MIKROBIOLOGI PANGAN
Modul 5.1.
MIKROBA PATOGEN :
INFEKSI DAN INTOKSIKASI
TIM PENYUSUN :
C.C. NURWITRI
WINIATI PUDJI RAHAYU
HARSI D. KUSUMANINGRUM
SITI NURJANAH
Modul 5.1.
MIKROBA PATOGEN :
INFEKSI DAN INTOKSIKASI
kerusakan serius pada ginjal bahkan kematian. Saat ini terdapat 50 kasus
yang telah dilaporkan, termasuk 8 kasus HUS dan 1 kasus kematian. Negara
bagian yang dilaporkan terjangkiti penyakit ini sampai saat ini antara lain :
Connecticut, Idaho, Indiana, Michigan, New Mexico, Oregon, Utah, dan
Wisconsin.
Infeksi
Intoksikasi
B. FOODBORNE PATHOGENS
yang dapat penyebab kasus patogen akibat pangan adalah bakteri, virus,
protozoa, dan parasit. Oleh karena itu kasus patogen pada pangan
merupakan faktor penting dalam keamanan pangan.
Langkah-angkah yang diperlukan dalam pencegahan timbulnya
penyakit akibat pangan antara lain :
• Proses disinfeksi pada air minum
• Perawatan pada saluran pembuangan atau limbah cair maupun padat.
• Proses sanitasi dan pasteurisasi pada susu
• Proses sanitasi pada produk kerang olahan
• Pengendalian penyebaran penyakit tuberkulosis melalui pangan.
Walaupun langkah-langkah ini telah diterapkan, kasus patogen
konvensional seperti Salmonella dan Vibrio cholerae tetap menjadi
permasalahan, terutama di negara berkembang. Selain itu masalah-
masalah baru yang timbul menjadi perhatian terutama dalam keamanan
dan kesehatan pangan.
Jenis-jenis mikroba patogen yang perlu diwaspadai antara lain :
• Staphylococcus aureus
• Salmonella spp.
• Clostridium botulinum
• Clostridium perfringens
• Bacillus cereus
Emerging pathogens :
• Campylobacter jejuni
• Campylobacter fetus ssp. fetus
• Crytosporidium parvum
• Cyclospora cayetanensis
• Escherichia coli O157:H7 dan kerabat ETEC (contohnya E. coli O111:NM
dan E. coli O104:H21)
• Listeria monocytogenes
• Norwalk-like virus
• Nitzschia pungens (amnesic shellfish poisoning)
• Salmonella enteritidis
• Salmonella typhimurium DT 104
• Vibrio cholerae 01
• Vibrio vulnificus
• Vibrio parahaemolyticus
• Yersinia enterocolitica
Metode utama dalam pengendalian mikroba patogen antara lain
dengan mengadakan praktek pertanian secara benar (GAP atau Good
Agricultural Practides) serta proses produksi/pengolahan yang benar,
membersihkan dan mensanitasi peralatan yang akan digunakan,
mencegah kemungkinan terjadinya kontaminasi silang, mencuci dengan air
bersih dan membilasnya dengan larutan yang mengandung antimikroba
/disinfektan dengan konsenstrasi yang tepat agar mikroba sasaran dapat
dibunuh namun tidak menimbulkan dampak negatif yaitu adanya residu
disktan yang berlebihan. Cara yang lain adalah dilakukannya proses
penyimpanan pangan pada suhu dingin, proses pasteurisasi dan proses
pemanasan pada pangan atau produk olahan, juga proses irradiasi yang
semuanya bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak
diinginkan, terutama bakteri patogen.
Produk pangan baik yang mentah maupun yang telah diproses
tidaklah 100% steril. Selalu ada asumsi bahwa kemungkinan terdapat
bakteri patogen pada beberapa kelompok produk pangan, seperti :
• Salmonella pada produk hewani
• Trichinella pada babi
• Fasciola hepatica pada daging sapi/hati di Indonesia
• Anisakids pada produk ikan kembung di Indonesia
Sumber mikroba pada makanan ternyata beraneka ragam. Pada
produk pangan asal hewani/nabati umumnya masih mungkin menjadi
sumber mikroba, walaupun ada tanaman / hewan yang memiliki pelindung
eksternal, bahkan beberapa diantaranya memiliki pelindung internal,
sedangkan ada pula asumsi bahwa tanaman yang baru dipanen atau
ternak yang baru disembelih dianggap dalam kondisi steril.
Mikroba dapat mengkontaminasi makanan melalui permukaan
makanan, peralatan pengolahan dan peralatan makan, juga melalui
1. Salmonella sp (salmonellosis)
bayi, orang tua, orang sakit atau yang memiliki masalah pada imunitas.
Tindakan pencegahan yang dapat diambil adalah dengan
mempraktekkan kebiasaan higenis perorangan dan sanitasi pada
penanganan makanan, selalu menyimpan makanan di dalam
refrigerator, serta tidak menyimpan makanan di luar (pada suhu
kamar) lebih dari 2 jam.
********