksin 8-22 jam Mual, sakit Makanan matang feses Pendinginan yang tidak tepat
Clostridium dari B. cereus, Endo perut, diare berbasiskan
perfringens (entero)toksin dari C. serealian (B.
perfringens cereus), daging
(C.perfringens)
3.2. Masa inkubasi 18-72 jam
Bakteri
26
Diare karena Aeromonas 1-2 hari Diare cair, Ikan, kerang, Feses Kontaminasi air laut atau air
Aeromonas hydrophila sakit perut, keong/siput permukaan
mual, sakit (snail), air
kepala
Infeksi Campylobacter jejuni 2-7 hari, Sakit perut, Susu mentah, Feses atau Minum susu mentah, menangani
Campylobacter biasanya diare daging, hati, swab rektal, bahan mentah, makan mentah
antara 3-5 (seringkali remis besar/kijing darah atau undercook atau pasteurisasi
hari berlendir dan (clam) mentah kurang, kontaminasi dengan
berdarah), daging mentah
pusing,
myalgia,
demam,
gangguan
menolak
makanan
(anorexia),
mual, muntah;
sekuel:
Guillian-Barre
Syndrome
Kolera Vibrio cholerae 1 sampai 3 Diare cair Ikan dan kerang Feses Memanen ikan ata kerang dari
Enterotoksin dari V hari (rice water mentah, makanan perairan yang tercemar air
cholerae klasik atau stool), yang dicuci buangan di daerah endemik,
El Tor, dari orang muntah, sakit dengan air yang higiene personal yang buruk,
yang terinfeksi perut, tercemar, air pekerja terinfeksi yang
dehidrasi, menyentuh makanan,
haus, kolaps, pemasakan kurang,
kehilangan menggunakan air terkontaminasi
tone kulit, jari untuk mencuci atau membilas
mengeriput makanan, pembuangan kotoran
(shrivelled) yang buruk, pupuk kandang
mata cekung
Gastroenteritis Vibrio lainnya 5-48 jam, Sakit perut, Berbagai pangan, Feses, swab Penjamah makanan yang
serupa Kolera rata-rata diare, mual, air rektal terinfeksi, pendinginan yang tidak
karena Vibrio 10-24 jam muntah, cukup, pemasakan yang tidak
demam, cukup, pembersihan dan
menggigil, disinfeksi peralatan yang tidak
sakit kepala, cukup
27
myalgia
Diare karena E. coli O157:H7, E. 1-10 hari, Diare cair Hamburger, susu Feses, swab Hamburger dibuat dari daging
Escherichia coli coli O26, umumnya diikuti diare mentah, sosis, rektal dari sapi yang terinfeksi,
Enterohemoragik E. coli O111, 2-5 hari berdarah, yogurt, selada, konsumsi susu atau daging
(EHEC) E. coli O115, sakit perut bayam, air mentah, pemasakan yang tidak
E. coli O113, yang parah, cukup, kontaminasi silang, orang
E. coli O104:H4 darah dalam terinfeksi menyentuh pangan siap
urin, sekuel : santap, pengeringan tidak tepat,
haemoltic fermentasi daging tidak tepat
uremic
syndrome
(HUS) atau
gagal ginjal
Diare karena Galur-galur EIEC ½-3 hari Sakit perut Salad dan Feses, swab Pemasakan yang tidak cukup,
Escherichia coli parah, makanan lain rektal orang terinfeksi menyentuh
Enteroinvasif (EIEC) demam, diare yang tidak diolah, makanan siap santap, tidak
cair air mencuci tangan setelah buang
(umumnya air besar, menyimpan makanan
dengan lendir pada suhu ruang, menyimpan
dan darah), makanan di kulkas dalam porsi
tenesmus besar, menyiapkan
makananbeberapa jam sebelum
menyajikannya, pemanasan
kembali (reheating) yang tidak
cukup
Diare karena Galur-galur ETEC ½-3 hari Diare cair Salad atau Feses, swab Pemasakan yang tidak cukup,
Escherichia coli (umumnya makanan lain rektal orang terinfeksi menyentuh
Enterotoksigenik tanpa lendir yang tidak diolah makanan siap santap, tidak
(ETEC) dan darah) panas, keju mencuci tangan setelah buang
segar, air air besar, menyimpan makanan
pada suhu ruang, menyimpan
makanan di kulkas dalam porsi
besar, menyiapkan makanan
beberapa jam sebelum
menyajikannya, pemanasan
kembali (reheating) yang tidak
cukup, penggunaan susu mentah
untuk membuat keju
28
Enteritis karena Plesiomonas 1-2 hari Diare dengan Air Feses dan Pemasakan yang tidak cukup
Plesiomonas shigeloides lendir dan swab rektal
darah
Salmonellosis Berbagai serotipe 6-72 jam, Sakit perut, Daging sapi, Feses dan Penyimpanan dingin yang tidak
Salmonella rata-rata diare, daging unggas swab rektal cukup, penyimpanan pangan di
18-36 jam menggigil, dan produk suhu ruang, pemasakan atau
demam, mual, sampingannya, pemanasan kembali yang tidak
muntah, produk telur, dan cukup, menyiapkan makanan
malaise makanan lain beberapa jam sebelum
yang tercemar menyajikannya, kontaminasi
Salmonella silang, pembersihan peralatan
tidak tepat, orang terinfeksi
menyentuh pangan, makanan
dari sumber yang tercemar
Shigellosis Shigella flexneri, S. ½ sampai 7 Sakit perut, Semua jenis Feses, swab Penjamah pangan yang
dysenteriae, S. hari, diare, feses makanan siap rektal terinfeksi, penyimpanan dingin
sonnei, S.boydii umumnya berlendir santap yang yang tidak memenuhi,
1-3 hari dengan darah, trekontaminasi, pemasakan dan pemanasan
demam umumnya salad kembali yang tidak cukup
dan air
Gastroenteritis Vibrio 2-48 jam, Sakit perut, Makanan laut Feses, swab Pemasakan yang tidak cukup,
karena Vibrio parahaemolyticus rata-rata 12 diare, mual, atau kerang rektal penyimpanan dingin yang tidak
parahaemolyticus dari air laut atau jam muntah, mentah, cukup, kontaminasi silang,
produk laut demam tercemar, pembersihan alat yang tidak
menggigil, tepat, penggunaan air laut untuk
sakit kepala menyiapkan makanan
Yersiniosis Yersinia 1-7 hari Nyeri perut Susu mentah, air Feses, swab Pemasakan atau pasteurisasi
enterocolitica (menyerupai rektal yang tidak cukup, kontaminasi
usus buntu) silang, ingridien atau air
demam terkontaminasi
ringan, sakit
kepala, tidak
enak badan,
anoreksia,
mual, muntah
Virus
Gastroenteritis Virus enterik 3-5 hari Diare, Pangan siap saji feses Higiene personal yang buruk,
karena virus (Echovirus, Coxakie demam, Pekerja terinfeksi menyentuh
29
Virus, Reovirus, muntah sakit makanan, pemasakan dan
Adenovirus) perut, kadang pemanasan kembali yang tidak
disertai gejala cukup
pernafasan
3.3. Masa inkubasi beberapa hari-beberapa minggu
Parasit
Ascariasis Ascaris lumbricoides 14-20 hari Gangguan Sayuran, air feses Sistem pembuangan limbah yang
perut, kejang buruk, higiene buruk dalam
perut (kram), menangani makanan
muntah,
demam
Disenteri amuba Entamoeba Beberapa Sakit perut, Sayuran dan feses Higiene personal yang buruk,
histolytica hari sampai konstipasi buah segar pekerja terinfeksi menyentuh
beberapa atau diare makanan, pemasakan dan
bulan, dengan darah pemanasan kembali yang tidak
umumnya dan lender cukup
antara 2-4
minggu
Giardiasis Giardia lamblia 1-6 minggu Sakit perut, Sayuran dan feses Higiene personal yang buruk,
diare dengan buah segar, air Pekerja terinfeksi menyentuh
lendir, feses makanan, pemasakan yang tidak
berlemak cukup, sistem pembuangan
limbah yang buruk
Cryptosporiasis Cryptosporidium 1-12 hari, Diare cair Apple cider, air Feses, Sistem pembuangan limbah
parvum biasanya 7 profuse, sakit biopsi usus hewan, kontaminasi dari
hari perut, lingkungan hewan, filtrasi air
anoreksia, yang tidak cukup
muntah,
demam ringan
Hydatidosis Echinococcus Bulanan- Sakit perut, Makanan atau Biopsi atau Konsumsi sayur segar atau air
(unilokular atau granulosus, tahunan keempukan minuman serum yang tercemar feses anjing atau
multikolular) Echinococcus perut tercemar kotoran serigala yang terinfeksi
multilocularis abnormal, anjing atau
pembesaran serigala yang
hati terinfeksi
(hepatomegal
y) dengan
terbentuk
30
masa perut
(abdominal
mass),
jaundice,
demam
Cacing hati Fasciola hepatica 4-6 minggu Nyeri di Tanaman air atau Feses, biosi Makan tanaman air, pembuangan
(liverfluke atau bagian tanaman dengan jaringan lmbah manusia dan hewan ke
fascioliasis) tengah-atas kandungan air danau atau perairan
perut tinggi
(dyspepsia),
demam, sakit
pada kuadran
atas kanan
perut,
anoreksia,
hepatomegaly
, pembesaran
limpa (spleno-
megaly),
akumulasi
cairan di perut
(ascites),
biduran
(urticaria),
gejala
pernafasan,
jaundice
Opisthorchiasis Opisthorchis 4-5 minggu Gas dalam Ikan mentah atau feses Konsumsi ikan mentah atau
viverrine, perut/kembun kurang matang kurang matang, pembuangan
O. felineus g (flatulence), feses yang tidak saniter yang
lelah, memicu infestasi ikan di danau
dyspepsia,
sakit pada
kuadran atas
kanan perut,
anoreksia,
hepatomegaly
ringan
31
Cacing perut Fasciolopsis buksi, 6-8 minggu Diare, Tanaman air Feses Konsumsi tanaman air mentah,
(fasciolopsis) Echinostoma konstipasi, mentah kontaminasi feses (manusia,
sakit perut, babi) pada air tempat tanaman
pusing, sakit air tumbuh
kepala,
kadang
muntah,
demam, mual,
reaksi alergi
seperti
bengkak di
wajah
Cacing paru Paragonimus 2-15 hari Batuk, Kepting atau Sputum, Kepiting atau rajungan
(paragonimiasis) westermani demam, rajungan mentah feses dikunsumsi mentah atau
sputum disiapkan hanya dengan cuka,
berdarah, garam atau anggur tanpa
kehilangan pemasakan
nafsu makan,
sakit dada,
sakit kepala,
tahap kronis :
batuk terus
menerus
dengan
sputum coklat,
sakit dada,
berkeringat di
malam hari
Taeniasis karena Taenia solium pada 3-6 minggu Malaise Daging babi Feses Kegagalan inspeksi daging babi,
Taenia solium daging babi yang umum, mentah atau pemasakan tidak cukup,
terinfeksi kehilangan kurang matang pembuangan limbah cair yang
berat badan tidak tepat, rumput yang tercemar
limbah
Taeniasis karena Taenia saginata 8-14 Malaise Daging sapi Feses Kegagalan inspeksi daging sapi,
Taenia saginata dalam daging sapi minggu umum, mentah atau pemasakan tidak cukup,
dari hewan yang kelaparan,, kurang matang pembuangan limbah cair yang
terinfeksi kehilangan tidak tepat, rumput yang tercemar
berat badan, limbah
32
sakit perut
Anisakiasis Anisakis 4-6 minggu Sakit perut, Rockfish, herring, Feses Konsumsi ikan mentah atau
pseudoterranova mual, muntah cod, salmon, kurang matang
cumi, sushi
Diphyllobotriasis Diphyllobothrium 3-6 minggu Ketidaknyama Ikan air tawar Feses Pemasakan tidak cukup,
(infeksi cacing pita latum pada ikan nan usus, mentah atau pembuangan limbah cair yang
ikan) yang terinfeksi anemia kurang matang tidak tepat, danau yang tercemar
mungkin limbah
terjadi
Sparganosis Spirometra app. Bengkak yang Air yang Biopsi Minum air yang te cemar
nyeri, tercemar, copepods atau konsumi dagig
kehilangan konsumsi daging kodok atau ular mentah atau
kesadaran kodok atau ular kurang matang
(seizures), mentah
kelumpukhan
sebelah
tangan atau
kaki
(hempiaresis),
sakit kepala
4. Manifestasi penyakit terkait syaraf (gangguan penglihatan, rasa geli/ tingling, paralisis)
4.1. Masa inkubasi < 1jam
Fungi
Keracunan jamur asam ibotenat atau 30-60 Somnolence Amanita muntahan Tertelannya jamur Amanita
dari kelompok jamur muscimol dalam menit dan kondisi muscaria, muscaria dan sejenisnya,
yang mengandung jamur tertentu keracunan, A.pantherina, dan tertelannya jamur yang tidak
asam ibotenat kejang otot spesies jamur diketahui identitasnya, keliru
spontan sejenis jamur beracun diduga jamur yang
(muscular dapat dimakan
spasm),
gangguan
mental/bi-
ngung
(delirium),
gangguan
penglihatan
Keracunan jamur Muskarin dalam 15 menit- Air ludah Clytocybe Muntahan Tertelannya jamur A. muscaria
dari kelompok jamur jamur tertentu beberapa berlebihan, dealbata, C. dan sejenisnya, tertelannya
33
yang mengandung jam berkeringat, rivulose, dan jamur yang tidak diketahui
muskarin air mata beberapa spesies identitasnya, keliru jamur beracun
berlebih jamur Inocybe diduga jamur yang dapat
(lacrimation), dan Boletus dimakan
tekanan darah
turun, puls
tidak teratur,
kontraksi
pupil,
pandangan
buram,
bernafas
seperti asma
Bahan kimia
Keracunan Pestisida Beberapa Mual, muntah, Pangan tidak Darah, urin, Menyemprot tanaman tepat
organofosfat mengandung menit- nyeri perut, sengaja tercemar jaringan sebelum panen, penyimpanan
organofosfat seperti beberapa diare, sakit adiposa insektisida bersama-sama
parathion, TEPP, jam kepala, (untuk dengan pangan. Keliru antara
diazinon, malathion nervous, biopsi) pestisida dengan ingridien bubuk
penglihata
buram, sakit
dada,
sianosis,
kebingungan,
kontraksi
spasmodik
(kejang),
convulsion
(kejang)
Keracunan Calbaryl (sevin), ½ jam Sakit Pangan tidak Darah, urin, Aplikas tidak tepat ke tanaman,
karbamat Temik (aldicarb) epigastrik, sengaja tercemar jaringan penyimpanan bersama-sama
muntah, air adiposa dengan pangan, keliru dikira
liur abnormal, (untuk makanan berbentuk bubuk
kontraksi biopsi)
pupil,
kehilangan
koordinasi otot
Dinoflagellata
34
Paralytic Shellfish Saxitoksin, dan Beberapa Rasa geli, Remis (mussel) Cairan Kerang dipanen di perairan
Poisoning (PSP) toksin dinoflagellata menit-30 terbakar, dan remis besar gastrik, dengan banyak dinoflagellata dari
lainnya dari spesies menit kebas di (clam) feses jenis Alexandrium dan
Alexandrium dan sekitar bibir, Gymnodinium
Cymnodinium ujung jari,
mengeja
dengan dizzy,
bicara tidak
tepat,
kelumpuhan
pernafasan
Keracunan Tetrodotoksin dari 10 menit-3 Sensasi geli di Ikan dari Feses Tertelannya ikan buntal,
tetrodotoksin saluran usus dan jam jari tangan kelompok ikan konsumsi ikan buntal tanpa
gonad ikan dan kaki, buntal pengambilan usus dan gonad
buntal/pufferfish pusing, pallor,
(blowfish, globefish) mati rasa
pada mulut
dan limb,
gejala
gastrointestina
l, perdarahan
dan flaking
kulit, fixation
mata,
spasmodic
contraction,
kelumpuhan,
cyanosis
Tanaman
Keracunan Tropane alkaloid < 1 jam Rasa haus tak Bagian dari urin Konsumsi bagian jimsonweed
Jimsonweed (gulma dalam Datura normal, takut herbs, tomat yang atau konsumsi tomat cangkokan
thorn apple) stramonium cahaya, ditumbuhkan yang tercemar gulma,
penglihatan dengan
terganggu, mencangkok
sukar
berbicara,
delirium,
wajah
35
kemerahan,ko
ma, denyut
nadi (pulse)
cepat,
serangan
jantung,
Keracunan water Resin atau cicutoxin 15-60 Air liur Akar dari water Urin Tertelannya water hemlock, keliru
hemlock dalam water menit berlebihan, hemlock (Cicuta akar water hemlock dengan
hemlock mual, muntah, virosaand, C. parsnip liar, ubi atau wortel
sakit perut, masculata)
frothing di
mulut,
bernafas tak
teratul,
convulsion,
kelumpuhan
pernafasan
4.2. Masa inkubasi 1-6 jam
Bahan Kimia
Hidrokarbon Pestisida yang 30 menit-6 Mual, muntah, Makanan yang Darah, urin, Penyimpanan CHC bersama-
terklorinasi (CHC) mengandung CHC jam sensasi tercemar cairan sama dengan pangan, keliru
menjalar/gatal pestisida, keliru gastrik mengambil/melabel
(paresthesia), melabel
pusing, lemah
otot
Plankton Laut
Keracunan Ciguatoksin 3-5 jam Rasa geli, Beberapa ikan Termakannya intestin, gonad
Ciguatera terbakar, tropis ikan dari karang2 tropis
kebas di
mulut, rasa
metalik
4.3. Masa inkubasi 12-72 jam
Bakteri
Botulism Eksoneurotoksin 2 jam-8 Vertigo, Pangan berasam Darah, feses Makanan kalengan yang tidak
botulin A, B, E dan F hari. Rata- penglihatan rendah yang , cairan dipersiapkan dengan baik,
yang dihasilkan oleh rata 18-36 ganda, mulut dikalengkan lambung fermentasi yang tidak terkendali
Clostridium botulinum. jam kering, sukar industri rumah
Spora C. botulinum menelan, tangga, ikan
36
terdapat di tanah dan berbicara, dikemas
usus hewan bernafas, vakum,ikan roe
kempuhan fermentasi, ikan
dari bagian laut, mamalia
tubuh atas ke laut, ikan yang
bawah, saluran cernanya
konstipasi, tidak dibuang
pemesaran
atau fiksasi
pupil,
kelumpuhan
pernafasan.
Gejala saluran
pencernaan
mendahului
gejala syaraf,
sering kali
fatal
4.4. Masa Inkubasi lebih dari 72 jam
Bahan Kimia
Keracunan merkuri Senyawa etil atau metl 1 minggu Kebas, lemah Biji-bijian yang Urin, darah, Ikan tangkapan dari perairan
merkuri dalam limbah atau lebih kaki, spastic diberi perlakuan rambut yang tercemar merkuri, hewan
industri dan merkuri paralysis, fungisida yang ternak diberi biji-bijian yang diberi
organik dalam penglihatan mengandung perlakuan fungisida yang
fungisida menurun, merkuri, daging mengandung merkuri, menelan
buta, koma babi, ikan, kerang merkuri, memakan biji-bijian yang
yang terpapar diberi perlakuan merkuri, atau
merkuri daging hewan yang diberi makan
biji-bijian tersebut
Keracunan Triortocresyl 5-21 hari, Gejala saluran Minyak masak, Biopsi otot Penggunaan senyawa
triortocresyl phosphate digunakan rata-rata 10 pencernaan, ekstrak, ekstrak, gastronemia triortocresyl phosphate sebagai
phosphate sebagai ekstrak atau hari nyeri di kaki, makanan lain ekstrak, atau minyak makan
pengganti minyak di gangguan yang tercemar untuk salad
dapur syaraf equine triortocresyl
gait, lumpuh phosphate
kaki dan
pergelangan
tangan
37
5. Gejala utama infeksi umum (demam, menggigil, tidak nyaman, nyeri)
5.1. Masa inkubasi 12-72 jam
Bakteri
Infeksi karena Vibrio vulnificus 16 jam Septisemia, Tiram dan clam Darah Orang dengan gangguan fungsi
Vibrio vulnificus demam, hati
malaise,
prostation,
seperti gejala
ganggungan
fungsi hati
Anthrax Bacillus anthracis 3-5 hari Daging dari Feses, muntahan Manifestasi
hewan ternak klinis setelah
yang mengonsum
terinfeksi/sakit si daging
dari hewan
ternak sakit
Infeksi karena Streptococcus suis 3 jam – 14 Sakit kepala, Babi yang CSF Kontak langsung dengan benda
Streptococcus suis hari demam, terinfeksi atau (cerebrospin yang terinfeksi atau tercemar,
muntah, daging babi yang al fluid- mengolah atau mengonsumsi
mengingitis, terkontaminasi cairan produk daging babi mentah atau
septisemia, serebrospina matang sebagian
endocarditis, l) atau
toxic shock darah
syndrome,
arthritis, tuli
akut
5.2. Masa inkubasi > 1 minggu
Bakteri
Brucellosis Brucella abortus, B. 7-21 hari Demam, Susu mentah, Darah Susu yang tidak dipasteurisasi,
melitensis, dan B. suis menggigil, keju yang dibuat hewan ternak terinfeksi
pada jaringan atau berkeringat, dari susu bruselosis, kontak dengan bahan
susu dari hewan yang lemah, sakit kambing mentah dari keguguran hewan
terinfeksi kepala,
myalgia,
arthralgia,
kehilangan
berat badan
Tuberculosis Mycobacterium bovis 4-12 Lesi paru- Susu dan daging Kultur dari Susu tidak dipasteurisasi,
38
minggu paru, juga mentah secretion konsumsi daging mentah dari
pada atau jaringan hewan (ternak atau liar) yang
ginjal,hati, terinfeksi
limpa, dan
nodes terkait
Listeriosis (Infeksi Listeria 3-70 hari, Demam, sakit Susu, keju segar, Darah, urin Pemasakan tidak cukup, susu
karena Listeria) monocytogenes biasanya 4- kepala, mual, daging olahan yang tidak dipasteurisasi,
21 hari muntah, penyimpanan dingin dalam waktu
keguguran, lama
meningitis,
ensefalitis
serta sepsis
Demam tifoid dan Salmonella enterica 7-28 hari, Malaise, sakit Kerang, makanan Feses, swab Pekerja terinfeksi yang
demam enterik serotipe Typhi (tifoid) rata-rata 14 kepala, tercemar oleh rektal, darah menyentuh makanan, higiene
(paratifoid) dan serotipe lainnya hari demam, pekerja, susu pada fase personal yang buruk,
seperti S. Paratyphi A, batuk, mual, mentah, keju, akut awal, pendinginan yang tidak
S. Cholera suis untuk muntah, watercress, air urin pada mencukupi, pembuangan limbah
paratifoid; feses konstipasi, fase akut yang tidak baik, bahan pangan
manusia dan hewan nyeri perut, dari sumber yang tercemar,
menggingil, kekerangan yang dipanen dari
spot merah, perairan yang tercemar limbah
feses
berdarah
Virus
Hepatitis A Virus hepatitis A yang 10-50 hari, Demam, Kerang, makanan Feses, urin, Pekerja terinfeksi yang
ada pada feses, urin, rata-rata 25 malaise, apa pun yang darah menyentuh makanan, higiene
darah orang atau hari lassitude, tercemar virus personal yang buruk, pemasakan
hewan non-primata anoreksia, hepatitis A, air yang tidak tepat,kerang yang
yang terinfeksi mual, sakit dipanen dari perairan yang
perut, tercemar limbah, pembuangan
jaundice limbah yang tidak baik
Hepatitis E Virus hepatitis E 15-65 hari, Seperti Kerang, makanan Feses, urin, Pekerja terinfeksi yang
biasanya hepatitis A, apa pun yang darah menyentuh makanan, higiene
35-60 hari moratlitas tercemar virus personal yang buruk, pemasakan
tinggi pada ibu hepatitis A, air yang tidak tepat,kerang yang
hamil dipanen dari perairan yang
tercemar limbah, pembuangan
limbah yang tidak baik
39
Parasit
Angiostrongyliasis Angiostrongylus 14-16 hari Gastroenteritis Kepiting, udang Darah Pemasakan yang tidak tepat
(Eosinophilic cantonensis (cacing , sakit kepala, (prawn), slug, (kurang)
meningoencephalit paru-paru pada tikus) kaku pada udang, siput
is) pada feses tikus dan di bagian leher mentah
tanah dan
punggung,
demam ringan
Toxoplasmosis Toxoplasma gondii di 14-16 hari Demam, sakit Daging mentah Kelenjar Pemasakan yang tidak tepat
jaringan dan daging kepala, atau kurang limpa (untuk (kurang pada mutton, daging
dari hewan yang myalgia, rash matang biopsi), babi, daging sapi, veal
terinfeksi pada kulit darah
Trichinosis Trichinella spiralis 4-28 hari, Gastroenteritri Daging babi, Jaringan otot Menmakan daging babi atau
rata-rata 9 s, edema beruang, walrus (untuk beruang kurang matang, suhu
hari (bengkak) di biopsi) pemasakan kurang tepat,
sekitar mata, memberi makan babi dengan
myalgia, sampah yang tidak dimasak atau
menggigil, dipanaskan dengan cukup
prostation,
kesulitan
bernafas
*WHO (2016)
41