BIOTEKNOLOGI VETERINER
Oleh :
1.2.Tujuan
Mengetahui pengertian Bioteknologi.
Mengetahui pemanfaatan bioteknologi dalam bidang medik dan pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak metode untuk deteksi dan identifikasi penyakit dan diagnose agen
penyebabnya, mulai dari yang paling konvesional menggunakan teknik morfologi dan
biokimia sampai meningkatkan jumlah imunologi dan teknik molekul dari bioteknologi
modern. Teknik-teknik immuno-enzymatic ini terus ditingkatkan dan memasukkan
teknologi seperti tes strip diagnostik cepat, yang sangat mudah digunakan, bahkan pada
tingkat unit produksi, dan hasilsegeradidapat. Selanjutnya, perkembangan biologi
molekuler telah membuka kemungkinan besar dalam teknik diagnostik yang cepat
menyebar di laboratorium diagnostik veteriner. Urutan DNA tunggal memberikan tingkat
spesifisitas yang tinggi dalam diagnosis dan kontrol spesies dan subspesies
mikroorganisme patogen, dan teknik polymerase chain reaction (PCR) memungkinkan
tingkat spesifisitas sangat tinggi.
Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) adalah salah satu peningkatan
terbaru dalam teknik PCR yang dimasukkan oleh laboratorium diagnostic veteriner.
Seluruh proses berlangsung dalam suatu tabung individu tertutup, yang sangat
mengurangi resiko kontaminasi silang, dan kemampuan secara elektronik memproses
fluoresensi yang terdeteksi secara real time menghilangkan kebutuhan untuk reaksi
selanjutnya dan elektroforetik yang diperlukan dalam PCR tradisional. Selainitu, RT-
PCR memungkinkan penggunaan metode kuantitatif.
Sequencing genom lengkap patogen menjadi elemen utama untuk studi biologi dan
untuk meningkatkan diagnosis dan kontrol parasit. Teknik microarray baru
memungkinkan skrining untuk genotipe parasit spesifik dan memberikan dukungan
untuk survei epidemiologi parasit hewan. Teknik proteomik memungkinkan untuk
mengidentifikasi dan mengkarakterisasi protein yang dihasilkan oleh patogen dan sangat
menarik untuk diagnosis hewan, memungkinkan pola ekspresi protein virus, bakteri dan
patogen lainnya untuk dipelajari. Proteomik juga memungkinkan studi tentang protein
yang diekspresikan atau ditekan secara diferensial sebagai akibat diserang oleh patogen,
yang sangat penting bagi mengidentifikasi metode baru untuk menggunakan vaksin,
produk obat atau cara lain untuk mengendalikan patogen. Teknologi lain seperti
biosensor, fluoresen in situ hibridisasi (ikan) dan teknologi nano dimasukkan sebagai
cara diagnostik veteriner baru.
2.2.5 Probiotik dan Prebiotik
Rekayasa genetik digambarkan sebagai ilmu dimana karakteristik suatu organisme yang
sengaja dimodifikasi dengan manipulasi materi genetik, terutama DNA dan transformasi gen
tertentu untuk menciptakan variasi yang baru. Dengan memanipulasi DNA dan
memindahkannya dari satu organisme ke organisme lain (disebut teknik rekombinan DNA),
memungkinkan untuk memasukkan sifat dari hampir semua organisme pada tanaman,
bakteri, virus atau hewan. Organisme transgenik saat ini diproduksi secara massal, seperti
enzim, antibodi monoklonal, nutrien, hormon dan produk farmasi yaitu obat dan vaksin
(Pramasintha, 2014).
3.2 Saran
Bioteknologi memiliki dampak positif dan negatif. Akan lebih baik jika
penggunaan bioteknologi digunakan secara bijaksana dan semanfaat mungkin tanpa
harus memberikan dampak negatif dilingkungan sekitar. Dan diharapkan dengan
semakin berkembangnya bioteknologi dapat meningkatkan kesejahteraan umat
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Borroto, Carlos G. 2008. Biotechnology and Its Application to Veterinary Science Conf. OIE
2008, 231-240. Havana: Center for Genetic Engineering and Biotechnology (CIGB).
Pramasintha, Alice. 2014. Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan Potensi Risiko.
Lactobacillus casei strain Shirota The Making of Coconut Water (Cocos nucifera L.)
Probiotic Drink with Starter Lactobacillus casei Shirota strain. Jurnal Pangan dan